TECHNO- ECONOMIC ANALYSIS OF EVDO REV.B DEVELOPMENT PLANNING IN TELKOM FLEXI DIVRE III WEST JAVA AREA

ANALISA TEKNO EKONOMI PERENCANAAN PEMBANGUNAN EVDO REV. B TELKOM FLEXI DIVRE III AREA JAWA BARAT CLARA ADILA

* ) Jurusan Teknik Telekomunikasi, Fakultas Manajemen Telekomunikasi, Universitas Telkom,

Bandung, 40257 E-Mail: addyla20@gmail.com

ABSTRAK

Filosofi umum dari desain jaringan telekomunikasi adalah mendapatkan performansi terbaik dengan biaya implementasi yang minimal. EV-DO Rev B, manawarkan kelebihan kecepatan data yang lebih tinggi secara konsisten untuk layanan data, baik video dan audio streaming; lebih cepat meng-upload gambar, video, dan file audio.

Pada tesis ini akan dianalisa baik secara engineering maupun tekno-ekonomi terhadap perencanaan pembangunan EVDO REV B yang akan diimplementasikan oleh salah satu operator di Jawa Barat. Model analisa yang digunakan berdasarkan prinsip tekno-ekonomi dengan skenario Co-existance dengan site existing serta pendekatan traffic demand, capacity dan coverage estimation. Tahap selanjutnya yaitu melakukan analisa kelayakan biaya yang dikeluarkan untuk pembangunan jaringan EVDO Rev.B tersebut. Untuk mempermudah perhitungan, penulis menggunakan referensi data existing Telkom Flexi Divre III area Jawa Barat ini.

Berdasarkan perhitungan yang dilakukan, diperoleh prediksi pelanggan pada tahun pertama adalah 325.801 pelanggan untuk divre III Jawa barat, dan prediksi pelanggan pada tahun 2020 adalah sebesar 1.815.057 pelanggan, sehingga jumlah BTS yang diperlukan berdasarkan analisa capacity estimation adalah sebanyak 250 site. Sedangkan berdasarkan hasil analisa coverage estimation jumlah BTS yang diperlukana dalah sebanyak 460 site. Dengan melakukan analisa ekonomi, diperoleh kesimpulan yaitu NPV diperoleh sebesar Rp. 185.946.827.012,79 , IRR sebesar 26% , dan waktu balik modal pada tahun ke 3 dan bulan ke 10. Dari analisis sensistivitas yang dilakukan diperoleh bahwa faktor tarif dan suku bunga sangat mempengaruhi, sehingga dapat disimpulkan bahwa implementasi EVDO Rev.B di Telkom Flexi area Divre III adalah layak untuk diimplementasikan.

Kata kunci : EVDO Rev. B,Traffic demand, Capacity &Coverage, Revenue, CAPEX, OPEX, NPV, IRR, PBP

TECHNO- ECONOMIC ANALYSIS OF EVDO REV.B DEVELOPMENT PLANNING IN TELKOM FLEXI DIVRE III WEST JAVA AREA CLARA ADILA

* ) Jurusan Teknik Telekomunikasi, Fakultas Manajemen Telekomunikasi, Universitas Telkom,

Bandung, 40257 E-Mail: addyla20@gmail.com

ABSTARCT

The philosophy of telecommunication network design is to obtain best performance with minimal implementation costs. EV-DO Rev B offers high excess data rates consistently for data services, both video and audio streaming, and fast upload images, videos, and audio files.

This thesis analyzed the technology engineering and economic of EVDO REV.B development that would be implemented by one of telecommunication operators in West Java. This thesis had two steps of analysis. First, the development was analyzed based on the principle of techno-economic using traffic demand, Capacity and Coverage estimation method. Second, the feasibility of the costs incurred for the construction of EVDO Rev.B was analyzed. To carry out this study, the data were collected from the existing data available in Telkom Flexi Division III West Java area.

From the calculation, it could be predicted that the first year customers would be 325.801 subscribers to Divre III West Java, and the prediction of customers in 2020 would be 1,815,057 subscribers. By taking into account of market demand/predicted number of subscribers in year 2013-2020, the results of capacity estimation analysis showed that the required number of base stations was 250 sites. Then results of coverage estimation analysis showed that the required number of base stations was 460 sites with three stages of implementation priorities based on area. The results of techno economy analysis showed that the value of NPV was positive namely IDR 185,946,827,012.79 and IRR of 26%. Then it was concluded that this investment was feasible to be implemented since the value of Pay Back Period was 3 Years and 10 Months. so the implementation of EVDO Rev.B in the Telkom Flexi Divre III area was feasible.

Key Words : EVDO Rev. B,Traffic demand, Capacity &Coverage, QoS , Revenue, CAPEX, OPEX, NPV, IRR, PBP

PENDAHULUAN

Upgrade capacity ini bisa dilakukan :

Upgrade Existing site

Latar Belakang

• New Microcell

telah merubah pola berkomunikasi pengguna jasa • New EVDO Rev. B system

Perkembangan Teknologi internet dan wireless

telekomunikasi untuk selalu terhubung dan terlayani • Upgrade teknologi dan fitur.

dimana saja, kapan saja dan aplikasi apa saja. Pola kebutuhan berkomunikasi tersebut dapat dipenuhi dengan sumber informasi yang tidak terbatas melalui

Rumusan Masalah

internet, khususnya pada jaringan berbasis CDMA. Dalam Implementasi EVDO Rev. B, perlu dilakukan Namun

kajian-kajian mengenai hal berikut : pengalaman dan kepuasan pengguna jasa telekomunikasi

seiring dengan

perkembangan

tersebut,

1. Kajian Teknologi EVDO Rev. B secara umum. masih belum terpenuhi sesuai dengan yang diharapkan

2. Menentukan kelas layanan dan jenis pelanggan dikarenakan kecepatan dan layanan yang ada masih

Telkom Flexi area Jawa Barat. terbatas. Disamping itu jumlah user data semakin

3. Prediksi Pasar Telkom Flexi area Jawa Barat meningkat tiap harinya.

4. Estimasi trafik yang akan terjadi sesuai dengan Hal tersebut menjadi tantangan bagi operator

pertumbuhan pelanggan layanan EVDO Rev. B. untuk selalu dapat memenuhi harapan para pelanggan

5. Estimasi kapasitas dan cakupan jaringan EVDO agar penyelenggaraan bisnis dapat terus berlangsung.

Rev. B sehingga dapat ditentukan jumlah perangkat Maka dari itu para operator berbasis CDMA berusaha

yang akan dipasang untuk mendukung jaringan mengimplementasikan jaringan EVDO Rev. B yang

EVDO Rev. B tersebut

lebih handal sehingga mampu memenuhi kenaikan

ekonomi yang digunakan permintaan dan kepuasan pelanggan, khususnya dalam

6. Analisa

tekno

mempertimbangkan beberapa parameter seperti layanan data. Berikut merupakan latar belakang masalah

revenue, CAPEX, OPEX, NPV, IRR, PBP yang

nilai kelayakan antara mengimplementasikan jaringan EVDO Rev.B:

dengan perhitungan

1. Semakin meningkatnya kebutuhan akan layanan

ekonomi.

data access dengan kecepatan tinggi. EVDO

7. Analisis sensitivitas.

merupakan layanan paket data dengan kecepatan sampai dengan 7.2 Mbps setara dengan layanan 3G

Tujuan Penelitian

perencanaan implementasi menggunakan layanan Telkom flexi. EVDO khusus

HSPA. Sehingga

teknologi jaringan EVDO Rev. B, yang akan dialokasikan untuk layanan paket data sehingga

diimplementasikan pada operator BUMN Telkom kapasitas yang diperoleh dapat lebih besar

berdasarkan Traffic demand, capacity & coverage dibandingkan dengan menggunakan CDMA 2000

yang dibutuhkan, serta QoS sesuai standar yang 1x. Selanjutnya CDMA2000 1x akan dialokasikan

telah ditentukan.

sebagian besar kanalnya untuk voice (CS) dan hanya

2. Analisa perhitungan ekonomi untuk implementasi menyisakan sedikit kanal PS untuk konsumen yang

teknologi EVDO Rev. B sehingga dapat digunakan masih menggunakan layanan 1X.

sebagai strategi untuk pengambilan keputusan

2. Semakin berkembangnya smartphone dengan sangat implementasi EVDO Rev. B bagi Telkom. pesat yang memberikan layanan EVDO untuk

jaringan CDMA

3. Berdasarkan data existing yang diperoleh, diperoleh

Manfaat Penelitian

nilai rata-rata PS Blocking Rate (%) existing CSMA 2000-1X mencapai maximum 1.5%. Hal ini

1. Perencanaan dan teknik analisis Mengingat disebabkan kanal yang tersedia pada saat ini tidak

permintaan lalu lintas, kebutuhan kapasitas, cukup untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Hal

cakupan.

ini menyebabkan ketidaknyamanan pelanggan

2. Dimensi perencanaan jaringan berdasarkan atas dalam penggunaan layanan dan putus koneksi

3. Membuat perhitungan dan analisis ekonomi teknik sehingga sangat mempengaruhi tingkat kepuasan.

EVDO Rev B Implementasi (Studi Kasus Telkom Dengan upgrade jaringan EVDO Rev.B ini,

Divre III CDMA)

diharapkan jumlah kapasitas semakin besar sehingga

ekonomi Itu Dapat dapat mengurangi nilai Blocking Rate (%).Prediksi

4. Analisis

Perencanaan

digunakan sebagai strategi dan pengambilan trafik PS yang akan terus meningkat seiring dengan

keputusan untuk Pelaksanaan EVDO Rev.B pada meningkatnya jumlah pelanggan dan volume

beberapa parameter, Yaitu: CAPEX, OPEX, kapasitas

yang diperlukan untuk memenuhi

Pendapatan.

kebutuhan pelanggan setiap tahunnya.

4. Utilisasi walsh code

Batasan Masalah

Berdasarkan utilisasi walsh code saat ini beberapa Pada tesis ini akan digunakan beberapa batasan masalah kota memiliki utilisasi yang tinggi, disarankan untuk

sebagai berikut :

dilakukan upgrade capacity .

1. Teknologi EVDO yang dimaksud merupakan

− 13.82 ℎ EVDO Rev. B, dimana merupakan revisi dari

+ 44.9 − 6.55 lg ℎ lg ( ) − ℎ − teknologi EVDO sebelumnya.

dimana:

2. − 0.8 Analisis tekno ekonomi dilakukan dari sisi Telkom

Flexi yang memiliki jaringan berbasis CDMA.

F : operating frequency (MHz)

3. Strategi implementasi EVDO yang digunakan yaitu

hb : Base station antenna height (m) secara Co-existence BTS dengan BTS CDMA Flexi.

hm

: Terminal antenna height (m)

4. Beberapa parameter yang digunakan dalam analisis a(hm) : correction factor for mobile station antenna menggunakan data operator Telkom Flexi.

height (dB)

5. Wilayah cakupan yang dimaksud adalah Jawa Barat.

d : distance from Base station(Cell Coverage

6. Analisis teknologi

radius) (Km)

menggunakan pendekatan traffic demand, capacity

: environment and f dependent parameter &coverage yang dibutuhkan sebagai penentu

rancangan jaringan EVDO.

K=

7. Dimensioning jaringan yang diperhitungkan adalah pada sisi BTS dan BSC, sedangkan pada sisi

transmisi (penambahan E1) dan sisi core tidak

= 4.78[lg f ] – 18.33 lg

= 4.78[lg f ] – 18.33 lg + 40.94

8. Analisis tekno-ekonomi

mempertimbangakan beberapa parameter seperti Model Okumura-Hata model of untuk Dense Urban area. revenue , CAPEX, OPEX, discount rate, dengan

parameter output seperti NPV, IRR, PBP a ℎ dense − ur ban = 3.2[lg 11.75 ℎ ] – 4.97 ………. [3] Maka dengan model Okumura-Hata, untuk dense urban area diperoleh nilai parameter sebagai berikut:

II. TINJAUAN PUSTAKA

f : 150~1500 MHz Berdasarkan analisis tekno ekonomi skenario

hb : 30~200 m

implementasi EVDO Rev. B pada jaringan existing

hm

: 1~10 m

Telkom Flexi dengan pendekatan Traffic demand,

d : 1~20 km

capacity dan coverage yang dibutuhkan, serta QoS ,

Model Okumura-Hata model of untuk Wide dengan melakukan analisis tekno ekonomi bottom up

coverage area (d > 20 km)

− 13.82 lg ℎ 1 sehingga diharapkan hasil yang diperoleh adalah layak

dengan nilai NPV yang diperoleh adalah NPV positif

= 69.25 + 26.16 lg

+ 44.9 − 6.55 lg ℎ 1 − ( ℎ ) untuk diimplementasikan.

Dimana: a ℎ = ( 1.1 log − 0.72) h − ( 1.56log − 0.8) =1

2.1 = Arsitektur Jaringan EVDO

Pada prinsipnya, untuk upgrade jaringan layanan

for 20km < R < 100

data dari CDMA 20001X menjadi EVDO Rev.B hanya

Dimana

menambah beberapa perangkat tambahan pada perangkat

h=h/

1 + 7 × 10 h

existing (tidak perlu penggantian perangkat). Sedangkan pada sisi user, perangkat terminal yang

Maka dengan model Okumura-Hata, untuk wide digunakan agar dapat mengakses jaringan EVDO.

coverage area diperoleh nilai parameter sebagai berikut: Berikut ini merupakan gambar arsitektur

upgrade perangkat CDMA 20001X menjadi EVDO Rev

f : 150~2000 MHz

B.

hb : 30~200 m

hm

: 1~10 m

d : 1~100 km

2.3. Frekuensi Spektrum

Untuk jaringan Telkom Flexi EVDO network, frekuensi yang masih tersedia saat ini yaitu pada carrier 201/242/283. carrier 201 CH ini telah digunakan untuk trial EVDO Telkom Flexi dia area Jabodetabek (Divre II). Carrier ini cocok digunakan untuk jaringan EVDO karena paling dekat dengan Guaed Band dan merupakan

Gambar 2..1 Arsitektur Upgrade to EVDO REV B Instruction carrier terakhir yang digunakan pada Telkom Flexi.

2.2 Model Propagasi

Dengan model Okumura-Hata untuk system 450M dan 850M:

Uplink Down link

investasi dengan suku bunga tertentu, dapat dihitung

nilai NPV dengan menggunakan rumus sebagai berikut : EVDO Rev-B

Carrier (MHz) (MHz)

CDMA 2000-1X

CFt = aliran cash pertahun pada periode t Tabel 2.1 Frekuensi Spektrum Telkom [11]

i = suku bunga

2.4 Teori Forecasting

Co = investasi awal pada tahun ke-nol Teori forecasting merupakan teori peramalan

n = jumlah tahun

pasar atau pengguna. Metode yang akan digunakan

t = tahun ke t

dalam penghitungan demand (permintaan) forecasting Adapun kriteria kelayakan investasi berdasarkan nilai dengan model peramalan (forecasting) kuantitatif, yaitu

NPV adalah sebagai berikut :

memperkirakan kebutuhan masa depan sebagai fungsi

1. NPV > 0 (positif); berarti proyek tersebut dapat dari masa lalu berasarkan data masa lalu. Metode yang

menciptakan arus masuk kas dengan prosentase digunakan pada tesis ini adalah metode forecasting linier

lebih besar dibanding biaya peluang modal regresi. Metode forecasting akan disimulasikan dengan

yang ditanamkan.

2. NPV = 0 ; proyek kemungkinan dapat diterima tersedia.

menggunakan MS Office Excel berdasarkan data yang

karena arus masuk kas sama dengan peluang modal yang ditanamkan.

Moving Average with Linear Trend :

3. NPV < 0 (negatif); proyek tersebut tidak layak

= for i fr om 1 − m + 1 to t

diimplementasikan

F’(t) = F’(t-1) + a[(m-1)x(t) + (m+1)x(t-m) – 2m F(t-1)] F(t+h) = F(t) [(m-1)/2+h]

Where m is the length of moving average and a = 6/[m(m 2 -1)]

2.5.2 IRR

……………………………..………[4] Metode IRR adalah salah satu metode untuk

2..5 Teori Ekonomi

mengukur tingkat investasi. Tingkat investasi adalah Model

suatu tingkat bunga dimana seluruh arus kas bersih digunakan pada bidang telekomunikasi adalah model

setelah dikalikan dengan discounted factor atau telah bottom up. Model ini dipilih karena cukup memberikan

dibuat nilai sekarangnya(present value), yang nilainya tuntunan umum dan menyeluruh untuk mengidentifikasi

sama dengan biaya investasi.

masukan, keluaran dan fungsi model. Model ini juga Nilai IRR dapat dihitung dengan mencari cukup komprehensif karena sudah memberikan semua

tingkat bunga(discounted rate) yang akan menghasilan parameter dasar perhitungan NPV, dan sudah memenuhi

NPV sama dengan nol. IRR dapat dirumuskan sebagai syarat cukup jenis parameter yang digunakan dalam

berikut [6]:

CF

analisa tekno ekonomi karena sudah memasukkan unsur

ekonomi dan teknik.

( 1 + IRR) Dengan :

CF t

= aliran cash per tahun pada periode t atau.[7] C 0 = Investasi awal pada tahun ke-nol

= Jumlah tahun

= tahun ke-t

ℎ ) Gambar 2.2 Teknoekonomi Model [12]

2.5.3 PBP

Dari model tersebut, ada beberapa parameter PBP adalah suatu periode yang menunjukan berapa lama yang bisa dianalisa untuk mendapatkan model tekno

modal yang ditanamkan dalam proyek tersebut dapat ekonomi yang benar-benar komprehensif, yaitu :

kembali. Dirumuskan sebagai berikut :

1. Parameter-parameter teknis

2. Parameter-parameter non teknis

Dengan :

2.5.1 NPV

PBP = payback period

Metode ini menghitung selisih antara nilai sekarang Co = biaya investasi yang diperlukan investasi dengan nilai sekarang penerimaan-penerimaan

C = annual cash flow

kas bersih (operasional maupun terminal cash flow) di masa yang akan datang. Untuk menghitung nilai sekarang itu, harus ditentukan tingkat bunga yang dianggap relevan. Dari estimasi cash flow selama umur

2.5.4 CAPEX

Secara sederhana Capital expenditure adalah Dalam perencanaannya, upgrade EVDO Rev B alokasi yang direncanakan (dalam budget) untuk

ini dilakukan secara bertahap. Pada tahap pertama dipilih melakukan

wilayah yang berpotensi untuk pengembangan jaringan sesuatu yang dikategorikan sebagai aset perusahaan

pembelian/perbaikan/penggantian

segala

EVDO, kemudian tahap selanjutnya akan diperluas ke secara akuntansi. Capital expenditure masih dapat dibagi

kota-kota lain. Setiap fasenya akan dihitung jumlah BTS menjadi dua bagian yaitu:

yang diperlukan untuk memperluas jaringan EVDO • Maintenance CAPEX yaitu capex yang digunakan

seiring dengan kebutuhan dan pertumbuhan pelanggan untuk menjalankan bisnis perusahaan dengan

layanan data di wilayah tertentu. Dalam perencanaan besarnya kas yang ada.

jaringan EVDO Rev B ini, menggunakan beberapa • Growth CAPEX Analisa yaitu capex yang digunakan

parameter penting yang menjadi standard EVDO Rev – untuk mengembangkan perushaan di atas kas yang

B, yaitu :

sementara ini terjadi System Parameter Characteristic Untuk menghitung maintenance capex secara lebih rinci

Carrier Frequency 800 MHz

(maintenance) dan (growth) capex dimana kita Spread Bandwidth 1.2288 MHz membutuhkan secara garis besar informasi berikut:

Forward Link 100 Kbps 1)

Rata-rata nilai perlengkapan, peralatan dan Minimum data rate Reverse Link 40 Kbps bangunan selama beberapa tahun terakhir dibagi

penjualan (X)

Process Gain

21 Db

2) Peningkatan penjualan tahun ini (pertumbuhan) (Y)

3) Kemudian X/Y = Z (Growth Capex).

Thermal Noise

-174 dBm (50 ohm load)

4) Apabila kita telah memperoleh nilai Capex Tabel 3.2 parameter dan standard EVDO Rev – B [15] sebelumnya, maka maintenance capex = capex –

growth capex. Secara umum, model analisis yang digunakan berdasarkan prinsip tekno-ekonomi dengan pendekatan

2.5.5 OPEX

Traffic demand Capacity dan Coverage. Dalam analisa Operating expenditure adalah alokasi yang

perancangan pembangunan jaringan ini, beberapa tahap direncanakan dalam budget untuk melakukan operasi

yang akan dilakukan dapat dilihat pada flowchart di perusahaan secara normal. Dengan kata lain operating

bawah ini :

expenditure (biaya operasi) digunakan untuk menjaga kelangsungan aset dan menjamin aktivitas perusahaan yang direncanakan bErlangsung dengan baik. Karena sifatnya biaya sehari-hari maka biaya operasi tidak meliput pajak pendapatan, depresiasi, dan biaya financing (bunga pinjaman).

III. METODE PENELITIAN

3.1. Parameter jaringan EVDO Rev. B

EVDO Rev B merupakan pengembangan dari Gambar 3.1 Flow Chart Analisa Engineering dan Tekno jaringan EVDO Rev A yang menawarkan kecepatan

Ekonomi maksimum 7.2 Mbps untuk download data dan 5,4 Mbps untuk upload. Tidak seperti EVDO Rev A yang hanya

3.3 Perencanaan Arsitektur Jaringan EVDO

menggunakan satu carrier, pada EVDO Rev B

Rev. B

mengijinkan jaringan untuk memakai lebih dari satu Pada prinsipnya, untuk upgrade jaringan carrier.

layanan data dari CDMA 20001X menjadi EVDO REV Penambahan pada kanal radio ini dilakukan

B hanya menambah beberapa perangkat tambahan pada dengan membeli izin frekuensi yang telah dilakukan oleh

perangkat existing (tidak perlu penggantian perangkat). pemerintah. Pada tesis ini, diasumsikan pihak operator

Pada tesis ini, design upgrade EVDO Rev B ini mengacu memiliki channel carrier frekuensi lebih dari satu carrier.

pada arsitektur upgrade EVDO pada umumnya, Berikut perbandingan penggunaan carrier pada

mengingat adanya kesamaan arsitektur jaringan existing EVDO Rev A dan EVDO Rev B,serta kecepatan yang di

. Pada skema ini, operator diuntungkan dengan adanya hasilkan :

pemanfaatan jaringan CDMA existing . Sehingga dari

Peak Forward

Peak Reverse

segi kapasitas dan kualitas dapat terjaga dan dapat

Radio Access Network Required Spectrum Link Throughput

Link Throughput

EVDO Rev A (One Carrier)

mengurangi biaya pengeluaran. Gambar jaringan setelah

diimplementasikan teknologi EVDO dapat ditunjukkan Tabel 3.1 Perbandingan penggunaan carrier pada EVDO Rev

EVDO Rev B (Two carriers)

EVDO Rev C (Three carriers)

seperti gambar di bawah ini:

A dan Rev B [14]

3.4 Jumlah Pelanggan EVDO

Dalam menghitung jumlah pengguna layanan EVDO Rev mengacu kepada data existing jumlah pelanggan Telkom Flexi CDMA 2000-1X (sumber: laporan tahunan Telkom B). Adapun tahapan yang

Gambar 3.2 Design Upgrade to EVDO REV B dilakukan pada analisa jumlah pelanggan EVDO Rev.B Implementation

adalah sebagai berikut:

a. Mencari jumlah penduduk

b. Mencari nilai laju pertumbuhan penduduk per beberapa upgrade hardware dan software pada jaringan

Berdasarkan design jaringan diatas, diperlukan

tahun

existing CDMA 2000 1X agar dapat mensupport

c. Mencari jumlah pelanggan existing CDMA-1X, jaringan EVDO Rev B ini :

kemudian memisahkan jumlah pelanggan existing • Upgrade Network

tersebut berdasarkan layanan yang digunakan  Upgrade Software pada BTS, BSC, M2000,

(voice atau data) berdasarkan data trafik existing PDSN, AAA

operator. Dari hasil  NEW DO Module pada BTS dan BSC

perhitungan dan analisa trafik existing, maka • Overlay Network

diperoleh bahwa distribusi pelanggan untuk  New CDMA EV-DO Access Network

layanan voice adalah sebesar 45,98% dari total  Connect Internet Via PDSN

jumlah pelanggan CDMA 2000-1X; sedangkan Sedangkan pada sisi user, perangkat terminal yang

jumlah pelanggan untuk layanan data adalah digunakan agar dapat mengakses jaringan EVDO adalah:

sebesar 54,02% dari total jumlah pelanggan • CDMA2000 1xEVDO Rev. B 800 handset for

CDMA 2000-1X.

d. Mencari potensial pelanggan segmentasi pasar • CDMA2000 1xEVDO Rev. B 800 MHz PCMCIA

Mobile

untuk tiap kotanya. card or USB Dongle for Fixed

e. Menggunakan pendekatan asumsi untuk kenaikan Hal pertama yang harus diketahui adalah

jumlah pelanggan EVDO tiap area. Adapun asumsi kondisi jaringan existing

yang digunakan adalah 25% untuk area dense dasarnya perubahan yang dilakukan adalah penambahan

CDMA 2000-1X. Pada

urban dan urban Bandung, dan 15% untuk area channel processing module dan penginstallan channel

urban kota Cirebon, Garut, Purwakarta, Sukabumi, resource software dan carrier software pada BTS,

Sumedang dan Tasikmalaya. Hal ini untuk sedangkan pada sisi BSC dilakukan penambahan

mendukung asumsi bahwa pelanggan terbesar selection distribution unit EVDO SDU serta penginstalan

adalah area perkotaan/dense urban. EVDO data service software. Pada tesis ini diasumsikan

f. Dengan menggunakan pendekatan asumsi kenaikan ketersediaan E1 existing sudah memenuhi kebutuhan

jumlah pelanggan EVDO diatas, kemudian kapasitas transmisi untuk upgrade EVDO Rev B ini,

dilakukan perhitungan estimasi jumlah pelanggan sehingga tidak dilakukan perhitungan dan analisis pada

EVDO berdasarkan addressible market tiap area, sisi transmisi. Begitu pula pada sisi core network sudah

yaitu perkalian antara jumlah pelanggan layanan support untuk Jaringan EVDO Rev B sehingga tidak

data 2000 1-X dikalikan dengan addressible market dilakukan analisis pada sisi core network.

untuk tiap area lalu dikalikan asumsi kenaikan pelanggan EVDO.

g. Melakukan perhitungan estimasi jumlah pelanggan EVDO Rev.B dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Dimana : P jumlah user saat perencanaan 0 =

f p = factor pertumbuhan pelanggan n = jumlah tahun prediksi Berdasarkan alur perhitungan diatas, maka diperoleh estimasi jumlah pelanggan berdasarkan addressible market EVDO Rev.B tiap area seperti tabel

Gambar 3.3 Arsitektur Jaringan Existing Telkom Flexi

dan grafik di bawah ini:

CDMA 2000-1X Implementasi jaringan EVDO dilakukan secara

sharing / co-existence dengan jaringan existing CDMA 2000-1X. Hal tersebut dilakukan sebagai strategi untuk menurunkan biaya CAPEX / OPEX yang dikeluarkan operator.

Jumlah Pelanggan Total

kapasitas dilakukan pada jaringan EVDO sesuai dgn

Tahun GO

SET

GET

QoS layanan service existing PS.

0 0 0 Dalam perhitungan kapasitas jaringan EVDO,

diperlukan data populasi coverage BTS di Telkom Divre

3. Data tersebut akan digunakan utk pendekatan jumlah

pelanggan Telkom EVDO Rev.B area tiap kota di divre

3. Dalam melakukan prediksi jumlah pelanggan area

Divre 3 berdasarkan data jumlah pelanggan nasional PT

Telkom.

Seperti dijelaskan pada bab 3.5 sebelumnya, Tabel 3.2 Prediksi jumlah pelanggan EVDO Rev-B Divre III per Jenis

bahwa forecasting pertumbuhan pelanggan EVDO

Layanan

Rev.B diperoleh dari data jumlah pelanggan existing CDMA-1X, kemudian memisahkan jumlah pelanggan

Perencanaan Pembangunan Jaringan EVDO Rev B

existing tersebut berdasarkan layanan yang digunakan Pada

(voice atau data) berdasarkan data trafik existing yang pembangunan jaringan EVDO Rev. B digunakan diperoleh dari operator untuk tiap kotanya. Dengan beberapa skenario dalam rangka efisiensi seperti : menggunakan data jumlah pelanggan existing CDMA 1x

1. Strategi frekuensi, yaitu analisis channel frekuensi yang menggunakan layanan data kemudian dilakukan existing. Pada kondisi saat ini, Telkom Flexi yang

forecast pelanggan sesuai dengan trafik yang diperlukan memiliki 3 carrier saat ini. Pada tesis ini dirancang pada saat ini, kemudian diperoleh estimasi jumlah

2 carrier untuk mendukung EVDO Rev B, dan satu pengguna layanan EVDO Rev B tersebut. Berikut carrier lainnya untuk mendukung jaringan 1X (1X merupakan forecasting jumlah pelanggan EVDO Rev.B layanan data di perkotaan dapat ditransfer ke DO

untuk tiap kota divre 3:

Rev.B, daerah pedesaan mengadopsi 1X untuk layanan data rendah).

Estimation Estimation Estimation

2. Tasik Skala prioritas implementasi upgrade pada

Sukabumi Sumedang

(Data) (Data) (Data)

potensial area, kemudian dilanjutkan secara

bertahap secara menyeluruh.

a. 54,487 Tahapan pertama yaitu inisialisasi

pembangunan EVDO Rev.B pada area dense 75,618

urban dan area hot spot indoor, yaitu seperti

kawasan komersial (mall), kawasan industri, 167,849

kawasan hiburan, bandara, dan tempat-tempat 209,812

lainnya yang tidak dapat dijangkau oleh wired broadband. Tabel 4.1 forecasting jumlah pelanggan Data tiap kota divre III

b. Tahapan kedua yaitu pembangunan jaringan EVDO Rev.B pada urban ibu kota propinsi; sedangkan area lain menggunakan jaringan

1X.

c. Tahapan ketiga

pembangunan EVDO Rev.B berdasarkan analisa coverage untuk semua kota di Jawa Barat, untuk menghindari handoff antara EVDO Rev.B dan 1X sehingga dapat meningkatkan kualitas layanan.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Grafik 4.1 Analisa Pertumbuhan Penduduk Indonesia (2006-2020)

4.1. Analisa Teknologi Jaringan

4.1.2. Forecasting Pertumbuhan Trafik

Analisis teknologi jaringan pada jaringan Berdasarkan data trafik jaringan existing 2000- existing CDMA 2000-1X ini dilakukan sebagai dasar

1X, diperoleh prediksi trafik untuk CS dan PS seperti perhitungan kapasitas jaringan EVDO dengan

pada grafik berikut, tampak terlihat bahwa jumlah trafik menggunakan asumsi parameter Dimensioning jaringan

PS lebih besar dibandingkan trafik CS : EVDO.

4.1.1. Forecasting Pertumbuhan Pelanggan

Dalam melakukan prediksi kapasitas jaringan, dilakukan dengan capacity estimation dimana metode yang dilakukan untuk menentukan jumlah site yang dibutuhkan untuk dapat mengcover suatu wilayah berdasarkan trafik yang ada di wilayah tersebut. Prediksi

Kbps 600

BW_Set (SLA pelanggan utk tipe layanan SET) Kbps 300

BW_Get (SLA pelanggan utk tipe layanan GET) Kbps

OBF atau Over Booking Ratio merupakan faktor yang mempresentasikan distribusi pelanggan yang menggunakan jaringan, dengan asumsi bahwa dalam waktu 1 jam, tidak semua pelanggan melakukan jenis aplikasi dalam waktu yang sama. Sebagai contoh, tidak

Grafik 4.2 Forecasting Traffic PS&CS semua pelanggan melakukan download pada waktu yang sama dan tidak semua pelanggan mengakses ke jaringan

Berdasarkan referensi [3] dan standar EVDO dalam waktu yang sama sehingga ada pelanggan yang Rev.B, QoS layanan terbagi atas conversational,

hanya idle saja. Pada tesis ini diasumnikan nilai OBF streaming, interactive dan background dimana untuk

untuk masing-masing jenis layanan adalah sebagai kelas layanan conversational dan streaming masuk ke

berikut :

dalam tipe yang di jamin bit rate, sedangkan untuk

Jenis layanan GO, OBF bernilai 20 interactive dan background masuk ke dalam tipe bit rate

Jenis layanan SET, OBF bernilai 10 shared.

Jenis layanan GET, OBF bernilai 10

No Type of Data Traffic

Berdasarkan hasil perhitungan, maka diperoleh rata-rata General browsing / www traffic; instant

% of traffic Data rate (Kbps

trafik yang dihasilkan per pelanggan per jenis layanan 1 message; and emails

nominal

adalah sebagai berikut :

Streaming and Other high speed down 2 loads

= 23.7 kbps 3 Music & Media content down loads

64 D_reserved

kbps 4 VoIP; Video Conference

BE D_shared_Go

kbps 5 Game Online interactive

32 D_shared_Set

50 D_shared_Get

Traffic_Go

= 53.74 Kbps/user

Tabel 4.1 Distribusi Penggunaan Trafik untuk Setiap Aplikasi [23]

= 52.28 Kbps/user Berdasarkan distribusi penggunaan trafik diatas,

Traffic_Set

= 36.53 Kbps/user maka dapat dihitung kebutuhan trafik yang diperlukan

Traffic_Get

Berdasarkan perhitungan diatas, terlihat bahwa pelanggan dengan menggunakan persamaan sebagai

layanan GO berikut [3] :

menghasilkan trafik yang paling besar, hal tersebut

disebabkan oleh SLA untuk layanan ini paling besar, ………………..[18] yaitu 1200 Mbps; sedangkan SLA untuk layanan SET

600 Kbps dan GET 300 Kbps. Kemudian dihitung total ………………..[19]

)) trafik untuk tiap layanan, yaitu merupakan hasil ………………..[20] perkalian antara jumlah pelanggan tiap layanan dengan

)) rata-rakta ebutuhan trafik selama jam sibuk per …………….…[21]

pelanggan.

Konsumen Go ……………….[22] = 30% daily traffic per pelanggan

Konsumen Set …………….…[23] = 20% daily traffic per pelanggan

Konsumen ………………..[24] Get

= 10% daily traffic per pelanggan 40% * traffic_go + 30% * traffic_set +

Dimana :

= 30% * traffic_get D reserved = Datarate minimum yang dibutuhkan untuk aplikasi CBR/VBR

Traffic bisnis

10% * traffic_go + 30% * traffic_set + D shared_G = Data rate yang di share untuk kelas layanan Gold untuk

Traffic

= 60% * traffic_get aplikasi BE D shared_R = Data rate yang di share untuk kelas layanan Silver untuk aplikasi BE

residensial

4.1.3 Capacity Planning

BW_GO = Data rate SLA untuk kelas layanan Go

planning ini diperlukan untuk BW_Set = Data rate SLA untuk kelas layanan Set

Capacity

menentukan jumlah BTS yang diperlukan untuk dapat mengcover suatu wilayah berdasarkan trafik yang ada di

BW_Get = Data rate SLA untuk kelas layanan Get wilayah tersebut. Proses perhitungan capacity planning OBF = overbooking ratio

ini dijelaskan pada gambar 3.11 sebelumnya. BW_GO (SLA pelanggan utk tipe layanan GO)

4.1.3.1 Perhitungan Kapasitas Per BTS

yaitu 17,92 Mbps. Sedangkan skema modulasi 16QAM Pada perancangan jaringan ini, radio BTS

3/4 menghasilkan data rate tertinggi yaitu 120.96 Mbps. menggunakan konfigurasi 3 sektor dengan masing

Data rate maksimum 120.96 Mbps dapat dicapai ketika masing site memiliki 2 carrier. Untuk menghitung

hanya ada 1 pengguna pada sel tersebut dan pada posisi kapasitas tiap BTS diperlukan distribusi SINR per

jangkauan dimana skema modulasi 16 QAM 3/4 Modulation scheme .

tercapai. Berdasarkan hasil perhitungan, berikut merupakan kapasitas maksimum 1 BTS sebagai berikut:

Kapasi tas-DENSEURBAN Prob-di stri busi

Kapasi tas

Tabel 4.2 Distribusi SINR [24]

Dengan menggunakan data tersebut, diperoleh

MAPL per masing-masing MCS dari perhitungan Link

16QAM 3/4

Budget , kemudian diketahui radius jangkauan sel dengan menggunakan model path loss Cost-231 hata. sehingga dapat diperoleh distribusi masing-masing skema

Kapasi tas pe r se ktor

modulasi berdasarkan perbandingan luas wilayah

Kapasi tas pe r si te (3 se ktor)

jangkauan per masing-masing skema modulasi. Berikut

Kapasi tas pe r si te (3 se ktor - 2 carri e r) 130.33369 114.718401

tabel distribusi MCS berdasarkan perbandingan luas Tabel 4.6 Kapasitas per BTS untuk area DenseUrban wilayah pada daerah Dense-Urban dan Urban.

Berikut ini adalah total kapasitas tiap BTS dengan konfigurasi 3 sektor 2 carrier setelah disesuaikan dengan bussy hour average loading dan faktor penjaga user mobile .

Kapasitas per Site

DENSE URBAN

Site capacity (3 sector_2 carrier)

130,334 Kbps

80% Tabel 4.3 Distribusi SINR untuk Area Dense Urban

Bussy Hour Average loading

Faktor penjaga user mobile

T OT AL Capacity per site

83,414 kbps

URBAN

Site capacity (3 sector_2 carrier)

159,902 Kbps

Bussy Hour Average loading

Faktor penjaga user mobile

T OT AL Capacity per site

102,337 Kbps Tabel 4.8 Kapasitas per Site

4.1.3.2 Perhitungan Perhitungan jumlah BTS

Tabel 4.4 Distribusi SINR untuk Area Urban Dengan menggunakan persamaan dalam perhitungan Berikut adalah tabel data rate per MCS

capacity planning yaitu :

Capacity Planning = Total Subs Number/(Average Throughput per Site/Average Throughput per Sub)

Maka

BTS yang diperlukan berdasarkan capacity planning adalah sebagai berikut:

diperoleh

jumlah

Tabel 4.5 Data Rate untuk setiap MCS Pada tabel tersebut, terlihat bahwa untuk skema

modulasi QPSK 1/5 menghasilkan data rate terkecil

Dense Urban

Urban

Reverse service data rate (kbps)

76.8 cell edge service rate

EVDO rev B reverse effective data rate (kbps)

102.21 cell edge effective service rate

Jumlah

Jumlah

ATP Max transmitting power (dBm)

23 a

b - 2012

Tahun Pelanggan Total Trafik (Mbps) Jumlah Site Pelanggan Total Trafik (Mbps) Jumlah Site Total Site

AT Feeder cable&connector loss (dB)

c - 2013

0 0 0 0 0 0 0 AT antenna gain (dBi)

1 d 2014

22 e= a-b+c-d 78,363

36 45 AT body loss (Db)

AT EIRP (dBm)

58 75 Background thermal noise density (dBm/Hz)

BS noise figure (dB)

Required Eb/Nt for reverse investigated

0.93 h

Reverse processing gain (dB)

-120.22 j=10*LOG^(f/10)*W)+g+h-i 2019

12.04 i=10*log (WR/R)

BS receiver sensitivity (dBm)

BS antenna Gain (dB)

BS system feeder cable Loss (dB)

1.27 l

BS System jumper Loss (dB)

0.13 m

Tabel 4.9 Estimasi Jumlah BTS Berdasarkan Capacity Analisis

BS total connector loss (dB)

0.5 n

Required minimul received Signal

o=j-(k-l-m-n)

4.1.4 Analisis Coverage

Soft handover gain again slow fading (dB)

5.96 p

Dalam melakukan analisa prediksi coverage

shadow fading margin (dB)

14.99 q

3.01 jaringan, dilakukan dengan metode coverage estimation, r

interference margin (dB)

23 dimana metode yg dilakukan untuk menentukan jumlah s

buiding penetration loss (dB)

Max Allowed Propagation loss for cell

t= e-o+(p-q-r-s)

site yg dibutuhkan untuk dapat mengcover suatu Tabel 4.10 Parameter dan perhitungan Link Budget Uplink wilayahh berdasarkan luas wilayah.

Untuk penerapan di kotamadya Bandung telah

b. Perhitungan Link budget downlink

dilakukan penelitian level daya terima di sisi pelanggan Berikut merupakan ringkasan perhitungan link pada jarak yang berubahubah mengelilingi BTS. Untuk

budget downlink berdasarkan beberapa parameter yang ketinggian antenna RF mengacu pada referensi data

telah ditentukan:

existing cell edge data rate Telkom Flexi Divre III yang penulis dapatkan

Forward effective burst data rate (kbps)

BS Max traffic channel transmitting power (dBm)

43 a

1.27 dari b pihak Telkom (karena pada EVDO ini

BS system feeder cable loss (dB)

BS System jumper loss (dB) BS system connector loss +TMA insertion loss

0.13 c

menggunakan antenna RF existing , tidak ada

0.5 penambahan antenna RF). Sedangkan untuk tinggi d

(dB)

BS antenna gain (dBi)

15 e

56.1 antena terminal diasumsikan standar 1,5 m, daya pancar f=a-b-c-d+e

BS system EIRP (dBm)

BTS sesuai spesifikasi BTS existing g Huawei type

Background thermal noise density (dBm/Hz)

AT Noise figure (dB)

3900A yaitu dengan daya pancar 20 watt, penguatan

required C/I for forward investigated service (dB)

j=10*log(W/R) (gain) antena BTS 16.5 dB, dan redaman kabel 3 dB. -

forward processing gain (dB)

terminal receiver sensitivity (dBm)

k=10*log^(g/10)*W)+h+i-j

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada bab sebelumnya l

AT antenna gain (dB)

AT feeder cable&connector loss (dB)

di Tabel 3.3 Parameter Link budget untuk EVDO Rev –

AT body loss (dB)

B. Data hasil pengukuran ini kemudian dilakukan o=k-(l-m-n)

Requred minimum received signal

4.1 perhitungan besar daya sebagai fungsi jarak hasil p

SHO gain again slow fading

shadow fading margin (dB)

14.99 q

6.53 pengukuran r di lapangan dengan perhitungan

forward interference margin (dB)

23 menggunakan model propagasi Okumura Hatta. s

building penetration loss (dB)

max allowed propagation loss for cell

t=f-0+(p-q-r-s)

Seperti halnya dalam melakukan prediksi Tabel 4.11 Parameter dan perhitungan Link Budget Downlink kapasitas, dalam melakukan analisis prediksi coverage

Berdasarkan perhitungan link budget diatas, jaringan EVDO, akan digunakan data existing 2000-1X

packet data. Berdasarkan kepadatan penduduknya, maka diperoleh nilai MAPL EVDO Rev B pada tabel berikut:

wilayah Jawa Barat terbagi atas 2 bagian, yaitu dense urban dan urban.

AREA

4.1.5 Perhitungan link budget

MAPL(dB)

URBAN SUB-URBAN

Perhitungan link

menentukan daya terima minimum yang diterima 132.76 pelanggan sehingga masih dapat menggunakan layanan Tabel 4.12 MAPL EVDO Rev.B

DOWN-LINK 118.25

dengan baik. Adapun tahapan perhitungan link budget

4.1.6 Perhitungan Area Sel

adalah sebagai berikut:

Berdasarkan

data

MAPL diatas, dapat

a. Perhitungan Link budget uplink

dilakukan perhitungan jangkauan sel yang mampu Berikut merupakan ringkasan perhitungan link

dijangkau tiap BTS dengan menggunakan model path budget uplink berdasarkan beberapa parameter yang

loss Cost-231 Hata. Berikut merupakan asumsi telah ditentukan:

parameter dalam membantu perhitungan area sel :

UE Height:

1.5 m Antenna Correction factor suburban 0.01365

dB

Antenna Correction factor urban

0 dB

Dense urban Correction

3 dB

Urban correction

0 dB

BS Height (m)

30 m Tabel 4.13 Parameter perhitungan area sel

Adapun hasil perhitungan yang diperoleh adalah sebagai menggunakan parameter trafik (St), jumlah BTS berikut :

bermacam-macam tergantung tipenya.

AREA

Terlihat ada jumlah BTS berdasar trafik (St) yang hasilnya sama, yaitu 8, maka tipe BTS inilah yang

Jangkauan (km) URBAN SUB-URBAN

akan dipasang untuk melayani daerah Bandung, yaitu Up-Link

makro-BTS dengan dua carrier dan antena tiga sektor. Down-Link

EVDO BTS EVDO BTS

1X BTS

Number

Number Total

Tabel 4.14 Jangkauan sel EVDO Rev.B

Number

Coverage

Capacity EVDO BTS

Kemudian tahap berikutnya adalah menentukan

Result Number

luas area tiap sel berdasarkan perencanaan yang telah

Phase I

ditentukan. Pada tesis ini menggunakan konfigurasi sel

79 dengan 3 sektor dengan bentuk heksagonal. Dengan 104

Phase II

persamaan yang telah dijelaskan pada bab 3 sebelumnya, 234

Phase III

maka diperoleh luas sel sebagai berikut : 460 Tabel 4.18 Total Plan EVDO Rev B Telkom Flexi Divre III

AREA Luas Sel (km2)

URBAN SUB-URBAN

Network Design

Up-Link 0.6929

Berdasarkan hasil perhitungan kebutuhan

Down-Link 1.03916 1.930992051

jumlah site yang perlu di upgrade (melalui analisa Tabel 4.15 Luas sel EVDO Rev.B

capacity dan coverage), diperoleh jumlah site yang perlu di upgrade dengan forecast sampai 2020 depan

4.1.7 Perhitungan

Jumlah Site

berdasarkan

adalah 460 site.

Coverage

Untuk efisiensi biaya, pengembangan jaringan Perhitungan jumlah sel berdasarkan coverage

EVDO dirancang untuk diimplementasikan dalam 3 fase diperoleh dengan cara membagi luas tiap wilayah

seperti dijelaskan sebelumnya.

dengan luas sel untuk masing-masing jenis area. Pada

4.2.1 Kebutuhan Perangkat

perhitungan jumlah sel ini digunakan data luas sel arah Dalam perancangan jaringan EVDO ini uplink, karena luas areanya lebih kecil dibandingkan luas

diperlukan beberapa perangkat tambahan antara lain sel arah downlink. Dengan menggunakan persamaan

sebagai berikut: akan dilakukan penentuan dan dibawah ini:

pemilihan perangkat untuk mendukung terjadinya suatu =

komunikasi yang diperlukan, antara lain: • Upgrade Network

Seperti telah dijelaskan sebelumnya untuk pelaksanaan

Upgrade Software pada BTS, BSC, M2000, upgrade EVDO ini dilakukan secara bertahap dengan

PDSN, AAA

pembagian luas luas wilayah adalah sebagai berikut :

NEW DO Module pada BTS dan BSC

Final • Target Overlay Network

Coverage

New CDMA EV-DO Access Network

Coverage

Area

Upgrade Phase

Area

Connect Internet Via PDSN

Planning

based on Priority Target Coverage Area

(km^2)

(km^2)

Dari hasil perhitungan sebelumnya, berikut diperoleh

Phase I Dense Urban Bandung

83.51 83.51 summary deployment Jaringan EVDO Rev.B divre III

Phase II Urban Bandung

Phase III All urban (exl Bandung)

Tabel 4.16 Luas Wilayah tiap area Maka diperoleh jumlah BTS yang diperlukan

berdasarkan coverage sebagai berikut:

Coverage Planning Result Phase I

Phase II Phase III

BTS Number(EVDO) Dense Urban Urban

Urban

Total

Target Coverage Area(km^2)

Cell Radius(km)

0.58 0.58 0.58 0.58 Tabel 4.19 Kebutuhan Perangkat Upgrade EVDO Rev-B

Area per Site(km^2)

BTS Number in Diff Divre

4.3 Analisa Tekno Ekonomi

Tabel 4.17 Total Plan EVDO based on Coverage Analysis Pada tesis ini dilakukan analisis ekonomi dengan menggunakan model tekno ekonomi. Model ini

Dari table diatas, maka didapat jumlah BTS dipilih karena cukup memberikan tuntunan umum dan upgrade EVDO Rev.B adalah berdasarkan coverage

menyeluruh untuk mengidentifikasi masukan, Model ini adalah 460 site dengan fase pertama adalah 122 site; fase

juga cukup komprehensif karena sudah memberikan kedua 105 site dan fase ketiga adalah 234 site.

semua parameter dasar perhitungan NPV, dan sudah Dari hasil perhitungan di atas, dapat dilihat

memenuhi syarat cukup jenis parameter yang digunakan bahwa dengan menggunakan parameter coverage (Sc),

dalam analisa tekno ekonomi karena sudah memasukkan diperlukan

460 buah BTS,

sedangkan

dengan

unsur ekonomi dan teknik.

Parameter pasar berkaitan dengan wilayah

4.3.4 Parameter Input

layanan dan segmen pasar. Output adalah NPV, IRR,

4.3.4.1 Komponen Biaya

perkiraan CAPEX, OPEX pertahun. Output lainnya Komponen biaya terdiri atas CAPEX dan mungkin berupa analisis sensitivitas dan biaya rincian.

OPEX. CAPEX diperoleh dari referensi biaya yang Gambar dibawah menunjukkan bahwa ada tiga bagian

dikeluarkan oleh PT. Telkom dalam menggelar jaringan utama dalam analisa teknoekonomi sbb:

EVDO Rev B ini. Sedangkan untuk asumsi biaya •

Penyediaan layanan perangkat bts kbs diperoleh dari referensi harga dari •

Ukuran pasar vendor PT Telkom tersebut. Sedangkan OPEX •

Perencanaan jaringan

merupakan

operasional yg dikeluarkan berdasarkan referensi biaya OPEX perusahaan tersebut.

biaya

4.3.1 Penyediaan Layanan

Jaringan EVDO ini merupakan layanan berbasis

4.3.4.1.1 CAPEX

paket data seperti Voice over IP (VoIP), Push To Talk / Berdasarkan referensi data dari vendor PT. Push Untuk Media, Video, Multimedia Upload /

Telkom mengenai harga per unit untuk perangkan, Exchange, Low-Latency Gaming, High-Speed Browsing

kemudian dilakukan perhitungan, berikut merupakan Web,email, Video / Music Streaming / Downloads,

biaya CAPEX yang diperlukan untuk menggelar Multicasting, dan lain-lain.

jaringan EVDO Rev-B.

ESTIMATION CAPEX COST EVDO REV B DIVRE 3

4.3.2 Cakupan area layanan

Cakupan area layanan dengan menggunakan Total Cost (USD)

Model

Equipment

Hardware BTS 3606C

USD 9,177,920.00

infrastruktur jaringan yang tersebar di wilayah divre 3.

Hardware + Software Hardware

BSC6600

CIPS

Berdasarkan persentase trafik yang dihasilkan tiap kota, USD 620,556.00

Module(DO)

PDSN9660

USD 180,452.62

maka dapat didefinisikan pembagian area menjadi dense

Service

Installation fee

USD 152,083.33

urban dan urban seperti tabel berikut. Untuk kota yang

memberikan kontribusi trafik lebih besar dari 10%(dari Supervise and consultant fee USD 243,541.67

total trafik seluruh divre 3) maka dikategorikan area Tabel 4.21 Estimasi CAPEX EVDO Rev-B urban,sedangkan yang kontribusinya lebih kecil dari 10% dikategorikan area sub urban.

ESTIMATION OPEX COST EVDO REV B Divre 3

Dense

City Operasional & Urban Urban

Promosi &

umum dan

Maintenance_Existi

interkoneksi ng Asuransi Total OPEX

37,966,910,138.72 2,219,860,158.46 46,946,770,297.18 - - 6,760,000,000.00 -

Sumedang - 36.33

Garut - 13.353

44.85 Berdasarkan skenario implementasi yang akan Sukabumi

26.48 dilaksanakan secara bertahap seperti dibahas pada bab Tabel 4.20 Cakupan Area Layanan Telkom EVDO Rev-B

sebelumnya, berikut diperoleh estimasi biaya CAPEX yang perlu dikeluarkan untuk setiap fasenya :

4.3.3 Rencana pembangunan dan pengembangan

infrastruktur Total Cost Phase3

ESTIMATION CAPEX COST EVDO REV B DIVRE 3 Total Cost Phase1 Total Cost Phase2

Model

Equipment Hardware BTS 3606C

USD 2,434,144.00 (USD)

(USD) USD 2,075,008.00

USD 4,668,768.00 (USD)

Sesuai dengan target PT Telkom dalam

Hardware Module(DO) BSC6600

CIPS USD 620,556.00

reformasi perbaikan layanan dan pengembangan jaringan -

Hardware + Software

PDSN9660

USD 180,452.62

di seluruh wilayah Indonesia, yaitu perbaikan layanan USD 73,125.00

Service

Installation fee

Supervise and consultant fee USD 67,500.00

USD 54,166.67 USD 121,875.00

paket data dengan kecepatan tinggi, terutama di daerah

USD 2,161,674.67 USD 4,863,768.00

urban dan sub urban,maka implementasi ini akan Tabel 4.22 Estimasi CAPEX EVDO Rev-B Untuk Setiap Phase dilakukan bertahap. Pada tesis ini akan dibahas

perencanaan pembangunan jaringan EVDO Rev-B secara bertahap menjadi 3 fase.

Rencana pembangunan dan pengembangan infrastruktur ini akan diimplementasikan pada rencana pembangunan dan pengembangan jaringan data dimana akan dirinci perencanaan sesuai dengan profil infrastruktur broadband yang ada saat ini, mulai dari kajian

mengenai karakteristik

teknologi

yg

digunakan,investasi dan biaya instalasi sampai rincian Grafik 4.10 Estimasi CAPEX EVDO Rev-B Untuk Setiap Phase perangkat yang akan digunakan.

4.3.4 .1.2 OPEX

Pada tesis ini digunakan data historis tarif dari OPEX merupakan alokasi biaya operasi dan

referensi tarif PT. Telkom, untuk penentuan tarif voice perawatan jaringan EVDO Rev B. Secara garis besar,

data. Revenue yg dihasilkan berdasarkan dari gradik biaya OPEX meliputi:

Dengan menggunakan

1. Biaya promosi dan pemasaran  Biaya pendekatan persentase trend jumlah pelanggan diatas, promosi ini diasumsikan 17% dari total

maka akan diperoleh revenue yang dihasilkan untuk revenue pada tiap tahunnya.

masing-masing layanan. Berikut merupakan tarif yang

2. Biaya umum dan administrasi  Biaya umum dikenakan pada pelanggan untuk setiap jenis layanannya dan administrasi ini diasumsikan 20% dari

total revenue pada tiap tahunnya.

Layanan

3. Biaya SDM

 Biaya SDM ini merupakan GO

perkalian antara jumlah SDM yang diperlukan 1200 Kbps

Biaya Pendaftaran

Rp0.00

Rp0.00 Rp0.00

dengan rata-rata pendapatan SDM pertahun.

Kuota

3G 4G 5G

Pada perhitungan biaya SDM ini diasumsikan

Abodemen

adanya penambahan jumlah SDM pada tiap

Over Kuota

Rp0.00

Rp0.00

tahunnya, dikarenakan makin meningkatnya

Limit overquota

speed 153 Kbps speed 153 Kbps speed 153 Kbps

jumlah pelanggan tiap tahun, sehingga 120,000.00 diperlukan sumber daya yang lebih banyak Tabel 4.25 Pentarifan untuk Tiap Layanan [25]

Tarif Bulanan

untuk melayani pelanggan, misal dalam Dengan melakukan perkalian antara jumlah menangani keluhan pelanggan. Penambahan

pelanggan pada setiap layanan dikalikan dengan tarif SDM tersebut bergantung pada pertumbuhan

untuk setiap layanan tersebut, maka diperoleh nilai pelanggan pada tiap tahunnya. Sedangkan rata-

revenue. Berikut merupakan analisa perhitungan revenue rata pendapatan SDM pertahun dianggap sama,

yg dihasilkan PT. Telkom dengan jaringan EVDO Rev-B yaitu Rp. 130.000.000,-/tahun.

yang telah dibangunnya.