Identifikasi dan Pengukuran Distribusi G

IDENTIFIKASI DAN PENGUKURAN DISTRIBUSI
GASTROPODA
DI AREA RESTORASI SEGARA ANAKAN CILACAP

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

DINI ASTRIANIS MIFTAHULJANNAH
B1J011110

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS BIOLOGI
PURWOKERTO

2014

ii

IDENTIFIKASI DAN PENGUKURAN DISTRIBUSI
GASTROPODA
DI AREA RESTORASI SEGARA ANAKAN CILACAP


DINI ASTRIANIS MIFTAHULJANNAH
B1J011110

Diajukan sebagai pedoman untuk melaksanakan praktik kerja
lapangan
pada Fakultas Biologi Universitas Jenderal Soedirman
Purwokerto

Disetuji dan disahkan
Pada tanggal

Mengetahui :
Pembantu Dekan I Fakultas Biologi
Pembimbing
Universitas Jenderal Soedirman

Drs. Agus Hery Susanto, M.S.
Riyanto Ardli, M.Sc.
NIP. 19590814 198603 1 004

197307221997021001

Dr.rer.nat. Erwin
NIP.

iii

PRAKATA
Laporan

praktik

kerja

lapangan

ini

ditulis


guna

memenuhi

persyaratan praktik kerja lapangan. Penulis mengambil topik tentang
identifikasi dan pengukuran distribusi gastropoda di area restorasi Segara
Anakan Cilacap. Penulis mengucapkan puji syukur ke hadirat Allah SWT
yang teah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga laporan
praktik kerja lapangan ini dapat diselesaikan. Penulis juga mengucapkan
terima kasih kepada Dr.rer.nat. Erwin Riyanto Ardli M. Sc. selaku Dosen
Pembimbing Praktik Kerja Lapangan yang telah memberikan bimbingan
dan arahan dalam penulisan laporan kerja praktik kerja Lapangan ini, Drs.
Agus Hery Susanto, M.S. selaku Pembantu Dekan I Fakultas Biologi
Universitas Jenderal Soedirman yang telah memberikan izin untuk
pelaksanaan praktik kerja lapangan, Eko Setio Wibowo S.Si, M.Si, selaku
Dosen

Pembimbing

Akademik


yang

telah

mengarahkan

dalam

pelaksanaan praktik kerja lapangan, serta semua pihak yang telah
membantu secara langsung maupun secara tidak langsung dalam
penulisan Laporan Kerja Praktik Kerja Lapang ini.
Penulis

berharap

semoga

penyusunan


Laporan

Kerja

Praktek

Lapangan ini dapat memberi manfaat yang berarti bagi semua pihak
sebagai rujukan informasi di bidang ilmu pengetahuan terutama ilmu
biologi.

Purwokerto,

Penulis

iv

Juli 2014

DAFTAR ISI
Halaman

HALAMAN JUDUL ........................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................ii
PRAKATA ....................................................................................... iii
DAFTAR ISI ..................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ............................................................................... v
DAFTAR GAMBAR ...........................................................................vi
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................vii
I. PENDAHULUAN ..........................................................................1
II. MATERI DAN METODE ................................................................4
A. Materi Praktik Kerja Lapangan ..............................................4
B. Metode Praktik Kerja Lapangan .............................................4
III. EVALUASI HASIL KERJA...............................................................5
DAFTAR REFERENSI .......................................................................21
LAMPIRAN ...................................................................................... 22

DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1. Jumlah spesies gastropoda yang ditemukan pada stasiun 1
v


5

Tabel 3.2. Jumlah spesies gastropoda yang ditemukan pada stasiun 2

5

Tabel 3.3. Jumlah spesies gastropoda yang ditemukan pada stasiun 3

6

Tabel 3.4. Jumlah spesies gastropoda yang ditemukan pada stasiun 4

6

Tabel 3.5. Jumlah spesies gastropoda yang ditemukan pada stasiun 5

7

Tabel 3.6. Jumlah spesies gastropoda yang ditemukan pada stasiun 6


7

Tabel 3.7. Jumlah spesies gastropoda yang ditemukan pada stasiun 7

8

Tabel 3.8. Jumlah spesies gastropoda yang ditemukan pada stasiun 8

9

Tabel 3.9. Jumlah spesies gastropoda yang ditemukan pada stasiun 9

9

Tabel 3.10. Nilai rata-rata, indeks varians, dan pola distribusi spesies
gastropoda
......................................................................................... 9

DAFTAR GAMBAR
Halaman

Gambar 3.1. Peta lokasi stasiun pengambilan sampel .................10
vi

Gambar 3.2. Cerithidea sp. ...........................................................10
Gambar 3.3. Cerithidea obtusa .....................................................11
Gambar 3.4. Cerithidea djadjarensis .............................................11
Gambar 3.5.Cerithidea quadrata ...................................................12
Gambar 3.6. Cerithidea alata ........................................................12
Gambar 3.7. Cassidula aurisfelis ...................................................13
Gambar 3.8. Cassidula nucelus .....................................................13
Gambar 3.9. Neritina violacea .......................................................14
Gambar 3.10. Neritina turrita ........................................................14
Gambar 3.11. Neritina lineata .......................................................15
Gambar 3.12. Nerita planospira ....................................................15
Gambar 3.13. Nerita picea ............................................................16
Gambar 3.14. Assimenia brevicula ................................................16
Gambar 3.15. Telescopium telescopium........................................17
Gambar 3.16. Littoraria sp. ...........................................................17
Gambar 3.17. Littoraria carinifera .................................................18
Gambar 3.18. Littorinopsis intermedia ..........................................18


vii

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Data populasi gastropoda pada setiap stasiun...........18

viii

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia sebagai negara kepulauan dengan wilayah pesisir luas
dengan garis pantai sepanjang 81.000 km, memiliki hutan mangrove
terluas di dunia dengan luas yaitu 4,25 juta Ha atau sekitar 27% dari luas
hutan mangrove dunia (Kehutanan, 1997). Tidak dipungkiri hutan
mangrove pun mempunyai berbagai fungsi yaitu fungsi fisik, ekologis dan
sosial ekonomi yang berguna bagi ekosistem

pesisir maupun laut dan

masyrakat sekitarnya.

Secara

fisik,

hutan

mangrove

berguna

sebagai

greenbelt

(pelindung) bagi daerah pesisir dari abrasi akibat terjangan ombak,
tsunami dan badai. Fungsi ekologis sebagai tempat hidup bagi biota
perairan seperti ikan, udang dan kepiting. Fungsi sosial-ekonomi ini
ditujukan sebagai mata pencaharian, misalnya kayu mangrove digunakan
sebagai bahan baku arang yang mempunayai nilai ekonomi tinggi.
Aktifitas masyarakat dalam pemanfaatan hutan mangrove ini tidak jarang
menyebabkan kerusakan pada hutan mangrove. Tingkat kerusakan
ekosistem mangrove dapat dibagi dalam tiga kondisi yaitu rusak berat,
rusak sedang dan tidak rusak. Rusak berat ditandai dengan habisnya
hutan mangrove dalam satu wilayah, rusaknya kesimbangan ekologi,
intrusi air laut yang tinggi dan menurunnya kualitas tanah. Rusak sedang
ditandai dengan, masih tersisa sedikit hutan mangrove dalam suatu
wilayah, intrusi yang terjadi tidak terlalu parah. Ekosistem mangrove
yang tidak rusak, kondisi mangrove masih terjaga dengan baik dan
lestari, biasanya merupakan wilayah konservasi yang dijaga kondisi oleh
masyarakat sekitar (Bangen, 2003)
Total luas hutan di Kabupaten Cilacap (hutan negara dan hutan
rakyat) adalah 77.412,88 Ha. (Cilacap, 1998). Satu diantaranya adalah
hutan mangrove yang terdapat di segara anakan. Segara anakan adalah
sebuah laguna yang terletak di Kabupaten Cilacap Provinsi Jawa Tengah.
Laguna tersebut merupakan suatu ekosistem yang unik yang terdiri dari
badan air (laguna) bersifat payau, hutan mangrove dan lahan rendah
yang dipengaruhi pasang surut (Erftemeijer et al., 1988).
Segara Anakan adalah kawasan laguna unik seluas 40 ribu hektar
di Pantai Selatan Pulau Jawa. Tidak hanya hutan bakau dengan
keberagaman flora dan fauna, Segara Anakan menjadi tempat menarik
1

bagi para nelayan yang tinggal di kampung ini. Pelabuhan Sleko adalah
gerbang utama, untuk memasuki kawasan wisata Segara Anakan. Segara
Anakan yang berada dibagian belakang Pulau Nusa Kambangan dan
untuk mencapainya bisa menggunakan perahu nelayan kecil atau
compreng, perjalanan sekitar 3 jam dari hulu hingga ke hilir. Hutan bakau
mulai terlihat ketika memasuki sungai kecil. Saat ini Segara Anakan
dikelola ke dalam 11 zona peruntukan, antara lain: zona perlindungan,
cagar alam, hutan, pembangunan, agrikultur, pemukiman, akuatik, dan
departemen kehakiman (berhubungan dengan LP Nusa Kambangan), dan
zona laut (Erftemeijer et al., 1988).
Area mangrove Segara Anakan sebenarnya merupakan yang
terluas di Jawa (13.500 ha). Jumlahnnya kini semakin menyusut seiring
dengan banyaknya terjadi reklamasi lahan ilegal dan pencurian kayu
bakau. Padahal, hutan mangrove ini menjadi tempat berlindung 85
spesies burung, termasuk spesies yang endemik hanya ada di Segara
Anakan: Centropus nigrorufus Bahkan hutan bakau Segara Anakan sering
menjadi ajang berkumpulnya kawanan burung yang bermigrasi dari
selatan saat di wilayah Australia musim dingin (Pribadi et al., 2009).
Supriharyono
merupakan

(2000)

organisme

yang

menyatakan
banyak

bahwa

ditemukan

moluska
di

daerah

adalah
hutan

mangrove. Salah satu kelompok organisme molusca penyusun fauna
ekosistem mangrove dengan tingkat keanekaragaman jenis yang tinggi
adalah gastropoda. Gastropoda adalah yang paling banyak jenisnya,
dimana sekitar 35.000 spesies yang telah diketahui dan kurang dari
15.000 spesies dalam bentuk fosil (Barnes, 1974). Di Indonesia terdapat
sekitar 1500 jenis yang menempati berbagai jenis habitat sehinga di
anggap sebagai kelompok yang paling sukses (Nybakken, 1988). Selain
sebagai tempat berlindung

dan mencari makanan, mangrove juga

merupakan tempat berkembang biak bagi burung air. Bagi berbagai jenis
ikan dan kepiting , perairan mangrove merupakan tempat ideal sebagai
daerah asuhan, tempat mencari makanan dan tempat pembesaran anak.
Segara Anakan mengalami tekanan yang besar yaitu tingginya laju
sedimentasi yang berasal dari Sungai Citanduy, Cibeureum dan Cikonde.
Total endapan di Segara Anakan dari ketiga sungai tersebut adlaah 1 juta
m3.tahun-1. Kondisi ini secara tidak langsung mempengaruhi biota-biota
yang hidup di kawasan tersebut, salah satunya gastropoda.
2

Di Segara

Anakan terdapat 29 spesies gastropoda dari 10 familia. Sedimentasi yang
lebih

tinggi

di

daerah

Klaces

menyebabkan

jumlah

spesies

dan

kelimpahan individu gastropoda lebih banyak, yaitu sebanyak 24 jenis
dan 58,2 individu.m-2. Kelimpahan gastropoda semakin tinggi disebabkan
semakin jauhnya lokasi dari pantai karena adanya tekanan linguangan
berupa sampah organi maupun anorganik di sebagian besar pantai
(Pribadi et al., 2009).

B. Tujuan
1. Mengidentifikasi spesies gastropoda yang hidup di area restorasi
Segara Anakan Cilacap
2. Mengetahui distribusi gastropda yang hidup di area restorasi mangrove
Segara Anakan Cilacap.

3

II. MATERI DAN CARA KERJA

A. Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian
1.1. Materi Penelitian

Materi yang digunakan dalam praktik kerja lapang ini adalah tali
transek, toples plastik sebagai wadah penampung gastropoda, kamera
digital untuk dokumentasi, buku pedoman identifikasi gastropoda dan
gastropoda sebagai objek penelitian.
1.2.

Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian
Kegiatan praktik kerja lapangan ini dilakukan di area restorasi

Segara Anakan Cilacap. Praktik kerja lapangan dilakasanakan sekitar 4
bulan pada Maret-Juli meliputi penyusunan proposal, praktik lapangan
dan penyusunan laporan kegiatan praktik kerja lapangan. Praktik
lapangan di Segara Anakan Cilacap dilaksanakan sebanyak 3 kali turun ke
lapangan setiap bulan, selama 3 bulan dari Maret-Mei 2014.
B. Cara Kerja
Pengambilan sampel organisme dilakukan pada saat air surut pada
tiga stasiun dengan melakukan tiga kali pengulangan pada setiap stasiun.
Seluruh organisme
dikumpulkan.

yang

berada

Pengumpulan

pada akar,

organisme

yang

batang,
berada

ranting,daun
pada

pohon

mangrove dibatasi pada ketinggian 0-1 m. Sampel yang telah diperoleh
kemudian dimasukan kedalam kantong plastik atau wadah yang sudah di
beri label, dan diawetkan dengan larutan formalin 10% atau alkohol 70%,
selanjutnya diidentifikasi, dihitung jumlah individu setiap spesies.
Parameter lingkungan yang diukur pada setiap lokasi penelitian
yaitu suhu, salinitas, pH air dan pH tanah. Pengukuran suhu dan pH air
dengan menggunakan pH meter, salinitas dengan menggunakan Hand
refraktometer sedangkan pH tanah dengan menggunakan soil tester.
Pengukuran parameter lingkungan pada saat penarikan contoh dilakukan
pada beberapa titik lokasi yang berbeda.

4

III.

EVALUASI HASIL KERJA

Berdasarkan hasil praktik kerja lapangan yang dilakukakan di area
restorasi

Segara

Anakan

Cilacap,

jumlah

gastropoda

terbanyak

didapatkan saat minggu pertama turun ke lapangan, yaitu sebanyak 244
ekor. Pada stasiun pertama sebanyak tiga kali ulangan,

didapatkan

kelimpahan total gastropoda 90 ekor dari 7 spesies. Hasil identifikasi
gastropoda yang diperoleh dari Segara Anakan adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1. Jumlah spesies gastropoda yang ditemukan pada
stasiun 1
No.

Nama Spesies

1
2.
3.

Cerithidea obtusa
Cerithidea sp
Cerithidea
djadjarensis
Cassidula aurisfelis
Cassidula nucleus
Neritina violacea
Neritina turita

4.
5.
6.
7.

Total

Stasiun 1
Ulangan
Ulangan 1
2
11
0
7
0

Ulangan
3
2
0

Jumlah Total
13
7

0

10

0

10

5
0
0
0

17
3
9
1

19
4
2
0

41
7
11
1

23

40

27

90

Individu gastropoda terbanyak stasiun pertama, terdapat pada
ulangan kedua, yaitu berlokasi di tengah wilayah mangrove, sebanyak 40
ekor. Sedangkan jumlah gastropoda terbanyak dari tiga kali ulangan yaitu
spesies Cassidula aurisfelis sebanyak 41 ekor. Data faktor lingkungan
yang telah berhasil diukur berdasarkan rata-rata dari tiga kali ulangan
yaitu suhu air sebesar 29⁰C, suhu udara 31,6⁰C, salinitas sebesar 3 ppm,
pH sebesar 6,3, kelembaban tanah 43,3, berat basah tanah 18,83 gr dan
berat kering tanah 6,6 gr.
Pada stasiun 2 didapatkan kelimpahan total gastropoda sebanyak
108 ekor dari 8 spesies, merupakan kelimpahan terbanyak dibandingkan
stasiun 1 dan stasiun 3. Hasil identifikasi gastropoda yang diperoleh,
yaitu:
Tabel 3.2. Jumlah spesies gastropoda yang ditemukan pada
stasiun 2
No.

Nama Spesies

Stasiun 2

5

Jumlah Total

Cerithidea obtusa
Cerithidea sp
Cerithidea
djadjarensis
Cassidula aurisfelis
Cassidula nucleus
Neritina violacea
Neritina turita
Assimenia brevicula

17
18

Ulangan
2
4
1

1

4

0

18

2
0
4
0
2

13
7
7
0
0

5
1
4
1
0

20
8
15
1
2

Total

57

36

15

108

Ulangan 1
1
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Ulangan
3
2
2

23
21

Individu gastropoda terbanyak stasiun 2, terdapat pada ulangan
kesatu, yaitu berlokasi di pinggir wilayah daratan mangrove, sebanyak 57
ekor. Jumlah gastropoda terbanyak dari tiga kali ulangan yaitu spesies
Cerithidea obtusa sebanyak 23 ekor. Data faktor lingkungan yang telah
berhasil diukur berdasarkan rata-rata dari tiga kali ulangan yaitu suhu air
sebesar 33,3⁰C, suhu udara 31,3⁰C, salinitas sebesar 2,6 ppm, pH sebesar
6,6, kelembaban tanah 33,3, berat basah tanah 18,8 gr dan berat kering
tanah 6,4 gr.
Pada stasiun 3 didapatkan kelimpahan total gastropoda sebanyak 46
ekor dari 4 spesies. Hasil identifikasi gastropoda yang diperoleh, yaitu:
Tabel 3.3. Jumlah spesies gastropoda yang ditemukan pada
stasiun 3
No.

Nama Spesies

1
2.
3.

Cerithidea obtusa
Cerithidea sp
Cerithidea
djadjarensis
Neritina planospira

4.

Total

Stasiun 3
Ulangan
Ulangan 1
2
5
4
6
3

Ulangan
3
10
2

Jumlah Total
19
11

3

7

5

15

1

0

0

1

15

14

17

46

Individu gastropoda terbanyak stasiun 3, terdapat pada ulangan
ketiga, yaitu berlokasi jauh di dalam wilayah daratan mangrove,
sebanyak 17 ekor. Jumlah gastropoda terbanyak dari tiga kali ulangan
yaitu spesies Cerithidea obtusa sebanyak 19 ekor. Data faktor lingkungan
yang telah berhasil diukur berdasarkan rata-rata dari tiga kali ulangan
yaitu suhu air sebesar 30⁰C, suhu udara 33⁰C, salinitas sebesar 2 ppm, pH

6

sebesar 6,6, kelembaban tanah 13,3, berat basah tanah 20,76 gr dan
berat kering tanah 9,65 gr.
Minggu kedua turun ke lapangan, didapatkan kelimpahan total dari 3
stasiun yaitu 143 ekor gastropoda dari 15 spesies. Pada stasiun 4 total
kelimpahan gastropoda sebanyak 32 ekor dari 6 spesies. Hasil identifikasi
gastropoda yang diperoleh, yaitu:
Tabel 3.4. Jumlah spesies gastropoda yang ditemukan pada
stasiun 4
No.

Nama Spesies

1
2.
3.

Cerithidea obtusa
Cerithidea sp
Cerithidea
djadjarensis
Cassidula aurisfelis
Neritina violacea
Nerita picea

4.
5.
6.

Total

Stasiun 4
Ulangan
Ulangan 1
2
0
9
1
5

Ulangan
3
0
1

Jumlah Total
9
7

0

1

2

3

2
3
2

0
2
0

1
3
0

3
8
2

8

17

7

32

Individu gastropoda terbanyak stasiun 1, terdapat pada ulangan
kedua, yaitu berlokasi di tengah wilayah mangrove, sebanyak 17 ekor.
Jumlah gastropoda terbanyak dari tiga kali ulangan yaitu spesies
Cerithidea obtusa sebanyak 9 ekor. Data faktor lingkungan yang telah
berhasil diukur berdasarkan rata-rata dari tiga kali ulangan yaitu suhu air
sebesar 27,6⁰C, suhu udara 32,3⁰C, salinitas sebesar 4 ppm, pH sebesar
6,5, kelembaban udara 57, berat basah tanah 21,5 gr dan berat kering
tanah 8,37 gr.
Pada stasiun 5 didapatkan kelimpahan total gastropoda sebanyak 62
ekor dari 10 spesies, merupakan kelimpahan terbanyak dibandingkan
stasiun 4 dan stasiun 6. Hasil identifikasi gastropoda yang diperoleh,
yaitu:
Tabel 3.5. Jumlah spesies gastropoda yang ditemukan pada
stasiun 5
No.

Nama Spesies

1.
2.
3.

Cerithidea obtusa
Cerithidea sp
Cerithidea
djadjarensis

Stasiun 5
Ulangan
Ulangan 1
2
0
1
0
0
0

0

7

Ulangan
3
8
15

Jumlah Total

3

3

9
15

4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

Cerithidea alata
Cassidula aurisfelis
Cassidula nucleus
Neritina violacea
Neritina turrita
Neritina lineata
Assimenia brevicula

6
0
0
8
1
0
0

0
1
2
5
0
3
4

3
0
0
2
0
0
0

9
1
2
15
1
3
4

Total

15

16

31

62

Individu gastropoda terbanyak stasiun 2, terdapat pada ulangan
ketiga, yaitu berlokasi jauh di dalam wilayah daratan mangrove,
sebanyak 31 ekor. Jumlah gastropoda terbanyak dari tiga kali ulangan
yaitu spesies Cerithidea sp sebanyak 15 ekor dan Neritina violacea 15
ekor. Data faktor lingkungan yang telah berhasil diukur berdasarkan ratarata dari tiga kali ulangan yaitu suhu air sebesar 30,6⁰C, suhu udara
32,6⁰C, salinitas sebesar 3,3 ppm, pH sebesar 5,8, kelembaban udara
54,3, berat basah tanah 25,2 gr dan berat kering tanah 10,14 gr.
Pada stasiun 6 didapatkan kelimpahan total gastropoda sebanyak 49
ekor dari 12 spesies. Hasil identifikasi gastropoda yang diperoleh, yaitu:
Tabel 3.6. Jumlah spesies gastropoda yang ditemukan pada
stasiun 6
No.

Nama Spesies

1
2.
3.

Cerithidea obtusa
Cerithidea sp
Cerithidea
djadjarensis

Stasiun 6
Ulangan
Ulangan 1
2
0
11
0
0
0

0

Ulangan
3
2
3

Jumlah Total

2

2

Ulangan
3
0
1
5
0
1

Jumlah Total

13
3

Tabel 3.6. (lanjutan)
No.

Nama Spesies

4.
5.
6.
7.
8.
9.

Cassidula aurisfelis
Cassidula nucleus
Neritina violacea
Neritina lineata
Nerita planospira
Assimenenia
brevicula
Telescopium
teescopium
Littoraria sp.
Littorinopsis
intermedia

10.
11.
12.

Stasiun 6
Ulangan
Ulangan 1
2
1
1
0
2
0
6
1
0
0
0

2
3
11
1
1

8

2

0

10

0

0

1

1

1

0

0

1

1

0

0

1

8

Total

12

22

15

49

Individu gastropoda terbanyak stasiun 3, terdapat pada ulangan
kedua, yaitu berlokasi jauh di tengah wilayah daratan mangrove,
sebanyak 22 ekor. Jumlah gastropoda terbanyak dari tiga kali ulangan
yaitu spesies Cerithidea obtusa sebanyak 13 ekor. Data faktor lingkungan
yang telah berhasil diukur berdasarkan rata-rata dari tiga kali ulangan
yaitu suhu air sebesar 31⁰C, suhu udara 32,6⁰C, salinitas sebesar 4,5
ppm, pH sebesar 6,2, kelembaban udara 52,6, berat basah tanah 22,94
gr dan berat kering tanah 9,38 gr.
Minggu ketiga turun ke lapangan, didapatkan kelimpahan total dari 3
stasiun yaitu 161 ekor gastropoda dari 13 spesies. Pada stasiun 7 total
kelimpahan gastropoda sebanyak

50 ekor dari 10 spesies. Hasil

identifikasi gastropoda yang diperoleh, yaitu:
Tabel 3.7. Jumlah spesies gastropoda yang ditemukan pada
stasiun 7
No.

Nama Spesies

1.
2.
3.

Cerithidea obtusa
Cerithidea sp
Cerithidea
djadjarensis
Cerithidea quadrata
Cassidula aurisfelis
Cassidula nucleus
Neritina violacea
Neritina lineata
Littoraria sp.
Littorinopsis
intermedia
Total

4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

Stasiun 7
Ulangan
Ulangan 1
2
0
0
0
0

Ulangan
3
9
4

Jumlah Total
9
4

0

1

4

5

7
0
0
0
1
1

4
1
0
10
1
0

1
0
1
2
0
2

12
1
1
12
2
3

0

1

0

1

9

18

23

50

Individu gastropoda terbanyak stasiun 1, terdapat pada ulangan
kedua, yaitu berlokasi di tengah wilayah mangrove, sebanyak 17 ekor.
Jumlah gastropoda terbanyak dari tiga kali ulangan yaitu spesies
Cerithidea quadrata sebanyak 12 ekor dan Neritina violacea 12 ekor. Data
faktor lingkungan yang telah berhasil diukur berdasarkan rata-rata dari
tiga kali ulangan yaitu suhu air sebesar 28,6⁰C, suhu udara 31⁰C, salinitas
sebesar 6,3 ppm, pH sebesar 5, kelembaban udara 55, berat basah tanah
27,2 gr dan berat kering tanah 11,9 gr.
9

Pada stasiun 8 didapatkan kelimpahan total gastropoda sebanyak 73
ekor dari 4 spesies, merupakan kelimpahan terbanyak dibandingkan
stasiun 7 dan stasiun 9.
Tabel 3.8. Jumlah spesies gastropoda yang ditemukan pada
stasiun 8
No.

Nama Spesies

1.
2.
3.

Cerithidea obtusa
Cerithidea sp
Cerithidea
djadjarensis
Neritina violacea

4.

Total

Stasiun 8
Ulangan
Ulangan 1
2
15
0
5
2

Ulangan
3
4
3

Jumlah Total
19
10

5

0

0

5

6

20

13

39

31

22

20

73

Individu gastropoda terbanyak stasiun 2, terdapat pada ulangan
pertama, yaitu berlokasi jauh di pinggir wilayah daratan mangrove,
sebanyak 31 ekor. Jumlah gastropoda terbanyak dari tiga kali ulangan
yaitu spesies Neritina violacea 39 ekor. Data faktor lingkungan yang telah
berhasil diukur berdasarkan rata-rata dari tiga kali ulangan yaitu suhu air
sebesar 29,3⁰C, suhu udara 30,3⁰C, salinitas sebesar 2,3 ppm, pH sebesar
4,6, kelembaban udara 66,6, berat basah tanah 30,7 gr dan berat kering
tanah 11,1 gr.
Pada stasiun 9 didapatkan kelimpahan total gastropoda sebanyak 38
ekor dari 7 spesies. Hasil identifikasi gastropoda yang diperoleh, yaitu:
Tabel 3.9. Jumlah spesies gastropoda yang ditemukan pada
stasiun 9
No.

Nama Spesies

1.
2.
3.

Cerithidea obtusa
Cerithidea sp
Cerithidea
djadjarensis
Neritina violacea
Nerita planospira
Assimenia brevicula
Littorinopsis
intermedia
Total

4.
5.
6.
7.

Stasiun 9
Ulangan
Ulangan 1
2
0
2
0
1

Ulangan
3
12
2

Jumlah Total
14
3

7

0

1

8

2
1
0

4
0
0

3
0
1

9
1
1

0

0

2

2

10

7

21

38

Individu gastropoda terbanyak stasiun 3, terdapat pada ulangan
ketiga, yaitu berlokasi jauh di jauh di dalam wilayah daratan mangrove,
10

sebanyak 21 ekor. Jumlah gastropoda terbanyak dari tiga kali ulangan
yaitu spesies Cerithidea obtusa sebanyak 14 ekor. Data faktor lingkungan
yang telah berhasil diukur berdasarkan rata-rata dari tiga kali ulangan
yaitu suhu air sebesar 28,6⁰C, suhu udara 29,3⁰C, salinitas sebesar 4,6
ppm, pH sebesar 4,3, kelembaban udara 66,6, berat basah tanah 30,33
gr dan berat kering tanah 10,9 gr.

Gambar 3.1. Peta lokasi stasiun pengambilan sampel.
Sumber: Google Maps.
Berikut hasil klasifikasi dari beberapa gastropoda yang ditemukan:
1. Cerithidea sp

Gambar 3.2. Cerithidea sp.

Klasifikasi menurut (Dharma, 1992) yaitu:
Kingdom

: Animalia

Filum

: Mollusca

Kelas

: Gastropoda

Ordo

: Cerithioidea

Famili : Potamididae
Genus : Cerithidea
Spesies: Cerithidea sp.

2. Cerithidea obtusa
11

Gambar 3.3. Cerithidea obtusa

Klasifikasi menurut (Dharma, 1992) yaitu:
Kingdom

: Animalia

Filum

: Mollusca

Kelas

: Gastropoda

Ordo

: Neotaenioglossa

Famili : Potamididae

Genus : Cerithidea
Spesies

: Cerithidea obtusa

3. Cerithidea djadjarensis

Gambar 3.4. Cerithidea djadjarensis

Klasifikasi menurut (Dharma, 1992) yaitu:
Kingdom

: Animalia

Filum

: Mollusca

Kelas

: Gastropoda

Ordo

: Neotaenioglossa

Famili : Potamididae
Genus : Cerithidea
Spesies: Cerithidea djadjarensis
4. Cerithidea quadrata

12

Gambar 3.5. Cerithidea quadrata

Klasifikasi Cerithidea obtusa menurut (Dharma, 1992) yaitu:
Kingdom

: Animalia

Filum

: Mollusca

Kelas

: Gastropoda

Ordo

: Neotaenioglossa

Famili : Potamididae
Genus : Cerithidea
Spesies: Cerithidea quadrata

5. Cerithidea alata

Gambar 3.6. Cerithidea alata

Klasifikasi menurut (Dharma, 1992) yaitu:
Kingdom

: Animalia

Filum

: Mollusca

Kelas

: Gastropoda

Ordo

: Neotaenioglossa

Famili : Potamididae
Genus : Cerithidea
Spesies: Cerithidea alata
6. Cassidula aurisfelis

13

Gambar 3.7. Cassidula aurisfelis

Klasifikasi menurut (Dharma, 1992) yaitu:
Kingdom

: Animalia

Filum

: Mollusca

Kelas

: Gastropoda

Ordo

: Pulmonata

Famili : Ellobiidae
Genus : Cassidula
Spesies: Cassidula aurisfelis
7. Cassidula nucleus

Gambar 3.8. Cassidula nucleus

Klasifikasi menurut (Dharma, 1992) yaitu:
Kingdom

: Animalia

Filum

: Mollusca

Kelas

: Gastropoda

Ordo

: Pulmonata

Famili : Ellobiidae
Genus : Cassidula
Spesies: Cassidula nucleus
8. Neritina violacea

14

Gambar 3.9. Neritina violacea

Klasifikasi menurut (Dharma, 1992) yaitu:
Kingdom

: Animalia

Filum

: Mollusca

Kelas

: Gastropoda

Ordo

: Archaeogastropoda

Famili : Neritidae
Genus : Neritina
Spesies: Neritina violacea
9. Neritina turrita

Gambar 3.10. Neritina turrita

Klasifikasi menurut (Dharma, 1992) yaitu:
Kingdom

: Animalia

Filum

: Mollusca

Kelas

: Gastropoda

Ordo

:Archaeogastropoda

Famili : Neritidae
Genus : Neritina
Spesies: Neritina turrita
10.

Neritina lineata

15

Gambar 3.11. Neritina lineata

Klasifikasi menurut (Dharma, 1992) yaitu:
Kingdom

: Animalia

Filum

: Mollusca

Kelas

: Gastropoda

Ordo

: Archaeogastropoda

Famili : Neritidae
Genus : Neritina
Spesies: Neritina lineata
11.

Nerita planospira

Gambar 3.12. Nerita planospira

Klasifikasi menurut (Dharma, 1992) yaitu:
Kingdom

: Animalia

Filum

: Mollusca

Kelas

: Gastropoda

Ordo

: Neritopsina

Famili : Neritidae
Genus : Nerita
Spesies: Nerita planospira
12.

Nerita picea

16

Gambar 3.13. Nerita picea

Klasifikasi menurut (Dharma, 1992) yaitu:
Kingdom

: Animalia

Filum

: Mollusca

Kelas

: Gastropoda

Ordo

: Archaeogastropoda

Famili : Neritidae
Genus : Nerita
Spesies: Nerita picea
13.

Assimenia brevicula

Gambar 3.14. Assiminea brevicula

Klasifikasi menurut (Dharma, 1992) yaitu:
Kingdom

: Animalia

Filum

: Mollusca

Kelas

: Gatsropoda

Ordo

: Littorinimorpha

Famili : Assimeneidae
Genus : Assimenia
Spesies: Assimenia brevicula
14.

Telecospium telecospium

17

Gambar 3.15. Telecospium telecospium

Klasifikasi menurut (Dharma, 1992) yaitu:
Kingdom

: Animalia

Filum

: Mollusca

Kelas

: Gastropoda

Ordo

: Mesogastropoda

Famili : Potamididae
Genus : Telecospium
Spesies: Telecospium telecospium
15.

Littoraria sp.

Gambar 3.16. Littoraria sp.

Klasifikasi menurut (Dharma, 1992) yaitu:
Kingdom

: Animalia

Filum

: Mollusca

Kelas

: Gastropoda

Ordo

: Mesogastropoda

Famili : Littorinidae
Genus : Littoraria
Spesies: Littoraria sp.
16.

Littoraria carinifera

18

Gambar 3.17. Littoraria carinifera

Klasifikasi menurut (Dharma, 1992) yaitu:
Kingdom

: Animalia

Filum

: Mollusca

Kelas

: Gastropoda

Ordo

: Neotaenioglossa

Famili : Littorinidae
Genus : Littoraria
Spesies: Littoraria carinifera
17.

Littorinopsis intemedia

Gambar 3.18. Littorinopsis intermedia

Klasifikasi menurut (Dharma, 1992) yaitu:
Kingdom

: Animalia

Filum

: Mollusca

Kelas

: Gastropoda

Ordo

: Littorinoidea

Famili : Littorinidae
Genus : Littorinopsis
Spesies: Littorinopsis intermedia
Menurut Ludwig dan Reynolds (1988), distribusi populasi dihitung
dengan menggunakan rumus:

19

ID =
(3-1)
Keterangan:
ID : Indeks Dispersal
S2 : Varians sampel
µ : Rata-rata
Kriteria Pengujian:
Jika µ = S2 atau ID = 1 maka struktur penyebaran populasi acak
Jika µ > S2 atau ID > 1 maka struktur penyebaran populasi mengelompok.
Jika µ < S2 atau ID < 1 maka struktur penyebaran populasi menyebar.
Berdasarkan hasil perhitungan, didapatkan nilai rata-rata, indeks
varians dan pola distribusi dari beberapa spesies gastropoda yang
ditemukan, yaitu:
Tabel 3.10. Nilai rata-rata, indeks varians, dan pola distribusi
spesies gastropoda
No
.

Famili

1.

Cerithidea obtusa

2.
3.
4.

Potamidida
e

6.
7.

Neritina violacea

8.

10
.
11
.

Cerithidea sp
Cerithidea
djadjarensis
Cerithidea alata
Cerithidea quadrata
Telecospium
telecospium

5.

9.

Nama Spesies

Neritina turrita
Neritidae

Neritina lineata

Total
Jumla
h
Indivi
du

Nilai
Ratarata
(µ)

128

4,740
74

81

3

69

2,555
6

9

0,3

12

0,4
0,037
04

1
120

4,4

3

0,111
11

6

0,2

3

Nerita planospira

2

Nerita picea

20

0,111
1
0,074
07

Indeks
Varian
s (S2)
27,27
64
19,38
46
12,64
1
1,615
38
2,3
0,037
04
21,02
56
0,102
56
0,410
26
0,102
56
0,148
15

Pola
Distribusi
Menyebar
Menyebar
Menyebar
Menyebar
Menyebar
Acak
Menyebar
Mengelomp
ok
Menyebar
Mengelomp
ok
Menyebar

12
.
13
.
14
.
15
.
16
.
17
.

Ellobiidae

Cassidula aurisfelis

21

Cassidula nucleus
Assimenei
dae
Littorinida
e

68

Assimenia brevicula

17

Littoraria sp.

4

Littoraria carinifera

1

Littorinopsis
intermedia

3

21

2,518
52
0,777
78
0,629
63
0,148
15
0,037
04
0,111
11

27,33
62
2,641
03
3,011
4
0,207
98
0,037
04
0,179
49

Menyebar
Menyebar
Menyebar
Menyebar
Acak
Menyebar

DAFTAR REFERENSI
Bangen, D.G., 2003. Pedoman Teknis Pengenalan dan Pengelolaan
Ekosistem Mangrove Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan.
Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Barnes, R.S.K., 1974. Estuarine Biology. London: Edward Arnold Ltd.
Cilacap, P.T.I., 1998. Rancangan Sistin Pengelolaan Hutan Bakau di
Kawasan Segara Anakan Kabupaten Dati II Cilacap Jawa Tengah.
Jakarta: Lembaga Pengkajian dan Pengembangan Mangrove.
Dharma, B., 1992. Siput dan Kerang Indonesia I (Indonesian Shells).
Jakarta: PT. Sarana Graha.
Erftemeijer, P., Balen, B.V. & Djuharsa, E., 1988. The Importance of
Segara Anakan for Nature Conservation with Special Reference to Its
Avivauna. PHPA-AWB/Interwader Report No.6. Bogor.
Kehutanan, D., 1997. Startegi Pengelolaan Mangrove di Indonesia.
Jakarta.
Nybakken, J.W., 1988. Biologi Laut: Suatu Pendekatan Ekologi. Jakarta:
Gramedia.
Odum, E.P., 1996. Dasar-dasar Ekologi. Yogyakarta: Universitas Gadjah
Mada.
Pribadi, R., Retno, H. & Chrisna, A.S., 2009. Komposisi Jenis dan
Distribusi Gastropoda di Kawasan Hutan Mangrove Segara Anakan
Cilacap. Ilmu Kelautan, 14, pp.102-11.
Suprihayono, 2000. Pelestarian dan Pengelolaan Sumber Daya Alam di
Wilayah Pesisir Tropis. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Suwondo, 2005. Struktur Komunitas Arthopoda Pada Hutan Mangrove Di
Pulau Sipora Kabupaten Kepulauan Mentawai Sumatera Barat. Jurnal
Biogenesis, 2, pp.25-29.

22

LAMPIRAN

23