Problem Solving Menurut Aliran Psikoanalisi

  

Problem Solving menurut Aliran Psikoanalisis

Oleh :

Rini Indryawati. SPsi

  

Mei 2008

Problem Solving menurut Aliran Psikoanalisis Psikonaliasis disebut-sebut sebagai kekuatan pertama dalam aliran psikologi

  Aliran ini pertama kali dikembangkan pada tahun 1890-an oleh Simund Freud, seorang ahli neurologi yang berhasil menemukan cara-cara pengobatan yang efektif bagi pasien-pasien yang mengalami gangguan gejala neurotik dan histeria melalui teknik pengobatan eksperimental yang disebut abreaction, sebuah kombinasi antara teknik hipnotis dengan katarsis, yang dia pelajari dari senior sekaligus sahabatnya, Dr. Josef Breuer. Bersama-sama dengan Breuer, Freud menangani pasien-pasien dengan gangguan histeria yang menjadi bahan bagi tulisannya, :”Studies in Histeria”. Kerjasamanya dengan Jean Martin Charcot, dokter syaraf terkenal di Perancis, dia banyak menggali tentang gejala-gejala psikosomatik dari pasien-pasien yang mengalami gangguan seksual.

  Freud berhasil mengembangkan teori kepribadian yang membagi struktur mind ke dalam tiga bagian yaitu : consciousness (alam sadar), preconsciousness (ambang sadar) dan unconsciousness (alam bawah sadar). Dari ketiga aspek kesadaran,

  

unconsciousness adalah yang paling dominan dan paling penting dalam menentukan

  perilaku manusia (analoginya dengan gunung es). Di dalam unsconscious tersimpan ingatan masa kecil, energi psikis yang besar dan instink. Preconsciousness berperan sebagai jembatan antara conscious dan unconscious, berisi ingatan atau ide yang dapat diakses kapan saja. Consciousness hanyalah bagian kecil dari mind, namun satu-satunya bagian yang memiliki kontak langsung dengan realitas. Freud mengembangkan konsep struktur mind tersebut dengan mengembangkan “mind apparatus”, yaitu yang dikenal dengan struktur kepribadian

  Freud dan menjadi konstruknya yang terpenting, yaitu id, ego dan super ego. Id adalah struktur paling mendasar dari kepribadian, seluruhnya tidak disadari dan bekerja menurut prinsip kesenangan, tujuannya pemenuhan kepuasan yang segera. Ego berkembang dari id, struktur kepribadian yang mengontrol kesadaran dan mengambil keputusan atas perilaku manusia. Superego, berkembang dari ego saat manusia mengerti individu atas tuntuta moral. Apabila terjadi pelanggaran nilai, superego menghukum

  

ego dengan menimbulkan rasa salah. Ego selalu menghadapi ketegangan antara tuntutan

id dan superego. Apabila tuntutan ini tidak berhasil diatasi dengan baik, maka ego

  terancam dan muncullah kecemasan (anxiety). Dalam rangka menyelamatkan diri dari ancaman, ego melakukan reaksi defensif /pertahanan diri. Hal ini dikenal sebagai

  

defense mecahnism yang jenisnya bisa bermacam-macam, seperti : identifikasi,

proyeksi, fiksasi, agesi regresi, represi.

  Psikoanalisis adalah cabang ilmu yang dikembangkan olehmanusia. Psikoanalisis memiliki tiga penerapan: 1) suatu metoda pengetahuan sistematis mengenai perilaku manusia; dan 3) suatu metoda perlakuan terhadap penyakit psikologis atau emosional. Dalam cakupan yang luas dari psikoanalisis ada setidaknya 20 orientasi teoretis yang mendasari teori tentang pemahaman aktivitas mental manusia dan perkembangan manusia. Berbagai pendekatan dalam perlakuan yang disebut "psikoanalitis" berbeda-beda sebagaimana berbagai teori yang juga beragam. Sebagai tambahan, istilah psikoanalisis juga merujuk pada metoda penelitian terhadap perkembangan

  Aliran psikoanalisis Freud merujuk pada suatu jenis perlakuan dimana orang yang dianalisis mengungkapkan pemikiran secara verbal, termasuk khayalan, dan yang menjadi sumber bagi seorang penganalisis merumuskan konflik tidak sadar yang menyebabkan gejala yang dirasakan dan permasalahan karakter pada pasien, kemudian menginterpretasikannya bagi pasien untuk menghasilkan pemahaman diri untuk pemecahan masalahnya.

  Sofa yang digunakan Freud saat melakukan psikoanalisis

  Intervensi khusus dari seorang penganalisis biasanya mencakup mengkonfrontasikan dan mengklarifikasi harapan, dan perasaan bersalah. Melalui analisis kedalam reaksi yang menyimpang, perlakuan psikoanalisis dapat mengklarifikasi bagaimana pasien secara tidak sadar menjadi musuh yang paling jahat bagi dirinya sendiri: bagaimana reaksi tidak sadar yang bersifat simbolis dan telah distimulasi oleh pengalaman kemudian menyebabkan timbulnya gejala yang tidak dikehendaki ( wapedia.mobi/id/Psikoanalisis - 8k ).

  Pemikiran Psikoanalisis dari Freud semakin terus berkembang, Alfred Adler (1870-1937), sebagai pengikut Freud yang berhasil mengembangkan teorinya sendiri yang disebut dengan Individual Psychology. Konsep utama Adler adalah organ

  

inferiority. Berangkat dari teorinya tentang adanya inferiority karena kekurangan fisik

  yang berusaha diatasi manusia, ia memperluas teorinya dengan menyatakan bahwa perasaan inferior adalah universal. Setiap manusia pasti punya perasaan inferior karena kekurangannya dan berusaha melakukan kompensasi atas perasaan ini.

  Kompensasi ini bisa dalam bentuk menyesuaikan diri ataupun membentuk pertahanan yang memungkinkannya mengatasi kelemahan tersebut. Selanjutnya, Adler juga membahas tentang striving for superiority, yaitu dorongan untuk mengatasi

  

inferiority dengan mencapai keunggulan. Dorongan ini sifatnya bawaan dan merupakan

  daya penggerak yang kuat bagi individu sepanjang hidupnya. Adanya striving for

  

superiority menyebabkan manusia selalu berkembang ke arah kesempurnaan. Teorinya

  ini yang membuat Adler memiliki pandangan lebih optimis dan positif terhadap manusia serta lebih berorientasi ke masa depan dibandingkan Freud yang lebih berorientasi ke masa lalu.

  Carl Gustav Jung (1875-1961), salah seorang murid Freud yang kemudian berhasil mengembangkan teorinya sendiri yang disebut Analytical Psychology. Jung menekankan pada aspek ketidaksadaran dengan konsep utamanya, collective

  

unconscious. Konsep ini sifatnya transpersonal, ada pada seluruh manusia. Hal ini dapat

  dibuktikan melalui struktur otak manusia yang tidak berubah. Collective unconscious terdiri dari jejak ingatan yang diturunkan dari generasi terdahulu, cakupannya sampai pada masa pra-manusia. Misalnya, cinta pada orangtua, takut pada binatang buas,dan lain-lain. Collective unconscious ini menjadi dasar kepribadian manusia karena didalamnya terkandung nilai dan kebijaksanaan yang dianut manusia. Ide-ide yang diturunkan atau primordial images disebut sebagai archetype, yang terbentuk dari pengalaman yang berulang dalam kurun waktu yang lama. Ada beberapa archetype mendasar pada manusia, yaitu persona, anima, shadow, self. Archetype inilah yang menjadi isi collective unconsciousness. (Hana Panggabean, 2007,

  

  Hingga saat ini di Amerika Serikat tercatat sekitar 35 lembaga pelatihan Psikoanalisis yang telah terakreditasi oleh dan terdapat lebih dari 3.000 lulusannya yang menjalankan praktik psikoanalisis. Pemikiran psikoanalisis tidak hanya berkembang di Amerika di hampir seluruh belahan Eropa dan belahan dunia lainnya.Beberapa teori yang dihasilkan dari kalangan psikoanalisis, diantaranya : (1) teori konflik; (2) psikologi ego; (3) teori hubungan-hubungan objek; (4) teori struktural; dan sebagainya

  Terlepas dari kontroversi yang menyertainya, psikoanalisis merupakan salah satu aliran psikologi yang telah berhasil menguak sisi kehidupan manusia yang tidak bisa diamati secara inderawi. Psikoanalisis telah mengantarkan pelopornya, yaitu Sigmund Freud sebagai salah satu tokoh psikologi yang paling populer di Amerika pada abad ke-20.

  Aliran psikoanalisis Freud merujuk pada suatu jenis perlakuan dimana orang yang dianalisis mengungkapkan pemikiran secara verbal, termasuk khayalan, dan yang menjadi sumber bagi seorang penganalisis merumuskan konflik tidak sadar yang menyebabkan gejala yang dirasakan dan permasalahan karakter pada pasien, kemudian menginterpretasikannya bagi pasien untuk menghasilkan pemahaman diri untuk pemecahan masalahnya.

  Intervensi khusus dari seorang penganalisis biasanya mencakup mengkonfrontasikan dan mengklarifikasi harapan, dan perasaan bersalah. Melalui analisis kedalam reaksi yang menyimpang, perlakuan psikoanalisis dapat mengklarifikasi bagaimana pasien secara tidak sadar menjadi musuh simbolis dan telah distimulasi oleh pengalaman kemudian menyebabkan timbulnya gejala yang tidak dikehendaki.

  Pemecahan masalah didefinisikan sebagai suatu proses penghilangan perbedaan atau ketidak-sesuaian yang terjadi antara hasil yang diperoleh dan hasil yang diinginkan (Hunsaker, 2005). Salah satu bagian dari proses pemecahan masalah adalah pengambilan keputusan (decision making), yang didefinisikan sebagai memilih solusi terbaik dari sejumlah alternatif yang tersedia (Hunsaker, 2005). Pengambilan keputusan yang tidak tepat, akan mempengaruhi kualitas hasil dari pemecahan masalah yang dilakukan.

  Kemampuan untuk melakukan pemecahan masalah adalah ketrampilan yang dibutuhkan oleh hampir semua orang dalam setiap aspek kehidupannya. Jarang sekali seseorang tidak menghadapi masalah dalam kehidupannya sehari-hari. Pekerjaan seorang manajer, secara khusus, merupakan pekerjaan yang mengandung unsur pemecahan masalah di dalamnya. Bila tidak ada masalah di dalam banyak organisasi, mungkin tidak akan muncul kebutuhan untuk mempekerjakan para manajer. Untuk itulah sulit untuk dapat diterima bila seorang yang tidak memiliki kompetensi untuk menyelesaikan masalah, menjadi seorang manajer (Whetten & Cameron, 2002).

  Ungkapan di atas memberikan gambaran yang jelas kepada kita semua bahwa sulit untuk menghindarkan diri kita dari masalah, karena masalah telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam kehidupan kita, baik kehidupan sosial, maupun kehidupan profesional kita. Untuk itulah penguasaan atas metode pemecahan masalah menjadi sangat penting, agar kita terhindar dari tindakan Jump to conclusion, yaitu proses penarikan kesimpulan terhadap suatu masalah tanpa melalui proses analisa masalah secara benar, serta didukung oleh bukti-bukti atau informasi yang akurat.

  Ada kecenderungan bahwa orang-orang, termasuk para manajer mempunyai kecenderungan alamiah untuk memilih solusi pertama yang masuk akal yang muncul dalam benak mereka (March & Simon, 1958; March, 1994; Koopman, Broekhuijsen, & Weirdsma, 1998). Sayangnya, pilihan pertama yang mereka ambil seringkali bukanlah solusi terbaik. Secara tipikal, dalam pemecahan masalah, kebanyakan orang menerapkan solusi yang kurang dapat diterima atau kurang memuaskan, dibanding solusi yang optimal atau yang ideal (Whetten & Cameron, 2002). Pemecahan masalah yang tidak optimal ini, bukan tidak mungkin dapat memunculkan masalah baru yang lebih rumit dibandingkan dengan masalah awal.

  Pemecahan masalah dapat dilakukan melalui dua metode yang berbeda, yaitu analitis dan kreatif. Untuk dapat memberikan gambaran yang lebih baik tentang pemecahan masalah secara analitis dan kreatif, serta perbedaan-perbedaan yang ada diantara keduanya, maka pada bagian berikut , saya akan menjelaskan secara singkat hal tersebut di atas.

  Di dalam teori pemecahan masalah, sebenarnya ada dua macam proses berpikir yang kita kenal, yaitu berpikir convergent dan berpikir divergent. Kedua macam proses berpikir ini berbeda sifatnya dalam hal menangani dan memecahkan suatu permasalahan. Dalam hal pemecahan masalah di suatu organisasi, umumnya

  

menggunakan pendekatan kedua macam cara berpikir tersebut. Menurut teori berpikir

  kelompok (tim), pada umumnya orang berada pada alur berpikir convergent (sifatnya

  

mengurangi, menciptakan gambaran lebih sempit dan lebih rinci sebelum bertindak)

  dan sedikit sekali rasa percaya diri atas kemampuan berpikirnya. Akibatnya, mereka cenderung menerima pendapat, pandangan dan cara bertindak yang diusulkan oleh kelompok minoritas yang punya pengaruh besar; tidak peduli apakah mereka tahu yang dibicarakan ataukah tidak.

  Proses berpikir yang berhubungan dengan pemecahan masalah, selain berpikir

  

convergent, yang satu lagi disebut berpikir divergent, merupakan kebalikan dari

  convergent. Berpikir divergent bersifat memperluas gambaran suatu masalah, menyatakan masalah dalam bentuk beraneka ragam, mempertimbangkan dan melihatnya dari berbagai sudut pandang berbeda, mengumpulkan lebih banyak fakta dan ide-ide.

  Kedua macam cara berpikir yaitu, berpikir convergent maupun divergent sama- sama punya peranan penting dan efektif dalam suatu pemecahan masalah. Tetapi yang paling penting dalam proses memecahkan suatu masalah adalah mengetahui kapan saat harus menyempitkan suatu masalah (convergent) dan kapan waktunya untuk memperluas dan melebarkannya (divergent). Hal ini penting untuk Anda ketahui, oleh karena pada umumnya orang punya kecenderungan untuk memilih pada satu macam cara berpikir saja.

  Psikoanalisis adalah sebuah model perkembangan kepribadian, filsafat tentang sifat manusia dan metode psikoterapi. Secara historis → aliran pertama dari 3 aliran utama psikologi. Sumbangan utama psikoanalisis : 1. kehidupan mental individu menjadi bisa dipahami, dan pemahaman terhadap sifat manusia bias diterapkan pada perbedaan penderitaan manusia 2. tingkah laku diketahui sering ditentukan oleh factor tak sadar 3. perkembangan pada masa dini kanak-kanak memiliki pengaruh yg kuat thd kepribadian dimasa dewasa 4. teori psikoanalisis menyediakan kerangka kerja yg berharga untuk memahami cara-cara yg di use oleh individu dalam mengatasi kecemasan 5. terapi psikoanalisis telah memberikan cara2 mencari keterangan dari ketidaksadaran melalui analisis atas mimpi2 Konsep-konsep utama psikoanalisis  struktur kepribadian

   id

   ego

   super ego  pandangan ttg sifat manusia

   pandangan freud ttg sifat manusia pd dasarnya pesimistik, deterministic, mekanistik dan reduksionistik  kesadaran & ketidaksadaran

   konsep ketaksadaran

  • mimpi2 → merupakan representative simbolik dari kebutuhan2, hasrat2 konflik
  • salah ucap / lupa → thd nama yg dikenal
  • sugesti pascahipnotik
  • bahan2 yg berasal dari teknik2 asosiasi bebas
  • bahan2 yg berasal dari teknik proyektif

   Kecemasan

  Adalah suatu keadaan yg memotifasi kita untuk berbuat

   sesuatu Fungsi → memperingatkan adanya ancaman bahaya 3 macam kecemasan

    Kecemasan realistis Kecemasan neurotic  Kecemasan moral 

   Tujuan Psikoanalisis Membentuk kembali struktur karakter individu dg jalan

   membuat kesadaran yg tak disadari didalam diri klien Focus pd uapaya mengalami kembali pengalaman masa

   anak2

Kesimpulan

  Kemampuan untuk melakukan pemecahan masalah adalah ketrampilan yang dibutuhkan oleh hampir semua orang dalam setiap aspek kehidupannya. Jarang sekali seseorang tidak menghadapi masalah dalam kehidupannya sehari-hari. Pekerjaan seorang manajer, secara khusus, merupakan pekerjaan yang mengandung unsur pemecahan masalah di dalamnya.

  Sulit untuk menghindarkan diri kita dari masalah, karena masalah telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam kehidupan kita, baik kehidupan sosial, maupun kehidupan profesional kita. Untuk itulah penguasaan atas metode pemecahan masalah menjadi sangat penting, agar kita terhindar dari tindakan Jump to conclusion, yaitu proses penarikan kesimpulan terhadap suatu masalah tanpa melalui proses analisa masalah secara benar, serta didukung oleh bukti-bukti atau informasi yang akurat.

  Di dalam teori pemecahan masalah, sebenarnya ada dua macam proses berpikir berpikir ini berbeda sifatnya dalam hal menangani dan memecahkan suatu permasalahan. Dalam hal pemecahan masalah di suatu organisasi, umumnya

  menggunakan pendekatan kedua macam cara berpikir tersebut.

Daftar Pustaka

  Corey, G. Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi, Refika Aditama, Bandung, 1999 Corey, G. Theachers Can Make a Difference, Merill, Columbus Ohio, 1998Hana Panggabean, Wikipedia. 2007. Psychoanalysis.

  wuryanano.blogspot.com/2007/05/fenomena-pemecahan-masalah-dalam-tim.html - 176k – www.e-psikologi.com/manajemen/151205.htm - 83k -

Dokumen yang terkait

Hak Asasi Manusia Dalam Implementasi Kehidupan Beragama Menurut Perspektif Hukum Islam

0 33 2

Perlindungan Hukum Bagi Para Pihak Dalam Pengikatan Jaminan Kebendaan Menurut Undang-Undang Nomor Tahun 1996 Tentang Hak Tanggungan

0 16 1

Pengaruh Pyhsical Aspect, Reliability, Personal Interaction, Problem Solving, dan Policy terhadap Loyalitas Pelanggan Ritel ( Studi pada Chandra Supermarket & Dept. Store Metro )

2 24 113

Dewan Perwakilan Daerah Menurut UUD 1945 Dan Penerapan Sistem Bikameral Dalam Lembaga Perwakilan Indonesia

0 0 16

Kebudayaan Dan Perannya Dalam Pembentukan Moral Menurut Perspektif Konstruktivis

0 0 14

Pembelajaran usaha dan energi dengan multi model (Numbered Head Together dan Problem Based Learning) bagi siswa Kelas VIII semester II SMP Negeri 6 Palangka Raya Tahun Ajaran 2013/2014 - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 19

BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian - Perlindungan Hukum Terhadap Pelaksanaan Perjanjian Pekerja Menurut Hukum Islam (Studi di PT. Suryamas Cipta Perkasa 1 Kecamatan Sebangau Kuala Kabupaten Pulang Pisau) - Digital Library IAIN Palang

0 0 8

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian - Perlindungan Hukum Terhadap Pelaksanaan Perjanjian Pekerja Menurut Hukum Islam (Studi di PT. Suryamas Cipta Perkasa 1 Kecamatan Sebangau Kuala Kabupaten Pulang Pisau) - Digital Libr

0 0 52

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Penerapan model Problem Based Instruction (PBI) terhadap pemahaman konsep dan hasil belajar siswa pokok bahasan tekanan Kelas VIII Semester II di SMPN Palangka Raya Tahun Ajaran 2015/2016 - Digital Library IAIN Pala

0 3 80

Penerapan Algoritma Genetika untuk Optimasi Vehicle Routing Problem with Time Window (VRPTW) Studi Kasus Air Minum Kemasan

0 0 8