UPAYA PENCEGAHAN DBI} DI KELURAHAN TATI]RA UTARA KECAIUATAI\I PALU SELATAhI TAHUN 2OII
UPAYA PENCEGAHAN DBI} DI KELURAHAN TATI]RA UTARA
KECAIUATAI\I PALU SELATAhI TAHUN 2OII
Octaviani
l, Buraerah H. Abd. Hakim
rBalai Litbang P2B2 Donggala, Badan
2,
Muha-.ad
-%"J[g$;|;ffi:ffifl
lkhsan2
Kesehatan, Kementerian Kesehatan
Rl
ABSTRACT
Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) is one of the major public health problems in Palu Munic:ipality,
Particularly in North tatura Village, South Palu Sub-district, the work area of Mabelopura Health
Center whose 64 DHF coses leere founded in 2010. The aim of this research was to lvtow the
relationship be tween DHF case and household prevention in North Tatura Village, South Palu Subdistrict. This wos o cross - sectional study by usinE4 survey and interview. The total sampels were 91
households in North Tatura, South Palu Sub-district. The results showed that.from 22 DHF cases, 59.l
%, were categorised as good in household prevention and 12.5 % as not good. On the other hanrl,
among 72 responents who were not DHF coses, 40.9% were categorised os good in household
prevention and 87.5 %, were not good. fuIoreover the p value showed a strong evidence of the
relationship between DHF cases and.household prevention p value (0,001). In order to eliminate Ae.
Aegtpti lorvae, source reduction by 3M plus need to be done in household level continuously. As a
result, it is espected thot the DHF transmissioncon be reducedKey words : DHF Incidence, Prevention,3M Plus, Household
PENDAIIULUAN
Demam Berdarah Dengue (DBD) atau
kelompok umur balita sampai dengan umur
Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) merupakan
sekitar 15 tahun. Kejadian Luar Biasa (KLB)
salah satu masalah kesehatan masyarakat di
Indonesia yang cenderung meningkat jumlah
dengue biasanya terjadi
pasien serta semakin luas penyebarannya. DBD
sehingga terjadi peningkatan aktifitas vektor
ditemukan hampir
di
seluruh belahan dunia
di daerah endemik
dan
berkaitan dengan datangnya musim hujan,
dengue pada musim hujan Yang
daPal
terutama di negara-negara tropik dan subtropik,
menyebabkan terjadinya penularan penyakit
baik sebagai penyakit endemik maupun
epidemik. Hasil studi epidemiologik
menunjukkan bahwa DBD menyerang
DBD pada manusia melalui vektor Aedes.
Sehubungan dengan morbiditas dan
33
Upaya Pencegahan DBD......(Octaviani, et a[)
mortalitasnya, DBD disebut the most mosquito
tempat minum burung atau tempat lainnya yang
transmitkd disease.l
sejenis seminggu sekali, memperbaiki saluran
Faktor pengetahuan,
kebiasaan
menutup
tempat
lubang lubang pada potongan bambu/pohon,
air dan kebersihan lingkungan
menaburkan bubuk larvasida, memelihara ikan
menggantung pakaian, kondisi
penampungan
dan talang air yang tidak lancar,
berhubungan dengan kejadian
DBD.2 Menurut
pemakan
jentik,
memasang kawat kassa,
dan ventilasi
dkk, (2007) faktor Yang
mempengaruhi penyakit DBD dari segi
ruangan yang memadai.3 Kegiatan
pengetahuan misalnya pengetahuan tentang
jrga
tandal gejala, cara penularan, dan penyebabnya
kebiasaan pada masyarakat untuk menggunakan
serta pencegahan dan
kelambu pada saat tidur siang, memakai obat
Kusumawati
penanggulangan
rnengupayakan pencahayaan
3M
plus
diperluas dengan upaya meningkatkan
penularan penyakit DBD. Sikap dan tindakan
yang dapat mencegah gigitan nyamuk,
terhadap upaya penanggulangan DBD serta
menghindari kebiasaan menggantung pakaian
kebiasaan masyarakat
juga berperan
dalam
Sampai saat
dalam ruangan rumah. Dalam setiap persoalan
kesehatan, termasuk dalam
penularan DBD.
ini
belum ditemukan obat
dan
penanggulangan
DBD, faktor
upaya
perilaku
dan vaksin yang efektif untuk
DBD.
senantiasa berperan penting. Perhatian terhadap
Sarang Nyamuk
(PSN)
faktor perilaku sama pentingnya dengan
perhatian terhadap faktor lingkungan,
khususnya dalam hal upaya pencegahan
Pemberantasan
merupakan cara pengendalian vektor sebagai
salah satu upaya yang dilakukan untuk
mencegah terjadinya penularan DBD.
penyakit. Selain kegiatan pemberantasan sarang
Kampanye PSN sudah digalakkan pemerintah
nyamuk, upaya lain dalam pengendalian vektor
ini Kementerian Kesehatan dengan
untuk mencegah kejadian DBD dilakukan
3M, yakni 'nenguras tempat
penampungan air secara terafur, menutup
dengan menghindari terjadinya kontak dengan
dalam hal
semboyan
tempat-tempat penampungan air dan mengubur
nyamuk dewasa. Pencegahan ini dapat
dilakukan dengan memperhatikan faktor
barang-barang bekas yang dapat menjadi sarang
kebiasaan keluarga diantaranya kebiasaan tidur
nyamuk.l Kegiatan tersebut
kegiatan
siang, penggunaan kelambu siang hari.
pemakaian anti nyamuk siang hari dan
3M diperluas dengan mengganti air vas bunga,
kebiasaan menggantung pakaian bekas pakai
berkembang menjadi
3M plus yaitu
sekarang
34
Jumal Vektor Penyakit, Vol.V No. 2,
20lL:33 - 40
yang dapat diubah atau disesuaikan untuk
mengurangi kemungkinan terjadinya kasus
tangga dengan kejadian
DBD di
Kelurahan
Tatura Utara Kecamatan Palu Selatan.
DBD terhadap salah satu anggota keluarga.
Kota Palu
penyebaran kasus DBD perkelurahan di Kota
Palu jumlah kasus DBD di Puskesmas
Berdasarkan data Dinkes
Mabelopura berturut-turut selama
3
terakhir yaitu 126 kasus (2008), 120
BAHAN DAN METODE
Penelitian ini dilaksanakan selama 3 bulan yaitu
pacla
bulan Maret sampai dengan Mei 201 I di
tahun
Kelurahan Tatura Utara Kecamatan Palu
kasus
Selatan. Jenis penelitian
(2009) dan 182 kasus (2010). Wilayah kerja
ini
adalah penelitian
survey dengan rancangan Cross Sectional
merupakan daerah dengan
Study. Penarikan sampel dari populasi
penelitian dilakukan dengan cara "Simple
jumlah kasus DBD tinggi. Dari 5 kelurahan
Random Sompling" . Sampel dalam penelitian
1 kelurahan yaitu kelurahan Tatura
Utara dimana pada tahun 2010 ditemukan
ini adalah 94 responden. Data primer diperoleh
Puskesmas Mabelopura
kelurahan
dan
yang melayani
5
terdapat
kasus DBD
tinggi yaitu sebanyak64
Tingginya kasus
di
kasus-a
kelurahan tersebut
melalui daftar pertanyaan (kuesioner)
yang
telah disusun sebelumnya berdasarkan tujuan
penelitian kemudian dilakukan
wawancara
disebabkan karena lokasi rumah warga yang
terhadap responden. Data sekunder diperoleh
dekat pasar, masyarakat masih
terlihat
peneliti dari data Dinas Kesehatan Kota Palu,
membuang sampah sembarangan, peran serta
Puskesmas Mabelopura dan Kantor Kelurahan
masyarakat dalam pelaksanaan PSN kurang,
Tatura Utara. Berdasarkan hasil pemeriksaan
dan kurangnya penyuluhan tentang DBD.
pengisian kuesioner yang telah dilakukan,
tersebut digambarkan bahwa
temyata semua sampel memenuhi syarat untuk
perilaku masyarakat di Kelurahan Tatura Utara
diikutkan dalam pengolahan dan analisis data.
Kecamatan Palu Selatan, khususnya rumah
Data yang tekumpul dianalisis secara deskriptif
tangga kurang memperhatikan
untuk mengetahui distribusi fiekuensi
Berdasarkan hal
kebersihan
dan
Iingkungan dan belum melakukan pencegahan
analisis chi-squore untuk mengetahui hubungan
serta pemberantasan sarang nyamuk DBD
upaya pencegahan oleh rumah tangga terhadap
dengan mengendalikan nyamuk vektor Aedes
kejadian
aegtpti. Tujuan penelitian ini
(Statistical Packnge and Social Siences)
untuk
DBD
dengan program
SPSS
mengetahui hubungan upaya pencegahan rumah
35
Upaya Pencegahan DBD......(Octaviani, et a
HASIL
Dari hasil wawancara yang
telah
,/
dilakukan didapatkan hasil sebagai berikut
:
Tabel l. Upaya Pencegahan Oleh Rumah Tangga dengan Kejadian DBD di
Keluran Tatura Utara
Kecamatan Palu Selatan Tahun 201I
Upaya Pencegahan Oleh Rumah Ifuiteria
Kejadian DBD
Jumlah
P value
Tangga
Objektif
Ada
Tidak Ada
o/
/o
Menguras tempat penampungan
Air
Menutup
20
Tidak
2
Ya
penampungan air
Mengubur barang-barang
bekas
Ya
yang sudah tidak terpakai
Tidak
Ya
Tidak
18
4
o/
/o
o/
/o
65 76,5yo 87
22,2Yo 7 77,8% 7
23,5
%o
27,3yo
14,30
48
24
72,7yo
66
100,0 p = 1,000
100,0
100,0 p:0,274
95,70A 2g
100,0
15 34,9yo 28
7 13,7yo 44
65,106
43
100,0 p :0,040
86,3yo
51
100.0
Menaburkan bubuk abate di
tempat penampungan air
Ya
l4
45,2yo
l7
54,8oA
3r
100,0 p :0,001
Tidak
8
12,7o
55
87,3yo
63
100,0
Menggunakan anti nyamuk
Ya
2250A
69
3
89
5
100,0 p :0,333
di siang hari
Tidak
Menggunakan kelambu
Ya
Tidak
Dari hasil
20
2
16
6
40.0%
4t,0yo
10,gyo
77,5yo
60,0yo
23 59,0yo 39
49 89% 55
100,0
100,0 p = 0,004
100,0
uji
Chi square kegiatan pencegahan oleh rumah tangga yang menunjukan
tidak ada
hubungan/tidak signifikan dengan kejadian DBD yaitu menguras
tempat penampungan air (p : 1,000).
menutup tempat-tempat penampungan air (p : 0,274),
dan menggunakan anti nyamuk di siang hari (p -
0'333)' Sedangkan yang menunjukan ada hubungan/signifikan
dengan kejadian DBD yaitu mengubur
barang- barang bekas yang sudah tidak terpakai (p :
0,040), menaburkan bubuk abate di tempa:
penampungan air (p:0,001) dan menggunakan kelambu
(p = 0,004).
35
Jurnal Veklor Penyakit, Vol.V No. 2,2011 :33 - 40
Tangga di
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Responden Menurut Upaya Pencegahan Oleh Rumah
Kelurahan Tatura utara Kecamatan Palu Selatan Tahun 2011
Frekuensi
Persen
OlehRT
(D
(%)
Baik
22
23,4
94
100,0
Upaya Pencegatran
Tabel 2
Memperlihatkan hubungan
(40,9%) responden upaya pencegahan oleh
antara upaya pencegahan oleh rumah tangga
rumah tzrngga dengan kategori baik dan
dengan kejadian DBD. Sebanyak 22 responden
responden
pada kelompok ada kejadian DBD, diketahui
pencegahan oleh rumah langga dengan kategori
upaya pencegahan oleh rumah tangga dengan
kurang baik. Upaya pencegahan oleh rumah
l3
(87,5%)
responden
63
upaya
responden (59,1%) dan 9
tangga dikategorikan baik apabila responden
responden (12,5o/o) upaya pencegahan oleh
melakukan semua kegiatan pencegahan di atas
rumah tangga dengan kategori kurang baik.
dan kurang baik bila
Sedangkan 72 responden pada kelompok tidak
melakukan salah satu kegiatan pencegahan
kategori baik
ada kejadian DBD, terdapat
9
responden
responeden tidak
tersebut di atas.
Tabel 3. Hubungan antara Upaya Pencegahan Oleh Rumah Tangga dengan Kejadian DBD di Keluran
Tatura Utara Kecamatan Palu Selatan Tahun 2011
Kejadian DBD
Upaya
Total
Hasil Uji Statistik
untuk a=0,05
Pencegahan
Tidak Ada
Ada
Oleh RT
n
Baik
t3
Kurang Baik
Jumlah
Penggunaan
kepentingan uji
tabel
22
N
40,9
59,1
12,5
Yo,
63
23,4
chi-square untuk
hubungan antar variabel
%
100 x :
17,888
0,000
87,5
72
100 p :
76,6
94
100 Phi: 0,466
independen dengan dependennya tidak
memperlihatkan adanya frekuensi
harapan
37
kurang dari (<
5)
sehingga memenuhi syarat
untuk digunakan menilai hubungan antar
variabel. Dari hasil uji
Chi square test
oleh rumah tangga
berhubungan dengan
kejadian DBD.
Besamya kontribusi upaya pencegahan
: * : 17,888 dengan
nilai " p " untuk dua sisi : 0,000 lebih kecil
dari nilai o : 0,05. Berarti Ho ditolak dan Ha
46,60 kontribusi
diterima. Dengan demikian upaya pencegahan
oleh rumah tangga terhadap kejadian DBD.
memperlihatkan hasil
oleh rumah tangga dinilai melalui
memberikan hasil ( q
:
uji
,,phi,
0,466), yang berarti
variabel upaya pencegahan
PEMBAHASAN
Gerakan PSN adalah
keseluruhan
Hasil penelitian mengenai kejadian DBD
kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat dan
dengan frekuensi pengurasan
pemerintah untuk mencegah DBD yang disertai
menunjukkan bahwa frekuensi pengurasan
pemantauan hasilnya secara terus menerus.
kontainer mempunyai hubungan
DBD merupakan bagian
terpenting dari keseluruhan upaya
kontainer
terhadap
Gerakan PSN
kejadian DBD
pemberantasan DBD, dan merupakan bagian
disebabkan karena secara umum nyamuk
dari upaya mewujudkan kebersihan lingkungan
meletakkan telurnya pada dinding tempat
serta perilaku sehat dalam rangka mencapai
penampungan air, oleh karena itu pada waktu
masyarakat dan keluarga sejahtera. Dalam
pengurasan
membasmi
jentik nyamuk penularan
DBD
dengan cara yang dikenal dengan istilah 3M,
di Kelurahan ploso Kecamatan
Pacitan Tahun 2009. Hal ini bisa jadi
atau
pembersihan
tempat
penampungan air dianjurkan menggosok atau
yaitu : Menguras bak mandi, bak penampungan
rtrenyikat dinding-dindingnya.5
tempat-tempat penampungan
air, minimal sekali dalam seminggu. Menutup
dilakukan secara teratur sekurang-kurangnya
rapat tempat penampungan
sehingga tidak dapat diterobos oleh nyamuk
seminggu sekali agar nyamuk tidak dapat
berkembang biak di tempat itu. Bila pSN DBD
dewasa. Mengubur barang-barang bekas yang
dilaksanakan oleh seluruh masyarakat, maka
sudah tidak terpakai, yang semuanya dapat
populasi nyamuk Aedes aegtpti dapat ditekan
menampung
rir sedemikian rupa
air hujan
sebagai tempat
berkembangbiaknya nyamuk Aedes aegtpti.
pengurasan
air
perlu
serendah-rendahnya, sehingga penularan DBD
tidak terjadi lagi.6
38
rrnal Vektor Penyakit, Vol.V No. 2,
20ll :33 ' 40
Kegiatan tersebut sekarang berkembang
penyakit. Selain kegiatan pemberantasan sarang
3M plus yaitu kegiatan 3M diperluas
nyamuk, upaya lain dalam pengendalian vektor
-renjadi
-.ngan menaburkan bubuk larvasida, upaya
-reningkatkan kebiasaan pada masyarakat
.rtuk menggunakan kelambu pada saat tidur
.ing, memakai obat yang dapat
mencegah
gitan nyamuk. Dalam setiap persoalan
"esehatan, termasuk dalam uPaya
-
DBD, faktor
untuk mencegah kejadian DBD dilakukan
dengan menghindari terj'adinya kontak dengair
nyamuk dewasa. Pencegahan ini dapat
dilakukan dengan memperhatikan faktor
kebiasaan keluarga diantaranya penggunaan
kelambu siang hari dan pemakaian anti nyamuk
perilaku
siang hari yang dapat diubah atau disesuaikan
:nantiasa berperan penting. Perhatian terhadap
untuk mengurangi kemungkinan terjadinya
kasus DBD terhadap salah satu anggota
-enanggulangan
rktor perilaku sama pentingnya dengan
::rhatian terhadap faktor lingkungan,
.,tususnya dalam
hal upaya pencegahan
SARAN
t\ESIMPULA|I
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan
bahwa ada hubungan antara uPaya
pencegahan oleh rumah tangga dengan
kejadian DBD (p
keluarga.
value:
0,000).
-. Upaya pencegahan oleh rumah tangga yang
Diharapkan masyarakat untuk lebih
memperhatikan kegiatan
3M plus
dan
pelaksanaan PSN-DBD secara mandiri dan
teratur sesuai standar agar dapat mengurangi
keberadaan
jentik. Dengan melaksanakan
dan
berhubungan/signifikan adalah mengubur
mengubah kebiasaan tersebut maka penularan
barang- barang bekas yang sudah tidak
demam berdarah dengue dapat ditekan.
terpakai
(p value
0,040), menaburkan
bubuk abate di tempat penampungan air (p
value
:
0,001) dan menggunakan kelambu
[r value:0,004).
UCAPAI{ TERIMA KASIH
Penulis menyampaikan terima kasih
kepada pihak-pihak yang telah membantu
dalam penelitian
ini
antara lain Dinkes Kota
Palu, Puskesmas Mabelopura dan Kepala
Kelurahan Tatura Utara Kecamatan Palu
39
Upaya Pencegahan DBD......(Octaviani, et al)
Selatan yang telah memberikan bantuan dan
izin penelitian kepada penulis.
DAFTAR PUSTAKA
l. Djunaedi D. 2006. Demam
Berdorah
Epidemiologi,
DBDJ
[Dengte
Imunopatologi, Potogenesis, Diagnosis dan
P e natalaksonaannya. Malang: UMM Press.
2. Duma,
3.
N., dkk. Analisis Faktor Yang
Berhubungan dengan Kejadian DBD di Kota
Kendari 2007. Analisis, Sept. 2007, Vol. 4 l'lo. 2
. 9r - 100.ISSN: 0852-8144
Departemen Kesehatan RI. 2008.
Perkembangan knsus demam berdarah di
indonesia. Http://www.depkes.go.id. 1 0 Juni
2008.
4. Dinkes Kota Palu. 2010. Situasi Kasus DBD
di Wilayah Kota Palu 2007-2010, Sulawesi
Tengah. Dinas Kesehatan Kota Palu.
5. Sutaryo. 2005. Dengue.Yogyakarta: Medika
FK UGM.
6. Depkes RI.
2005. Pencegahan
dan
Pemberantasan Demam Berdarah Dengue
Di l'ndonesia. Jakarta: Depkes RI.
40
KECAIUATAI\I PALU SELATAhI TAHUN 2OII
Octaviani
l, Buraerah H. Abd. Hakim
rBalai Litbang P2B2 Donggala, Badan
2,
Muha-.ad
-%"J[g$;|;ffi:ffifl
lkhsan2
Kesehatan, Kementerian Kesehatan
Rl
ABSTRACT
Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) is one of the major public health problems in Palu Munic:ipality,
Particularly in North tatura Village, South Palu Sub-district, the work area of Mabelopura Health
Center whose 64 DHF coses leere founded in 2010. The aim of this research was to lvtow the
relationship be tween DHF case and household prevention in North Tatura Village, South Palu Subdistrict. This wos o cross - sectional study by usinE4 survey and interview. The total sampels were 91
households in North Tatura, South Palu Sub-district. The results showed that.from 22 DHF cases, 59.l
%, were categorised as good in household prevention and 12.5 % as not good. On the other hanrl,
among 72 responents who were not DHF coses, 40.9% were categorised os good in household
prevention and 87.5 %, were not good. fuIoreover the p value showed a strong evidence of the
relationship between DHF cases and.household prevention p value (0,001). In order to eliminate Ae.
Aegtpti lorvae, source reduction by 3M plus need to be done in household level continuously. As a
result, it is espected thot the DHF transmissioncon be reducedKey words : DHF Incidence, Prevention,3M Plus, Household
PENDAIIULUAN
Demam Berdarah Dengue (DBD) atau
kelompok umur balita sampai dengan umur
Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) merupakan
sekitar 15 tahun. Kejadian Luar Biasa (KLB)
salah satu masalah kesehatan masyarakat di
Indonesia yang cenderung meningkat jumlah
dengue biasanya terjadi
pasien serta semakin luas penyebarannya. DBD
sehingga terjadi peningkatan aktifitas vektor
ditemukan hampir
di
seluruh belahan dunia
di daerah endemik
dan
berkaitan dengan datangnya musim hujan,
dengue pada musim hujan Yang
daPal
terutama di negara-negara tropik dan subtropik,
menyebabkan terjadinya penularan penyakit
baik sebagai penyakit endemik maupun
epidemik. Hasil studi epidemiologik
menunjukkan bahwa DBD menyerang
DBD pada manusia melalui vektor Aedes.
Sehubungan dengan morbiditas dan
33
Upaya Pencegahan DBD......(Octaviani, et a[)
mortalitasnya, DBD disebut the most mosquito
tempat minum burung atau tempat lainnya yang
transmitkd disease.l
sejenis seminggu sekali, memperbaiki saluran
Faktor pengetahuan,
kebiasaan
menutup
tempat
lubang lubang pada potongan bambu/pohon,
air dan kebersihan lingkungan
menaburkan bubuk larvasida, memelihara ikan
menggantung pakaian, kondisi
penampungan
dan talang air yang tidak lancar,
berhubungan dengan kejadian
DBD.2 Menurut
pemakan
jentik,
memasang kawat kassa,
dan ventilasi
dkk, (2007) faktor Yang
mempengaruhi penyakit DBD dari segi
ruangan yang memadai.3 Kegiatan
pengetahuan misalnya pengetahuan tentang
jrga
tandal gejala, cara penularan, dan penyebabnya
kebiasaan pada masyarakat untuk menggunakan
serta pencegahan dan
kelambu pada saat tidur siang, memakai obat
Kusumawati
penanggulangan
rnengupayakan pencahayaan
3M
plus
diperluas dengan upaya meningkatkan
penularan penyakit DBD. Sikap dan tindakan
yang dapat mencegah gigitan nyamuk,
terhadap upaya penanggulangan DBD serta
menghindari kebiasaan menggantung pakaian
kebiasaan masyarakat
juga berperan
dalam
Sampai saat
dalam ruangan rumah. Dalam setiap persoalan
kesehatan, termasuk dalam
penularan DBD.
ini
belum ditemukan obat
dan
penanggulangan
DBD, faktor
upaya
perilaku
dan vaksin yang efektif untuk
DBD.
senantiasa berperan penting. Perhatian terhadap
Sarang Nyamuk
(PSN)
faktor perilaku sama pentingnya dengan
perhatian terhadap faktor lingkungan,
khususnya dalam hal upaya pencegahan
Pemberantasan
merupakan cara pengendalian vektor sebagai
salah satu upaya yang dilakukan untuk
mencegah terjadinya penularan DBD.
penyakit. Selain kegiatan pemberantasan sarang
Kampanye PSN sudah digalakkan pemerintah
nyamuk, upaya lain dalam pengendalian vektor
ini Kementerian Kesehatan dengan
untuk mencegah kejadian DBD dilakukan
3M, yakni 'nenguras tempat
penampungan air secara terafur, menutup
dengan menghindari terjadinya kontak dengan
dalam hal
semboyan
tempat-tempat penampungan air dan mengubur
nyamuk dewasa. Pencegahan ini dapat
dilakukan dengan memperhatikan faktor
barang-barang bekas yang dapat menjadi sarang
kebiasaan keluarga diantaranya kebiasaan tidur
nyamuk.l Kegiatan tersebut
kegiatan
siang, penggunaan kelambu siang hari.
pemakaian anti nyamuk siang hari dan
3M diperluas dengan mengganti air vas bunga,
kebiasaan menggantung pakaian bekas pakai
berkembang menjadi
3M plus yaitu
sekarang
34
Jumal Vektor Penyakit, Vol.V No. 2,
20lL:33 - 40
yang dapat diubah atau disesuaikan untuk
mengurangi kemungkinan terjadinya kasus
tangga dengan kejadian
DBD di
Kelurahan
Tatura Utara Kecamatan Palu Selatan.
DBD terhadap salah satu anggota keluarga.
Kota Palu
penyebaran kasus DBD perkelurahan di Kota
Palu jumlah kasus DBD di Puskesmas
Berdasarkan data Dinkes
Mabelopura berturut-turut selama
3
terakhir yaitu 126 kasus (2008), 120
BAHAN DAN METODE
Penelitian ini dilaksanakan selama 3 bulan yaitu
pacla
bulan Maret sampai dengan Mei 201 I di
tahun
Kelurahan Tatura Utara Kecamatan Palu
kasus
Selatan. Jenis penelitian
(2009) dan 182 kasus (2010). Wilayah kerja
ini
adalah penelitian
survey dengan rancangan Cross Sectional
merupakan daerah dengan
Study. Penarikan sampel dari populasi
penelitian dilakukan dengan cara "Simple
jumlah kasus DBD tinggi. Dari 5 kelurahan
Random Sompling" . Sampel dalam penelitian
1 kelurahan yaitu kelurahan Tatura
Utara dimana pada tahun 2010 ditemukan
ini adalah 94 responden. Data primer diperoleh
Puskesmas Mabelopura
kelurahan
dan
yang melayani
5
terdapat
kasus DBD
tinggi yaitu sebanyak64
Tingginya kasus
di
kasus-a
kelurahan tersebut
melalui daftar pertanyaan (kuesioner)
yang
telah disusun sebelumnya berdasarkan tujuan
penelitian kemudian dilakukan
wawancara
disebabkan karena lokasi rumah warga yang
terhadap responden. Data sekunder diperoleh
dekat pasar, masyarakat masih
terlihat
peneliti dari data Dinas Kesehatan Kota Palu,
membuang sampah sembarangan, peran serta
Puskesmas Mabelopura dan Kantor Kelurahan
masyarakat dalam pelaksanaan PSN kurang,
Tatura Utara. Berdasarkan hasil pemeriksaan
dan kurangnya penyuluhan tentang DBD.
pengisian kuesioner yang telah dilakukan,
tersebut digambarkan bahwa
temyata semua sampel memenuhi syarat untuk
perilaku masyarakat di Kelurahan Tatura Utara
diikutkan dalam pengolahan dan analisis data.
Kecamatan Palu Selatan, khususnya rumah
Data yang tekumpul dianalisis secara deskriptif
tangga kurang memperhatikan
untuk mengetahui distribusi fiekuensi
Berdasarkan hal
kebersihan
dan
Iingkungan dan belum melakukan pencegahan
analisis chi-squore untuk mengetahui hubungan
serta pemberantasan sarang nyamuk DBD
upaya pencegahan oleh rumah tangga terhadap
dengan mengendalikan nyamuk vektor Aedes
kejadian
aegtpti. Tujuan penelitian ini
(Statistical Packnge and Social Siences)
untuk
DBD
dengan program
SPSS
mengetahui hubungan upaya pencegahan rumah
35
Upaya Pencegahan DBD......(Octaviani, et a
HASIL
Dari hasil wawancara yang
telah
,/
dilakukan didapatkan hasil sebagai berikut
:
Tabel l. Upaya Pencegahan Oleh Rumah Tangga dengan Kejadian DBD di
Keluran Tatura Utara
Kecamatan Palu Selatan Tahun 201I
Upaya Pencegahan Oleh Rumah Ifuiteria
Kejadian DBD
Jumlah
P value
Tangga
Objektif
Ada
Tidak Ada
o/
/o
Menguras tempat penampungan
Air
Menutup
20
Tidak
2
Ya
penampungan air
Mengubur barang-barang
bekas
Ya
yang sudah tidak terpakai
Tidak
Ya
Tidak
18
4
o/
/o
o/
/o
65 76,5yo 87
22,2Yo 7 77,8% 7
23,5
%o
27,3yo
14,30
48
24
72,7yo
66
100,0 p = 1,000
100,0
100,0 p:0,274
95,70A 2g
100,0
15 34,9yo 28
7 13,7yo 44
65,106
43
100,0 p :0,040
86,3yo
51
100.0
Menaburkan bubuk abate di
tempat penampungan air
Ya
l4
45,2yo
l7
54,8oA
3r
100,0 p :0,001
Tidak
8
12,7o
55
87,3yo
63
100,0
Menggunakan anti nyamuk
Ya
2250A
69
3
89
5
100,0 p :0,333
di siang hari
Tidak
Menggunakan kelambu
Ya
Tidak
Dari hasil
20
2
16
6
40.0%
4t,0yo
10,gyo
77,5yo
60,0yo
23 59,0yo 39
49 89% 55
100,0
100,0 p = 0,004
100,0
uji
Chi square kegiatan pencegahan oleh rumah tangga yang menunjukan
tidak ada
hubungan/tidak signifikan dengan kejadian DBD yaitu menguras
tempat penampungan air (p : 1,000).
menutup tempat-tempat penampungan air (p : 0,274),
dan menggunakan anti nyamuk di siang hari (p -
0'333)' Sedangkan yang menunjukan ada hubungan/signifikan
dengan kejadian DBD yaitu mengubur
barang- barang bekas yang sudah tidak terpakai (p :
0,040), menaburkan bubuk abate di tempa:
penampungan air (p:0,001) dan menggunakan kelambu
(p = 0,004).
35
Jurnal Veklor Penyakit, Vol.V No. 2,2011 :33 - 40
Tangga di
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Responden Menurut Upaya Pencegahan Oleh Rumah
Kelurahan Tatura utara Kecamatan Palu Selatan Tahun 2011
Frekuensi
Persen
OlehRT
(D
(%)
Baik
22
23,4
94
100,0
Upaya Pencegatran
Tabel 2
Memperlihatkan hubungan
(40,9%) responden upaya pencegahan oleh
antara upaya pencegahan oleh rumah tangga
rumah tzrngga dengan kategori baik dan
dengan kejadian DBD. Sebanyak 22 responden
responden
pada kelompok ada kejadian DBD, diketahui
pencegahan oleh rumah langga dengan kategori
upaya pencegahan oleh rumah tangga dengan
kurang baik. Upaya pencegahan oleh rumah
l3
(87,5%)
responden
63
upaya
responden (59,1%) dan 9
tangga dikategorikan baik apabila responden
responden (12,5o/o) upaya pencegahan oleh
melakukan semua kegiatan pencegahan di atas
rumah tangga dengan kategori kurang baik.
dan kurang baik bila
Sedangkan 72 responden pada kelompok tidak
melakukan salah satu kegiatan pencegahan
kategori baik
ada kejadian DBD, terdapat
9
responden
responeden tidak
tersebut di atas.
Tabel 3. Hubungan antara Upaya Pencegahan Oleh Rumah Tangga dengan Kejadian DBD di Keluran
Tatura Utara Kecamatan Palu Selatan Tahun 2011
Kejadian DBD
Upaya
Total
Hasil Uji Statistik
untuk a=0,05
Pencegahan
Tidak Ada
Ada
Oleh RT
n
Baik
t3
Kurang Baik
Jumlah
Penggunaan
kepentingan uji
tabel
22
N
40,9
59,1
12,5
Yo,
63
23,4
chi-square untuk
hubungan antar variabel
%
100 x :
17,888
0,000
87,5
72
100 p :
76,6
94
100 Phi: 0,466
independen dengan dependennya tidak
memperlihatkan adanya frekuensi
harapan
37
kurang dari (<
5)
sehingga memenuhi syarat
untuk digunakan menilai hubungan antar
variabel. Dari hasil uji
Chi square test
oleh rumah tangga
berhubungan dengan
kejadian DBD.
Besamya kontribusi upaya pencegahan
: * : 17,888 dengan
nilai " p " untuk dua sisi : 0,000 lebih kecil
dari nilai o : 0,05. Berarti Ho ditolak dan Ha
46,60 kontribusi
diterima. Dengan demikian upaya pencegahan
oleh rumah tangga terhadap kejadian DBD.
memperlihatkan hasil
oleh rumah tangga dinilai melalui
memberikan hasil ( q
:
uji
,,phi,
0,466), yang berarti
variabel upaya pencegahan
PEMBAHASAN
Gerakan PSN adalah
keseluruhan
Hasil penelitian mengenai kejadian DBD
kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat dan
dengan frekuensi pengurasan
pemerintah untuk mencegah DBD yang disertai
menunjukkan bahwa frekuensi pengurasan
pemantauan hasilnya secara terus menerus.
kontainer mempunyai hubungan
DBD merupakan bagian
terpenting dari keseluruhan upaya
kontainer
terhadap
Gerakan PSN
kejadian DBD
pemberantasan DBD, dan merupakan bagian
disebabkan karena secara umum nyamuk
dari upaya mewujudkan kebersihan lingkungan
meletakkan telurnya pada dinding tempat
serta perilaku sehat dalam rangka mencapai
penampungan air, oleh karena itu pada waktu
masyarakat dan keluarga sejahtera. Dalam
pengurasan
membasmi
jentik nyamuk penularan
DBD
dengan cara yang dikenal dengan istilah 3M,
di Kelurahan ploso Kecamatan
Pacitan Tahun 2009. Hal ini bisa jadi
atau
pembersihan
tempat
penampungan air dianjurkan menggosok atau
yaitu : Menguras bak mandi, bak penampungan
rtrenyikat dinding-dindingnya.5
tempat-tempat penampungan
air, minimal sekali dalam seminggu. Menutup
dilakukan secara teratur sekurang-kurangnya
rapat tempat penampungan
sehingga tidak dapat diterobos oleh nyamuk
seminggu sekali agar nyamuk tidak dapat
berkembang biak di tempat itu. Bila pSN DBD
dewasa. Mengubur barang-barang bekas yang
dilaksanakan oleh seluruh masyarakat, maka
sudah tidak terpakai, yang semuanya dapat
populasi nyamuk Aedes aegtpti dapat ditekan
menampung
rir sedemikian rupa
air hujan
sebagai tempat
berkembangbiaknya nyamuk Aedes aegtpti.
pengurasan
air
perlu
serendah-rendahnya, sehingga penularan DBD
tidak terjadi lagi.6
38
rrnal Vektor Penyakit, Vol.V No. 2,
20ll :33 ' 40
Kegiatan tersebut sekarang berkembang
penyakit. Selain kegiatan pemberantasan sarang
3M plus yaitu kegiatan 3M diperluas
nyamuk, upaya lain dalam pengendalian vektor
-renjadi
-.ngan menaburkan bubuk larvasida, upaya
-reningkatkan kebiasaan pada masyarakat
.rtuk menggunakan kelambu pada saat tidur
.ing, memakai obat yang dapat
mencegah
gitan nyamuk. Dalam setiap persoalan
"esehatan, termasuk dalam uPaya
-
DBD, faktor
untuk mencegah kejadian DBD dilakukan
dengan menghindari terj'adinya kontak dengair
nyamuk dewasa. Pencegahan ini dapat
dilakukan dengan memperhatikan faktor
kebiasaan keluarga diantaranya penggunaan
kelambu siang hari dan pemakaian anti nyamuk
perilaku
siang hari yang dapat diubah atau disesuaikan
:nantiasa berperan penting. Perhatian terhadap
untuk mengurangi kemungkinan terjadinya
kasus DBD terhadap salah satu anggota
-enanggulangan
rktor perilaku sama pentingnya dengan
::rhatian terhadap faktor lingkungan,
.,tususnya dalam
hal upaya pencegahan
SARAN
t\ESIMPULA|I
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan
bahwa ada hubungan antara uPaya
pencegahan oleh rumah tangga dengan
kejadian DBD (p
keluarga.
value:
0,000).
-. Upaya pencegahan oleh rumah tangga yang
Diharapkan masyarakat untuk lebih
memperhatikan kegiatan
3M plus
dan
pelaksanaan PSN-DBD secara mandiri dan
teratur sesuai standar agar dapat mengurangi
keberadaan
jentik. Dengan melaksanakan
dan
berhubungan/signifikan adalah mengubur
mengubah kebiasaan tersebut maka penularan
barang- barang bekas yang sudah tidak
demam berdarah dengue dapat ditekan.
terpakai
(p value
0,040), menaburkan
bubuk abate di tempat penampungan air (p
value
:
0,001) dan menggunakan kelambu
[r value:0,004).
UCAPAI{ TERIMA KASIH
Penulis menyampaikan terima kasih
kepada pihak-pihak yang telah membantu
dalam penelitian
ini
antara lain Dinkes Kota
Palu, Puskesmas Mabelopura dan Kepala
Kelurahan Tatura Utara Kecamatan Palu
39
Upaya Pencegahan DBD......(Octaviani, et al)
Selatan yang telah memberikan bantuan dan
izin penelitian kepada penulis.
DAFTAR PUSTAKA
l. Djunaedi D. 2006. Demam
Berdorah
Epidemiologi,
DBDJ
[Dengte
Imunopatologi, Potogenesis, Diagnosis dan
P e natalaksonaannya. Malang: UMM Press.
2. Duma,
3.
N., dkk. Analisis Faktor Yang
Berhubungan dengan Kejadian DBD di Kota
Kendari 2007. Analisis, Sept. 2007, Vol. 4 l'lo. 2
. 9r - 100.ISSN: 0852-8144
Departemen Kesehatan RI. 2008.
Perkembangan knsus demam berdarah di
indonesia. Http://www.depkes.go.id. 1 0 Juni
2008.
4. Dinkes Kota Palu. 2010. Situasi Kasus DBD
di Wilayah Kota Palu 2007-2010, Sulawesi
Tengah. Dinas Kesehatan Kota Palu.
5. Sutaryo. 2005. Dengue.Yogyakarta: Medika
FK UGM.
6. Depkes RI.
2005. Pencegahan
dan
Pemberantasan Demam Berdarah Dengue
Di l'ndonesia. Jakarta: Depkes RI.
40