PENILAIAN KINERJA KEUANGAN PDAM KOTA SALATIGA BERDASARKAN KEPMENDAGRI NOMOR 47 TAHUN 1999 PERIODE 2006-2010

PENILAIAN KINERJA KEUANGAN PDAM KOTA SALATIGA BERDASARKAN KEPMENDAGRI NOMOR 47 TAHUN 1999 PERIODE 2006-2010

TUGAS AKHIR Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Ahli Madya Program Studi Diploma III Akuntansi

Oleh: DUWI RATNA AJI F3309041 PROGRAM STUDI DIPLOMA III AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

Tugas Akhir dengan judul “PENILAIAN KINERJA KEUANGAN PDAM KOTA SALATIGA BERDASARKAN KEPMENDAGRI NOMOR 47 TAHUN 1999 PERIODE 2006-2010” telah disetujui oleh Dosen Pembimbing untuk diujikan guna mencapai derajat Ahli Madya Program Studi Diploma III Akuntansi FE UNS.

Surakarta, Mei 2012

Disetujui dan diterima oleh

Pembimbing

Ibrahim Fatwa Wijaya, SE., MSc NRP. 330800003

Telah disetujui dan diterima baik oleh tim penguji Tugas Akhir Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret guna melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat- syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya Akuntansi. Nama

Duwi Ratna Aji

NIM

F3309041

Judul Tugas Akhir : Penilaian Kinerja Keuangan PDAM Kota Salatiga Berdasarkan Kepmendagri Nomor 47 Tahun 1999 Periode 2006-2010

Surakarta, 16 Juni 2012 Tim Penguji Tugas Akhir

1. Christiyaningsih Budi,SE.,Msi.,Ak

) NIP.197511032000122001

Penguji

2. Ibrahim Fatwa Wijaya, SE., MSc

NRP. 330800003

Pembimbing Pembimbing

(kepadanya)”. (Q.S An-Najm: 39-40)

v Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh

(urusan) yang lain. (QS. Al-Insyrah: 6-7) v Bukan dengan kata-kata melainkan dengan upaya agar dapat mencapai

impian. (Penulis)

Tugas akhir ini saya persembahkan untuk: v

Bapak ibuku yang selalu memberi motivasi buatku

Kakakku

Sahabat-sahabatku seperjuangan

Kekasihku

Almamaterku

Assalamualaikum Wr.Wb Syukur Alhamdulillah, segala puji penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan judul “PENILAIAN KINERJA KEUANGAN PDAM KOTA SALATIGA BERDASARKAN KEPMENDAGRI NOMOR 47 TAHUN 1999 PERIODE 2006-2010” dengan lancar dan tiada halangan sesuatu apapun.

Tugas akhir ini disusun guna memenuhi persyaratan menempuh ujian dalam rangka mencapai gelar Ahli Madya jurusan Akuntansi Keuangan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Dalam penulisan Tugas Akhir ini, penulis menyadari bahwa tanpa bantuan, bimbingan dan petunjuk dari berbagai pihak baik moril ataupun materiil maka tidak mungkin Tugas Akhir ini dapat selesai sebagaimana mestinya. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih pada pihak- pihak sebagai berikut:

1. Dr. Wisnu Untoro, M.S selaku dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Drs. Agus Budiatmanto, M.si, Ak selaku Ketua Program D3 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

telah memberikan pengarahan, bimbingan dan masukan yang sangat berguna selama penyusunan Tugas Akhir.

5. Bapak ibu Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah membekali ilmu pengetahuan selama dalam bangku perkuliahan.

6. Segenap staff dan karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

7. Bapak Samino,SE selaku Direktur Perusahaan Daerah Air Minum Kota Salatiga yang telah memberikan ijin untuk melakukan magang.

8. Bapak Zaenal Abidin, SE selaku Kepala Bagian Akuntansi Perusahaan Daerah Air Minum Kota Salatiga yang telah memberikan informasi yang penulis butuhkan.

9. Bapak Surachmad selaku kasub bag anggaran akuntansi dan verifikasi Perusahaan Daerah Air Minum Kota Salatiga yang telah membantu memberikan informasi yang penulis butuhkan selama magang kerja.

10. Seluruh staf dan karyawan Perusahaan Daerah Air Minum Kota Salatiga yang bersedia meluangkan waktu serta memberikan informasi yang penulis butuhkan selama magang kerja.

11. Keluargaku, Bapak, Ibu, kakak dan keponakan-keponakanku yang telah memberikan doa, dukungan dan semangat kepada penulis.

12. Kekasihku, Haris Supriyanto yang selalu memberikan semangat, dukungan, harapan dan membuat hari-hariku lebih bermakna.

dan teman- teman yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu) yang selalu mendukung dan memberikan semangat. Teman-teman akuntansi angkatan 2009

14. Teman-teman mess dinya (Mita,Arum,Dewi,Ovi,Putri,Mbak Nety)

15. Semua pihak yang telah membantu namun tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Tugas akhir ini masih jauh dari

sempurna, namun penulis berusaha menyajikan Tugas Akhir ini dengan sebaik baiknya. Dengan demikian semoga Tugas Akhir ini memberikan manfaat khususnya bagi penulis dan bagi pembaca. Wassalamu’alaikum, Wr. Wb.

Surakarta, Mei 2012

Penulis

9. Tiga Pokok Bahasan dalan Indikator Value for Money ..................... 30

10. Analisis Kinerja Keuangan PDAM ................................................... 32

B. PEMBAHASAN

1. Penilaian Kinerja Keuangan Berdasarkan Kepmendagri Nomor

47 Tahun 1999 ................................................................................. 39

2. Pengukuran Value for Money ........................................................... 48

BAB III. TEMUAN

A. Kelebihan .............................................................................................. 53

IV. PENUTUP

A. Simpulan ............................................................................................... 55

B. Rekomendasi ......................................................................................... 58 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

TABEL Halaman

I.1 Tabel Pelanggan Air Minum Per Jenis PDAM Kota Salatiga ................ 3

I.2 Tabel Laporan Pengaduan Pelanggan Tahun 2008-2009 ....................... 4

I.3 Tabel Mata Air yang Digunakan PDAM Kota Salatiga ......................... 4

I.4 Tabel Produksi Air PDAM Kota Salat Tiga Tahun 2007-2010 .............. 6

I.5 Tabel Air Terjual PDAM Kota Salatiga 2007-2010 ............................... 7

I.6 Tabel Konsumsi Air Per Pelanggan PDAM Kota Salatiga Tahun 2009 ............................................................................................. 7

I.7 Tabel Prosentase Air yang Hilang dalam Proses PDAM Kota Salatiga

Tahun2009-2010 ..................................................................................... 8

I.8 Tabel Jumlah Pegawai PDAM Per 31 Desember 2010 .......................... 12

I.9 Tabel Tarif Pendebetan Air PDAM Kota Salatiga.................................. 18

II.1 Perhitungan Rasio Laba terhadap Aktiva Produktif ............................... 39

II.2 Perhitungan Rasio Laba terhadap penjualan ........................................... 40

II.3 Perhitungan Rasio Utang Lancar terhadap Aktiva Lancar ...................... 41

II.4 Perhitungan Rasio Utang Jangka Panjang terhadap Ekuitas ................... 42

II.5 Perhitungan Rasio Total Aktiva terhadap Total Utang ........................... 43

II.6 Perhitungan Rasio Biaya Operasi terhadap Pendapatan Operasi ............ 43

II.7 Perhitungan Rasio Laba Operasi Sebelum Biaya Penyusutan terhadap Pendapatan Operasi ................................................................................. 44

II.10 Perhitungan Efektifitas Penagihan .......................................................... 46

GAMBAR Halaman

I.1 Gambar Alur Distribusi Mulai Sumber Sampai ke Pelanggan ............... 5

I.2 Gambar Alur Distribusi Mulai Sumber Sampai ke Pelanggan ............... 6

I.3 Gambar Struktur Organisasi PDAM Kota Salatiga ................................ 9

II.1 Skema Pengukuran Value for Money ...................................................... 32

1. Surat Pernyataan Tugas Akhir

2. Surat Keterangan telah melakukan kegiatan magang

3. Neraca 2006-2010 (berdasarkan audit BPKP)

4. Neraca 2006-2010 (berdasarkan perusahaan)

5. Laporan Laba-rugi 2006-2010 (berdasarkan audit BPKP)

6. Laporan Laba-rugi 2006-2010 (berdasarkan perusahaan)

7. Kepmendagri Nomor 47 tahun 1999

PENILAIAN KINERJA KEUANGAN PDAM KOTA SALATIGA BERDASARKAN KEPMENDAGRI NOMOR 47 TAHUN 1999 DUWI RATNA AJI

F3309041

Salatiga’s PDAM was one of the government ' s company that active in the sector of supplying pure water for the society . Today, PDAM is the only regional companies that active in supplying pure water which is oriented to the public service. A company that is oriented toward a public service on generally not only the pursuing the profit merely , but it also has the main task to prosper people .

Financial report is the one of information source that is very important for a company. Financial report used to know about financial condition of a company that will eventually can be used as the basis for decision making . financial report is needed by all of the company, both companies are profit oriented and which are not profit oriented. Financial report also can be used to do the performance appraisal of a company at the particular period. The study is done to evaluate financial performance of PDAM in Salatiga from 2006 to 2010.

Financial performance appraisement of PDAM in Salatiga is done with refence to Kepmendagri number 47, in the year of 1999. To enrich the discussion, the writer also evaluate the performance of PDAM in Salatiga based on “Value for Money”. Based on the calculation and the observation which is done about performance appraisal of PDAM in Salatiga didn’d find any weakness. Performance appraisal in the financial aspect of PDAM in Salatiga from 2006 to 2010 has a good category with score 38. While the performance appraisal based on “Value for Money” state that PDAM in Salatiga already economical, effective, and efficient.

Keyword: financial statement analysis, PDAM

PENILAIAN KINERJA KEUANGAN PDAM KOTA SALATIGA BERDASARKAN KEPMENDAGRI NO 47 TAHUN 1999 PERIODE 2006-2010

Duwi Ratna Aji

F 3309041

PDAM Kota Salatiga merupakan salah satu perusahaan milik pemerintah yang bergerak dalam bidang penyediaan air bersih bagi masyarakat. Saat ini PDAM merupakan satu-satunya perusahaan daerah yang bergerak dalam hal penyediaan air bersih yang berorientasi pada pelayanan publik. Perusahaan yang berorientasi pada pelayanan publik pada umumnya tidak hanya mengejar keuntungan semata, melainkan juga mempunyai tugas utama untuk mensejahterakan rakyat.

Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang sangat penting bagi suatu perusahaan. Laporan keuangan digunakan untuk mengetahui tentang kondisi keuangan suatu perusahaan yang nantinya akan dapat dijadikan dasar sebagai pengambilan keputusan. Laporan keuangan diperlukan oleh semua perusahaan, baik perusahaan yang berorientasi pada keuntungan maupun yang tidak berorientasi pada keuntungan. Laporan keuangan juga dapat digunakan untuk melakukan penilaian kinerja dari suatu perusahaan pada periode tertentu. Penelitian ini dilakukan untuk menilai kinerja keuangan pada PDAM Kota Salatiga dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2010.

Penilaian kinerja keuangan PDAM Kota Salatiga dilakukan dengan mengacu pada Kepmendagri Nomor 47 tahun 1999. Untuk memperkaya pembahasan, penulis juga menilai kinerja PDAM Kota Salatiga berdasarkan Value for Money. Berdasarkan hasil perhitungan dan pengamatan yang dilakukan tentang penilaian kinerja PDAM Kota Salatiga tidak ditemukan adanya kelemahan. Penilaian kinerja aspek keuangan PDAM Kota Salatiga periode 2006 sampai 2010 dalam kategori baik dengan nilai 38. Sedangkan penilaian kinerja berdasarkan Value for Money menyatakan bahwa PDAM Kota Salatiga sudah ekonomis, efektif dan efisien.

Kata Kunci: Analisis Laporan Keuangan, PDAM

PENDAHULUAN

A. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

1. Sejarah Berdirinya Perusahaan

“Perusahaan Daerah Air Minum Kota Salatiga sebagai Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) sudah dirintis oleh Pemerintah belanda sejak tahun 1921. Pada tahun 1986 Surat Keputusan Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II Salatiga Nomor: 44/Kepda/Um-Pan tanggal 30 Desember 1967 dan Surat Keputusan Dewan Perwakilan Rakyat Gotong Royong (DPRD-GR) Nomor: 8/DPRD-GR/Um-Pan 18 Mei 1968, penyediaan air minum dikelola oleh Dinas Air Minum. Tahun 1969 status Dinas Air Minum berubah menjadi Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) sesuai sesuai SK. Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II Salatiga Nomor: 8.a/Kepda/Um-Pan tanggal 1 April 1971 dan Peraturan Daerah Kotamadya Kepala Daerah Tingkat II Salatiga Nomor 20 Tahun 1969” ( profil Perusahaan Daerah Air Minum Kota Salatiga Tahun 2010: 8).

Dalam perkembangannya dasar hukum pendirian PDAM Kota Salatiga telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir ditetapkan berdasarkan Peraturan Daerah (PERDA) Kotamadya Daerah Tingkat II Salatiga. Nomor: 5 Tahun 1981 tentang: Pendirian Perusahaan Daerah Air Minum Kotamadya Daerah tingkat II Salatiga.

melayani pelanggan dari hari Senin - Jumat (Jam 7.00 WIB – 13.45 WIB) dan Hari Sabtu (jam 8.00 WIB - 12.15 WIB)

Kantor pusat Perusahaan Daerah Air Minum Kota Salatiga terletak di jantung kota Salatiga tepatnya Jalan Letjen. Sukowati 66-70 Salatiga.

2. Visi dan misi

Berdasarkan Profil Perusahaan Daerah Air Minum Kota Salatiga(2010,2) visi dan misi PDAM Kota Salatiga adalah:

VISI

“ PDAM Salatiga mampu memenuhi kebutuhan masyarakat akan air bersih dalam jumlah yang cukup, berkualitas dan terus menerus dengan harga terjangkau serta mampu mendukung penyelenggaraan Otonomi Daerah”.

MISI

a. Menyediakan kebutuhan masyarakat akan air bersih dalam jumlah yang cukup, berkualitas, terus- menerus, harga terjangkau.

b. Memberikan sumbangan terhadap Pendapatan Asli Daerah untuk mendukung penyelenggaraan Otonomi Daerah.

c. Meningkatkan pelayanan dan cakupan pelayanan ke seluruh wilayah.

d. Meningkatkan kinerja dan SDM secara profesional.

Cakupan wilayah pelayanan PDAM Kota Salatiga sampai dengan akhir tahun 2010 mencapai jumlah 25188 sambungan, sedangkan yang tercatat sebagai pelanggan aktif sebanyak 23.478 sambungan. Jumlah penduduk Kota Salatiga menurut data Biro Pusat Statistik hasil SP 2010 sejumlah 170.332 sedangkan jumlah Kepala Keluarga (KK) yang ada di Kota Salatiga yang tercantum dalam Buku Salatiga Dalam Angka tahun 2010 sebanyak 44.210 dan cakupan pelayanan yang dicapai secara kumulatif sebesar 68,29% dari jumlah penduduk atas hasil audit BPKP perwakilan Jateng.

4. Pelanggan

Jumlah pelanggan PDAM kota Salatiga dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2010 menurut jenisnya adalah sebagai berikut: TABEL I.1

PELANGGAN AIR MINUM PER JENIS PDAM KOTA SALATIGA TAHUN 2008-2010

Sumber:

Perusahaan Daerah Air Minum Kota Salatiga.2011.Profil Perusahaan Daerah Air Minum Kota Salatiga Tahun

Non Niaga

Non Aktif

Aduan yang masuk ke PDAM Kota Salatiga dari para pelanggan tentang kondisi pelayanan PDAM dari tahun 2008 sampai dengan 2010 menurut jenis permasalahannya adalah sebagai berikut:

TABEL I.2

LAPORAN PENGADUAN PELANGGAN

TAHUN 2008-2010

JENIS ADUAN

2010 Air Macet

1.042 Kebocoran pipa

353 Meter Rusak

Sumber: Perusahaan Daerah Air Minum Kota Salatiga.2011.Profil Perusahaan Daerah Air Minum Kota Salatiga Tahun 2010. hal.11.

6. Mata Air

Mata air yang digunakan PDAM Kota Salatiga untuk mencukupi kebutuhan masyarakat kota Salatiga dan sebagian wilayah Kabupaten Semarang sebagai berikut:

TABEL I.3 MATA AIR YANG DIGUNAKAN PDAM SALATIGA

Mata Air

Kapasitas

Produksi I/dt

Terpasang I/dt M.A Senjoyo

150,00 M.A Kaligojek

30,00 M.A Kalisombo

60,00 M.A Kalitaman

30,00 M.A Kaligethek

25,00 Sumur I Sukowati

25,00 Sumur II Cebongan

10,00 Sumur III Tegalsari

10,00 JUMLAH

Perusahaan Daerah Air Minum Kota Salatiga Tahun 2010. hal.11.

7. Distribusi Pelayanan

Mata air yang didistribusikan kepada pelanggan menggunakan dua sistem yaitu sistem gravitasi dan sistem perpompaan. Sistem perpompaan digunakan untuk melayani wilayah Salatiga yang letaknya lebih tinggi dari mata air yang ada dengan menggunakan diesel dengan bahan bakar solar maupun listrik, sedangkan untuk wilayah Salatiga yang rendah dilayani dengan sistem gravitasi.

Skema Sistem Distribusi air kepada pelanggan:

a. Sistem Gravitasi

Gambar I.1 ALUR DISTRIBUSI MULAI DARI SUMBER SAMPAI KE PELANGGAN

Sumber : Perusahaan Daerah Air Minum Kota Salatiga.2011.Profil Perusahaan

Daerah Air Minum Kota Salatiga Tahun 2010. hal.13.

Mata Air

Bak Penampung

Jaringan Transmisi

Reservoir

Jaringan Sekunder

Pelanggan

Gambar I.2 ALUR DISTRIBUSI MULAI DARI SUMBER SAMPAI KE PELANGGAN

Sumber : Perusahaan Daerah Air Minum Kota Salatiga.2011.Profil Perusahaan

Daerah Air Minum Kota Salatiga Tahun 2010. hal.13.

8. Produksi Air

Perkembangan produksi air PDAM Kota Salatiga dari tahun 2007 sampai dengan 2010 adalah sebagai berikut:

TABEL I.4

PRODUKSI AIR PDAM KOTA SALATIGA

TAHUN 2007-2010

No

Tahun

Produksi air (m 3 )

7.741.103 Sumber: Perusahaan Daerah Air Minum Kota Salatiga.2011.Profil Perusahaan Daerah Air Minum Kota Salatiga Tahun 2010. hal.14.

9. Jumlah Air Terjual

PDAM Kota Salatiga telah mampu menjual air bersih kepada

Mata Air

Bak

Pompa

Jaringan Sekunder

Reservoir

Pelanggan

AIR TERJUAL PDAM KOTA SALATIGA

Produksi Air (m 3 )

5.801.957 Sumber : Perusahaan Daerah Air Minum Kota Salatiga.2011.Profil Perusahaan Daerah Air Minum Kota Salatiga Tahun 2010. hal.15.

10. Konsumsi Air Per Pelanggan

Rata-rata konsumsi air untuk tiap- tiap pelanggan PDAM Kota Salatiga:

TABEL I.6

KONSUMSI AIR PER PELANGGAN PDAM KOTA SALATIGA TAHUN 2009

No

Jenis Pelanggan

Rata- rata konsumsi air

(m 3 )

1 Sosial A

2 Sosial B

Sumber : Perusahaan Daerah Air Minum Kota Salatiga.2011.Profil Perusahaan Daerah Air Minum Kota Salatiga Tahun 2010. hal.15.

Kehilangan air terjadi karena adanya kebocoran pada Water Meter atau karena adanya pencurian air oleh penduduk dengan cara membobol pipa sekunder yang menuju pelanggan.

Air yang hilang dalam proses produksi dan pendistribusian dalam m3 selama tahun 2007 sampai dengan 2010 adalah sebagai berikut:

TABEL I.7

PROSENTASE AIR YANG HILANG DALAM PROSES PDAM KOTA SALATIGA TAHUN 2007-2010

No

Tahun

% Air Hilang

25,05 Sumber : Perusahaan Daerah Air Minum Kota Salatiga.2011.Profil Perusahaan Daerah Air Minum Kota Salatiga Tahun 2010. hal.16.

12. KEPEGAWAIAN STRUKTUR ORGANISASI PDAM KOTA SALATIGA

Gambar I.3 Sumber: Keputusan Direktur Perusahaan Daerah Air Minum Kota Salatiga Nomor

061.1/001.2/2011.2011.Stuktur Organisasi dan Tata Kerja Perusahaan Daerah Air Minum Kota Salatiga.

SUB.BAG PERLENGKAPAN &

PEMELIHARAAN

WALIKOTA SALATIGA

DIREKTUR

SUB.BAG HUMAS, PENGADUAN DAN PENAGIHAN TUNGGAKAN

SUB.BAG PELAYANAN, UMUM & KEUANGAN

SUB.BAG PERENCANAAN

&PENGEMBANGAN

SUB.BAG UMUM &

PERSONALIA

SUB.BAG BACA METER & REKENING

KANTOR CABANG NGAGLIK

BAGIAN TEKHNIK

BAGIAN UMUM DAN KEUANGAN

BAGIAN PELAYANAN PELANGGAN

D EWAN PENGAWAS

SUB.BAG PENDAPATAN

SUB.BAG TRANSMISI DAN

DISTRIBUSI

SUB.BAG ANGGARAN,

AKUNTANSI &

VERIVIKASI

SUB.BAG TEKNIK

SUB.BAG ADVOKASI & PENERTIBAN

SUB.BAG PENGADAAN &

GUDANG

SUB.BAG PRODUKSI

SUB.BAG SUMBER & LABORAT

1) Dewan Pengawas (a) Melaksanakan pengawasan, pengendalian dan pembinaan terhadap

pengurusan dan pengelolaan PDAM. (b) Memberikan pertimbangan dan saran kepada Kepala Daerah diminta atau tidak diminta guna perbaikan dan pengembangan PDAM antara lain pengangkatan Direksi, program kerja yang diajukan oleh Direksi, rencana perubahan status kekayaan PDAM, rencana pinjaman dan ikatan hukum dengan pihak lain.

(c) Memeriksa dan menyampaikan Rencana Strategis Bisnis, dan Rencana Bisnis dan Anggaran Tahunan PDAM yang dibuat Direksi kepada Kepala Daerah untuk mendapatkan pengesahan.

2) Direksi (a) Menyusun perencanaan, melakukan koordinasi dan pengawasan

seluruh kegiatan operasional PDAM. (b) Membina pegawai (c) Mengurus dan mengelola kekayaan PDAM (d) Menyelenggarakan administrasi umum dan keuangan (e) Menyusun Rencana Strategi Bisnis 5 ( lima) tahunan yang

disahkan oleh walikota melalui Dewan Pengawas. (f) Menyusun dan menyampaikan Rencana Bisnis dan Anggaran Tahunan (RKAP) PDAM yang merupakan penjabaran tahunan

Pengawas. (g) Menyusun dan menyampaikan laporan seluruh kegiatan PDAM.

3) Bagian Pelayanan Pelanggan

mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pembacaan meter, pembuatan rekening, pemasaran sambungan baru, hubungan masyarakat, advokasi, penertiban langganan, serta perhitungan pemakaian air dan penagihan pemakaian air.

4) Bagian Umum dan Keuangan

mempunyai tugas menyelenggarakan urusan di bidang pendapatan, akuntansi, verifikasi, personalia, administrasi umum, pemeliharaan, perlengkapan kantor dan pergudangan.

5) Kantor Cabang (a) Mengadakan koordinasi dengan semua bagian agar dicapai hasil

kerja yang efektif dan efisien (b) Melaksanakan pembinaan, mengendalikan dan mengevaluasi kegiatan cabang yang menjadi tanggungjawabnya. (c) Menyelenggarakan kegiatan-kegiatan administrasi keuangan di

cabang. (d) Melaksanakan kegiatan teknik operasional di wilayah kerjanya.

laksana subag. Pelayanan Umum dan Keuangan dan subag. Teknik.

b. Pembinaan Pegawai

1) Peningkatan pendidikan pegawai

2) Memberikan motivasi untuk meningkatka pendidikan formal bagi karyawan pada jenjang D3, S1 dan S2.

3) Kursus singkat

4) Pelatihan (training)

5) Pertemuan rutin ( regular meeting)

6) Diklat Management Tingkat Dasar, Madya dan Utama.

7) Rapat koordinasi

8) Pembinaan staf secara periodik dan insidental

c. Jumlah Pegawai

Jumlah pegawai PDAM Kota Salatiga per 31 Desember 2010 adalah 138 orang, yang terdiri dari:

TABEL I.8 JUMLAH PEGAWAI PDAM

Per 31 Desember 2010

No

Jabatan

Jumlah Orang

1 Direktur

2 Kepala Bagian

Jumlah orang

4 Pelaksana

Daerah Air Minum Kota Salatiga Tahun 2010. hal.17.

13. KEBIJAKAN AKUNTANSI

Kebijakan akuntansi PDAM ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Negara Otonomi Daerah No.8 tahun 2000, tanggal 10 Agustus tentang pedoman akuntansi Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) diantaranya:

a. Dasar Akuntansi Dasar akuntansi yang digunakan dalam perhitungan hasil usaha (laporan Laba-Rugi) periodik dan penentuan posisi keuangan (neraca) dilakukan dengan metode akrual. Dengan metode akrual diartikan bahwa pembukuan tidak hanya sekedar pencatatan transaksi penerimaan dan pengeluaran uang, akan tetapi pencatatan terhadap setiap perubahan aktiva dan kewajiban, demikian pendapatan dan biaya, pada saat terjadinya atau diakuinya perubahan yang dimaksud.

b. Pengakuan Pendapatan dan Biaya Seluruh pendapatan, baik Pendapatan Usaha maupun Pendapatan Non Usaha diakui pada saat timbulnya transaksi/ masa prestasi dinikmati meliputi:

1) Pendapatan Penjualan Air diakui dan dicatat tiap-tiap bulan berdasarkan rekening yang diterbitkan.

2) Pendapatan Sambungan Baru/ Non Air diakui dan dicatat dengan memperhatikan: 2) Pendapatan Sambungan Baru/ Non Air diakui dan dicatat dengan memperhatikan:

b) Jika pembayaran disyaratkan secara mencicil pendapatan dan piutang diakui dan dicatat pada saat dokumen tagihan diterbitkan. Pendapatan denda atas keterlambatan pembayaran diakui dan dicatat pada saat denda tersebut diterima. Biaya diakui dan dicatat dalam periode terjadinya transaksi.

c. Penilaian Piutang Piutang disajikan dengan nilai tunai yang disajikan dengan nilai yang dapat direalisasi. Khusus untuk piutang usaha yang mempunyai kemungkinan tidak tertagih dibuatkan penyisihan dalam jumlah yang layak dengan pengelompokan umur piutang sebagai berikut:

1) Di atas 6 bulan s/d 1 tahun

2) Di atas 1 tahun s/d 2 tahun

3) Di atas 2 tahun s/d 3 tahun

4) Di atas 3 tahun : 100% Penyisihan tersebut di atas dikecualikan bagi tagihan kepada instansi Pemerintah dan TNI. Piutang yang telah berumur di atas 3 tahun diklasifikasikan sebagai piutang ragu- ragu dan sudah dapat diusulkan untuk dihapus kepada Badan Pengawas, tetapi dicatat secara ekstra comptable dan tetap diusahakan penagihannya.

Persediaan bahan dinilai berdasarkan harga perolehan dan pemakaian menggunakan metode FIFO ( First In First Out).

e. Pengeluaran Barang Modal dan Biaya Kategori yang termasuk pengeluaran barang modal/ aktiva tetap adalah sebagai berikut:

1) Pengeluaran- pengeluaran untuk pembelian barang-barang berwujud dalam bentuk siap pakai atau dibangun lebih dulu untuk digunakan dalam operasi normal perusahaan.

2) Barang-barang tersebut tidak dimaksudkan untuk dijual, mempunyai masa manfaat lebih dari 1 tahun dengan batasan di atas Rp 200.000

3) Pembelian barang-barang tertentu yang harga satuannya dibawah Rp 200.000 dan lazimnya dibutuhkan dalam jumlah lebih dari 1 (satu) sehingga harganya melampaui Rp 200.000 maka transaksi tersebut dibuku sebagai pengeluaran barang modal.

4) Pengeluaran- pengeluaran untuk mengganti komponen- komponen mesin/ instalasi yang rusak dibuku sebagai biaya. Jika perbaikan/ penggantian komponnen tersebut memberi tambahan masa manfaat dari aktiva tersebut dan nilainya melebihi Rp 200.000 dibuku sebagai pengurang akumulasi penyusutan.

maka biaya pemindahannya dibuku sebagai beban tahun berjalan.

f. Aktiva Tetap dan Penyusutan

I. Bukan Bangunan Kelompok 1: Harta yang dapat disusutkan dan tidak termasuk

golongan bangunan yang mempunyai masa manfaat tidak lebih dari 4 (empat) tahun.

Kelompok 2: Harta yang dapat disusutkan dan tidak termasuk golongan bangunan yang mempunyai masa manfaat lebih dari 4 (empat) tahun dan tidak lebih dari 8 (delapan) tahun.

Kelompok 3: Harta yang dapat disusutkan dan tidak termasuk golongan bangunan yang mempunyai masa manfaat lebih dari 4 (empat) tahun dan tidak lebih dari 16 (enam belas) tahun.

Kelompok 4: Harta yang dapat disusutkan dan tidak termasuk golongan bangunan yang mempunyai masa manfaat lebih dari 16(enam belas) tahun.

II. Bangunan

a) Permanen: bangunan dan harta tidak bergerak lainnya, termasuk tambahan, perbaikan atau perubahan yang a) Permanen: bangunan dan harta tidak bergerak lainnya, termasuk tambahan, perbaikan atau perubahan yang

b) Tidak permanen: bangunan dan harta tidak bergerak lainnya, termasuk tambahan, perbaikan atau perubahan yang dilakukan, yang mempunyai masa manfaat 10 (sepuluh) tahun.

g. Pencatatan piutang Piutang dicatat secara lengkap agar tergambar seluruh kewajiban perusahaan yang terutang pada akhir tahun.

h. Utang Jangka Panjang Yang Jatuh Tempo Bagian utang jangka panjang yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun mendatang setelah tanggal neraca disajikan sebagai utang/ kewajiban lancar.

i. Biaya Ditangguhkan dan kebijakan Amortisasi Pengeluaran- pengeluaran yang belum diakui sebagai beban dalam periode terjadinya pengeluaran karena memberikan manfaat untuk masa-masa yang akan datang dicatat sebagai biaya ditangguhkan. Biaya tersebut diamortisasi menurut taksiran masa manfaatnya.

j. Bunga Pinjaman dalam Masa Konstruksi Beban bunga pinjaman jangka panjang yang digunakan untuk membiayai konstruksi dibuku sebagai penambah biaya konstruksi j. Bunga Pinjaman dalam Masa Konstruksi Beban bunga pinjaman jangka panjang yang digunakan untuk membiayai konstruksi dibuku sebagai penambah biaya konstruksi

Setelah masa konstruksi, bunga tersebut dibebankan sebagai biaya tahun berjalan dan dikelompokkan dalam biaya umum dan administrasi.

14. TARIF

Perlakuan tarif PDAM Kota Salatiga mengacu pada Permendagri Nomor 01 Tahun 1998, yang mana tarif ditetapkan dengan Peraturan Walikota atas usulan Direksi Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) yang kemudian disempurnakan dengan Permendagri Nomor 23 Tahun 2006, yang ditetapkan berdasarkan Peraturan Walikota Salatiga Nomor 51Tahun 2007 yang efektif berlaku mulai bulan September 2007.

TABEL I.9 TARIF PENDEBETAN AIR PDAM KOTA SALATIGA

No SEGMENTASI TARIF Tingkat Pemakaian 0-10 m3 Rp/m3

11-20 m3 Rp/m3

21-30 m3 Rp/m3

>31 m3 Rp/m3

I SOSIAL UMUM:

1. HU, TERMINAL AIR

PURA, VIHARA

850 1.365 1.755 SOSIAL KHUSUS:

Y.SOSIAL

970 1.365 1.755 Lanjutan Tingkat Pemakaian

Rp/m3 Rp/m3 Rp/m3

II RUMAH TANGGA:

1.565 2.115 3.150 3.910 RUMAH PEMONDOKAN:

1. RPK.A.

2. RPK.B.

3. RPK.C.

2.250 2.800 3.590 4.245 III

USAHA:

1. USAHA KECIL

2. USAHA MENENGAH

3. USAHA BESAR

IV INDUSTRI:

1. INDUSTRI KECIL

3. INDUSTRI BESAR

V INSTANSI

1. DEP.NONDEPT.PEM

RS/RSB VI KHUSUS

1. LBG.ASING,RT WNA 3.115 4.955 5.940 7.050

2. REFIL/ISI

Pembayaran minimum 10 m3 artinya perhitungan minimal pembayaran beban ekuivalen 10 m3. Sumber : Perusahaan Daerah Air Minum Kota Salatiga.2011.Profil Perusahaan Daerah Air Minum Kota Salatiga Tahun 2010. hal.21.

15. KINERJA

Penilaian kenerja Perusahaan Daerah Air Minum Kota Salatiga berdasarkan Kepmendagri Nomor 47 Tahun 1999 yang dihitung dari aspek keuangan, aspek operasional dan administrasi sejumlah 30 variabel. Penilaian dengan sistem Brandmarking oleh UNDP yang bekerjasama dengan PERPAMSI, dengan menilai 100 variabel yang menyangkut aspek keuangan, tingkat layanan kepada pelanggan, operasional dan sebagainya. Dari 15 Penilaian kenerja Perusahaan Daerah Air Minum Kota Salatiga berdasarkan Kepmendagri Nomor 47 Tahun 1999 yang dihitung dari aspek keuangan, aspek operasional dan administrasi sejumlah 30 variabel. Penilaian dengan sistem Brandmarking oleh UNDP yang bekerjasama dengan PERPAMSI, dengan menilai 100 variabel yang menyangkut aspek keuangan, tingkat layanan kepada pelanggan, operasional dan sebagainya. Dari 15

Selain dari kinerja yang semakin baik menurut penilaian dari BPKP perwakilan Jateng PDAM Kota Salatiga menduduki urutan pertama pencapaian kinerja terbaik di Jawa Tengah tahun 2008 sedangkan untuk tahun 2009 PDAM menempati urutan ke-2 setelah PDAM Kabupaten Temanggung. Dari hasil pencapaian hasil kinerja tersebut pada tahun 2009 PDAM Kota Salatiga mendapatkan PERPAMSI AWARD yang diserahkan oleh Kementrian PU di Batam pada Desember 2009 dan diterimakan kepada Walikota Salatiga, sedangkan untuk Direktur PDAM Kota Salatiga menerima anugrah Manajer Profesional tahun 2009 dari Lembaga Independent diantara

20 orang Profesional di seluruh Indonesia.

B. LATAR BELAKANG

Salah satu kebutuhan manusia yang paling mendasar adalah kebutuhan akan air bersih. Sampai saat ini banyak masyarakat di Indonesia yang belum bisa menikmati air bersih. Melalui Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) pemerintah berupaya untuk menyediakan layanan air bersih bagi masyarakat. PDAM merupakan Badan Usaha Milik Pemerintah (BUMD) yang bergerak dalam bidang pengelolaan air bersih.

Sebagai Badan Usaha Milik Pemerintah, PDAM dituntut untuk menjalankan fungsi sosial dan fungsi komersial. PDAM harus melayani Sebagai Badan Usaha Milik Pemerintah, PDAM dituntut untuk menjalankan fungsi sosial dan fungsi komersial. PDAM harus melayani

Sebagai organisasi sektor publik, selain memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat perusahaan juga dituntut untuk selalu meningkatkan kinerja perusahaan. Peningkatan kinerja perusahaan dilakukan dengan meningkatkan pendapatan PDAM dengan cara kenaikan tarif air bersih, meningkatkan kinerja karyawan, dan operasionalisasi biaya secara efektif dan efisien.

Untuk mengetahui kenerja Perusahaan Daerah Air Minum, dilakukan penilaian terhadap kinerja perusahaan pada setiap akhir tahun buku. Penilaian Kinerja Perusahaan Daerah Air Minum berdasarkan Kepmendagri Nomor 47 Tahun 1999 yang dihitung dari aspek Keuangan, Aspek Operasional dan administrasi. Aspek keuangan terdiri dari sepuluh rasio. Dari rasio tersebut akan diperoleh nilai dari masing- masing rasio yang akan menentukan nilai dan penggolongan tingkat kesehatan perusahaan serta mengetahui perkembangan perusahaan dari tahun ke tahun serta membantu menentukan arah kebijakan pimpinan dalam memperbaiki rasio- rasio yang lemah melalui program kerja yang mengarah pada peningkatan efisiensi dan produktifitas. Penilaian kinerja perusahaan sektor publik yang lain adalah dengan mengukur tingkat ekonomi, efisiensi, dan efektivitas perusahaan dengan menggunakan value for money.

Tugas Akhir “PENILAIAN KINERJA KEUANGAN PDAM KOTA

SALATIGA BERDASARKAN KEPMENDAGRI NOMOR 47 TAHUN 1999 PERIODE 2006-2010 ”.

C. PERUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang diatas, maka secara spesifik penulis dapat menentukan rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana kinerja keuangan Perusahaan Daerah Air Minum Kota Salatiga periode 2007-2010 ditinjau dari pedoman Penilaian Kinerja PDAM ( Kepmendagri Nomor 47 tahun 1999)

2. Bagaimana dampak kinerja Perusahaan Daerah Air Minum terhadap masyarakat berdasarkan Value for Money.

D. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan yang hendak dicapai dalam penulisan Tugas Akhir ini adalah: Melalui proses penilaian kinerja dapat diketahui bagaimana

perkembangan kinerja perusahaan dilihat dari aspek keuangan, sehingga dapat dijadikan masukan dalam mengambil kebijakan di masa mendatang.

E. MANFAAT PENELITIAN

Adapun manfaat penulisan Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut:

Untuk mengaplikasikan serta menerapkan teori- teori yang diterima penulis di bangku kuliah ke dalam praktik sesungguhnya sehingga dapat menambah pengetahuan dan pengalaman dalam menilai kinerja perusahaan sebagai bekal memasuki dunia kerja.

2) Bagi Perusahaan Diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran di dalam menentukan kebijaksanaan yang akan ditetapkan perusahaaan, demi kelangsungan dan kemajuan perusahaan dimasa yang akan datang.

3) Bagi Dunia Akademik Sebagai tambahan informasi dan referensi bagi mahasiswa yang akan menyusun Tugas Akhir khususnya yang mengambil topik yang sama dan bagi perpustakaan di Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Tinjauan Pustaka

1. Pengertian Laporan Keuangan

Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut (Munawir, 2004: 2). Sedangkan menurut Harnanto (1995: 4)

Laporan keuangan adalah alat utama untuk mengkomunikasikan informasi keuangan kepada pihak ekstern yang di dalamnya terdapat laporan neraca, laporan laba-rugi, laporan perubahan posisi keuangan dan catatan atas laporan keuangan.

Sedangkan menurut Standar Akuntansi Keuangan (IAI, 2004) laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan yang lengkap, yang terdiri dari neraca, laporan rugi-laba, laporan perubahan posisi keuangan dan catatan atas laporan keuangan serta materi penjelasan yang merupakan bagian dari integral dari laporan keuangan.

2. Jenis Laporan Keuangan

Menurut Kieso, Weygant dan Kimmel (2007:23) laporan keuangan di bagi menjadi 4 jenis:

a. Laporan Rugi/Laba ( income statement)

Laporan Rugi/Laba merupakan laporan keuangan yang melaporkan pendapatan dan beban perusahaan selama periode

(2007:3) Laporan Rugi/Laba merupakan laporan prestasi (hasil usaha) perusahaan selama jangka waktu tertentu.

b. Laporan Perubahan Modal (Owner’s Equity Statement) Laporan perubahan modal merupakan laporan yang melaporkan perubahan modal pemilik selama periode tertentu.

c. Neraca (Balance Sheet)

keuangan yang menggambarkan kedudukan aset, utang dan perubahan modal perusahaan selama periode tertentu. Laporan keuangan ini menyediakan informasi mengenai sifat dan jumlah investasi dalam sumber daya perusahaan, kewajiban kepada kreditor, dan ekuitas pemilik dalam sumber daya bersih.

d. Laporan Arus Kas (Statement of Cash Flows) Laporan arus kas menyajikan informasi mengenai aliran kas masuk dan aliran kas keluar selama periode tertentu.

3. Definisi Analisis Laporan keuangan

Menurut pendapat Falikhatun dan Nugrahaningsih (2007:6) analisis terhadap laporan keuangan suatu perusahaan pada dasarnya untuk mengetahui prospek dan resiko perusahaan atau tingkat kesehatan suatu perusahaan. Analisis laporan keuangan berarti melakukan penelaahan atau mempelajari hubungan- hubungan dan kecenderungan untuk Menurut pendapat Falikhatun dan Nugrahaningsih (2007:6) analisis terhadap laporan keuangan suatu perusahaan pada dasarnya untuk mengetahui prospek dan resiko perusahaan atau tingkat kesehatan suatu perusahaan. Analisis laporan keuangan berarti melakukan penelaahan atau mempelajari hubungan- hubungan dan kecenderungan untuk

4. Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan

Karakteristik kulitatif laporan keuangan merupakan ciri khas yang membuat informasi dalam laporan keuangan tersebut berguna bagi para pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Menurut Baridwan (1999: 5) karakteristik kualitatif laporan keuangan meliputi:

a. Dapat dipahami

Informasi harus dapat dimengerti oleh pemakainya, dan dinyatakan dalam bentuk dan dengan istilah yang disesuaikan dengan batas pengertian para pemakai.

b. Relevan

Informasi laporan keuangan harus relevan dengan maksud penggunaanya karena digunakan untuk keperluan para pengambil keputusan.

c. Netral

Informasi laporan keuangan harus diarahkan pada kebutuhan umum pemakai, dan tidak bergantung pada kebutuhan dan keinginan pihak-pihak tertentu.

d. Dapat dibandingkan

Informasi laporan keuangan harus dapat dibandingkan dengan laporan perusahaan antar periode maupun antar periode Informasi laporan keuangan harus dapat dibandingkan dengan laporan perusahaan antar periode maupun antar periode

e. Tepat waktu

Informasi laporan keuangan harus disampaikan sedini mungkin untuk dapat digunakan sebagai dasar untuk membantu dalam pengambilan keputusan.

5. Tujuan Laporan Keuangan

Menurut Baridwan (1999: 4) tujuan laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan dan perubahan posisi keuangan suatu perusahaan. Secara umum tujuan laporan keuangan adalah sebagai berikut:

a. Untuk memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya mengenai sumber-sumber ekonomi, kewajiban serta modal suatu perusahaan.

b. Untuk memberikan informasi keuangan yang membantu para pemakai laporan keuangan dalam mengestimasi potensi perusahaan dalam menghasilkan laba.

c. Untuk memberikan informasi penting lainnya mengenai perubahan dalam sumber-sumber ekonomi dan kewajiban, seperti informasi mengenai aktivitas pembelanjaan dan penanaman modal.

d. Untuk mengungkapkan sejauh mungkin informasi lain yang berhubungan dengan laporan keuangan yang relevan untuk kebutuhan pemakai laporan keuangan.

Wild, Subramanyam, dan Halsey (2005: 30-48) menyatakan bahwa analisis terhadap laporan keuangan terdiri dari lima alat penting:

a. Analisis Laporan Keuangan Komparatif

Analisis ini meliputi penelaahan perubahan saldo tiap-tiap akun dari tahun ke tahun atau selama beberapa tahun. Informasi terpenting yang didapat dari analisis laporan keuangan komparatif adalah kecenderungan atau tren.

b. Analisis Laporan Keuangan Common-Size

Analisis laporan keuangan ini juga disebut laporan keuangan vertikal karena evaluasi pos dari atas ke bawah. Laporan common-size terutama berguna untuk perbandingan antar perusahaan. Perbandingan ini dapat menekankan perbedaan komposisi dan distribusi pos.

c. Analisis Rasio

Analisis rasio dapat mengungkapkan hubungan penting dan menjadi dasar perbandingan dalam menemukan kondisi dan tren yang sulit untuk dideteksi dengan mempelajari masing- masing komponen yang membentuk rasio.

d. Analisis Arus Kas

Analisis arus kas menyediakan pandangan tentang bagaimana perusahaan memperoleh pendanaannya dan menggunakan sumber dayanya.

Penilaian biasanya mengacu pada estimasi nilai intrinsik sebuah perusahaan atau sahamnya. Dasar penilaian adalah teori nilai sekarang (present value theory) yang menyatakan bahwa nilai utang sama dengan jumlah seluruh hasil yang diharapkan dari efek masa depan, yang didiskontokan ke saat ini dengan menggunakan tingkat diskonto yang tepat.

7. Pengertian Penilaian Kinerja

Menurut Jackson dalam Wicaksono (2010: 43) Penilaian kinerja adalah proses evaluasi seberapa baik karyawan

mengerjakan pekerjaan mereka ketika dibandingkan dengan satu set standar dan kemudian mengkomunikasikan dengan para karyawan. Penilaian kinerja dapat menjadi sumber informasi utama dan umpan balik karyawan yang menjadi pengembangan perusahaan di masa yang akan datang.

8. Pengukuran Kinerja Organisasi Sektor Publik

Sistem pengukuran kinerja sektor publik adalah suatu sistem yang bertujuan untuk membantu manajer publik menilai pencapaian suatu strategi

dan nonfinansial (Mardiasmo,2004:121). Kinerja pemerintah tidak dapat dinilai dari sisi output yang dihasilkan saja, akan tetapi harus mempertimbangkan input, output, dan outcome secara bersama-sama (Mardiasmo,2004:127)

Mardiasmo (2004:131) berpendapat bahwa Value for Money merupakan inti pengukuran kinerja pada organisasi pemerintah. Agar Mardiasmo (2004:131) berpendapat bahwa Value for Money merupakan inti pengukuran kinerja pada organisasi pemerintah. Agar

9. Pokok Bahasan dalam Indikator Value for Money

Menurut Mardiasmo (2004:131-132)

a. Ekonomi

Ekonomi adalah hubungan antara pasar dan masukan (cost of input) . Dengan kata lain, ekonomi adalah praktik pembelian barang dan jasa input dengan tingkat kualitas tertentu pada harga terbaik yang dimungkinkan (Mardiasmo, 2004:131).

Bastian (2001:336) mengatakan, ekonomis hanya menekankan pada input. Apabila suatu suatu biaya bisa lebih rendah dari yang sesungguhnya maka dikatakan ekonomis. Sehingga bisa dikatakan rumus perhitungan ekonomis adalah:

Realisasi belanja

X 100% Anggaran belanja

Kinerja perusahaan dinilai ekonomis bila rasio yang dicapai kurang dari 1 atau 100%. Semakin kecil nilai rasio ekonomi berarti kinerjanya semakin baik.

b. Efisiensi

Pengukuran efisiensi dilakukan dengan menggunakan perbandingan antara output yang dihasilkan terhadap input yang digunakan. Suatu kegiatan operasional dikatakan efisien apabila Pengukuran efisiensi dilakukan dengan menggunakan perbandingan antara output yang dihasilkan terhadap input yang digunakan. Suatu kegiatan operasional dikatakan efisien apabila

Biaya yang dikeluarkan/ terealisasi

X 100%

Realisasi penerimaan

Kinerja Pemda dalam melakukan pemungutan pendapatan dikategorikan efisien apabila rasio yang dicapai kurang dari 1 atau dibawah 100%. Semakain kecil rasio efisiensi berarti kinerjanya semakin baik.

c. Efektivitas

Efektivitas merupakan hubungan antara keluaran output dengan tujuan atau sasaran (outcome) yang harus dicapai. Kegiatan operasional dikatakan efektif apabila proses kegiatan mencapai tujuan dan sasaran akhir kebijakan (Mardiasmo,2004:132).

rasio efektivitas menggambarkan kemampuan pemda dalam merealisasikan pendapatan yang direncanakan dibandingkan dengan target yang ditetapkan.

Perhitungan rasio efektivitas: Realisasi penerimaan pendapatan

X 100%

Target penerimaan pendapatan Target penerimaan pendapatan

d. Outcome

Outcome adalah dampak suatu program kegiatan terhadap masyarakat. Outcome lebih tinggi nilainya daripada output, karena output hanya mengukur hasil tanpa mengukur dampaknya terhadap masyarakat, sedangkan outcome mengukur kualitas output dan dampak yang dihasilkan.

Gambar II.1 Skema pengukuran Value for Money Sumber: Mardiasmo (2004).”Akuntansi Sektor Publik”.hal:132

Efektivitas (berhasil guna)

Efisiensi (berdaya guna)

Nilai Input

Input

Proses Tujuan Output Outcome

Pengukuran Valuefor Money

Pemantauan dan penilaian kinerja keuangan secara berkala atas laporan keuangan dan manajemen Perusahaan Daerah Air Minum disusun sesuai dengan Kepmendagri Nomor 47 Tahun 1999 tanggal 31 Mei 1999, tentang Pedoman Penilaian Kinerja Perusahaan Daerah Air Minum yang hasilnya dapat digunakan untuk menentukan penggolongan tingkat kesehatan pengelolaan Perusahaan Daerah Air Minum yaitu:

Nilai 41 - 50 dinyatakan Baik Sekali Nilai 31 - 40 dinyatakan Baik Nilai 21 - 30 dinyatakan Cukup Baik Nilai 11 - 20 dinyatakan Kurang Baik Nilai 0 - 10

dinyatakan Tidak Baik

Kriteria dalam penilaian dan penggolongan tingkat kesehatan pengelolaan Perusahaan Daerah Air Minum diperoleh dari 10 indikator yang terbagi dalam:

a) Rasio Laba terhadap Aktiva Produktif Rumus = Laba sebelum pajak

X 100% Aktiva produktif

Nilai Kinerja

> 7% - 10% = 4 > 3% - 7%

> 0% - 3%

b) Rasio Laba terhadap Penjualan Rumus = Laba sebelum pajak

X 100% Penjualan

Nilai Kinerja

Laba sebelum pajak yang dapat dihasilkan oleh setiap rupiah penjualan baik air maupun non air. Dari kedua rasio tersebut menunjukkan bahwa setiap penambahan aktiva produktif dan penjualan mampu memberikan kontribusi bagi peningkatan laba usaha dan peningkatan laba sebelum pajak.

terhadap penjualan:

c) Rasio Aktiva Lancar terhadap Utang Lancar Rumus = Aktiva lancar

Utang lancar

Nilai Kinerja

> 1,75 - 2,00

=5 > 1,60 - 1,75 atau >2,00 - 2,30

=4 > 1,25 - 1,50 atau >2,30 - 2,70

=3 > 1,00 – 1,25 atau >2,70 - 3,00

<= 1,00 atau >3,00

=1 Menggambarkan kemampuan perusahaan membayar utang yang harus segera dibayar dengan aktiva lancar yang dimiliki

d) Rasio Utang Jangka Panjang terhadap Ekuitas Rumus = Utang jangka panjang

Ekuitas

Nilai Kinerja

Bagian dari setiap ekuitas yang dijadikan jaminan untuk pemenuhan utang jangka panjang

e) Rasio Total Aktiva terhadap Total Utang Rumus = Total aktiva

Total utang Nilai Kinerja

Kemampuan dari total aktiva perusahaan untuk menutup seluruh kewajiban perusahaan secara penuh bila perusahaan dilikuidasi.

f) Rasio Biaya Operasi terhadap Pendapatan Operasi Rumus = Biaya operasi

Pendapatan operasi Nilai Kinerja

Menunjukkan sejauh mana kemampuan pendapatan operasi Menunjukkan sejauh mana kemampuan pendapatan operasi

Rumus = Laba Operasi sebelum biaya Biaya Penyusutan (Angsuran Pokok + Bunga) jatuh tempo

Nilai Kinerja

Rasio ini memperlihatkan berapa kali lebih besar laba operasidapat menutup cicilan pembayaran angsuran dan bunga pinjaman yang jatuh tempo.

h) Rasio Aktiva Produktif terhadap Penjualan Air Rumus = Aktiva Produktif

Penjualan Air

Nilai Kinerja

Rasio yang menunjukkan Penjualan Air yang dihasilkan dari penggunaan aktiva produktif.

i) Jangka Waktu Penagihan Piutang

Jumlah Penjualan per hari

Nilai Kinerja

Menunjukkan berapa hari rata - rata uang hasil penjualan usaha diterima sejak rekening diterbitkan. j) Efektivitas Penagihan Rumus = Rekening Tertagih

X 100% Penjualan Air

Nilai Kinerja

Menunjukkan berapa persen dari rekening yang telah diterbitkan sudah dibayar oleh pelanggan.

Klasifikasi kenerja keuangan: Nilai Kinerja

Nilai

Baik Sekali

˃ 31-42

Baik

˃ 20-31 ˃ 9-20

Kurang

Tidak Baik

Perhitungan kinerja aspek keuangan berdasarkan Kepmendagri Nomor 47 Tahun 1999:

Jumlah nilai yang diperoleh

X bobot Maksimum nilai

Atau

Jumlah nilai yang diperoleh

X 45

B. PEMBAHASAN

1. Penilaian Kinerja Keuangan Berdasarkan Kepmendagri Nomor 47 Tahun 1999

Berikut ini adalah pembahasan penilaian kinerja keuangan berdasarkan Kepmendagri Nomor 47 Tahun 1999 dari 2006, 2007, 2008, 2009, dan 2010

Tabel II.1 Perhitungan Rasio Laba terhadap Aktiva Produktif

Tahun

laba sebelum

pajak

aktiva produktif

rasio laba

Hasil perhitungan rasio laba terhadap aktiva produktif tahun 2006, 2007, 2008, 2009,dan 2010 adalah 6,05%, 14,36%, 12,52%, 15,93%, dan 16,52% dengan rata-rata 13,46% yang bernilai 5.

Berdasarkan tabel diatas dapat dinyatakan bahwa PDAM Kota Salatiga menunjukkan kinerja yang baik jika dilihat dari kemampuannya menghasilkan laba dari jumlah aset produktif yang dikelola. Terlihat pada tahun 2007 terjadi kenaikan rasio yang signifikan yaitu sebesar 8,31% sehingga memperoleh nilai bonus sebesar 3. Kenaikan ini terjadi karena adanya kenaikan pendapatan lain-lain pada tahun 2007. Tahun 2009 terjadi peningkatan nilai rasio sebesar 3,41% sehingga memperoleh nilai bonus sebesar 2. Tahun 2010 nilai rasio masih meningkat meskipun hanya 0,59%, dan memperoleh nilai bonus sebesar 1.

mengalami kenaikan, dan mempunyai nilai rata-rata 5 yang artinya sangat baik.

b. Rasio Laba terhadap Penjualan

Tabel II.2 Perhitungan Rasio Laba terhadap Penjualan

Tahun

laba sebelum

rasio laba

4 Perhitungan rasio laba terhadap penjualan tahun 2006, 2007,