Alam Semesta dan Sususnan Tata Surya isi

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG
Alam semesta adalah kumpulan materi berukuran tak terhingga yang telah ada
sejak dulu kala, keberadaan alam semesta menurut beberapa ilmuan tidak
memiliki awal dan tidak memiliki akhir.
Sedangkan galaksi adalah sebuah sistem yang terikat oleh gaya gravitasi yang
terdiri atas bintang (dengan segala bentuk manifestasinya, antara lain bintang
neutron dan lubang hitam), gas, dan debu kosmik medium antar bintang, dan
kemungkinan subtansi hipotesis yang dikenal dengan meteri gelap.
Planet bumi berada dalam galaksi yang kita sebut sebagai galaksi Bimasakti
(Milky Way) galaksi bima sakti hanya sebagian kecil dari sekian banyak galaksi di
luar angkasa/alam semesta, galaksi terdekat dengan galaksi bimasakti adalah
galaksi andromeda, galaksi terdiri dari susunan bintang bintang yang bertebaran
diluar angkasa yang tidak terhingga jumlahnya.
Galaksi kita berbntuk spiral namun tidak bulat melainkan berbentuk elips,
panjangnya diperkirakan sekitar 100 tahun cahaya dan lebarnya 10 tahun cahaya,
dan tatasurya kita berada 30 tahun cahaya dari pusat galaksi.
Galaksi merupakan sekumpulan bintang, planet, gas dan debu yang semuanya itu
membentuk suatu komponen yang cukup besar sehingga dapat diamati dengan

cukup mudah ditengah maha luasnya alam semesta.
Galaksi terkcil mengandung beberapa juta bintang sedangkan galaksi terbesar
mengandung triliunan bintang.

Kelompok 8

Halaman 3

Tata surya, tata surya terdiri dari matahari, sembilan planet, dan berbagai benda
langit seperti satelit, komet, dan asteroid.
Tata surya tidak lebih dari gugusan kecil benda-benda langit dan satu bintang.
Tata surya adalah bagian kecil dari galaksi.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Alam semesta




Tata surya



Teori pembentukan bumi dan alam semesta



Batu pembunuh dari luar angkasa



Upaya manusia mempertahankan eksistentinya dimuka bumi

1.3 TUJUAN PENULISAN


Menjelaskan tentang alam semesta dan tata surya




Mengenal sang pembunuh masal dari luar angkasa



Mengemukakan pendapat ahli tentang batas waktu yang dimiki manusia
sebelum kepunahan

BAB II
ALAM SEMESTA DAN TATA SURYA

Kelompok 8

Halaman 3

2.1 TEORI TERBENTUKNYA ALAM SEMESTA
Terdapat berbagai macam teori mengenai bagaimana alam semesta ini terbentuk,
salah satunya adalah teori big bang atau dalam bahasa indonesia disebut sebagai
teori ledakan besar.
Teori ini adalah yang paling terkenal dan paling masuk akal.

Teori ini menytakan bahwa alam semesta berasal ini berasal dari kondisi super
padat dan panas, yang kemudia meledak dan mengembang sekitar 13.700 juta
tahun yang lalu.
Big bang adalah teori yang paling banyak didukung olh sederetan bukti ilmiah
sehingga dapat diterima oleh semua kalangan, baik para ilmuan maupun orang
awam.
Teori Big Bang pertama kali ditemukan oleh Abbe Georges Lemaitre, seorang
kosmolog asal Belgia pada tahun 1920-an.
Menurutnya, alam semesta ini mulanya berasal dari gumpalan super atom yang
berbentuk bola api kecil dengan ukuran sangat kecil.
Gumpalan itu semakin lama semakin memadat dan memanas, kemudian meledak
dan memuntahkan seluruh isi dari alam semesta.
Big Bang melepaskan sejumlah besar energi di alam semesta yang kemudian
membentuk seluruh materi alam semesta dan kemudian berkembang hingga
menjadi bentuk yang sekarang ini dan akan terus berkembang.
Atom hidrogen terbentuk bersamaan saat energi dari Big Bang meluas keluar.
Atom hidrogen tersebut terus bertambah banyak dan berkumpul membentuk debu
dan awan hidrogen atau biasa disebut nebula.
Awan hidrogen tersebut bertambah padat dan memanas hinga temperatur jutaan
derajat celcius.


Kelompok 8

Halaman 3

Awan hidrogen ini menjadi bahan pembentuk bintang-bintang di alam semesta.
Setelah terbentuk banyak bintang, bintang tersebut berkumpul membentuk
kelompok yang kemudian disebut galaksi, dari galaksi, lahirlah milyaran tata
surya, Salah satunya adalah yang kita tinggali sekarang ini.
Teori Big Bang juga menjelaskan bahwa alam semesta memiliki siklus yang
berulang.
Pada suatu titik, alam semesta akan berhenti mengembang dan malah menyusut.
Semua akan ditarik dan menyisakan lubang hitam besar.
Inilah yang disebut dengan Big Crunch, yang merupakan kelanjutan teori dari Big
Bang.
Menurut teori Big Crunch, alam semesta tidak akan mengalami akhir karena ia
membentuk sebuah siklus.
Ia akan meledak, mengembang, menyusut, lalu menghilang dan terus menerus
seperti itu, dalam kata lain, alam semesta akan bereinkarnasi.


2.2 ALAM SEMESTA
Alam semesta atau jagad raya kita adalah seluruh ruang waktu berkelanjutan yang
kita diami, dengan energi dan materi yang terdapat didalamnya.
Lebih jauh lagi ada sebuah ilmu yang secara mendalam mengkaji tentang alam
semesta adalah kosmologi, yakni ilmu pengetahuan yang berkembang dari fisika
dan astronom.
Alam semesta juga dapat didefinisikan sebagai segala sesuatu yang yang dianggap
secara fisik, seluruh ruang dan waktu, dan segala bentuk materi serta energi.
Istilah semesta atau jagad raya dapat digunakan dalam indra kontksual yang
sedikit berbeda, yang menunjukan konsep-konsep seperti kosmos, dunia, atau
alam.

Kelompok 8

Halaman 3

Gambar: wikipedia.org
Jika berada disuatu tempat yang tinggi diluar kota, jauh dari sinar gemerlapan kota
pada saat itu, tidak ada bulan dan langit bebas dari awan, maka akan tampak
bintang-bintang.

Jika kita menggunakan teropong binokular atau teleskop , jumlah bintang yang
kita lihat semakin banyak.
Pengamatan lebih lanjut yang dilakukan para ahli astronomi dengan menggunkan
alat-alat atu instrumen mutakhir menunjukan bahwa dialam semesta terdapat
bintang-bintang yang beredar mengikuti suatu pusat yang berupa suatu kabut gas
pijar yang sangat besar dikelilingi oleh kelompok-kelompok bintang yang sangat
dekat satu sama lain dan juga dikelilingi oleh gumpalan-gumpalan kabut gas pijar
yang lebih kecil dari pusatnya (nebula) dan tebaran ribuan bintang.
Keseluruhan itu termasuk matahari kita, itulah yang disebut galaksi.
Terdapat lebih dari satu galaksi yang berada dalam jangkauan pengamatan
manusia, dan terdapat ribuan galaksi di alam semesta.

Kelompok 8

Halaman 3

Galaksi yang ditempati oleh bumi disebut bimasakti/milky way.

2.3 PENAMAAN DAN PEMAKNAAN ALAM SEMESTA YANG
MENCAKUP RUANG DAN WAKTU

Semesta atau daam bahasa inggris kita kenal dengan sebutan universe memiliki
makna keseluruhan.
Namun menurut beberapa ilmuan yang yang menggunakan definisi alternatif, kata
semesta(universe) cuma merujuk pada alam tempat kita tinggal saja.
Hal ini terkait dengan pemaknaan alam semesta yang pada dasarnya alam semesta
yang kita diami hanya salah satu dari sekian banyak alam semesta yang secara
kolektif disebut multiverse.
Semesta ini biasanya dianggap benar-benar terputus dengan kita sendiri dan tidak
mungkin dapat diamati melalui indra intelektual manusia.
Pengamatan bagian yang lebih tua dari alam semesta yang jauh menunjukan
bahwa alam semesta telah diatur oleh hukum fisika yang sama dan konsisten
disebagian besar wilayah luas yang mengandung sejarah.
Sepanjang sejarah banyak kosmolog ditunjuk untuk menjelaskan tentang alam
semesta.
Model paling awal ialah geosentris yang dikembangkan oleh filsuf Yunani kuno
Claudius Ptolomeuses.
Ia berpendapat bahwa alam semesta memiliki ruang yang tidak terbatas, dan
merupakan suatu kekekalan, sesuatu yang tidak memiliki akhir, tetapi berisi suatu
set bola konsentris dengan ukuran terbatas sesuai dengan bintang tetap, matahari
dan berbagai planet berputar mengelilingi bumi yang bulat dan tek bergerak

selama berbad-abad, peningkatan keselaraan pemikiran manusia yang ditopang

Kelompok 8

Halaman 3

oleh penemuan teori gravitasi Newton membuat teori Heleosentris Copernicus
mengenai Tata Surya mulai diyakini.
Perbaikan lebih lanjut dalam astronomi menyebabkan kesadaran bahwa tata surya
tertanam dalam galaksi yang terdiri dari jutaan bintang, bima sakti, dan bahwa ada
galaksi lain diluar itu, sejauh selama instrumen astronomi dapat mencapainya.
Studi yang meneliti terhadap distribusi galaksi-galaksi dan garis spektrum telah
menyebabkan banyak kosmologi modern terkuap.
Penemuan pergeseran gelombang merah dan radiasi gelombang mikro, latar
belakang kosmik, mengungkapkan bahwa alam semesta berkembang dan tampak
memiliki awal dan akhir.

2.3 TATA SURYA
Tata surya adalah kumpulan benda langit yang terdiri atas sebuah bintang yang
disebut matahari, dan semua objek yang terikat dalam gaya gravitasinya.


Gambar: wikipedia.org

Kelompok 8

Halaman 3

Matahari hanyalah satu diantara sekian milyar bintang digalaksi, matahari sebagai
pusat tatasurya berada pada jarak 30 tahun cahaya dari pusat bima sakti.
Pada zaman Yunani Kuno sudah ditemukan melalui pengamatan kasar lima planet
yaitu merkurius, mars, venus, yupiter, dan saturnus.
Merkurius dan venus disebut planet dalam, sedangkan mar, yupiter, dan saturnus
yang berada diluar garis edar matahari disebut planet luar.
Pada abad ke-16 ilmuan polandia bernama Nicholas Kopernikus berhasil
mengubah salah satu pandangan yang telah dianut selama berabad-abad lamanya.
Menurut kopernikus, bumi adalah planet dan seperti halnya planet yang lain,
beredar mengelilingi matahari sebagai pusatnya (Heliosentris).
Pandangan kopernikus ini berdasarkan hasil pengamatan yang teliti serta dengan
perhitungan yang sistematis, semua ini berkat bantuan teropong sebagai alat
pengamat dan telaah berkembangny matematika dan fisika sebagai sarana

penunjang pada masa itu.

BAB III
BATU PEMBUNUH DARI LUAR ANGKASA

3.1 METEOR DAN KAWAH HANTAMANNYA
Kau dapat berfikir kawah meteor di Arizona sebagai lubang peluru raksasa yang
mencapai kedalaman hingga 570 kaki, saking besarnya kawahnya dapat
dimasukan monumen Washington.
Lima puluh pertandingan sepak bola dapat digelar didalamnya secara bersamaan
didasarnya, sedangkan luas cincinnya dapat diisi dengan 4.200 orang untuk

Kelompok 8

Halaman 3

melihat pertandingan sepak bola tersebut dari lingkaran kawahnya, yang luasnya
mencapai 1,2 mil persegi.
Peluru yang membuat kawah ini adalah meteor nikel-besi yang melaju dengan
kecepatan 45.000 mil per jam.
Benda secepat itu dapat melakukan perjalanan dari bumi ke bulan dalam enam
jam, ini memerlukan waktu 4 hari bagi pesawat luar angkasa untuk melakukan
perjalanan yang sama.
Peluru kosmik ini telah hancur ketika melintasi atmosfer bumi dengan raungan
gemuruh.
Menyala dengan terang seperti pecahan matahari yang jatuh kebumi.
Tapi beruntungnya tida ada manusia yang tinggal di Arizona ketika kawah meteor
terbentuk ditempat itu .
Energi hantaman yang dikeluarkan sama dengan bom nuklir berukuran sedang,
ledakannya menhasilkan badai berupa hembusan angin hingga 12 mil jauhnya.
Lebih dari 300 juta ton batu terlempar dari kawahnya, dan awan jamur
menakjubkan terlihat dilangit.
50.000 tahun kemudian ilmuan menyadari penyebab terbentuknya kawah meteor
berasal dari meteor yang berhasil menghantam bumi.
Kejadian ini membuat para ilmuan sadar bahwa kejadian yang sama dapat saja
terjadi sewaktu-waktu, dan jika terjadi dimasa sekarang maka dampaknya pasti
akan sangat mengerikan karena ledakan semacam itu adalah bencana yang sama
dengan bom nuklir, yakni dapat memusnahkan jutaan nyawa.

3.2 METEOR DI ABAD PERTENGAHAN

Kelompok 8

Halaman 3

Pengamatan dan eksperimen baru menjadi alat dan bahan dalam ilmu pengetahuan
ketika abad ke-18.
Sebelum masa itu, dimana orang-orang masih mempercayai takhayul dan
kekuatan mistis, meteor pernah jatuh kebumi dan selalu dikait-kaitkan dengan
kekuatan mistis, dan disebut sebagai batu yang datang dari langit.
Bumi mencatat meteorit yang jatuh kebumi pada masa itu lebih banyak diambil
untuk kepentingan keagamaan seperti yang terjadi di jepang pada 19 mei 861 batu
meteor tersebut disimpan sebagai harta relik bagi kuil shinto di Nogata-shi.
Seperti juga meteor yang melintasi langit jerman pada 7 november 1492 yang
diambil oleh gereja Ensisheim.
Sarjana abad pertengahan sering kali menguangi kesalahan tersebut.
Para ilmuan sebelum abad 20 mulai menyadari bahwa hal tersebut merupakan
penomena alam, yang perlu diteliti.
Lalu munculah ilmuan jerman bernama Ernst F. F. Chaldini, dia menjadi penemu
meteoritic, ilmu yang mempelajari tentang meteor.
Dan tidak seperti ilmuan lain, dia menyadari bahwa meteor adalah batu yang jatuh
dari luar angkasa.
Pada 1794 Chaldini mempublikasikan bukunya yang menytakan bahwa meteor
adalah batu yang berasal dari luar angkasa.
Pada awalnya banyak kawan Chaldini sesama ilmuan yang mengabaikan
temuannya.
Hingga pada akhirnya setelah dilakukan berbagai penelitian oleh para ilmuan
diberbagai tempat di eropa maka disetujuilah pendapat bahwa meteor adalah batu
yang berasal dari luar angkasa.

Kelompok 8

Halaman 3

3.3 TUBRUKAN METEOR PADA MASA DINOSAURUS
Para ilmuan sependapat bahwa komet dan asteroid menghantam bumi satu kali
setiap 100 juta tahun.
Asteroid raksasa diperkirakan pernah menghatam bumi pada masa para
Dinosaurus masih menguasai bumi, sekita 163 juta tahun yang lalu.
Asteroid tersebut berukuran 6 hingga mil persegi yng menghantam bagian utara
Yukatan peninsula, di amerika tengah.
Hantaman asteroid tersebut sedikit banyaknya berkontribusi dalam kepunahan
Dinosaurus dan makhluk purba lain yang hidup dizaman itu.
Selama bertahun-tahun paleontologis berusaha untuk mengungkap misteri
kepunahan Dinosaurus.
Apakah aktivitas gunung berapi yang brlangsung lama membunuh mereka?
Ataukah perubahan iklim yang dramatis? Tidak ada yang dapat memastikan.
Lalu munculah bukti-bukti yang menunjukan mungkin hantaman asteroid
memiliki peran penting.
Menurut penelitian Walter dan Luis Alvarez mereka menemukan bukti penelitian
yang menunjukanbahwa hantaman asteroid pada zaman kretaseus menimbulkan
efek lain selain ledakan besar setara bom atom yang membunuh banyak
kehidupan makhluk prasejarah, tetapi ledakan itu juga membuat langit tertutup
oleh debu dan sinar matahari tidak dapat menembus bumi untuk waktu yang
sangat lama, hal ini membuat tanaman mati dan makhluk pemakan tumbuhan
kehabisan makanan dan terjadilah kepunahan masal.
Dengan punahnya makhluk peakan tumbuhan, predator juga kehilangan
mangsanya yang menyebabkan punahnya makhluk pemakan daging.
Ledakan yang sangat besar yang menjadi penyebab punahnya dinosaurus
meninggalkan kawah sejauh 60 mil persegi

Kelompok 8

Halaman 3

Dan tentu saja ledakan itu terjadi di lantai samudra, sehingga mungkin tidak akan
dapat ditemukan, itu karena dasar lautan berubah secara konstan.
Namun beberapa ilmuan berpendapat bahwa kawah hasil hantaman asteroid yang
menybabkan kepunahan dinosaurus itu terletak di laut karibia.
Gelombang yang mencapai 165 kaki atau lebih tinggi lagi menghantam teluk
meksiko di akhir periode kretaseus, ini dibuktikan dengan ditemukannya batuan
sedimen di sungai Brazos di Texas.
Asteroid sejenis diperkirakaan akan terus berulang menghantam bumi setiap
seratus juta tahun sekali.
Dan setiap kedatangannya akan selalu diiringi dengan kepunahan masal dan awal
dari kehidupan baru dibumi.

3.4 MEMPERTAHANKAN PLANET BUMI
Para ahli astronomi telah meningktkan keahliannya dalam menemukan komet dan
asterois yang, namun apa yang akan dilakukan pada objek yang mengancam bumi
masih menjadi kontroversial.
NASA telah mengembangkan berbagai teknologi untuk mengawasi komet dan
asteroid yang memiliki kemungkinan sebagai ancaman bagi kehidupan manusia
Memahami betapa sulitnya melindungi seluruh planet dari asteroid yang berjalan
45.000 mil per jam, bahkan dengan bertahun-tahun peringatan, lenih buruk dari
komet seukuran gunung yang berjalan dengan kecepatan 140.000 mil per jam,
yang hanya akan mendapatkan enam bulan pringatan sebelum komet tersebut
mencapai bumi.
Namun dengan pengembangan teknologi yang dilakukan terus-menerus oleh umat
manusia, suatu saat pasti akan ditemukan cara untuk mengatasi bahaya yang
mengancam dari luar angkasa.

Kelompok 8

Halaman 3

BAB IV
PENUTUP

4.1 KESIMPILAN
Dengan menyadari nahwa segala sesuatu memiliki awal dan akhir, bahkan jagat
raya dan planet ini, kitapun menyadari bahwa kehidupan juga memiliki awal.
Dan seperti segala sesuatu lain yang memiliki permulaan, juga pasti memiliki
akhir.
Jika seperti yang diperkiraan, berarti kehidupan kita juga terus menjalani hitungan
mundur menuju kepunahan...
Para ilmuan menamai makhluk yang menghuni planet ini sebelum kita sebagai
Dinosaur atau dalam bahasa indonesia disebut Dinosaurus.
Mereka telah punah 63 juta tahun yang lalu, diperkirakan penyebab kepunahannya
kemungkinan besar berasal dari asteroid yang menghantam bumi pada zaman itu.
Dan ancaman yang sama juga mengancam kehidupan manusia dimuka bumi.
Jika benda angkasa itu datang setiap seratus juta tahun sekali, dan menghantam
bumi terakhir kali adalah pada masa kretaseus 63 juta tahun yang lalu, berarti
waktu kita dibumi adalah 47 juta tahun lagi sebelum pemurnian bumi dan awal
kehidupan baru bagi makhluk selain kita.
Entah apa yang akan memusnahkan kita, perang nuklir? Perubahan iklim yang
drastis? Kelebihan populasi? Kehabisan sumber energi? Ataukah batuan raksasa
dari luar angkasa?

Kelompok 8

Halaman 3

Banyak hal yang mengancam kehidupan kita diluar dari komet atau asteroid,
namun satu hal yang terus terjadi, manusia terus bertahan hidup hingga sekarang
dengan mengatsi semua masalah itu.
Jika tidak ada kehidupan lain selain yang kita jalani di planet ini, maka kekuatan
manusia hanya dapat dibandingkan dengan semua makhluk yang ada dibumi,
dengan kata lain manusia adalah makhluk terkuat di alam semesta.
Dengan segala kekuatan dan sumber daya yang dimilikinya mampukah manusia
menghadapi musuh kehidupan yang telah ada sejak zaman kuno.. yang dalam
makalah ini kami sebut sebagai “kepunahan”
Ada satu perbedaan yang mendasar antara manusia dan makhluk purba yang telah
punah,

yakni

kemampuan

berfikir

untuk

menyelesaikan

masalah

dan

menghilangkan segala ancaman, dengan perbandingan kekuatan mempertahankan
hidup satu berbanding sejuta manusia memiliki kemungkinan yang ebih besar
untuk bertahan dari kepunahan yang membinsakan bentk kehidupan perba yang
hidup sebelum mereka.

4.2 SARAN
Dengan menganalisa dan mencari tahu bentuk ancaman yang mengancam
keberlangsungan hidup manusia dimasa mendatang, hendaknya kita sebagai
manusia menyiapkan antisipasi sebelum hal itu terjadi, bahkan tindakan sederhana
dapat berkontribusi besar bagi umat manusia untuk melawan kepunahan dan
mempertahankan eksistentinya dimuka bumi.
Ancaman kepunahan yang berasal dari luar angkasa hanyalah sebagian kecil dari
hal-hal yang mengancam eksistensi manusia, pembaca dapat mencari tahu dan
mengemukakan pendapatnya tentang ancaman lainnya yang mengancam
kehidupan manusia dan cara menyelesaikan permasalahannya, seperti pemanasan
suhu global, perang nuklir, wabah penyakit dsb..

Kelompok 8

Halaman 3

DAFTAR PUSTAKA

Jasin, Maskoeri. 2015. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta: Rajawali Pers.
Koppes, Steven N. 2004. Killer Rocks from Outer Space: Asteroids, Comets, and
Meteorites. Twenty-First Century Books.

Kelompok 8

Halaman 3