Tahapan model ADDIE dan ASURE

UJIAN TENGAH SEMETER GENAP
TAHUAN AKADEMIK 2015-2016
FAKUTAS TARBIYAH
Mata kuliah
:
Semeter/jurusan :
Kelas
:
Hari/tanggal
Waktu
Ruang
Dosen penguji
Nama Mahasiswa :
NIM
:

Pemb. Biologi berbasis komputer dan internet
VII/Biologi
C
: Jumat, 29 Oktober 2015
:

: 09
: Ipin Aripin, M.Pd
LINA LIA SARI
14121610743

Soal
1. Jelaskan bagaimana tahapan desain bahan ajar multimedia menurut
model :
a. ADDIE
b. ASSURE
2. Buat Flowchart untuk materi biologi pilihan Anda!
3. Jika Anda ingin mengajar materi biologi pada siswa dengan
menggunakan

multimedia,

bagaimana

pelaksanaannya.


Buat

langkah-langkah dalam bentuk RPP!
4. Buatlah bahan ajar berbasis web exe untuk materi biologi SMA!
5. Buatlah CMS/Blog lengkapi dengan 3 artikel tentang materi biologi
dan 3 materi pendidikan biologi!
Jawaban :
1. Desain bahan ajar multimedia menurut model :
a. Model ADDIE
Model

ADDIE

(Analysis,

Design,

Development

or


Production,

Implementation or Delivery and Evaluation) digunakan untuk berbagai macam
perkembangan produk, seperti: strategi pembelajaran, metode pembelajaran,
media dan bahan ajar.
Model ini ADDIE menggunakan 5 tahap pengembangan, yakni :

1) Analisis

5) Implementasi
6) Evaluasi
7)
8)

2) Desain
3) Pengembangan
4)
9)
Tahapan model ADDIE, yaitu:

1) Analisis
10)

Analisis merupakan langkah pertama dari model ADDIE.

Langkah analisis terdapat dua tahap, yaitu antara lain:
a) Analisis Kinerja
11)
Analisis

kinerja

digunakan

untuk

mengetahui

dan


mengklarifikasi apakah masalah kinerja yang dihadapi memerlukan solusi
berupa

penyelenggaraan

program

pembelajaran

atau

perbaikan

menejemen.
12)
Contohnya, rendahnya motivasi berprestasi, kejenuhan dalam
bekerja memerlukan solusi perbaikan kualitas menejemen. Solusinya
dengan memberikan insentif terhadap prestasi kerja, promosi, dll.
b) Analisis Kebutuhan
13)


Analisis kebutuhan digunakan untuk menentukan

kemampuan-kemampuan yang perlu dipelajari oleh siswa
untuk meningkatkan kinerja atau prestasi belajar.
2) Desain
14) Langkah-langkahnya, yaitu sebagai berikut:
a) Inti dari langkah analisis karena mempelajari masalah,
kemudian menemukan alternatif solusinya yang yang
berhasil diidentifikasi melalui langkah analisis kebutuhan.
b) Langkah penting yang perlu dilakukan untuk menentukan
pengalaman belajar yang perlu dimiliki oleh siswa selama
mengikuti akitivitas pembelajaran.
c) Langkah yang harus mampu menjawab

pertanyaan,

apakah program pembelajaran dapat mengatasi masalah
kesenjangan kemampuan siswa?
3) Pengembangan

15)

Langkah-langkahnya,

yaitu

sebagai

berikut:

kegiatan membuat, membeli dan memodifikasi bahan ajar.
Dengan kata lain mencakup kegiatan memilih, mennetukan
metode, media serta strategi pembelajaran yang sesuai untuk
digunakan dalam menyampaikan materi.

4) Implementasi
16) Tujuannya

utama


dari

langkah

ini

yaitu

membimbing siswa untuk mencapai tujuan atau kompetensi,
menjamin terjadinya solusi untuk mengatasi kesenjangan
belajar siswa, dan memastikan bahwa pada akhir program
pembelajaran siswa perlu memiliki kompetensi-pengetahuan,
keterampilan, sikap.
5) Evaluasi
17) Evaluasi

terhadap

program


pembelajaran

bertujuan untuk mengetahui sikap siswa terhadap kegiatan
pembelajaran secara keseluruhan, mengetahui peningkatan
kompetensi dalam diri siswa, mengetahui keuntungan yang
dirasakan

oleh

sekolah

akibat

adanya

peningkatan

kompetensi siswa setelah mengikuti program pembelajaran.
18)
b. Model ASSURE

19)

Tahap pada model ASSURE (Analyze learners, State Objectives, Selest

Methods, Media, and Material, Uitilize Media and materials, Require Learner
Participation, Evaluate and Revise) menggunakan 6 tahap pengembangan, yaitu
antara lain :
1) Analisis Pembelajar
20)

Analisis pembelajar, meliputi 3 faktor kunci dari

diri pembelajar, yaitu meliputi:
a) Karakteristik umum
21)
Hal ini dapat ditemukan melalui variabel
yang

konstan,


seperti:

jenis

kelamin,

umur,

tingkat

perkembangan, budaya dan faktor sosial ekonomi serta
etnik. Semua variabel tersebut menjadi patokan dalam
merumuskan

strategi

dan

media

yang

tepat

dalam

menyampaikan bahan ajar.
b) Mendiagnosis kemampuan awal pembelajar
22)
Hal ini akan memudahkan dalam merancang
suatu pembelajaran agar penyampaian materi pelajaran
dapat diserap dengan optimal oleh peserta didik sesuai
dengan kemampuan uang dimilikinya.
c) Gaya belajar

23)

Gaya belaar setiap peserta didik berbeda-

beda, ada yang mempunyai gaya belajar visual (melihat),
audio (mendengarkan), dan kinestetik (melakukan).
2) Menentukan standar dan tujuan dengan memperhatikan
3)
4)
5)
6)

strategi, media dan pemilihan media yang tepat.
Memilih strategi, teknologi, media dan bahan ajar.
Menggunakan teknologi, media, dan bahan ajar.
Mengembangkan partisipasi peserta didik.
Mengevaluasi dan merevisi.
24)

2. Flowchart Pembelajaran materi sistem pernapasan kelas XI IPA
3.

4.

5.
6. Membuat Rencana Pembelajaran
7.

17.
18.
19.

8. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
9. (RPP)
10.
11. Satuan Pendidikan
: Madrasah Aliyan Negeri 1 Indramayu
12. Mata Pelajaran
: BIOLOGI
13. Kelas/Semester
: XII IPA/2 (Dua)
14. Materi Pokok
: EVOLUSI
15. Alokasi Waktu
: 2 x 45 menit
16.
I. Kompetensi Inti
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun,
ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan pro-aktif)
dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan
bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta

20.

dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam oergaulan dunia.
KI 3 : Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan,

kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan

kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
21.

spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri,

dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
22. II.
Kompetensi Dasar
23.
2.9 Menganalisis tentang teori evolusi dan seleksi alam dengan pandangan
baru mengenai pembentukan spesies baru di bumi berdasarkan studi literature.
24. III.
Indikator:
25.
- Menjelaskan pengertian evolusi (asal-usul kehidupan).
26.
- Menjelaskan teori evolusi menurut para ahli.
27.
- Mengetahui faktor-faktor pendukung evolusi.
28.
- Menjelaskan mekanisme evolusi menurut para ahli.
29. IV.
Tujuan Pembelajaran
30. Siswa kelas XII mampu untuk:
31. 1. Memahami dan menjelaskan pengertian evolusi (asal-usul kehidupan).
32. 2. Menjelaskan teori evolusi menurut pendapat ahli.
33. 3. Mengetahui faktor pendukung terjadinya evolusi.
34. 4. Menjelaskan mekanisme evolusi menurut para ahli.
35. V.
Materi Ajar
36. 1. Materi Fakta

37.  Berbagai gambar, foto dan video tentang Teori Evolusi.
38. 2. Materi Konsep
1) PENGERTIAN EVOLUSI
39.Evolusi secara sederhana didefinisikan sebagai perubahan pada sifat-sifat atau
frekuensi gen suatu populasi organisme dari satu generasi ke generasi selanjutnya.
Walaupun demikian, definisi "evolusi" juga sering kali ditambahkan dengan klaim-klaim
berikut ini:
a. Perbedaan pada komposisi sifat-sifat antara populasi-polulasi yang terisolasi selama

beberapa generasi dapat mengakibatkan munculnya spesies baru.
b. Semua organisme yang hidup sekarang merupakan keturunan dari nenek moyang

yang sama.
40. Menurut Douglas Futuyma, 'evolusi biologis dapatlah merupakan proses yang

kecil maupun substansial; ia melibatkan segala sesuatu dari perubahan yang kecil pada
proporsi alel yang berbeda dalam suatu populasi sampai dengan perubahan terus menerus
yang berujung pada organisme proto seperti siput, lebah, jerapah, dan dandelion.
41.
2. PENGERTIAN TEORI EVOLUSI MENURUT PARA AHLI
1) Carolus Linnaeus (1707 1778), membuat sebuah ketentuan cara mencari keteraturan
posisi antarmakhluk hidup dengan mencari persamaan sifat, dan mengelompokkan yang
mirip ke dalam satu kelompok. Pengelompokan dilakukan secara berjenjang (diistilahkan
dengan takson), mulai dari jenjang yang paling rendah (takson spesies) sampai jenjang
yang paling tinggi (takson kingdom). Jenjang ditentukan dari pengelompokan dengan
kemiripan sifat-sifat khusus, menempati takson terendah, sampai pada jenjang untuk
pengelompokan makhluk hidup dengan kategori sifat-sifat umum pada takson yang
paling tinggi. Linnaeus juga membuat suatu cara penamaan jenis makhluk hidup dengan
sistem Binomial nomenklatur. Dengan sumbangan ilmunya ini Linnaeus disebut sebagai
pendiri Taksonomi, suatu ilmu yang membahas tentang penamaan dan pengelompokan
makhluk hidup yang sangat beraneka ragam.
2) Georges Cuvier (1769 1832), seorang ahli anatomi, tetapi sangat perhatian terhadap
paleontologi (ilmu mengenai fosil). Cuvier mendukung teori Katastropi (catastrophism)
yang menyatakan bahwa makhluk hidup setiap strata tidak ada hubungan kekerabatan
karena setiap strata terbentuk akibat terjadinya bencana alam, seperti gempa, banjir, atau
kemarau yang panjang. Jika strata lenyap oleh bencana, muncul strata baru lengkap
dengan makhluk hidup baru, yang berpindah dari daerah lain. Dari temuan fosil di
lembah Paris, Cuvier menyimpulkan bahwa batuan yang membentuk bumi ini tersusun

berupa lapisan-lapisan (strata). Setiap strata dihuni oleh berbagai makhluk hidup yang
unik, berbeda strukturnya dengan makhluk penghuni strata lainnya. Cuvier yakin bahwa
makhluk modern di lapisan bumi paling atas sangat berbeda dengan makhluk di strata tua
di lapisan bawah.
3) James Hutton (1726 1797), mengemukakan teori gradualisme, yang menyebutkan
bahwa bentuk bumi dan lapisan-lapisannya merupakan hasil perubahan yang
berlangsung secara bertahap, terus-menerus, dan lambat (dalam waktu lama).
4) Charles Lyell (1797 1875), mengemukakan teori Uniformitarianisme (keseragaman).
Menurut Lyell, proses perubahan lapisan batuan dan bentuk permukaan bumi dari zaman
ke zaman selalu sama atau tidak berubah. Charles Darwin, terinspirasi oleh teori Hutton
dan Lyell dengan membuat sebuah pemikiran bahwa perubahan bumi secara lambat
menunjukkan bumi sudah tua. Kemudian proses yang lambat, tetapi terus-menerus dalam
waktu lama pasti menghasilkan perubahan yang cukup besar.
5) Jean Baptiste Lamarck (1744 1829), melihat adanya kecenderungan makhluk
sederhana berubah menjadi makhluk yang lebih kompleks dengan prinsip adanya proses
perubahan menuju kesempurnaan. Perubahan menjadi sempurna ini menurut Lamarck
karena harus beradaptasi pada lingkungannya. Proses adaptasi ini dijelaskan Lamarck
melalui dua hal. Pertama, adanya proses use (menggunakan) dan disuse (tidak
menggunakan) dari bagian-bagian tubuh organisme, bergantung pada kebutuhannya.
Contoh yang diberikan oleh Lamarck, yaitu otot bisep (otot lengan atas) yang digunakan
terus-menerus, dan otot leher jerapah yang digunakan untuk menggapai dedaunan pada
pohon-pohon tinggi seperti pada Gambar berikut.
42.

Menurut Lamarck, organ tubuh yang digunakan secara luas untuk

menghadapi lingkungan akan berkembang lebih besar, sedangkan bagian tubuh yang
kurang digunakan akan mengalami penyusutan. Kedua, Lamarck berkeyakinan
adanya pewarisan sifat-sifat yang diperoleh. Keadaan otot bisep yang semakin besar
akibat penggunaan terus-menerus akan diwariskan kepada keturunannya. Dengan kata
lain, keturunan akan lahir dengan sifat otot bisep besar dengan sendirinya.
43.
Demikian pula, leher panjang jerapah akan terwaris dengan sendirinya
kepada keturunannya. Padahal perubahan organ tubuh tersebut hasil modifikasi, dan
tidak ada bukti bahwa sifat-sifat yang diperoleh dapat diwariskan. Suatu kehormatan
bagi Lamarck, adanya pengakuan bahwa memang adaptasi terhadap lingkungan
44.

merupakan produk evolusi.
a. Pada awalnya seluruh jerapah berleher pendek, sementara daun-daunan

makanannya di pohon harus dijangkau karena letaknya yang tinggi.

45.

b. Karena sering menjangkau daun, leher jerapah semakin panjang sehingga jerapah

generasi berikutnya semakin tinggi.
46. c.
Penyesuaian dan pewarisan hasil adaptasi ini berlanjut sehingga jerapah masa
kini berleher panjang.
47. 6) Charles Darwin (1809 1882), menjelaskan bahwa evolusi menghasilkan
keanekaragaman hayati. Makhluk hidup mengalami evolusi melalui mekanisme seleksi
alam. Organisme yang kuatlah yang akan melestarikan jenisnya. Darwin, mengemukakan
pula adanya kemampuan adaptasi organisme agar mampu melewati seleksi alam. Darwin
menggambarkan fenomena ketiga hal ini melalui contoh yang terkenal, yaitu gambar
perkembangan leher jerapah. Contoh ini menjadi komparatif terhadap contoh
perkembangan leher jerapah dari Lamarck.
48.
a. Populasi jerapah, panjang lehernya berbeda-beda, ada yang panjang ada
yang pendek.
49.
b. Terjadi seleksi alam dalam hal mendapatkan makanan. Jerapah berleher
pendek mati.
50.
c. Seleksi alam berlanjut sehingga menghasilkan generasi jerapah seperti
sekarang.
51.

Menurut Darwin, seluruh makhluk hidup berkerabat melalui garis

keturunan dari organisme yang hidup pada zaman purbakala. Keturunan yang berpencar
ke berbagai macam habitat di muka bumi akan mengembangkan kemampuannya
beradaptasi sampai setiap jenis sesuai dengan habitatnya. Dalam proses adaptasi inilah
sebenarnya makhluk hidup sedang melewati fase seleksi alamiah. Karena adaptasi ke
berbagai ragam habitat inilah sejarah makhluk hidup dapat digambarkan seperti sebuah
pohon yang berangkat dari sebuah titik, menjalar menjadi batang, cabang, ranting,
sampai ke ujung ranting, seperti pendapat Whitaker yang ditunjukkan pada Gambar 4.4.
Pada tiap awal percabangan terdapat titik-titik nenek moyang bagi organisme yang
berada di cabang-cabangnya. Sungguh analog dengan taksonomi dari Carolus Linnaeus.
6) Alfred Russel Wallace (1923-1913), mengembangkan teori yang serupa dengan teori
Darwin. Dasar teori wallace adalah penelitian Biologi perbandingan di Brasilia dan
Hindia Belanda (sekarang Indonesia), dan Malaya. Buku penelitiannya berjudul “On the
tendency of varieties to depart indefinitely from the original type”. Teorinya sama
dengan yang dikembangkan Darwin.
7) August Weissman, menumbangkan teori Lamarck. Weismann memotong ekor tikus
beberapa generasi. Menurut teori Lamarck, hal tersebut akan menyebabkan timbulnya
jenis tikus yang tidak berekor. Namun, hasil percobaan Weismann menunjukkan bahwa
sampai generasi terakhir ekor tikus tetap sama panjangnya

52.
3. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EVOLUSI
53.
A. Faktor perubahan
54. 1. Mutasi gen maupun mutasi kromosom menghasilkan bahan mentah untuk evolusi.
Tetapi Darwin sendiri sebenarnya tidak mengenal mutasi ini, sementara mutasi
merupakan peristiwa yang sangat penting yang mendukung keabsahan teori Darwin.
55. 2. Rekombinasi perubahan yang dikenal Darwin. Rekombinasi dari hasil-hasil mutasi
memperlengkap bahan mentah untuk evolusi.
56.
B. Faktor pengarah :
57. 1. Dalam setiap species terdapat banyak penyimpangan yang menurun, karenanya
dalam satu species tidak ada dua individu yang tepat sama dalam susunan genetiknya
(pada saudara kembar misalnya, susunan genetiknya tetap tidak sama).
58. 2. Pada umumnya proses reproduksi menghasilkan jumlah individu dalam tiap
generasi lebih banyak daripada jumlah individu pada generasi sebelumnya.
59. 3. Penambahan individu dalam tiap species ternyata dikendalikan hingga jumlah suatu
populasi species dalam waktu yang cukup lama tidak bertambah secara drastis.
60. 4. Ada persaingan antara individu-individu dalam species untuk mendapatkan
kebutuhan hidupnya dari lingkungannya. Persaingan intra species ini terjadi antara
individu-individu yang berbeda sifat genetiknya. Individu yang mempunyai sifat paling
sesuai dengan lingkungannya akan memiliki viabilitas yang tinggi. Di samping
viabilitas juga fertilitas yang tinggi merupakan faktor yang penting dalam seleksi alam.
61.
4. MEKANISME EVOLUSI
62.
Mekanisme evolusi terjadi karena adanya variasi genetik dan seleksi
alam.
Variasi genetik muncul akibat : mutasi dan rekombinasi gen-gen dalam keturunan
baru.
a. Frekuensi Gen
63.
Pada proses evolusi terjadi perubahan frekuensi gen. Bila perbandingan antara
genotip-genotip dalam satu populasi tidak berubah dari satu generasi ke generasi, maka
frekuensi gen dalam populasi tersebut dalam keadaan seimbang. Frekuensi gen seimbang
bila :
1) Tidak ada mutasi atau mutasi berjalan seimbang (jika gen A bermutasi menjadi gen a,
2)
3)
4)
5)

maka harus ada gen a yang menjadi gen A dalam jumlah yang sama)
Tidak ada seleksi
Tidak ada migrasi
Perkawinan acak
Populasi besar
64.

Bila frekuensi gen dalam satu populasi ada dalam keadaan seimbang

berlaku Hukum Hardy Weinberg.

65.

Apabila frekuensi gen yang satu dinyatakan dengan p dan alelnya

adalah q, maka menurut Weinberg : (p+q)=1
66. Bila frekuensi gen A=p dan frekuensi gen a =1 maka frekuensi genotip :
67. AA : Aa : aa : p^2 : 2pq : q^2
2) Materi Prinsip
68.
Materi organisasi kehidupan yang harus dikuasai adalah :
69. - Menjelaskan pengertian evolusi (asal-usul kehidupan).
70. - Menjelaskan teori evolusi menurut para ahli.
71. - Mengetahui faktor-faktor pendukung evolusi.
72. - Menjelaskan mekanisme evolusi menurut para ahli.
73. 4) Prosedur / deskripsi materi
74. a. Pengertian teori evolusi
75. b. Faktor pendukung terjadinya evolusi
76. c. Mekanisme evolusi
77.
VI. Pendekatan, metode, dan model pembelajaran
78. Pendekatan
: scientific (pendekatan ilmiah)
79. Metode
: ceramah, diskusi,dan penugasan
80. Model : Cooperative learning
81.
VII. Media, Alat dan Sumber Belajar


Media
82.
83.
84.



LKS
Power Point
Gambar/Foto/video tentang teori evolusi

Alat/Bahan
85.



LCD, papan tulis, spidol dll.

Sumber Belajar:
86.
Buku : Sidik,Persahini,dkk.2011.Biologi SMA kelas
XII.Jakarta:BUMIAKSARA Internet

87.
88.

VIII. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan 1 : 2 X 45 menit
89.

90. Deskripsi

K
92.
P

99.

91. Alokas
i

93.  Memberikan salam dan
berdoa
94.  Pengkondisian kelas
95.  Membagi siswa dalam
beberapa kelompok, setiap
kelompok terdiri atas 7 siswa
96.  Mengabsensi
97.  Apersepsi
100. Mengamati

waktu
98. 20
menit

110. 60

K

101.
 Mengkaji literatur
tentang berbagai bentuk paruh
burung.
102. Gambar.
Macam-macam
paruh burung
103.

104. Menanya
105.
 Mengapa terdapat
berbagai paruh burung? Apa
penyebabnya?
106. Mengumpulkan
Data
(Eksperimen/Ekspl
orasi)
 Mengkaji fenomena evolusi
menurut Darwin menggunakan
gambar jerapah, burung Finch
dan kupu-kupu biston betularia,
dikaitkan kenyataan yang ada
sekarang. (teori seleksi alam dan
use and dis-use)
 Mengkaji perbedaan teori evolusi
Darwin dan pandangan tentang
Teori Intelligent Design
 Mengkaji tentang proses evolusi
karena isolasi geografik
 Mengkaji tentang radiasi adaptif
dan Hukum Hardy-Weinberg
107. Mengasosiasikan
 Diskusi tentang hasil kajian
fenomena evolusi
 Memadukan untuk mencari
pendekatan antara ilmu yang
mendukung evolusi (teori

menit

118.

VI.

penciptaan cerdas) dengan
kebenaran hakiki (dalam agama)
untuk mencari titik temu tentang
penciptaan mahluk hidup
 Menganalisis pohon evolusi
dikaitkan dengan hasil analisis di
atas.
108. Mengkomunikas
ikan
109.
 Presentasi hasil
diskusi tentang proses evolusi
dan Hukum Hardy-Weinberg
111. 112.
 Guru memberi post
test
materi
pembelajaran
P
113.
 Guru meringkas
materi hasil pembelajaran
114.
 Guru memberikan
tugas pekerjaan rumah (PR)
kepada siswa
115.
 Guru dan siswa
membaca doa selesai
pembelajaran
117.
Penilaian

116. 10
menit

1. Jenis / Teknik Penilaian
a) Penilaian presentasi
b) Penilaian tes essay
2. Instrumen penilaian
a) Instrumen penilaian presentasi
b) Instrumen penilaian tes essay
119. Mengetahui,
120. Kepala sekolah
SMAN 1
KRANGKENG
121.
122.
123. (_____________
_____________)
124. NIP/NIK :
465266
45647865847
133.
134.

125.

126. Indramayu, 06
November 2015
127. Guru Biologi
128.
129.
130.
131. (___________________
____)
132. NIP/NIK : 5163412534
54569832

135.
136.
137.