RMK Sistem Pelaporan Keuangan dan Pelapo

Chapter 8: Sistem Pelaporan Keuangan dan Pelaporan Manajemen

A. SISTEM BUKU BESAR UMUM
Figur dibawah menunjukkan karakteristik buku besar umum sebagai suatu pusat yang
terhubung ke sistem-sistem lainnya dalam perusahaan melalui arus informasi.

1. Voucher Jurnal
Sumber input bagi buku besar adalah voucher jurnal. Sebuah voucher jurnal, yang
dapat digunakan untuk mewakitli rangkuman transaksi yang serupa atau satu
transaksi yang unik, mengidentifikasi jumlah keuangan, dan akun buku besar yang
dipengaruhi. Transaksi rutin, jurnal penyesuaian, dan jurnal penutup, semuanya
dimasukkan ke buku besar unum dari voucher jurnal.
2. Basis Data GLS
Database GLS terdiri atas sejumlah file transaksi, file induk, file referensi dan file
arsip.
-

File induk buku besar umum merupakan file utama dalam database GLS. Basis
dari file ini adalah kode daftar akun perusahaan.

-


File Sejarah Buku Besar Umum memiliki format yang sama dengan induk GL.
Tujuan utama file ini adalah untuk mewakili laporan keuangan komparatif dengan
basis historis.

-

File Voucher Jurnal Historis berisi voucher jurnal untuk periode masa lalu.
Informasi histories ini mendukung tanggung jawab kepengurusan manajemen
untuk menghitung utilisasi sumber daya.

MAXYANUS TARUK LOBO’ (A311 12 296)

Chapter 8: Sistem Pelaporan Keuangan dan Pelaporan Manajemen

-

File Pusat Pertanggungjawaban berisi data pendapatan, pengeluaran dan
utilisasi sumber daya lainnya untuk setiap pusat pertanggungjawaban dalam
organisasi.


-

File Anggaran Induk berisi jumlah anggaran untuk pendapatan, biaya, dan
sumber daya lainnya untuk pusat-pusat pertanggungjawaban.

3. Prosedur GLS
Seperti yang telah kita lihat pada chapter sebelumnya, aspek dari prosedur pembaruan
GLS adalah dilakukan seperti juga operasi terpisah atau berhubungan dengan sistem
pemrosesan transaksi. Fokus kita yang selanjutnya adalah hubungan antara GLS dan
Laporan Keuangan.
B. SISTEM PELAPORAN KEUANGAN
1. Pengguna yang Canggih Dengan Kebutuhan Informasi yang Homogen
Karena komunitas pengguna eksternal sangat besar dan kebutuhan informasinya
bervariasi, laporan keuangan diarahkan ke pembaca umum. Laporan keuangan
disiapkan dengan pemikiran bahwa pembacanya terdiri atas pengguna yang canggih
(sophisticated users) dengan kebutuhan informasi yang relative homogen.
2. Prosedur Pelaporan Keuangan

MAXYANUS TARUK LOBO’ (A311 12 296)


Chapter 8: Sistem Pelaporan Keuangan dan Pelaporan Manajemen

Proses akuntansi keuangan (financial accounting process) dimulai dari status bersih di
awal tahun fiscal yang baru. Hanya akun-akun (permanen) neraca yang merupakan
kelanjutan dari tahun sebelumnya. Dari titik ini, prosesnya dilanjutkan dengan langkahlangkah berikut:
a. mencatat transaksi.
b. mencatat jurnal khusus.
c. membukukan ke buku besar pembantu.
d. membukukan ke buku besar umum.
e. menyiapkan neraca percobaan yang belum disesuahkan.
f.

membuat jurnal penyesuaian.

g. menjurnal dan membukukan ayat jurnal penyesuaian.
h. menyiapkan neraca percobaan yang telah disesuaikan.
i.

menyiapkan laporan keuangan.


j.

menjurnal dan membukukan ayat jurnal penutup.

k. menyiapkan neraca percobaan pascapenutup.
C. XBRL-PELAPORAN KEUANGAN YANG DIREKAYASA ULANG
(eXtensible Business Reporting Language), adalah spesifikasi standar internet yang
disain untuk pelaporan bisnis dan perubahan informasi. Tujuan dari XBRL adalah untuk
menfasilitasi publikasi, perubahan dan memproses informasi keuangan dan bisnis.
XBRLberasal dari standar internet yang lain yang disebut XML (aXtensible Markup
Language).
1. XML
XML adalah sebuah metalanguage yang menjelaskan Bahasa Penandaan. Masa
ekstensible artinya bahwa peningkatan bahasa dapat dibuat dengan menggunakan
XML. ini menunjukkan peningkatan bahasa memampukan data storing dalam bentuk
hubungan berbagai daftar ( atau perintah men-format) telah dipetakan untuk berbagai
nilai data. Selain itu, XML dapat digunakan untuk model struktud data dari basis data
internal organisasi.


2. XBRL

MAXYANUS TARUK LOBO’ (A311 12 296)

Chapter 8: Sistem Pelaporan Keuangan dan Pelaporan Manajemen

XBRL adalah sebuah bahasa yang berbasis XML yang menstandarisasikan metode
untuk memnyiapkan, mempubikasikan, dan menukar informasi keuangan contohnya
laporan keuangan. XBRL taxonomies adalah skema pengklasifikasian. Berbagai
kebutuhan pemetaan data menjadi terselesaikan dalam sekali saja, tetapi menyimpan
berbagai daftar yaitu digunakan kapanpun data diletakkan dalam format XBRL untuk
dissemanasi di berbagai sisi luar. Ini memungkinkan berbagai entitas bisnis
menyediakan pengeluaran informasi keuangan

sesering mungkin,

dan secara

segera untuk berbagai bagian yang berkepentingan. Selain itu, berbagai perusahaan
yang meggunakan teknologi basisdata XBRL asli secara internal seperti menyimpan

platform informasi pertama mereka dapat lebih lanjur mempercepat proses
pelaporan. Para pengguna dari data keuangan yang serupa (seperti, investor dan
analis) dapat secara siap import dokumen XBRL kedalam basis data internal dan
analisis berbagai pengaturan untuk menfasilitasi pengambilan keputusan mereka
secara lebih baik.
D. MENGENDALIKAN FRS
Berbagai risiko potensial dalam FRS terdiri atas :
o

Jejak audit yang tak sempurna

o

Akses yang tidak diotorisasi ke buku besar umum

o

Akun buku besar umum yang tidak seimbang dengan akun buku besar pembantu

o


Saldo akun buku besar umum yang salah karena voucher jurnal yang salah atau
tidak diotorisasi

Jika tidak dikendalikan, berbagai risiko ini dapat menyebabkan laporan keuangan dan
laporan-laporan lainnya salah dalam pernyataannya sehingga dapat menyesatkan para
pengguna. Konsekuensi potensialnya adalah letigasi, kerugian yang signifikan bagi
perusahaan, dan sanksi yang ditetapkan oleh SOX .
1. Isu Pengendalian SAS 78/COSO
a. Otorisasi transaksi.
Jurnal voucher adalah dokumen yang mengotorisasi sebuah entri ke buku besar
umum.
b. Pemisahan Tugas
Karyawan di Buku Besar umum tidak seharusnya:
 Memiliki tanggugung jawab untuk melakukan pembukuan untuk jurnal
khusus atau buku besar pembantu.
 Menyiapkan jurnal voucher

MAXYANUS TARUK LOBO’ (A311 12 296)


Chapter 8: Sistem Pelaporan Keuangan dan Pelaporan Manajemen

 Bertanggung jawab dalam mengawasi aktiva fisik
c. Pengendalian akses
Akses yang tidak diotorisasi ke akun-akun buku besar umum dapat
menghasilkan kesalahan, penipuan dan salah penyajian dalam laporan
keuangan. Perundang-undangan SOX secara tegas berbicara area risiko ini oleh
kebutuhan organisasi untuk mengimplementasikan pengendalian

yang

membatasi akses data base untuk diotorisasi hanya oleh individu-individu.
d. Catatan akuntansi
Jejak audit merupakan jalur yang diikuti oelh suatu transaksi melalui tahap input,
pemrosesan dan output dalam sistem pemrosesan transaksi. Ini meliputi jaringan
dokumen, jurnal dan buku besar yang didesain untuk memastikan bahwa suatu
transaksi dapat secara akurat ditelusuri melalui sistem tersebut dari awal sampai
disposisi akhirnya.
e. Verifikasi independen
 Daftar Voucher jurnal menyediakan perincian yang relevan tentang setiap

voucher jurnal yang dipost ke GL
 Laporan perubahan buku besar umum menyajikan pengaruh transaksi
voucher jurnal pada akun buku besar umum.
2.

Implikasi pengendalian internal dari XBRL
a. Taxonomy creation. Taxonomy yang salah diakibatkan dalam pemetaan yang
tidak valid yang akan menyebabkan bahan baku tidak tergambar dalam data
keuangan
b. Taxonomy mapping error. Proses pemetaan akun basis data internal untuk
berbagai daftar taxonomy menjadi dikendalikan.
c. Validation of intance documents. Ketika pemetaan selesai dan daftar telah
disimpan dakam basis data internal, Dokumen kejadian XBRL (laporan) dapat di

hasilkan.
E. SISTEM PELAPORAN MANAJEMEN
1. Faktor yang Memengaruhi MRS
a. Prinsip-prinsip Manajemen
 Formalisasi Tugas.
Prinsip formalisasi Tugas/Pekerjaan menyatakan bahwa pihak manajemen

harus menstruktur perusahaan disekitar pekerjaan yang dilakukannya,
bukannya disekitar individu dengan keahlian unik.
Implikasi untuk MRS. Formalisasi pekerjaan suatu perusahaan
memungkinkan spesifikasi informasi yang diperlukan untuk mendukung
pekerjaan tersebut.
 Tanggung Jawab dan Wewenang

MAXYANUS TARUK LOBO’ (A311 12 296)

Chapter 8: Sistem Pelaporan Keuangan dan Pelaporan Manajemen

Prisnsip tanggunga jawab merujuk pada kewajiban individu untuk mencapai
hasil yang diinginkan. Tanggung jawab terkait erat dengan prinsip
wewenang. Jika seorang manajer mendelegasi tanggung jawab ke
bawahannya, ia harus memberikan wewenang kepada bawahannya untuk
mengambil keputusan dalam batas-batas tanggug jawab itu.
Implikasi untuk MRS.
Prinsip tanggung jawab dan wewenang
mendefinisikan jalur pelaporan vertikal perusahaan dimana informasi
mengalir. Lokasi manajer dalam jalur pelaporan memengaruhi ruang lingkup

dan perincian informasi yang dilaporkan.
 Jangkauan Pengendalian
Jangkauan pengendalian seorang manajer merujuk pada jumlah bawahan
yang langsung dibawah pengendaliannya.
Implikasi untuk MRS. Para manajer dengan jangkauan pengendalian
sempit sering terlibat dengan operasi yang terperinci dan dengan keputusan
yang spesifik.
 Manajemen dengan Pengecualian
Prinsip manajer dengan pengecualian menunjukkan bahwa para manajer
harus membatasi perhatian mereka pada wilayah-wilayah yang berpotensi
bermasalah (yaitu pengecualian) dari pada terlibat dalam setiap aktivitas
dan keputusan.
Implikasi untuk MRS. Para manajer membutuhkan informasi yang
mengidentifikasi operasi atau sumber daya yang beresiko tidak dapat
dikendalikan.
b. Fungsi, Tingkat dan Jenis Keputusan Manajemen
Jenis keputusan
Karakteristik
keputusan

Perencanaa

Pengendalia

strategis

n taktis

n manajemen

Menengah

Menengah

pendek

Berdampak

Berdampak

Berdampak

sedang

lebih rendah

Terperinci

Cukup ringkas

sangat rendah
Sangat

Berulang

Berulang

secara

secara

berkala

berkala

Sangat pasti

Tidak pasti

Kerangka

Jangka

waktu
Ruang

panjang
Beredampak

Lingkup
Tingkat

tinggi
Sangat

Detail

ringkas

Perulangan
Tingkat
kepastian

Pengendalia

Perencanaan

Tidak
berulang
Tidak pasti

MAXYANUS TARUK LOBO’ (A311 12 296)

n
operasional

Terperinci
Sering
berulang
Sangat pasti

Chapter 8: Sistem Pelaporan Keuangan dan Pelaporan Manajemen

c. Struktur Masalah
Struktur suatu masalah mencerminkan seberapa baik pengambilan keputusan
memahami masalah tersebut. Struktur masalah memiliki tiga elemen:
 Data-nilai yang digunakan untuk mewakili faktor-faktor yang relevan dengan
masalah tersebut
 Prosedur-urutan langkah-langkah

atau

peraturan

keputusan

yang

digunakan untuk memecahkan masalah
 Tujuan-hasil yang ingin dicapai oleh pengambil keputusan dengan
memecahkan masalah tersebut.

d. Tipe-Tipe Pelaporan Manajemen
 Tujuan laporan
Sebelumnya, ingat kembali bahwa informasi mengarahka pengguna pada
suatu tindakan. Oleh karena itu agar berguna, laporan harus memiliki
kandungan informasi. Nilainya adalah dampaknya terhadap pengguna. Hal
ini dapat ditunjukkan dalam dua tujuan pelaporan umum, yaitu:
o

Mengurangi tingkat ketidakpastian yang berkaitan dengan sesuatu
masalah yang dihadapi pengambilan keputusan

o

Memengaruhi perilaku pengambilan keputusan dengan cara yang
positif

 Pelaporan Terprogram
Laporan terprogram memberikan informasi untuk memecahkan masalah
yang telah diantisipasi pengguna. Terdapat dua subkelas laporan
terperogram: laporan terjadwaldan laporan menurut perintah. System
pelapran manajemen menghasilkan laporan terjadwal menurut kerangkah
waktu yang ditetapkan, bisa harian, mingguan, kuartalan, dan sebagainya.

MAXYANUS TARUK LOBO’ (A311 12 296)

Chapter 8: Sistem Pelaporan Keuangan dan Pelaporan Manajemen

Contoh-contoh laporan ini adalah daftar penjualan harian, laporan
pembayaran gaji mingguan, dan laporan keuangan tahunan.
 Atribut laporan
Agar efektif, suatu laporan harus memiliki atribut berikut ini: relevan,
ringkas, berorientasi pengecualian, akurat, lengkap, tepat waktu dan
singkat.
 Pelaporan Ad Hoc.
Manajer tidak selalu dapat mengantisipasi kebutuhan informasi. Hal ini
terjadi terutama bagi manajemen tingkat atas dan menengah. Dalam dunia
bisnis yang dinamis, masalah-masalah yang muncul memerlukan informasi
baru dan sering kali tidak cukup waktu untuk menulis program computer
tradisional untuk memastikan informasi yang diperlukan. Namun demikian,
kemajuan teknologi basis data membuat kebutuhan langsung dan kapalitas
untuk menghasilkan laporan tersedia secara luas bagi para pengguna.
Sehingga, manajer dengan latar belakang komputr yang terbatas dapat
dengan cepat menghasilkan laporan khusus dari terminal atau computer
mikro, tanpa bantuan tenaga professional pemrosesan data
e. Akuntansi Pertanggung Jawaban
Sebagian

besar

pelaporan

manajemen

melibatkan

akuntansi

pertanggungjawaban. Konsep ini menyatakan bahwa setiap peristiwa ekonomi
yang mempengaruhi perusahaan adalah tanggung jawab manajer, dan dapat
dilacak

ke

masing-masing

manajer.

Arus

informasi

dalam

system

pertanggungjawaban mengalir ke atas dan ke bawah melalui saluran informasi,
hal ini mewakili dua tahap akuntansi pertanggungjawaban:
a. Menciptakan serangkaian tujuan kinerja keuangan (anggaran) yang
berkaitan dengan tanggung jawab manajer
b. Melaporkan dan mengukur kinerja actual ketika dibandingkan dengan
tujuan-tujuan tersebut.
f.

Pertimbangan Perilaku
 Keserasian Tujuan
Telah dibahas sebelumnya tentang prinsip-prinsip manajemen, yaitu
wewenang, tanggungjawab, dan formalisasi pekerjaan. Jika diterapkan
dengan benar dalam perusahaan, prinsip-prinsip ini meningkatkan
keserasian tujuan. Manajer tingkat klebih rendah yang berusaha mencapai
tujuannya berkontribusi secara positif terhadap tujuan atasannya.
 Informasi yang Berlebihan

MAXYANUS TARUK LOBO’ (A311 12 296)

Chapter 8: Sistem Pelaporan Keuangan dan Pelaporan Manajemen

Informasi yang berlebihan muncul ketika seorang manajer menerima
informasi berlebih dari yang dapat dicernanya. Hal ini dapat terjadi ketika
seorang perancang sistem pelaporan tidak mempretimbangkan tingkat
organisasional dan jangkauan pengendalian manajer dengan tepat.
Informasi yang berlebihan akan membuat manajer mengabaikan informasi
formalnya dan bergantung pada petunjuk-petunjuk informal dalam membuat
keputusan.
 Ukuran Kinerja yang Tidak Tepat
Salah satu tujuan laporan adalah untuk menstimulun perilaku yang
konsisten dengan tujuan perusahaan. Ketika ukuran kinerja yang tidak tepat
digunakan, laporan itu akan berpengaruh sebaliknya.

MAXYANUS TARUK LOBO’ (A311 12 296)