Jln. .H. Abdul Halim No. 103 Kabupaten Majalengka – Jawa Barat 45418 Korespondensi : miftahdieni6gmail.com ABSTRACT - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Produktifitas Tanaman Kedelai (Glycine max L. Merrill) Dengan Pemberian Pup

  ISSN 2460 - 5506

PROSIDING

KONSER KARYA ILMIAH

TINGKAT NASIONAL TAHUN 2018

  

“ Peluang dan Tantangan Pembangunan Pertanian Berkelanjutan

di Era Global dan Digital”

  Kamis, 13 September 2018 | Fakultas Pertanian & Bisnis UKSW

  

PERTUMBUHAN TANAMAN KEDELAI (Glycine max L. MERRILL) DENGAN

PEMBERIAN PUPUK HAYATI KONSORSIUM DAN FUNGI MIKORIZA

ARBUSKULAR

Soybean (Glycine max L. Merrill) Growth with Application of concorcium and

  

Arbuscular Mycorrhizal Fungi

1 1 2 Miftah Dieni Sukmasari , Acep Atma Wijaya dan Indra Herdiana 1 Staf Pengajar Fakultas Pertanian, Universitas Majalengka 2 Mahasiswa Fakultas Pertanian, Universitas Majalengka

  Jln. .H. Abdul Halim No. 103 Kabupaten Majalengka – Jawa Barat 45418 Korespondensi : miftahdieni6@gmail.com

  

ABSTRACT

This study aims to analyze the effect of Mycorrhizal and Pettobio biofertilizers which are

nitrogen-fixing consortiums and phosphate solvents on the cultivation of Soybean in Saturated

Water. This research was carried out in the experimental field of the Faculty of Agriculture,

Majalengka University in November 2017 to January 2018. This experiment used a factorial

randomized block design consisting of two treatments which were repeated three times, including

the treatment of mycorrhizal biological fertilizer which is 0 gram / lt (m0) , 5 grams / lt (m1) and

10 grams / lt (m2) and Petrobio which are 0 kg / ha (p0), 30 kg / ha (p1), 60 kg / ha (p2) and

60 kg / ha (p3) . Observation variables observed include the character of the root and the

results. To see the relationship between mycorrhizal infection and the results of a simple

regression test. The results of the analysis showed that the application of mycorrhizae and

petrbio had an influence on the character of the roots and yield of soybean plants. The

application of mycorrhizal biofertilizer at a dose of 10 grams / ha and petrobio 30 kg / ha gave

the best results for the average root and yield variables in soybean cultivation in water-saturated

land.

  Keywords: Mycorrhiza, Petrobio, Soybean Plants, Water Saturated

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh pemberian pupuk hayati Mikoriza dan

Pettobio yang merupakan konsrsium penambat nitrogen dan pelarut fosfat pada budidaya

tanaman Kedelai di lahan Jenuh Air. Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas

Pertanian Universitas Majalengka pada bulan November 2017 sampai Januari 2018.

Percobaan ini menggunakan rancangan acak kelompok pola faktorial yang terdiri dari dua

  

perlakuan yang diulang tiga kali, antara lain perlakuan pupuk hayati Mikoriza yaitu 0 gram/

lt (m ), 5 gram/lt (m 1 ) dan 10 gram/lt (m 2 ) dan Petrobio yaitu 0 kg/ha (p ), 30 kg/ha (p 1 ), 60 kg/ ha (p 2 ) dan 60 kg/ha (p 3 ). Variabel pengamatan yang diamati meliputi karakter akar dan

hasil. Untuk melihat hubungan antara infeksi mikoriza dan hasil dilakukan uji Regresi

sederhana. Hasil analisis menunjukkan bahwa aplikasi mikoriza dan petrbio memberikan

pengaruh terhadap karakter akar dan hasil tanaman kedelai. Aplikasi pupuk hayati mikoriza

dosis 10 gram/ha dan petrobio 30 kg/ha memberikan hasil terbaik terhadap rata-rata variabel

akar dan hasil pada budidaya tanaman kedelai di lahan jenuh air.

  Kata kunci: Mikoriza, Petrobio, Tanaman Kedelai, Lahan Jenuh Air PENDAHULUAN

  Kedelai merupakan salah satu komoditas yang cukup popular di Indonesia karena memiliki kandungan gizi yang cukup lengkap sehingga dimanfaatkan untuk mencukupi kebutuhan gizi masyarakat serta kebutuhan lainnya. Kebutuhan kedelai di Indonesia rata-rata pertahun mencapai 2 ton, terbagi untuk produksi tempe 1.2 juta ton, kecap dan susu kedelai 0,65 juta ton, pakan ternak 1,0 juta ton, serta benih 0,05 juta ton. Namun, produksi kedelai dalam negeri sampai saat ini tetap belum mampu mengimbangi angka kebutuhan nasional. Angka produksi kedelai dalam negeri hanya berkisar antara 600.000 - 800.000 ton per tahun.

  Untuk mencukupi kebutuhan pangan, penduduk Indonesia memerlukan luas lahan garapan minimal 22 juta hektar (Sumarno, 2005). Saat ini luas lahan pertanian yang ada berkisar 17,04 juta hektar yang terdiri dari 7,8 juta hektar lahan basah dan 9,24 juta hektar lahan kering (Puslittanak, 2000). Data tersebut menunjukkan bahwa Indonesia masih memiliki potensi untuk mengembangkan produktivitas pertaniannya melalui pengembangan dan pengelolaan lahan basah. Selain itu, budidaya kedelai pada lahan basah memungkinkan kedelai untuk di tanam pada musim hujan (off season) agar tidak tergantung hanya pada musim kemarau saja untuk meningkatkan produksi dan produktivitas kedelai guna memenuhi kebutuhan konsumsi per tahun.

  Kendala yang sering dihadapi pada pertanaman di lahan basah adalah ketersediaan air yang melewati batas, pH tanah pada umumnya rendah, dan ketersediaan unsur hara dalam tanah relatif rendah dengan tingkat kesuburan tanah yang rendah sampai sedang (Haryono et al., 2013). Dengan situasi demikian menyebabkan pertumbuhan dan hasil tanaman menjadi rendah. Diperlukan teknologi yang mampu mengatasi kendala yang dihadapi pada budidaya tanaman di lahan – lahan basah sehingga mampu meingkatkan kualitas hasil tanaman.

  Permasalahan tersebut di atas dapat ditanggulangi dengan pemakaian kultivar unggul kedelai yang mampu beradaptasi pada keadaan kondisi jenuh air. Dengan pemakaian kultivar toleran pada kondisi jenuh air akan mengurangi efek negatif dari kondisi cekaman jenuh air. Hasil penelitian Shannon et al.(2005) penggunakan kultivar yang toleran terhadap kondisi jenuh air penurunan hasil terjadi sekitar 39%, serta 77% terjadi pada penggunaan kultivar yang peka. Selain itu, salah satu alternatif lain yang bisa dimanfaatkan dalam budidaya jenuh air adalah pemakaian pupuk hayati mikoriza dan petrobio yang merupakan konsorsium penambat N dan pelarut fosfat. Kedua pupuk hayati ini bisa bekerja sama dalam melengkapi kebutuhan tanaman akan unsur hara yang akan sedikit akibat tercekam air. FMA berperan penting bagi tanaman inang untuk memperluas areal serapan bulu-bulu akar melalui pembentukan miselium di sekeliling akar. Pembentukan miselium di sekeliling akar akan memperbesar volume jelajah, sehingga kemampuan tanaman menyerap air dan unsur hara lebih baik dibandingkan dengan tanaman yang tidak memiliki FMA (Hanafiah 2001). Pada lahan jenuh air, biasanya kandungan P total tinggi tetapi P tersedia rendah, sehingga mikoriza bias meningkatkan ketersediaan P melalui asam organik dan enzim fosfatase yang dihasilkan oleh mikoriza (Hanafiah, 2001). Selain itu, kerjasama dengan petrobio semakin meningkatkan ketersediaan N dan P karena langsung difasilitasi ketersediaan hara tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis kemampuan pupuk hayati Mikoriza dan Petrobio dalam menin- gkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai di lahan jenuh air.

  METODE PENELITIAN

  Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian Universitas Majalengka pada bulan November 2017 sampai Januari 2018. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua alat yang biasa petani gunakan dalam proses budidaya tanaman kedelai, sedangkan bahan yang dipakai dalam penelitian ini adalah kultivar unggul kedelai (Grobogan), pupuk hayati mikoriza, Petrobio, pupuk Urea, dan NPK Phonska, Pestisida, Fungisida, dan lain-lain.

  Percobaan ini menggunakan rancangan acak kelompok pola faktorial yang terdiri dari dua perlakuan yang diulang tiga kali, antara lain perlakuan pupuk hayati Mikoriza yaitu 0 gram/lt (m0), 5 gram/lt (m1) dan 10 gram/lt (m2) dan Petrobio yaitu 0 kg/ha (p0), 30 kg/ha (p1), 60 kg/ha (p2) dan 60 kg/ha (p3). Data hasil pengamatan dianalisis dengan analisis sidik ragam (Uji F) pada taraf α. = 0,05.Analisis varians dan uji lanjut dianalisis menggunakan program DSAASTAT (Onofri, 2007). Sedang- kan untuk melihat hubungan antara infeksi mikoriza dan hasil dilakukan uji Regresi sederhana. Variabel respon pada penelitian ini adalah meliputi karakter akar dan hasil.

  HASIL PENELITIAN Peubah Pertumbuhan

  Berdasarkan hasil analisis data, respon system perakaran terhadap pemberian pupuk hayati Mikoriza dan Petrobio berbeda-beda. Pada tabel 1 terlihat bahwa, perlakuan petrobio dan Mikoriza menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata pada berat kering tanaman dan nisbah pupus akar sedangkan pada berat kering

  Perlakuan Berat Kering Tanaman (g) Berat Kering Akar (g) Nisbah Pupus Akar (g) Dosis Konsorsium 0 kg Petrobio/ha (p ) 30 kg Petrobio/ha (p 1 ) 60 kg Petrobio/ha (p 2 ) 90 kg Petrobio/ha (p 3 ) 16,30 a

  23,51 b 18,23 ab 18,77 ab 1,57 a

  2,23 b 1,92 ab 1,66 a 6,42 a

  9,24 b 6,40 a 6,88 a

  Dosis Mikoriza 0 g/lt Mikoriza (m ) 5 g/lt mikoriza (m 1 ) 10 g/lt mikoriza (m 2 ) 16,11 a

  13,91 a 13,51 a 1,31 a 1,54 a 1,44 a 4,66 a

  6,32 b 5,57 ab

Angka selajur yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata berdasarkan uji jarak Berganda Duncan

pada taraf 5%

  

Tabel 1 Respon Berat Kering Tanaman, Berat Kering Akar dan Nisbah Pupus Akar terhadap

Pemberian Pupuk Hayati Petrobio dan Mikoriza akar menunjukkan hasil yang berbeda nyata. Sama halnya pada tabel 2, pemberian perlakuan pupuk hayati petronio dan mikoriza menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata pada volume akar dan bobot bintil akar sedangkan pada panjang akar menunjukkan hasil yang berbeda nyata untuk perlakuan konsorsium dan hasil yang berbeda nyata pada jumlah bintil akar ditunjuk- kan oleh perlakuan mikoriza.

  Untuk beberapa respon yang berbeda nyata pada perlakuan petrobio, baik pada berat kering tanaman, berat kering akar, nisbah pupus akar dan panjang akar dosis terbaik ditunjukkan oleh perlakuan konsorsium dengan dosis 30 kg Konsorsium/ha (p 1 ). Berat kering tanaman dapat digunakan sebagai indikator baik atau tidaknya pertumbuhan suatu tanaman. Aplikasi mikoriza membantu tanaman dalam menyerap unsur hara sehingga akan berdampak terhadap meningkatnya berat kering pada tanaman yang juga akan berdampak pada pertumbuhan lainnya. Peningkatan peubah pertumbuhan pada aplikasi konsrsium, dikarenakan bakteri pem- fiksasi N di dalam pupuk hayati menyedia-kan NH3 yang selanjutnya ditransformasi menjadi NH4+ dan NO3- untuk diserap tanaman. Mikroba pelarut fosfat meningkatkan keter- sedian fosfat tanah melalui mekanisme pelarutan

  Perlakuan Panjang Akar (m) Volume Akar (ml) Jumlah Bintil Akar (g) Bobot Bintil Akar (g) Dosis Konsorsium 0 kg Konsorsium/ha (p ) 30 kg Konsorsium/ha (p 1 ) 60 kg Konsorsium/ha (p 2 ) 90 kg Konsorsium/ha (p 3 ) 18,70 a

  24,51 b 21,83 ab 20,54 ab 10,11 a

  10,56 a 10,67 a 10,11 a 74,67 a

  67,67 a 59,44 a 66,22 a 2,90 a

  2,23 a 1,83 a 1,84 a

  Dosis Mikoriza 0 g/lt Mikoriza (m ) 5 g/lt mikoriza (m 1 ) 10 g/lt mikoriza (m 2 ) 14,14 a

  15,78 a 15,86 a 8,00 a 7,08 a 8,42 a 39,17 a

  50,67 b 61,50 c 1,99 a 1,76 a 1,47 a

  

Angka selajur yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata berdasarkan uji jarak Berganda Duncan pada

taraf 5% Tabel 2 Respon Panjang Akar, Volume Akar, Jumlah Bintil Akar, Bobot Bintil Akar terhadap

  Pemberian Pupuk Hayati Petrobio dan Mikoriza

  oleh asam organik atau degradasi fosfat organik oleh fosfatase yang disekresikan (Kalay dkk., 2016). Pertumbuhan tanaman yang baik akan menghasilkan bobot kering tanaman yang baik juga dan begitu juga sebaliknya apabila per- tumbuhan tanaman teganggu maka bobot kering yang dihasilkan semakin sedikit (Subowo, et al., 2015).

  Nisbah pupus akar pada dosis konsorsium 30 kg/ha memiliki nisbah yang paling tinggi (9,24 gram). Perbaikan pertumbuhan akar akan memacu pertumbuhan tajuk karena adanya sifat beradaptasi untuk menjaga keseimbangan akar dan tajuk (Junaidah, 2003). Pemberian konsor- sium diduga mengakibatkan populasi mikroba bertambah dan mampu memperbaiki lingkungan tumbuh tanaman sehingga efektifitasnya ter- hadap pertumbuhan dan produksi biomassa menjadi lebih baik.

  Pada dosis konsorsium yang semakin tinggi, respon pertumbuhan menurun bisa dilihat pada Tabel 1dan 2. Peningkatan dosis konsorsium mengakibatkan meningkatnya populasi mikroba dalam tanah, hambatan pertumbuhan terjadi disebabkan karena persaingan antara tanaman dan jamur di dalam memperoleh posfat. Selain itu, kehadian mikroba yang berlimpah disekitar pertanaman menimbulkan perubahan kimia dalam komposisi substrat, seperti mengurangi persediaan oksigen, mengubah pH, dan lain-lain yang mempengaruhi kehidupan spesies yang lain. Disamping itu, hubungan antar mikroba juga bias bersifat antagonis dan kompetisi yang akan mengganggu stabilitas atau pertumbuhan tanaman itu sendiri.

  Pada perlakuan Mikoriza, respon terbaik ditunjukkan oleh dosis 10 gram/lubang tanam mikoriza pada nisbah pupus akar dan jumlah bintil akar. Prinsip kerja dari mikoriza ini adalah menginfeksi sistem perakaran tanaman inang, memproduksi jalinan hifa secara intensif sehingga tanaman yang mengandung mikoriza tersebut akan mampu meningkatkan kapasitas dalam penyerapan unsur hara (Iskandar, 2002). Menurut Muis et al. (2016), FMA bersimbiosis dengan tanaman inang yang responsif dan memiliki perakaran yang banyak dan sistem perakaran yang luas.

  Hal sangat penting, yaitu Mikoriza juga diketahui berinteraksi sinergis dengan bakteri pelarut fosfat atau bakteri pengikat N. Inokulasi bakteri pelarut fosfat (PSB) dan mikoriza dapat meningkatkan serapan P oleh tanaman tomat (Kim et al,1998). Penelitian Widyastuti (2004), mengindikasikan bahwa pemberian mikoriza mampu mempercepat pertumbuhan dan pembentukan akar primer dan tersier hal ini akan berpengaruh terhadap bobot akar yang dihasilkan.

  Budidaya kedelai pada lahan jenuh air dengan pemanfaatan pupuk hayati, mampu meningkatkan perbaikan tanah dan air. Menurut Khiattuddin (2003), oksigen yang dilepas oleh akar tanaman lahan basah dalam satu hari berkisar antara 5-45 mg/m2 luas permukaan akar. Semakin banyak jaringan akar yang ada dalam tanah maka semakin luas zona akarnya, sehingga kemampuan lahan basah untuk mendukung organisme semakin meningkat. Banyaknya mikroorganisme yang hidup pada areal lahan basah akan meningkatkan kinerja pembersihan air secara menyeluruh. Pada daerah perakaran tanaman terjadi penyaluran oksigen dari daun yang menyebabkan terbentuk zona oksigen, sehingga dapat meningkatkan populasi mikroorganisme daerah perakaran mencapai 10 – 100 kali lebih banyak, keadaan ini akan membantu penyerapan bahan pencemar dalam air limbah yang diolah (Hidayat, 2006).

  Namun demikian, respon tanaman tidak hanya ditentukan oleh karakteristik tanaman dan cendawan, tapi juga oleh kondisi tanah dimana percobaan dilakukan. Efektivitas mikoriza dipengaruhi oleh faktor lingkungan tanah yang

  Perlakuan Jumlah Biji/ Tanaman Bobot Biji/ Tanaman Bobot Biji/ Petak Bobot 100 Butir Dosis Konsorsium 0 kg Konsorsium/ha (p ) 30 kg Konsorsium /ha (p 1 ) 60 kg Konsorsium /ha (p 2 ) 90 kg Konsorsium /ha (p 3 ) 102,59 a

  103,22 a 98,59 a 102,30 a 18,86 a

  19,43 a 18,37 a 19,16 a 530,00 a

  563,33 b 551,11 b 533,33 a 18,87 a

  18,02 a 18,12 a 18,95 a

  Dosis Mikoriza 0 g/lt Mikoriza (m ) 5 g/lt mikoriza (m 1 ) 10 g/lt mikoriza (m 2 ) 74,42 a

  71,78 a 82,11 b 13,88 a 14,14 a 14,48 a 371,67 a

  442,50 c 419,17 b 17,81 a 19,05 b

  18,61 ab Angka selajur yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata berdasarkan uji jarak Berganda Duncan pada taraf 5%

  Tabel 3 Respon Jumlah Biji/Tanaman, Bobot Biji/Tanaman, Bobot Biji/Petak dan Bobot 100 Butir terhadap Pemberian Pupuk Hayati Petrobio dan Mikoriza meliputi faktor abiotik (konsentrasi hara, pH, kadar air, temperatur, pengolahan tanah dan penggunaan pupuk/pestisida) dan faktor biotik (interaksi mikrobial, spesies cendawan, tanaman inang, tipe perakaran tanaman inang, dan kompetisi antar cendawan mikoriza). Peubah pertumbuhan yang tidak berbeda nyata pada masing-masing perlakuan baik pada perlakuan konsorsium maupun mikoriza diduga disebabkan oleh faktor lingkungan tempat budidaya. Curah hujan yang tinggi pada bulan November sampai Maret diduga menjadi salah satu faktor penghambat konsorsium dan mikoriza mampu melakukan simbiosis dengan tanaman inang.

  Peubah Hasil

  Hasil analisis data menunjukkan bahwa respon tanaman akibat pemberian pupuk hayati konsorsium tidak berbeda nyata pada jumlah biji/ tanaman, bobot biji/tanaman dan bobot 100 butir tetapi menunjukkan hasil yang berbeda pada variabel bobot biji/petak. Hasil terbaik ditunjuk- kan oleh dosis 30 dan 60 kg konsorsium/ha. Sedangkan pada perlakuan mikoriza, dosis terbaik ditunjukkan oleh perlakuan 5 dan 10 gram mikoriza/lubang tanam pada variabel jumlah biji/ tanaman,bobot biji/petak dan bobot 100 butir.

  Pada peubah hasil, pemberian konsorsium dan mikoriza mampu meningkatkan hasil tanaman kedelai pada budidaya jenuh air. Tersedianya air membuat daun menjadi hijau lebih lama dan aktivitas fotosintesis meningkat sehingga fotosintat yang dihasilkan cukup untuk memenuhi kebutuhan tanaman, baik pada fase vegetatif maupun pembentukan dan pengisian polong (Muiz dkk., 2016). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kultivar grobogan adaptif di tanam pada kondisi jenuh air. Hal ini sejalan dengan penelitian Sukmasari dkk., (2017) menunjukkan bahwa budidaya kedelai pada lahan jenuh air dengan kultivar Grobogan memiliki bobot biji pertanaman terbanyak yaitu sebesar 12,44 gram dibandingkan perlakuan yang lainnya. Selain itu, efek pemberian aplikasi pupuk hayati konsorsium dan mikoriza mampu meningkatkan ketersediaan hara terutama P. Konsorsium mikrobadan FMA yang bersinergis dalam tanah menyediakan unsur hara essensial yang dibutuhkan tanaman (Oktaviani dkk., 2014). Unsur P adalah unsur penting kedua setelah N yang berperan penting dalam fotosintesis, perkembangan akar, pembentukan bunga, buah dan biji (Simanungkalit dan Suriadikarta 2006). Konsorsium yang diberikan mengandung mikroba penambat N dan pelarut fosfat, akibatnya, unsur hara yang diperlukan tanaman seperti N, P, K cukup tersedia bagi tanaman. Kondisi ini dibarengi dengan kemampuan FMA meningkatkan kapasitas pengambilan hara sehingga meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman (Muiz dkk., 2016). Sehingga hasil yang ditunjukkan oleh perlakuan pemberian pupuk hayati konsrsium dan mikoriza lebih baik dibandingkan tanpa pemebrian pupuk hayati.

  Korelasi Infeksi Mikoriza dan Hasil Tanaman

  Hasil analisis korelasi pada Gambar 1 menunjukkan bahwa terdapat korelasi antara jumlah infeksi mikoriza dengan hasil tanaman. Hal ini dibuktikan dengan nilai koefisien korelasi yang didapat sebesar 0,90. Nilai kriteria tersebut menunjukkan bahwa hubungan antara indek toleransi dengan hasil terdapat hubungan yang sangat kuat. Artinya, semakin tinggi jumlah infeksi mikoriza pada tanaman maka semakin tinggi pula hasil tanaman dalam hal ini adalah bobot biji/petak yang diperoleh. Manfaat mikoriza bagi perkembangan tanaman yang menjadi inangnya, yaitu meningkatkan absorbsi hara dari dalam tanah, sebagai penghalang biologis terhadap infeksi patogen akar, meningkatkan ketahanan inang terhadap kekeringan, mening- katkan hormon pemacu tumbuh (Noli et al., 2011). Pengaruh kolonisasi FMA yang sangat besar terhadap pertumbuhan tanaman terutama disebabkan oleh meningkatnya penyerapan P khususnya dari sumber-sumber yang sulit larut Junaidah. 2003. Respon Pertumbuhan Semai Meranti Kuning (Shorea multiflora Sym.) (Baon, 1995). terhadap Pemberian Pupuk Daun Gandasil D dan Mamigro Super N di Shade House Banjarbaru. Skripsi Fakultas Kehutanan Universitas Lambung Mangkurat. (Tidak dipublikasikan).

  Kalay, M., R. Hindersah., A. Talahaturuson,

  A. Langoi. 2016. Efek Pemberian Pupuk Hayati Konsorsium Terhadap Pertum- buhan dan Hasil Tanaman Sawi (Brassica

  Gambar 1 Hubungan antara Infeksi Mikoriza dan

  L.). Jur.Agroekotek 8 (2) : 131 –

  juncea Bobot Biji/Petak Tanaman Kedelai 138.

  Muis, R., Ghulamahdi, M., Melati, Purwono,

  KESIMPULAN

  Mansur, I. 2016. Kompatibilitas Fungi

  1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aplikasi Mikoriza Arbuskular dengan Tanaman pemberian pupuk hayati konsorsium mampu Kedelai pada Budi Daya Jenuh Air. meningkatkan berat kering tanaman, berat

  Penelitian Pertanian Tanaman Pangan kering akar, nisbah pupus akar, panjang akar Vol. 35(3). dan bobot biji/petak. Dosis optimal ditunjuk- Noli, Z. A., Netty, W.S., E.M. Sari. 2011. kan oleh dosis 30 kg konsorsium/ha.

  Eksplorasi Cendawan Mikoriza Arbuskula

  2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aplikasi (CMA) Indigenous yang Berasosiasi pemberian pupuk hayati mikoriza mampu dengan Begonia resecta di Hutan Pendi- meningkatkan nisbah pupus akar, jumlah bintil dikan dan Penelitian Biologi (HPPB). akar, bobot biji/petak dan bobot 100 butir.

  Prosiding Seminar Nasional Biologi: Dosis terbaik ditunjukkan oleh dosis 5 dan

  Meningkatkan Peran Biologi dalam 10 gram mikoriza/lubang tanam. Mewujudkan National Achievment with Global Reach. Departemen Biologi

  3. Terdapat korelasi natara infeksi mikoriza dan FMIPA Universitas Sumatera Utara, hasil tanaman kedelai. Korelasi yang Medan. 538-539. ditunjukkan merupakan korelasi positif.

  Oktaviani, D., Y. Hasanah, A. Barus. 2014.

  DAFTAR PUSTAKA Pertumbuhan Kedelai (Glycine max. L.

  Merrill) Dengan Aplikasi Fungi Mikoriza Baon, J.B. 1995. Serapan Hara dan Pertumbuh-

  Arbuskular (Fma) Dan Konsorsium an Kopi Robusta Bermikoriza, dalam Mikroba. Jurnal Online Agroekotek-

  Prosiding Konggres Seminar Nasional nologi.Vol.2(2) hal : 905 -918. Himpunan Ilmu Tanah Indonesia, Serpong. Vol. 1. 741 – 749.

  Onofri, A. 2007. Routine statistical analyses of field experiments by using an Excel Hanafiah, K.A. 2001. Pengaruh inokulasi fungi extension. Proceedings 6th National mikoriza arbuskular dan Azospirillum

  Conference Italian Biometric Society: “La brasiliense dalam peningkatan efisiensi statistics nellescienze dells vita e pemupukan P dan N pada padi sawah dell’ambiente”, Pisa, 20¬22 June 2007, tadah hujan. Disertasi. Sekolah Pasca 9396. Sarjana IPB, Bogor: 158p. Shannon, G., D. A. Sleper, H. T. Nguyen, J. A. Sukmasari, M.D., Umar Dani, A. A. Wijaya Wrather, W. J. Wiebold, R.L. Mcgraw 2017. Hubungan Antara Indek Toleransi And W.E. Stevens. 2005. Soybeans Dan Hasil Pada Sembilan Kultivar Breeding And Genetik. Http://Aes. Kedelai (Glycine Max L. Merrill) Di Missouri.Edu. (Diakses 5 Februari 2018). Lahan Jenuh Air. Jurnal Ilmu Pertanian dan Peternakan Vol. 5(2).

  Simanungkalit, R.D.M. dan D.A. Suriadikarta.

  2006. Pupuk organik dan pupuk hayati. Widiastuti, H. 2004. Biologi interaksi cendawan Bogor (ID): Balai Besar Litbang Sumber- mikoriza arbuskular kelapa sawit pada daya Lahan Pertanian. tanah asam sebagai dasar pengembangan teknologi aplikasi dini. Disertasi. Sekolah

  Subowo. Y. B. 2015. Penambahan pupuk hayati Pasca Sarjana IPB, Bogor. 141p. jamur sebagai pendukung pertumbuhan tanaman padi (Oryza sativa L.) pada tanah salin. Prosiding Seminar Nasional Masyarakat Biodiversitas Indonesia 1(1): 150-154.

  

ooOoo

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Analisis Fisik-Biofisik, Sosial-Budaya dan Estetika Lanskap Untuk Pengembangan Agrowisata Desa Tlahab

0 0 7

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Analisis Fisik-Biofisik, Sosial-Budaya dan Estetika Lanskap Untuk Pengembangan Agrowisata Desa Tlahab

0 0 8

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Karakter Tujuh Varietas Cabai Merah Keriting Pada Fase Pembibitan dan Potensi Hasil Produksi Buah Cabai

0 1 7

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Aplikasi Asam Humat Terhadap Peningkatan Produktivitas Hasil Jagung Pada Tanah Inceptisol

0 0 7

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Performa Bibit Sawi Pakcoy (Brassica rapa L.) Pada Berbagai Nilai EC (Electrical Conductivity) Dengan Metode Hidroponik

0 1 7

PERFORMA BIBIT SAWI PAKCOY (Brassica rapa L.) PADA BERBAGAI NILAI EC (ELECTRICAL CONDUCTIVITY) DENGAN METODE HIDROPONIK Imam Ifanto dan Suprihati Fakultas Pertanian dan Bisnis, Universitas Kristen Satya Wacana Email : imam.ifanto07gmail.com ABSTRACT - Ins

1 6 6

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kearifan Lokal Sebagai Upaya Peningkatan Produktivitas Tanah dan Tanaman

0 0 7

KEARIFAN LOKAL SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TANAH DAN TANAMAN Antonius Kasno Balai Penelitian Tanah, Kantor Pusat Cimanggu , Jl. Tentara Pelajar 12, Bogor ABSTRAK - PROS A Kasno Kearifan Lokal Sebagai fulltext

0 0 12

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Usaha Pembesaran Itik Pedaging Skala Kecil Rumah Tangga

0 0 7

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Produktifitas Tanaman Kedelai (Glycine max L. Merrill) Dengan Pemberian Pupuk Hayati Fungi Mikoriza Arbuskular

0 0 8