PENGUSAHA PEMULA DI KOTA MALANG

ANALISIS FAKTOR INDIVIDU PEMBENTUK ENTREPRENEURSHIP PADA PEREMPUAN PENGUSAHA PEMULA DI KOTA MALANG

Oleh : Rahayu Relawati

Abstract

Participation of women labor force is getting higher, including them who conduct entrepreneur’s activities. The research aimed to analyze personal factors, i.e..: knowledge, attitude and skill of woman beginner entrepreneur in managing their business. The research result was expected to answer a question why women’s entrepreneurship is less developed so their business also less developed. The research subject is woman beginner entrepreneur in Malang.

The research result is as follows. Knowledge of most women beginner entrepreneur concerning management of their business is limited at accidental planning, product processing of their own business and a conventional marketing without any promotion. Their attitude is wishing to develop their business, but it is not supported with a serious effort to reach, meanwhile the attitude on investment is still simply to run the business. Skill of woman beginner entrepreneur in business management is still lower: their business planning is not noted, production process is done by their self and product marketing is still not accompanied by promotion to improve sale.

The research recommendation is as follow. To move forward the business conducted by many women, government and institution which is have competence need to improve mental of entrepreneurship and managerial skill as part of life skills to improve woman empower in economic aspect.

Keyword

PENDAHULUAN

entrepreneurship, know- ledge, attitude, skill,

Jumlah entreprener perempuan makin bertambah seir- beginner entrepreneur. ing meningkatnya tingkat partisipasi angkatan kerja perem-

puan. Banyak perempuan yang memasuki dunia entreprener

Penulis

diawali dari coba-coba untuk mengembangkan ketrampilan Rahayu Relawati, Do- terkait pekerjaan domestik seperti masak-memasak atau ja-

sen Jurusan Agribisnis hit menjahit. Sebagian yang lain memulai usaha karena pe- Universitas Muham- kerjaan domestik sudah mulai berkurang, karena anak-anak madiyah Malang

sudah besar. Karakteristik memulai usaha yang demikian KO M P E T E N S I membawa konsekwensi pada lemahnya profesionalisme

manajemen usaha. Para enterprener perempuan tersebut.

Jurnal Ekonomi, Manajemen & Akuntansi

lebih mudah masuk usaha di sektor informal.

Vol. 7 No. 3 September - Desember ‘09 Fak. Ekonomi - Universitas

Sebuah penelitian tentang wirausaha florist di Kota Malang menunjukkan bahwa usaha yang banyak meli-

Cokroaminoto Yogyakarta Cokroaminoto Yogyakarta

Dari temuan kedua penelitian terse- but diketahui masalah dalam penge- lolaan usaha oleh perempuan belum terbina dengan baik sikap mental en- trepreneur mereka. Untuk merumuskan model pembelajaran entrepreneur yang efektif sangat penting untuk dianalisis faktor-faktor pribadi perempuan yang membentuk entrepreneurship (sikap kewirausahaan) tersebut. Bentuk-ben- tuk pelatihan yang ada selama ini hanya terfokus pada manajemen usaha. Se-

cara spesifik bagaimana membentuk jiwa entrepreneur pada perempuan

yang notabene masih banyak terkenda- la secara budaya belum menjadi kajian yang intensif.

Artikel ini ditulis berdasarkan ha- sil penelitian tahap pertama dari se- buah penelitian yang tujuan akhirnya adalah merumuskan konsep Nurturing Entrepreneurship (pembelajaran/pem- bentukan sikap kewirausahaan) pada perempuan. Tujuan penelitian untuk menganalisis faktor-faktor pribadi yaitu: pengetahuan, sikap dan ketrampilan perempuan pengusaha pemula dalam mengelola usaha mereka. Diharapkan hasil penelitian ini menjawab pertan- yaan mengapa entrepreneurship pada perempuan belum berkembang optimal sehingga keberhasilan usaha juga be- lum maksimal.

TINJAUAN PUSTAKA

Relawati R. (2003) dalam pene- litian tentang Analisis Gender Pada Wi- rausaha Agribisnis menemukan bahwa

wirausaha florist di Kota Malang banyak melibatkan perempuan sebagai pen-

gelola usaha. Peran mereka terutama pada pengelolaan keuangan dan pem- bukuan usaha. Sedangkan pekerjaan teknis merangkai bunga justru ban- yak dikerjakan pekerja laki-laki karena pengerjaannya lebih banyak dilakukan pada malam hari. Dalam pengelolaan

keuangan usaha, para pengusaha flo- rist belum memisahkan secara tegas

antara manajemen rumah tangga dan manajeman usaha terutama pada as- pek keuangan sehingga kinerja usaha kurang dapat dievaluasi secara cermat.

Rahayu Relawati

Analisis Faktor Individu Pembentuk Entrepreneurship pada Perempuan Pengusaha Pemula di Kota Malang

KOMPETENSI

Pengelolaan keuangan usaha yang terutama adalah rendahnya spirit Entre- belum terpisah secara tegas dengan preneur dan lemahnya jaringan pema- keuangan rumah tangga lebih disebab- saran. Hal ini perlu diperbaiki melalui kan pada anggapan bahwa perempuan pembinaan terhadap perempuan pen- lebih tekun dalam mengatur keuangan. gusahanya. Pembinaan yang dibutuh- Namun disisi lain bekal pengetahuan kan meliputi sikap mental entrepreneur, manajemen usaha yang terbatas me- pembinaan teknis produksi dan manaje- nyebabkan mereka tidak melakukan man pemasaran. Penelitian tersebut be- pembukuan yang sistematis. Pada ka- lum menjawab bagaimana metode pem- sus ini dan pada banyak kasus usaha binaan tersebut agar lebih efektif untuk rumah tangga yang lain, perempuan menumbuhkan jiwa entrepreneur. pengelola usaha belum memiliki sikap entrepreneur yang profesional sehingga

Berwirausaha senantiasa melibatkan usaha sulit untuk berkembang menjadi dua unsur pokok: peluang dan kemam- besar.

puan menanggapi peluang. Karena itu, kewirausahaan adalah tanggapan ter-

Relawati R. (2006) dalam temuan hadap peluang usaha yang terungkap awal dari penelitian tentang Penguatan dalam seperangkat tindakan serta mem- Jaringan Usaha Melalui Wadah Organ- buahkan hasil berupa organisasi usaha isasi Perempuan mengungkap bahwa

yang melembaga, produktif dan inovatif. perempuan pengusaha pemula mempu- Para wirausaha adalah individu-individu nyai potensi dan kemauan untuk menge- yang berorientasi pada tindakan dan lola usaha. Hanya saja motivasi usaha sukses. Wirausaha adalah mereka yang mereka masih terbatas pada usaha bisa menciptakan kerja bagi orang lain sampingan sebagai tambahan atas dan berswadaya (Faisol, 2007). pendapatan suami. Prinsip mendapat- kan pendapatan tambahan (bukan

Seorang perintis teori psikologi ke- pendapatan utama) menyebabkan ori- wirausahaan, David Mc. Clelland per- entasi pengembangan usaha mereka nah melakukan penelitian terhadap ma- kurang maksimal. Secara faktual bisa hasiswa di Harvard University. Peneliti- jadi usaha mereka sudah memperoleh an menemukan adanya korelasi antara pendapatan yang lebih besar atau sama tinggi rendahnya n-ach (need for achie- dengan penghasilkan suami. Namun vement) pada kelompok mahasiswa karena konsep memperoleh pendapa- yang diteliti, yang diukur semasa masih tan tambahan maka usaha mereka di- kuliah dengan pemilihan karier/peker- anggap tidak terlalu penting. Kendala jaan setelah mereka tamat dan terjun ke pengembangan usaha yang ditemukan masyarakat. Hasil penelitian menunjuk-

Rahayu Relawati

Analisis Faktor Individu Pembentuk Entrepreneurship pada Perempuan Pengusaha Pemula di Kota Malang kan bahwa bagi mereka yang memiliki

Dari hasil-hasil penelitiannya ke- kebutuhan berprestasi yang tinggi terny- mudian Mc. Clelland dan kawan-kawan ata sekitar 66% diantaranya memilih ka- mengambil kesimpulan bahwa betapa rier sebagai pengusaha, sementara 34% pentingnya meningkatkan n-ach seseo- lainnya memilih bidang pekerjaan lain- rang dalam rangka mengembangkan nya. Sebaliknya pada mahasiswa yang jiwa entepreneurship masyarakat, yang mempunyai kebutuhan prestasi rendah, bila dilihat dari segi ekonomi mikro dapat

mendorong tumbuh dan berkembang- sebagai pengusaha, dan 90% lainnya nya dunia usaha dan dari segi ekonomi memilih pekerjaan di bidang lain.

makro dapat meningkatkan perekono- mian suatu negara. Pentingnya n-ach

Selanjutnya Mc. Clelland mengem- pada entrepreneur menjadi landasan bangkan penelitiannya terhadap orang- dalam pengembangan konsep nurturing orang di luar kampus yang terdiri dari entrepreneurship bahwa n-ach sebagai beragam latar belakang profesi seperti variabel penting yang harus diperhati- guru, pengacara, pekerja bank, dokter, kan. pengusaha dan lain-lain. Hasil peneliti- an menunjukkan bahwa, secara umum

Pendekatan behaviorism dari ahli pengusaha (entrepreneur) mendapat ni- psikologi B. Watson menyatakan bah- lai n-ach lebih tinggi dibandingkan orang- wa perilaku manusia bukan bersifat in- orang dari bidang profesi lain. Dari hasil stingtif tetapi dapat dipelajari. Watson tersebut Mc. Clelland dan kawan-kawan menyatakan bahwa perilaku manusia akhirnya pada suatu kesimpulan bahwa dibentuk oleh lingkungan masyarakat ada hubungan yang erat antara kewi- atau dengan kata lain dibentuk oleh rausahaan (entrepreneurship) dengan nurture, bukan dengan nature. Faktor tingkat n-ach yang tinggi. Mc Clelland nurture berperan lebih banyak daripada kemudian juga melakukan penelitian nature dalam pembentukan perilaku tentang hubungan antara tingkat n-ach manusia, atau dapat dikatakan karena dengan tingkat perkembangan ekono- nature manusia menciptakan dan mem- mi suatu negara. Hasilnya menujukkan pelajari culture maka nature dan nurture adanya hubungan antara tingkat n-ach bukan saling beroposisi tetapi tetapi sal- suatu negara dengan tingkat perkem- bangan perekonomiannya. Hasil peneli-

Para ahli antropologi berpendapat kan dalam buku berjudul “The Achieving bahwa sifat (nature) manusia yang diek- Society”.

spresikan dalam gagasan dan perilaku sangat bervariasi dari masyarakat satu

KOMPETENSI

dengan masyarakat lainnya. Mengapa satu dengan masyarakat lainnya. Men- terjadi demikian karena pada masing- gapa terjadi demikian karena pada ma- masing masyarakat dilakukan sosialisa- sing-masing masyarakat dilakukan sosi- si atau enkulturasi.

alisasi atau enkulturasi.

Sosialisasi atau enkulturasi adalah Sosialisasi atau enkulturasi adalah proses dimana anggota baru masyara- proses dimana anggota baru masyara- kat diajari sikap, nilai, perilaku dan ket- kat diajari sikap, nilai, perilaku dan ket- rampilan yang menjadi dasar masyara- rampilan yang menjadi dasar masyara-

ini merupakan proses jangka panjang, ini merupakan proses jangka panjang, yang bisa dimulai sejak bayi lahir dan yang bisa dimulai sejak bayi lahir dan berlanjut sampai seseorang meninggal. berlanjut sampai seseorang meninggal. Sosialisasi meliputi instruksi eksplisit Sosialisasi meliputi instruksi eksplisit maupun contoh oleh keluarga dan ma- maupun contoh oleh keluarga dan ma- syarakat.

syarakat.

Pendekatan behaviorism dari ahli Dari proses enkulturasi, seseorang psikologi B. Watson menyatakan bahwa bisa belajar tentang nilai, sikap, perilaku perilaku manusia bukan bersifat insting- dan ketrampilan. Hal ini juga dapat dipe- tif tetapi dapat dipelajari. Watson meny- roleh dari proses pendidikan baik formal atakan bahwa perilaku manusia diben- maupun non formal. Pendidikan meru- tuk oleh lingkungan masyarakat atau pakan transmisi pengetahuan, pema- dengan kata lain dibentuk oleh nurture, haman, sikap dan cara untuk melaku- bukan dengan nature. Faktor nurture kan sesuatu yang menjadi karakteristik berperan lebih banyak daripada nature masyarakat tertentu. Pendidikan tidak dalam pembentukan perilaku manusia, hanya diperoleh dari pengajaran ket- atau dapat dikatakan karena nature rampilan teknis tetapi juga bagian dari manusia menciptakan dan mempelajari proses sosialisasi. Pendidikan mem- culture maka nature dan nurture bukan punyai banyak bentuk, baik instruksi saling beroposisi tetapi tetapi saling me- formal maupun informal. Pada kebany-

akan masyarakat, justru pembelajaran ketrampilan khusus tidak diperoleh dari

Para ahli antropologi berpenda- pendidikan formal. Ketrampilan dan si- pat bahwa sifat (nature) manusia yang kap dipelajari dari observasi ‘on the job’ diekspresikan dalam gagasan dan peri- laku sangat bervariasi dari masyarakat

Rahayu Relawati

Analisis Faktor Individu Pembentuk Entrepreneurship pada Perempuan Pengusaha Pemula di Kota Malang

METODE PENELITIAN

manajemen usaha, meliputi perenca- naan usaha, produksi dan pemasaran

Tempat penelitian ditentukan se- hasil. Jika usaha yang dilakukan meru- cara sengaja (purposive) yaitu di Kota pakan usaha dagang maka aspek pro- Malang. Unit analisis dibatasi pada duksi tidak dibahas, tetapi diganti den- perempuan pengelola usaha pemula gan aspek pencarian/pembelian barang yang terhimpun dalam wadah Ikatan dagangan. Pengusaha Aisyiyah. Teknik pengumpu- lan data formal dan informal digunakan,

a. Pengetahuan Pengusaha Pemula

mencakup: observasi lapang, angket terbuka, serta wawancara mendalam.

Pengetahuan pengusaha pemula sangat penting untuk mempengaruhi Data dianalisis secara deskriptif kemampuan mereka dalam mengelola kuantitatif dan kualitatif. Berbagai jawa- usaha. Wawancara mendalam men- ban informan tentang pengetahuan, gungkap pengetahuan mereka tentang sikap dan ketrampilan kemudian dirin- manajemen usaha. Pengetahuan ten- gkas dan dikelompokkan berdasarkan tang manajemen usaha digali dari tiga jawaban yang bermakna sama. Mas- aspek yaitu perencanaan, produksi dan ing-masing kelompok jawaban yang pemasaran. bermakna sama selanjutnya diuraikan untuk memperjelas pemaknaan jawa-

Untuk memperjelas deskripsi, seba- ban informan.

ran informan berdasarkan kelompok ja- waban disajikan pada Grafik 1. Perban-

HASIL PENELITIAN

dingan visual dengan grafik diagram ba- tang dapat menunjukkan perbandingan

Pengetahuan, sikap dan ketrampi- jumlah informan pada masing-masing lan perempuan pengusaha pemula dini- kelompok jawaban. lai dari hasil wawancara tentang aspek

KOMPETENSI

Grafik 1. Sebaran pengetahuan informan tentang perencanaan, produksi dan pe- masaran

Keterangan grafik :

a.1. Pengetahuan Tentang Perenca- naan Usaha

Perencanaan usaha merupakan ba- kan terkait usaha

gian penting dalam manajemen. Temu-

A 2 : Rencana aktivitas yang akan an lapang mengindikasikan bahwa pen- dilakukan selama satu ming- getahuan tentang perencanaan usaha gu/bulan/tahun

masih sangat minim dan belum merata.

A 3 : Rencana kegiatan yang akan Berikut secara berurutan dideskripsikan dilakukan selama satu bulan/ pengetahuan tentang perencanaan. tahun secara detil termasuk anggaran biayanya

Sebagian besar informan 26/38 (68,4%) mengetahui

perencanaan

2) Pengetahuan tentang produksi : usaha sebatas pada “aktivitas yang akan dilakukan terkait usaha”. Perencanaan

A 2 : Proses/cara pembuatan pro- yang mereka pahami sebatas pada ren- duk

cana jangka pendek bahkan yang bersi- fat insidentil. Jawaban seperti ini antara

3) Pengetahuan tentang pemasaran : lain diberikan oleh informan pengusaha pakaian, misalnya menjelang lebaran

dagangan pengusaha pakaian merencanakan me-

A 2: Promosi dan penjualan pro- nambah barang dagangan karena pasti duk/barang dagangan

pembeli akan meningkat. Informan lain pada usaha makanan ada yang men- contohkan perencanaan usaha ada-

Rahayu Relawati

Analisis Faktor Individu Pembentuk Entrepreneurship pada Perempuan Pengusaha Pemula di Kota Malang lah menentukan jumlah makanan yang yanya”. Perempuan pengusaha pemula

akan dijual dalam seminggu. yang sedikit ini sudah relatif maju dalam menjalankan usaha mereka.

Dari contoh tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar pengusaha pe-

Minimnya pengetahuan tentang pe- mula mengetahui tentang perencanaan rencanaan usaha dapat dimengerti ka- sebagai suatu aktivitas rencana usaha rena mereka memulai usaha umumnya dalam jangka yang sangat pendek (ha- berangkat dari hobby (seperti memasak, rian, mingguan, atau rencana insidental menjahit) atau karena mencoba-coba pada event tertentu). Lebih jauh tentang berdagang. Pengetahuan yang terba- unsur apa saja yang harus ada dalam tas tentang perencanaan sebagai fungsi perencanaan dan bagaimana menyusun pertama dan utama dalam manajemen perencanaan belum diketahui oleh se- mengindikasikan secara umum penge- bagian besar informan.

tahuan manajemen mereka juga lemah. Dampak lebih jauh dari kondisi ini ten- tu ketrampilan manajemennya juga le-

informan (26,3%) adalah informan den- mah. gan pengetahuan tentang perencanaan sebagai “rencana aktivitas yang akan

a.2. Pengetahuan tentang Produksi

dilakukan selama satu minggu/bulan/ta- hun”. Kelompok informan ini tidak men-

Produksi merupakan aktivitas pen- getahui/menyebutkan bahwa perenca- ting pada usaha yang melakukan pem- naan usaha juga mencakup anggaran buatan produk. Pengusaha perempuan biayanya. Pada kelompok ini sudah ada dalam penelitian ini yang melakukan pengetahuan yang setingkat lebih baik, aktivitas produksi adalah usaha kue, ka- yakni memahami perencanaan bukan tering, minuman instant, kaos olah raga sekedar rencana insidentil, melainkan dan penjahit. Temuan lapang mengin- sudah ada rutinitas dalam waktu satu dikasikan bahwa pengetahuan tentang minggu/bulan/tahun.

produksi dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok (lihat Grafik 1).

Ada sedikit jumlah perempuan pen- gusaha pemula, 2/38 informan (5,3%) yang sudah memiliki pengetahuan pe- memahami produksi sebagai hasil pem- rencanaan cukup detil. Pengetahuan buatan produk, selanjutnya disebut ke- tersebut adalah “rencana kegiatan yang lompok pertama. Pemahaman kelom- akan dilakukan selama satu bulan/tahun pok pertama ini produksi merupakan secara detil termasuk anggaran bia- kuantitas output dari suatu proses pro-

KOMPETENSI

duksi. Sebagian besar informan (24/38 pada pengusaha kaos olah raga, pemi- = 63,2%) menjelaskan produksi sebagai liknya menguasai pengetahuan tentang proses dan cara pembuatan produk, se- teknis produksi. Informan dari kelompok lanjutnya disebut kelompok kedua. Dari jawaban kedua yang tidak melakukan

proses produksi dalam usahanya tidak orang diantara mereka yang usahanya diwawancara detil tentang proses pro- melakukan aktivitas produksi. Selebih- duksi. nya 20 orang tidak melakukan aktivitas produksi karena usaha mereka hanya

a.3. Pengetahuan tentang Pemasa-

usaha dagang atau jasa persewaan

ran

komputer, Wartel dan lain-lain. Kelom- pok jawaban kedua berasal dari semua

Pemasaran merupakan ujung tom- informan yang melakukan proses pro- bak dari aktivitas usaha. Paradigma duksi dan sebagian dari mereka yang baru pemasaran adalah “memproduksi tidak melakukan aktivitas produksi.

apa yang dapat dipasarkan”. Semua pengusaha perempuan dalam peneli-

Pengetahuan kelompok kedua digali tian ini melakukan aktivitas pemasaran. lebih jauh tentang apa dan bagaimana Temuan lapang mengindikasikan bahwa proses produksi yang dilakukan pada pengetahuan tentang pemasaran dapat masing-masing usaha mereka. Mereka dikelompokkan menjadi dua kelompok yang melakukan proses produksi dalam (lihat Grafik 1). Berikut secara berurutan usahanya semuanya mampu menjelas- dideskripsikan pengetahuan tentang pe- kan proses produksi pada usaha mere- masaran. ka. Hal ini dapat dimengerti karena me- mang semua pengusaha pemula terse-

Sebagian besar informan (32/38 = but melakukan semua aktivitas usaha- 84,2%) mengetahui pemasaran seba- nya sendiri bersama keluarga, ada juga gai penjualan produk/barang dagangan. yang mempunyai pekerja namun secara Pada kelompok informan ini mereka teknis pemilik usaha menguasai teknis hanya menjelaskan bagaimana mereka produksi. Misalnya pada pengusaha mi- secara rutin melakukan penjualan. Ke- numan instant yang sudah relatif maju tika mereka ditanya bagaimana upaya dan tidak melakukan semua aktivitas untuk meningkatkan penjualan maka produksi karena kesibukan pada berba- belum tampak ide-ide untuk melakukan gai pertemuan usaha, pengetahuan pro- peningkatan penjualan. Sebagian kecil duksi dikuasai karena pengusaha sen- diri yang mengajarkan semua pekerja mengetahui pemasaran sebagai pro- tentang teknis produksi. Demikian juga mosi dan penjualan produk/barang da-

Rahayu Relawati

Analisis Faktor Individu Pembentuk Entrepreneurship pada Perempuan Pengusaha Pemula di Kota Malang gangan. Jadi pada kelompok jawaban dimengerti mengapa usaha mereka ma-

kedua ini mereka sudah mempunyai sih sulit untuk dikembangkan. Sebagian pengetahuan lebih baik bahwa dalam dari mereka yang usahanya sudah relatif pemasaran ada upaya-upaya promosi maju, memiliki pengetahuan yang lebih yang harus dilakukan. Jawaban ini nam- baik tentang pemasaran dibandingkan pak pada penjelasan mereka tentang sebagian besar informan. bentuk-bentuk promosi yang dilakukan dapat dengan cara-cara: mengikuti pa-

b. Sikap Pengusaha Pemula

meran atau bazar, memberikan produk contoh (kue), dan memberikan bonus

Sikap pengusaha pemula sangat pada sejumlah pembelian tertentu yang penting untuk mempengaruhi kemam- cukup besar. Perlu diketahui bahwa isti- puan mereka dalam mengelola usaha. lah ’promosi’ ini merupakan pemaknaan Wawancara mendalam mengungkap si- yang diberikan peneliti terhadap jawa- kap mereka sebagai enterprener. Sikap ban informan tentang upaya meningkat- sebagai enterprener digali dari dua as- kan penjualan.

pek yaitu sikap dalam mengembangkan usaha dan berinvestasi. Untuk memper-

Dari kondisi pengetahuan perempu- jelas deskripsi, sebaran informan ber- an pengusaha pemula tentang pemasa- dasarkan kelompok jawaban disajikan ran yang masih sangat terbatas, dapat pada Grafik 2.

Grafik 2. Sikap Informan dalam mengembangkan usaha dan berinvestasi Keterangan grafik :

B3 : Setuju dan sangat menging-

inkan

Setuju dan sangat menging- inkan diikuti upaya menyisi- B2 : Setuju namun merasa belum

B4:

hkan sebagian keuntungan mampu

untuk investasi

KOMPETENSI

2) Berinvestasi : Kelompok jawaban kedua yang di- berikan oleh sejumlah orang yang ham- vestasi untuk menjalankan pir sama dengan kelompok pertama usaha

B2 : Investasi penting untuk peng- mereka setuju dan sangat mengingin- embangan usaha saat ini

kan pengembangan usaha serta diikuti B3 : Investasi penting untuk peng- upaya menyisihkan sebagian keuntung- embangan usaha dan jika an untuk investasi. Kelompok jawaban perlu mencari modal tamba- kedua ini menunjukkan sikap yang makin han dari luar

kuat dalam keinginan mengembangkan usaha. Memang pengembangan usaha

b.1. Sikap dalam Mengembangkan tidak mungkin dilakukan tanpa adanya

Usaha

modal tambahan. Sikap demikian lebih banyak muncul pada usaha yang sudah

Sikap seorang enterprener tentang mempunyai keuntungan lebih besar. pengembangan usaha sangat penting dalam menentukan keberhasilan usaha.

Kelompok jawaban lain dari infor- Temuan lapang mengindikasikan bahwa sikap tentang pengembangan usaha takan setuju terhadap pengembangan cukup beragam. Setelah diringkas, ja- usaha namun mereka merasa belum waban informan dapat dikelompokkan menjadi empat kelompok sikap. Berikut lebih banyak muncul pada usaha yang secara berurutan dari kelompok sikap belum mempunyai keuntungan besar, yang terbanyak dideskripsikan pengeta- dan pada kondisi kemampuan ekonomi huan tentang pengembangan usaha.

keluarga yang terbatas. Kelompok jawa- ban ini memang terkesan sebagai sikap

Jumlah kelompok jawaban terbesar pesimistis para perempuan pengusaha adalah informan yang setuju dan sangat pemula. menginginkan pengembangan usaha

Diantara informan ada juga sebagian sudah memulai usaha maka mereka kecil, 2/38 (5,3%), yang tidak berpenda- menginginkan usaha yang makin besar. pat atau memberikan respon terhadap Namun pada kelompok jawaban ini me- pertanyaan tentang pengembangan reka tidak menyatakan sikap lain yang usaha mereka. Dengan malu-malu para memperkuat keinginan mengembang- ibu setengah baya yang mempunyai kan usaha.

usaha rumah tangga tersebut meng- geleng sambil mengatakan ”tidak tahu”

Rahayu Relawati

Analisis Faktor Individu Pembentuk Entrepreneurship pada Perempuan Pengusaha Pemula di Kota Malang apakah mereka mempunyai keinginan dari kelompok terbanyak pertama. Jika

untuk mengembangkan usaha. pada kelompok jawaban pertama me- reka menganggap penting investasi

b.2. Sikap dalam Berinvestasi

untuk menjalankan usaha, maka kelom- pok kedua ini menganggap penting in-

Sikap seorang enterprener untuk vestasi untuk mengembangkan usaha. berinvestasi pada usaha mereka sangat Sikap demikian diberikan karena usaha penting dalam menentukan keberhasilan mereka sudah cukup menguntungkan usaha. Temuan lapang mengindikasikan dan ingin dikembangkan menjadi lebih bahwa sikap tentang berinvestasi dalam besar. usaha cukup beragam. Setelah diring- kas, jawaban informan dapat dikelom-

Kelompok jawaban berikutnya yang pokkan menjadi tiga kelompok sikap. diberikan oleh sebanyak 8/38 informan Berikut secara berurutan dari kelompok sikap yang terbanyak dideskripsikan si- pengembangan usaha dan jika perlu kap tentang berinvestasi dalam usaha.

mereka mencari modal tambahan dari luar. Kelebihan sikap ini dibandingkan

Jumlah kelompok jawaban terbe- kelompok sikap sebelumnya adalah ke- sar adalah informan yang menganggap beranian mencari pinjaman modal (bank penting berinvestasi untuk menjalan- dan atau koperasi). Sikap ini diberikan

oleh usaha yang sudah cukup maju, orang yang sudah memulai usaha maka pengetahuan mereka tentang perenca- mereka menginginkan usaha yang ma- naan usaha dan pemasaran lebih baik kin besar, sehingga penting untuk ber- dibandingkan informan lain. Akses me- investasi. Sikap dalam berinvestasi ini reka terhadap sumberdaya pendukung memang sejalan dengan sikap mereka bisnis seperti lembaga keuangan juga dalam pengembangan usaha. Namun cukup luas. Dalam dunia bisnis, dengan pada kelompok jawaban ini mereka ti- kemampuan dana pribadi/keluarga yang dak menyatakan sikap lain yang mem- terbatas tentu dibutuhkan modal ekster- perkuat keinginan berinvestasi.

nal untuk mengembangkan usaha. Kelompok jawaban berikutnya ada-

c. Ketrampilan Pengusaha Pemula

lah sikap mereka bahwa investasi pen- ting untuk pengembangan usaha saat

Ketrampilan pengusaha pemula ini. Kelompok jawaban ini diberikan sangat penting dalam menjalankan usaha untuk keberhasilan mereka. Wa- Kelompok jawaban sikap ini lebih maju wancara mendalam mengungkap ket-

KOMPETENSI

rampilan mereka dalam menjalankan Masing-masing kelompok jawaban yang manajemen usaha.

bermakna sama selanjutnya diuraikan untuk memperjelas pemaknaan jawa-

Ketrampilan tentang manajemen ban informan. Untuk memperjelas de- usaha digali dari tiga aspek yaitu peren- skripsi, sebaran informan berdasarkan canaan, produksi dan pemasaran.

kelompok jawaban disajikan pada Gra- fik 3. Perbandingan visual dengan gra-

Berbagai jawaban informan kemudi- fik diagram batang dapat menunjukkan an diringkas dan dikelompokkan berda- perbandingan jumlah informan pada sarkan jawaban yang bermakna sama. masing-masing kelompok jawaban.

Grafik 3. Ketrampilan Informan dalam Perencanaan, Produksi dan Pemasaran Keterangan grafik:

produk (jasa/dagang) C2 : Mampu melakukan pembua- tan produk sendiri C3 : Mampu melakukan pembua-

akan dilakukan insidental tan produk sendiri namun di- tanpa catatan

bantu pekerja C2 : Merencanakan aktivitas yang

akan dilakukan selama satu

3) Ketrampilan pemasaran minggu/bulan tanpa catatan

C3 : Merencanakan kegiatan yang / barang dagangan sendiri akan dilakukan selama satu

C2 : Mampu melakukan promosi bulan dengan catatan seder-

dan penjualan produk/ba- hana dan anggaran kasar

rang dagangan sendiri C3 : Mampu melakukan promosi

2) Ketrampilan produksi dan penjualan produk sendiri namun dibantu pekerja

Rahayu Relawati

Analisis Faktor Individu Pembentuk Entrepreneurship pada Perempuan Pengusaha Pemula di Kota Malang

c.1. Ketrampilan dalam Perencanaan

sekali. Lebih jauh mereka tidak merinci unsur apa saja yang direncanakan dan

Perencanaan usaha merupakan bagaimana pelaksanaannya belum dila- bagian penting dalam manajemen. Te- kukan oleh sebagian besar informan. muan lapang mengindikasikan bahwa ketrampilan dalam perencanaan usaha masih sangat minim dan belum merata. informan (28,9%) adalah informan yang Berikut secara berurutan dari yang ter- merencanakan aktivitas yang akan dila- banyak dideskripsikan ketrampilan da- kukan selama satu minggu/bulan namun lam perencanaan usaha. Ketrampilan tanpa catatan. Kelompok informan ini perencanaan usaha ini sejalan dengan tidak memiliki ketrampilan dan tidak pengetahuan mereka tentang perenca- melakukan penganggaran biaya tertu- naan tersebut.

lis dalam perencanaan usaha tersebut. Jika dianalisis pada kelompok ini sudah

Sebagian besar informan, 25/38 ada ketrampilan yang setingkat lebih (65,8%) merencanakan aktivitas yang baik, yakni ketrampilan perencanaan akan dilakukan secara insidental tanpa bukan sekedar rencana insidentil, me- catatan. Perencanaan yang mereka la- lainkan sudah ada rutinitas dalam waktu kukan sebatas pada rencana jangka satu minggu / bulan / tahun. pendek bahkan yang bersifat insiden- til. Ketrampilan merencanakan sebatas

Ada sedikit jumlah perempuan pen- insidentil ini antara lain diberikan oleh gusaha pemula, 2/38 informan (5,3%) informan pengusaha pakaian, misalnya yang sudah memiliki ketrampilan pe- menjelang lebaran pengusaha pakaian rencanaan lebih baik. Mereka meren- merencanakan menambah barang da- canakan kegiatan yang akan dilakukan gangan karena pasti pembeli akan me- selama satu bulan dengan catatan se- ningkat. Informan lain pada usaha toko derhana dan anggaran kasar. Ketrampi- bahan makanan ada merencanakan un- lan tersebut dimiliki oleh sangat sedikit tuk menentukan jumlah bahan makanan perempuan pengusaha pemula yang yang akan dijual dalam seminggu.

usahanya relatif maju. Dari contoh tersebut menunjukkan

Minimnya ketrampilan dalam peren- bahwa ketrampilan dari sebagian besar canaan usaha dapat dimengerti karena pengusaha pemula dalam masih bersi- pengetahuan mereka tentang peren- fat jangka yang sangat pendek (harian, canaan juga terbatas, dan mereka be- mingguan, atau rencana insidental pada lajar berusaha secara otodidak, tanpa event tertentu) dan tanpa catatan sama didasari ilmu pengetahuan manajemen Minimnya ketrampilan dalam peren- bahwa ketrampilan dari sebagian besar canaan usaha dapat dimengerti karena pengusaha pemula dalam masih bersi- pengetahuan mereka tentang peren- fat jangka yang sangat pendek (harian, canaan juga terbatas, dan mereka be- mingguan, atau rencana insidental pada lajar berusaha secara otodidak, tanpa event tertentu) dan tanpa catatan sama didasari ilmu pengetahuan manajemen

c.2. Ketrampilan dalam Berproduksi

Produksi merupakan aktivitas pen- ting pada usaha yang melakukan pem- buatan produk. Pengusaha perempuan dalam penelitian ini yang melakukan aktivitas produksi adalah usaha kue, katering, minuman instant, kaos olah raga dan penjahit. Seluruh informan di- wawancara tentang ketrampilan mereka dalam melakukan aktivitas produksi. Wawancara ini diperkuat dengan obser- basi pada sebagian informan saat ada aktivitas produksi, sehingga ketrampilan pengusaha dalam aktivitas produksi da- pat diamati langsung. Temuan lapang mengindikasikan bahwa ketrampilan dalam produksi dapat dikelompokkan

menjadi dua kelompok (lihat Grafik 3). Berikut secara berurutan dideskripsikan

ketrampilan berproduksi. Sebagian informan yang usahanya

berupa usaha dagang atau jasa, 20/38

informan (52,6%) tidak melakukan pem- buatan produk, sehingga mereka tidak diwawancara tentang ketrampilan ber- produksi. Jumlah ini relatif besar, seka- ligus indikasi bahwa dari informan pe- rempuan pengusaha pemula 38 orang, lebih dari separoh mereka melakukan usaha uang tidak memerlukan aktivitas prouksi. Hal ini dapat berkaitan dengan peluang usaha dagang lebih menarik bagi mereka tanpa ada risiko kegagalan pembuatan produk. Alasan lebih jauh, usaha terkait produksi memerlukan ke- cakapan vokasional (bagian dari life skills) yang tidak dimiliki banyak orang.

Sebagian informan mampu melaku- (26,3%). Mereka yang memiliki ketram-

pilan produksi ini seiring dengan pema- haman mereka tentang produksi dengan urutan dana cara yang jelas. Proses pembuatan produk tersebut harus baik agar laku dipasarkan. Ketrampilan da- lam berproduksi digali lebih jauh tentang apa dan bagaimana proses produksi yang dilakukan pada masing-masing usaha mereka. Mereka yang melakukan proses produksi dalam usahanya se- muanya mempunyai ketrampilan proses produksi pada usaha mereka. Hal ini da- pat dimengerti karena memang semua pengusaha pemula tersebut melakukan semua aktivitas usahanya sendiri ber- sama keluarga.

KOMPETENSI

Rahayu Relawati

Analisis Faktor Individu Pembentuk Entrepreneurship pada Perempuan Pengusaha Pemula di Kota Malang

Kelompok berikutnya adalah me- ketrampilan dalam pemasaran dapat reka yang memiliki ketrampilan pro- dikelompokkan menjadi tiga kelompok duksi, mampu melakukan pembuatan (lihat Grafik 3). Secara berurutan kelom- produk sendiri namun dibantu pekerja. pok dideskripsikan dari kelompok terba- Jumlah mereka sebanyak 8/38 informan nyak dalam ketrampilan dalam pemasa-

ran. Ketiga kelompok tersebut adalah : namun secara teknis pemilik usaha menguasai ketrampilan teknis produksi.

• Melakukan penjualan produk / ba- Kadang ketika pengusaha sedang be- rada di rumah mereka melakukan se-

bagian atau seluruh proses produksi, bersama-sama dengan pekerja. Cara • Mampu melakukan promosi dan seperti ini dirasakan cukup efektif un-

penjualan produk sendiri = 9/38 tuk mengontrol proses produksi agar

kualitas produk tetap terjaga baik. Pe- rempuan pada usaha yang sudah relatif • Mampu melakukan promosi dan maju tidak melakukan semua aktivitas

penjualan produk sendiri namun di- produksi sendiri, karena tidak mungkin semua pekerjaan dapat diselesaikan. Apalagi, mental enterprener jika usa- hanya ingin semakin besar maka harus 55,3%) memiliki ketrampilan pemasaran ada proses pengalihan pekerjaan pada dengan melakukan penjualan produk/ pekerja mereka. Jika waktu habis untuk barang dagangan sendiri. Kelompok mengerjakan proses produksi, maka ke- informan ini hanya menjelaskan bagai- sempatan memikirkan pengembangan mana mereka secara rutin melakukan usaha dan membangun jaringan pema- penjualan. Ada yang dengan membuka saran menjadi sangat terbatas.

kios, depot makanan, menjual produk di rumah dan dijajakan ke teman/tetangga,

c.3. Ketrampilan dalam Pemasaran

memanfaatkan pertemuan organisasi / pengajian dan lain-lain. Pada mereka

Pemasaran merupakan ujung tom- belum ada upaya khusus untuk mening- bak dari aktivitas usaha. Paradigma katkan penjualan. baru pemasaran adalah “memproduksi apa yang dapat dipasarkan”. Semua

Kelompok jawaban berikutnya ada- pengusaha perempuan dalam peneli- lah mereka yang memiliki ketrampilan tian ini melakukan aktivitas pemasaran. promosi dan sekaligus penjualan pro- Temuan lapang mengindikasikan bahwa duk, yaitu sebanyak 9/38 (23,7%). Jadi

KOMPETENSI

pada kelompok jawaban kedua ini me- Kondisi ketrampilan perempuan pen- reka sudah mempunyai ketrampilan le- gusaha pemula dalam pemasaran yang bih baik bahwa dalam pemasaran ada masih sangat terbatas dan masih domi- upaya-upaya promosi yang harus dila- nan hanya ditangani sendiri, menunjuk- kukan. Mereka melakukan bentuk-ben- kan bahwa usaha mereka masih kecil. tuk promosi dalam berbagai cara. Pe- Sebagian dari mereka yang usahanya rempuan pengusaha pemula mengikuti sudah relatif maju, memiliki ketrampilan acara pameran atau bazar, biasanya yang lebih baik dalam pemasaran yaitu terkait dengan event hari besar nasional dengan berusaha membuka jaringan atau hari besar keagamaan yang disel- distribusi produk lewat toko-toko lain. enggarakan organisasi. Pada beberapa

kesempatan pengusaha kue juga mem- KESIMPULAN DAN SARAN

berikan produk contoh (kue) sambil me- nawarkan sewaktu-waktu dapat meme-

Hasil penelitian dapat disimpulkan san kue padanya. Promosi juga dilaku- sebagai berikut:. kan dengan pemberian bonus pada se- jumlah pembelian tertentu yang cukup besar, misalnya pada produk pakaian

rempuan pengusaha pemula ten- Muslimah (kerudung, dll). Perlu diketa-

tang manajemen usaha terbatas hui bahwa istilah ’promosi’ ini merupa-

pada perencanaan usaha yang ber- kan pemaknaan yang diberikan pene-

sifat insidentil, proses pembuatan liti terhadap jawaban informan tentang

produk pada usahanya dan cara pe- upaya meningkatkan penjualan.

masaran produk konvensional tanpa upaya promosi.

Sebagian kecil dari informan (8/38

2. Sikap sebagian besar perempuan sendiri namun juga dibantu oleh peker-

pengusaha pemula sangat menging- ja. Hal ini dilakukan karena usaha yang

inkan pengembangan usaha walau- menetap di satu tempat memerlukan

pun belum didukung dengan upaya bantuan pekerja, dan pada usaha yang

mencapainya, sedangkan sikap da- memerlukan distribusi produk dengan

lam berinvestasi mayoritas masih jangkauan pemasaran cukup luas tidak

sekedar untuk menjalankan usaha. mungkin hanya ditangani sendiri. Pada kelompok jawaban ini menunjukkan

3. Ketrampilan perempuan pengusaha usaha mereka sudah cukup berhasil.

pemula dalam manajemen usahanya masih rendah. Perencanaan usaha yang dilakukan tidak tercatat, proses

Rahayu Relawati

Analisis Faktor Individu Pembentuk Entrepreneurship pada Perempuan Pengusaha Pemula di Kota Malang

produksi dilakukan sendiri dan pe- Faisol, 2007. Manajer, Entrepreneur, In- masaran produk masih banyak yang

trapreneur dan Seminar. Dipublika- belum disertai upaya promosi untuk

sikan di Internet: http://www.kaltim- meningkatkan penjualan.

post.web.id/berita/index.asp?IDKate Saran yang direkomendasikan ada-

lah sebagai berikut: Basics, Third Edition. Prentice-Hall, New Jersey, USA.

nyak dilakukan perempuan, pe- merintah dan pihak-pihak yang ber- kompeten perlu membina perempu-

tural Anthropology. Second Edition. an pengusaha pemula dalam aspek

Alfred A.Knoff, Inc. USA. manajemen usaha. Relawati, Rahayu, 2003. Analisis Gen-

2. Pembinaan mental entrepreneurship der Pada Wirausaha Agribisnis (Stu- sangat penting untuk meningkatkan

di Kasus pada Wirausaha Florist di kepercayaan diri perempuan dan se-

Kota Malang). Laporan Penelitian mangat memajukan usaha mereka.

Dosen Muda DIKTI.

3. Pembinaan ketrampilan manajemen Relawati, Rahayu, 2006. Penguatan sebagai bagian dari life skills penting

Jaringan Usaha Melalui Wadah Or- penting dilakukan melalui berbagai

ganisasi Perempuan (Studi Kasus media, terutama melalui pendidikan

pada Usaha Milik Warga Aisyiyah non formal.

di Kota Malang). Laporan Penelitian Program Penelitian Unggulan (P2U)

DAFTAR PUSTAKA

UMM.

Charina Anne, 2004. Identifikasi Karakteristik Entrepreneur Suk- ses Dan Analisis Perbedaan Ke- lompok Entrepreneur (Studi Ka- sus Dengan 22 Sampel Pen- gusaha Sukses Di Kec.Cikoneng. Ciamis).

Thesis

Pascasarjana

Teknik Industri - Institut Teknologi Bandung.

PENGARUH OFFICE CHANNELLING TERHADAP KINERJA BANK SYARIAH DI INDONESIA

Oleh: M. Zubaedy S. dan Surifah

Abstrak

Pemerintah mendorong perkembangan perbankkan syariah dengan mengeluarkan kebijakan dalam bentuk office channeling. Penelitian ini, bermaksud menguji pengaruh office channeling terhadap kinerja perbankan syariah di Indonesia. Hasil penelitian berdasar uji t menunjukkan bahwa hanya rasio PER ( Profit Expense Ratio) yang merupakan perbandingan antara profit after tax dengan total expense, yang berbeda secara signifikan antara sebelum dan setelah OC. Namun

Namun berdasar uji Man Whitney U menunjukkan bahwa dari 9 rasio keuangan di atas tidak ada satupun yang berbeda secara signifikan antara sebelum dan setelah OC. Hal ini berarti bahwa dengan adanya OC, kinerja perbankan syariah di Indonesia tidak berbeda secara signifikan baik sebelum OC maupun setelah OC.

Keyword

Pendahuluan

Office chanelling, kiner- ja bank syariah

Pada saat ini (2008) kita dapat melihat bahwa di Indo- nesia telah berkembang banyak lembaga keuangan sya-

Penulis

riah dalam bentuk Bank Umum Syariah, unit usaha syariah maupun Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS). Pada

M. Zubaedy S., Dosen Fakultas Ekonomi Uni- akhir tahun 2007 setidaknya tercatat 3 Bank umum syariah, versitas Cokroaminoto Yogyakarta

jumlah jaringan kantor dari ketiga lembaga tersebut pada tahun 2007 sedikitnya tercatat lebih dari 630-an kantor, di-

Surifah, Dosen Fakul- tas Ekonomi Universi- perkirakan jumlah ini akan terus bertambah. Dengan dike- tas Cokroaminoto Yo- luarkannya kebijakan tentang Office Channelling (PBI No. gyakarta

8/3/2006 sebagai mana diubah dalam PBI No.9 tahun 2007) kantor unit usaha syariah pada bank konvensional sema- kin tidak terbatas pada kantornya saja, karena dapat meng- gunakan kantor-kantor pada perbankan konvensional yang sudah tersebar di Indonesia.

KO M P E T E N S I Jurnal Ekonomi,

Menilik sejarahnya, perkembangan yang pesat pada

Manajemen & Akuntansi Vol. 7 No. 3 September - Desember ‘09

lembaga keuangan dan perbankan syariah ini berhubungan

Fak. Ekonomi - Universitas

erat dengan perkembangan dan kemajuan perbankan sya-

Cokroaminoto Yogyakarta

riah internasional, semangat kebangkitan Islam pada era 80-an, dukungan dari Majelis Ulama Indonesia serta Dukun-

20

gan Pemerintah dalam bentuk Undang- undang dan peraturan perbankkan yang berlaku. Semangat kebangkitan Islam terutama dipelopori oleh kalangan muda terdidik yang ingin menerapkan Islam pada semua aspek kehidupan, termasuk aspek ekonomi dan keuangan. Kebang- kitan Islam ini ditandai dengan mara- knya acara-acara bertajuk keislaman di kampus-kampus besar, penerbitan buku-buku Islam yang sangat banyak, kecenderungan kaum muslimah terpe- lajar untuk memakai jilbab, dan tumbuh pesatnya TPA yang mengajarkan baca- tulis alqur’an (Rizky, 2007).

Majlis Ulama Indonesia (MUI) dalam suatu lokakarya dengan topik utama “ Masalah bunga bank dan perbankan”

kan lembaga perbankkan syariah un- tuk mewadahi kebutuhan masyarakat yang semakin tinggi terhadap sistem keuangan yang sesuai dengan ajaran Islam. Sejalan dengan hal ini, pada

Muamalat Indonesia (BMI), yang meru- pakan bank pertama di Indonesia yang berdasarkan prinsip syariah. Berdirinya BMI ini diprakarsai oleh Majlis Ulama Indonesia, pemerintah, dukungan dari Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI), serta beberapa pengusaha mus- lim Indonesia.

Dalam perkembangannya dukungan dari MUI semakin besar dengan ijtima ulama komisi fatwa se-Indonesia yang

tapkan fatwa tentang bunga. Penger- tian bunga dalam fatwa tersebut adalah tambahan yang dikenakan untuk tran- saksi pinjaman uang yang diperhitung- kan dari pokok pinjaman, tanpa mem- pertimbangkan pemanfaatan/hasil po- kok tersebut, berdasarkan tempo waktu dan diperhitungkan secara pasti dimuka berdasarkan prosentase. Sedangkan Riba adalah tambahan (Ziyadah) tanpa imbalan, yang terjadi karena penanggu- han dalam pembayaran yang diperjanji- kan sebelumnya. Fatwa ini secara tegas menyatakan bahwa praktek bunga uang saat ini telah memenuhi kriteria riba se- bagaimana yang terjadi pada zaman rasululloh (riba nasi’ah) sehingga din- yatakan haram hukumnya.

Sementara dukungan dari pemer- intah dimulai dengan dikeluarkannya

tentang perbankan yang membuka peluang kegiatan usaha perbankan sya- riah dengan istilah bank bagi hasil, se-

umum syariah dan 78 Bank Perkreditan

Berdasar undang-undang yang baru ini, memungkinkan perbankan diselengga-

M. Zubaedy S. dan Surifah

Pengaruh Office Channelling Terhadap Kinerja Bank Syariah di Indonesia

KOMPETENSI

Dana Pihak Ketiga (DPK) diberbagai perbankan konvensional dan 2) sistem kantor cabang konvensional. perbankan berdasarkan prinsip syariah.

Setahun setelahnya, BI lebih mem-

23 yang memberikan kewenangan ke- perlonggar kebijakan tentang OC terse- pada Bank Indonesia untuk selain men- but dengan menerbitkan PBI No.9 tahun jalankan tugasnya pada perbankan kon- 2007 yang merevisi PBI No. 8/3/2006. vensional, juga pada perbankan yang Dalam PBI hasil revisi itu, BI tak hanya berdasarkan prinsip syariah. Pada ta- mengijinkan UUS melakukan penjar-

ingan DPK, tapi juga menyalurkannya an mengenai kelembagaan dan jaringan kembali dalam bentuk pembiayaan ke- kantor bagi bank Umum Syariah (BUS), pada masyarakat melalui kantor cabang Bank Umum Konvensional (BUK) yang OC. Sebelumnya kantor OC hanya boleh membuka unit usaha syariah dan Kan- dibuka dikantor cabang konvensional di tor Cabang Syariah (KCS), serta keten- suatu wilayah BI bila UUS memiliki satu tuan mengenai BPR Syariah (BPRS).

kantor cabang. Namun, dengan dike- luarkannya PBI revisi, UUS kini boleh

Dukungan pemerintah untuk men- membuka kantor UUS dengan cakupan dorong perbankan syariah semakin wilayah provinsi. besar, ketika pada tahun 2006 diterbit- kan Peraturan Bank Indonesia PBI No.

Dengan dukungan dari berbagai pi- 8/3/2006 tentang Office Channelling hak tersebut di atas, lembaga perbank- (OC). Peraturan Bank Indonesia ini me- an syariah terus bermunculan. Perkem- mungkinkan unit usaha syariah (UUS) bangan kelembagaan Perbankan Syari- bank konvensional membuka layanan penghimpunan dana masyarakat atau

M. Zubaedy S. dan Surifah

Pengaruh Office Channelling Terhadap Kinerja Bank Syariah di Indonesia

Perkembangan kelembagaan Perbankan Syariah

Sumber: Bank Indonesia, dalam berbagai terbitan Dengan adanya PBI No.8/3/2006 riah meningkat 30% lebih seperti terlihat

sebagaimana telah di ubah dengan PBI No.9 tahun 2007 Kinerja perbankan sya- 2008), berikut ini.

Tabel 2 Kinerja perbankan syariah November 2006-2007

Sumber: Bank Indonesia 2007

Perkembangan kinerja bank syariah Perumusan Masalah

ini semakin menarik untuk dicermati, khususnya setelah adanya peraturan

Berdasar pada uraian di atas mengenai office channelling, oleh kare- perkembangan perbankan syariah In- na itu tulisan ini akan mengkaji tentang donesia dipengaruhi oleh banyak fak- “pengaruh office channelling terha- tor, yaitu semangat kebangkitan Islam, dap kinerja bank syariah di Indone- perkembangan Perbankan Islam Inter-

sia”. nasional, pengusaha-pengusaha mus- lim, ICMI, Majlis Ulama Indonesia (MUI), dan Pemerintah.

KOMPETENSI

Kalau kita cermati perkembangan anan yang memiliki pengaruh positif perbankan Islam seperti yang terlihat dan signifikan terhadap variabel kin- pada tabel I, khususnya pada unit usaha erja organisasi. Hasil penelitian Ganis syariah jumlah kelembagaannya men- (2006) yang menunjukkan bahwa faktor galami peningkatan yang sangat tajam, kualitas pelayanan berpengaruh positif yaitu dari berjumlah 8 unit pada tahun terhadap kepuasan pelanggan di Jawa

tengah dan DIY pada Bank Muamalat hal ini bisa jadi disebabkan karena adan- Indonesia, Bank Syariah mandiri dan ya fatwa dari MUI tentang pengharaman BNI Syariah. bunga bank. Jumlah ini terus membesar hingga pada 2007 menjadi 26 unit usaha

Peraturan Bank Indonesia (PBI) ten- syariah, bisa jadi hal ini juga disebabkan tang Office Cahnnelling (OC) diduga karena adanya kebijakan Bank Indone- sangat berpengaruh terhadap kualitas sia tentang Office Cannelling (OC) yang pelayanan perbankan, karena dengan dikeluarkan pada tahun 2006. Fatwa dari adanya OC memungkinkan unit usaha MUI dan berbagai kebijakan perbankan syariah (UUS) bank konvensional mem- secara kelembagaan mampu untuk me- buka layanan penghimpunan dana ma- ningkatkan jumlah kelembagaan per- syarakat atau Dana Pihak Ketiga (DPK) bankan syariah, namun apakah secara diberbagai kantor cabang konvensional,

finansial kinerja perbankan syariah juga hal ini akan semakin mendekatkan bank turut meningkat?.

syariah pada para konsumennya yang pada akhirnya dapat meningkatkan

Berdasar penelitian Ika (2006) kualitas pelayanan. menunjukkan bahwa Fatwa MUI tidak

berpengaruh signifikan terhadap kinerja Dari berbagai uraian diatas perma- perbankan Islam maupun konvensional. salahan penelitian ini adalah bagaimana Penelitian Ika ini dapat dihubungkan pengaruh Office Channelling terhadap