EFEKTIFITAS SISTEM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PERBANKAN SYARIAH MELALUI PENERAPAN EVALUASI PERBANKAN SYARIAH MELALUI PENERAPAN EVALUASI MODEL MODEL CIPP
EFEKTIFITAS EFEKTIFITAS SISTEM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SISTEM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
PERBANKAN PERBANKAN PERBANKAN SYARIAH MELALUI PENERAPAN EVALUASI PERBANKAN SYARIAH MELALUI PENERAPAN EVALUASI
SYARIAH MELALUI PENERAPAN EVALUASI SYARIAH MELALUI PENERAPAN EVALUASI MODEL MODEL CIPP CIPPOleh Didik Rinan Sumekto, S.Pd., M.Pd. , ,
Permasalahan di Perbankan Syariah Permasalahan di Perbankan Syariah
SDM yang memiliki kualifikasi memadai masih minim, baik secara kuantitas maupun kualitas terutama pada level p p menengah dan atas, seperti: Kepala Cabang, Bagian, Divisi bahkan Direksi. Hal ini terjadi karena sebagian besar SDM bank syariah merupakan mantan pegawai bank konvensional yang syariah merupakan mantan pegawai bank konvensional yang bekerja di bank Syariah dengan “berbagai motif” .
Hal ini yang menyebabkan tidak seriusnya mereka dalam mempelajari segala hal tentang perbankan Syariah, untuk mempelajari segala hal tentang perbankan Syariah untuk kemudian memiliki kepercayaan dan ghirah yang tinggi dalam menerapkan aturan yang ada terkait dengan kesulitan-kesulitan yang timbul ketika konsep perbankan Syariah yang benar yang timbul ketika konsep perbankan Syariah yang benar dijalankan.
Pola pikir (mindset), kecakapan (aptitude) dan sikap (attitude) yang belum maksimal dari para pelaku inovasi itu sendiri, yaitu b l k i l d i l k i i it di i it SDM bank Syariah terhadap konsep perbankan Syariah sebagai langkah inovatif atas perbankan konvensional. Artinya, SDM y yang ada masih sulit merubah paradigma dari konsep g p g p
Konvensional ke konsep Syariah. Tanpa adanya reformasi cara berpikir dan bersikap secara signifikan, maka konsep kehebatan perbankan Syariah hanya ada di atas kertas dan menjadi retorika belaka. retorika belaka
Hasil kajian Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI), untuk mencapai pangsa pasar perbankan Syariah sebesar 5%, maka perbankan Syariah masih membutuhan , p y setidaknya 14.000 SDM. Hal ini didasari pada penghitungan jumlah SDM bank Syariah di tahun 2006, saat industri perbankan Syariah masih berpangsa 1,6% dan masih memiliki 8.000 pegawai. Artinya, SDM perbankan Syariah harus 8 000 pegawai Artinya SDM perbankan Syariah harus mendalami tentang keuangan Syariah dan ragamnya dan
Permasalahan perbankan Syariah akan semakin berat ketika uji kelayakan dan kepatutan untuk posisi direksi bank Syariah k l k d k t t t k i i di k i b k S i h belum dirancang secara cermat agar menghasilkan direksi bank Syariah yang benar-benar mempunyai ghirah dan kompetensi y yang tinggi. Hasilnya adalah ketika mengelola bank Syariah, g gg y g y , mereka seringkali mengeluarkan jurus-jurus konvensionalnya yang terkadang melanggar kepatuhan Syariah. Seperti masalah pembiayaan mudharabah dan musyarakah yang seharusnya ditingkatkan akan tetapi semakin dijauhi oleh perbankan Syariah ditingkatkan akan tetapi semakin dijauhi oleh perbankan Syariah dengan berbagai alasan yang sebenarnya mencerminkan sikap avers to risk dan avers to effort pengelola.
Adanya fenomena beberapa bank Syariah berlomba membuka y p y jaringan secara masif. Kekhawatiran ini sangat wajar sekali muncul, apabila langkah manajemen perbankan Syariah yang dengan serba instan membuka jaringan secara tergesa-gesa, merekrut dan mendidik SDMnya tidak sesuai program, serta merekrut dan mendidik SDMnya tidak sesuai program serta tidak berorientasi pada kompetensi. Dengan segala konsekuensi
Pertanyaan terkait dengan Sistem Diklat Pertanyaan terkait dengan Sistem Diklat di Perbankan Syariah
Bagaimanakah kinerja mentor atau trainer dilihat dari penguasaan materi, antusias dalam mengajar, dan memberi tugas dan ujian kepada peserta diklat (pegawai) program pendidikan dan pelatihan? pendidikan dan pelatihan?
Bagaimanakah pelayanan umum, pemilihan dan penyediaan materi pendidikan dan pelatihan yang dilakukan oleh pengelola p g program pendidikan dan pelatihan? p p
Bagaimanakah persepsi peserta diklat (pegawai) terhadap sistem pendidikan dan pelatihan, motivasi dalam mengikuti pembelajaran dan kepuasaan setelah mengikuti program pendidikan dan pelatihan? didik d l tih ?
Bagaimanakah dukungan sarana dan prasarana dalam
Bagaimana Efektifitas sistem Diklat bermanfaat bagi Perbankan Syariah?
Secara teoritis
Materi ini diharapkan dapat memberikan kajian terkait dengan efektifitas sistem pendidikan dan pelatihan perbankan Syariah melalui penerapan evaluasi model CIPP. Para pegawai,
mentor/trainer dan pihak manajemen dituntut agar dapat mentor/trainer dan pihak manajemen dituntut agar dapat
mengintrospeksi diri, sadar dan serius dalam upaya meningkatkan kinerja dan dedikasinya secara kompeten, produktif dan profesional.
Tatanan praktis/implementasi Ada upaya tindaklanjut dengan segera melalui beberapa penelitian untuk mengetahui capaian hasil evaluasi model CIPP dan mampu dijadikan rekomendasi bagi manajemen perbankan Syariah dalam dijadikan rekomendasi bagi manajemen perbankan Syariah dalam membuat kebijakan yang berkaitan dengan peningkatan SDM
Pengertian Pendidikan dan Pelatihan Pengertian Pendidikan dan Pelatihan
Pendidikan mempunyai orientasi kepada pengembangan pribadi seseorang. Pelatihan mempunyai konotasi menguasai g p y g keterampilan-keterampilan tertentu baik keterampilan fisik maupun mental akademik yang diperlukan dalam profesi tertentu. Konsep pelatihan dikaitkan dengan dunia kerja dan tertentu. Konsep pelatihan dikaitkan dengan dunia kerja dan produktivitas (Tillar, 2003: 16).
Pendidikan pada umumnya berkaitan dengan mempersiapkan calon pegawai yang diperlukan oleh suatu instansi atau organisasi calon pegawai yang diperlukan oleh suatu instansi atau organisasi, sedangkan pelatihan lebih berkaitan dengan peningkatan
kemampuan atau keterampilan pegawai yang sudah menduduki
suatu pekerjaan atau tugas tertentu (Sukidjo Notoatmojo, 1998: 26). suatu pekerjaan atau tugas tertentu (Sukidjo Notoatmojo 1998: 26)
Pendidikan meningkatkan keahlian teoritis, konseptual, dan
Kurikulum Pendidikan dan Pelatihan
Diklat sebagai Bagian Pemenuhan Kebutuhan SDM
Konsep dasar pendidikan bagi pegawai meliputi: (1) pegawai akan belajar dengan baik apabila dia secara penuh mengambil bagian dalam kegiatan-kegiatan (dibuat aktif oleh mentornya), (2) pegawai akan belajar dengan baik apabila menyangkut hal-hal yang menarik baginya dan ada kaitannya dengan pekerjaan/kehidupan sehari-hari, (3) pegawai akan belajar dengan baik apabila yang dipelajarinya akan j g p y g p j y memberikan manfaat, terutama ditempat tugasnya nanti, (4) pegawai akan belajar dengan baik apabila yang dipelajarinya disampaikan secara menarik, sistematis dan praktis, (5) p
, p , ( ) pegawai akan belajar dengan baik apabila sering diberi
( ) (7) bahwa pegawai akan belajar dengan baik apabila ada saling p g j g p g pengertian yang baik antara warga belajar dengan pengajar/mentor/trainer, (8) saling pengertian yang baik, yang sesuai dengan ciri-ciri utama dari pegawai yang akan membantu g p g y g pencapaian tujuan belajar, dan (9) proses belajar dipengaruhi oleh pengalaman-pengalaman masa lalu dan daya pikir serta daya ingat dari sesama pembelajar (Husaini Usman, 1998: 71). daya ingat dari sesama pembelajar (Husaini Usman, 1998: 71).
Pelaksanaan Pembelajaran Diklat
Keberhasilan pelaksanaan program diklat akan ditentukan oleh f kt faktor-faktor yang lain sebagai berikut: Peran Mentor atau f kt l i b i b ik t P M t t
Trainer dalam Program Diklat, Peran Peserta dalam Program
Diklat, Peran Manajemen dalam Program Diklat (seperti: mutu pelayanan, Manajemen Kelas, Fasilitas, dan Sarana & l M j K l F ilit d S &
Komponen-Komponen Internal Penyelenggaraan Program Diklat
Mentor atau trainer, meliputi: (a) penguasaan materi; (b) Mentor atau trainer, meliputi: (a) penguasaan materi; (b)
antusiaisme dalam mengajar atau memfasilitasi; (c) pemberian ujian ataupun tugas kepada peserta diklat. Peserta diklat, meliputi (a) persepsi terhadap diklat dalam Peserta diklat meliputi (a) persepsi terhadap diklat dalam menambah pengetahuan dan keterampilan kerja; dan (b) motivasi mengikuti program pendidikan dan pelatihan, seperti aktualisasi diri dan beriteraksi. seperti aktualisasi diri dan beriteraksi
Pengelola (manajemen) diklat, meliputi: (a) pelayanan secara umum; dan (b) penyediaan materi selama program pendidikan dan pelatihan berlangsung. didik d l tih b l
Evaluasi Model CIPP
Evaluasi Konteks (Context Evaluation) Mendefinisikan konteks institusi, mengidentifikasi sasaran dan menilai kebutuhan mereka, mengidentifikasi peluang untuk il i k b t h k id tifik i l t k memenuhi kebutuhan, mendiagnosis masalah-masalah utama, dan
menilai apakah tujuan yang ditetapkan sesuai dengan kebutuhan.
Evaluasi Input (Input Evaluation) Evaluasi Input (Input Evaluation) Mengidentifikasi dan menilai kemampuan sistem, alternatif program strategis, prosedur untuk pelaksanaan strategi, anggaran dan jadwal pelaksanaan.
Evaluasi Prosess (Process Evaluation) E l i P (P E l i ) Mengidentifikasi atau memprediksi proses, kekurangan-kekurangan dalam mendesain atau melaksanakan program, menyediakan
informasi untuk pengambilan keputusan awal program, dan untuk informasi untuk pengambilan keputusan awal program dan untuk
merekam dan menilai tahap-tahap kegiatan.Kriteria Efektifitas Diklat Kriteria Efektifitas Diklat
Evaluasi konteks
Komponen evaluasi konteks yaitu relevansi program dengan k b t h kebutuhan peserta diklat yang digali melalui metode kuesioner t dikl t di li l l i t d k i dan wawancara. Dalam menggali data pada evaluasi konteks, penelitian menggunakan skala Guttman, di mana jawaban didapat yang tegas dari responden yaitu Ya Tidak . didapat yang tegas dari responden yaitu “Ya – Tidak”. Instrumen digunakan untuk mengukur berapa tingkat relevansi kebutuhan peserta terhadap program. Dalam Evaluasi konteks ditetapkan tiga gradasi yaitu, efektif, cukup efektif, dan kurang efektif. efektif
Komponen Evaluasi Indikator Interval Nilai Kriteria 0 – 20 Tidak efektif
Tujuan 21 – 40 Efektiff 41 – 80 Sangat efektif
0 – 70 Tidak efektif Sasaran
71 – 140 Efektiff 141 – 280 Sangat efektif g
Konteks
0 – 20 Tidak efektif (Context) Manfaat
21 – 40 Efektiff 41 – 80 Sangat efektif 41 – 80 Sangat efektif 0 – 133 Tidak efektif
Total Nilai 134 – 267 Efektiff 268 268 – 400 Sangat efektif 400 S t f ktif
Evaluasi Input
Evaluasi input, dimaksudkan untuk mengetahui komponen yang Evaluasi input dimaksudkan untuk mengetahui komponen yang menunjang program pendidikan dan pelatihan antara lain: 1) Mentor atau trainer, baik dari segi usia, pendidikan, jabatan, pengalaman mengajar dan pengalaman mengikuti diklat yang pengalaman mengajar dan pengalaman mengikuti diklat yang dipersyaratkan untuk mengajar (Training of trainer/ToT), data dikaji melalui studi dokumentasi. 2) Untuk komponen peserta diklat, dilihat dari segi usia, pendidikan dan jabatan. Data dikaji melalui studi dokumentasi. didik d j b t D t dik ji l l i t di d k t i 3) Untuk pengelola (manajemen) baik dari segi usia, pendidikan, jabatan, pengalaman menyelenggarakan diklat dan pengalaman mengikuti diklat yang dipersyaratkan untuk penyelenggara mengikuti diklat yang dipersyaratkan untuk penyelenggara (MoT). Data dikaji melalui studi dokumentasi. 4) Untuk komponen sarana dan prasarana, dimaksudkan untuk mengetahui ketersediaan sarana dan prasarana pendukung g p p g proses belajar. Data dikaji melalui teknik dokumentasi dan
Kriteria Efektifitas Mentor/Trainer Jumlah Diklat yang Pernah Diikuti Pengalaman
Mengajar
Kriteria Pernah Diikuti Mengajar≥3 kali ToT ≥10 kali Sangat Baik 2 kali ToT 6-9 kali Baik
0-1 kali ToT 1-5 kali Kurang Baik
Kriteria Efektifitas Peserta Diklat Jabatan Kriteria
Staf Supervisor Kepala Bagian Manager Sangat Sesuai Staf, Supervisor, Kepala Bagian, Manager Sangat Sesuai
Kepala Divisi, Kepala Cabang Sesuai Direksi
Kurang Sesuai Direksi Kurang Sesuai
Kriteria Efektifitas Pengelola/Manajemen Kriteria Efektifitas Pengelola/Manajemen Jumlah Diklat yang Pernah Pengalaman Menyelenggarakan Kriteria yang Pernah Diikuti Menyelenggarakan Diklat
≥3 kali MoT ≥10 kali Sangat Baik 2 kali MoT 6-9 kali Baik 0-1 kali MoT 1-5 kali Kurang Baik
Kriteria Efektifitas Sarana & Prasarana Jumlah Sarana dan Prasarana Kriteria
Sangat Memadai ≥ 3 2-3 Memadai 0-1 Kurang Memadai g
Evaluasi Proses Evaluasi proses dimaksudkan untuk mengetahui berfungsinya komponen-komponen yang menunjang keterlaksanaan program
diklat antara lain mentor atau trainer, peserta (pegawai), pengelola
(manajemen) dan juga sarana prasarana. (manajemen) dan juga sarana prasarana 1) Komponen mentor atau trainer Untuk mengukur efektifitas komponen mentor atau trainer pada indikator penguasaan materi, antusias dalam mengajar, dan p g g j pemberian tugas atau ujian.2) Komponen peserta diklat
Untuk mengukur efektifitas komponen peserta diklat pada indikator
persepsi terhadap diklat, dan motivasi belajar. persepsi terhadap diklat dan motivasi belajar 3)Komponen pengelola (manajemen) Untuk mengukur efektifitas komponen pengelola pada pelayanan umum, dan penyediaan bahan ajar (materi pendidikan dan umum dan penyediaan bahan ajar (materi pendidikan dan pelatihan).Kriteria Efektifitas Kualitas Mentor/Trainer
Komponen Evaluasi Indikator Interval Nilai Kriteria
0 – 7070 Tidak Baik Tidak Baik Penguasaan
71 – 140 Baik
Materi 141 – 280
Sangat Baik 0 – 59
Antusias Tidak Baik dalam
60 – 118 Baik
Mengajar Mentor/Trainer
119 119 – 236 236 S Sangat Baik t B ik
Pemberian 0 – 60 Tidak Baik
Tugas 61 – 120
Baik dan/atau dan/atau Ujian
121 – 340 Sangat Baik
Kriteria Efektifitas Komponen Peserta Diklat Kriteria Efektifitas Komponen Peserta Diklat Komponen Evaluasi Indikator Interval Nilai Kriteria
0 – 59 Tidak Baik
Persepsi 60 – 120
Baik terhadap
121 – 242 Diklat Diklat
Sangat Baik Sangat Baik 0 – 59
Motivasi Tidak Baik
Belajar 60 – 120
Baik
Peserta Diklat
121 – 242 Sangat Baik
0 – 90 Tidak Baik
Total Nilai 91 – 180
Baik Baik 181 – 360
Sangat Baik
Kriteria Efektifitas Komponen Pengelola Kriteria Efektifitas Komponen Pengelola Komponen Evaluasi p Indikator Interval Nilai Kriteria
0 – 39 Tidak Baik
Pelayanan 40 – 79
Baik Umum
80 – 220 80 220 Sangat Baik S t B ik
0 – 26 Penyedian
Tidak Baik Bahan
27 – 53 Baik
Ajar/Materi Ajar/Materi Pengelola Pengelola Diklat
54 – 80 Sangat Baik
0 – 66 Tidak Baik
Total Nilai Total Nilai 67 – 133 6 133
Baik
Kriteria Efektifitas Komponen Sarana & Prasarana Kriteria Efektifitas Komponen Sarana & Prasarana
Komponen Evaluasi Indikator Interval Nilai Kriteria
0 – 30 Tidak Baik
Sarana 31 – 60
Baik Pendukung
61 – 120 Sangat Baik Sangat Baik
0 – 30 Kondisi
Tidak Baik Kelas
31 – 60 Baik
Sarana &
61 – 120 Sangat Baik
Prasarana
Kondisi 0 – 20 Tidak Baik
Lingkungan 21 – 40
Baik Baik 41 – 80
Sangat Baik
Evaluasi Produk Evaluasi Produk
Dalam evaluasi produk, dimaksudkan untuk mengetahui dan mengukur hasil yang diperoleh peserta baik dilihat dari indikator, nilai akademis, nilai sikap dan perilaku, dan kepuasan mengikuti nilai akademis nilai sikap dan perilaku dan kepuasan mengikuti diklat. Data digali dengan studi dokumentasi dan kuesioner.
Komponen Evaluasi Komponen Evaluasi Indikator Indikator Interval Nilai Interval Nilai Kriteria Kriteria
Kurang<70 Nilai
Cukup 70 - 80
Akademis Akademis Tinggi
>80 Kurang
<70
Hasil Nilai Sikap
Cukup 70 - 80 dan (Product) (P d t ) Perilaku
Tinggi >80
Kurang 0 – 59
Kepuasan Cukup
60 – 118 terhadap Diklat
Tinggi 119 – 236
Rekomendasi Rekomendasi
Melaksanakan suatu penelitian (Kuantitatif & Kualitatif) terhadap efektifitas sistem pendidikan dan pelatihan di
ranah perbankan Syariah dengan menggunakan evaluasi h b k S i h d k l i
model CIPP (Context, Input, Process, and Product).
Melaksanakan pengembangan penelitian di masa datang
d dengan menambahkan instrumen pada evaluasi model b hk i t d l i d lCIPP ke arah CIPPO (Context, Input, Process, Product
and Outcome ). Kata terakhir, outcome yang berarti terkait
dengan kepentingan eksternal dapat dipergunakan untuk dengan kepentingan eksternal dapat dipergunakan untuk
mengetahui respon, seperti: tingkat kepuasan pelanggan
terhadap pelayanan dan produk bank Syariah dan masalah krusial lainnya yang masih dihadapi oleh perbankan y y g p pSyariah dalam menjalankan dan mengembangkan sektor