KESELAMATAN KERJA YANG DIATUR DALAM UNDANG2 INI ADALAH DI SEGALA TEMPAT KERJA BAIK DIDARAT, DIDALAM TANAH, DIPERMUKAAN AIR, DIDALAM AIR, DAN DIUDARA YANG BERADA DIDALAM WILAYAH KEKUASAAN HUKUM R.I.(PS.2)
UNDANG-UNDANG KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA
Drs. Haris Sadiminanto, MMSi, MBA
MATERI III ( MINGGU III )
RUANG LINGKUP K.3
SYARAT-SYARAT KESELAMATAN KERJA DIATUR DALAM PERATURAN PERUNDANGAN YANG DI MULAI DARI PERENCANAAN, PEMBUATAN, PENGANGKUTAN, PEREDARAN, PERDAGANGAN, PEMASANGAN, PEMAKAIAN, PENGGUNAAN, PEMELIHARAAN, DAN PENYIMPANAN BAHAN, BARANG, PRODUK TEKNIS, DAN APARAT PRODUKSI YANG MENGANDUNG DAN DAPAT MENIMBULKAN BAHAYA KECELAKAAN (PS.4) KESELAMATAN KERJA YANG DIATUR DALAM UNDANG2 INI ADALAH DI SEGALA TEMPAT KERJA BAIK DIDARAT, DIDALAM TANAH, DIPERMUKAAN AIR, DIDALAM AIR, DAN DIUDARA YANG BERADA DIDALAM WILAYAH KEKUASAAN HUKUM R.I.(PS.2)
KETENTUAN TSB.BERLAKU DALAM TEMPAT KERJA :
a. Dibuat, dicoba, dipakai atau dipergunakan mesin, pesawat, alat perkakas, instalasi yang berbahaya atau dapat menimbulkan kecelakaan, kebakaran atau peledakan b. Dikerjakan pembangunan, perbaikan, perawatan, pembersihan, atau pembongkaran rumah, gedung atau bangunan lainya termasuk bangunan pengairan, saluran, atau terowongan dibawah tanah dan lain-lain atau dimana dilakukan pekerjaan persiapan c. Dilakukan pendidikan, pembinaan, percobaan, penyelidikan, atau riset yang menggunakan alat
KETENTUAN TSB.BERLAKU DALAM TEMPAT KERJA :
d. Dilakukan usaha pertambangan dan pengolahan emas, perak atau bijih logam lainya, batu-batuan, gas, minyak atau mineral lainnya baik dipermukaan atau didalam bumi maupun didasar perairan
e. Dilakukan pekerjaan yang mengandung bahaya tertimbun tanah, kejatuhan, terkena pelantingan benda, terjatuh, atau terperosok, hanjut atau terpelanting f. Dibangkitkan, dirubah, dikumpulkan, disimpan, dibagi2kan atau disalurkan listrik, gas, minyak/ air g. Dilakukan pengangkutan barang, binatang atau manusia, baik didaratan, melalui terowongan,
DENGAN PERATURAN PERUNDANGAN DITETAPKAN SYARAT-SYARAT KESELAMATAN KERJA UNTUK (PS.3):
a. Mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja
b. Mencegah, mengurangi bahaya peledakan maupun memadamkan kebakaran c. Memberi kesempatan atau jalan menyelamatan diri pada waktu kebakaran atau kejadian-kejadian lainnya yang berbahaya
d. Mencegah dan mengendalikan timbulnya PAK baik fisik maupun psychis, insfeksi, keracunan dll
DENGAN PERATURAN PERUNDANGAN DITETAPKAN SYARAT-SYARAT KESELAMATAN KERJA UNTUK (PS.3):
g. Memberi pertolongan pada kecelakaan
h. Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar luasnya suhu, sinar atau radiasi, suara dan getaran i. Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai j Mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar muat, perlakuan dan penyimpanan barang
DIREKTUR MELAKUKAN PELAKSANAAN UMUM TERHADAP UNDANG-UNDANG INI, SEDANGKAN PARA PEGAWAI PENGAWAS DAN AHLI KESELAMATAN KERJA DITUGASKAN LANGSUNG TERHADAP DITAATINYA UNDANG2
INI DAN BANTU PELAKSANAANNYA.(PS.5) DIREKTUR ADALAH PEJABAT YANG DITUNJUK MENAKER UNTUK LAKSANAKAN UNDANG2 INI (PS.1) PEGAWAI PENGAWAS ADALAH PEGAWAI TEHNIS BERKEAHLIAN KHUSUS DARI DEPNAKER YANG DITUNJUK OLEH MENAKER (PS.1) AHLI KESELAMATAN KERJA ADALAH TENAGA TEHNIS BERKEAHLIAN KHUSUS DARI LUAR DEPNAKER YANG PENUNJUKAN DAN WEWENANG SERTA KEWAJIBAN PEGAWAI PENGAWAS KESELAMATAN KERJA DAN AHLI KESELAMATAN KERJA DIATUR DALAM PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA NOMOR PER.03 / MEN / 1978 TERTANGGAL 10 MARET 1978 TATA CARA PENUNJUKAN , KEWAJIBAN DAN WEWENANG AHLI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DIATUR KEMBALI DENGAN PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA NOMOR PER.02 / MEN / 1992 TERTANGGAL 30 DESEMBER 1992
FUNGSI PENGAWASAN :
1. MENGAWASI DAN MEMBERIKAN PENERANGAN
PELAKSANAAN KETENTUAN HUKUM MENGENAI K.3
2. MEMBERIKAN PENERANGAN TEKNIS SERTA
NASEHAT PADA PENGUSAHA DAN TENAGA KERJA TENTANG HAL2 YANG BERKAITAN DENGAN PELAKSANAAN PERATURAN YANG ADA 3. MELAPORKAN KEPADA YANG BERWENANG TENTANG KEKURANGAN2 DAN PENYIMPANGAN2 DARI HAL2 YANG TELAH DIATUR. PANITIA BANDING MERUPAKAN SUATU PANITYA TEHNIS YANG ANGGOTANYA TERDIRI DARI AHLI2 DI BIDANG TERTENTU, SESUAI DENGAN BANDING DAPAT DITEMPUH BILA TERDAPAT PIHAK2 YANG MERASA DIRUGIKAN ATAU TIDAK DAPAT MENERIMA PUTUSAN PEJABAT YANG BERWENANG DI BIDANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PENGAWASAN DI BIDANG K.3 YANG TELAH DILAKUKAN OLEH PEJABAT YANG BERWENANG DI BIDANG K.3 YANG DIATUR DALAM UNDANG2 K.3 , MAKA PENGUSAHA HARUS MEMBAYAR RESTRIBUSI RESTRIBUSI INI DIATUR DALAM PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA NOMOR PER.06 / MEN / 1996 TERTANGGAL 13 MARET 1996 ( ps. 7 )
PEMERIKSAAN KESEHATAN TENAGA KERJA (ps.8) MENJADI KEWAJIBAN MANAJEMEN (PENGUSAHA):
1. MEMERIKSAKAN KESEHATAN BADAN, KONDISI
MENTAL DAN KEMAMPUAN FISIK DARI TENAGA KERJA YANG AKAN DITERIMANYA MAUPUN YANG AKAN DIPINDAHKAN SESUAI DENGAN SIFAT-SIFAT PEKERJAAN YANG DIBERIKAN
2. MEMERIKSAKAN SEMUA TENAGA KERJA YANG
BERADA DIBAWAH PIMPINANNYA SECARA BERKALA PADA DOKTER YANG DITUNJUK OLEH PENGUSAHA DAN DISETUJUI OLEH DIREKTUR.PEMERIKSAAN KESEHATAN TENAGA KERJA DALAM
PENYELENGGARAAN KESELAMATAN KERJA DIATUR
DALAM PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN
PELAYANAN KESEHATAN KERJA DIATUR DALAM PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI NO.PER. 03/MEN/1982 TERTANGGAL
23 APRIL 1982 PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSKOP. NO. PER.01/MEN/76 TERTANGGAL 3 JUNI 1976 PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA, DAN TRANSKOP. NOMOR PER.01/MEN/1979 TERTANGGAL
28 PREBUARI 1979 PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN
PEMBINAAN MENJADI KEWAJIBAN MANAJEMEN ( PENGURUS / ps. 9 ) :
1. MENUNJUKAN DAN MENJELASKAN KEPADA SETIAP
TENAGA KERJA BARU TENTANG :
a. kondisi2 dan bahaya2 serta yang dapat timbul
di tempat kerjanya b. semua pengamanan dan alat2 perlindungan yang diharuskan di tempat kerjanya
c.
alat2 perlindungan diri bagi tenaga kerja yang bersangkutan
d.
cara2 dan sikap yang aman dalam menjalankan pekerjaan
2. HANYA DPT. MEMPEKERJAKAN TENAGA KERJA
YANG BERSANGKUTAN SETELAH IA NYAKIN BAHWA TENAGA KERJA TSB. MEMAHAMI SYARAT2 TERSEBUT DIATAS 3. MENYELENGGARAKAN PEMBINAAN BAGI SEMUA TENAGA KERJA YANG BERADA DIBAWAH PIMPINANNYA, DALAM PENCEGAHAN KECELAKAAN DAN KEBAKARAN SERTA PENINGKATAN K.3, DAN JUGA DALAM PEMBERIAN PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN
4. MEMENUHI DAN MENTAATI SEMUA SYARAT DAN
KETENTUAN YANG BERLAKU BAGI USAHA DAN TEMPAT KERJA YANG DIJALANKAN PANITIA PEMBINA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (P2K3 / ps. 10) DIATUR DALAM UNDANG2 INI DIHARAPKAN AGAR :
1. PENGUSAHA MEMPERHATIKAN PERMASALAHAN
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJANYA
2. MENGETAHUI DAN MEMAHAMI SUMBER BAHAYA /
POTENSI BAHAYA YG.MENIMBULKAN RISIKO KECELAKAAN
3. MELIBATKAN PENGUSAHA DAN PEKERJA 4. MELAKUKAN PEMBINAAN DAN PELATIHAN BID.
K.3 5. MENENTUKAN KEBIJAKAN DI BIDANG K.3 6. MENENTUKAN RUANG LINGKUP TUGASNYA
7. MENCEGAH DAN MENGURANGI KECELAKAAN
PANITIA PEMBINA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DIBENTUK OLEH PEJABAT BERWENANG DIBIDANG K.3. ( MENTERI ), DI SETIAP TEMPAT KERJA DENGAN KRITERIA TERTENTU GUNA MEMPERKEMBANGKAN KERJA SAMA, SALING PENGERTIAN EFEKTIF DARI PENGUSAHA ATAU PENGURUS DAN TENAGA KERJA DALAM TEMPAT KERJA UNTUK MELAKSANAKAN TUGAS KEWAJIBAN BERSAMA DI BIDANG K.3. DALAM RANGKA MELANCARKAN USAHA BERPRODUKSI. P.2.K.3 SERTA TATA CARA PENUNJUKAN AHLI KESELAMATAN KERJA, DIATUR DALAM PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA NOMOR PER.04 / MEN / 1987 TERTANGGAL 23 JULI 1987
SYARAT PEMBENTUKAN P.2.K.3 :
1. PRSH.MEMPEKERJAKAN LEBIH 100 ORANG 2.
KURANG 100 ORANG LEBIH 50 ORANG DENGAN RISIKO BAHAYA SANGAT BESAR 3. DIBENTUK OLEH PENGUSAHA DAN DISYAHKAN KEMENTERIAN TENAGA KERJA & TRANSMIGRASI
SYARAT KEANGGOTAAN :
4. TERDIRI ATAS UNSUR PENGUSAHA DAN PEKERJA 5.
SUSUNANNYA KETUA, SEKRETARIS DAN ANGGOTA
6. SEKRETARISNYA IALAH AHLI K.3 7.
KETUANYA PIMPINAN PRSH.
8. JUMLAH KEANGGOTAANNYA 12 ORANG / 6 ORANG
TUGAS P2K3. :
MEMBERIKAN SARAN DAN PERTIMBANGAN BAK DIMINTA ATAU TIDAK KEPADA PENGUSAHA MENGENAI MASALAH PELAKSANAAN K.3
FUNGSI P.2K.3 :
MENGHIMPUN DAN MENGOLAH DATA PERMASALAHAN K.3 SERTA MENDORONG DITINGKATKAN PEMBINAAN ATAU PELATIHAN K.3NYA.
PROGRAM P2K3.: 1.
IDENTIFIKASI MASALAH K.3 2. PERTEMUAN / SIDANG2
3. MEMBUAT REKOMENDASI
KECELAKAN KERJA (ps.11) MENJADI TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN ATAU PENGURUS DAN WAJIB MELAPORKAN SETIAP KEJADIAN KECELAKAAN DALAM TEMPAT KERJA YANG DIPIMPINNYA KEPADA PEJABAT YANG BERWENANG DI BIDANG KETENAGAKERJAAN. TATA CARA PELAPORAN DAN PEMERIKSAAN KECELAKAAN DIATUR DALAM PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA NOMOR PER.03 / MEN / 1998 TERTANGGAL 26 PEBRUARI 1998