MODEL ZAVGREN DAN ALTMAN PADA SUBSEKTOR TEKSTIL DAN GARMEN DI BEI

  POTENSI KEBANGKRUTAN MENGGUNAKAN MODEL …..……..…………………………..…..(Rya & Gustyana)

POTENSI KEBANGKRUTAN MENGGUNAKAN MODEL

ZAVGREN DAN ALTMAN PADA SUBSEKTOR

TEKSTIL DAN GARMEN DI BEI

  

Merchy Rya

Tieka Trikartika Gustyana

  Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Telkom

  

ABSTRACT

Textile and garment industry is one of the industries that is still prospectively developed. However, in

its development, especially in 2016, the export value, PMA, and PMDN of this textile sector have

decreased significantly. The purpose of this research is to know the potential of financial distress in

13 companies of textile and garment subsector during 2011-2016 period using Zavgren and Altman

method.This study also uses Wilcoxon Test to determine differences in predictions of Zavgren and

Altman models in predicting bankruptcy. The number of populations listed on the BEI in 2016 in the

textile and garment subsector are 18 companies. By using purposive sampling technique obtained by

13 sample research company. The result of this research is on Altman 13 model of textile and garment

sub sector listed on BEI 2011-2016 on Zavgren model of company predicted to be bankrupt as much

as 37,17% or 29 data, predicted to be in gray area 26,9% or 21 data, and predicted healthy as much

as 35.8% or 28 data. While on the Altman model predicted bankruptcies as much as 37% or 48 data,

predicted on gray area 0% or 24 data, and predicted healthy as much as 7.6% or 6 data. Through

different test results using Wilcoxon Test can be seen the difference between the two models in

predicting the bankruptcy of 13 textile and garment enterprises.

  Keywords :financial distress, Zavgren, Altman, Wilcoxon Test

ABSTRAK

Industri tekstil dan garmen merupakan salah satu industri yang masih prospektif dikembangkan.

  

Namun dalam perkembangannya khususnya di tahun 2016 nilai ekspor, PMA, dan PMDN sektor

tekstil ini mengalami penurunan yang cukup signifikan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui

potensi financial distress pada 13 perusahaan sub sektor tekstil dan garmen periode 2011-2016

dengan menggunakan metode Zavgren dan Altman. Penelitian ini juga menggunakan Uji Wilcoxon

untuk mengetahui perbedaan hasil prediksi model Zavgren dan Altman dalam memprediksi

kebangkrutan. Jumlah populasi yang terdaftar di BEI pada tahun 2016 subsektor tekstil dan garmen

sebanyak 18 perusahaan. Dengan menggunakan teknik purposive sampling diperoleh sebanyak 13

perusahaan sampel penelitian. Adapun hasil dari penelitian ini adalah pada model Altman 13

perusahaan sub sektor tekstil dan garmen yang terdaftar di BEI 2011-2016 pada model Zavgren

perusahaan diprediksi mengalami kebangkrutan sebanyak 37,17% atau 29 data, diprediksi berada

pada grey area 26,9% atau 21 data , dan diprediski sehat sebanyak 35,8% atau 28 data. Sementara

pada model Altman diprediksi mengalami kebangkrutan sebanyak 37% atau 48 data, diprediksi pada

grey area 30% atau 24 data, dan diprediksi sehat sebanyak 7,6% atau 6 data. Hasil uji beda dengan

menggunakan Uji Wilcoxon dapat terlihat perbedaan kedua model dalam memprediksi kebangkrutan

13 perusahaan tekstil dan garmen. Kata kunci: financial distress, Zavgren, Altman, Uji Wilcoxon

  JRAK, Volume 14, No 1 Pebruari 2018 PENDAHULUAN

  Industri tekstil dan garmen merupakan salah satu industri yang masih prospektif untuk dikembangkan. Dalam perkembangannya industry tekstil dan garmen merupakan salah satu penyumbang devisa ekspor di Indonesia. Nilai ekspor di tahun 2015 mencapai US$ 12,28 miliar. Sepanjang tahun 2015, sub sektor tekstil dan garmen memberikan kontribusi 1,22% terhadap PDB nasional. Namun, di tahun 2016 sub sektor tekstil dan garmen mengalami penurunan, di tahun 2015 sub sektor ini mampu berkontribusi sebanyak 5% terhadap ekspor Negara namun di tahun 2016 hanya berkontribusi sebanyak 4%.

  Dalam hal realisasi investasi sub sektor tekstil dan garmen juga memiliki persaingan dengan sub sektor lainnya, di tahun 2016 sub sektor tekstil hanya menempati urutan ke-8 dalam hal PMA dan urutan ke-6 dalam hal PMDN. Seiring dengan perkembangannya sub sektor tekstil dan garmen tahun 2011-2016 terlihat dengan jelas penurunan investasi khususnya pada tahun 2016.

  Di tahun 2016 penjualan mengalami penurunan ini dikarenakan jumlah permintaan secara global menurun, hal ini diakibatkan dari meningkatnya nilai tukar uang USD terhadap beberapa mata uang serta ketidakstabilan harga minyak dunia sehingga mengurangi daya beli masyarakat. Selain penjualan laba merupakan factor terpenting pula dalam perusahaan karena laba menggambarkan kinerja manajemen dalam menghasilkan profit, di tahun 2014 laba sub sektor ini menurun ini dikarenakan beban pokok penjualan perusahaan lebih besar daripada penjualan bersih.

  Dalam memperoleh penjualan dan laba yang maksimal tentunya berbagai risiko akan muncul, salah satu risiko dari perusahaan adalah kebangkrutan, kebangkrutan adalah suatu situasi dimana arus kas operasi perusahaan tidak memadai untuk melunasi kewajiban-kewajibannya. Adapun beberapa metode dalam menganalisis kebangkrutan adalah Zmijewski, Altman, Springate, Ohlson, Zavgren, dan Grover.

  Berdasarkan latar belakang di atas, penulis akan melakukan penelitian mengenai kebangkrutan dengan judul “Analisis Potensi Kebangkrutan Menggunakan model Zavgren dan Altman Pada Subsektor Tekstil dan

  Garmen Yang Terdaftar di BEI Periode 2011- 2016”

  KAJIAN LITERATUR Landasan Teori Laporan Keuangan

  Laporan keuangan adalah aktivitas dan hasil yang dilakukan perusahaan dan laporan keuangan merupakan alat komunikasi perusahaan dalam kegiatan produksi dan bisnisnya, serta berfungsi untuk pembiayaan perusahaan dan menarik investor (Wahyudiono, Bambang, 2014).

  Analisis laporan keuangan adalah suatu analisis untuk menilai kondisi keuangan perusahaan. Dalam arti, menganalisis kondisi keuangan perusahaan, sehingga investor dapat melihat kinerja keuangan perusahaan yang bersangkutan, (Titman, Sheridan., Keown, Arthur, Martin, John, 2014).

  Analisis rasio adalah analisis yang dilakukan dengan menghubungkan berbagai perkiraan yang ada pada laporan keuangan dalam bentuk rasio keuangan (Hery, 2015).

  Kebangkrutan Financial Distress

  merupakan tahap awal sebelum terjadinya kebangkrutan suatu perusahaan Financial distress juga dapat didefinisikan suatu kondisi keuangan perusahaan yang mengalami kesulitan likuiditas yang sangat parah sehingga perusahaan tidak mampu menjalankan operasi dengan baik, (Irfan, Mochamad, 2014).

  Metode Analisis Financial Distress Metode Zavgren.

  Model Zavgren diperkenalkan pada tahun 1985 model ini diperkenalkan berdasarkan analisis statistik nonparametrik sebagai bentuk analisis logit ,tidak seperti model lainnya yang menggunakan asumsi normal, Zavgren tidak beroperasi berdasarkan asumsi normal , karena Zavgren menggunakan analisis logit maka metode pengukuran yang digunakan adalah metode pengukuran berdasarkan keakuratan yang lebih kontras, (Shahdoust, Hanieh, 2016).

  Adapun langkah-langkah dalam menghitung model Zavgren adalah: POTENSI KEBANGKRUTAN MENGGUNAKAN MODEL …..……..…………………………..…..(Rya & Gustyana)

  1. Menghitung rasio-rasio keuangan yang digunakan sebagai variabel independen Zavgren.

  Dimana:

  2. Menghitung fungsi multivariable : rata-rata industri, t : koefisien t tabel; :

  3. Menghitung nilai y masing-masing koefisien alfa; sd: standar deviasi; n : jumlah perusahaan sampel

  Y = 0,23883-0,108 (INV)

  • – 1,583 (REC) –

  Metode Altman 10,78 (CASH) +3,074 (QUICK) + 0,486 (ROI)

  • – 4,35 (DEBT) + 0,11 (TURN)

  Metode Altman Z-Score dikembangkan oleh Altman pada tahun 1968, metode ini Dimana: mengkombinasikan beberapa rasio keuangan

  Y = jumlah koefisien × rasio yang terdapat pada laporan keuangan menjadi

  INV = piutang / persediaan model prediksi dengan teknik statistik. Metode CASH = kas / total aktiva ini juga dikenal dengan Multiple Descriminant QUICK = aktiva lancar / hutang lancar Analysis (MDA)(Rim, El Khoury, 2014). ROI = laba bersih operasi / (total aktiva-

  Adapun formula untuk meghitung model hutang lancar) Zavgren adalah:

  DEBT = hutang jangka panjang / (total aktiva- hutang lancar) Z= 1,2 X1+1,4 X2+3,3 X3+0,6 X4+1,0 X5

  TURN = penjualan / (modal+aktiva tetap) Dimana:

  4. Menghitung probabilitas Z = indeks kebangkrutan kebangkrutan, dimana e = 2,1828 X = modal kerja/total aktiva

  1 X = laba yang ditahan/total aktiva

  2

1 Pi

  X = laba sebelum bunga dan pajak/total aktiva

  1 e

  3 X = nilai pasar saham biasa dan saham

  4

  5. Mengukur dengan alat statistik, preferen/nilai buku total hutang yaitu standar deviasi

  X = penjualan/total aktiva

  5 6.

  Dengan pembagian ke dalam 3 kategori: SD =

  Jika nilai Z < 1,81 maka termasuk perusahaan yang bangkrut. Jika nilai 1,81 < Z < 2,99 maka termasuk grey

  Dimana: area (tidak dapat ditentukan apakah = data ke 1 perusahaan sehat atau mengalami = rata-rata industri kebangkrutan). n = jumlah sampel

  Jika nilai Z > 2,99 maka termasuk perusahaan yang tidak bangkrut.

  7. Memprediksi kebangkrutan dengan melihat rentang interval:

  Kerangka Pemikiran Laporan Keuangan Analisis Financial Distress, Analisis Financial Distress,

  Zavgren Model Altman Model Perbedaan Zavgren dan Altman menggunakan Uji Wilcoxon JRAK, Volume 14, No 1 Pebruari 2018

METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini, menggunakan data

  sekunder dalam bentuk laporan keuangan yang telah di audit dan laporan keuangan tahunan

  Populasi dan Sampel

  sub sektor tekstil dan garmen tahun 2011- Populasi adalah keseluruhan kelompok 2016. Data ini diperoleh dari website idx.co.id orang, kejadian, benda-benda yang menarik dan web resmi perusahaan. peneliti untuk ditelaah. Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan sub sektor tekstil dan garmen yang terdaftar di

HASIL DAN PEMBAHASAN

  BEI, (Indrawati, 2015)

  Hasil Analisis Model Zavgren Metode Pengumpulan Data dan Teknik Analisis Tabel 1 Hasil perhitungan Zavgren setiap perusahaan periode 2011-2016 Perusahaan 2011 2012 2013 2014 2015 2016 ADMG

ARGO CNTX ERTX ESTI HDTX

  Batas Atas 0.14298 0.17662 0.15675 0.14507 0.16472 0.09733 Batas Bawah

  0.51468 0.54018 0.50253 0.50149 0.52104 0.45974 .

  Bangkrut Keterangan Sehat Grey Area

  Tabel 2 Hasil prediksi model Altman Z-Score setiap perusahaan periode 2011-2016: 2011 2012 2013 2014 2015 2016

  No Perusahaan

  1 ADMG

  2 ARGO

  3 CNTX

  4 ERTX

  5 ESTI

  6 HDTX

  7 INDR

  8 PBRX

  9 POLY

  10 MYTX

  11 RICY

  12 SSTM

  13 UNIT Keterangan: Bangkrut Sehat Grey Area

  POTENSI KEBANGKRUTAN MENGGUNAKAN MODEL …..……..…………………………..…..(Rya & Gustyana) Uji Normalitas. Uji normalitas senilai 0,000 sesuai dengan kriteria

  dilakukan untuk melihat distribusi dari sampel pengambilan keputusan uji normalitas yaitu yang digunakan, dari uji tabel 3 dapat terlihat Sig < 0.05 maka data berdistribusi normal. bahwa signifikan model Zavgren dan Altman

  

Tabel 3

Uji Normalitas

Kolmogrov-Smirnov Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic df Sig Model zavgren .406 78 .000 .612 78 .000 Model Altman .399 78 .000 .617 78 .000 Uji Wilcoxon Tabel 4 Uji Wilcoxon Non Parametrik Model altman-model zavgren Z -3.800b Asymp. Sig. (2-tailed) .000

  Berdasarkan tabel 4 dapat terlihat bahwa H0 ditolak, maka terdapat perbedaan antara nilai Asymp. Sig sebesar 0,000, dan hasil prediksi kondisi keuangan perusahaan berdasarkan pengambilan keputusan Uji dengan menggunakan model Zavgren dan Wilcoxon jika nilai Asymp. Sig < 0,05 maka Altman.

  Kesesuaian Prediksi Kebangkrutan

  dikategorikan berada dalam kondisi sehat dan Kesesuaian kebangkrutan didasarkan apabila laba bernilai negatif maka perusahaan pada perolehan laba bersih perusahaan, apabila dikategorikan bangkrut. laba bersih perusahaan bernilai positif maka

  

Tabel 5

Tingkat Kesesuaian Model Zavgren dan Altman

  Model Zavgren Model Altman Diprediksi 27 data 27/50 = 37 data 37/72 = 51% Bangkrut 54% Diprediksi Sehat 17 data 17/28 = 6 data 6/6 = 100%

  60% Dari tabel 5 dapat terlihat bahwa bahwa daripada model Altman dalam memprediksi tingkat kesesuaian model Zavgren dalam kebangkrutan 13 perusahaan tekstil dan memprediksi kebangkrutan 13 perusahaan sub garmen yang terdaftar di BEI periode 2011- sektor tekstil dan garmen adalah sebesar 54%, 2016. dan memprediksi perusahaan sehat sebesar 60% sementara model Altman memprediksi

KESIMPULAN DAN SARAN

  kebangkrutan perusahaan sebesar 51% dan memprediksi suatu perusahaan sehat sebesar Kesimpulan 100%. Dan dapat dikatakan bahwa model Zavgren memiliki tingkat kesesuaian dalam Pertama, bahwa pada model Zavgren memprediksi kebangkrutan yang lebih baik perusahaan yang diprediksi mengalami

  JRAK, Volume 14, No 1 Pebruari 2018

  kebangkrutan sebanyak 37% atau 29 data, kritis sebanyak 26% atau 21 data dan sehat Saran sebanyak 35% atau 28 data sementara pada Pertama, bagi perusahaan yang model Altman 13 perusahaan pada subsektor diprediksikan dalam kondisi kritis dan tekstil dan garmen yang terdaftar di BEI bangkrut dapat mengambil tindakan dengan periode 2011-2016 diprediksi mengalami cara memperbaiki pengelolaan variabel dalam kebangkrutan sebanyak 61 % atau 48 data, model Zavgren dan Altman seperti mengelolah kritis 30% atau 24 data, dan diprediksi sehat penjualan dan meningkatkan ekuitas sebanyak 7,6% atau 6 data. Kedua, hasil uji dibandingakan nilai hutang. beda dengan menggunakan Uji Wilcoxon Kedua, bagi investor dalam pengam- dapat terlihat perbedaan kedua model tersebut bilan keputusan untuk berinvestasi dapat dalam memprediksi kebangkrutan 13 menjadikan model Zavgren sebagai acuan perusahaan tekstil dan garmen. Ketiga, pada dalam menantukan potensi kebangkrutan penelitian ini model Zavgren memiliki tingkat perusahaan. kesesuaian dalam memprediksi kebangkrutan Ketiga, bagi peneliti selanjutnya dapat sebesar 54% dan memiliki tingkat kesesuaian menambahkan model kebangkrutan lainnya dalam memperediksi perusahaan sehat sebesar agar dapat terlihat model dengan tingkat 60% sementara model Altman dalam kesesuaian yang lebih tinggi dari Altman dan memprediksi kebangkrutan sebesar 51%, dan Zavgren dalam memprediksikan kebangkrutan, memprediksi perusahaan sehat sebesar 100%. misalnya model Zmijewski, Ohlson, Springate, Ini terlihat bahwa dalam memperediksi dan Fullmer. kebangkrutan suatu perusahaan model Zavgren lebih tinggi dibandingkan model Altman.

DAFTAR REFERENSI

  st

  Hery, 2015. Analisis Laporan Keuangan (1 Shahdoust, Hanieh. 2016. A Study of edition). Yogyakarta: CAPS Bankruptcy Prediction Accuracy of Altman Adjusted and Zavgren Models

  Indrawati, 2015. Metode Penelitian in Firms Accepted in Tehran Stock

  st

  Manajemen dan Bisnis (1 edition). Exchange. Master of Accounting, Bandung: Refika Aditama Faculty of Humanities, Department of

  Accounting, Islamic Azad University, Irfan, Mochamad. 2014. Analisis Financial Hamedan Branch, Hamedan (IRAN). Distress Melalui Pendekatan Altman Z- . 3 (2): 161-166

  World Essay Journal

  Score dalam Memprediksi Kebang- krutan Perusahaan Telekomunikasi. Titman,Sheridan., Keown, Arthur., Martin,

  th

  Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi John. 2014. Financial Management (12 Indonesia Surabaya. Jurnal Ilmu dan edition). England: Pearson Education

  Riset Manajemen . 3(1) Limited

  Rim, El Khoury. 2014. Classifying Wahyudiono, Bambang. 2014. Mudah

  st

  Manufacturing Firms in Lebanon: An Membaca Laporan Keuangan (1 edition). Jakarta: Raih Asa Sukses Application of Altman’s Model. Notre Dame University, Zouk Mosbeh, Lebanon. Science Direct. 109: 11-18