Tugas Metode Penelitian Pendidikan dan

Tugas Metode Penelitian Pendidikan dan
Pengajaran Matematika

1. Apa yang terjadi dalam pembelajaran matematika?
Kenyataan/fakta dilapangan :


Banyak siswa yang tidak senang atau merasa bosan dengan penjelasan guru
saat menurunkan dan mendapatkan rumus, siswa hanya ingin cepat saja.
Sehingga siswa banyak yang tidak memperhatikan dan banyak yang tidak



mencatat
Banyak guru yang malas untuk mengajarkan kepada siswanya menurunkan



rumus karena dianggap memerlukan waktu yang lama.
Kurangnya siswa berlatih untuk mengerjakan soal-soal yang memerlukan




penalaran.
Guru memberikan soal-soal rutin yang hanya berfokus pada ujian untuk
siswanya. Sehingga siswa ketika dihadapkan dengan permasalahan yang



berbeda mereka tidak dapat menyelesaikannya.
Siswa tidak mampu untuk melihat hubungan ide dan gagasan didalam soal




yang tidak rutin.
Siswa tidak mampu mengubah soal cerita kedalam model matematika.
Siswa tidak mampu mengubah soal cerita kedalam bentuk simbol, tabel,




diagram dan lain sebagainya.
Siswa tidak mampu menyatakan sebuah konsep dalam sebuah permasalahan
kehidupan sehari-hari yang diberikan.

2. Apa penyebab kejadian itu?
a Pemahaman Konsep
Indikator pemahaman konsep menurut Permendikbud No.58 tahun 2014
1

Menyatakan ulang konsep yang telah dipelajari

2

Mengklasifikasikan objek-objek berdasarkan dipenuhi tidaknya persyaratan
yang membentuk konsep tersebut

3

Mengidentifikasi sifat-sifat operasi atau konsep


4

Menerapkan konsep secara logis.

5

Memberikan contoh atau contoh kontra (bukan contoh) dari konsep yang
dipelajari.

6

Menyajikan konsep dalam berbagai macam bentuk representasi matematis
(tabel, grafik, diagram, gambar, sketsa, model matematika, atau cara lainnya)

7

Mengaitkan berbagai konsep dalam matematika maupun di luar matematika.

8


Mengembangkan syarat perlu dan /atau syarat cukup suatu konsep

N

Fakta dilapangan

O

1

Pemahaman Konsep
2 3 4 5 6 7

Siswa yang tidak senang atau merasa
1

bosan

dengan


penjelasan

guru

saat

menurunkan rumus.
Guru yang malas untuk mengajarkan
2

kepada

siswanya

rumus

karena dianggap memerlukan waktu yang
lama.
Kurangnya


3

menurunkan

siswa

berlatih

untuk

mengerjakan soal-soal yang memerlukan
penalaran.
Guru hanya memberikan soal-soal rutin

4

yang hanya berfokus pada ujian untuk
siswanya.
Siswa tidak


5

6

7

mampu

untuk

melihat

hubungan ide dan gagasan didalam soal
yang tidak rutin.
Siswa tidak mampu mengubah soal cerita

kedalam bentuk simbol, tabel, diagram dan

konsep


dalam

sebuah

permasalahan

kehidupan sehari-hari yang diberikan.

b

Pemecahan Masalah






v







v

v

v









v


v

v

v









kedalam model matematika.
Siswa tidak mampu mengubah soal cerita
lain sebagainya.
Siswa tidak mampu menyatakan sebuah

8






8

Indikator pemecahan masalah menurut Permendikbud No.58 tahun 2014
1

Mengajukan dugaan (conjecture)

2

Menarik kesimpulan dari suatu pernyataan

3

Memberikan alternatif bagi suatu argumen

4

Menemukan pola pada suatu gejala matematis
Pemecahan

N

Fakta dilapangan

O
1

2

3
4
5
6
7

8

1

Masalah
2
3

4

Siswa yang tidak senang atau merasa bosan dengan
penjelasan guru saat menurunkan rumus.
guru yang malas untuk mengajarkan kepada siswanya
menurunkan rumus karena dianggap memerlukan waktu
yang lama.
Kurangnya siswa berlatih untuk mengerjakan soal-soal
yang memerlukan penalaran.
Guru hanya memberikan soal-soal rutin yang hanya
berfokus pada ujian untuk siswanya.
Siswa tidak mampu untuk melihat hubungan ide dan
gagasan didalam soal yang tidak rutin.
Siswa tidak mampu mengubah soal cerita kedalam model
matematika.
Siswa tidak mampu mengubah soal cerita kedalam bentuk
simbol, tabel, diagram dan lain sebagainya.
Siswa tidak mampu menyatakan sebuah konsep dalam
sebuah

permasalahan

kehidupan

sehari-hari

yang



















diberikan.

c

Penalaran
Indikator penalaran menurut Permendikbud No.58 tahun 2014
1

Memahami masalah

2

Mengorganisasi

data

dan

memilih

informasi

yang

relevan

dalam

mengidentifikasi masalah.
3

Menyajikan suatu rumusan masalah secara matematis dalam berbagai bentuk

4

Memilih pendekatan dan strategi yang tepat untuk memecahkan masalah

5

Menggunakan atau mengembangkan strategi pemecahan masalah

6

Menafsirkan hasil jawaban yang diperoleh untuk memecahkan masalah

7

Menyelesaikan masalah.

N

Fakta dilapangan

O

1

Penalaran Matematis
2
3
4
5
6

7

Siswa yang tidak senang atau merasa
1

bosan

dengan

penjelasan

guru

saat



menurunkan rumus.
guru yang malas untuk mengajarkan
2

kepada

siswanya

rumus

karena dianggap memerlukan waktu yang
lama.
Kurangnya

3

menurunkan

siswa

berlatih

untuk

mengerjakan soal-soal yang memerlukan





penalaran.
Guru hanya memberikan soal-soal rutin
4

yang hanya berfokus pada ujian untuk
siswanya.
Siswa tidak

5

6

7

mampu

untuk





melihat









v

v

hubungan ide dan gagasan didalam soal



yang tidak rutin.
Siswa tidak mampu mengubah soal cerita







v

v

v







v

v

v







kedalam model matematika.
Siswa tidak mampu mengubah soal cerita
kedalam bentuk simbol, tabel, diagram dan
lain sebagainya.
Siswa tidak mampu menyatakan sebuah

8



konsep

dalam

sebuah

permasalahan





















kehidupan sehari-hari yang diberikan.

d

Komunikasi Matematis
1 Memberikan alasan atau bukti terhadap kebenaran suatu pernyataan
2 Menduga dan memeriksa kebenaran dugaan (conjecture)
3 Memeriksa kesahihan atau kebenaran suatu argumen dengan penalaran induksi

4 Menurunkan atau membuktikan rumus dengan penalaran deduksi
N
O
1

2

3
4
5
6
7
8

Komunikasi
Fakta dilapangan
1
Siswa yang tidak senang atau merasa bosan dengan

Matematis
2
3
4


penjelasan guru saat menurunkan rumus.
guru yang malas untuk mengajarkan kepada siswanya

v


menurunkan rumus karena dianggap memerlukan waktu
yang lama.
Kurangnya siswa berlatih untuk mengerjakan soal-soal
yang memerlukan penalaran.
Guru hanya memberikan soal-soal rutin yang hanya
berfokus pada ujian untuk siswanya.
Siswa tidak mampu untuk melihat hubungan ide dan
gagasan didalam soal yang tidak rutin.
Siswa tidak mampu mengubah soal cerita kedalam model
matematika.
Siswa tidak mampu mengubah soal cerita kedalam bentuk
simbol, tabel, diagram dan lain sebagainya.
Siswa tidak mampu menyatakan sebuah konsep dalam
sebuah permasalahan kehidupan sehari-hari yang diberikan.

v




v

v

















Dari tabel diatas dapat kami simpulkan bahwasanya masalah yang kami amati lebih
banyak terjadi pada kurangnya kemampuan penalaran matematis siwa dikarenakan
fakta dilapangan yang dipaparkan diawal tadi.
3. Apa akibat dari kejadian itu?
Seandainya apabila permasalahan yang terjadi dilapangan saat ini dibiarkan
yaitu siswa hanya ingin cepat saja tidak mau melihat proses mendapatkan rumus dan
di sekolah hanya membahas soal-soal rutin saja, maka pendidikan di Indonesia akan
semakin menurun dan semakin tertinggal. Siswa tidak terbiasa dengan menyelesaikan
soal yang membutuhkan penalaran untuk menjawabnya. Siswa hanya bermain di zona
nyamannya saja, sehingga banyak siswa tidak mampu menyelesaikan persoalan yang
memerlukan logika atau bernalar.
Hal ini ditunjukkan dengan hasil studi PISA (Program for International
Student Assessment) tahun 2015 yang menunjukkan Indonesia baru bisa menduduki
peringkat 69 dari 76 negara.

Sedangkan dari hasil studi TIMSS (Trends in

International Mathematics and Science Study), menunjukkan siswa Indonesia berada

pada ranking 36 dari 49 negara dalam hal melakukan prosedur ilmiah.
(http://www.pikiran-rakyat.com/pendidikan/2016/06/18/peringkat-pendidikanindonesia-masih-rendah-372187)
Prestasi Indonesia pada ajang Internasional seperti PISA untuk siswa berusia
15 tahun yang telah diikuti Indonesia mulai dari tahun 2000 dapat kita amati didalam
tabel berikut.

Tahun

Mata

Studi

Pelajaran

2000

2003

2006

2009

2012

2015

Membaca
Matematik
a
Sains
Membaca
Matematik
a
Sains
Membaca
Matematik
a
Sains
Membaca
Matematik
a
Sains
Membaca
Matematik
a
Sains
Membaca
Matematik
a
Sains

Skor Rata-

Skor Rata-

Rata

Rata

Indonesia
371

Internasional
500

367

500

39

393
382

500
500

38
39

360

500

38

40

395
393

500
500

38
48

56

391

500

50

393
402

500
500

50
57

371

500

61

383
396

500
496

60
61

375

494

64

382
397

501
493

64
64

386

490

63

403

493

62

Dari tabel diatas, dapat dilihat

Peringkat
Indonesia

Jumlah
Negara
Peserta

39
41

57

65

65

72

pada tahun 2012 Indonesia terpuruk

diperingkat kedua dari bawah yang hanya sedikit lebih unggul dari Peru, namun pada
tahun 2015, saat Indonesia telah menerapkan kurikulum baru yaitu kurikulum 2013
yang lebih menenutut keaktifan dan kemandirian siswa serta siswa dilatih dengan
soal-soal non rutin nilai Indonesia di PISA pun menjadi meningkat.

Disini jelaslah bagi pendidikan Indonesia jika tetap melakukan atau
menerapkan pembelajaran yang hanya pada soal rutin saja maka Indonesia akan tetap
dibelakang soal pendidikan. hal ini bertentangan dengan tujuan pendidikan Indonesia
mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indoensia seutuhnya,
yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan
berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan
rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab
kemasyarakatan dan kebangsaan.
Tujuan pendidikan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan
manusia seutuhnya tidak akan tercapai dan ini juga akan membuat tujuan NKRI yang
terdapat dalam Pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea keempat yaitu
“Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu pemerintah Negara Indonesia yang
melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi,
dan keadilan sosial …”. Juga tidak akan tercapai.
Oleh sebab itu diperlukan metode, dan strategi mengajar yang tepat untuk
meningkatkan kemampuan penalaran siswa serta yang meningkatkan keinginan siswa
dalam belajar. Sehingga tidak adalagi kata bosan dalam pikiran siswa untuk belajar
matematika.

4. Apa Solusinya?
1 PBL (Problem Based Learning)
Sintaknya :

N

Indikator Penalaran Matematis

O
1

Memahami masalah
Mengorganisasi data dan memilih informasi yang

2

relevan dalam mengidentifikasi masalah.
Menyajikan suatu rumusan masalah

3

secara

matematis dalam berbagai bentuk
Memilih pendekatan dan strategi yang tepat untuk

4

memecahkan masalah
Menggunakan atau

5

mengembangkan

strategi

pemecahan masalah
Menafsirkan hasil jawaban yang diperoleh untuk

6

memecahkan masalah
Menyelesaikan masalah.

7

2

1


Sintak PBL
2
3
4
 


5










Probling prompting
Langkah-langkah pembelajaran probing prompting dijabarkan melalui

tujuh tahapan teknik probing (Sudarti, 2008:14) yang dikembangkan dengan
prompting adalah sebagai berikut:
1.

Guru menghadapkan siswa pada situasi baru, yang mengandung
permasalahan.

2.

memberikan kesempatan kepada siswa untuk merumuskan jawaban atau
melakukan diskusi kecil dalam merumuskannya.

3.

Guru mengajukan persoalan kepada siswa yang sesuai dengan tujuan
pembelajaran khusus (TPK) atau indikator kepada seluruh siswa.

4.

memberikan kesempatan kepada siswa untuk merumuskan jawaban atau
melakukan diskusi kecil dalam merumuskannya.

5.

Menunjuk salah satu siswa untuk menjawab pertanyaan.

6.

Jika jawabannya tepat maka guru meminta tanggapan kepada siswa lain
tentang jawaban tersebut untuk meyakinkan bahwa seluruh siswa terlibat
dalam kegiatan yang sedang berlangsung. Namun jika siswa tersebut
mengalami kemacetan jawab dalam hal ini jawaban yang diberikan kurang
tepat, tidak tepat, atau diam, maka guru mengajukan pertanyaanpertanyaan lain yang jawabannya merupakan petunjuk jalan penyelesaian
jawab. Lalu dilanjutkan dengan pertanyaan yang menuntut siswa berpikir
pada tingkat yang lebih tinggi, sampai dapat menjawab pertanyaan sesuai
dengan kompetensi dasar atau indikator. Pertanyaan yang dilakukan pada
langkah keenam ini sebaiknya diajukan pada beberapa siswa yang berbeda
agar seluruh siswa terlibat dalam seluruh kegiatan probing prompting.

7.

Guru mengajukan pertanyaan akhir pada siswa yang berbeda untuk lebih
menekankan bahwa TPK/indikator tersebut benar-benar telah dipahami
oleh seluruh siswa.

N
O
1
2

3
4

1


2


Sintak PBL
3 4 5
 

mengidentifikasi 





Indikator Penalaran Matematis
Memahami masalah
Mengorganisasi data dan memilih informasi
yang

relevan

dalam

masalah.
Menyajikan suatu rumusan masalah secara
matematis dalam berbagai bentuk
Memilih pendekatan dan strategi yang tepat
untuk memecahkan masalah








6

7

5
6
7

Menggunakan

atau

mengembangkan

strategi pemecahan masalah
Menafsirkan hasil jawaban yang diperoleh
untuk memecahkan masalah
Menyelesaikan masalah.

5. Kenapa Solusi itu yang dipilih?