Proses Adaptasi Fisiologi dan Perubahan (1)

DAFTAR ISI
1. SIKLUS HORMONAL

1

2. PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN EMBRIO

7

3. STRUKTUR, FUNGSI DAN SIRKULASI TALI PUSAT/PLASENTA

0

24

MATERI/POKOK BAHASAN

1. SIKLUS HORMONAL
Pada seseorang tumbuh dan berkembangnya alat reproduksi sangat di
pengaruhi oleh hormon-hormon yang di hasilkan oleh glandula hypophyse dan
ovarium.

Hypophyse anterior menghasilkan 3 hormon :
a. FSH
FSH dibentuk oleh sel β (basophil) dari lobus anterior hypophise.
Pembentukan FSH akan berkurang pada pembentukan atau pemberian
estrogen dalam jumlah cukup, kehamilan. Pengaruh FSH yaitu dapat
menimbulkan beberapa folikel primordial yang dapat berkembang dalam
ovarium menjadi folikel de graaf yang membuat estrogen (yang
menimbulkan proliferasi pada endometrium).
b. LH
LH bekerjasama dengan FSH menyebabkan terjadinya sekresi estrogen
dari folikel de graaf dan penimbunan substansi dari progesteron dalam sel
granulose. Produksi LH bertambah sehingga menyebabkan produksi FSH
dan LH yang dapat merangsang terjadinya ovulasi.
c. Prolaktin
Dibentuk oleh sel alpha (acidophil) dari lobus anterior hypophyse,
berfungsi untuk memulai dan mempertahankan produksi progesteron dari
corpus luteum.
Hormon-hormon dari ovarium
a. estrogen
Terdiri dari campuran oestriol, oestradiol, oestron, diproduksi dibawah

pengaruh FSH. Estrogen menimbulkan proliferasi dari endometrium dan
berperan dalam merangsang timbulnya tanda-tanda kelamin sekunder
seperti tumbuhnnya buah dada, rambut kemaluan, rambut ketiak,
menambah kontraktilitas uterus, untuk mengatur haid untuk pengobaatan
menpouse, ada kalanya untuk memulai persalinan,
b. progesteron
Dibentuk oleh corpus luteum setelah terjadi ovulasi dan plasenta.
Pengaruh hormon ini adalah pada alat-alat reproduksi terutama uterus dan
mammae. Progesteron berfungsi dalam mempersiapkan uterus untuk
menerima dan mengembangkan sel ovum yang telah dibuahi.
c. Relaxin
Relaxin berpengaruh pada penggenduran panggul, kelembutan serviks,
mendorong uterus untuk berkontraksi.
A.

Siklus Ovarium
 Fase Folikular
Hari 1-8
kadar FSH dan LH yang cukup tinggi mamacu perkembangan 1020 folikel dengan satu folikel dominan.folikel dominan tampak pada
fase mid follicular, sisa folikel mengalami atresia.

Hari ke 9-14
Saat ukuran folikel meningkat lokalisasi cairan tampak sekitar sel
granulose dan menjadi konfluen, memberikan peningkatan
pengisisan cairan diruang sentral
(antrum) yang merupakan
transformasi folikel primer menjadi folikel graaf.

1

 Folikel Primordial
Pematangan gamet wanita tergantung pada interaksi kompleks
antara gamet yang sedang berkembang dan sel di sekitarnya yang
membentuk lapisan luar folikel. Selama profase meiosis pertama,
oosit merangsang organisasi sel di sekitarnya untuk membentuk
granulose folikel primordial.
 Folikel Praantrum (primer)
Sejak pubertas, beberapa folikel primordial memulai kembali
perkembangan dan membentuk aliran kontinu folikel praantrum
atau folilkel primer yang terus tumbuh. Sebagian folikel dini gagal
berkembang sempurna dan mengalami atresia. Karena sebagian

besar folikel mengalami regresi dan bukan terus berkembang,
ovarium memiliki populasi folikel atretik yang padat sehingga
permukaan luar ovarium menjadi kasar. Perkembangan folikel
primordial menjadi folikel primer memerlukan waktu sekitar 85 hari.
 Folikel Antrum (sekunder)
Terbentuk suatu rongga dalam lapisan folikuler (antrum folikuli)
yang makin lama makin besar. Tetapi sel-sel folikuler yang
berbatasan dengan zona pellucida oosit primer tetap utuh dan
menjadi cumulus oophorus.
Stadium perkembangan ini disebut stadium folikel sekunder.
Kemudian antrum folikuli semakin membesar, sementara bagian
tepi luar lapisan folikuler mulai dilapisi oleh dua lapisan jaringan ikat
yaitu teka interna (lapisan seluler, sebelah dalam, yang kemudian
menghasilkan hormon estrogen) dan teka eksterna (lapisan fibrosa,
sebelah luar).
 Folikel de Graaf
Ovum yang matang diselubungi oleh sel-sel folikel. folikel Graaf
menghasilkan hormon estrogen.

2


 Pada pubertas, dibawah pengaruh
hormon gonadotropin (FSH dan
LH) yang dihasilkan kelenjar
hipofise dan hormon releasing
gonadotropin yang dihasilkan
hipotalamus, folikel primordial
mengalami pematangan menjadi
folikel primer.
 Folikel
primer
menghasilkan
hormon estrogen sambil terus
berkembang
menjadi
folikel
sekunder.
 Folikel
sekunder
menjadi

matang/matur menjadi folikel de
Graaf.
 Di dalam folikel de Graaf, oosit
matang siap dilepaskan.
 Dari mulai folikel primordial sampai
folikel de Graaf, dibutuhkan
waktu 10 – 14 hari.
 Pelepasan oosit matang dari folikel
de Graaf disebut Ovulasi.
 Setelah oosit matang terlepas
(ovulasi), bekas folikel de Graaf
berubah menjadi korpus luteum.
Korpus luteum ini menghasilkan
hormon
estrogen
dan
progesteron.
 Hormon estrogen dan progesteron
ini berguna untuk mematangkan
endometrium.

 Endometrium yang sudah matang
ini siap untuk menjadi tempat
perkembangan zigot (bila terjadi
pembuahan).
 Apabila tidak terjadi pembuahan,
korpus luteum akan mengalami
regresi pada hari ke 14 setelah
ovulasi berubah menjadi korpus
albikans.



Ovulasi

3

Hari ke 14

Ovulasi adalah pembesaran folikel sacara
tepat yang diikuti dengan protrusi dari

permukaan korteks ovarium dan pecahnya
folikel dengan ekstrusinya oosit yang
ditempeli oleh kumulus ooforus.
 Fase Luteal
Sisa folikel tertahan dalam ovarium di
penitrasi oleh kapilar dan fibroblas dari teka.
Sel granulosa mengalami luteinisasi menjadi
korpus luteum. Korpus luteum merupakan

sumber utama hormon
steroid seks,estrogen dan
progesteron disekresi oleh
ovarium pada fase pascaovulasi.
Korpus
luteum
meningkatkan
produksi
progesteron dan estradiol.
Kedua hormon tersebut di
produksi dari prekursor

yang sama.
Selama fase luteal kadar gonadotropin mencapai nadir dan tetap
rendah sampai terjadi regresi korpus luteum yang terjadi pada hari ke 26-28.
Jika terjadi konsepsi dan implantasi,korpus luteum tidak mengalami regresi
karena di pertahankan oleh gonadotrofin yang dihasilkan oleh trofoblas. Jika
konsepsi dan implantasi tidak terjadi korpus luteum akan mengalami regresi
dan terjadilah haid. Setelah kadar hormon steroid turun akan diikuti
peningkatan kadar gonadotropin untuk inisiasi siklus berikutnya.
B.Siklus Uterus
Dengan diproduksinya hormon steroid oleh ovarium secara siklik akan
menginduksi perubahan penting pada uterus, yang melibatkan
endometrium dan mukosa serviks.
 Fase Folikuler / Proliferasi (hari ke-5 sampai hari ke- 14)
Pada masa ini adalah masa paling subur bagi seorang wanita. Dimulai
dari hari 1 sampai sekitar sebelum kadar LH
meningkat dan terjadi pelepasan sel telur
(ovulasi). Dinamakan fase folikuler karena pada
saat ini terjadi pertumbuhan folikel di dalam
ovarium. Pada pertengahan fase folikuler, kadar
FSH sedikit meningkat sehingga merangsang

pertumbuhan sekitar 3 - 30 folikel yang masingmasing mengandung 1 sel telur. Tetapi hanya 1
folikel yang terus tumbuh, yang lainnya hancur.
Pada suatu siklus,
sebagian endometrium
dilepaskan sebagai respon terhadap penurunan
kadar hormon estrogen dan progesteron.
Endometrium terdiri dari 3 lapisan. Lapisan paling atas dan lapisan tengah
dilepaskan, sedangkan lapisan dasarnya tetap
dipertahankan dan
menghasilkan sel-sel baru untuk kembali membentuk kedua lapisan yang
telah dilepaskan.

4

Pada akhir dari fase ini terjadi lonjakan penghasilan hormon LH yang sangat
meningkat yang menyebabkan terjadinya proses ovulasi.
 Fase Luteal / fase sekresi
/ fase pramenstruasi (hari
ke-14 sampai hari ke-28)
Pada

fase
ini
menunjukkan masa ovarium
beraktivitas membentuk korpus
luteum dari sisa-sisa folikelfolikel de Graaf yang sudah
mengeluarkan sel ovum (telur)
pada saat terjadinya proses
ovulasi.
Pada
fase
ini
peningkatkan
hormon
progesteron yang bermakna,
yang diikuti oleh penurunan
kadar hormon-hormon FSH, estrogen, dan LH. Keadaan ini digunakan sebagai
penunjang lapisan endometrium untuk mempersiapkan dinding rahim dalam
menerima hasil konsepsi jika terjadi kehamilan, digunakan
untuk
penghambatan masuknya sperma ke dalam uterus dan proses peluruhan
dinding rahim yang prosesnya akan terjadi pada akhir fase ini.
 Fase menstruasi (hari ke-28 sampai hari ke-2 atau 3)
Pada fase ini menunjukkan masa terjadinya proses peluruhan dari
lapisan endometrium uteri disertai pengeluaran darah dari dalamnya. Terjadi
kembali peningkatan kadar dan aktivitas hormon-hormon FSH dan estrogen
yang disebabkan tidak adanya hormon LH
dan pengaruhnya karena produksinya telah
diheikan oleh peningkatan kadar hormon
progesteron secara maksimal. Hal ini
mempengaruhi kondisi flora normal dan
dinding-dinding di daerah vagina dan uterus
yang selanjutnya dapat mengakibatkan
perubahan-perubahan higiene pada daerah
tsb dan menimbulkan keputihan.

 Fase Regenerasi / pascamenstruasi (hari ke-1 sampai hari ke-5)

5

Pada fase ini terjadi proses
pemulihan dan pembentukan kembali
lapisan
endometrium
uteri,
sedangkan ovarium
mulai
beraktivitas
kembali
membentuk
folikel-folikel yang terkandung di
dalamnya melalui pengaruh hormonhormon FSH dan estrogen yang
sebelumnya
sudah
dihasilkan
kembali di dalam ovarium.

6

2. PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN EMBRIO
A. Fertilisasi
Fertilisasi adalah masuknya spermatozoa ke dalam ovum. Ovum yang
telah dibuahi disebut zigot. Zigot terdiri dari 1 sel yang diploid (2N), yaitu
penggabungan spermatozoa yang haploid (1N) dan ovum yang haploid (1N)
pula. Dimulai dari spermatozoa yang mengeluarkan enzim hyaluronidase
untuk melarutkan dan menebus corona radiata. Selanjutnya membran
akromsom yang menyeliputi kepala spermatozoa mengeluarkan akrosin yang
mengahancurkan zona pellucida pada satu celah tempat menorobosnya
spermatozoa. Sementara itu ovum mengeluarkan fertilizin yang berperan
mengaktifkan spermatoza dan menarik spermatozoa secara kemoktasis.
Spermatozoa mengeluarkan antifertilizin yang berperan sebagai antibodi
terhadap fertilizin (sebagai antigennya), bertumbukan dengan ovum. Dengan
demikian 1 spermatozoa akan mendapat kesempatan untuk menerobos
masuk ovum. Bagian kepala sampai middle piece ekor spermatozoa akan
masuk, sedangkan principal piece dan end piece tinggal di luar zona pellucida
dan akan hancur. Fertilisasi terjadi di bagian anterior dari Tuba Falopii.
B. Pembelahan
Pembelahan atau cleavage atau segmintasi terjadi setelah fertilisasi.
Zigot membelah berulangkali secara mitosis sampai terdiri dari berpuluh sel
kecil, yang disebut blastomore. Pembelahan pertama lewat bidang latitudinal,
sedikit di atas bidang ekuator. Membagi zigot menjadi 2 sel, yang satu sebelah
kutub animal lebih kecil. Pembelahan kedua bidang meridian, tetapi hanya
berlangsung pada micromere kutub vegetal. Terjadilah tingkat 3 sel. Kemudian
menyusul micromare, melewati bidang meridian terbentuklah tingkat 4 sel.
Pembelahan berikut berlangsung pada salah satu macromere, sehingga
terbentuk tingkat 5 sel. Kemudian disusul oleh sel berikutnya dan terbentuk 6
sel. Setelah itu salah satu micromare membelah dan terbentuklah tingkat 7
sel. Lalu micromare membelah kembali, dan terbentuk tingkat 8 sel.
Pembelahan ini terjadi di sepanjang Tuba Falofii menuju uterus yang bergerak
secara pasif oleh adanya silia sepanjang mukosa tuba.
C. Blastulasi
Blastulasi adalah proses pembentukan blastula atau blastosist. Hal ini
terjadi karena sel-sel morula mengalami pertumbuhan terus-menerus, dan
terbentuklah rongga di tengah. Embrio yang memiliki rongga di tengah ini
disebut blastula, dan rongganya disebut blastocoel. Blastula memiliki 2
kelompok sel atau jaringan
1) Embrioblast (inner cell mass) yang akan tumbuh menjadi embrio
2) Tropoblast yang berfungsi menyalurkan makanan
menumbuhkan segala macam bakal pembentukan alat

dari

uterus

Oleh proses deferensiasi maka sifat totipotent akan menurun, sampai
hanya menumbuhkan sejenis jaringan tertentu (disebut sifat determinant).
Untuk terjadinya embryogenesis dan sifat totipotent harus ada pusat
pengorganisasi, yang bekerja mengatur semua pertumbuhan, diferensiasi dan
determinasi. Pusat organisasi itu berada di seuatu daerah blastula. Blastula
memiliki daerah-daerah sel yang akan menjadi bakal pembentuk alat. Pada
embryogenesis berikutnya daerah-daerah itu akan bergerak menyusun diri
untuk menjadi lapisan-lapisan sel tersendiri. Dikenal 5 daerah bakal
pembentuk alat yaitu: ektoderm, epidermis, ektoderm saraf, notochord,
mesoderm dan endoderm. Blastula sampai uterus.

7

Adanya sifat totipotent dan pusat organisasi menyebabkan terjadinya
embrio kembar, yaitu kembar franternal berasal dari 2 ovum, dan kembar
identik berasal dari 1 zigot.
D. Nidasi

Nidasi atau implantasi adalah proses tertanamnya embrio pada
endometrium. Terjadi pada saat blastosist sampai di uterus. Sehari-dua hari
masih terapung dalam lumen, dan pada hari ke 6-7 setelah fertilisasi ia
menyentuh endometrium dan tertanam lewat jaringan tropoblast di daerah
embrioblast. Nidasi terjadi ketika endometrium menempuh fase sekresi. Ketika
embrio berumur 9 hari tropoblast berdiferensiasi menjadi synctiotropoblast
dan
cytotropoblast.
Synctiotropoblast
menggerogoti
lapisan
epitel
endometrium sehingga blastosist menerobos masuk. Cytotropoblast
berdeleminasi ke dalam membentuk extraembryonic mesoderm. Seluruh
tropoblast bersama extraembryonic mesoderm melapisi bagian dalamnya
disebut chorion. Sementara nidasi berlangsung, embrioblast tumbuh menjadi
2 lapis benih (germ layers) : ectoderm sebelah luar kemudian membentuk
kantung yang menyeliputi embrio sendiri, disebut amnion. Dari endoderm
tumbuh kantong yolk, yang kemudian akan menyusut dan ikut membina tali
pusat. Daerah tertanam embrio ke endometrium disebut body stalk yang
bakal menjadi tali pusat. Seluruh endometrium yang berhubungan dengan
nidasi embrio disebut decidua. Decidua basalis berhadapan dengan
tropoblast, decidua capsularis menyeliputi seluruh embrio, dan decidua
parientalis sekeliling uterus yang tidak menyelaputi seluruh embrio. Chorion
berhadapan dengan decidua capsularis disebut chorion leave. Setelah tumbuh
amnion dan kantung yolk tumbuh allontois, yaitu tempat penyimpanan
sementara ampas metabolisme. Allantois ini akan menyusut, dan tersisa
pembuluh darah yang dipakai menjadi vena umbilicus dan arteri umbilicus
pada tali pusat (umbilical cord).
E. Gastrulasi
Tahap gastrula ini merupakan tahap atau stadium paling kritis bagi
embryo. Pada gastrulasi ini selain terjadi mitosis dan pembelahan sel secara
terus menerus (proliferasi sel), terjadi pula berbagai macam gerakan sel
(imigrasi sel) didalam usaha mengatur dan menderetkan bakal – bakal
pembentuk alat tubuh (kumpulan sel yang semula terletak berjauhan,
sekarang terletak cukup dekat untuk melakukan interkasi yang bersifat
merangsang dalam pembentukan sistem organ-organ tubuh). Gastrulasi ini
menghasilkan 3 lapisan lembaga yaitu laisan endoderm di sebelah dalam,
mesoderm disebelah tengah dan ectoderm di sebelah luar.
F.

Tubulasi

Tubulasi adalah pertumbuhan yang mengiringi pembentukan gastrula
atau disebut juga dengan pembumbungan. Daerah-daerah bakal pembentuk
alat atau ketiga lapis benih ectoderm, mesoderm dan endoderm, menyusun
diri sehingga berupa bumbung, berongga. Selama proses ini embrio pun
bertambah besar dan panjang. Ketika tubulasi ectoderm saraf berlangsung,
terjadi pula differensiasi awal pada daerah-daerah bumbung itu, bagian depan
tubuh menjadi encephalon (otak) dan bagian belakang menjadi medulla
spinalis. Pada bumbung endoderm terjadi differensiasi awal saluran atas
bagian depan, tengah dan belakang. Pada bumbung mesoderm terjadi

8

differensiasi awal untuk menumbuhkan otot rangka, bagian dermis kulit dan
jaringan pengikat lain, otot visera, rangka dan alat urogenitalia.
G. Organogenesis
Organogenesis atau morfogenesis adalah embryo bentuk primitive yang
berubah menjadi bentuk yang lebih definitive dan memiliki bentuk dan rupa
yang spesifik dalam suatu spesies. Organogensisi dimulai akhir minggu ke 3
dan berakhir pada akhir minggu ke 8. Dengan berakhirnya organogenesis
maka ciri-ciri external dan system organ utama sudah terbentuk yang
selanjutnya embryo disebut fetus
H. Plasenta
Plasenta adalah tempat melekatnya embrio ke uterus selama kehamilan,
dibina oleh chorion frondosum dan decidua basalis. Basal plate bagian
plasenta dari pihak ibu membuat tonjolan-tonjolan ke ruang intervillus,
sehingga membagi ruang itu atas banyak septa (sekat). Pembuluh darah ibu
terbuka di intervillus, dan darah mengalir mengisi rongga tersebut, dan
kembali masuk ke peredaran darah ibu lewat perdarahan darah terbuka di
bagian lain setiap sekat. Dengan demikian darah ibu tidak bisa masuk ke janin
karena ada pembatas (barrier) antara peredaran darah ibu dengan peredaran
darah janin yang disebut membran plasenta. Transport lewat zat lewat
membran plasenta yaitu secara:
1) Difusi (bagi zat mineal, O2 dan CO2)
2) Transport aktif (bagi glikosa, asam amino atau protein dan lipid)
3) Pinositosis (bagi immunoglobin atau antibodi danvirus)
Vena umbilicalis mengangkut darah yang kaya oksigen dari plasenta
(diterima dari darah induk) diangkut masuk jantung dan diedarkan ke seluruh
tubuh janin, arteri umbilicalis mengangkut darah yang miskin oksigen ke
plasenta, dan di villi diperkaya kembali dengan oksigen. Tetapi sewaktu-saktu
eritrosit janin masuk ke peredaran darah ibu yang dapat menimbulkan
erytroblastosist fetalis. Sebaliknya bahan darah ibu dapat masuk lewat barrier,
seperti antibodi. Sementara itu pada minggu ke 4 dan seterusnya plasenta
menghasilkan estrogen dan progesteron untuk ikut memelihara kehamilan.
Plasenta juga menghasilkan HCG, laktogen dan mammotropin untuk
mengontrol pertumbuhan kelenjar susu. Sebelum hati janin berfungsi
mensintesisnya, pada kehamilan 3 bulan plasenta menjadi tempat sintesis
protein. Plasenta juga menjadi tempat sintesis glikogen dan sekaligus
menyimpannya, sebelum hati mengambil alih fungsi itu. Glikogen menjadi
sumber energi bagi janin yang sedang tumbuh.
Pada ± minggu ke 16 seluruh kantong rahim telah ditutupi oleh vili
korialis. Setelah kantung membesar, vili diseberang embrio (daerah desidua
capsularis) terjepit, mengalami degenerasi, sehingga menjadi halus (korion
halus). Vili di desidua basalis berkembang dengan cepat membentuk plasenta
(Plasenta Pars Fetalis).
Fungsi plasenta:
1. Nutritive, alat yang menyalurkan makanan dari ibu ke embrio
2. Ekskresi, alat yang menyalurkan hasil metabolisme dari embrio ke ibu.
3. Respirasi, menyalurkan O2 dari ibu ke embrio.
4. Alat pembentuk hormone (Endokrin)
5. Alat penyalur antibody dari ibu ke embrio (Imunologi)

9

6. Farmakologi, menyalurkan obat yang dibutuhkan embrio, dari sang ibu.
Plasenta dihubungkan dengan
(Umbilical Cord) yang mengandung
umbilikalis. Mesoblast antara ruang
disebut body stalk, menghubungkan
kelak menjadi tali pusat.

umbilikulus embrio melalui tali pusar
dua arteri umbilikalis dan satu vena
amnion danm embrio menjadi padat
embrio dengan dinding trofoblast yang

Pertumbuhan/Perkembangan Embrio Bayi Dalam Rahim Kandungan
Ibu Tiap Bulan
Pertumbuhan dan perkembangan embrio dalam rahim dipengaruhi
oleh beberapa faktor dan subfaktor antara lain :
1.Faktor ibu
2.Faktor embrio
3.Faktor plasenta
Faktor







ibu
Keadaan kesehatan ibu saat hamil
Penyakit yang menyertai kehamilan
Penyulit kehamilan
Kelainan pada uterus
Kehamilan tunggal atau ganda atau triplet
Kebiasaan ibu, merokok, alkohol, kecanduan

Faktor




embrio
Jenis kelamin embrio
Penyimpangan genetik : kelainan kongenital, pertumbuhan abnormal
Infeksi intrauterine

Faktor Plasenta
Plasenta adalah akarnya embrio untuk dapat tumbuh dan berkembang
dengan baik dalam rahim. Karena itu plasenta sangat penting artinya untuk
menjamin kesehatan embrio dalam rahim, yang ditetapkan dengan indeks
plasenta. Indeks plasenta = Berat plasenta
TRIMESTER SATU
MINGGU 1
Pada minggu ini terjadi proses pertemuan antara sel sperma dan sel telur
MINGGU 2
Pembuahan terjadi pada akhir minggu kedua. Sel telur yang telah dibuahi
membelah dua 30 jam setelah dibuahi. Sambil terus membelah, sel telur
bergerak di dalam tuba falopi menuju rahim. Setelah membelah menjadi 32,
sel telur disebut morula.
MINGGU 3
Sel telur yang telah membelah menjadi ratusan akan menempel pada dinding
rahim disebut blastosit. Ukurannya sangat kecil, berdiameter 0,1-0,2 mm.
MINGGU 4
Pada minggu ini embrio mulai membentuk struktur manusia. Saat ini telah
terjadi pembentukan otak dan tulang belakang serta jantung dan aorta
MINGGU 5

10

Terbentuk 3 lapisan yaitu ectoderm, mesoderm dan endoderm. Ectoderm
adalah lapisan yang paling atas yang akan membentuk system saraf pada
embrio tersebut yang seterusnya membentuk otak, tulang belakang, kulit
serta rambut. Lapisan Mesoderm berada pada lapisan tengah yang akan
membentuk organ jantung, panggul, tulang dan organ reproduktif. Lapisan
Endoderm yaitu lapisan paling dalam yang akan membentuk usus, hati,
pankreas dan pundi kencing.
MINGGU 6
Ukuran embrio rata-rata 2-4 mm yang diukur dari puncak kepala hingga
bokong. Tuba saraf sepanjang punggung bayi telah menutup. pada minggu ini
sistem pencernaan dan pernafasan mulai dibentuk, calon kaki dan lengan pun
mulai tampak
MINGGU 7
Akhir minggu ketujuh, panjangnya sekitar 5-13 mm dan beratnya 0,8 gram.
Bagian lengan pun mulai membentuk menjadi bagian bahu dan lengan.
Jantung telah dibagi menjadi bilik kanan dan bilik kiri. Juga sudah mulai
terbentuk saluran udara di paru – paru
MINGGU 8
Panjang kira-kira 14-20 mm. Banyak perubahan yang terjadi pada embrio,
ujung hidung dan kelopak mata mulai berkembang, begitu pula telinga.
Broncus, saluran yang menghubungkan paru-paru dengan tenggorokan, mulai
bercabang. Lengan semakin membesar dan mulai terbentuk siku. Sudah
mulai terbentuk diantaranya pembentukan lubang hidung, bibir, mulut serta
lidah. Mata juga sudah kelihatan berada dibawah membran kulit yang tipis.
Tangan serta kaki juga terbentuk walaupun belum sempurna
MINGGU 9
Telinga bagian luar mulai terbentuk kaki dan tangan terus berkembang berikut
jari kaki dan tangan mulai tampak. Ia mulai bergerak, dengan Doppler bisa
mendengar detak jantungnya. Minggu ini, panjangnya sekitar 22-30 mm dan
beratnya sekitar 4 gram.
MINGGU Ke-10
Semua organ penting yang telah terbentuk mulai bekerjasama. Pertumbuhan
otak meningkat dengan cepat, hampir 250.000 sel saraf baru diproduksi
setiap menit. Panjangnya kira – kira 32-43 mm dan berat 7 gram.
MINGGU Ke-11
Panjang tubuhnya mencapai sekitar 6,5 cm.
dan kakinya mulai tumbuh.

Baik rambut, kuku jari tangan

MINGGU Ke-12
Bentuk wajah bayi lengkap, ada dagu dan hidung kecil. Usus bayi telah berada
di dalam rongga perut. Panjangnya sekitar 63 mm dan beratnya 14 gram.
Mulai proses penyempurnaan seluruh organ tubuh. Bayi membesar beberapa
millimeter setiap hari. Jari kaki dan tangan mulai terbentuk termasuk telinga
dan kelopak mata.
TRIMESTER DUA
MINGGU KE-13
Panjang embrio (dari puncak kepala sampai sakrum/bokong) ditaksir sekitar
65-78 mm. Berat kira-kira 20 gram. Bagian tubuh – tubuh tertentu seperti
mata dan tulang mulai terbentuk dan terisi.

11

MINGGU KE-14
Panjang mencapai kisaran 80-an mm atau 8 cm,berat sekitar 25 gram. Telinga
embrio menempati posisi normal di sisi kiri dan kanan kepala, mata mengarah
ke posisi sebenarnya. Leher terus memanjang sementara dagu tak lagi
menyatu ke dada. Alat-alat kelamin bagian luar juga berkemban, hingga lebih
mudah membedakan jenis kelaminnya.
MINGGU KE-15
Panjang embrio sekitar 10-11 cm, berat kira-kira 80 gram.
MINGGU KE-16
Kini panjangnya mencapai taksiran 12 cm,berat kira-kira 100 gram. Pada usia
ini embrio memproduksi alfafetoprotein, yaitu protein yang hanya dijumpai
pada darah ibu hamil. Bila kadar protein ini berlebih bisa merupakan pertanda
ada masalah serius pada embrio, seperti spina bifida. Sebaliknya, kadar
alfafetoprotein yang rendah bersignifikasi dengan Sindrom Down. Jumlah
alfafetoprotein ini sendiri dapat diukur dengan pemeriksaan air
ketuban/amniosentesis dengan menyuntikkan jarum khusus lewat dinding
perut ibu.
MINGGU KE-17
Panjang tubuh embrio meningkat menjadi 13 cm, berat sekitar 120 gram,
hingga bentuk rahim terlihat oval dan bukan membulat. Akibatnya, rahim
terdorong dari rongga panggul mengarah ke rongga perut. Pertumbuhan
rahim yang pesat ini pun membuat ligamen-ligamen meregang, terutama bila
ada gerakan mendadak. Rasa nyeri atau tak nyaman ini disebut nyeri ligamen
rotundum. Lemak yang juga sering disebut jaringan adiposa mulai terbentuk
di bawah kulit.
MINGGU KE-18
Taksiran panjang embrio adalah 14 cm, berat sekitar 150 gram. Peningkatan
mobilitas persendian ikut mempengaruhi perubahaan postur tubuh sekaligus
menyebabkan keluhan punggung.
MINGGU KE-19
Panjang embrio diperkirakan 13-15 cm,taksiran berat 200 gram. Sistem saraf
embrio yang terbentuk di minggu ke-4, di minggu ini makin sempurna
perkembangannya, yakni dengan diproduksi cairan serebrospinalis yang
mestinya bersirkulasi di otak dan saraf tulang belakang tanpa hambatan.
MINGGU KE-20
Panjang embrio mencapai kisaran 14-16 cm berat sekitar 260 gram. Kulit yang
menutupi tubuh embrio mulai bisa dibedakan menjadi dua lapisan, yakni
lapisan epidermis yang terletak di permukaan dan lapisan dermis yang
merupakan lapisan dalam. Epidermis selanjutnya akan membentuk pola-pola
tertentu pada ujung jari, telapak tangan maupun telapak kaki. Sedangkan
lapisan dermis mengandung pembuluh-pembuluh darah kecil, saraf dan
sejumlah besar lemak.
MINGGU KE-21
Beratnya sekitar 350 gram,panjang kira-kira 18 cm. Pada minggu ini, berbagai
sistem organ tubuh mengalami pematangan fungsi dan perkembangan.
MINGGU KE-22
Berat mencapai taksiran 400-500 gram,panjang sekitar 19 cm. Di usia ini pula
kelopak mata mulai menjalankan fungsinya untuk melindungi mata dengan
gerakan menutup dan membuka. Jantung embrio yang terbentuk di minggu

12

ke-5 pun mengalami “modifikasi” sedemikian rupa dan mulai menjalankan
fungsinya memompa darah
MINGGU KE-23
Berat hampir mencapai 550 gram, panjang sekitar 20 cm.
tubuhnya secara keseluruhan sudah mulai terbentuk sempurna.

Wajah dan

MINGGU KE-24
Berat yang diperkirakan mencapai 600 gram,panjang sekitar 21 cm. Rahim
terletak sekitar 5 cm di atas pusar atau sekitar 24 cm di atas simfisis
pubis/tulang kemaluan. Bulu mata sudah mulai tumbuh pada masa ini. Dan
diperkirakan pendengerannya juga sudah mulai bekerja
MINGGU KE-25
Berat bayi kini mencapai sekitar 700 gram, panjang dari puncak kepala
sampai bokong kira-kira 22 cm. Jarak dari puncak rahim ke simfisis pubis
sekitar 25 cm.
MINGGU KE-26
Di usia ini berat bayi diperkirakan hampir mencapai 850 gram,panjang dari
bokong dan puncak kepala sekitar 23 cm. Denyut jantung sudah jelas-jelas
terdengar, normalnya 120-160 denyut per menit.
MINGGU KE-27
Beratnya kini melebihi 1000 gram, panjang totalnya mencapai 34 cm dengan
panjang bokong ke puncak kepala sekitar 24 cm. Di minggu ini kelopak mata
mulai membuka. Sementara retina yang berada di bagian belakang mata,
membentuk lapisan-lapisan yang berfungsi menerima cahaya dan informasi
mengenai pencahayaan itu sekaligus meneruskannya ke otak.
.
MINGGU KE-28
Puncak rahim berada kira-kira 8 cm di atas pusar. Gerakan embrio
makin kuat dengan intensitas yang makin sering, sementara denyut
jantungnya pun kian mudah didengar. Berat sekitar 1100 gram dengan
kisaran panjang 35-38 cm.
Jumlah jaringan otak di usia kehamilan ini meningkat. Begitu juga
rambut kepalanya terus bertumbuh makin panjang. Alis dan kelopak matanya
pun terbentuk, sementara selaput yang semula menutupi bola matanya sudah
hilang.
TRIMESTER TIGA
MINGGU KE-29
Beratnya sekitar 1250 gram, panjang rata-rata 37 cm.
MINGGU KE-30
Beratnya mencapai 1400 gram,kisaran panjang 38 cm. Puncak rahim yang
berada sekitar 10 cm di atas pusar. Mulai denyutan halus, sikutan/tendangan
sampai gerak cepat meliuk-liuk yang menimbulkan rasa nyeri.
MINGGU KE-31
Berat bayi sekitar 1600 gram, taksiran panjang 40 cm.
MINGGU KE-32
Pada usia ini berat bayi harus berkisar 1800-2000 gram,panjang tubuh 42 cm.

13

MINGGU KE-33
Beratnya lebih dari 2000 gram, panjangnya sekitar 43 cm.
MINGGU KE-34
Berat bayi hampir 2275 gram,taksiran panjang sekitar 44 cm. Idealnya, di
minggu ini dilakukan tes untuk menilai kondisi kesehatan si bayi secara
umum. Penggunaan USG bisa dimanfaatkan untuk pemeriksaan ini, terutama
evaluasi terhadap otak, jantung dan organ lain.
MINGGU KE-35
Secara fisik bayi berukuran sekitar 45 cm,berat 2450 gram. Mulai minggu ini
bayi umumnya sudah matang fungsi paru-parunya. Ini sangat penting karena
kematangan paru-paru sangat menentukan life viabilitas atau kemampuan si
bayi untuk bertahan hidup. Kematangan fungsi paru-paru ini sendiri akan
dilakukan lewat pengambilan cairan amnion untuk menilai lesitin spingomyelin
atau selaput tipis yang menyelubungi paru-paru.
MINGGU KE-36
Berat bayi harusnya mencapai 2500 gram, panjang 46 cm. Pemeriksaan rutin
diperketat jadi seminggu sekali.
MINGGU KE-37
Dengan panjang 47 cm, berat 2950 gram. Di usia ini bayi dikatakan aterm
atau siap lahir karena seluruh fungsi organ-organ tubuhnya bisa matang untuk
bekerja sendiri. Kepala bayi biasanya masuk ke jalan lahir dengan posisi siap
lahir.
MINGGU KE-38
Berat bayi sekitar 3100 gram,panjang 48 cm.
MINGGU KE-39
Di usia kehamilan ini bayi mencapai berat sekitar 3250 gram, panjang sekitar
49 cm. Di minggu ini perlu siaga menjaga agar kehamilan jangan sampai
postmatur atau lewat waktu. Karena bila terjadi hal demikian, plasenta tak
mampu lagi menjalani fungsinya untuk menyerap suplai makanan dari ibu ke
bayi, hingga kekurangan gizi.
MINGGU KE-40
Panjangnya mencapai kisaran 45-55 cm, berat sekitar 3300 gram. Betul-betul
cukup bulan dan siap dilahirkan.Jika laki-laki, testisnya sudah turun ke
skrotum. Pada wanita, labia mayora (bibir kemaluan bagian luar) sudah
berkembang baik dan menutupi labia minora (bibir kemaluan bagian dalam).
2.1

IUGR

Pengertian
Pertumbuhan janin terlambat ( IUGR ) adalah terlambatnya tumbuh
kembang janin dalam rahim sehingga beberapa parameter janin kurang dari
10 persentil ( kurang 2 SD ) dari tumbuh kembang umur yang seharusnya.
Tanda dan Gejala
1. Gangguan pada uterus dan janin untuk tumbuh normal diatas periode 4
minggu.

14

2. TFU paling sedikit kurang 3 cm dari harapan untuk jumlah terhadap usia
kehamilan dari pengukuran TFU sebelumnya.
3. Pertambahan berat badan yang tidak adekuat: Kurang dari 4,5 kg pada
trimester pertama kehamilan dan kurang dari 1 kg per bulan pada
trimester kedua
4. Gerakan janin yang kurang.
5. Kekurangan volume cairan amnion.
6. Lingkaran abdomen kecil
Penyebab
Faktor yang dapat menimbulkan gangguan tumbuh kembang janin
dalam rahim adalah ibu, plasenta, dan janin itu sendiri.
1. Faktor ibu
1) Faktor gangguan nutrisi ibu mempengaruhi tumbuh kembang
janin dalam rahim, sedangkan faktor lainnya dalam batas
normal.
2) Faktor tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:
a. Penyakit yang menyertai ibu:
Hipertensi
Jantung
b. Anemia pada kehamilan
c. Nutrisi ibu yang kurang:
Malnutrisi
Anemia pada kehamilan
d. Kebiasaan yang kurang benar (sehat) saat hamil:
Merokok di atas 10 batang/hari
Meminum minuman yang beralkohol
2. Faktor plasenta
1) Insufisiensia plasenta:
Praeklampsia/eklampsia
Penyakit DM
3. Faktor janin sendiri
1) Kelainan kongenital
2) kehamilan ganda
3) infeksi intrauterin
Bentuk pertumbuhan janin terlambat (IUGR)
Bentuk pertumbuhan janin terlambat (IUGR) dapat dijabarkan
sebagai berikut:
a. Pertumbuhan janin terlambat simetris (tipe I)

15

Tipe tumbuh kembang terlambat simetris dapat disebabkan
oleh kelainan pada janin itu sendiri, yaitu:
1) Kelainan kongenital/genetik
2) Infeksi intrauterine
3) Intoksikasi teratogenik
b. Pertumbuhan janin terlambat asimetris ( tipe II )
Tipe ini terutama disebabkan oleh faktor aliran nutrisi yang
mengalami gangguan:
1) Hipertensi
2) Kehamilan dengan penyakit
3) Malnutrisi-anemia
4) Kehamilan ganda
c. Pertumbuhan janin terlambat tipe kombinasi
Tipe ini disebabkan oleh faktor ibu dan janin secara bersama –
sama, yaitu:
1) Malnutrisi
2) Obat – obatan
3) Pecandu rokok dan alkohol
Penanganan
Menegakkan Diagnosis Pertumbuhan Janin Terlambat
Untuk dapat menegakkan diagnosis pertumbuhan janin terlambat (PJTIUGR), ditetapkan berdasarkan:
1. Anamnesis untuk menemukan faktor risiko:
a. Hipertensi
b. Penyakit menahun, seperti:
1) Jantung
2) Paru – paru
3) Ginjal
c. Faktor kecanduan, seperti:
1) Obat – obatan
2) Alkohol
3) Perokok
d. Infeksi intrauterin, seperti:
1) TORCH atau AIDS

16

2. Pemeriksaan faktor risiko secara fisik
3. Pengukuran tumbuh kembang janin intrauterin:
a. Tingginya fundus uteri
Secara klinik pemeriksaan tinggi fundus umumnya dalam
sentimeter akan sesuai dengan usia kehamilan. Bila lebih
rendah dari 3 cm, patut dicurigai adanya IUGR meskipun
sensitivitasnya hanya 40%.
b. Lingkaran perut
c. Pertambahan berat badan
4. Pemeriksaan secara Velosimetri Doppler
Pemeriksaan secara velosimetri doppler arus darah:
Arteri umbilical, arteri uterin dan arteri spiralis mungkin dapat
mencurigai secara awal adanya arus darah yang abnormal atau
pertumbuhan janin terlambat. Penggunaan velosimetri doppler
dalam penatalaksanaan pertumbuhan janin terhambat telah
direkomendasikan sebagai kemungkinan pendukung untuk
teknik pemeriksaan janin lainnya seperti uji nonstres atau profil
biofisik.

17

Sumber: Obstetri Williams Edisi 21, 2005:840
Keterangan: Studi velosimetri Doppler arteri umbilicalis janin, berkisar
dari normal sampai sangat abnormal.
A. Pola velosimetri normal dengan rasio S/D 32
minggu)
2. setelah kehamilan 30 minggu, koitus dan perjalanan jauh sebaiknya
dihindari, karena akan merangsang partus prematurus
3. pemakaian korset gurita yang tidak terlalu ketat diperbolehkan, supaya
terasa lebih ringan
4. periksa darah lengkap, Hb, dan golongan darah
Penanganan Dalam Persalinan
1. bila anak pertama letaknya membujur, kala I diawasi seperti biasa, ditolong
seperti biasa dengan episiotomi mediolateralis
2. setelah itu baru waspada, lakukan periksa luar, periksa dalam untuk

23

menentukan keadaan anak kedua. Tunggu sambil memeriksa tekanan darah
dan lain-lain
3. biasanya dalam 5-10 menit lagi his akan kuat lagi. Bila anak kedua terletak
membujur, ketuban dipecahkan pelan-pelan supaya air ketuban tidak mengalir
deras keluar. Tunggu dan pimpin persalinan anak kedua seperti biasa
4. waspadalah atas kemungkinan terjadinya perdarahan post partum, maka
sebaiknya pasang infuse profilaksis
5. bila ada kelainan letak pada anak kedua, misalnya melintang atau prolaps
tali pusat dan solusio pasenta, maka janin dilahirkan dengan cara operatif
obstetric :
• pada letak lintang coba versi luar dulu, atau lahirkan dengan cara versi dan
ekstraksi
• pada letak kepala, persalinan dipercepat dengan ekstraksi vakum atau
forseps
• pada letak bokong/kaki, ekstraksi bokong/kaki
6. indikasi seksio saesaria hanya pada :
• janin pertama letak lintang
• bila terjadi prolaps tali pusat
• plasenta previa
• terjadi interlocking pada letak janin 69, anak pertama letak sungsang dan
anak kedua letak kepala
7. kala IV diawasi terhadap kemungkinan terjadinya perdarahan postpartum :
berikan suntikan sinto-metrin yaitu 10 satuan sintosinon tambah 0,2 mg
methergin IV

24

3. STRUKTUR, FUNGSI DAN STRUKTUR TALI PUSAT/PLASENTA
3.1 Struktur, fungsi, dan sirkulasi plasenta
1. Pengertian Plasenta
Plasenta merupakan organ kehidupan dengan sejumlah fungsi untuk
menyokong dan melindungi janin. Plasenta memungkinkan pertukaran antara
oksigen dan karbondioksida pada janin, merupakan jalan masuk bagi nutrien
penting untuk tubuh, ekskresi produk sisa metabolisme dan proses
metabolisme yang diperlukan oleh tubuh.
2. Struktur Plasenta
Menjelang
komponen:

permulaan

bulan

keempat,

plasenta

mempunyai

dua

a. Bagian janin, yang dibentuk oleh korion frondosum
b. bagian ibu yang dibentuk oleh desidua basalis.
Pada sisi janin, plasenta dibatasi oleh lempeng korion. Pada sisi ibu oleh
desidua basalis, yang lempeng desidua-nya berhubungan paling erat ke
plasenta. Pada daerah persambungan ini, sel-sel tropoblas dan desidua
bercampur aduk. Zona ini ditandai dengan sel-sel raksasa desidua dan
sinsitium, dan kaya akan bahan mukopolisakarida amorf. Pada saat ini,
kebanyakan sel sitotrofoblas sudah berdegenerasi. Di antara lempeng korion
dan lempeng desidua terdapat ruang antar-villi yang berisi darah ibu. Ruangruang ini terbentuk dari lakuna-lakuna di dalam sinsitiotrofoblas dan dilapisi
oleh sinsitium yang berasal dari janin. Percabangan villi ini tumbuh ke dalam
danau-danau darah antar-villi.
Selama bulan keempat dan kelima, desidua membentuk banyak sekat,
sekat desidua, yang menonjol ke dalam ruang antarvilli tetapi tidak mencapai
lempeng korion. Sekat-sekat ini mempunyai inti dari jaringan ibu, tetapi
permukaannya dibungkus oleh selapis sel sinsitium, sehingga selamanya
terdapat selapis sinsitium yang memisahkan darah ibu di danau antar-villi dari
jaringan janin pada villi tersebut. Sebagai akibat terbentuknya sekat-sekat ini,
plasenta terbagi menjadi sejumlah ruangan atau kotiledon. Oleh karena sekat
desidua tidak mencapai lempeng korion, hubungan antar ruang antar-villi di
dalam berbagai kotiledon tetap terpelihara.
Sebagai akibat berlanjutnya pertumbuhan janin dan bertambah besarnya
Rahim, plasenta juga membesar. Penambahan luas permukaan secara kasar
sebanding dengan pembesaran Rahim, dan di sepanjang kehamilan, plasenta
menutupi kira-kira 25 sampai 30 persen permukaan dalam Rahim. Bertambah
tebalnya plasenta disebabkan oleh arborisasi villi-villi yang sudah ada dan
bukan karena penembusan lebih jauh ke dalam jaringan ibu.

25

3. Fungsi Plasenta
Plasenta memiliki tiga fungsi, yaitu :
1. sebagai organ metabolisme
2. sebagai organ yang melakukan transfer
3. sebagai organ endokrin yang berperan dalam sintesis, produksi dan
sekresi baik hormone protein maupun hormone steroid.
4. Sirkulasi Plasenta

Sirkulasi plasenta terdiri atas dua sirkulasi terpisah, yakni sirkulasi ibu dan
sirkulasi janin, yang memiliki area pertukaran materi antara dua sirkulasi
seperti yang berlangsung melalui membran plasenta. Membran plasenta
terdiri atas lapisan-lapisan antara darah yang beredar pada sirkulasi janin dan
ibu. Lapisan-lapisan ini adalah trofoblas (sinsitiotrofoblas primer), jaringan
penghubung pada vili korionik, dan endotel pada kapiler janin. Membran
plasenta mendapat istilah yang tidak tepat, yakni sebagai penghalang
plasenta, meski sebagian besar substansinya, termasuk obat-obatan, dapat
dideteksi telah melewati membran ini.Tanpa memperhatikan seberapa tipis
membran ini pada akhirnya setelah plasenta matang, baik fungsi maupun
efektivitas membran sama sekali tidak mengalami perubahan.
Sirkulasi janin ke plasenta berasal dari dua arteri umbilikus. Melalui
arteri ini, darah yang telah mengalami deoksigenasi meninggalkan janin.
Arteri ini akan terbagi lagi dan bercabang pada pelat korionik kemudian
masuk ke dalam vili korionik. Di sini terjadi pembagian lebih lanjut pada
cabang-cabang vili yang akan membentuk jaringan vena kapiler yang meluas
pada pembagian akhirnya. Pada saat ini terjadi transfer yang memungkinkan
transfer materi antara sirkulasi janin dan ibu, yang berlangsung pada
membran plasenta. Sirkulasi balik ke janin adalah menuju percabangan vena
umbilikus, yang serupa dengan percabangan arteri menuju pelat korionik dan

26

kemudian dengan pertemuan lebih lanjut ke vena umbilikus. Di sini darah
yang kaya oksigen akan dibawa menuju fetus.
Sirkulasi ibu pada plasenta biasanya berada diluar sistem peredaran
darah ibu. Darah yang kaya oksigen masuk ke ruang antarvilus melalui arteriarteri endometrium spiral, sedangkan darah yang tidak kaya oksigen akan
keluar dari ruang antarvilus melalui muara vena yang menuju vena umbilikus.
Jalan masuk arteri dan jalan keluar vena yang menyuplai tiap kotiledon secara
acak berpencar melalui plasenta. Meski berbagai ahli telah mengajukan
sejumlah angka, kemungkina terdapat kurang lebih 120 jalan masuk arteri
spiral ke dalam ruang antarvilus dari plasenta yang telah matang. Darah
masuk ke dalam ruang antivilus dari plasenta yang telah matang. Darah
masuk ke dalam ruang antarvilus dari telah matang. Darah masuk ke dalam
ruang antarvilus dari arteri spiral ke dalam ruang antarvilus dari plasenta yang
telah matang. Darah masuk ke dalam ke dalam ruang antarvilus dari arteri
spiral yang berada di bawah tekanan yang luar biasa, sesuai kondisi tekanan
darah ibu. Hasilnya aliran darah yang menyembur secara ritmik ke dalam dan
melalui ruang antarvilus menuju pelat korionik. Darah kemudian diedarkan ke
samping dengan batasan ini dan mengalir pada permukaan banyak cabang
pada vili korionik. Aliran ini cukup lambat sehingga memungkinkan pertukaran
materi antara sirkulasi ibu dan janin sepanjang membran plasenta. Pada
akhirnya darah ibu yang telah mengalami deoksigenasi keluar melalui
gerbang vena.
3.2 Struktur, Fungsi, Dan Sirkulasi Tali Pusat
1. Pengertian Tali Pusat

Tali pusat atau funiculus umbilicalis adalah saluran kehidupan bagi janin
selama dalam kandungan. Dikatakan saluran kehidupan karena saluran inilah
yang selama kehamilan menyuplai zat-zat gizi dan oksigen ke janin. Tetapi
begitu bayi lahir, saluran ini sudah