1. Kekuatan Usaha Kecil - MINGGU 2 UKM

KEKUATAN DAN KELEMAHAM UKM

  Usaha kecil memiliki kelemahan dan kelebihan. Berikut ini akan dipaparkan kelebihan dan kelemahan usaha kecil:

1. Kekuatan Usaha Kecil

  Usaha kecil pada kenyataannya mampu bertahan dan mengantisipasi kelesuan perekonomian yang diakibatkan infasi maupun berbagai faktor penyebab lainnya. Tanpa subsidi maupun proteksi, usaha kecil mampu menambah nilai devisa negara khususnya industri kecil di sektor informal dan mampu berperan sebagai penyangga dalam perekonomian masyarakat kecil/lapisan bawah.

  Di samping itu, usaha kecil juga memiliki nilai strategis bagi perkembangan perekonomian negara kita, antara lain sebagai berikut: a. Banyaknya produk-produk tertentu yang dikerjakan oleh perusahaan kecil. Perusahaan besar dan menengah banyak ketergantungan kepada perusahaan kecil, karena jika hanya dikerjakan perusahaan besar dan menengah, marginnya menjadi tidak ekonomis.

  b. Merupakan pemerataan konsentrasi dari kekuatan-kekuatan ekonomi dalam masyarakat. Secara umum perusahaan dalam skala kecil baik usaha perseorangan maupun persekutuan (kerja sama) memiliki kelebihan dan daya tarik. Kelebihan dan daya tarik tersebut adalah sebagai berikut.

  a. Pemilik merangkap manajer perusahaan dan merangkap semua fungsi manajerial seperti marketing, fnance, dan administrasi.

  b. Dalam pengelolaannya mungkin tidak memiliki keahlian manajerial yang handal.

  c. Sebagian besar membuat lapangan pekerjaan baru, inovasi, sumber daya baru serta barang dan jasa-jasa baru.

  d. Risiko usaha menjadi beban pemilik.

  e. Pertumbuhannya lambat, tidak teratur, tetapi kadang-kadang terlalu cepat dan bahkan prematur.

  f. Fleksibel terhadap bentuk fuktuasi jangka pendek, namun tidak memiliki rencana jangka panjang.

  g. Bebas menentukan harga produksi atas barang dan jasa. h. Prosedur hukumnya sederhana. i. Pajak relatif ringan, karena yang dikenakan pajak adalah pribadi/pengusaha, bukan perusahaannya. j. Komunikasi dengan pihak luar bersifat pribadi. k. Mudah dalam proses pendiriannya. l. Mudah dibubarkan setiap saat jika dikehendaki. m. Pemilik mengelola secara mandiri dan bebas waktu. n. Pemilik menerima seluruh laba. o. Umumnya mampu untuk survive. p. Cocok untuk mengelola produk, jasa, atau proyek perintisan yang sama sekali baru, atau belum pernah ada yang mencobanya, sehingga memiliki sedikit pesaing. q. Memberikan peluang dan kemudahan dalam peraturan dan kebijakan pemerintah demi berkembangnya usaha kecil. r. Diversifkasi usaha terbuka luas sepanjang waktu dan pasar konsumen senantiasa tergali melalui kreativitas pengelola. s. Relatif tidak membutuhkan investasi terlalu besar, tenaga kerja tidak berpendidikan tinggi, dan sarana produksi lainnya relatif tidak terlalu mahal. t. Mempunyai ketergantungan secara moril dan semangat usaha dengan pengusaha kecil lainnya.

2. Kelemahan Pengelolaan Usaha Kecil

  Kelemahan dan hambatan dalam pengelolaan usaha kecil umumnya berkaitan dengan faktor intern dari usaha kecil itu sendiri. Kelemahan dan hambatan-hambatan tersebut adalah sebagai berikut:

  a. Terlalu banyak biaya yang dikeluarkan, utang yang tidak bermanfaat, tidak mematuhi ketentuan pembukuan standar.

  b. Pembagian kerja yang tidak proporsional, dan karyawan sering bekerja di luar batas jam kerja standar.

  c. Tidak mengetahui secara tepat berapa kebutuhan modal kerja karena tidak adanya perencanaan kas. d. Persediaan barang terlalu banyak sehingga beberapa jenis barang ada yang kurang laku.

  e. Sering terjadi mist-manajemen dan ketidakpedulian pengelolaan terhadap prinsip-prinsip manajerial.

  f. Sumber modal yang terbatas pada kemampuan pemilik.

  g. Perencanaan dan program pengendalian sering tidak ada atau belum pernah merumuskan. Adapun yang menyangkut faktor ekstern antara lain:

  a. Risiko dan utang-utang kepada pihak ketiga ditanggung oleh kekayaan pribadi pemilik.

  b. Sering kekurangan informasi bisnis, hanya mengacu pada intuisi dan ambisi pengelola, serta lemah dalam promosi.

  c. Tidak pernah melakukan studi kelayakan, penelitian pasar, dan analisis perputaran uang tunai.

  

Keunggulan dan Kelemahan Usaha Kecil dan Menengah

  Beberapa keunggulan yang dimiliki oleh Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dibandingkan dengan usaha besar (Partomo dan Rachman, 2002) antara lain:

  1.Inovasi dalam teknologi yang dengan mudah terjadi dalam pengembangan produk.

  2.Hubungan kemanusiaan yang akrab di dalam perusahaan kecil

  3.Fleksibilitas dan kemampuan menyesuaikan diri terhadap kondisi pasar yang berubah dengan cepat dibandingkan dengan perusahaan berskala besar yang pada umumnya birokratis 4.Terdapat dinamisme manajerial dan peranan kewirausahaan.

  Kelemahan yang dimiliki Usaha Kecil dan Menengah (UKM) (Tambunan, 2002) adalah:

  1.Kesulitan pemasaran Hasil dari studi lintas Negara yang dilakukan oleh James dan Akarasanee (1988) di sejumlah Negara ASEAN menyimpulkan salah satu aspek yang terkait dengan masalah pemasaran yang umum dihadapi oleh pengusaha UKM adalah tekanan-tekanan persaingan, baik dipasar domestik dari produk-produk yang serupa buatan pengusaha-pengusaha besar dan impor, maupun dipasar ekspor.

  UKM di Indonesia menghadapi dua masalah utama dalam aspek fnansial antara lain: modal (baik modal awal maupun modal kerja) dan fnansial jangka panjang untuk investasi yang sangat diperlukan untuk pertumbuhan output jangka panjang.

  3.Keterbatasan Sumber Daya Manusia (SDM) Keterbatasan sumber daya manusia juga merupakan salah satu kendala serius bagi UKM di Indonesia, terutama dalam aspek-aspek kewirausahaan, manajemen, teknik produksi, pengembangan produk, control kualitas, akuntansi, mesin-mesin, organisasi, pemprosesan data, teknik pemasaran, dan penelitian pasar. Semua keahlian tersebut sangat diperlukan untuk mempertahankan atau memperbaiki kualitas produk, meningkatkan efsiensi dan produktiftas dalam produksi, memperluas pangsa pasar dan menembus pasar baru.

  4.Masalah bahan baku Keterbatasan bahan baku dan input-input lain juga sering menjadi salah satu masalah serius bagi pertumbuhan output atau kelangsungan produksi bagi UKM di Indonesia. Terutama selama masa krisis, banyak sentra-sentra Usaha Kecil dan Menengah seperti sepatu dan produk- produk textile mengalami kesulitan mendapatkan bahan baku atau input lain karena harganya dalam rupiah menjadi sangat mahal akibat depresiasi nilai tukar terhadap dolar AS.

  5.Keterbatasan teknologi Berbeda dengan Negara-negara maju, UKM di Indonesia umumnya masih menggunakan teknologi tradisonal dalam bentuk mesin-mesin tua atau alat-alat produksi yang sifatnya manual. Keterbelakangan teknologi ini tidak hanya membuat rendahnya jumlah produksi dan efsiensi di dalam proses produksi, tetapi juga rendahnya kualitas produk yang dibuat serta kesanggupan bagi UKM di Indonesia untuk dapat bersaing di pasar global.

  Keterbatasan teknologi disebabkan oleh banyak faktor seperti keterbatasan modal investasi untuk membeli mesin-mesin baru, keterbatasan informasi mengenai perkembangan teknologi, dan keterbatasan sumber daya manusia yang dapat mengoperasikan mesin- mesin baru.

PENELITIAN PELANGGAN DAN KESALAHAN STRATEGI UKM

  Membangun sebuah usaha yang sukses bukan hal yang mudah bagaikan membalikan telapak tangan. Walaupun sulit para pelaku usaha di Indonesia termasuk banyak yang sukses dalam mengelolah bisnisnya dan bisa mempekerjakan banyak pegawai.

  Selain banyak pelaku usaha yang sukses, tapi tidak sedikit juga para pelaku usaha yang gulung tikar. Ada banyak kendala yang dihadapi salah satunya dalam hal pemasaran produk. Bahkan menurut hasil penelitian, 83% masalah yang dihadapi para pelaku usaha rata-rata karena mereka belum memiliki strategi pemasaran yang efektif, sehingga tidak heran bila mereka sering mengalami kesulitan untuk mendapatkan calon pelanggan. Berikut kesalahan tersebut yang dilansir dari bisnis ukm.

  1. Kurangnya pemahaman mengenai cara promosi yang efektif

  Sebagian besar pengusaha kurang memahami tentang cara promosi yang efektif. Mereka menganggap kegiatan promosi hanya akan menghabiskan banyak biaya, padahal umpan balik yang mereka terima tidak sebesar apa yang mereka keluarkan. Pemahaman inilah yang membuat pelaku UKM yang memperhatikan strategi promosi, sehingga mereka hanya memasarkan produknya secara tradisional tanpa didukung dengan kegiatan pemasaran yang optimal.

  2. Kurang melibatkan emosi pelanggang

  Selama ini strategi promosi yang dilakukan pelaku UKM hanya sebatas menonjolkan kelebihan produknya tanpa memahami keinginan maupun emosi para pelanggan. Akibatnya, pelanggan kurang tertarik dengan penawaran yang disampaikan, dan cenderung berpaling ke produk lain yang pelayanannya lebih terjamin.

  3. Mengikuti strategi promosi perusahaan besar

  Terkadang pelaku UKM menggunakan strategi promosi yang kurang sesuai dengan kemampuan yang mereka miliki. Mereka cenderung mengikuti trend promosi perusahaan besar yang biasanya lebih memperhatikan citra perusahaan dan pastinya membutuhkan biaya promosi cukup besar. Misalnya saja dengan memasang billboard atau baliho dengan ukuran yang cukup besar, memasang iklan di televisi nasional, maupun melakukan strategi promosi CSR untuk menjaga citra baik perusahaan.

  4. Tidak pernah mengukur dan menguji

  Setiap menjalankan strategi promosi, tentunya kita mengharapkan hasil yang optimal dan mendapatkan untung penjualan yang cukup besar. Untuk mewujudkannya, para pelaku UKM harus rajin-rajin mengamati tingkat keefektifan strategi dan melakukan pengujian langsung untuk mengetahui apakah strategi tersebut berjalan lancar atau tidak. Apabila pelaku UKM tidak pernah melakukan pengukuran dan pengujian secara rutin, dikhawatirkan mereka tidak akan mengetahui strategi promosi mana yang paling efektif.

  5. Menginginkan semuanya serba instan

  Kebanyakan pelaku UKM menginginkan penjualan optimal dengan menempuh satu langkah promosi yang serba instan. Tentunya hal tersebut sangat bertentangan dengan kondisi di lapangan, dimana pelaku usaha dituntut untuk menjalankan promosi step by step, mulai dari menentukan segmentasi pasar, membangun hubungan baik dengan calon konsumen, hingga memberikan solusi tepat bagi para pelanggan Anda. Dengan menyesuaikan kemampuan dan kebutuhan perusahaan, diharapkan strategi promosi yang dijalankan bisa menghasilkan omset penjualan yang optimal.