BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Dukungan Keluarga dalam Pelaksanaan Pijat Oksitosin untuk Meningkatkan Produksi ASI pada Ibu Nifas di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Johor

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

  Resolusi World Health Assembly (WHA) tahun 2001 menegaskan bahwa tumbuh kembang anak secara optimal merupakan salah satu hak azasi anak.

  Modal dasar pembentukan manusia berkualitas dimulai sejak bayi dalam kandungan dilanjutkan dengan pemberian Air Susu Ibu (ASI) (Sarwono, 2010).

  ASI merupakan makanan terbaik yang dapat diberikan oleh seorang ibu pada anak yang baru dilahirkannya dan makanan yang paling penting pada bulan-bulan pertama kehidupan bayi yang dapat memberi bayi perlindungan terhadap infeksi. Kandungan protein ASI jarang menimbulkan reaksi alergi dan bayi lebih sedikit beresiko mengalami kematian yang mendadak. Pemberian ASI mempunyai pengaruh emosional yang luar biasa yang mempengaruhi hubungan batin ibu dan anak serta perkembangan jiwa anak (Sarwono, 2010)

  Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia pada tahun 2008 masih relatif tinggi yaitu 35 kematian per 1000 kelahiran hidup. Salah satu penyebab kematian bayi dan balita tersebut adalah faktor gizi, dengan penyebabnya antara lain karena buruknya pemberian ASI eksklusif. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2010 menunjukkan bahwa prevalensi gizi buruk secara nasional sebesar 4,9% menurun 0,5% dibanding hasil Riskesdas tahun 2007 sebesar 5,4%, sedangkan gizi kurang tetap 13%. Hasil survey yang dilakukan pada bulan

  1 Oktober 2013 di Dusun Sono Desa Ketanen Kecamatan Panceng dari 10 ibu nifas didapatkan 6 orang atau 60% yang mengatakan ASInya keluar lancar pada hari pertama setelah melahirkan dan 4 0rang atau 40% ibu nifas yang mengatakan ASInya baru keluar lancar pada hari kedua dan ketiga. Berdasarkan data tersebut disimpulkan bahwa masih banyak ibu nifas yang pengeluaran ASInya terlambat (SDKI, 2007; Faizatul, 2014).

  Produksi dan pengeluaran ASI dipengaruhi oleh hormon prolaktin dan oksitosin yang sangat berperan dalam kelancaran produksi dan pengeluaran ASI.

  Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kelancaran produksi dan pengeluaran ASI yaitu perawatan payudara, frekuensi penyusuan, paritas, stress, penyakit atau kesehatan ibu, konsumsi rokok atau alkohol, pil kontrasepsi, asupan nutrisi. Pemberian rangsangan pada otot-otot payudara akan membantu merangsang hormon prolaktin untuk membantu produksi air susu (Bobak, 2005).

  Jumlah prolaktin yang disekresi dan jumlah susu yang diproduksi berkaitan dengan stimulus isapan, yaitu frekuensi, intensitas, dan lamanya bayi menghisap. Isapan bayi akan merangsang susunan saraf disekitarnya dan meneruskan rangsangan ini ke otak, yakni hipofisis anterior sehingga prolaktin disekresi dan dilanjutkan hingga ke hipofisis posterior sehingga sekresi oksitosin meningkat yang menyebabkan otot-otot polos payudara berkontraksi dan pengeluaran ASI dipercepat (Bobak, 2005), salah satu cara untuk dapat meningkatkan sekresi oksitosin selain dengan hisapan bayi adalah dengan melakukan pijat oksitosin. Pijat oksitosin juga sangat efektif dalam meningkatkan kelancaran laktasi, sehingga dapat dilakukan pada setiap ibu yang menyusui bayinya khususnya pada ibu yang mengalami masalah menyusui pada awal kelahiran. (Patel & Gedam, 2013). Hal ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Muliani (2013) bahwa pijat oksitosin sangat efektif dalam meningkatkan kelancaran produksi ASI.

  Pijat oksitosin merupakan stimulasi yang dapat diberikan untuk merangsang pengeluaran ASI. Pijatan ini memberikan rasa nyaman pada ibu setelah mengalami proses persalinan dapat dilakukan selama 2-3 menit secara rutin 2 kali dalam sehari (Depkes, 2007). Pijat oksitosin dilakukan disepanjang tulang belakang sampai tulang costae kelima atau keenam. Pijatan ini sangat mudah untuk dilakukan dan tidak membutuhkan alat tertentu. Pijat Oksitosin ini juga tidak dapat dilakukan oleh ibu karena pijat oksitosin ini dilakukan di sepanjang tulang belakang ibu. Oleh karena itu, ibu membutuhkan dukugan keluarga dalam pelaksanaan pijat oksitosin khususnya keluarga yang paling dekat dengan ibu yaitu suami. Dalam Friedman (2010) menjelaskan bahwa rasa kedekatan dengan pasangan dapat memberikan seseorang untuk mencapai kepercayaan diri dan suami adalah sumber utama dukungan yang dapat memenuhi kebutuhan emosional Ibu.

  Motivasi untuk menyusui, dukungan sosial, perawatan payudara dan pengalaman menyusui adalah faktor yang sangat berpengaruh dalam proses laktasi. Stress psikologis merupakan akibat dari rasa sakit dan kelelahan yang dialami oleh ibu setelah proses melahirkan. Kurangnya dukungan yang diberikan pada ibu dan kesulitan untuk menyusui dini dapat menyebabkan produksi ASI terhambat dan jumlah ASI yang keluar tidak cukup.(Patel & Gedam, 2013). Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di Makassar bahwa 80% ibu mendapat dukungan psikologis baik dari suami ataupun keluarga produksi ASI menjadi lancar, sedangkan 20% ibu yang tidak mendapatkan dukungan psikologis dari suami ataupun keluarga produksi ASI tidak lancar (Dode, Ferrial, & Syamsinars, 2013). Sholihah (dalam Rahayu & Sudarmiati, 2012) juga menyebutkan bahwa ibu yang mendapat dukungan suami atau dukungan keluarga dan memberikan ASI dalam satu jam pertama setelah lahir sebanyak 53,3%

  sedangkan ibu yang tidak mendapat dukungan dari suami atau keluarga dan memberikan ASI pada satu jam pertama sebanyak 44,4%. Hal ini menunjukkan bahwa keputusan seorang ibu untuk menyusui membutuhkan dukungan dari suami dan keluarga.

  Penelitian yang dilakukan oleh Dewey (2002) menyatakan bahwa stress fisik dan stress mental akut dapat mengganggu proses ejeksi susu dengan mempengaruhi pelepasan oksitosin selama proses laktasi yang dapat mempengaruhi produksi ASI. Penelitian yang dilakukan oleh Putri Ragil (2011) menunjukkan dukungan suami mempengaruhi dalam gejala gangguan psikologi nifas blues (Ragil Putri, 2011 dalam Aini, et all, 2014), suami sangat berpengaruh dalam kesehatan psikologis ibu nifas sehingga proses laktasi pada ibu nifas menjadi lancar serta suami memiliki pengaruh yang sangat besar dalam memotivasi ibu untuk memulai menyusui (Humphreys, Thompson, dan Miner 1998 dalam Biswas, 2010). Hal ini juga sejalan dengan studi yang dilakukan pada keluarga di Amerika menunjukkan produksi ASI menjadi lancar ketika seorang suami memberikan dukungan kepada ibu untuk menyusui (US Department of Health and Human Services, 2011). Hal ini menunjukkan bahwa dukungan keluarga khususnya suami memberikan pengaruh yang sangat besar untuk kelancaran produksi ASI.`

  Mengingat pentingnya pemberian ASI bagi tumbuh kembang yang optimal baik fisik maupun mental dan kecerdasannya, maka perlu perhatian agar dapat terlaksana dengan benar dari berbagai pihak, salah satunya adalah keluarga. Dukungan yang diberikan oleh keluarga kepada ibu nifas dapat membuat ibu memiliki keyakinan dan rasa percaya diri bahwa dia mampu untuk memproduksi ASI yang cukup untuk bayinya sehingga produksi ASI menjadi lancar. Jadi, dukungan keluarga sangat berperan penting dalam keberhasilan pemberian ASI eksklusif.

  Kebijakan terbaru mengenai ASI dituangkan dalam Peraturan Pemerintah No 33 Tahun 2012 tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif. Dalam setiap bagian dan pasal PP tersebut menggambarkan bahwa Pemerintah bertanggung jawab terhadap pemberian ASI eksklusif bayi usia 0-6 bulan. Dalam PP tersebut dijelaskan bahwa pengaturan pemberian ASI ini bertujuan untuk: (a) Menjamin pemenuhan hak bayi untuk mendapatkan ASI eksklusif sejak dilahirkan sampai dengan berusia

  6 bulan dengan memperhatikan pertumbuhan dan perkembangannya. (b) Memberikan perlindungan kepada Ibu dalam memberikan ASI eksklusif kepada bayinya. (c) Meningkatkan peran dan dukungan keluarga, masyarakat, Pemerintah Daerah, terhadap pemberian ASI eksklusif. Berdasarkan undang-undang nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan pasal 128 ayat 2 menyebutkan bahwa selama pemberian ASI, pihak keluarga, pemerintah daerah dan masyarakat harus mendukung ibu secara penuh dengan penyediaan waktu dan fasilitas khusus. (Infodatin, 2013) Cohen & Mc Kay (Niven, 2000) mengatakan bahwa dukungan yang diberikan keluarga adalah meliputi dukungan nyata yaitu peyediaan dukungan jasmaniah seperti pelayanan, bantuan financial dan material, dukungan pengharapan yang berupa pemberian motivasi, semangat, dorongan dan rasa percaya, dukungan informasi yang berupa saran, arahan, umpan balik dan solusi dari suatu masalah dan dukungan emosional yaitu kasih sayang, perasaaan nyaman dan dicintai. Dukungan suami maupun keluarga lain dalam rumah akan sangat membantu berhasilnya seorang ibu untuk menyusui. Perasaaan ibu yang bahagia, senang, perasaan menyayangi bayi, memeluk, mencium, dan mendengar bayinya menangis akan meningkatkan pengeluaran ASI (Roesli, 2008). Melihat pentingnya dukungan keluarga bagi ibu nifas dalam memperlancar produksi ASI, maka penulis ingin mengetahui bagaimana dukungan yang diberikan keluarga pada ibu nifas sehingga menciptakan lingkungan yang saling mendukung dan penulis tertarik untuk mengambil penelitian tentang; “Dukungan Keluarga

  dalam Pelaksanaan Pijat Oksitosin untuk Meningkatkan Produksi ASI pada Ibu Nifas di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Johor”.

  1.2. Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka rumusan masalah adalah: Bagaimanakah dukungan keluarga dalam pelaksanaan pijat oksitosin untuk meningkatkan produksi ASI pada ibu nifas di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Johor.

  1.3. Tujuan Penelitian

  Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk:

  a. Mengidentifikasi dukungan keluarga dalam pelaksanaan pijat oksitosin untuk meningkatkan produksi ASI pada ibu nifas di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Johor.

  b. Mengidentifikasi dukungan instrumental dalam pelaksanaan pijat oksitosin untuk meningkatkan produksi ASI pada ibu nifas di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Johor.

  c. Mengidentifikasi dukungan informasional dalam pelaksanaan pijat oksitosin untuk meningkatkan produksi ASI pada ibu nifas di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Johor.

  d. Mengidentifikasi dukungan penilaian dalam pelaksanaan pijat oksitosin untuk meningkatkan produksi ASI pada ibu nifas di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Johor.

  e. Mengidentifikasi dukungan emosional dalam pelaksanaan pijat oksitosin untuk meningkatkan produksi ASI ibu nifas di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Johor.

1.4. Manfaat Penelitian

  1.4.1. Pendidikan Keperawatan Sebagai informasi bagi pendidikan keperawatan tentang pentingnya dukungan keluarga dalam pelaksanaan pijat oksitosin untuk meningkatkan produksi ASI pada ibu nifas sehingga dapat menjadi salah satu intervensi keperawatan yang dapat digunakan.

  1.4.2. Pelayanan Keperawatan Hasil yang diperoleh dari penelitian ini dapat memberikan informasi tambahan bagi pelayanan keperawatan khususnya perawat keluarga dan perawat maternitas dalam hal meningkatkan asuhan keperawatan keluarga pada ibu nifas dalam pelaksanaan pijat oksitosin untuk meningkatkan produksi ASI sehingga keluarga dapat membantu ibu dalam pelaksanaan pijat oksitosin untuk meningkatkan produksi ASI.

  1.4.3. Penelitian Keperawatan Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi dan masukan ataupun data tambahan untuk pengembangan penelitian selanjutnya dalam lingkup yang sama.

Dokumen yang terkait

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Stress Kerja 2.1.1.1 Pengertian Stress Kerja - Pengaruh Stress Kerja, Motivasi Kerja dan Iklim Organisasi Terhadap Keinginan untuk Keluar (Intention to Leave) Karyawan pada PT. Infomedia Nusantara Medan

0 2 32

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Pengaruh Stress Kerja, Motivasi Kerja dan Iklim Organisasi Terhadap Keinginan untuk Keluar (Intention to Leave) Karyawan pada PT. Infomedia Nusantara Medan

0 0 9

Pengaruh Stress Kerja, Motivasi Kerja dan Iklim Organisasi Terhadap Keinginan untuk Keluar (Intention to Leave) Karyawan pada PT. Infomedia Nusantara Medan

0 0 15

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Konsep ICU - Kebutuhan Keluarga Pasien Selama Perawatan Di Ruangan ICU/ICCU Rumah Sakit Umum Daerah Mayjend Ahmad Thalib Kerinci Sungai Penuh Jambi

0 0 19

BAB II - Analisis Sistem Pengendalian Internal Kas Pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

0 0 15

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Profil Perusahaan - Rencana Bisnis Florist ‘Kayla Florist’

0 2 17

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1. Pengertian Manajemen - Rencana Bisnis Florist ‘Kayla Florist’

0 1 14

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kinerja Keuangan 2.1.1 Pengertin Kinerja Keuangan - Pengaruh Capital Adequacy Ratio(CAR), Non Performing Loan (NPL), Operating Ratio (BOPO), dan Loan to Deposit Ratio(LDR) Terhadap Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Perbankan Yan

0 0 15

Dukungan Keluarga dalam Pelaksanaan Pijat Oksitosin untuk Meningkatkan Produksi ASI pada Ibu Nifas di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Johor

0 0 49

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Keluarga - Dukungan Keluarga dalam Pelaksanaan Pijat Oksitosin untuk Meningkatkan Produksi ASI pada Ibu Nifas di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Johor

0 0 19