PERANG DUNIA 1 dan (1)

PERANG DUNIA 1
Tugas Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
Sejarah

Disusun Oleh :

DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMP NEGERI 1 MASARAN
TAHUN PELAJARAN 2013/2014

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan Puji Syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas Rahmat dan
Hidayah-Nya yang telah memberikan kami akal sehat untuk membuat tugas IPS (Sejarah).
Tugas IPS (Sejarah) ini kami buat untuk melengkapi tugas-tugas kami khususnya di Bidang
IPS.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak/Ibu Guru pembimbing yang telah
mengajari kepada kami hal-hal yang tidak kami ketahui tentang IPS (Sejarah).Dan kami juga
menyadari tugas IPS (Sejarah) ini masih banyak kekurangan dan belum sempurna, oleh
karena itu kami mohon kritik dan saran dari Bapak/Ibu Guru dan dari berbagai pihak. Agar
bisa membuat tugas IPS (Sejarah) ini lebih bagus, kami berharap semoga tugas IPS (Sejarah)

ini berguna terutama untuk Bidang IPS (Sejarah).

Penulis

DAFTAR ISI
1. JUDUL…………………………………………………………………………………
2. KATA PENGANTAR …………………………...……………………………………
3. KATA PERSEMBAHAN……………………………………………………………...

4. DAFTAR ISI……………………………………………………………………….......
5. BAB I ( LATAR BELAKANG PD 1 )………………………………………………...
6. BAB II ( PENYEBAB TERJADINYA PD 1 ) ………………………………………..
7. BAB III ( JALANNYA PEPERANGAN PD 1 ) ……………………………………...
8. BAB IV ( BERAKHIRNYA PD 1 )………………….……………………………......
9. BAB V ( AKIBAT PD 1 ) …………………………………………………………….
10. PENUTUP …………………………………………………………………………….

BAB I
Latar Belakang
Perang Dunia 1 bermula di Eropa pada tahun 1914. Amerika Serikat pada mulanya

tidak ikut serta dalam perang Dunia 1, meski merasa memiliki hak netral untuk tidak

berpihak pada sisi manapun. Meskipun demikian, kedua blok dalam perang tersebut yakni
Triple Entente (Blok Sekutu) dan Triple Aliansi (Blok AS) berusaha untuk mempengaruhi
Amerika Serikat supaya masuk dalam Bloknya. Pada tanggal 4 Agustus 1914, ketika perang
berkobar Presiden Wilson mengumumkan netralitas Amerika Serikat dalam perang itu.
Sebagai Negara netral, Amerika Serikat mempunyai hak untuk bersikap yang secara historis
dan meyakinkan berada di bawah naungan hukum internasional melalui kegiatan sebagai
berikut :
1. Amerika Serikat sebagai Negara netral dapat melakukan kegiatan menjual barang-barang
senjata dan peralatan mesin perang yang lainnya dengan Negara yang sedang berperang.
Sementara itu pihak Negara yang sedang berperang dapat menekan perdagangan ini dengan
saling blockade untuk menghentikan iringan kapal yang membawa barang-barang tersebut,
namun blockade harus efektif yakni dengan sejumlah kapal perang untuk patroli.
2.

Jika kapal dagang dari Negara netral atau musuh berlayar dan tertangkap, maka boleh

dimiliki dan diambil alih dalam keadaan tertentu, namun tidak boleh ditenggelamkan
sehingga membahayakan keamanan awak dan penumpangnya dibawah hukum itu dan

kebijakan Amerika Serikat, hal ini menjadi tugas bagi Presiden Woodrow Wilson dalam
perdagangan sebagai Negara netral.
3. Dan dia juga harus menghadapi keluhan tentang kekerasan terhadap Negara netral dari
Negara-negara yang berperang.
Pemicu Perang Dunia 1 terkait terbunuhnya seorang pewaris tahta Austria-Hongaria
yang bernama Pangeran Franz Ferdinand oleh seorang mahasiswa Serbia bernama Gavrilo
Princip pada 28 Juni 1914. Meskipun dipicu pembunuhan ini namun ada latar belakang yang
lebih realistic mengenai sebab-sebab meletusnya Perang Dunia 1 yakni terkait dengan
terbentuknya Aliansi dan counterbalances yang berkembang antara kekuasaan di Eropa
selama abad ke-19, sejak kekalahan Napoleon Bonaparte di Waterloo tahun 1815 yang

menyebabkan terjadinya “terangkatnya” kekuasaan Napoleon Bonaparte di Negara-negara
Eropa yang pada gilirannya sebagai akibat langsung adanya Revolusi Perancis (1789) yang
menggulinggkan Monarki Perancis.
Keadaan Ekonomi Amerika Serikat setelah perang Dunia 1
a) Krisis Ekonomi
Ekonomi Amerika Serikat Pascaperang kembali tidak normal, akibatnya pekerja
menjadi tidak puas dengan meningkatnya biaya hidup, jam kerja menjadi panjang, dan
manajemen yang tidak punya rasa simpati. Tahun 1919, lebih dari 4 juta jiwa pekerja
mengadakan aksi mogok. Pada tahun 1920 telah diadakan pemilihan presiden yang

dimenangkan oleh Partai Republik Warren G.Harding. kemudian pada waktu itu untuk
menjaga kemakmuran yang ada dibuatlah kebijakan pemerintah yang sangat konservatif. Hal
ini diyakini bahwa akan dapat membesarkan usaha swasta yang pada akhirnya mampu
membesarkan usaha swasta dan meningkatkan kemakmuran. Ledakan ekonomi yang terjadi
seusai Perang Dunia 1 berupa aliran keuangan yang hancur secara dramatis dan banyak
negara meninggalkan sistem gold standard untuk menggantinya dengan sistem floating
currencies.
Pada tahun 1920-an, setelah perang usai, terdapat usaha untuk mengembalika sistem
gold standards. Sistem ini mampu menciptakan kondisi yang sangat menguntungkan bagi
dunia industry di Amerika. Sepanjang tahun 1920, usaha swasta menerima dorongan yang
substansial, termasuk pinjaman pembangunan, kontrak perantara yang menguntungkan, dan
tunjangan langsung lainnya. Begitu juga kebijakan partai Republik di bidang pertanian
mendapatkan kecaman besar karena para petani hanya mendapatkan sedikit kemakmuran
bagi pertanian dan naiknya harga hasil pertanian. Hal ini disebabkan adanya permintaan akan
produk pertanian Amerika yang tak terduga pada masa perang. Kemakmuran ini mendorong
kuat para petani untuk berproduksi.

Tetapi pada akhir 1920, permintaan masa perang yang berhenti mendadak, harga hasil
pokok pertanian merosot tajam, hilangnya pasar luar negeri. Dengan begitu petani Amerika
sulit menjual produk mereka di tempat yang Amerika tidak melakukan pembelian barang

karena kebijakan tarif impornya sendiri. Perlahan-lahan pintu pasar dunia tertutup. Ketika
terjadi depresi hebat (1930-an), harga hasil pertanian yang sudah lemah menjadi hancur.
Undang-undang pajak tahun 1922 dan 1930 menjadikan nilai pajak masuk ke angka
tertinggi. Yang kedua dari undang-undang Smooth-Hawley tahun 1930, menetapkan
pungutan yang tinggi sehingga lebih dari 1000 pakar ekonomi meminta Presiden Herbert
Hoover memvetonya. Depresi ekonomi 1929 ini dipicu oleh jatuhnya bursa saham NYSE
pada bulan oktober 1929 akibat ledakan spekulatif yang disebut Economic buble (gelembung
Ekonomi). Kenaikan harga saham mengakibatkan terjadinya penjualan saham secara besarbesaran yang menyebabkan pasar saham runtuh dan indeks harga saham turun drastis.
Instabilitas akibat depresi ini menghancurkan kondisi perekonomian Amerikia Serikat.
Bahkan pengangguran semakin meningkat akibat ketidakmampuan pasar menyerap tenaga
kerja dan daya beli masyarakat semakin menurun.
Keadaan Sosial Ekonomi Amerika Serikat PraKrisis 1929, mengalami stagnansi dunia
industri pada akhir tahun 1925, Kelebihan produksi di industri automobil pada tahun 1928.
Kemudiaan peningkatan tingkat suku bunga dari 4,06% per tahun menjadi 7,6% per tahun
pada tahun 1927. Hal ini disebabkan besarnya angka pembelian secara kredit yang tidak
dibayarkan secara lancar dan juga besarnya modal milik orang-orang Amerika yang
diinvestasikan di luar negeri.
Peningkatan pola konsumsi masyarakat tidak diiringi dengan peningkatan pendapatan,
sementara masyarakat semakin banyak membeli barang-barang sekunder dengan sistem
kredit. Akibatnya, kelebihan produksi yang kemudian membuat banyak barang tidak laku di


pasaran. Hingga perekonomian Amerika Serikat pun memburuk dan mencapai puncak pada
saat jatuhnya nilai saham di Wallstreet pada tahun 1929.
Pemerintah Amerika turut andil menjadi penyebab terjadinya krisis ekonomi 1929.
Salah satunya adalah kebijakan proteksionisme (kebijakan melakukan perlindungan terhadap
barang-barang produksi dalam negeri). Dalam kebijakan tersebut diberlakukan pajak yang
sangat tinggi atas barang-barang import. Hal ini menimbulkan reaksi dari negara-negara lain
yang kemudian turut menaikkan pajak yang tinggi atas barang-barang hasil produksi
Amerika.
Tepatnya pada hari Kamis, 24 Oktober 1929, nilai saham di Wall Street menurun
drastis, yang mengakibatkan terjadinya “krach de Wall Street”. Pada hari tersebut, nilai
saham di Wall Street sedang dalam keadaan yang tinggi sehingga banyak orang yang menjual
sahamnya secara bersamaan. Terjadi 13 juta aksi penjualan saham secara bersamaan yang
mengakibatkan jatuhnya harga saham.
Krisis kelebihan produksi secara umum. Dalam bidang pertanian, krisis ini terlihat
sebelum tahun 1929 dengan jatuhnya harga sejak tahun 1925-1926 di semua negara. Di
bidang industri, krisis ini terjadi karena batas waktu pembayaran yang ditangguhkan pada
tahun 1929 dengan alasan:
1. Bertumpu pada metode yang beraneka ragam yang dilakukan untuk menstimulasi
konsumsi, terutama dengan penjualan kredit (Amerika Serikat).

2. Kebutuhan-kebutuhan yang dipenuhi masih tetap penting (kasus negara lain). Namun
suatu hari penawaran dari Amerika melebihi tingkat permintaan di wilayah Eropa padahal
perekonomian Eropa sedang hancur karena perang.
Dalam 18 bulan pertama 1929-1932, banyak bank kecil dan menengah yang bangkrut,
sedangkan bank berskala besar tidak mengalami kebangkrutan. Politik moneter Amerika pada
dasarnya membuat pertahanan akan mata uangnya sangat kuat dengan peredaran yang

terbatas sehingga menghasilkan kestabilan harga, jumlah ekspor, dan lancarnya pengurasan
cadangan emas dunia oleh AS. Pada tahun 1928, terjadi kekurangan kebutuhan atas mata
uang sehingga masyarakat beralih ke kredit yang segera melampaui batas dan menimbulkan
kejatuhan saham dan 40 % nilai saham hilang. Bahkan setelah runtuhnya pasar saham,
politikus dan pemimpin industry terus mengeluarkan prediksi optimis bagi perekonomian
Negara. sampai tahun 1933 saham di Bursa Efek New York nilainya kurang dari 1/5 yang
pernah tercapai pada puncaknya di tahun 1929. Akibatnya pabrik bangkrut bahkan tutup dan
bank gagal berdiri sehingga menimbulkan pengangguran.
Tahun 1930-an terjadi krisis keuangan yang memicu runtuhnya sistem pinjaman dan
gold standard. Selanjutnya , AS menggantikan Inggris sebagai kreditor bagi perekonomian
dunia, dan kala itu dolar AS menjadi mata uang ternkuat dan terpercaya di dunia
internasional. Selanjutnya Penggunaan teknologi modern dan juga dukungan pemerintah
yang kuat di sektor tersebut, dan tatanan sosial dan ekonomi yang baik di masyarakat menjadi

faktor pendukung kejayaan Amerika Serikat.
Industri Amerika pun mengalami kemajuan yang pesat bahkan 44% produksi batu
bara dunia dikuasai oleh Amerika Serikat. Dengan kemapanan ekonominya Amerika Serikat
mampu memberikan bantuan ekonomi kepada Eropa untuk bangkit kembali dari
keterpurukannya pasca perang. Gaya hidup masyarakat yang menggemari sistem kredit,
menginvestasi uang mereka dengan membeli saham dan pola hidup konsumtif pun
menunjukkan kemakmuran negaranya.
Dapat dikatakan Depresi besar atau Great Depression merupakan suatu peristiwa
kemerosoton atau depresi ekonomi terparah yang khususnya melanda Amerika, namun juga
berpengaruh pada negara-negara lain di berbagai penjuru dunia. Peristiwa ini terjadi di tahun
1929 hingga awal 1940, yang mana disebabkan karena:
1. Jatuhnya Bursa Saham (Stock Market Crash) di tahun 1929

Jatuhnya bursa saham pada bulan Oktober 1929 di Amerika atau yang lebih
sering disebut Black Tuesday disinyalir sebagai penyebab utama dari Great Depression.
Peristiwa ini menyebabkan hampir seluruh pemegang saham mengalami kerugian yang
ditaksir lebih dari empat milyar dolar Amerika. Pemerintah Amerika berusaha mengatasi
dampak dari jatuhnya bursa saham dengan memaksa sebagian besar bank untuk tutup,
akibatnya terjadi kepanikan yangefeknya tidak hanya dialami oleh penduduk Amerika
melainkan sudah lintas negara. Kepanikanini membuat masyarakat yang khawatir simpanan

mereka di bank hilang berbondong-bondong mendatangi bank yang masih buka untuk dapat
menarik uang simpanan mereka. Hal ini secaracepat berimbas pada terjadinya kebankrutan di
sejumlah bank, dan terjadinya Great Depression diakhir 1930 tidak dapat terelakkan lagi.
2. Kegagalan bank (bank failures)
Sepanjang tahun 1930 setelah terjadinya stock market crash jumlah bank di
Amerika danEropa yang lumpuh dan mengalami kebangkrutan semakin bertambah hingga
mencapai 9000 bank. Pemerintah tidak lagi mampu memberikan jaminan terhadap simpanan
yang terisisa,akibatnya bank dalam keadaan uninsured dan tidak lagi dapat memberikan
pinjaman baginasabah. Keadaan ini semakin memperburuk situasi karena mayoritas
masyarakat kehilangan uangnya, dan sehingga kesulitan ekonomi tidak hanya dirasakan oleh
negara melainkan sudah berdampak pada masyarakat luas.
3. Menurunnya daya beli masyarakat (Reduction in Purchasing)
Adanya stock market crash dan hilangnya simpanan masyarakat di bank
menyebabkan daya beli masyarakat menurun dan bahkan masyarakat tidak mampu membeli
barang. Inimenyebabkan perusahaan harus berhenti melakukan produksi, dan akibatnya para
pekerja pundiberhentikan sehingga angka pengangguran ketika itu naik hingga 25%. Ini
menyebabkan roda perekonomian tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya, dan keadaan
depresi ekonomi pun semakin parah.

b) Masa Presiden Franklin

Franklin Delano Roosevelt adalah Presiden Amerika Serikat yang ke-32 dan
merupakan satu-satunya Presiden Amerika yang terpilih empat kali dalam masa jabatan dari
tahun 1933 hingga 1945. Pada itu Amerika mengalami puncak masa depresi lebih dari 13 juta
rakyat Amerika tidak mempunyai pekerjaan, dan susunan perbankan tidak beraturan. Franklin
D. Roosevelt memberikan harapan kepada rakyat Amerika dan berjanji akan mengambil
tindakan tegas dan cepat. Salah satu pernyataannya yang terkenal pada amanat pelantikannya
kepada bangsa Amerika adalah kebijakan New Deal yaitu ”Satu-satunya yang kita perlu
takutkan hanyalah rasa takut itu sendiri”.
Dalam pergertian lain New Deal merupakan perkenalan jenis reformasi sosial dan
ekonomi yang sudah kenal lama di Eropa lebih dari satu generasi dan lebih jauh lagi New
Deal mewakili puncak kecenderungan jangka panjang untuk meninggalkan kapitalisme
laissez-faire (perekonomian tanpa campur tangan pemerintah) dan menginginkan peraturan
reformasi dari Negara bagian maupun nasional yang diperkenalkan pada era progresif
pemerintahan Theodore Roosevelt dan Woodrow Wilson (1880).
Dalam pelaksanaannya New Deal adalah cepatnya peraturan-peraturan itu dibuat.
Sebelumnya, peraturan yang dibuat dapat memakan waktu sampai beberapa generasi, banyak
perubahan aturan dibuat terburu-buru dan pelaksaaannya lemah akibatnya beberapa peraturan
malah saling bertentangan. Sehingga kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah terputus
atau terhenti, namun setelah diterapkan program New Deal mulai membangkitkan kembali
kepercayaan dan minat masyarakat Amerika terhadap pemerintah. Dalam seratus hari

pertama pemerintahan FDR mengusulkan rencana besar-besaran untuk:
1.

Menghidupkan kembali kegiatan perusahaan dan pertanian. Dengan cara mendirikan

lembaga-lembaga baru di pemerintahaan yang menyediakan fasilitas kredit ringan untuk
industri dan pertanian.

2.

Memberi bantuan kepada para penganggur dan kepada mereka yang terancam akan

kehilangan ladang dan tempat tinggalnya. (lapangan pekerjaan untuk para pengangguran).
3.

Memperbaiki sistem perbankan dan kredit. Dengan langkah bank-bank ditutup terlebih

dahulu dan dibuka kembali apabila telah membayar utang. Pemerintah mengunakan
kebijakan inflasi mata uang yang moderat untuk mengawali gerakan peningkatan harga
komoditas dan untuk membayar cicilan kepada para debitur.
Pasca pemerintahan Roosevelt masa seratus hari pertama memegang jabatan, ia telah
menunjukkan diri sebagai pemimpin negara yang cakap. Ia memperoleh dukungan rakyat
yang unik dalam sejarah Amerika dalam melancarkan sebuah program percobaan yang
bertujuan mencapai apa yang disebut sebagi sistem yang bersifat lebih sosial dan lebih
demokratis.
Program itu dikenal dengan nama "New Deal”. Pada 1936 di tahun pemilihan
Presiden, revolusi damai dalam bidang ekonomi dan sosial yang dilancarkan oleh Presiden
Roosevelt telah berhasil membawa perbaikan dan pembangunan kembali sebagian Amerika.
Oleh karena itu ia dipilih kembali sebagai Presiden Amerika dengan jumlah suara yang besar.
Selama jabatannya yang kedua, dari 1937 sampai 1940 Presiden Roosevelt
menghadapi banyak kesukaran. Ia berbeda pendapat dengan Mahkamah Agung Amerika,
perekonomian Amerika menderita kemunduran dan pada September 1939, perang pecah di
Eropa dengan penyerbuan Jerman ke Polandia. Melalui perundang-undangan, Presiden
Roosevelt berusaha untuk menghindarkan Amerika dari peperangan, tetapi di samping itu ia
juga memperkuat negara-negara yang terancam atau diserang. Ketika Jepang menyerang
Pearl Harbor di Hawaii pada tanggal 8 Desember 1941, Presiden Roosevelt memimpin
pengerahan tenaga rakyat serta sumber-sumber yang ada untuk menjalankan perang total.
Sebelum Amerika Serikat, Churchill telah menyusun sebuah Deklarasi delapan pasal yang
terkenal dengan nama Piagam Atlantik. Program ini dapat dikatakan sebagai program
perdamaian antara lain:

1. Hak rakyat untuk menentukan nasib sendiri.
2. Jaminan perdamaian serta bebas dari kemelaratan dan ketakutan.
Dua di antara empat kebebasan yang dicantumkan Presiden Roosevelt dalam amanat
tahunannya kepada Kongres pada Januari 1941 Kemudian adanya bentuk kebebasan itu





antara lain :
Kebebasan untuk menyatakan pendapat.
Kebebasan untuk beragama.
Kebebasan dari kemelaratan
Kebebasan dari ketakutan.
Karena merasa bahwa perdamaian dunia di masa datang akan tergantung pada
hubungan antara Amerika Serikat dan Uni Soviet, Presiden Roosevelt banyak mencurahkan
pikirannya untuk mendirikan Perserikatan Bangsa-Bangsa, di mana kesulitan
Pada bulan November 1912, karena Rusia dipermalukan oleh ketidakmampuannya
untuk mendukung Serbia selama krisis Bosnia pada 1908 dan Perang Balkan I, negara itu
mengumumkan rekonstruksi militernya secara besar-besaran.
Pada tanggal 28 November, Menteri Luar Negeri Jerman, Gottlieb von Jagow
mengatakan kepada Reichstag (parlemen Jerman), bahwa "Jika Austria dipaksa, untuk alasan
apa pun, untuk memperjuangkan posisinya sebagai negara adidaya, maka kita harus
mendampinginya." Akibatnya, Menteri Luar Negeri Inggris Sir Edward Grey menanggapi
dengan memperingati Pangeran Karl Lichnowsky, Duta Besar Jerman di London, bahwa jika
Jerman menawarkan Austria "cek kosong" untuk perang di Balkan, maka "konsekuensi dari
kebijakan tersebut tak akan bisa dihitung." Untuk mempertegas peringatan ini, R.B. Haldane,
Lord Chancellor, bertemu dengan Pangeran Lichnowsky untuk memberi peringatan eksplisit
bahwa jika Jerman yang menyerang Perancis, Inggris akan mengintervensi untuk mendukung
Perancis.
Dengan rekonstruksi militer Rusia dan komunikasi eksplisit dari Inggris,
kemungkinan perang merupakan topik utama di Dewan Perang Kerajaan Jerman tanggal 8

Desember 1912 di Berlin, pertemuan informal dari beberapa pucuk pimpinan militer Jerman
yang dipanggil dalam waktu singkat oleh Kaiser.[3] Yang menghadiri konferensi itu antara lain
Kaiser Wilhelm II, Laksamana Alfred von Tirpitz, Sekretaris Angkatan Laut, Laksamana
Georg Alexander von Müller, Ketua Kabinet Angkatan Laut Kekaisaran Jerman
(Marinekabinett), Jenderal von Moltke, Kepala Staf Angkatan Darat , Laksamana August von
Heeringen, Kepala Staf Umum Angkatan Laut dan Jenderal Moriz von Lyncker, Kepala
Kabinet Militer Kerajaan Jerman. Kehadiran para pemimpin dari Angkatan Darat dan
Angkatan Laut Jerman di Dewan Perang membuktikan pentingnya pertemuan ini. Namun,
Kanselir Theobald von Bethmann-Hollweg dan Jenderal Josias von Heeringen, Menteri
Urusan Perang Prusia, tidak diundang.
Wilhelm II menyebut prinsip penyeimbangan kekuasaan Inggris sebagai sebuah
"kebodohan," tapi setuju bahwa pernyataan Haldane adalah sebuah "klarifikasi yang
diinginkan" dari kebijakan Inggris. Pendapatnya adalah bahwa Austria harus menyerang
Serbia pada bulan Desember, dan jika "Rusia mendukung Serbia, yang ia jelas tidak ... maka
perang akan dihindari untuk kita juga," dan itu akan lebih baik daripada pergi berperang
setelah Rusia menyelesaikan modernisasi besar-besaran dan ekspansi militer mereka, yang
baru saja dimulai. Moltke setuju. Dalam pendapat profesional militer "adalah perang dapat
dihindari dan lebih cepat lebih baik". Moltke "ingin melancarkan serangan langsung".
Baik Wilhelm II maupun pimpinan Angkatan Darat setuju bahwa jika perang
diperlukan, perang itu lebih baik dilancarkan segera. Laksamana Tirpitz, bagaimanapun,
meminta "penundaan pertempuran besar untuk satu setengah tahun" karena Angkatan Laut
Jerman tidak siap untuk perang besar, dimana Inggris termasuk sebagai lawan. Dia bersikeras
bahwa penyelesaian pembangunan dasar U-boat di Heligoland dan pelebaran Terusan Kiel
adalah prasyarat Angkatan Laut untuk perang. Sejarawan Inggris, John Röhl mencat, tanggal
untuk penyelesaian pelebaran Terusan Kiel adalah musim panas 1914. Meskipun Moltke

keberatan dengan penundaan perang, Wilhelm memihak Tirpitz. Moltke "setuju untuk
penundaan dengan enggan."
Sejarawan lebih bersimpati kepada pemerintah Wilhelm II, sering menolak
pentingnya Dewan Perang karena hanya menunjukkan pemikiran dan rekomendasi dari
mereka yang hadir, tanpa keputusan yang diambil. Mereka sering mengutip bagian dari buku
harian Laksamana Müller, yang menyatakan: "Itu adalah akhir dari konferensi Hasilnya tak
ada.." Tentu saja keputusan yang diambil adalah tak melakukan apa-apa.
Sejarawan lebih simpatik terhadap Entente, seperti sejarawan Inggris, John Rohl,
kadang-kadang agak ambisius menafsirkan kata-kata Laksamana Müller yang mengatakan
bahwa "tidak ada" diputuskan untuk 1912-1913, tapi perang itu diputuskan selama musim
panas 1914. Rohl berpendapat bahwa bahkan jika Dewan Perang tidak mencapai keputusan
yang mengikat yang jelas tidak, itu tetap menawarkan pandangan yang jelas tentang niat
mereka, atau setidaknya pikiran mereka, yang adalah bahwa jika harus ada perang, tentara
Jerman ingin sebelum program persenjataan baru Rusia mulai menghasilkan sesuatu.
Pada November 1912, program restrukturisasi militer Rusia diumumkan, pimpinan
Angkatan Darat Jerman mulai menyuarakan "perang pencegahan" melawan Rusia. Moltke
menyatakan bahwa Jerman tidak bisa memenangkan perlombaan senjata dengan Perancis,
Inggris dan Rusia, yang dia sendiri telah mulai pada tahun 1911, karena struktur keuangan
dari negara, yang memberikan memberi pemerintahan Reich sangat sedikit kekuasaan atas
pajak, dan berarti Jerman akan membangkrutkan diri mereka sendiri dalam perlombaan
senjata. Dengan demikian, Moltke dari akhir 1912 dan seterusnya adalah advokat terkemuka
untuk perang besar, dan lebih cepat lebih baik.

BAB II
PENYEBAB TERJADINYA PERANG DUNIA I
1. Pertentangan antar negara-negara Eropa.
Khususnya Pertentangan Inggris – Jerman terutama Masalah industri. Seperti
diketahui bahwa Inggris pada masa itu begitu menguasai bidang industri di kawasan
itu,apalagi bila di bandingkan dengan Jerman,Inggris lebih telah berada di depan Jerman.
Karena ingin menyaingi Inggris,Jerman lalu membuat produk yang mirip dengan produk
Inggris dan menjualnya di tempat Inggris menjual.Jerman menjual barang-barang yang mirip
dengan barang dari Inggris itu tentu dengan harga yang lebih murah,hingga membuat Inggris
merugi,saat itu masyarakat tidak tahu bahwa barang yang ada di pasar adalah barang dari

Jerman(tentunya pada saat itu masyarakat akan memilih barang dari Inggris karena
nama,mutu dan kwalitas).lalu Inggris menarik semua barang mereka sendiri dari pasar dan
melabelinya(di kasih tanda bahwa itu barang dari inggris)lalu melemparkannya lagi ke
pasar.di sini jerman merugi,lalu Jerman menjual barang dengan harga lebih murah dari
Inggris.dan Inggris pun berbuat demikian.begitu seterusnya sehingga persaingan itu
menumbuhkan dendam yang kelak akan menambah warna perang Dunia 1.
2. Pertentangan Perancis – Jerman
Pertentangan ini diawalli oleh Jerman yang tiba-tiba mengklaim daerah perbatasan
Perancis (sungai Rhein) sebagai miliknya. Perancis tidak tinggal diam,karena daerah tersebut
merupakan

daerah

industri.Sehingga

pada

tahun1870

terjadilah

perang.

Namun tak disangka Jerman bisa menumbangkan Prancis di dalam perang ini yang notabene
Prancis negara kuat pada masa itu. Lalu mereka membuat Perjanjian Perdamaian(tahun 1871)
yang isinya :
- Perancis harus menyerahkan Elzas-Lotharigen.
- Perancis harus mengganti kerugian perang.
Setelah perang usai Jerman masih terus saja menekan prancis dengan cara
memblokade negara- negara yang ingin berjualan di Perancis,Jerman membeli barangbarangnya dengan harga yang lebih tinggi dibanding Perancis.Hingga membuat Perancis
semakin geram.Sehingga melupakan sejenak masalahnya dengan Inggris dan mengajak kerja
sama untuk melawan Jerman.
3. Pertentangan Austria – Rusia.
Rusia pada waktu itu sedang menjalankan politik warm water.dan Rusia menganggap
bahwa Austria menghambatnya,sedangkan Austria menganggap Rusia menghambatnya
dalam mempersatukan wilayah sekitar semenanjung Balkan yang dipimpin oleh
Rusia.Sehingga perangpun terjadi tanpa bisa di elakan lagi.

4. Persekutuan di Negara- negara Eropa.
Pada masa itu(tahun 1880an)Politik di Eropa begitu bergejolak,yang menimbulkan
rasa saling curiga dan ketakutan yang berlebihan(takut di serang mendadak oleh musuh).Oleh
karena sebab- sebab ketakutan yang berlebihan itu maka Negara-negara di eropa terutama
negara-negara beepengaruh) saling mencari teman dan terbentuklah kubu-kubu atau Aliansi
diantara negara-negara eropa,diantaranya Aliansi triple (terbentuk tahun 1882)yang
beranggotakan Jerman,Italia, dan Austria. Kemudian Tripple Etonte terbentuk tahun 1907
yang beranggotakan Inggris,Perancis dan Rusia. Aliansi-aliansi itu terbentuk karna oleh rasa
ketakutan dan ambisi untuk saling menguasai,dan prinsip Aliansi itu sendiri Akan saling
membantu dengan semua anggota,bahkan bila satu negara berperang berarti itu peperangan
semua anggota. ''Perang satu perang semua''.
5. pembunuhan putra mahkota Austria, Franz Ferdinand.
Pada tanggal 28 Juni 1914 putra mahkota Austria Franz Ferdinand di bunuh oleh
seorang mahasiswa Serbia bernama Principe, saat melihat latihan perang di Serajevo,Bosnia.
Principe menganggap bahwa latihan perang tentara Austria di Bosnia adalah pelecehan
terhadap Serbia.Bosnia sendiri adalah negara sengketa antara Austria dan Serbia. Kemudian
Austria memberi ultimatum Serbia jika Principe tidak diserahkan (ke Austria) dalam waktu
satu bulan,maka Austria akan menyerang Serbia. Serbia yang melindungi warga
negaranya,tidak mau menyerahkan Principe.Serbia berani menentang Austria karena Rusia
berjanji akan membantu Serbia jika Serbia diserang Austria. Maka pada tanggal 28 Juli 1914
Austria menyerang Serbia.
Dunia pertama terjadi pada 28 Juli 1914 sampai 11 November 1918, Perang ini pada
akhirnya diikuti oleh 4 (empat) Negara melawan kurang lebih 45 (empat puluh lima) Negara.
Perang terjadi di Eropa, Afrika, Timur Tengah, Cina, Kepulauan Pasifik juga Amerika
Selatan.

Perang Dunia Pertama atau dalam bahasa inggris disebut Great War, War of the
Nations dan “War to End All Wars”. Perang ini menjadi simbol pecahnya orde dunia lama,
yaitu monarki absolutisme di Eropa. Perang ini juga menjadi pemicu Revolusi Rusia, yang
akan menginspirasi revolusi lainnya di negara lainnya seperti Tiongkok dan Kuba, dan akan
menjadi basis bagi Perang Dingin antara Uni Soviet dan AS.
Muncul Persekutuan Negara-negara Eropa
A. Triple Alliance 1882 [Jerman, Austria-Hungary, Italia]
Triple Alliance adalah persahabatan militer antara Jerman, Austria-Hungary dan Italia,
Sejarah persahabatan ini mulai pertama kali sejak Austria-Hungary mengalami krisis ketika
menghadapi konflik Bosnia, pada saat itu Bosnia telah dibantu oleh Serbia dan Rusia, maka
Austria-Hungary meminta dukungan dari Jerman yaitu pada tahun 1879.
Seperti Jerman, Italia memiliki keinginan yang serupa dalam hal menjaga kestabilan
nasional, tambah lagi Italia sedang berselisih dengan Prancis memperebutkan Tunisia pada
tahun 1881. Maka pada tahun 1882, Italia menjalin kerjasama antara dua Negara yakni,
Jerman dan Austria-Hungary. Ketiga Negara ini memiliki keinginan yang sama untuk
menjadi Great Power atau Adikuasa pada masa awal abad ke 20 nanti. Istilah yang diberikan
kepada ketiga Negara ini adalah Central Power atau Blok Sentral.
Pada awalnya Italia memihak kepada Triple Alliance namun pada akhirnya Italia
berbalik arah menyerang Jerman dan Austria-Hungary. Faktanya Triple Alliance ini lebih
didukung oleh anggota baru mereka yakni Khilafah Islamiah Usmani Turki daripada Italia
sebagai Anggota aslinya. Alasan Beroindahnya Italia ini dikarenakan pada awal berpecah
Perang Italia menyatakan diri sebagai Negara yang netral, namun lama-lama Italia merasa
dirugikan Triple Alliance dan berpindahlah Italia ke Triple Entente.

B.Triple Entente [Perancis, Inggris, Russia]

Triple Entente ( ” Entente ” — bahasa Perancis untuk “persetujuan” ) nama ini adalah
istilah yang diberikan untuk perserikatan negara Inggris , Perancis , dan Rusia. Sejarah
persahabatan ini mulai terlihat jelas setelah ditandatangani Anglo-Russian Entente atau
Anglo-Russian Convention pada 31 Agustus 1907 di St . Petersburg yang ditandatangani oleh
Alexander Izvolsky , menteri luar negeri kekaisaran Rusia , dan Sir Arthur Nicolson , duta
besar Inggris di rusia. Hasil dari Anglo-Russian Entente itu menggambarkan masing-masing
mereka diharuskan saling memperbaiki hubungan diplomatik, memperbesar kekuasaan dan
memiliki pola pengaruh tersendiri di Iran , Afghanistan dan Tibet. Iran pada saat itu
misalnya dibagi ke dalam tiga daerah : daerah Inggris di selatan , daerah Rusia di utara , dan
daerah netral sebagai penyangga di diantaranya. Persetujuan ini menjadi simpul kuat antara
Inggris, Rusai dan Prancis yang sebenarnya pada tahun-tahun kebelakang telah memiliki
kedekatan.
Sebelum Anglo-Russian Entente telah terjadi Entente Cordiale (8 April 1904)
diantara Inggris dan Prancis yang dilatarbelakangi kehendak memperlancar Imperialisme,
ketakuatan akan perang dan ketakutan akan ekspansi Jerman. Entente Cordiale ( ” Cordiale ”
— bahasa Perancis untuk “ramah tamah” ) berlangsung secara rahasia di kota London dengan
ditandatangani oleh Menteri Luar Negeri Prancis, Théophile Delcassé, Duta Besar Negara
Prancis untuk Inggris, Paul Cambon dan Sekretaris Hubungan Luar Negeri Inggris, Lord
Lansdowne.
Begitu juga sebelum Anglo-Russian Entente telah terjadi Franco-Russian Alliance (4
Januari 1892) yaitu persetujuan persahabatan militer antara Prancis dan Rusia , bukti dari
persetujuan ini masih dapat kita lihat di kota Paris, yaitu berupa patung Pont Alexandre III
di Paris dan the Trinity Bridge di St. Petersburg, Rusia. Dari persekutuan dan persetujuan
yang tiga inilah maka pada puncaknya berdiri persekutuan yang sangat erat antara Inggris,
Prancis dan Rusia, yang kita kenal Blok Sekutu.

3.

Pengaruh Darwinisme Sosial
George Wilhelm Friedrich Hegel (27 Agustus 1770-14 November 1831) adalah

seorang filsuf idealis Jerman yang lahir di Stuttgart, Württemberg. Pengaruhnya sangat luas
terhadap para penulis dari berbagai posisi, termasuk para pengagumnya (F. H. Bradley,
Sartre, Hans Küng, Bruno Bauer, Max Stirner, Karl Marx) dan mereka yang menentangnya
(Kierkegaard, Schopenhauer, Nietzsche, Heidegger, Schelling). Dapat dikatakan bahwa
dialah yang pertama kali memperkenalkan dalam filsafat, gagasan bahwa Sejarah dan hal
yang konkret adalah penting untuk bisa keluar dari lingkaran philosophia perennis, yakni,
masalah-masalah abadi dalam filsafat. Ia juga menekankan pentingnya Yang Lain dalam
proses pencapaian kesadaran diri (filsafat dialektika tuan-hamba).
Pemikiran utama Hegel adalah Negara merupakan penjelmaan “Roh Absolut” (Great
Spirit atau Absolute Idea). Negara bersifat absolute melampaui hak individu, berbeda dengan
J.J Roaseau dan John Locke, Hegel berpendapat Negara bukan sebagai alat kekuasaan
melainkan tujuan itu sendiri. Karena itu dalam pribadi Hegel bukan Negara yang harus
mengabdi terhadap Rakyat namun sebaliknya lah yang seharusnya demi kebaikan Negara dan
rakyat itu sendiri.
Dari pemikiran Hegel inilah mulai muncul Ludwig Feurbach (1804-1872), Karl Marx
(1818-1883) dan Soren Kierkegand (1813-1855), meskipun terdapat perbedaan namun
semuanya masih searah dengan Hegel dan memiliki keyakinan hanya Fenomena alamlah
yang berada. Fenomena selalu dapat dilihat dan dirasa, manusia adalah makhluk alamiah
yang didorong nafsu alamiah. Yang terpenting dari manusia bukan akalnya tapi usaha, sebab
pengetahuan adalah alat untuk keberhasilan usaha. Kebahagiaan manusia dapat dicapai di
Dunia ini, oleh karena itu agama dan metafisika harus ditolak.

Meskipun ide Hegel yang dikenal Idealisme dan ide Ludwig Feurbach, Karl Marx dan Soren
Kirkegand yang dikenal Sosialisme dan Materialisme berbeda prinsipnya namun pada
dasarnya prinsip Negara dan kebahagiaan serta metafisika memiliki aliran yang sama. Ide
mereka ini dirubah menjadi karya nyata yang sangat dikagumi pada masanya oleh Charles
Robert Darwin (12 Februari 1809-19 April 1882). Darwin adalah seorang naturalis Inggris
yang teori revolusionernya meletakkan landasan bagi teori evolusi modern dan prinsip garis
keturunan yang sama (common descent) dengan mengajukan seleksi alam sebagai
mekanismenya. Teori ini kini dianggap sebagai komponen integral dari biologi (ilmu
hayat).Namun pada 1858 informasi bahwa Alfred Russel Wallace juga menemukan teori
serupa mendorongnya melakukan penerbitan bersama tentang teori Darwin.
Bukunya On the Origin of Species by Means of Natural Selection, or The
Preservation of Favoured Races in the Struggle for Life (biasanya disingkat menjadi The
Origin of Species) (1859) merupakan karyanya yang paling terkenal sampai sekarang. Buku
ini menjelaskan evolusi melalui garis keturunan yang sama sebagai penjelasan ilmiah yang
dominan mengenai keanekaragaman di dalam alam.
Darwin inilah yang mencetuskan Darwinisme Sosial, Darwinisme Sosial ini banyak
menginspirasi para pemimpin di Eropa agar tidak ragu mengganggap benar teori Hegel ideide Sosialisme dan Materialisme. Bukti mengenai hal ini dapat ditemukan dari catatan harian
para pemimpin dalam Perang Dunia Pertama.

4.

Krisis Juli 1914

Diduga yang menjadi sebab Perang Dunia pertama juga adalah krisis yang memuncak di
bulan Juli, krisis ini diawali dengan macetnya rempah-rempah khusunya sepinya tembakau
yang beredar di kota Bremen dan kota Hamsburg Jerman. Konon tembakau yang menjadi
sumber utama krisis ekonomi ini dikarenakan macetnya panen tembakau di daerah Indonesia.

BAB III
PROSES BERLANGSUNGNYA PERANG
Peristiwa yang mengawali perang antar negara-negara Eropa pada 1914 adalah
peristiwa yang terjadi di daerah Balkan. Balkan merupakan wilayah yang strategis karena
letaknya menghubungkan wilayah Eropa dan wilayah Asia. Peristiwa di wilayah ini awali
dengan konflik antara Austria dan Serbia. Serbia menginginkan persatuan bangsa-bangsa
Slavia Selatan dalam suatu negara besar yang meliputi Slovenia, Kroasia, Bosnia,
Herzegovina, Montenegro, Macedonia, Serbia, dengan Serbia sebagai pemimpinnya.
Pada 1878 keinginan Serbia memperoleh jalan, ketika kongres di Berlin memutuskan
bahwa Serbia diberikan kemerdekaan penuh. Namun wilayah Bosnia dan Herzegovina masih

tetap diduduki oleh Austria. Konflik memperebutkan wilayah Balkan ini kemudian menyulut
pertentangan atau konflik antara Austria dan Serbia. Hal ini karena Austria khawatir terhadap
gerakan suku bangsa Slavia (Gerakan Pan-Slavianisme) yang terjadi di wilayahnya, yaitu di
wilayah Bosnia dan Herzegovina. Gerakan Pan-Slavianisme ini didukung oleh Serbia yang
merupakan musuh utama Austria. Untuk menyelesaikan masalah ini, pada tanggal 28 Juni
1914, Pemerintah Austria mengutus putra mahkotanya, Franz Ferdinand mendatangi wilayah
Balkan untuk menenangkan rakyat Slavia di Sarajevo, Bosnia. Ia mengunjungi langsung
latihan perang di daerah Bosnia. Namun latihan perang ini oleh Serbia dianggap sebagai
tantangan oleh Serbia. Franz Ferdinand beserta istrinya kemudian dibunuh oleh seorang
nasionalis Yugoslavia dan anggota kelompok pemberontak Serbia, Gavrillo Princip pada
tanggal 28 Juni 1914. Ternyata pembunuhan Ferdinand dan istrinya telah direncanakan
sebelumnya di Elgrado (Serbia).
Dampak dari peristiwa tersebut, pada 23 Juli 1914, pemerintah Austria melalui
Menteri Luar Negeri Leopold von Berchtold mengirim ultimatum kepada Serbia yang isinya
1. Pemerintah Serbia harus menindas semua gerakan anti-Austria di Serbia dan memecat
pejabat-pejabat yang bersalah.
2. Para pejabat Austria diizinkan untuk membantu gerakan penindasan kaum
pemberontak dan menjatuhkan hukuman kepada mereka yang terlibat dalam
pembunuhan putra mahkota Austria.
Setelah menunggu jawaban ultimatum selama 1 Bulan dan memperoleh jawaban yang
kurang memuaskan, pemerintah Austria kemudian mengumumkan perang terhadap Serbia
pada tanggal 28 Juli 1914. Kemudian di ikuti Jerman yang mengumumkan perang kepada
Rusia pada tanggal 1 Agustus 1914. Kemudian memunculkan peristiwa penyerangan Perancis

terhadap Jerman pada 3 Agustus 1914. Hal ini diikuti Inggris dengan menyerang Jerman pada
14 Agustus 1914. Perang kemudian berkecamuk di seluruh wilayah Eropa.
Pihak-pihak yang terlibat dalam Perang Dunia I adalah Blok Sentral atau disebut dengan blok
Jerman yang terdiri dari 4 negara anggota, yaitu Jerman, Turki, Bulgaria, Austria-Honggaria.
Sedangkan lawannya yaitu Blok Sekutu atau disebut blok Perancis. Blok Perancis ini terdiri
dari 23 negara anggota, antara lain Perancis, Inggris, Rusia, Serbia, Belgia, Rumania, Yunani,
Portugal, Jepang, Italia, Amerika Serikat dan lain-lain. Italia masuk ke Blok Perancis pada
tahun 1915 setelah mengumumkan perang terhadap Austria, karena menginginkan daerah
Tirol Selatan, Istria dan Delmatia milik Austria. Amerika Serikat ikut Blok Perancis pada
tahun 1917, karena Jerman menenggelamkan kapal Lusitania yang membawa penumpang
warga negara Amerika Serikat.
Perang Dunia I yang melanda wilayah Eropa terbagi dalam beberapa front atau
wilayah peperangan yaitu:


Front Barat. Jerman di bawah pimpinan Ludendorf berhasil dengan cepat menguasai
hampir seluruh Belgia dan mendesak pasukan Inggris di Mons pada 23 Agustus,
kemudian menyeberang ke Perancis barat laut. Namun pada 5 September pihak
Sekutu, dibawah pimpinan Jenderal Joffre, menyerang balik di tepi Sungai Marne,
utara Paris. Serangan ini memaksa Jerman mundur ke Sungai Aisne. Jerman tidak
pernah sepenuhnya pulih kembali karena adanya blokade dari Blok Sekutu, sehingga
kehidupan di wilayah Jerman agak sulit. Kondisi ini menimbulkan pemberontakan di
dalam negeri Jerman yang dilakukan oleh kelompok separatis yang ingin
menggulingkan pemerintahan Jerman. Pada akhir tahun, kedua pihak telah menggali
parit sepanjang 650 km dari wilayah Nieuport di pesisir Belgia hingga perbatasan
Swiss. Parit-parit panjang digali sebagai tempat persembunyian. Pihak yang perang
tidak terleyak berjauhan, dan mereka pun tidak pernah maju lebihd ari beberapa

kilometer saja. Kehidupan prajurit dalam parit sangatlah sulit dan sering kekurangan
pangan, diserang gas beracun, kedinginan, lembab serta prajurit yang tewas pun masih
disimpan dalam parit karena sulit dipindahkan dengan cepat. Prajurit akan menemui
ajalnya ketika diperintahkan untuk pergi ke atas untuk menyerang musuh. Area
pertempuran ini dikenal sebagai garis depan sebelah barat.


Front Timur. Ketika pasukan Jerman menyerang Perancis, Rusia melancarkan
serangan terhadap propinsi Jerman, Prusia Timur, namun berhasil dikalahkan di
Tannenberg. Rusia tidak pernah lagi menginvasi Jerman meskipun mereka berhasil
menduduki untuk sementara Propinsi Galicia di Austria. Kekalahan dahsyat yang
dialami Rusia mendorong pecahnya Revolusi Rusia 1917. Pemerintahan Bolshevik
yang baru segera meminta perdamaian yang disepakati di Brest-Litowsk.



Front Balkan. Pada awalnya Jerman di bawah Von Mackensen memperoleh
kemenangan, sedangkan Rumania dan Serbia menyerah terlebih dahulu kepada
Jerman. Inggris menyerbu Dardanela, tetapi dalam pertempuran di Gallipolli Inggris
berhasil dikalahkan Turki. Inggris mundur dari Turki ke Yunani. Inggris menyerang
Bulgaria dan menyerah pada tahun 1918. Kemudian Turki diserang oleh Inggris dari
daerah Arabia, Palestina dan Irak, Turki menyerah tahun 1918.



Front Laut. Perang ini terjadi di Jutland, antara Inggris dengan Jerman. Namun
dalam front ini tidak ada yang menang, sehingga Inggris mengadakan blokade
terhadap Jerman yang mengakibatkan terjadinya perang kapal selam. Jerman
menyatakan perang kapal selam tak terbatas. Jerman menciptakan kapal selam U-boat
yang bisa menembakan torpedo. Sasaran kapal ini adalah kapal dagang Inggris yang
membawa makanan dan perbekalan menyeberangi Atlantik dari Amerika Utara.
Semua kapal yang dianggap Jerman sebagai musuh akan ditembaki, termasuk salah

satunya adalah kapal dagang Amerika Serikat yang ditenggelamkan pada tahun 1917.
Hal ini menyebabkan Amerika Serikat menyatakan perang terhadap Jerman pada
tahun1917. Amerika Serikat memberikan bantuan material dan finansial ke Eropa
yang menyebabkan Jerman semakin terdesak dan akhirnya kalah.

BAB IV
Berakhirnya Perang dunia 1

Sejarah Berakhirnya Perang Dunia Ke I
Pada tahun 1917 Rusia menghentikan peperangan karena Lenin mengobarkan
revolusi di dalam negeri. Lenin kemudian berdamai dengan jerman dengan menanda tangani
perdamaian brest litwork mekipun dengan persyaratan yang berat bagi Rusia.

Menjelang berakhirnya perang Dunia I, banyakk kalangan di jerman yang merasa
tidak puas karena sudah ada tanda – tanda bahwa negaranya akan kalah,. Sementara itu di
jerman meletus pula pemberontakan para pelaut di Kiel. Pangeran Von Max pemimpin
kabinet koalisi, berusaha supaya jerman menjadi kerajaan terbatas bukan absolut. Akan tetapi
hal ini tidak memebuat Sekutu menghentikan peprangan karena amerika menghendaki jerman
menjadi negara yang demokratis.
Bulgaria menyerah pada tanggal 25 september 1918, turki 30 Oktober 1918, dan
austria menyerah pada tanggal 27 oktober 1918. jerman yang tinggal sendirian akhirnya
menyerah pada tanggal 11 november 1918. raja Wilhelm melarikan diri ke belanda yang
bersikap netral pada PD I. Di jerman kemudian di bentuk pemerintahan sementara berbentuk
republik Kesatuan di bawah presiden fredrich Ebert dan Perdana mentri Scheidmann dari
partai Sosialisasi Demokrat. Setelah keadaan kembali aman majelis Nasional berkumpul di
weimer untuk menyususn UUD, sehingga terbentuklah Republik Weimar.
Negara – negara yang bergabung dalam Triple Alliance sebagai pihak yang kalah
perang dipaksa untuk menanda tangani perjanjian tanpa perundinagan terlebih dahulu, yaitu
sebagai berikut:
1. jerman menandatagani perjanjian versaille atau terkenal dengan Diktat versalle pada tahun
1919.
2. Austria menandatagani pardamaian Saint Germain (1919)
3. Bulgaria menadatagani Perjanjian Neuilly.
4. Turki menandatagani Perjanjian Sevres (1920).

BAB V
Akibat Perang Dunia I
Bidang Ekonomi : perekonomian dunia kacau, banyak negara yang mengubah sistem
perekonomiannya untuk mengatasi kesulitan, seperti :
- Italia dengan sistem Korporasi
- Jerman dengan program empat tahun
- Amerika Serikat dengan program New Deal
- Turki dengan Etatisme

Bidang Politik : terjadi perubahan-perubahan peta politik dunia :
- Kerajaaan-kerajaan besar berubah menjadi republik yang sempit. (Rusia, Austria, Turki,
Hongaria, dan Jerman)
- Muncul negara-negara baru (Polandia, Finlandia, Cekoslowakia, Mesir, Irak, Libanon)
- Negara-negara pemenang perang memperoleh tambahan wilayah :
* Inggris mendapat Israel dan Kamerun
* Perancis mendapat Syria dan Libanon
* Jepang mendapat kepulauan Carolina dan Mariana
* Lahirnya faham-faham baru (Naziisme, Fasisme, dan Komunisme)
Bidang Sosial : kaum buruh mempunyai kedudukan yang penting karena dibutuhkannya
produksi alat-alat perang. Posisi mereka menjadi kuat sehingga memperoleh jaminan hidup
yang lebih baik. Emansipasi wanita semakin kuat, mereka aktif memberikan bantuan,
kususnya dibidang kesehatan.
Akibat perang dunia terbagi dalam beberapa bidang, yaitu:
1. Dalam Bidang Politik
- Tenggelamnya 4 kekaisaran besar di Eropa menjadi negara-negara replubik, yaitu Jerman,
Austria-Hongaria, Rusia, dan Turki
- Lahirnya negara-negara baru, seperti Polandia, Finlandia, Hongaria, Cekoslovia,
Yugoslavia, dan Rumania
- Lahirnya Liga Bangsa-Bangsa (atau disebut juga LBB) yang diprakasai oleh Presiden
Amerika Serikat, Woodrow Wilson
2. Dalam Bidang Ekonomi
- Hancurnya sarana fisik dan nonfisik
- Hancurnya pusat-pusat industri di Eropa

- Rusaknya daerah pertanian yang mengakibatkan timbul kelaparan yang hebat di Rusia
- Terjadinya krisis Malaise pada tahun 1929, yakni krisis ekonomi dunia yang diawali
hancurnya sektor-sektor ekonomi Amerika Serikat
3. Dalam Bidang Sosial
- Perang Dunia I yang berlangsung selama 4 tahun, telah menelan banyak korban, baik yang
tewas, luka-luka, ditahan, bahkan hilang
- Negara-negara Eropa banyak kehilangan pemuda
- Peranan perempuan meningkat menggantikan generasi muda yang gugur dalam perang

PENUTUP

Demikianlah tugas sejarah dengan tema perang dunia 1 telah kami selesaikan dengan
baik semoga tugas ini dapat bermanfaat yang khususnya bagi kami penyusun dan yang
umumnya bagi teman-teman semua.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa tugas ini masih kurang dari sempurna. Oleh karena
itu, dengan segala kerendahan hati para pembaca untuk memberikan saran atau kritik yang
membangun demi perbaikan. Untuk itu kami ucapkan terima kasih.