Anthropologi dan Misi misi rev

ANTHROPOLOGI DAN MISIMISI

- Anthropologi merupakan salah satu cabang il
mu pengetahuan tingkah laku.
- Berasal dari kata Yunani anthropos yang berar
ti “manusia” dan logia yaitu “studi tentang”. Sec
ara literal berarti studi tentang manusia.
- Anthropologi berhubungan dengan seluruh as
pek manusia, asal-usulnya, masa lalunya, masa
sekarang, dan masa depannya.
- Anthropologi mempelajari manusia sebagai m
akhluk biologis, psikologis, dan sosiologis.
- Anthropologi berhubungan dengan manusia d
imanapun dia ditemukan menurut waktu dan t
empat.

Perbedaan Anthropologi dengan Ilmu – i
lmu Tingkah Laku Lain
- Anthropologi berbeda dengan sosiologi karena sosiolog
i berhubungan dengan manusia sebagai makhluk sosial
dan hubungan-hubungan sosialnya yang terorganisir.

- Berbeda dengan psikologi karena psikologi terutama be
rhubungan individu sebagai makhluk psikologis, berkait
an dengan kepribadian, sikap-sikap dan tingkah laku.
- Perbedaan yang paling mencolok dari disiplin ini adalah
pendekatannya yang menggunakan pendekatan komp
aratif. Yaitu dengan mempelajari manusia menurut wa
ktu dan kebudayaan.

Anthropologi Kultural
Anthropologi kultural merupakan salah satu
alat dalam pelayanan yang dipersiapkan de
ngan baik, dan penting bagi pelayanan yan
g efektif. Namun tentu tidak dapat mengga
ntikan peran Roh Kudus.

Apa peran Anthropologi kultural dalam
misi?
• Memberi misionaris pemahaman mengena
i kebudayaan lain.
• Membantu misionaris dalam memasuki ke

budayaan lain.
• Memudahkan komunikasi Injil pada kebud
ayaan lain.
• Membantu proses menanam gereja pada k
ebudayaan lain.

Kebudayaan dan Masyarakat
- Kebudayaan adalah salah satu ciri yang membedaka
n manusia dan binatang yang lebih rendah.
- Kebudayaan juga bisa didefinisikan sebagai sikap-sik
ap yang dibagikan dan dipelajari, nilai-nilai, dan cara
-cara bertingkah laku.
- Kebudayaan juga mencakup benda-benda artefak ya
ng dihasilkan oleh kelompok-kelompok kebudayaan.
Menurut Edward Taylor, kebudayaan adalah komple
ks keseluruhan yang meliputi pengetahuan, kepercay
aan, kesenian, moral, hukum, adat dan kemampuankemampuan lain dan kebiasaan-kebiasaan yang dida
pat manusia sebagai seorang anggota masyarakat.

Kebudayaan terdiri dari ciri-ciri budaya dan kompleks-k

ompleks budaya.
- Ciri-ciri budaya merupakan unit kebudayaan yang pal
ing kecil, tingkah laku-tingkah laku individu seperti te
rsenyum, melambaikan tangan, dll.
- Kompleks-kompleks kebudayaan adalah sekelompok
ciri-ciri yang terkait yang dilihat sebagai satu unit, mi
salnya, melambaikan tangan, tersenyum dan mengat
akan “hai” merupakan ciri dari penyampaian salam.
- Seringkali ada unit yang lebih kecil ditemukan dalam
kebudayaan yang lebih besar dan ini yang dinamaka
n subkultur. Subkultur ini umumnya berlawanan den
gan kultur umum. Misalnya, genk motor, anak punk,
dll.

- Masyarakat adalah organisasi sosial yang te
rbentuk oleh sekelompok orang yang berba
gi wilayah geografis dan kebudayaan.
- Masyarakat dan kebudayaan adalah konsep
-konsep yang saling tergantung namun ber
beda.

- Masyarakat menunjukkan orang-orang dan
organisasi sosialnya, sedangkan kebudayaa
n menunjukkan cara hidup yang mereka pe
lajari dan bagikan.
- Jika ada dua orang atau lebih yang saling b
erinteraksi, ini sudah dapat dikatakan sebag
ai masyarakat.

- Manusia bagaimanapun juga bersifat sama dan b
erubah; Karena itu kebudayaan membantu untuk
melihat persamaan dan perbedaan ini.
- Tindakan adalah kebudayaan menuju pemuasan
biologis dan psikologis. Proses ini dikenal sebagai
urutan vital yang permanen.
- Kebanyakan orang berpikir bahwa karena kebutu
hannya sama, maka cara pemenuhannya juga sa
ma, padahal sebenarnya berbeda sesuai dengan b
udaya masing-masing.
- Malinowski melihat ada tujuh kebutuhan dasar ps
ikologis dan biologis manusia yang dipandang seb

agai dorongan atau rangsangan untuk bertindak.

Tujuh Kebutuhan Dasar Manusia Menurut Malinow
ski

1. Metabolisme, antaralain: oksigen, air dan makanan. Semua orang merasa lapar, namun cara mem
produksi, mendistribusi dan mengkonsumsi makanan dan air di berbagai tempat berbeda. Manusi
a berbeda dari apa yang dia makan, kapan mereka harus makan, bagaimana cara makan, dll.
2. Kebutuhan reproduksi. Ini merupakan cara melestarikan masyarakat, menyangkut juga nafsu seks.
Seks dan reproduksi dikendalikan oleh sistem kultural dalam perkawinan dan kekeluargaan. Pernik
ahan adalah mekanisme sosial yang dipakai untuk menandai pasangan seks yang resmi, dan kekelu
argaan adalah sistem untuk menempatkan dan melatih seseorang dalam masyarakat.
3. Kenyamanan badan. Hal ini mencakup penyesuaian temperatur, kelembapan, dsb, yang akan mem
ungkinkan proses-proses fisiologis seperti sirkulasi dan pencernaan tetap berlangsung. Rumah dan
pakaian untuk kenyamanan badan, namun untuk orang lain bisa juga digunakan sebagai simbol st
atus. Cara pemenuhan kebutuhan ini juga berbeda-beda. Masalah pakaian ini penting untuk diper
hatikan oleh misionaris, karena budaya berbusana berpengaruh dalam penginjilan.
4. Keamanan. Yaitu pencegahan luka dari kecelakaan mekanis, serangan binatang, atau serangan or
ang lain. Ada berbagai macam cara mempertahankan diri, bahkan dilengkapi dengan sistem dan p
ersenjataan lengkap.

5. Gerakan. Bergerak merupakan tanda kehidupan. Namun bagaimana agar dapat terus bergerak, be
rbeda antara satu individu dengan individu lain, satu budaya dengan budaya lain. Ada yang memili
h kegiatan-kegiatan olahraga yang berbeda di setiap negara.
6. Pertumbuhan. Manusia memiliki ketergantungan saat bayi, kematangan terjadi secara perlahan da
n bertahap, pada usia tua menjadi rentan sampai akhirnya meninggal dunia. Hal ini merupakan ko
ndisi umum yang terjadi pada setiap manusia.
7. Kesehatan. Yaitu pemeliharaan dan perbaikan organ-organ biologis. Kebutuhan ini dipenuhi oleh il
mu kesehatan yang menyangkut tindakan preventif dan kuratif. Pengobatan dan penyembuhan te
rhadap penyakit juga bergantung pada budaya setempat. Yang jelas urutannya sama pada umumn
ya, yaitu diagnosa, therapi dan penyembuhan.

Pemahaman Budaya Yang Lain
Menurut George Peter, ada perbedaan antara kata misi den
gan misi-misi.
- Misi adalah keseluruhan tugas Alkitabiah yang diemban ge
reja Yesus Kristus.
- Misi-misi adalah perkumpulan setempat (lokal) atau kelom
pok-kelompok perkumpulan yang mengirim orang yang di
beri mandat untuk menginjili atau menumbuhkan perkum
pulan-perkumpulan lokal pada kebudayaan lain. Misi-misi

merupakan salah satu aspek misi. Secara mendasar, misimisi adalah gereja yang mengirim pekerja (misionaris) unt
uk melakukan misi bagi kebudayaan lain.
- Misi-misi adalah komunikasi Injil. Peran Anthropologi adal
ah untuk meyakinkan bahwa pesan Injil dikomunikasikan d
engan berbagai cara yang bisa dimengerti secara kultural.

Masuk Ke Dalam Kebudayaan Lain
Ada dua cara orang merespon ketika masuk k
e dalam kebudayaan lain yaitu:
- Empathi yaitu penerimaan dan identifikasi,
yang akan menghasilkan penyesuaian diri d
engan keberhasilan.
- Culture shock dan berakhir dengan kegagal
an. Culture shock biasanya muncul dalam ti
ga tahap.

Tiga Tahap Dalam Culture Shock
1. Tahap kekaguman atau tahap turis. Ini terjadi ketika pertama kali seseo
rang masuk dalam budaya yang baru. Ada pemandangan dan suara yan
g mengagumkan, banyak hal dilihat dan dialami, banyak orang memba

ntu dan menyenangkan kita.
2. Tahap penolakan. Dalam tahap ini, kesenangan dan kekaguman terhad
ap kebudayaan baru mulai memudar dan pendatang baru mulai mengh
adapi kesulitan-kesulitan yang terkait dengan kehidupan pada kebuday
aan yang baru. Ada benturan dari kebudayaan asli pendatang dengan k
ebudayaan baru yang ia temui. Penolakan ini dapat muncul dengan sika
p stereotype, menghina, menertawakan, dan memisahkan diri sejauh m
ungkin dengan orang-orang itu dan berusaha bergaul sedekat mungkin
dengan orang-orang dari kebudayaannya. Bagi mereka yang sembuh d
ari “culture shock” ini bisa menyesuaikan diri namun yang tidak, akan m
engundurkan diri sama sekali dari kebudayaan baru tersebut.
3. Tahap pemulihan. Ditandai dengan belajar bahasa, aturan budaya, men
yesuaikan diri dengan budaya setempat. Setiap orang punya kemampua
n adaptasi yang berbeda.

Bantuan dari Anthropologi Kultural Terhad
ap Culture Shock
• Anthropologi kulutural memberikan perspektif yang memungkinka
n seseorang masuk dalam kebudayaan lain dengan hanya sedikit “C
ulture Shock”, dan pemulihan yang paling cepat, memungkinkanny

a untuk mulai berempati, menerima, dan mengidentifikasi. Perspekt
if ini dibangun dari konsep etnosentrisme dan relatifisme kultural.
• Etnosentrisme adalah praktik mengartikan dan menilai tingkahlaku
atau hal lain yang diukur dengan standar kebudayaan seseorang bu
kan dengan kebudayaan di mana hal-hal tersebut berasal. Relatifis
me kultural adalah praktik menafsirkan dan menilai tingkah laku, dll
dengan standar dan nilai-nilai normatif dari kebudayaan di mana ti
ngkah laku dan hal-hal tersebut berasal. Dengan kata lain, etnosent
risme adalah satu cara untuk memandang dunia sesuai dengan keb
udayaan diri sendiri sedangkan relatifisme kultural adalah cara mem
andang dunia sesuai dengan budaya di mana orang itu berada saat
ini.

Penginjilan Lintas Budaya
• Tugas utama dari misi-misi adalah menyampaikan Injil Yesus Kristus, karya p
enebusan Kristus sehingga manusia bisa berhubungan kembali dengan Alla
h. Pesan Injil itu ekslusif, tidak ada jalan lain (Yoh 14:6; I Tim 2:5-6a). Kita ti
dak mendapat perintah untuk menyampaikan kebudayaan kita kepada oran
g lain melainkan menyampaikan Injil kepada semua orang. Kebudayaan kita
bukanlah kebudayaan Alkitab hanya karena Alkitab itu berkontekstualisasi

dengan budaya kita. Perlu dipisahkan antara budaya kita dengan Injil agar k
ita dapat mengkomunikasikan Injil. Antropologi kultural memberi kita alat-a
lat konseptual untuk mengambil prinsip-prinsip Alkitab dari bentuk-bentuk
kebudayaan mereka dan mulai membuatnya aplikatif bagi kebudayaan apa
pun.
• Anthropologi kultural adalah alat yang berguna dalam memisahkan kebuda
yaan kita dari Injil dan menyampaikan Injil sesuai dengan kebudayaan yang
lain. Eugene Nida mengatakan bahwa memang anthropologi kultural buka
n jaminan bahwa pesan Injil di terima. Anthroplogi kultural hanya memberi
kan jaminan bahwa ketika pesan dikomunikasikan, orang-orang akan lebih
dimungkinkan untuk mengerti. Tugas untuk memberi pengalaman pertobat
an bagaimanapun juga adalah bagian Roh Kudus (Roma 10:14).