Masa Depan Surat Kabar dan masa

MASA DEPAN
SURAT KABAR

INDISHA DIATERTIA
(00000025923)
KELAS G

UNIVERSITAS MULTIMEDIA NUSANTARA
STRATEGIC COMMUNICATION
2017

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan YME karena dengan berkat dan karunianya, penulis
diberikan kesempatan bekerja untuk menyelesaikan makalah ini, dimana makalah ini adalah untuk
memenuhi tugas business principles. Penulis ucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing penulis
dan juga teman teman sekalian. Sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan karya tulis yang
berjudul “MASA DEPAN SURAT KABAR”. Karya tulis ini tidak akan bisa selesai tanpa bantuan,
bimbingan, arahan, dukungan dan kontribusi banyak pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini
penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada
1. Seluruh dosen atas segala motivasi, ilmu pengetahuan, bimbingan, wawasan dan pengalaman

yang mendorong penulis selama menempuh studi.
2. Orangtua penulis untuk segala motivasi, materi, pengorbanan atas setiap tetes keringatmu,
doa yang diberikan selama ini diberikan untuk penulis.
3. Semua pihak yang telah membantu penyelesaian karya tulisini yang tidak dapat disebutkan
satu persatu.
Penulis menyadari tidak ada yang sempurna kecuali Tuhan YME, begitu pula dengan karya tulis ini,
karena itu kritik dan saran dari para pembaca untuk perbaikan di masa mendatang sangat penulis
harapkan.

Tangerang Selatan , September 7 2017

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Surat kabar di Indonesia hadir dalam berbagai bentuk yang jenisnya bergantung pada
frekuensi terbit, bentuk (tabloid atau bukan), kelas ekonomi pembaca , peredarannya
(nasional atau local), serta penekanan isinya (ekonomi, criminal, agama, atau umum), dan
sebagainya (Kasali, 1992:100). surat kabar adalah suatu penerbitan yang ringan dan mudah
dibuang, biasanya dicetak pada kertas berbiaya rendah yang disebut kertas koran, yang berisi

berita-berita terkini dalam berbagai topik.
Untuk dapat memanfaatkan media massa secara maksimal dan tercapainya tujuan
komunikasi, maka seorang komunikator harus memahami kelebihan dan kekurangan media
tersebut. Karakteristik surat kabar sebagai media massa mencakup: publisitas, periodisitas,
universalitas, aktualitas dan terdokumentasikan. Untuk menyerap isi surat kabar, dituntut
kemampuan intelektualitas tertentu. Khalayak yang buta huruf tidak dapat menerima pesan
surat kabar begitu juga yang berpendidikan rendah.
Surat kabar dapat menjangkau daerah-daerah perkotaan sesuai dengan cakupan pasarnya
(nasional, regional, atau lokal). Keuntungan kedua menyangkut kebiasaan konsumen
membawa surat kabar sebagai referensi untuk memilih barang sewaktu berbelanja. Informasi
sekelebat dapat diberikan oleh radio atau televisi, dimuat secara tertulis pada surat kabar yang
dapat dibawa kemana-mana.
Konsumen umumnya memandang surat kabar memuat hal-hal actual yang perlu segera
diketahui khalayak pembacanya.
Pengiklan dapat bebas memilih pasar mana (dalam cakupan geografis) yang akan
diprioritaskan. Dengan demikian ia dapat memilih media mana yang cocok. Kecuali pada
surat kabar nasional yang biasanya harus dilakukan pesanan enam bulan sebelumnya, Korankoran local umumnya sangat fleksibel dalam memuat iklan, baik permintaan mendadak yang

berkaitan dengan ukuran, frekuensi pemuatan, maupun penggunaan warna (spot colour atau
full colour).

Kelemahan dari surat kabar Sekalipun jangkauannya bersifat missal, surat kabar dibaca
orang dalam tempo yang singkat sekali, umumnya tidak lebih dari lima belas menit, dan
mereka hanya membaca sekali saja. Surat kabar juga cepat basi, hanya berusia
24jam. Informasi berlebihan yang dimuat oleh redaksi dan pemasang iklan dapat
melemahkan pengaruh sebuah iklan. Sekalipun surat kabar memiliki sirkulasi yang luas,
beberapa kelompok pasar tertentu tetap tidak dapat dilayani dengan baik. Sebagai contoh,
surat kabar tidak dapat menjangkau pembaca yang berusia di bawah 20 tahun. Demikian juga
pembaca dengan bahasa yang berbeda. Beberapa produk tidak dapat diiklankan dengan baik
di surat kabar. Terutama produk yang tidak ditujukan untuk umum, atau yang menuntut
peragaan untuk merebut tingkat emosi pembaca yang tinggi akan sulit masuk surat kabar.
Surat kabar KOMPAS pun telah memutuskan untuk sama sekali tidak memuat iklan rokok
dan minuman keras secara sukarela. kelemahan dari koran dalam bentuk media cetak adalah,
berita yang dimunculkan hari ini adalah berita yang terjadi kemarin atau periode sebelumnya.
Informasi yang terjadi satu jam yang lalu baru akan diterbitkan pada koran esok hari. Padahal
di zaman yang serba instant ini, masyarakat cenderung ingin mengetahui berita secara lebih
cepat dan tepat. Dari segi waktu, media elektronik tergolong cepat dalam menyebarkan berita
kemasyarakat. media elektronik mempunyai audio visual yang memudahkan para audiensnya
untuk memahami berita, media elektronik menjangkau masyarakat secara luas. dapat
menyampaikan berita secara langsung dari tempat. Bentuk keterbatasan lain dari koran adalah
wilayah penyebarannya dibatasi secara geografis. Sementara berita melalui media online bisa

diakses dimana saja dan kapan saja si pembaca membutuhkan informasi. Keunggulan lainnya
dari media online adalah komunikasi bisa terjadi dua arah antara pembaca dengan medianya.
Pembaca bisa langsung memasukkan saran, tanggapan, pertanyaan maupun pernyataan
kepada redakturnya. Dan bila tim redakturnya aktif, maka saran, tanggapan, pertanyaan
maupun pernyataan yang masuk ke dapur redaksi, bisa ditanggapi langsung oleh tim redaksi
dari media tersebut. Bahkan saat ini dengan semakin berkembang pesatnya pengguna situs
jejaring sosial, seperti Facebook dan Twitter, seseorang bisa turut berperan serta dalam
memberikan informasi mengenai peristiwa yang terjadi. Media online tidak memiliki
keterbatasan dari sisi geografis. Sebagai contoh, seorang warga negara Indonesia yang tinggal
di Amerika Serikat bisa membuka situs berita atau portal berita yang ada di Indonesia, seperti
Detik.com, sehingga kita bisa mengetahui peristiwa terkini di belahan dunia manapun tanpa
dibatasi oleh ruang dan waktu. Sementara surat kabar hanya beredar di tingkat lokal ataupun

nasional saja. keberadaan media online membuat koran terlihat lamban. Periodisasi koran 24
jam tidak pas lagi dengan dinamika zaman dan dirasa kurang interaktif. Sekarang masyarakat
membutuhkan continuous deadline, sementara koran memiliki kendala pada geografi dan
distribusi, dan dalam bentuk penyajiannya terbatas pada teks dan dan gambar saja. Apalagi
saat ini cara seseorang untuk tersambung dengan internet dirasakan semakin mudah saja,
karena internet bisa diakses seseorang dimanapun ia berada, bisa melalui desktop, laptop,
note book, bahkan saat ini orang bisa dengan mudahnya mengakses internet melalui

smartphone-nya. Modem internet juga memudahkan seseorang untuk bisa tersambung
dengan internet dimanapun ia berada. keberadaan sarana publik, seperti pusat perbelanjaan,
bandar udara, rumah sakit, maupun kafe dan restoran juga banyak menyediakan fasilitas
internet gratis yang terhubung melalui wifi.
1.2 Rumusan Masalah
A. Apakah perkembangan teknologi informasi turut mempengaruhi perubahan perilaku
tdalam menggunakan koran atau media online untuk mencari berita atau informasi?
B. Apakah ke depannya pembaca koran akan sepenuhnya beralih ke media online
ataukah justru akan tetap membaca koran sekaligus menggunakan media online
sebagai sarana untuk mencari informasi?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Mengetahui tentang perubahan media habit seseorang dalam mengkonsumsi koran
dan media online di era teknologi informasi.
2. Mengetahui faktor-faktor apa sajakah yang menjadi alasan seseorang dalam
mengkonsumsi koran ataupun media online.
3. Mengetahui apakah perkembangan teknologi informasi yang pesat, seperti
pertumbuhan pengguna smartphone juga turut mempengaruhi perubahan media habit
seseorang dalam mencari informasi.
4. Memenuhi tugas pertama mata kuliah teknologi dan informasi pada semester ganjil


1.4 Manfaat Penulisan
Melalui makalah ini, penulis berharap dapat memberikan masukan kepada perusahaan
yang bergerak di industri koran mengenai seberapa besar perubahan kebiasaan seseorang
dalam mengkonsumsi media yang telah terjadi saat ini dan faktor dominan apakah yang
mempengaruhi terjadinya perubahan ini. Sehingga diharapkan penerbit koran dapat
melakukan antisipasi langkah-langkah apa yang sebaiknya dilakukan untuk dapat tetap
mempertahankan keberadaannya di tengah kondisi persaingan media massa yang
semakin ketat ini.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Perubahan Media Habit
Media use atau penggunaan media sering dikatakan kebiasaan menggunakan media
(media habit) menggunakan media berulang kali atau dalam situasi yang sama setiap waktu.
Media use adalah kegiatan memilih, mengkonsumsi, memproses dan menginterpretasi media
sekaligus kontennya. Penggunaan media akan berkaitan dengan jenis media yang digunakan,
tempat dan waktu saat menggunakan media dan konten media. Windahl, (1981); Rubin &
Windahl (1986) mengemukakan operasionalisasi media use dengan menggali pengetahuan
mengenai konten media meliputi:

1. Seberapa banyak konten yang diberikan pada audiens
2. Konten macam apa yang diberikan untuk audiens
3. Hubungan apa yang terjadi diantara audien dan konten
4. Dengan cara apa konten tersebut diberikan
Dimana saja dan kapanpun masyarakat akan mengakses media karena ketersedian dan
kemudahan akses media-media tersebut. Teknologi kini sampai pada perkembangan yang
sangat cepat. Manusia yang menciptakan teknologi tersebut kini telah bergantung dengan
teknologi tersebut. Media dibagi menjadi 2, yaitu media panas dan media dingin. Media
panas adalah media yang tidak menuntut perhatian besar dari pendengar, pembaca atau
penonton. yang termasuk media panas adalah film, radio, buku, dan foto. Hal ini karena
menggunakan media-media tersebut tidak dituntut dalam daya imajinasi yang tinggi. Media

tersebut memberikan informasi yang lengkap dan jelas membuat partisipasi audience sangat
rendah. radio dikategorikan sebagai media panas karena pendengar menggunakan radio untuk
mengiringi kegiatan lain. Inilah yang membuat intensitas pendengar radio mulai berkurang.
Berbeda dengan media dingin yang menuntut partisipasi audiens besar. Media yang termasuk
adalah televisi karena ketika audiens menonton tv mereka akan aktif terlibat dengan remote
control. Dengan hal tersebut penonton akan aktif dalam penggunaan televisi dan menuntut
untuk memiliki intensitas yang besar ketika menggunakannya. Bagian ‘media adalah pesan’
menjelaskan bahwa audiens menggunakan media bukan karena isi pesan yang dituju,

melainkan media itu sendiri. Hal ini terjadi karena audiens mementingkan isi pesan yang
mereka dapatkan, namun mereka tidak sadar bahwa media yang memberikan isi pesan
tersebut telahmempengaruhinya. Seseorang akan lebih bergantung pada media yang dapat
memenuhi sejumlah kebutuhannya sekaligus dibandingalan dengan media yang hanya
mampu memenuhi beberapa kebutuhan saja. Perubahan sosial dan konflik yang terjadi
dimasyarakt dapat menyebabkan perubahan pada institusi kepercayaan dan kegiatan yang
sudah mapan. Situasi sosial yang bergejolak dapat menimbulkan perubahan pada konsumsi
media. Dengan demikian, ketergantungan pada media merupakan hasil dari dua faktor
penting yaitu motif audiensi untuk mendapatkan kepuasan dan ketersediaan alternatif
tontonan Media yang semakin lama semakin ketat persaingannya dalam memuaskan
kebutuhan dan keinginan audien, media akan menjerat audien yang tidak memiliki tujuan
kuat dalam menggunakan media. Sehingga dalam kategori audiens aktif ini, audien harus
benar-benar memperhatikan pesan media mana yang akan memenuhi kebutuhan dan mana
yang tidak, karena audien akan memiliki kuasa penuh dalam memilih media. Selain itu
audien sadar sepenuhnya terhadap ketertarikan, motif dan penggunaan media.Riset mengenai
motif sangat popular menggunakan metode kualitatif dan sekarang beralih kepada metode
kuantitatif karena banyak peneliti telah mengetahui gambaran yang tepat akan motif
penggunaan media oleh audiens. Menurut teori ini, audien dapat menilai isi media tersebut
sesuai dengan kepuasan yang didapat oleh audiens. Seperti contoh nyata ketika seseorang
membaca surat kabar tertentu tidak berarti dia puas dengan surat kabar yang dibacanya

karena mungkin hanya surat kabar itu yang tersedia, karena memungkinkan jika ia
mendapatkan dan memiliki surat kabar lainnya, ia akan beralih ke surat kabar tersebut.
Alasan penggunaan media berkaitan dengan motif remaja menggunakan media, manfaat dan
hal menarik apa yang membuat mereka menggunakan media tersebut. Penjelasan tersebut
menunjukkan perubahan media habit, yaitu terjadi peningkatan penggunaan media online
sebagai sarana untuk mencari informasi, dengan alasan informasi yang disajikan lebih cepat

dan lebih mudah untuk diakses di mana saja. penerbit koran harus lebih kreatif dalam
menyajikan konten beritanya, melakukan sinergi antara koran dengan media online, aktif
terlibat dalam komunitas situs jejaring sosial dan mengembangkan berbagai lini bisnis baru
agar surat kabar dapat bersaing dengan media elektronik.

2.2 Masa Depan Surat Kabar
Media konvensional seperti media cetak jenis surat kabar, dalam 10 tahun terakhir
mengalami pergeseran drastis. Surat kabar dihantam gelombang tsunami akibat
perkembangan teknologi, yang mengharuskan pengelola surat kabar berpikir dua kali
mengelola bisnis surat kabarnya. Kita semua berhadapan langsung dengan era digital. Begitu
juga, pengelola media cetak, mau tidak mau harus mengikuti keinginan pembaca yang ingin
cepat saji.era digital untuk media massa sebenarnya dimulai sejak tahun 1990-an. Era digital
muncul, ketika perkembangan dunia internet semakin pesat. Melalui perangkat produk

internet ini mampu mengemas sejumlah perangkat untuk menyapa masyarakat, terutama
pencinta teknologi dunia maya. Salah satu dampaknya adalah dunia surat kabar, yang
belakang satu demi satu terpaksa tutup, akibat berkurangnya tiras/oplah surat
kabar. Pengelola surat kabar, tidak terlalu pusing memikirkan operasional yang banyak.
Apalagi masa era digital seperti ini, masyarakat pembaca dipaksa serba instan. Pembaca tidak
lagi sibuk-sibuk membeli koran di kios terdekat, tetapi lebih jauh dari itu, pembaca cukup
membuka peralatan teknologi seperti i-books atau e-paper. Seluruh berita dan sajian
informasi sudah ada di dalamnya. Lambat laun pergeseran media seperti ini mulai membumi.
ada ancaman lain sekaligus peluang besar di zaman internet ini. Kemajuan teknologi era
digital mengharuskan pemilik media berpikir ekstra. Media yang tak mempedulikan tren
dunia digital, harus bersiap-siap menjadi fosil atau sejenis satwa langka yang menanti
kepunahan. Orang tak lagi hanya membaca berita di media cetak, lewat siaran televisi dan
radio, tapi lewat komputer personal dan perangkat yang bisa dibawa bergerak, seperti yang
saya uraikan di atas tadi. Pesatnya teknologi informasi khususnya internet, lambat laun
mengharuskan pemilik media beralih dari cetak ke digital. Bahkan, sejak tahun 2000-an,
masyarakat kita telah menjadikan internet menjadi kebutuhan, termasuk menyajikan karyakarya jurnalisitik yang lebih komunikatif dan real time. Selain itu, kecenderungan masyarakat

pembaca, khususnya dari kalangan generasi muda yang ingin praktis dan cepat dalam
mendapatkan berita serta ingin berinteraksi dengan media, maka perkembangan media cyber
atau media online pun juga berkembang dengan pesat dan cepat.

Lahirnya cyber jurnal (cyber journal) saat ini ditandai munculnya aplikasi surat kabar
elektronik (e-News), tabloid elektronik (e-Tabloid), dan majalah elektronik (e-Magazine)
telah banyak mengubah pola orang dalam mencari berita dan informasi. Melalui media cyber
atau media online, redaksi dalam menyajikan berita dapat pula melengkapi tidak hanya
gambar-gambar dua dimensi seperti foto, melainkan juga dapat menyertakan liputan video
dari sebuah kejadian di lapangan. Dengan model ini, tampaknya redaksi dapat menciptakan
daya tarik yang unik bagi para pembacanya

Berakhirnya era surat kabar sebenarnya sudah diperkirakan sejak awal berkembangnya
Internet (World Wide Web) di tahun 1990 an karena Internet memiliki banyak kelebihan
sebagai media informasi dibandingkan dengan surat kabar. Meskipun jumlah pembaca dan
tiras surat kabar masih tetap bisa bertahan, tetapi yang menjadi korban paling awal dari surat
kabar adalah pendapatan dari iklan baris (classified ads), yang berpindah ke situs jual beri
barang online (marketplace), baik yang bersifat umum atau khusus untuk kategori industri
tertentu seperti properti dan otomotif serta iklan lowongan kerja. Hilangnya pendapatan dari
iklan baris ini sangat berarti karena bagi banyak surat kabar, iklan baris memberikan
kontribusi pendapatan hingga 30 persen.Ketika smartphone makin terjangkau harganya,
makin banyak orang menggunakan smartphone untuk akses Internet, termasuk untuk
mendapatkan informasi dari situs berita. Seorang penulis Tommy Ahonen bahkan menyebut
bahwa mobilephone sebagai media massa ke 7 karena jumlahnya yang jauh lebih banyak
dariapada televisi, internet dan komputer personal. Sejak inilah, pembaca media cetak makin
merosot. Dalam era saat ini dimana kita kebanjiran informasi, yang belum tentu kebenaran
dan akurasinya, kita makin membutuhkan sumber informasi yang bisa dipercaya. Secara
tradisional, salah satu sumber informasi tersebut adalah surat kabar. Yang makin tidak
relevan dengan perkembangan teknologi saat ini adalah platform medianya dan bukan isinya.
Ini berarti sebagus apapun isinya namun jika disalurkan melalui medium yang tidak tepat,
maka tidak akan sampai ke pembaca.“ The Medium is the Message” masih terbukti
kebenarannya di era media baru sekarang ini. Frasa ini mengandung arti bahwa medium
menyatu dengan pesan itu sendiri. Yang sering menjadi hambatan bagi pengelola surat kabar
dalam melakukan transformasi adalah keraguan akan keberhasilan transformasi ini karena

hingga saat ini pendapatan dari media digital masih belum bisa menggantikan hilangnya
pendapatan dari media cetak.Beberapa surat kabar di Amerika Serikat (New York Times,
Washington Post) dan Eropa menunjukkan keberhasilan dalam melakukan transformasi
menuju digital first media termasuk model bisnisnya, baik melalui iklan maupun langganan
dimana pembaca harus membayar atas isi berita. Bila model bisnis yang sama untuk surat
kabar berlaku di seluruh dunia, bisa jadi model bisnis yang sama juga berlaku untuk media
digital. Keberhasilan awal ini menunjukkan bahwa kita tidak perlu khawatir akan masa depan
“surat kabar” beserta jurnalisme yang berkualitas, hanya medium cetaknya yang suatu saat
mungkin akan hilang, yang akan berganti dengan medium baru seiring dengan perkembangan
teknologi.

BAB III
KESIMPULAN
Melihat fakta yang terjadi saat ini, penulis yakin, bahwa jurnalistik masa depan di Indonesia
sedang menuju ke era digital. Dari jurnalistik media konvensional menuju jurnalistik media
online. Kalau koran tradisional menggunakan media kertas, maka koran digital atau
elektronik menggunakan layar monitor dan perangkat komputer. Yang menjadi pertanyaan
kita bersama, apakah media online akan menggeser peran media cetak. Dan, beberapa tahun
lagi jurnalistik media cetak akan memasuki sebuah dunia tanpa kertas (paperfuture).
Keyakinan pergeseran ini sebenarnya, tak seharusnya menjadi ancaman bagi pemilik media.
Tetapi, menjadi motivasi tersendiri, agar pemilik media mencari jalan keluar, sekaligus
mencari alternatif baru untuk memperkuat masa depan surat kabar agar tetap eksis. Eksistensi
surat kabar melalui cetak atau digital, sebenarnya sama saja asalkan pemilik media
memberikan solusi untuk menghindari agar media cetak tidak gulung tikar.
Untuk supaya bisa tetap bertahan hidup dan bahkan sukses dalam mengarungi perkembangan
medium-medium yang baru, surat kabar harus melakukan transformasi total dan investasi
dalam teknologi informasi serta tidak hanya memandang versi digital sebagai sebuah produk
atau kanal tambahan. Ditinggalkannya media cetak oleh pembacanya khususnya orang muda
sulit dihindari, tetapi bagaimana sebuah surat kabar harus bertransformasi menghadapi
perkembangan teknologi. Bila berorientasi ke masa depan (yang sudah dimulai saat ini juga ),
maka tidak ada pilihan lain kecuali melakukan transformasi menjadi digital first
media, bahkan mobile first. Melalui transformasi ini, seluruh proses penciptaan informasi
akan mengutamakan versi digital dengan kultur, pola kerja, isi dan format media digital

namun tetap akan mencetak surat kabar untuk keesokan harinya untuk melayani pembaca
media cetak dan selama masih menguntungkan secara bisnis.

DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Koran
http://irwansahaja.blogspot.co.id/2016/04/kelebihan-dan-kekurang-surat-kabar.html
http://azriepo.blogspot.co.id/2011/01/kelebihan-dan-kekurangan-media.html
http://www.digilib.ui.ac.id/file?file=pdf/abstrak-136301.pdf
Rubin, Alan M., & Windahl, Sven. (1986) The Uses and Dependency Model of Mass
Comunication. Critical Studies in Mass Communication, 3, (195). DOI:
10.1080/03637759309376300
http://e- collection.library.ethz.ch/eserv/eth:302/eth-302-01.pdf
http://www.kompasiana.com/andreyandoko/apakah-surat-kabar-akanmati_564f41d9d27e61a80b61897c
http://www.medanbisnisdaily.com/news/read/?id=40502