BIOPORI SEBAGAI ALTERNATIF TEKNOLOGI TEP

BIOPORI SEBAGAI ALTERNATIF TEKNOLOGI TEPAT GUNA DAN RAMAH
LINGKUNGAN DALAM PENYELAMATAN LINGKUNGAN
Makalah
Proses untuk Mengikuti Kegiatan Ilmiah untuk siswa SLTA Tingkat Nasional
Pusat Litbang Sumber Daya Air
Badan Penelitian dan Pengembangan
Kementrian Pekerjaan Umum
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena hanya
dengan limpahan rahmad-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Biopori sebagai Alternatif Teknologi Tepat Guna dan Ramah
Lingkungan dalam Penyelamatan Lingkungan”.
Adapun tujuan penulisan karya tulis ini adalah untuk lomba kegiatan
ilmiah untuk siswa SLTA Tingkat Nasional tahun 2012.
Dalam penyelesaian makalah ini banyak pihak yang ikut memberikan
bantuan baik material maupun spiritual Oleh karena itu, penulis
mengucapkan banyak terima kasih dan penghargaan yang setinggitingginya. Hanya doa yang dapat penulis panjatkan semoga segala bantuan
yang telah diberikan mendaparkan balasan dari Allah SWT.
Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun dari berbagai pihak sangat kami harapkan.
Saran dan kritik tersebut akan sangat bermanfaat bagi penyempurnaan

makalah ini pada masa mendatang. Harapan penulis semoga keberadaan
makalah ini akan banyak memberikan manfaat bagi para pembaca, baik
pelajar maupun pengajar.
Penyusun
ABSTRAK
Pemanfaatan tanah dan lahan yang tidak sesuai dengan kaidah-kaidah
konservasi dan melampaui kemampuan daya dukungnya akan menyebabkan
terjadinya lahan kritis. Sebagai salah satu upaya untuk mempertahankan
jumlah air disuatu daerah adalah dengan membuat Lubang Resapan
Biopori, ini merupakan salah satu usaha pengaturan keseimbangan pada
lingkungan yang kurang daerah peresapan. Biopori secara umum dapat
mengurangi resiko bahaya banjir di daerah yang kurang lahan peresapan
air. Penerapan biopori yang secara rutin akan menghasilkan pupuk kompos
yang sangat bermanfaat.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar
manfaat biopori sebagai pencegah bahaya banjir yang di terapkan di daerah
rawan banjir. Manfaat dari penelitian ini adalah agar masyarakat

mengetahui manfaat dari biopori secara keseluruhan, tidak hanya sebagai
pencegah bahaya banjir saja.

Hasil yang di dapatkan adalah pengetahuan secara keseluruhan
tentang biopori karena memiliki banyak keuntungan, yaitu bisa mencegah
banjir, menyuburkan tanah, menghasilkan pupuk kompos, mencegah
terjadinya erosi tanah dan sebagainya.
Kata kunci: Lingkungan, Biopori, Banjir, Kompos
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Penggunaan pemanfaatan tanah dan lahan yang tidak sesuai dengan
kaidah-kaidah konservasi dan melampaui kemampuan daya dukungnya akan
menyebabkan terjadinya lahan kritis. Untuk menghindari hal tersebut di
atas perlu dilakukan upaya pelestarian lahan kritis, dan pengembangan
fungsi biopori terus ditingkatkan dan disempurnakan. Biopori pada lahan
kritis dimaksudkan untuk memulihkan kesuburan tanah, melindungi tata
air, dan kelestarian daya dukung lingkungan. Dengan membuat Lubang
Resapan Biopori (LRB) merupakan salah satu usaha pengaturan
keseimbangan pada lingkungan yang kurang daerah peresapan.
Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini
adalah apa yang dimaksud dengan biopori, manfaat yang didapatkan dari
biopori, perencanaan lokasi pemasangan biopori, cara pembuatan biopori,

jumlah biopori yang harus dibuat, biaya pembuatan biopori dan cara
memelihara biopori.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengertian dari biopori,
mengetahui manfaat yang didapatkan dari biopori untuk penyelamatan
lingkungan, mengetahui lokasi yang lebih efisien untuk pemasangan
biopori, mengetahui cara pembuatan biopori yang efisien dan efektif,
mengetahui jumlah biopori yang disarankan, mengetahui biaya yang
dikeluarkan dari pembuatan biopori, mengetahui cara memelihara biopori
agar kondisinya tetap bagus
KAJIAN PUSTAKA
Siklus Hidrologi
Sebagaian air hujan yang tiba di permukaan tanah akan masuk
kedalam tanah (infiltrasi). Bagian lain yang merupakan kelebihan akan
mengisi lekuk-lekuk permukaan tanah, kemudian mengalir kedaerah-daerah
yang rendah, masuk kesungai-sungai dan akhirnya kelaut.
Pengertian Biopori
Biopori adalah lubang-lubang kecil pada tanah yang terbentuk akibat
akitifitas organisme di dalamnya, seperti cacing, perakaran tanaman, rayap,
dan fauna tanah lainnya. Lubang tersebut akan berisi udara dan menjadi

jalur mengalirnya air. Jadi air hujan tidak langsung masuk ke saluran
pembuangan air, tetapi meresap ke dalam tanah melalui lubang tersebut.

METODE PENELITIAN
Eksperimen yang kami lakukan adalah dengan pembuatan LRB di
area SMK Negeri dengan jumlah lubang 30 lubang dengan kedalaman 1
meter dan berdiameter 10-30cm.
Perancangan Lokasi
Dalam hal perancangan pembuatan biopori, misalnya pada alas
saluran air hujan di sekitar rumah, kantor, sekolah, di sekeliling pohon,
pada tanah kosong antar tanaman atau batas tanaman.
Perancangan Pembuatan
Langkah terakhir yaitu kita tinggal mempraktekkan bagaimana cara
pembuatan biopori yang disarankan oleh para ahli. Dari sinilah kita bisa
tahu cara pembuatannya secara langsung.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan perencanaan dari eksperimen yang kami lakukan adalah
dengan pembuatan LRB di area SMK Negeri dengan jumlah lubang 30
lubang dengan kedalaman 1 meter dan berdiameter 10-30cm lubang diisi
dengan sampah organik.

Manfaat Biopori
Manfaat dari diterapkannya biopori dalam lingkungan adalah
memaksimalkan air yang meresap ke dalam tanah sehingga menambah air
tanah, membuat kompos alami dari sampah organik daripada dibakar,
mengurangi genangan air yang menimbulkan penyakit, mengurangi air
hujan yang dibuang percuma ke laut, mengurangi resiko banjir di musim
hujan, maksimalisasi peran dan aktivitas flora dan fauna tanah, mencegah
terjadinya erosi tanah dan bencana tanah longsor.
KESIMPULAN
Lubang Resapan Biopori (LRB) secara umum adalah lubang-lubang di
dalam tanah yang terbentuk akibat berbagai aktivitas organisme di
dalamnya, seperti cacing, perakaran tanaman, rayap dan fauna tanah
lainnya. Lubang - lubang yang terbentuk akan terisi udara dan akan menjadi
tempat berlalunya air di dalam tanah. Bila dilihat dari segi manfaatnya,
biopori memiliki banyak keuntungan, yaitu bisa mencegah banjir,
menyuburkan tanah, menghasilkan pupuk kompos, dan sebagainya.
Penulis menyarankan bagi masyarakat untuk dapat menerapkan lubang
resapan biopori sebagai alternatif teknologi tepat guna dan ramah
lingkungan dalam penyelamatan lingkungan untuk upaya pencegahan lahan
kritis

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemanfaatan sumber daya alam yang berupa tanah dan air sebagai
salah satu modal dasar pembangunan nasional harus dilaksanakan

sebaik-baiknya berdasarkan azas kelestarian, keserasian, dan azas
pemanfaatan yang optimal yang dapat memberikan manfaat ekonomi,
ekologi, dan sosial secara seimbang.
Penggunaan pemanfaatan tanah dan lahan yang tidak sesuai
dengan kaidah-kaidah konservasi dan melampaui kemampuan daya
dukungnya akan menyebabkan terjadinya lahan kritis. Di samping itu
perilaku masyarakat yang belum mendukung pelestarian tanah dan
lingkungan menyebabkan terjadinya bencana alam banjir pada musim
penghujan.
Sebagai salah satu upaya untuk mempertahankan jumlah air
disuatu daerah adalah dengan membuat Lubang Resapan Biopori (LRB)
adalah salah satu usaha pengaturan keseimbangan pada lingkungan
yang kurang daerah peresapan.Biopori dimaksudkan untuk memulihkan
kesuburan tanah, melindungi tata air, dan kelestarian daya dukung

lingkungan.
Dari aspek perencanaan ditempuh melalui penyempurnaan
pembuatan biopori di area SMK Negeri, diharapkan akan dapat menjadi
acuan pelaksanaan pembuatan biopori oleh semua kalangan masyarakat,
maka tidak hanya sebagai pencegah banjir, penerapan biopori yang
secara rutin akan menghasilkan pupuk kompos yang sangat bermanfaat.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah
1. Apa yang dimaksud dengan biopori?
2. Apa saja manfaat yang didapatkan dari biopori untuk
penyelamatan lingkungan?
3. Lokasi manakah yang lebih efisien untuk pemasangan biopori?
4. Bagaimana cara pembuatan biopori yang efisien dan efektif?
5. Berapa biaya yang dikeluarkan untuk pembuatan biopori?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah, penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui pengertian dari biopori
2. Mengetahui manfaat yang didapatkan dari biopori untuk
penyelamatan lingkungan
3. Mengetahui lokasi yang lebih efisien untuk pemasangan biopori

4. Mengetahui cara pembuatan biopori yang efisien dan efektif
5. Mengetahui biaya yang dikeluarkan dari pembuatan biopori
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini memberi manfaat antara lain :
1. Memberikan wawasan dan pengalaman bagi penulis dalam
menyusun karya tulis ilmiah.
2. Dapat menerapkan metode ilmiah seperti yang dilakukan oleh
ilmuwan dalam melakukan penelitian.

3. Menemukan cara untuk mengatasi lahan kritis menggunakan
biopori sebagai alternatif penyelamatan lingkungan.
4. Dapat menyumbangkan ide atau masukan kepada masyarakat
tentang pemanfaatan biopori sebagai alternatif teknologi tepat
guna dalam penyelamatan lingkungan.
E. Batasan Istilah
Dalam hal ini penulis menggunakan kata ‘Biopori’ sebagai batasan
istilah. Penulis memilih ‘Biopori’ sebagai batasan istilah, karena sebagian
besar masyarakat belum banyak yang mengetahui dan memahami istilah
tersebut. Oleh karena itu, untuk membahas masalah ini penulis
menggunakan dua pandangan sebagai tinjauan untuk mendefinisikan arti

kata ‘Biopori’.
Bila ditinjau dari Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pengertian
Biopori berasal dari kata Bio (artinya makhluk hidup) dan Pori (artinya
lubang), jadi Biopori dapat diartikan sebagai lubang yang terbentuk
akibat aktivitas makhluk hidup (mikroba).
Dan ada juga yang menyebut biopori “mulsa vertical”, karena ini
mengandalkan jasa hewan-hewan tanah seperti cacing dan rayap untuk
membentuk pori-pori alami dalam tanah, dengan bantuan sampah
organik, sehingga air bisa terserap dan struktur tanah diperbaiki.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Siklus Hidrologi
Di bumi terdapat kira-kira sejumlah 1,3 – 1,4 milyard km 3 air,
97,5% adalah air laut, 1,75% berbentuk es dan 0,73% berada di daratan
sebagai air sungai, air danau, air tanah dan sebagainya. Hanya 0,001%
berbentuk uap di udara. Sebagaian air hujan yang tiba di permukaan
tanah akan masuk kedalam tanah (infiltrasi). Bagian lain yang
merupakan kelebihan akan mengisi lekuk-lekuk permukaan tanah,
kemudian mengalir kedaerah-daerah yang rendah, masuk kesungaisungai dan akhirnya kelaut.
Supaya air tidak cepat mengalir ke laut maka dibuatlah Lubang

Resapan Biopori (LBR) atau disebut sebagai sumur biopori (resapan)
untuk menampung sebagian dari air huja atau air bekas cucian karena
jika air tidak bisa tertampung sementara maka air akan cepat mengalir
ke laut dengan cepat dan akibat naiknya volume air laut itu akan
memberikan dampak yang negatif bagi masyarakat yang bertempat
tinggal dekat dari laut atau pantai. Oleh karena itu salah satu cara yang
efektif adalah dengan cara membuat LRB di daerah kita khususnya di
tempat yang rawan banjir dan yang sulit diserapi air, contanya jalan
aspal, plester perkantoran serta diarea gedung-gedung yang 90%
areanya sudah diplester. Maka diharapkan agar membuat LRB, dengan
begitu ancaman isu bahwa pulau jawa Akan tenggelam akan bisa
dikurangi dengan pembuatan LRB tersebut, dan anak cucu kita nantinya

bisa menatap masa depan dengan tenang tidak ada kegelisahan dengan
pulau yang mereka tinggali.
B. Pengertian Biopori
Banyak orang yang belum mengetahui arti, makna atau pengertian
dari istilah ‘biopori’, tetapi ada juga yang sudah paham arti dari istilah
tersebut,
dan ada beberapa yang hanya sekedar tahu, tapi

pemahamannya belum.Oleh karena itu,penulis akan menjelaskan
pengertian dari istilah ”Biopori” yaitu sebagai berikut :
Biopori adalah lubang-lubang kecil pada tanah yang
terbentuk akibat akitifitas organisme di dalamnya, seperti cacing,
perakaran tanaman, rayap, dan fauna tanah lainnya. Lubang tersebut
akan berisi udara dan menjadi jalur mengalirnya air. Jadi air hujan tidak
langsung masuk ke saluran pembuangan air, tetapi meresap ke dalam
tanah melalui lubang tersebut.
Untuk lebih memahami dari penjelasan diatas, penulis pada bagian
ini akan menampilkan beberapa gambar tentang biopori. Lubang
resapan biopori adalah lubang silindris yang dibuat secara vertikal ke
dalam tanah dengan diameter 10 - 30 cm dan kedalaman sekitar 100 cm,
atau dalam kasus tanah dengan permukaan air tanah dangkal, tidak
sampai melebihi kedalaman muka air tanah. Lubang diisi dengan sampah
organik untuk memicu terbentuknya biopori.
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan untuk penelitian ini adalah
kajian pustaka dan eksperimen. Kajian pustaka kami dari buku dan
internet dan eksperimen yang kami lakukan adalah dengan pembuatan
LRB di area SMK Negeri pada bulan Januari 2012 dengan jumlah lubang
30 lubang dengan kedalaman 1 meter dan berdiameter 10-30cm.
Cara pembuatan Lubang Biopori Resapan Air yaitu:
a) Membuat lubang silindris di tanah dengan diameter 10 - 30cm dan
kedalaman 30 -100 cm serta jarak antar lubang 50-100 cm.
b) Mulut lubang dapat dikuatkan dengan semen setebal 2 cm dan
lebar 2-3 sentimeter serta diberikan pengaman agar tidak ada anak
kecil atau orang yang terperosok.
c) Lubang diisi dengan sampah organik seperti daun, sampah dapur,
ranting pohon, sampah makanan dapur non kimia, dsb. Sampah
dalam lubang akan menyusut sehingga perlu diisi kembali dan di
akhir musim kemarau dapat dikuras sebagai pupuk kompos alami.
d) Jumlah lubang biopori yang ada sebaiknya dihitung berdasarkan
besar kecil hujan, laju resapan air, dan wilayah yang tidak meresap
air dengan rumus = intensitas hujan (mm/jam) x luas bidang
kedap air (meter persegi) / laju resapan air perlubang (liter / jam).
A. Perancangan Lokasi

Dalam hal perancangan pembuatan biopori, agar kinetik kerja
biopori lebih maksimal perlu tempat-tempat yang khusus dan tepat. Jika
kita menempatkan biopori ditempat yang tepat, maka biopori tersebut
akan lebih leluasa dalam segi kinerjanya dan hasil yang kita terima pun
akan lebih maksimal. Oleh karena itu, perlu perhatikan secara cermat
untuk memilih lokasi pemasangan biopori. Dalam sub-sub bab ini,
penulis akan menjelaskan pemilihan tempat perancangan biopori dari
beberapa sumber, yaitu:
A. Sumber pertama menurut Perpus Online (2008) dalam penjelasannya
ada tiga lokasi yang disarankan dan ketiga lokasi itu juga disertai
gambar yang mendukung. Inilah ketiga lokasi tersebut :
a. Pada alas saluran air hujan di sekitar rumah, Kantor, sekolah,
dan lain sebagainya.
b. Di sekeliling pohon.
c. Pada tanah kosong antar tanaman atau batas tanaman.
B. Adapun Persyaratan Lokasi menurut Peraturan Menteri Kehutanan
Republik Indonesia /Nomor : P. 32/MENHUT-II/2009 /Tentang Tata
Cara Penyusunan Rencana Teknik Rehabilitasi Hutan dan Lahan
Daerah Aliran Sungai (RTkRHL-DAS), menyebutkan untuk setiap 100
lahan idealnya Lubang Resapan Biopori (LRB) dibuat sebanyak 30
titik dengan jarak antara 0,5 - 1 m. Dengan kedalam 100 cm dan
diameter 10 cm setiap lubang bisa menampung 7,8 liter sampah.
Sampah dapur dapat menjadi kompos dalam jangka waktu 15-30 hari,
sementara sampah kebun berupa daun dan ranting bisa menjadi
kompos dalam waktu 2-3 bul
B. Perancangan Pembuatan
Setelah kita mengetahui pemahaman tentang biopori, manfaat apa
saja yang dapat kita peroleh dari penerapannya, dan lokasi perencanaan
yang tepat untuk biopori. Maka langkah terakhir yaitu kita tinggal
mempraktekkan bagaimana cara pembuatan biopori. Dari sinilah kita
bisa tahu cara pembuatannya secara langsung, karena penulis tidak
hanya menggunakan kata atau bahkan kalimat saja untuk menjelaskan
cara pembuataannya,tapi juga dengan gambar, diharapkan dengan
adanya gambar ini pembaca tidak terlalu mengalami kesulitan dalam
memahaminya, berikut adalah tentang perencanaan pembuatan biopori:
Cara pemuatan biopori menurut Salman (2009) bisa dilakukan
dilorong samping rumah. Ini tentu sangat menguntungkan sekali bagi
para warga yang tidak mempunyai lahan luas untuk biopori. Dalam hal
ini Salman, menjelaskan cara pembuatan biopori yang dilakukan di
lorong samping rumahnya beserta gambarnya. Langkah-langkah
pembuatannya adalah
a. Persiapan bahan-bahan yang diperlukan.
 Paralon
 Kasa nyamuk
 Biopori
b. Cara pembuatan

Lokasi lubang pertama, dipilihlah halaman belakang yang
tanahnya hanya berukuran 140 x 40 cm, tapi menjadi tempat
lewat air hujan dan pancuran air tempat mencuci macammacam. Cukup untuk menjadi 2 buah lubang dengan jarak
100cm.
 Persiapan awal, batu-batu gosok yang menutupi tanah
dikumpulkan dan dibersihkan dulu, supaya tidak ikut jatuh ke
lubang.
 Mata bor memudahkan penggalian dan pengangkatan tanah
galian, dan mencetak lubang berdiameter 10cm. Dengan bor
khusus ini, kita bisa dengan mudah membuat lubang dengan
diameter 10 cm dan kedalaman 100cm.
 Untuk menggali, putar bor searah jarum jam, jangan dibalik.
Demikian pula pada saat mengangkat tanah galian, tetap searah
jarum jam hanya sedikit demi sedikit diangkat ke atas.
 Hasil galian pertama Tampungan tanah liat
 Menggali lubang kedua yang berjarak 100 cm dari lubang
pertama
 Selanjutnya memotong paralon sepanjang 20 cm, untuk
dijadikan penahan dinding lubang supaya tanah di atasnya tidak
mudah jatuh/turun.
 Kedalaman dinding paralon tidak usah terlalu dalam, karena
fungsinya hanya untuk menahan tanah jatuh
 Lubang biopori kadang-kadang harus dibuka untuk diisi limbah,
dan supaya baunya tidak menyeruak ke atas, juga harus ditutup
dan ditimbuni batu sedikit.
 Syarat lain adalah air di atasnya harus tetap bisa mengalir
masuk.
 Biopori sudah selesai. Seperti bukan lubang peresapan
c. Tutuplah dengan Kawat Ram


BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan perencanaan dari eksperimen yang kami lakukan
adalah dengan pembuatan LRB di area SMK Negeri pada bulan Januari
2012 dengan jumlah lubang 30 lubang dengan kedalaman 1 meter dan
berdiameter 10-30cm. Lubang diisi dengan sampah organik seperti daun,
sampah dapur, ranting pohon, sampah makanan dapur non kimia dan
sebagainya. Sampah dalam lubang akan menyusut sehingga perlu diisi
kembali dan di akhir musim kemarau dapat dikuras sebagai pupuk
kompos alami.
Kemudian dilakukan pengamatan secara keseluruhan pada semua
LRB yang sudah dibuat, oleh karena itu akan kita dapatkan pembahasan
manfaat dari biopori. Hasil penelitian yang kami lakukan mengacu pada

beberapa kajian dari penelitian yang terdahulu dengan tahapan sebagai
berikut:
A. Jumlah Biopori yang disarankan
Jumlah lubang yang perlu dibuat dapat dihitung dengan
menggunakan persamaan:
Sebagai contoh, untuk daerah dengan intensitas hujan 50 mm/jam
(hujan lebat), dengan laju peresapan air perlubang 3 liter/menit (180
liter/jam) pada 100 m2 bidang kedap perlu dibuat sebanyak (50 x 100) /
180 = 28 lubang.
Bila lubang yang dibuat berdiameter 10 cm dengen kedalaman 100
cm, maka setiap lubang dapat menampung 7.8 liter sampah organik. Ini
berarti bahwa setiap lubang dapat diisi dengan sampah organik selama
2-3 hari. Dengan demikian 28 lubang baru dapat dipenuhi dengan
sampah organik yang dihasilkan selama 56 - 84 hari. Dalam selang waktu
tersebut lubang yang pertama diisi sudah terdekomposisi menjadi
kompos sehingga volumenya telah menyusut. Dengan demikian lubanglubang ini sudah dapat diisi kembali dengan sampah organik baru dan
begitu seterusnya.
B. Biaya yang dikeluarkan
Jhon herf (2008) Pembuatan LRB dipermudah dengan alat bor
tanah. Desainnya disesuaikan untuk kegunaan peresapan air yang
memakai pendekatan Biopori. Alat bor LRB juga diperlukan untuk
mempermudah pemanenan kompos yang terbentuk bersamaan dengan
pemeliharaan LRB.
Bila satu lubang LRB dapat dibuat dalam waktu sepuluh menit, tiap
rumah tangga perlu membuat 30 LRB. Itu artinya pekerjaan selesai
dalam waktu 300 menit (lima jam). Jadi, perlu sehari per orang kerja (Rp
30.000,-).
Bila setiap rumah tangga ingin memiliki bor LRB dengan harga bor
Rp175.000 – Rp200.000), maka diperlukan biaya (Rp205.000 –
Rp230.000). Biaya itu dapat berkurang bila satu bor tanah dimiliki
bersama oleh beberapa orang.
C. Pemeliharan biopori
Agar biopori yang telah kita buat bisa bertahan lama, maka ada
beberapa yang harus anda lakukan untuk memelihara kondisi biopori,
diantaranya adalah
1. Lubang Resapan Biopori harus selalu terisi sampah organik
2. Sampah organik dapur bisa diambil sebagai kompos setelah dua
minggu, sementara sampah kebun setelah dua bulan. Lama
Pembuatan kompos juga tergantung jenis tanah tempat
pembuatan Lubang Resapan Biopori, tanah lempung agak lebih
lama proses kehancurannya. Pengambilan dilakukan dengan
alat bor LRB.

Bila tidak diambil maka kompos akan terserap oleh tanah, LRB
harus tetap dipantau supaya terisi sampah organik.
D. Manfaat Biopori
Banyak sekali manfaat yang dapat diperoleh dari biopori, bila kita
mau menerapkannya di lingkungan sekitar. Namun, hasil penerapan
biopori akan lebih memuaskan jika kita semua mau bergotong-royong
untuk menerapkannya secara bersama-sama di lingkungan. Semakin
banyak yang menerapkan, maka semakin besar manfaat yang kita
peroleh. Dalam hal ini, penulis akan menyebutkan manfaat dari
diterapkannya biopori dalam lingkungan adalah sebagai berikut:
a. Memaksimalkan air yang meresap ke dalam tanah sehingga
menambah air tanah.
b. Membuat kompos alami dari sampah organik daripada dibakar.
c. Mengurangi genangan air yang menimbulkan penyakit.
d. Mengurangi air hujan yang dibuang percuma ke laut.
e. Mengurangi resiko banjir di musim hujan.
f. Memaksimalisasi peran dan aktivitas flora dan fauna tanah.
g. Mencegah terjadinya erosi tanah dan bencana tanah longsor.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dpat diambil kesimpulan sebagai berikut:
3. Lubang Resapan Biopori (LRB) secara umum adalah lubang-lubang di
dalam tanah yang terbentuk akibat berbagai aktivitas organisme di
dalamnya, seperti cacing, perakaran tanaman, rayap dan fauna tanah
lainnya.
4. Manfaat dari lubang resapan biopori sebagai penyelamat lingkungan
adalah dengan berupaya untuk meminimalisir terjadinya bencana
banjir dan salah satu penyebab bencana banjir adalah karena
kurangnya lahan untuk peresapan air, disamping itu biopori juga
menghasilkan pupuk kompos.
5. Lokasi yang lebih efisien untuk pemasangan biopori ialah pada alas
saluran air disekitar rumah, sekolahan, kantor, dan disekeliling pohon,
serta pada tanah kosong antar halaman.
6. Pembuatan biopori yang efisien dan efektif ialah dengan membuat
lubang sedalam 1 meter dengan diameter 10 – 30 cm, kemudian
masukan dedaunan kering kedalam lubang, terakhir menutup lubang
menggunakan loster.
7. Biaya yang diperlukan dalam pembuatan biopori, bila satu lubang
resapan biopori dapat dibuat dalam waktu 10 menit, tiap rumah
tangga perlu membuat 30 LRB, Itu artinya pekerjaan selesai dalam
waktu 300 menit (lima jam). Jadi perlu sehari per orang kerja (Rp
30.000,-).

B. Saran
Penulis menyarankan bagi masyarakat untuk dapat menerapkan lubang
resapan biopori sebagai alternatif teknologi tepat guna dan ramah
lingkungan dalam penyelamatan lingkungan untuk upaya pencegahan
lahan kritis.
DAFTAR PUSTAKA
 Anonim. 2007. Mencegah banjir Lewat Lubang Serapan Biopori.
Suara Merdeka, (Online), (http://Nules-Nules.wordpress.com, diakses
31 Desember 2009).
 Biopori, TIM IPB. 2007. Biopori Teknologi Tepat Guna Ramah
Lingkungan-Alat dan Pemesanan Alat. (Online). (http://biopori.com,
diakses 31 Desember 2009).
 Griya. 2008. Mengenal dan Memanfaatkan Lubang Biopori. (Online).
(http://kumpulaninfo.com, diakses 31 Desember 2009).
 Herf, Jhon. 2008. Biopori sebagai Peresapan Air yang Mengatasi
Banjir dan Sampah. (Online). (http://jhonherf.wordpress.com, diakses
31 Desember 2009).
 Pandu, A 2011. Lubang Resapan Biopori. (Online). http://adityapandhu.blogspot.com/2011/12/lubang-resapan-biopori.html
diakses
Desember 2011
 Prana, Y. 2009. Lubang Resapan Biopori. (Online). (http://YayasanPrana-Nasional-Indonesia.wordpress.com, diakses 09 Desember
2011).
 Salman.
2008.
Biopori
Pertama
di
Rumah.
(Online).
(http://Perempuan-Banget!.wordpress.com, diakses 31 Desember
2009).
 Yusuf, Muhammad. 2009. Solusi Banjir dengan Membuat Biopori.
(Online). (http://OaseZam-WeBloG.com, diakses 31 Desember 2009).