IDENTIFIKASI AKSES KREDIT MIKRO KEGIATAN

Pemerintah Kabupaten Balangan
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
KEGIATAN

IDENTIFIKASI AKSES KREDIT MIKRO KEGIATAN
PEMBERDAYAAN EKONOMI, SOSIAL, BUDAYA DAN PELAKU
USAHA PERTANIAN
KABUPATEN BALANGAN
TAHUN 2013

Latar Belakang

1. Rendahnya aksesibilitas pelaku usaha
pertanian terhadap perbankan.
2. Kendala ekspansi perbankan ke
daerah/kawasan tertentu karena
kondisi geografis dan teknis.
3. Feasible tapi tidak Bankable.

Tujuan
1) Mengidentifikasi faktor-faktor yang menghambat maupun

yang menunjang pengembangan UMKM.
2) Melakukan identifikasi kelayakan usaha UMKM dan petani
untuk mendapatkan kredit mikro.
3) Melakukan identifikasi faktor-faktor yang menghambat
maupun yang menunjang pemberdayaan ekonomi, sosial,
budaya dan pelaku usaha pertanian.
4) Merumuskan rekomendasi bagi pemerintah Kabupaten
Balangan sejumlah acuan strategis.

Sasaran

1) Mendeskripsikan secara integratif tentang permasalahan dan
tantangan yang dihadapi dalam meningkatkan akses kredit
mikro bagi UMKM khususnya pelaku usaha tani.
2) Teridentifikasinya proses kegiatan yang berhubungan dengan
aksesibilitas sumber permodalan mikro bagi pelaku usaha
kecil.
3) Teridentifikasinya aksesibilitas kredit mikro dalam mendukung
kegiatan pemberdayaan ekonomi, sosial, budaya, bagi pelaku
usaha bidang pertanian di Kabupaten Balangan.


Metode/Pendekatan
Penelitian dengan pendekatan Eksploratif-Deskriptif, dengan kegiatan
berupa survei.

•Data Primer




Wawancara (depth Interview)
Kuesioner
Pengamatan

•Data Sekunder




Dokumentasi,

Literatur
Pengumpulan Data ke Instansi Terkait

Lokasi, Sampel, dan Responden
• Lokasi: 8 Kecamatan, Purposive random sampling, dengan kriteria:
1.Merupakan Kecamatan yang memiliki populasi UMKM pertanian
(berdasarkan BPS Kabupaten);
2.Kecamatan tersebut memiliki komoditas unggulan daerah
(berdasarkan Baseline Economic Survey/BLS yang dilakukan oleh
Bank Indonesia atau berdasarkan penetapan Pemerintah Kabupaten).
Responden:
Usaha Mikro (40); Usaha Kecil (45); Usaha Menengah (15);
kriteria:
Responden UMKM pelaku usaha pertanian; dan
lembaga keuangan bank/non bank.

Definisi
UMKM

UU. No.28/2008/UMKM


Bank Indonesia

Usaha
mikro

• Kekayaan bersih paling
banyak Rp50.juta
• penjualan tahunan paling
banyak Rp300 juta

Usaha
kecil

• kekayaan bersih lebih dari
Rp50.juta s.d Rp.500 juta
• penjualan tahunan lebih dari plafon antara Rp50 juta
Rp300.juta - Rp2.5milyar
s.d Rp500 juta


Usaha
meneng

• kekayaan bersih lebih dari
Rp500.juta -Rp10.milyar
• penjualan tahunan Rp2.5
Milyar Rp50 milyar

plafon maksimum Rp50
juta

kredit dengan plafon

Jumlah UMKM
Jumlah
NO
Kecamatan
1Paringin
2Lampihong
3awayan

4Juai
5Tebing Tinggi
Paringin
6 Selatan
7Halong
8Batumandi
Jumlah

2012
31
306
188
75
258
45
184
110
1197

Perkembang

2013
an
32
1
305
-1
188
0
75
-1
257
-1
56
184
442
1539

11
0
332

341

NO

Jumlah

Kecamatan

Perkembangan

2012

2013

31

32

1


1

Paringin

2

Lampihong

306

305

-1

3

awayan

188


188

0

4

Juai

75

75

-1

5

Tebing Tinggi

258


257

-1

6

Paringin Selatan

45

56

11

7

Halong

184

184

0

8

Batumandi

110

442

332

1197

1539

341

Jumlah
 

Tumbuh
 
 

28%

Pertumbuhan UMKM

Pertumbuhan Kredit
• JUMLAH PEMINJAM DAN PINJAMAN DARI
TAHUN KE TAHUN MENINGKAT, KECUALI
PERTENGAHAN TAHUN 2013 MENGALAMI
PENURUNAN AKIBAT KENAIKAN BBM YANG
MEMICU INFLASI
• PENURUNAN LEBIH BANYAK DI AKIBATKAN
KARENA PENURUNAN USAHA UKM

Aksesibilitas UMKM
• 60 % Lebih UMKM Berasal Dari Sektor Pertanian Di Bidang Petani Tanaman Karet
• 60 % Petani Yang Mengajukan Pinjaman Di Setujui
• Tingkat Pengembalian 98 % DANA BANK CUKUP LANCAR MENGEMBALIKAN
PINJAMAN
• KPJU BI: Kabupaten Balangan adalah Karet Unggul PB, Karet Unggul
IR,Perdagangan Karet, Kelapa Sawit, dan Karet Lokal.

Pemanfaat Kredit Bank dan BPR (3 tahun
terakhir)

Posisi Kredit UMKM

Posisi Kredit dan Penggunaannya

Sumber: BPS, Kab Balangan,
diolah

Jenis Kredit Yang Diakses

1.Kredit program KUR.
2.Kredit program yang disubsidi
pemerintah: KKPE (Kredit
Ketahanan Pangan dan Energi).
3.Pinjaman Pembiayaan dan
Perorangan

KUR
• Kredit Usaha Rakyat (KUR), diperuntukkan bagi UMKM dengan kategori usaha
layak, namun tidak mempunyai agunan yang cukup dalam rangka persyaratan
Perbankan.
• KUR adalah Kredit/pembiayaan kepada UMKM dan Koperasi yang tidak sedang
menerima Kredit/Pembiayaan dari Perbankan dan/atau yang tidak sedang
menerima Kredit Program dari Pemerintah pada saat permohonan
Kredit/Pembiayaan diajukan.
• KUR Mikro plafon maksimal Rp5.000.000,00
• KUR Retail plafon maksimal Rp 500.000.000,00
• Bunga:
• KUR Mikro : 22% p.a.

• KUR Retail : 14% p.a.

KKPE
• KKPE adalah Kredit investasi dan/atau modal kerja yang diberikan dalam rangka mendukung
program ketahanan pangan, dan diberikan melalui Kelompok Tani dan/atau Koperasi.
• Usaha yang dilayani:
• padi, jagung, kedelai, ubi jalar, tebu, ubi kayu, kacang tanah, sorgum. 
• hortikultura (cabe, bawang merah, jahe, kentang dan pisang), pengadaan pangan (gabah,
jagung, kedelai).
• peternakan sapi potong, sapi perah, pembibitan sapi, ayam ras petelur, ayam ras
pedaging,ayam buras, itik dan burung puyuh, pengkapan 
• Penangkapan Ikan, Budidaya Udang, Nila, Gurame, Patin, Lele, Kerapu Macan, Ikan Mas
dan pengembangan rumput Laut
• Pengadaan/peremajaan peralatan, mesin, dan sarana lain untuk menunjang kegiatan di
atas.

Peran Pihak ke 3 Non Pemerintah: KKMB
Bank
No

Nama KKMB
Kredit (jt)

Nani
1 Miniyartie
Jumlah Realisasi
Kredit
KKMB Aktif dan
pernah Aktif Kab.
Balangan
Tahun 2004 s.d
Trw II 2013

Jml Bank/Non Bank

Non Bank

Org

Kredit
(jt)

Klp

Org

Klp

Kredit
(jt)

Org

Klp

-

-

-

68.00

15.00

-

68.00

15.00

-

 

 

-

-

-

18.00

4.00

-

18.00

4.00

-

 

 

-

-

-

5.00

1.00

-

5.00

1.00

-

 

 

-

-

-

91.00

20.00

-

91.00

20.00

-

Ikhsan
2 Tatakesuma

42.00

9.00

-

20.00

4.00

-

62.00

13.00

-

 

 

33.00

7.00

-

3.00

1.00

-

36.00

8.00

-

 

 

30.00

6.00

-

5.00

1.00

-

35.00

8.00

-

 

 

105.00

22.00

-

28.00

6.00

-

133.00

28.00

-

192.40

28.00

-

-

-

-

192.40

28.00

-

192.40

28.00

-

-

-

-

192.40

28.00

-

594.80

100.00

-

-

832.80

153.00

-

3 Rachmadi
 

 
jumlah

238.00

52.00

Faktor-faktor yang menghambat
• Tingkat pengetahuan/pemahaman pelaku usaha mikro/petani terhadap sumber
pembiayaan/modal/kredit dari perbankan yang masih terbatas atau tidak tahu.
• Kebutuhan akan pembiayaan/modal untuk pelaku usaha mikro/petani berkaitan
dengan usaha pelaku/petani sendiri - misal karena kepemilikan lahan sawah yang
kurang dari 1 ha mungkin kalau dihitung secara finansial tidak cukup untuk
kebutuhan hidup.
• Sumber-sumber alternatif untuk kebutuhan pembiayaan/modal untuk pelaku usaha
mikro/petani selain ke perbankan.
• Berkaitan dengan asas prudensial bisnis perbankan sendiri. Seperti pada tingkat
petani kecil unsur usaha mengandung ketidakpastian/risiko usaha (hama/penyakit
atau kondisi alam atau bencana alam) cukup tinggi, sehingga suku bunga untuk
kredit bidang pertanian dan sejenisnya cenderung tinggi.
• Sosialiasi kepada masyarakat yang dirasakan masih kurang

Rekomendasi (1)
• Pemerintah Kabupaten:
• Peran pemerintah kabupaten kini dan masa mendatang dalam
pembangunan UMKM adalah sebagai regulator, fasilitator, dan stimulator,
yang menekankan upaya kemandirian dalam pemberdayaan masyarakat,
melalui penguatan aksesibilitas ke sumber permodalan UMKM.
• Bekerjasama dengan BI, Pemprov, dan Bank dalam Meningkatkan peran
KKMB (Konsultan Keuangan Mitra Bank) maupun lembaga sejenis dalam
memediasi antara UMKM dan Bank.
• Koordinasi dinas/SKPD terkait seperti Dinas Perindagkop, Dinas Pertanian,
dan dinas terkait lainnya dalam menyediakan informasi UMKM feasible dan
bankable yang diperlukan untuk akses permodalan.
• Perlunya program sertifikasi tanah yang murah dan mudah bagi para
petani, sebagai bagian dalam usaha meningkatkan UMKM menjadi lebih
bankable.

Rekomendasi (2)
• Bank dan Non Bank
• Perlu menjalin kemitraan dengan pihak Dinas/SKPD terkait
dalam mensosialisasikan sumber-sumber permodalan/skim
kredit yang ada.
• Mempertimbangkan kebijakan penyederhanaan pelayanan,
yang cepat dan tepat, mengingat sebagian masyarakat
justeru mengambil kredit konsumstif, karena kredit ini cepat
dan tidak rumit persyaratanya. Padahal untuk tujuan produktif.
• Bekerjasama dengan pemerintah kabupaten dalam mencari
solusi penjaminan dan subsidi bunga.

Rekomendasi (3)
• Asosiasi dan Stakeholder lainnya:
• Meningkatkan program-program kemitraan, pendampingan
usaha/mentoring bagi UMKM
• Meningkatkan program pelatihan kewirausahaan bagi UMKM,
serta forum-forum lainnya yang dapat membantu pemecahan
masalah-masalah terkait dengan pengembangan UMKM,
khususnya pengembangan kemampuan pengelolaan bisnis
dan keuangan.
• Bekerjasama dengan lembaga lainnya dalam mengidentifikasi
akar permasalahan yang terjadi dalam pengembangan UMKM.

TERIMA KASIH