Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Analisis Fisik-Biofisik, Sosial-Budaya dan Estetika Lanskap Untuk Pengembangan Agrowisata Desa Tlahab

  ISSN 2460 - 5506

PROSIDING

KONSER KARYA ILMIAH

TINGKAT NASIONAL TAHUN 2018

  

“ Peluang dan Tantangan Pembangunan Pertanian Berkelanjutan

di Era Global dan Digital”

  Kamis, 13 September 2018 | Fakultas Pertanian & Bisnis UKSW

  

ANALISIS FISIK-BIOFISIK, SOSIAL-BUDAYA DAN ESTETIKA LANSKAP

UNTUK PENGEMBANGAN AGROWISATA DESA TLAHAB

Wardani PI dan Pudjihartati E

  

Fakultas Pertanian dan Bisnis, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga

email: 512012012@student.uksw.edu

ABSTRACT

  

Tlahab village is located on the slopes of Mount Sindoro, which has a lot of natural beauty and

culture potential. Agriculture acitivities and traditional village cultures become an attraction for

tourists. The purpose of this study is to find out the physical-biophysical, aesthetics, and social-

cultural potential and constraints for to develop of agrotourism. This study uses secondary files

physical-biophysical analysis with descriptive method, aesettic analysis uses primary files in he

form of documentation (photos) analyzed using SBE (Scenic Beauty Estimation) method and

social-culural analysis using primary files in the form of questionnaires using quantitative

descriptive methods. The results showed that the village of Tlahab had physical-biophysical

potential to be developed as agrotourism is the location of the Tlahab village which is strategic

and easy to reach, suitable for crop cultivation, cool climate, and adequate water sources. Visitors

give value that view of rural landscapes and agricultural land has a high aesthetic quality value

so that the landscape is favored by the visitor. Based onsocial-cultural analysis the Tlahab village

community still maintains the art and culture of ancestral heritage. So that for the development of

agrotourism that can be done is to keep growing and developing the potential that exists.

  Keywords: analysis, physical-biophysical, social-cultural, Scenic Beauty Estimation.

  PENDAHULUAN

  pegunungan masih banyak potensi keindahan Pengembangan pariwisata di Desa Tlahab alam yang bisa digali dari Desa Tlahab. potensial untuk dilakukan guna meningkatkan Desa Tlahab merupakan desa dengan kesejahteraan warganya. Desa Tlahab terletak 87,48% lahannya merupakan lahan pertanian di lereng gunung Sindoro dengan ketinggian dan 75,08% dari jumlah penduduk usia 1200-2400 m dpl merupakan salah satu potensi produktifnya berprofesi sebagai petani (Kledung wisata Temanggung. Desa Tlahab dianugrahi Dalam Angka, 2016). Desa Tlahab merupakan keindahan alam yang salah satunya telah mampu daerah penghasil kopi arabika berkualitas tinggi dimanfaatkan oleh warga menjadi sebuah sehingga selalu diburu oleh penikmat kopi. destinasi wisata alam. Dengan kondisi geografis Dari segi budaya lokal, masyarakat Desa Jawa Tengah yang secara geografis terletak æ% æ% Tlahab juga masih mempertahankan adat dan pada koordinat 7 19’20.87" LS - 7 20’20.87" æ% æ% tradisi peninggalan para leluhur serta memiliki dan 109 59’59.82" BT - 110 3’16.16" dengan banyak kelompok kesenian tradisional. Semua ketinggian 1200-2400 m dpl. Lokasi Desa potensi tersebut jika dapat dikemas dengan baik Tlahab sangat strategis di jalur perlintasan wisata tentunya akan menjadi kekuatan wisata baru di Wonosobo (Dieng) – Yogyakarta (Borobudur). Temanggung. Batas wilayah Desa Tlahab adalah: Sebelah

  Pengembangan daerah wisata merupakan Barat: Kabupaten Wonosobo; Sebelah Utara: salah satu bentuk ekonomi kreatif yang harus Kecamatan Bansari; Sebelah Timur: Kecamatan didukung dan sejalan dengan misi pemerintah Parakan; Sebelah Selatan: Kabupaten Magelang. pusat guna mewujudkan poin ketujuh dari nawa citayaitu kemandirian ekonomi (Visi-Misi Jokowi-JK, 2014). Namun, pengembangan daerah wisata jika tidak direncanakan secara benar justru dapat menimbulkan berbagai masalah seperti kerusakan alam, alih perubahan penggunaan lahan, tergerusnya budaya lokal dan tidak maksimalnya sumber daya wisata yang ada di tempat tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis kondisi ekologis

  Gambar 1 Peta Administrasi Kecamatan Kledung

  kawasan, menganalisis kondisi sosial budaya dan

  (Sumber: Bappeda Kabupaten Temanggung, 2014)

  menganalisis kualitas visual kawasan guna pengembangan wisata Desa tlahab.

  Tahapan Penelitian METODE PENELITIAN

  Penelitian dilakukan dengan metode yang terdiri

  Lokasi Penelitian

  atas tahap persiapan, inventarisasi data, dan Penelitian dilakukan di Desa Tlahab, analisis potensi dan kendala. Berikut adalah

  Kecamatan Kledung, Kabupaten Temanggung, tahapan penelitian yang tersaji pada Gambar 2.

  Gambar 2 Tahapan Penelitian

  Hasil analisis fisik-biofisik pada pengem- bangan agrowisata Desa Tlahab berada pada lokasi yang strategis yaitu pada jalur perlintasan wisata Wonosobo (Dieng) – Yogyakarta (Borobudur). Desa Tlahab berada pada ketinggian ±1200-2400 m dpl dengan kelas kelerengan 15% - 45%. Menurut Sarwono dan Widiatmaka (2011), Lahan dengan kemiringan curam (30-45%) memiliki pengaruh grafitasi yang lebih besar dibandingkan lahan dengan kemiringan lereng agak curam (15-30%) dan landai (8-15%). Semakin curam lereng maka akan menimbulkan erosi yang semakin besar.

  Z LX = nilai rata-rata z titik ke-x

  HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Fisik-Biofisik Kondisi Kawasan

  Analisis sosial dan budaya menggunakan data primer yaitu melalui kuesioner kepada masyarakat Desa Tlahab dan dianalisis meng- gunakan metode deskriptif kuantitatif untuk mengetahui potensi dan kendala pada tapak dan disajikan dalam bentuk tabel.

  Analisis Aspek Sosial Budaya

  Perhitungan sebagai berikut:

  Seluruh nilai SBE yang telah diperoleh selanjutnya dikelompokkan berdasarkan kualitas estetika rendah, sedang, dan tinggi menggunakan sebaran normal dengan parameter nilai tengah atau mean (ì) dan standar deviasi (Sd).

  Z LS = nilai rata-rata z yang digunakan sebagai standar

  Dimana: SBE X = nilai SBE titik ke-x

  SBEX = (ZLX - ZLS) x 100

  • – SBE rendah < ì - Sd – ì - Sd = SBE sedang = ì + Sd – SBE tinggi > ì + Sd Sehingga dapat diketahui view yang potensial dan menarik untuk tiap rencana aktivitas dan ruang pada calon Agrowisata.

  5. Skoring nilai sebagai berikut: skor 1 = sangat tidak menarik skor 2 = tidak menarik skor 3 = cukup menarik skor 4 = menarik skor 5 = sangat menarik kemudian dihitung:

  Data presentasi slide kemudian diolah secara kuantitatif. Responden melihat dan menilai foto point of view yang ditampilkan, lalu mengisi kuisioner dengan memberi skor 1 hingga

  Analisis estetika diperoleh melalui data primer yang meliputi data dokumentasi peman- dangan yang meliputi point of view pegunungan, hamparan lahan pertanian, pedesaan dan jem- batan. Potensi point of view estetika Desa Tlahab dianalisis menggunakan metode SBE (Scenic Beauty Estimation) yang disajikan dalam bentuk deskriptif. Metode ini mempunyai tiga tahapan utama, yaitu pengamatan lanskap dengan melakukan survey lapang, pemotretan objek dan presentasi slide. Foto hasil pemotretan tersebut kemudian dipresentasikan dan dinilai oleh 100 responden yang merupakan wisatawan Desa Tlahab dengan durasi 8 detik untuk memperoleh penilaian secara spontan.

  Analisis Aspek Estetika

  Analisis fisik-biofisik menggunakan data sekunder yang diperoleh melalui studi pustaka data-data pemerintah daerah yang melipui peta kawasan, peta kelerengan, peta jenis tanah, peta curah hujan, peta suhu, peta aksesibilitas, dan peta tataguna lahan. Analisis yang dilakukan menggunakan metode deskriptif untuk mengetahui potensi dan kendala pada tapak.

  Analisis Aspek Fisik dan Biofisik

  • – frekuensinya (f)
  • – frekuensi kumulatif (cf)
  • – probabilitas kumulatif (cp)
  • – nilai Z berdasarkan tabel Z Perhitungan nilai SBE:

  • Lokasi tapak strategis
  • Topografi pegunungan
  • Sebagian lokasi
  • Cocok untuk budidaya
  • Tanah mudah longsor
  • Iklim sejuk • Cuaca sering tak
  • Sumber air cukup
  • Sumber air cukup memadai dan sudah didistribusikan dengan baik dan tidak terdapat banjir

  2. Topografi Topografi pegunungan dengan kelerengan 15%- 45%

  5. Hidrologi Terletak pada Daerah Aliran

  menentu (tiba-tiba mendung/hujan)

  4. Iklim Suhu udara 22 ? C dengan Curah hujan 2200 mm/tahun

  tanaman

  3. Tanah Jenis tanah regosol cokelat kelabuan

  memiliki kelerengan yang tinggi

  dengan kelerengan beragam menghasilkan pemandangan view yang khas

  di jalur perlintasan wisata Wonosobo (Dieng) -Yogyakarta (Borobudur)

  Analisis kelerengan/ kemiringan lahan untuk agrowisata dilakukan sesuai dengan ketentuan area untuk wisata menurut Gold (1980). Kelerengan pada kelas landai dengan kemiringan (8-15%) memiliki tingkat kesesuaian sedang untuk dikembangkan menjadi wisata. Sementara itu, untuk area dengan kelas lereng curam (30- 45%) akan dibiarkan alami, sedangkan pada kelas lereng agak curam (15-30%) dapat diman- faatkan namun secara terbatas.

  7 ? 19’20.87” LS - 7 ? 20’20.87” dan 109 ? 59’59.82” BT - 110 ? 3’16.16”

  1. Lokasi

  No Aspek Fisik- Biofisik Data Analisis Potensi Kendala

  Kawasan pengembangan agrowisata Desa Tlahab memiliki jarak tempuh tempuh ± 55 km dari Kota Wonosobo dan ± 84 km dari Daerah Istimewa Yogyakarta. Akses masuk pada kawasan sangat mudah dijumpai melalui jalur utama yang merupakan jalan beraspal dengan lebar jalan 7-8,5 m. Jenis transportasi yang dapat ditemui di Desa Tlahab adalah kendaraan pribadi roda dua maupun roda empat, transportasi umum berupa bus antar kota , angkutan umum dan ojek. Penggunaan lahan di Desa Tlahab cukup beragam. Proporsi terbesar dari penggunaan lahan ditempati oleh lahan pertanian dengan luas 312 Ha yang didominasi oleh tanaman per- kebunan dan sayuran. Sedangkan lahan pemu- kiman penduduk terpusat dalam satu area dengan luas 72 Ha. Berikut adalah tabel analisis potensi dan kendala aspek fisik-biofisik Desa Tlahab tersaji dalam tabel 1.

  Desa Tlahab memiliki suhu 22 o C dengan curah hujan mencapai 2200 mm/tahun (Pemkab Temanggung, 2013). Suhu udara di Desa tlahab tersebut terbilang nyaman, hal ini sesuai dengan standar suhu kenyamanan manusia. Menurut Lippsmeier (1994) Iklim berpengaruh pada kenyamanan yang dirasakan manusia beberapa penelitian yang membuktikan batas kenyamanan (dalam Temperatur Efektif/TE) berbeda-beda tergantung kepada lokasi geografis dan subyek manusia (suku bangsa), di Indonesia batas

  Keadaan hidrologi Desa Tlahab menun- jukkan bahwa beberapa sungai cukup besar dimanfaatkan untuk irigasi pertanian dan keperluan sehari-hari. Hingga saat ini air sudah didistribusikan dengan sangat baik, sehingga tidak terdapat genangan dan banjir di Desa Tlahab.

  Jenis tanah pada kawasan adalah regosol coklat kelabuan, berdasarkan hasil survey, lahan pertanian pada kawasan sangat cocok untuk budidaya tanaman sayur, pangan, dan perkebun- an sehingga cocok dikembangkan untuk kegiat- an agrowisata. kenyamanan manusia adalah 20°C - 26°C TE.

  

Tabel 1 Analisis Potensi dan Kendala Aspek Fisik-Biofisik

  • Sumber air minum berasal dari mata air

  6. Aksesbilitas dan Sistem Transportasi Kelas jalan merupakan jalan sedang dan terdapat tikungan majemuk balik arah.

  • Jalan utama sudah aspal dan dalam kondisi baik, dilakukan perbaikan secara berkala
  • Jalan berkelok-kelok dan banyak tikungan tajam Jenis transportasi pada kawasan berupa mobil, sepeda motor, bus antar kota, angkutan umum dan ojek.
  • Banyak angkutan umum yang melintasi tapak
  • Belum tersedia pedestrian
  • Jalan raya berbatasan langsung dengan parit dan langsung bersentuhan dengan pemukiman
  • Jauh dari terminal
  • Kurangnya penerangan dimalam hari
  • Kurang pengarah dan rambu peringatan

  7. Penggunaan Lahan Luas Desa Tlahab 400 Ha.

  • Desa Tlahab didominasi oleh lahan pertanian dan perkebunan
  • Lahan baru digunakan untuk kegiatan produksi pertanian belum pada kegiatan wisata

  Penggunaan lahan pertanian dengan luasan 312 Ha. Sisi Utara: Rumah warga Sisi Timur: Lahan Pertanian Sisi Selatan: Lahan Pertanian Sisi Barat: Lahan Pertanian

  • Pemukiman penduduk terpusat di sekitar jalan utama

  8. Aktivitas Pertanian Tanaman Budidaya dan Ternak Tanaman Budidaya meliputi: Tanaman Sayur: Tomat, Cabai, Kobis, Wortel, Brokoli, Bunga Kol, dan Bawang Tanaman Pangan: Jagung Tanaman Perkebunan: Kopi dan Tembakau Budidaya Ternak meliputi: Domba/kambing, sapi, ayam, ikan, kelinci.

  • Tapak cukup luas dengan hasil pertanian yang beragam
  • Belum dimanfaatkan untuk kegiatan wisata

  Analisis Estetika

  Berdasarkan hasil penilaian Scenic Beauty

  Estimation ( SBE), lanskap pengembangan

  kawasan Agrowisata Desa Tlahab dinilai atas beberapa aspek. Aspek yang dinilai meliputi aspek view pegunungan (gunung), aspek view lahan pertanian, aspek view pedesaan, dan aspek view jembatan. Hasil analisis estetika dengan metode SBE pada grafik (Gambar 3) menunjukkan nilai SBE dari tiap aspek yang dinilai oleh responden.

  Nilai SBE pada lanskap A2 (Aspek Pegu- nungan) adalah (-21) memiliki kualitas visual yang rendah, sedangkan pada lanskap aspek pegunungan lainnya hanya memiliki nilai tengah yang berarti kualitas visual lanskap cukup bagus dan tidak memiliki nilai SBE tertinggi, hal ini dikarenakan pengambilan foto yang kurang profesional dan kurangnya pencahayaan pada lanskap dikarenakan kabut pada saat pengam- bilan gambar.

  Lanskap B11 (Aspek Lahan Pertanian) menunjukkan nilai SBE tertinggi (30) yang berarti lanskap tersebut memiliki kualitas visual paling bagus, karena lanskap ini terdapat variasi vegatasi pohon dan keindahan arsitektural deretan pohon yang ada disisi kanan kirinya yang indah membentuk tirai. Berdasarkan penelitian Yulianto (2006) lanskap Kandang Badak memiliki karakteristik berupa dominasi bentuk pohon yang ramping, tinggi, dan seragam serta tumbuh dengan jarak teratur. Hal ini sama dengan aspek lanskap lahan pertanian pada B11. Dalam penelitian Yulianto (2006) lanskap Kandang Badak memiliki penilaian kualitas estetika tinggi hal ini sama dengan penilaian kualitas estetika view lahan pertanian pada kawasan. Sedangkan lanskap B6 memiliki nilai SBE terendah (-52.1) dan memiliki kualitas visual buruk. hal ini karena lanskap B6 hanya dominasi oleh penutup tanah dan semak. Lanskap dengan nilai tengah pada aspek lahan pertanian adalah lanskap B5 dengan nilai SBE (19.5) yang memiliki kualitas visual cukup baik menurut responden. Hal ini karena terdapat view gundukan bedengan yang siap untuk ditanami dan tertata rapi karena bentuknya yang saling berjajartetapi kondisi lahan yang tidak ada vegetasi sehingga tampak gundul dan gersang menyebabkan nilai estetika pada tapak ini berkurang.

  Lanskap pada C3 (aspek pedesaan) memiliki nilai SBE (29.6) menunjukkan kualitas visual paling tinggi, lanskap C3 memiliki karakter dan bentuk rumah penduduk yang bernuansa alami pedesaan yang tersusun rapi dengan latar belakang Gunung Sumbing yang indah dan sangat panoramik, sedangkan pada C1 dengan nilai SBE (5) memiliki kualitas visual sedang atau cukup baik menurut responden, karena lanskap ini tertutup oleh kabut dan kurangnya pencahayaan, dan C2 dengan nilai SBE terendah (-24.6) memiliki kualitas visual yang buruk dan tidak disukai oleh responden. Hal ini karena lanskap C2 tertutup kabut sehingga pencahayaan gelap dan view pedesaan terhalangi oleh kabel listrik dan hard material berupa dinding yang berjajar tinggi di sepanjang jalan.

  Lanskap D (view aspek jembatan) menun- jukkan nilai SBE lanskap D1 (15.43) dan D2 (- 15.43) (Aspek Jembatan) bahwa lanskap tersebut memiliki nilai sedang yang menunjukkan kualitas visual yang cukup baik. Hal ini karena area ini memiliki view lanskap jembatan yang utuh dan megah dengan bentuk setengah lingkaran sehingga menimbulkan kesan kokoh pada jembatan. Lanskap D1 memiliki view latar belakang pegunungan yang didominasi oleh vegetasi pohon berwarna hijau segar, namun view lokasi jembatan ini terlihat sangat curam hal tersebut menjadikan nilai SBE atau kualitas estetika berkurang. Gambar 4 menunjukkan kualitas visual nilai SBE tinggi, sedang dan rendah.

  NILAI LANSKAP SBE Keterangan

  A: Aspek Pegunungan

  B: Aspek Lahan Pertanian

  C: Aspek Pedesaan

  D: Aspek Jembatan

Gambar 3 Grafik Kualitas Estetika dengan Metode SBE

  

Gambar 4 Kualitas Visual Nilai SBE Tinggi, Sedang dan Rendah

Analisis Sosial dan Budaya Masyarakat

  Jumlah penduduk masyarakat DesaTlahab menurut Kledung Dalam Angka (2017) adalah 3309 penduduk dengan 907 KK (Kartu Keluarga). Mayoritas warga Desa Tlahab bermata penca- harian sebagai petani. Berbagai jenis tanaman budidaya tumbuh di Desa Tlahab dengan subur, namun pertanian yang ada saat ini belum digunakan untuk kegiatan wisata. Saat ini masyarakat Desa Tlahab sudah membentuk kelompok sadar wisata (Pokdarwis) Sendang Arum bersama dengan komunitas Jogorekso. Masyarakat ikut berperan aktif dalam kegiatan Pokdawis baik dari kalangan orang tua, remaja hingga anak-anak. Selain itu Desa Tlahab kaya akan seni dan budaya yang masih dilestarikan hingga kini oleh masyarakat setempat. Jenis seni budaya yang masih dibudayakan di Desa Tlahab sebagai jamuan para tamu atau wisatawan antara lain kuda lumping, tari sekar gadung, rebana, dan pencak silat. Sedangkan tradisi budaya hingga saat ini masih dilestarikan oleh masyarakat setempat. Kegiatan seni dan budaya ini biasanya dilakukan di Desa Tlahab pada saat menjelang tanam tembakau, panen tembakau dan saat hari besar menurut kalender jawa. Berikut adalah tabel hasil analisis potensi dan kendala Seni dan Budaya Masyarakat.

  • Jenis Kesenian
  • Terdapat banyak jenis kesenian dan budaya yang masih dilakukan oleh masyarakat setempat.
  • Belum punya tempat khusus untuk perform
  • Jenis Tradisi Budaya
  • Anak-anak hingga orang tua terlibat dalam kesenian daerah.
  • Masyarakat rutin melakukan kegiatan adat budaya tiap tahunnya pada musim tanam/ panen dan hari besar.

  Kledung Dalam Angka 2016 . BPS

  Gold SM. 1980. Recreation Planning and

  Design . New York: Mc Graw-Hill Book Company. 322p.

  ICPSS. 2014. Visi, Misi, dan Program Pemerintahan Jokowi-JK 2014-2019.

  Diakses pada tanggal 23-2-2017 pada

  https://polmas.wordpress.com/2014/09/ 2 0 / v i s i - m i s i - d a n - p r o g r a m - a k s i - pemerintahan-joko-widodo-jusuf-kalla- 2014-2019/ .

  Lippsmeier, Georg. 1994. Tropenbau Building

  in the Tropics, Bangunan Tropis (terj.), Jakarta: Erlangga.

  Pemerintah Kabupaten Temanggung. 2017.

  Kabupaten Temanggung : Kabupaten Temanggung. Pemerintah Kabupaten Temanggung. 2017.

  paling tinggi adalah view lanskap pedesaan yang panoramic dan lahan pertanian dengan karakteristik lanskap alami yang di dominasi oleh keragaman vegetasi dan perkebunan.

  Kledung Dalam Angka 2017 . BPS

  Kabupaten Temanggung : Kabupaten Temanggung. Pemerintah Kabupaten Temanggung. 2014.

  RPJMD Kabupaten Temanggung 2013- 2018 . Kabupaten Temanggung. 815p.

  Sarwono dan Widiatmoko. 2011. Evaluasi

  Kesesuaian Lahan dan Perencanaan Tataguna Lahan. Yogyakarta: Gadjah

  Mada University Press. Yulianto D. 2006. Persepsi Kualitas Estetika

  dan Ekologi pada Jalur Wisata Alam Taman Gunung Gede Pangarangan .

  Skripsi Program Studi Arsitektur Lanskap Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor.

  DAFTAR PUSTAKA

  3. Kualitas visual lanskap yang memiliki nilai

  No Aspek Data Analisis Potensi Kendala

  2. Wiwitan

  1. Seni dan Budaya

  1. Kuda Lumping

  2. Warok

  3. Solawat Jawa

  4. Pencak Silat

  5. Sendra Tari

  6. Wayang

  1. Nyadran

  3. Ritual Mandi

  2. Desa Tlahab kaya akan seni dan budaya lokal yang masih mereka mempertahankan.

  4. Sekar Gadung

  5. Nyecel

  6. Pamiwahan

  7. Tenongan

  8. Ngemu Air

  Tabel 2 Analisis Potensi dan Kendala Seni dan Budaya Masyarakat KESIMPULAN

  Hasil penelitian memperlihatkan bahwa: 1.

  Desa Tlahab potensial untuk dikembangkan sebagai agrowisata melihat lokasi yang sangat strategis, mempunyai tanah yang subur, iklim sejuk, sumber air yang sangat memadai, dan akses desa yang mudah dijangkau.

  ooOoo

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Penggunaan Metode Demonstrasi pada Siswa Kelas IV SD

0 0 27

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Penggunaan Metode Demonstrasi pada Siswa Kelas IV SD

0 0 11

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Penggunaan Metode Demonstrasi pada Siswa Kelas IV SD

0 0 37

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Metode Numbered Head Together (NHT) dengan Media Gambar untuk Meningkatkan Hasil Belajar pada Tema Indahnya Negeriku untuk Siswa Kelas IV Sekolah Dasar

0 0 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Pembelajaran MAM Dipadukan Eksperimen untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Kelas 5 SD

0 0 18

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Analisis Pendapatan Pada Perkebunan Rakyat Kelapa Sawit Dan Karet di Kecamatan Kampar Utara Kabupaten Kampar

0 0 7

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Analisis Nilai Tambah Usaha Pengolahan Rajungan : Kasus di Sentra Pengolahan Rajungan Desa Betahwalang Kecamatan Bonang Kabupaten Demak

0 1 7

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Analisis Daya Saing Kompetitif Agrowisata Kopi Dusun Sirap, Desa Kelurahan, Kecamatan Jambu, Kabupaten Semarang Menggunakan Pendekatan Diamond Cluster Model

0 0 7

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Respon Bibit Kelapa Sawit Terhadap Penambahan Penyinaran Dengan Berbagai Warna Lampu Serta Konsentrasi Larutan Kompos Kotoran Kambing Dalam Sistem Hidroponik

0 0 7

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Analisis Fisik-Biofisik, Sosial-Budaya dan Estetika Lanskap Untuk Pengembangan Agrowisata Desa Tlahab

0 0 7