PERCEPATAN PEMAHAMAN BAHASA JEPANG TERHADAP SISWA DI SMK MENGGUNAKAN E-LEARNING
PERCEPATAN PEMAHAMAN BAHASA JEPANG TERHADAP SISWA
DI SMK MENGGUNAKAN E-LEARNING 1) 2) 3) Muhammad Amrin Lubis , Suardinata , Yeni Saputri1,2,3
Sistem Informasi, STMIK Indonesia, Jl. Khatib Sulaiman Dalam No. 1 Padang
email : ,
3
yenisaputri0202@gmail.com
Abstract
The purpose of this study is to facilitate students learning Japanese using e-learning applications at
Vocational Schools using the Internet. Students who have had a low interest in learning Japanese are
different between speech and writing, the teacher's pattern teaches orally and tends to be one-way and
the teacher's limited time available to teach Japanese students. To support the research, descriptive
methods were used for 30 students of the X Class of Automotive Arts which could access Japanese
teaching materials in the form of text, images, audio, videos and test questions. Students can access
teaching materials whenever and wherever. Students can do tests to test their abilities in each subject
and can immediately see the average value obtained. Students who have not mastered certain material
can repeat it again. E-learning application managers provide varied questions and update them
regularly, so that they can provide different methods of learning Japanese than the previous method. As
a result, the average value of minimum completeness criteria for Japanese students increased from 48
before using e-learning applications increased to 68. So there was an acceleration of mastery of
Japanese language material by students after using web-based e-learning applications.Keywords: e-learning, application, hiragana letters, katakana letters Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk menfasilitasi siswa belajar bahasa Jepang menggunakan aplikasi e-
learning di SMK menggunakan Internet. Siswa yang selama ini mempunyai minat belajar bahasa Jepang
yang rendah disebabkan berbeda antara ucapan dan tulisan, pola guru mengajar secara oral dan
cenderung satu arah dan terbatasnya waktu guru yang tersedia untuk mengajar murid bahasa Jepang.
Untuk mendukung penelitian digunakan metode deskriptif kepada 30 siswa kelas X Tenik Otomotif
yang bisa mengakses materi ajar bahasa Jepang berupa teks, image, audio, video dan soal-soal tes. Siswa
bisa mengakses materi ajar kapan dan darimanapun. Siswa bisa melakukan tes untuk menguji
kemampuannya pada setiap satu pokok bahasan dan langsung bisa melihat rata-rata nilai yang diperoleh.
Siswa yang belum menguasai materi tertentu bisa mengulanginya kembali. Pengelola aplikasi e-
learning menyediakan soal-soal yang bervariasi dan mengupdatenya secara berkala, sehingga dapat
memberikan metode yang berbeda dalam belajar bahasa Jepang dibanding metoda sebelumnya.
Hasilnya, nilai rata-rata kriteria ketuntasan minimal siswa bahasa Jepang meningkat dari 48 sebelum
menggunakan aplikasi e-learning meningkat menjadi 68. Jadi ada percepatan penguasaan materi bahasa
Jepang oleh siswa setelah menggunakan aplikasi e-learning berbasis web.Kata Kunci: e-learning, aplikasi, huruf hiragana, huruf katakana Vol. 5 No. 2 Desember 2018
Vol. 5 No. 2 Desember 2018 PENDAHULUAN
Salah satu sekolah kejuruan yang secara konsisten ingin meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi adalah SMK Pembina Bangsa Bukittinggi. Seperti yang telah diketahui, pembelajaran di sekolah kejuruan mempunyai waktu pembelajaran praktik yang banyak dibandingkan dengan pembelajaran teori atau pembelajaran di dalam kelas. Tidak semua guru mata pelajaran menerapkan dan menggunakan e-learning sebagai media pembelajaran yang dapat membantu dalam proses belajar mengajar salah satunya belajar bahasa Jepang. sudah mulai diajarkan pada kelas sepuluh atau kelas satu.
Kurangnya minat siswa dalam belajar bahasa Jepang di sebabkan berbeda pengucapan dengan penulisan dan sulitnya mengingat dan mengenal huruf-huruf Jepang seperti huruf hiragana dan huruf katakana[1]. Bentuk huruf hiragana dan katakana jauh berbeda dengan huruf latin yang ditulis dalam bahasa Indonesia. Mempelajari dan memahami huruf hiragana dan katakana merupakan suatu keharusan dalam menguasai bahasa Jepang. Karena tanpa mempelajari huruf tersebut maka proses belajar mengajar tidak akan mendapatkan hasil yang optimal. Kendala lain siswa dalam memahami bahasa Jepang yaitu banyak ketidaksamaan antara huruf latin dan huruf Jepang, bentuk tulisan yang rumit dan tata bahasa sangat jauh berbeda dengan bahasa Indonesia. Sehingga dalam belajar bahasa Jepang mempelajari huruf hiragana dan katakana adalah mutlak. Siswa kesulitan menuliskan huruf dengan urutan yang benar dan kesulitan dalam mengingat bentuk huruf yang mirip. Hal ini yang menjadi hambatan siswa dalam belajar bahasa Jepang sehingga menimbulkan kurangnya minat siswa dalam mempelajari bahasa Jepang menjadi salah satu faktor siswa tidak mengerti bahasa Jepang [2].
Selain itu kendala lain, proses pembelajaran bahasa Jepang hanya terjadi apabila ada pertemuan antara guru dan siswa di dalam kelas yaitu pada saat berlangsungnya jam sekolah yaitu satu jam per pertemuan di dalam satu minggu setelah itu tidak ada komunikasi lagi.
Waktu pertemuan antara siswa dan guru yang minim menyebabkan keterbatasan guru dalam menyampaikan materi di dalam kelas, tidak semua materi dapat tersampaikan. Hal ini, dapat mempengaruhi nilai hasil belajar siswa seperti dilihat dari siswa X TOSM A (Teknik Otomotif). Rata-rata nilai semester
II tahun ajaran 2017/2018 bahasa Jepang yaitu 48 sehingga tidak sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan untuk mata pelajaran bahasa Jepang yaitu 75. Dibutuhkan sebuah media pembelajaran yang menarik minat siswa dalam belajar bahasa Jepang dan dapat meningkatkan prestasi siswa dalam belajar bahasa Jepang. Materi yang diajarkan kepada siswa agar mudah dipahami maka diperlukan sebuah media pembelajaran yang menarik [3].
Media pembelajaran cukup banyak namun disini peneliti menggunakan e-
learning karena ini merupakan proses
belajar mengajar sangat menarik minat siswa untuk belajar, karena dapat dilakukan dimana saja menggunakan media Internet.
E-learning merupakan suatu jenis belajar
mengajar yang memungkinkan
Vol. 5 No. 2 Desember 2018
tersampaikannya bahan ajar ke siswa dengan menggunakan media internet, atau media jaringan komputer lain. Kemungkinan proses pembelajaran juga dapat berjalan lebih intensif didalam maupun diluar kelas.
E-learning merupakan belajar
elektronik (audio/visual) melalui teknologi internet, Saat ini e-learning muncul sebagai paradigma baru dalam bidang pendidikan modern, terutama untuk mempermudah guru bidang studi memantau siswa dalam mempermudah memahami atau mengulang materi sekolah. Kegiatan pembelajaran yang memanfaatkan jaringan Internet sebagai metode penyampaian, interaksi dan fasilitas serta didukung oleh berbagai bentuk layanan belajar lainnya. Melalui e-
learning ini diharapkan siswa dapat lebih
mengerti dengan media ajar yang praktis, terutama belajar bahasa Jepang dasar dengan cara belajar yang efisien [4]. Jadi, untuk mendukung proses belajar mengajar menjadi lebih mudah dalam menyampaikan materi-materi, memberikan suasana pembelajaran yang berbeda dan menarik maka diajukan e-learning menjadi sebuah solusi [5]. Untuk membantu siswa memahami materi-materi seperti mempelajari huruf hiragana dan katakana, materi percakapan, dan materi partikel. Selain itu e-learning tidak hanya memberikan informasi berupa materi yang interaktif seperti teks, gambar, suara, animasi saja, tetapi juga hasil evaluasi penguasaan materinya.
Tujuan dari penelitian ini secara umum yaitu E-learning merupakan salah satu bentuk model pembelajaran yang difasilitasi dan didukung pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi [6] sebagai upaya percepatan pemahaman siswa SMK untuk menguasai bahasa Jepang dengan cara menggunakan Aplikasi e-
learning berbasis web. Aplikasi ini
dikhususkan pada pembelajaran bahasa Jepang untuk siswa SMK Pembina Bangsa Bukittinggi. Aplikasi ini menjadi media pembelajaram bagi siswa yang bisa diakses oleh siswa dari mana saja dan kapan saja tanpa terhalang oleh tempat dan waktu.
METODOLOGI
Ada dua metode yang ditawarkan dalam tulisan ini yaitu metode pengembangan aplikasi e-learning dengan SDLC dan metode pengoperasian aplikasi e-learning untuk percepatan siswa memahi bahasa Jepang. Pertama, pengembangan aplikasi e-learning menggunakan metoda SDLC dimulai dari proses pengumpulan data dalam penelitian ini. Kemudian ada beberapa metode yang dilakukan untuk pengumpulan data, diantaranya: observasi atau pengamatan langsung ke sekolah SMK Pembina Bangsa Bukittinggi dan melihat dari dekat sistem yang sedang berjalan, mengamati bagaimana proses pembelajaran bahasa Jepang. Mewawancarai pihak-pihak yang terlibat dalam penelitian ini dan pengisian kuisioner yang diisi oleh Guru dan siswa mata pelajaran bahasa Jepang. Untuk mengembangkan aplikasi e-learning digunakan metode pengembangan perangkat lunak yaitu metode System
Development Life Cycle
(SDLC) dengan model air waterfall atau sering juga disebut model sequential liniear. Metode waterfall adalah suatu proses standar yang diikuti oleh organisasi untuk melaksanakan seluruh langkah yang diperlukan [7]. Makna yang terkandung pada metode
Vol. 5 No. 2 Desember 2018
pembelajaran menggunakan media elektronik (audio/visual) melalui teknologi internet. Pada tahap design, dilakukan perancangan: database, modul aplikasi, interface dan me-linking modul-modul sehingga menjadi aplikasi e-learning.
E-learning membawa pengaruh terjadinya
belajar mengajar yang memungkinkan tersampaikannya bahan ajar ke siswa dengan menggunakan media internet, internet atau media jaringan komputer lain.
E-learning merupakan suatu jenis
tempat lain untuk diperbaiki jika terjadi error atau ada fitur yang tidak bekerja dengan baik.
remote access . Aplikasi bisa di remote dari
akan bekerja sesuai pengetahuannya bukan mengacu kepada algoritma program yang telah ditetapkan dalam modul aplikasi. Berdasarkan hasil pengujian kemudian dilakukan perbaikan dan penyempurnaan. Pada tahap implementation dilakasanakan secara persama dengan piham SMK. Kegiatan pada tahap ini diantaranya dioperasikan menu-menu aplikasi dan diinputkan data, download materi hiragana, katakana, melakukan tes dan mencetak hasil tes dan lain-lain. Tahap maintenance dimaksudkan agar pengoperasian aplikasi e-learning bahasa Jepang tetap terjaga. Upaya yang dilakukan diantaranya disediakan buku manual dan aplikasi
error atau bug bila ada. Karena penguji
Pengujian modul-modul aplikasi menjadi bagian yang krusial karena setiap aplikasi akan diuji dengan data dan diamati apakah algoritma yang dibuat bisa bekerja dengan benar seperti yang direncanakan. Kegiatan pada tahap ini sebaiknya dilakukan oleh orang lain. Metoda kerja pengujian disediakan buku berupa petunjuk pengoperasian aplikasi, data yang cukup dan bervariasi. Dari sini diharapkan akan teruji semua modul dan akan terdeteksi
E-learning merupakan metode
SDLC ini memang seperti air terjun, kegiatan dilaksanakan bertahap dari atas kebawah menuju tahap berikutnya. Jika kegiatan selesai pada satu tahap bisa maju ke tahap berikutnya, atau kegiatan bisa mundur satu tahap atau beberapa tahap sampai masalah yang ditemukan bisa diselesaikan, kemudian kegiatan maju ketahap berikutnya. Pengerjaan project sistem informasi dimulai dari proses
timbul yaitu rendahnya minat siswa belajar bahasa Jepang disebabkan berbeda antara ucapan dan tulisan, terbatas waktu guru yang tersedia untuk mengajar murid bahasa Jepang yaitu satu jam pertemuan dalam seminggu. Berdasarkan permasalahan tersebut perlu disediakan alternatif pola atau media belajar bahasa Jepang yang menarik, yang bisa diakses oleh siswa setiap waktu darimana saja dan kapanpun.
programming dan MySQL untuk database management system . Permasalahan yang
dioperasikan seperti menggunakan platform windows sebagai sistem operasi, PHP untuk
learing bahasa Jepang agar bisa
memahami permasalahan yang timbul dan berupaya mencari solusi. Selain itu dianalisis kebutuhan sistem aplikasi e-
analysis , kegiatan dicurahkan untuk
aplikasi direncanakan, seperti pengumpulan data pembelajaran bahasa Jepang, jumlah siswa peserta matapelajaran, format laporan hasil tes, model soal hiragana dan katakana dan aturan pengujian siswa. Pada tahap
planning, disini semua kegiatan pembuatan
proses transformasi pendidikan konvensional kedalam bentuk digitisasi.
Vol. 5 No. 2 Desember 2018
Kemungkinan proses pembelajaran juga dapat berjalan lebih intensif didalam maupun diluar kelas.
Kedua, metode pengoperasian
aplikasi e-learning untuk percepatan siswa memahami bahasa Jepang. Siswa diberi izin masuk ke sistem, masing-masing siswa diberi user id. Manajemen memberi motivasi kepada siswa dengan cara memberi penghargaan kepada siswa dengan nilai rata-rata hasil tes bahasa Jepang tertinggi per minggu dan siswa yang sering mengakses aplikasi. Admin bisa memantau dan mengetahui siswa dengan nilai rata-rata tertinggi dan siswa yang rajin mengakses aplikasi. Nama-nama siswa yang masuk pada kategori tersebut diumumkan pada halam user. Guru dan siswa bisa memantau perkembangannya.
HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis
Analisis dapat diartikan sebagai kemampuan memecahkan atau menjadi komponen-komponen yang lebih kecil sehingga lebih mudah dipahami.
Use case merupakan sebuah teknik
yang digunakan dalam pengembangan sebuah software atau sistem informasi untuk menangkap kebutuhan fungsional dari sistem yang bersangkutan. Use Case menjelaskan interaksi yang terjadi antara aktor sebagai inisiator dari interaksi sistem itu sendiri dengan sistem yang ada. Sebuah
use case direpresentasikan dengan urutan
langkah yang sederhana. Bagaimana aplikasi e-learning dioperasikan dijelaskan menggunakan user case diagram lihat gambar 1. Aplikasi yang dibangun memerlukan data sebagai masukan yang kemudian diproses oleh sistem sehingga sistem bisa menghasilkan informasi yang bermanfaat kepada user[8].
Use Case Diagram Aplikasi E-learning Bahasa Jepang Pada SMK Pembina Bangsa Bukittinggi Berbasis Website.
Menurut M. Shalahuddin & Rosa A.S [9] bahwa Use Case atau diagram use case merupakan “pemodelan untuk kelakuan (behavior) sistem informasi yang akan dibuat. Use Case mendeskripsikan sebuah interaksi antara satu atau lebih aktor dengan sistem informasi yang akan dibuat. Secara kasar, use case digunakan untuk mengetahui fungsi apa saja yang ada di dalam sebuah sistem informasi dan siapa saja yang berhak menggunakan fungsi- fungsi itu”.
a.
Use Case Diagram Admin Use case diagaram admin dapat dilihat
pada Gambar 1 :
Vol. 5 No. 2 Desember 2018 SISWA Halaman
Utama Halaman Utama Siswa Login <<uses>> <<include>> Beranda
Materi Tes <<uses>> <<uses>> <<uses>> Skor Akun <<uses>> <<uses>> Beranda
About <<uses>> <<uses>> Keluar <<uses>> Hiragana
Katagana Kosa Kata Percakapan Partikel <<uses>> <<uses>> <<uses>> <<uses>> <<uses>> Hiragana
Katakana Kosa Kata Percakapan Partikel <<uses>> <<uses>> <<uses>> <<uses>> <<uses>>
Gambar 1 . Use Case Diagram Admin
Penjelasan pada Gambar 1 adalah Admin dapat membuka halaman utama, kemudian
login untuk dapat login ke halaman admin.
Setelah admin login dan masuk ke halaman utama, maka admin dapat memilih menu yang telah tersedia. Seperti beranda, tambah materi, tambah tes, tambah admin, laporan, edit akun. Admin bisa logout/keluar dari halaman admin.
b.
Use Case Diagram Siswa
Use case diagaram agen dapat dilihat No Aktor Deskripsi
1 Admin Orang yang memiliki hak untuk mengakses seluruh yang berkaitan dengan aplikasi e-learning bahasa Jepang.
2 User User adalah orang atau
siswa yang memiliki hak akses untuk melihat materi, memprint materi dan melakukan tes yang telah disediakan.
- – masing siswa. Siswa berhasil login maka masuk pada halaman utama. Halaman utama berisikan menu – menu beranda, materi, tes, skor, akun dan keluar. Menu materi berisikan materi yang disajikan, menu tes berisikan tes yang akan dikerjakan, menu skor yaitu skor atau nilai dari hasil tes yang dilakukan. Siswa dapat logout atau keluar.
Vol. 5 No. 2 Desember 2018 SISWA Halaman
Utama Halaman Utama Siswa Login <<uses>> <<include>> Beranda
Materi Tes <<uses>> <<uses>>
<<uses>>
Skor Akun <<uses>> <<uses>> BerandaAbout <<uses>> <<uses>> Keluar <<uses>> Hiragana
Katagana Kosa Kata Percakapan Partikel <<uses>> <<uses>> <<uses>> <<uses>> <<uses>> Hiragana
Katakana Kosa Kata Percakapan Partikel <<uses>> <<uses>> <<uses>> <<uses>> <<uses>>
Gambar 2 . Use Case Diagram Siswa
Penjelasan pada Gambar 2 adalah Siswa dapat membuka aplikasi e-learning Bahasa Jepang dan dapat memilih beranda,
about dan login. Siswa login menggunakan username dan password yaitu nama dan
NISN yang ada pada masing
Pembahasan a.
Minat Siswa Belajar Bahasa Jepang
Aplikasi e-learning bahasa Jepang pada SMK Pembina Bangsa Bukittinggi berbasis website sangat membantu siswa dalam proses belajar mengajar di dalam kelas. awalnya siswa hanya mengandalkan materi yang disampaikan oleh guru menggunakan papan tulis dan spidol, dengan ada aplikasi e-learning bahasa Jepang ini siswa menjadi lebih mudah mempelajari bahasa Jepang karena menggunakan metode yang berbeda. Dimana sebelumnya siswa harus datang ke sekolah untuk mendapatkan materi ajar maka dengan adanya aplikasi e-learning bahasa Jepang ini siswa bisa menambah metode belajar diantaranya: download materi ajar berupa materi dan video dan melakukan tes untuk melatih kemampuan belajar. Kegiatan ini bisa siswa dilakukan dimana pun dan kapan pun tanpa batas waktu menggunakan media internet. Sehingga penggunaan aplikasi e-learning siswa tidak perlu selalu datang dan duduk di ruang kelas untuk menyimak materi yang disampaikan oleh guru. Dengan melakukan
Vol. 5 No. 2 Desember 2018
kombinasi metode pembelajaran yang diawarkan sekolah ke siswa memungkinkan minat belajar siswa menjadi meningkat.
Aplikasi ini dapat meningkatkan prestasi siswa dalam belajar bahasa Jepang yang awalnya dibawah kriteria ketuntasan minimal (KKM) sekarang dapat mencukupi KKM. KKM Mata pelajaran Bahasa Jepang memiliki tiga aspek penilaian yaitu, aspek kognitif dengan KKM aspek psikomotor yaitu dengan nilai 75 [10].
Ada sebuah metode pembelajaran bahasa Jepang
Aplikasi e-learning bahasa Jepang untuk dapat masuk pada halaman utama
user maka harus memasukkan username
dan password-nya terlebih dahulu. Pada aplikasi ini tersedia materi huruf hiragana, katakana, kosakata, percakapan dan partikel dan siswa juga bisa melakukan tes yang telah disajikan dan hasil dari tes dapat dilihat pada skor siswa.
b.
Pada aplikasi e-learning bahasa Jepang ini siswa bisa belajar bahasa Jepang secara online dimana saja dan kapan saja menggunakan media internet.
Sehingga siswa tidak hanya berfocus belajar di sekolah dengan waktu yang relatif singkat. Bagi guru dalam penyampaian materi di dalam kelas menjadi lebih terarah karena bahan ajar bahasa Jepang per modul bisa diakses. Hal yang sama juga terjadi pada siswa. Dimana siswa mulai mengenal huruf-huruf, tata bahasa dan menghafalkan beberapa kosakata dalam bahasa Jepang. Untuk penggunaannya pada aplikasi ini siswa bisa login menggunakan username dan password yang telah dibuat sebelumnya. Tampilan login untuk siswa ditunjukkan pada Gambar 3.
Gambar 3. Halaman Login c.
Metode pembelajaran masih convensional yaitu menggunakan papan tulis, spidol dan oral. Siswa merasa jenuh karena metode pembelajaran seperti ini guru yang dominan dalam pembelajaran, terjadi komunikasi satu arah. Jadi, siswa secara umum cenderung passif, hanya beberapa siswa yang menonjol kemampuannya yang aktif dan merespon percakapan dari guru.
Proses Pembelajaran Bahasa Jepang Secara Online
Pada aplikasi e-learning ini tersedia metode pembelajaran bahasa Jepang yang lebih menarik dan menyenangkan dari sebelumnya, dimana sebelumnya siswa harus datang ke sekolah untuk mendapatkan materi ajar bahasa Jepang yang disajikan dengan waktu yang relatif singkat yaitu satu jam per pertemuan dalam satu minggu. Aplikasi e-learning bahasa Jepang ini menyediakan metoda pembelajaran diataranya: audio, video dan materi ajar yang bisa di download. Selain itu siswa bisa mendownload soal-soal latihan. Soal-soal yang bervariasi yaitu menggunakan audio dan gambar yang bisa dikerjakan siswa dimana saja dan kapan saja, Sehingga dapat memberikan metode yang berbeda dalam belajar bahasa Jepang dibanding metoda sebelumnya. Metode seperti ini meningkatkan minat siswa dalam belajar bahasa Jepang di dalam kelas karena telah mengenal huruf-huruf Jepang dan banyaknya hafalan kosa kata dari yang sebelumnya. Tampilan soal yang menggunakan audio atau gambar dapat dilihat pada Gambar 4. Misal soal tentang jam tangan, aplikasi menampilkan image jam tangan dan audionya. Metode seperti ini lebih menarik dan mudah untuk diakses
Gambar 5. Tampilan Nilai Per Siswa
sehingga membantu siswa untuk menangkap makna dan memahami kosa Laporan data siswa merupakan kata secara pasti. Siswa bisa laporan seluruh data siswa yang ada pada mengulanginya tanpa dibatasi oleh jam aplikasi e-learning bahasa Jepang ini. belajar dan ketersediaan waktu guru
Manajemen sekolah melalui petugas mengajar bahasa Jepang di kelas. Selain itu, Admin bisa memantau perkembangan siswa bisa melakukan uji coba kemampuan penguasaan bahasa Jepang siswa bahasa Jepang dengan cara melakukan tes berdasarkan laporan data nilai hasil tes per kemampuannya. Siswa bisa memantau nilai siswa dan materi yang diajarkan guru yang diperoleh dan mengulanginya kembali kepada siswa. sampai diperoleh kemampuan bahasa
Berdasarkan laporan nilai siswa, Jepang diatas rata-rata. manajemen bisa melakukan evaluasi proses pembelajaran dan melakukan perbaikan Beberapa hal pembelajaran bahasa Jepang yang bisa diperbaiki untuk meningkatkan rata-rata nilai siswa diantaranya: memberi motivasi kepada siswa dengan cara memberi penghargaan bagi siswa dengan rata-rata nilai tertinggi per minggu dan yang siswa yang sering mengakses aplikasi. Nilai
Gambar 4. Tampilan Soal bahasa Jepang
hasil tes bahasa Jepang siswa bisa dilihat pada Gambar 6.
Setelah siswa melakukan tes maka
akan keluar hasil test atau skor siswa, seperti pada Gambar 5. Nilai siswa bisa ditampilkan dari beberapa kali hasil tes yang di lakukan dari waktu kewaku. Siswa bisa mengevaluasi capaian hasil tes yang dicapainya.
Vol. 5 No. 2 Desember 2018
Setelah aplikasi e-learning bahasa Jepang ini dioperasikan oleh siswa SMK Pembina Bangsa Bukittinggi bisa memberikan kemudahan dan kepraktisan bagi guru bahasa Jepang untuk penyampaian materi ajar di dalam kelas dan kemudahan bagi siswa untuk mengakses materinya. Materi bisa bisa diperoleh melalui aplikasi e-learning bahasa Jepang dencangan cara di-download, di-print oleh guru dan bagi masing-masing siswa. Materi
Gambar 6. Laporan Nilai Siswa
yang di-download berupa print out, audio dan video. Materi yang bisa di print-out
Selain evaluasi terhadap capaian
diantaranya: materi hiragana, materi bahasa Jepang siswa, manajemen juga bisa katakana, materi kosakata, materi mengevaluasi materi bahasa Jepang yang percakapan, dan partikel. Aplikasi ini juga disampaikan guru agar kedepan mutu menyediakan fasilitas untuk tes atau latihan pembelajaran semakin membaik, bagi siswa untuk melatih kemampuan diantaranya: memperbaiki mutu soal, siswa. Materi yang ada selain format teks menambah variasi soal, menambah audio juga dilengkapi dengan audio dan gambar. dan video dan materi ajar lainnya. Materi
Selain itu, guru bahasa Jepang bisa yang ada pada aplikasi ini diantaranya: bisa mengolah data nilai siswa secara materi hiragana, materi katakana, materi otomatis dengan waktu yang relatif singkat kosakata, materi percakapan, dan materi dan cepat. Aplikasi e-learning bahasa partikel. Melalui Admin, materi bisa Jepang ini dapat di akses 24 jam yang dapat ditambah seperti cerita singkat yang berisi dilakukan dimana pun dan kapan pun. gambar berupa teks dan audio yang
Metode ini dapat meningkatkan minat membaca cerita tersebut. Sehingga bisa siswa dalam memahami belajar bahasa melatih pendengaran siswa akan basah Jepang dapat dilihat dari nilai siswa pada
Jepang. Salah satu materi bahasa Jepang ujian semester II tahun ajaran 2017/2018 bisa dilihat pada Gambar 7. kelas X TOSM sebelumnya nilai siswa dibawah KKM dengan nilai rata-rata sebesar 48. Setelah aplikasi ini diterapkan rata-rata nilai siswa meningkat menjadi 68 bisa dilihat pada Gambar 7.
SIMPULAN
Penggunaan aplikasi e-learning bahasa Jepang pada SMK Pembina Bangsa Bukittinggi berbasis web ini bisa meningkatkan minat siswa dalam belajar
Gambar 7. Materi Bahasa Jepang Vol. 5 No. 2 Desember 2018
Vol. 5 No. 2 Desember 2018
(2015). Rancang Bangun Website
1 Kebomas. Jurnal Kebijakan dan Pengembangan Pendidikan. Volume 2, Nomor 2,
Pengembangan Model Assessment Afektif Berbasis Self Assessment dan Peer Assessment di SMA Negeri
Bandung: Informatika Bandung. [10]. Muslich, Muhammad., (2015),
Rekayasa Perangkat Lunak Terstruktur dan Berorientasi Objek.
SIMETRIS volume 5 nomor 1. ISSN : 2252-4983. [9]. A,S. Rosa & Shalahuddin, M. (2015)
Perancangan E-learning Pembelajaran Grammer untuk Meningkatkan Potensi Siswa. Jurnal
[8]. Fithri, Diana Laily. (2014) Analisa
Systems Analysis and Design", 7/E, Addison-Wesley.
[7]. Hoffer, J.A., George, J.F., and Valacich, J.S. (2014), "Modern
Keefektifan E-learning Sebagai Media Pembelajaran (Studi Evaluasi Model Pembelajaran E-learning SMK Telkom Sandhy Putra Purwokerto) Jurnal Pendidikan Vokast Vol 3 No 1
Khazanah Informatika. Vol I No. 1 Desember 2015 ISSN: 2477-698X. [6]. Hanum, Numiek Sulistyo. (2013)
dan E-Learning di TPQ Alfadhillah,
Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI), ISSN : 2087-2658. [5]. Diah, Risti Ana., Fadlillah, Umi.
bahasa Jepang. Hal ini terlihat dari nilai rata-rata KKM siswa sebesar 48 sebelum menggunakan aplikasi meningkat menjadi 68 setelah menggunakan aplikasi.
Prosiding Seminar Nasional
learning untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Guru dan Siswa.
[4]. Kosasi, Sandy. (2015) Perancangan E-
Pendidikan Ganesha Jurusan Teknologi Pendidikan volume 2 nomor 1.
XI IPB 1 di SMA Negeri 1 Dawan. E journal Edutech Universitas
Interaktif Bahasa Jepang Siswa Kelas
[3]. Permana, Yoga Putu, Sudarma, Komang & Sudhita, Romi Wayani (2014) Pengembangan Multimedia
ISSN : 2442-5826.
Pembelajaran Bahasa Jepang Berbasis Multimedia. E-proseding of Applied Science : volume 2 nomor 2.
[2]. Bintang, Harry Permadi, Budiwati, Sari Dewi & Yuningsih. (2016) Aplikasi
Buku Pelajaran Bahasa Jepang 1.
[1]. The Japan Foundation, Jakarta dan Direktorat Pembinaan SMA. 2007.
Juli 2014; 143-148. ISSN: 2337- 7623; EISSN: 2337-7615.