SAS PERATURAN PERUSAHAAN untuk karya

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Pengertian
Istilah
Yang dimaksud dalam Peraturan Perusahaan ini dengan :
1. Perusahaan adalah PT. Sejahtera Abadi Selaras yang selanjutnya disebut Hotel
Grand Tjokro Bandung.
2. Pengusaha adalah Dewan Komisaris, Dewan Direksi dan pengurus perusahaan yang
diberi kuasa untuk mewakili Hotel Grand Tjokro Bandung
3. Pimpinan Perusahaan adalah Pegawai yang karena jabatannya sebagai hasil
pengangkatan dan penunjukan mempunyai tugas memimpin perusahaan atau bagian
perusahaan atau department dan mempunyai wewenang mewakili perusahaan
baik kedalam maupun keluar dan diberi kuasa untuk itu.
4. Manajemen adalah Managing Director, Director of Operation, HR Director, General
Manager, Executive Assistant Manager, dan Head of Department, pada masing-masing
unit hotel dan unit kerja yang tergabung dalam SAS Hospitality
5. General Manager adalah pemegang kuasa manajemen tertinggi yang karena
jabatannya mempunyai tugas pengurusan dan memimpin perusahaan atau yang dapat
disamakan dengan itu, mewakili perusahaan baik ke dalam maupun ke luar.
6. Peraturan Perusahaan adalah peraturan yang dibuat secara tertulis yang mengatur

tentang syarat-syarat kerja, hubungan kerja, hak dan kewajiban serta tata tertib kerja
pada SAS Hospitality dan Unit usaha yang tergabung dalam kelompok SAS Hospitality .
7. Standar dan Prosedur adalah ketentuan-ketentuan yang mengatur tentang
hubungan antara perusahaan dan pegawai dibidang pekerjaan, bersifat pokok dan
jarang mengalami perubahan.
8. Pegawai adalah setiap pekerja baik pria maupun wanita yang terikat hubungan kerja
dengan Grand Tjokro Bandung dan Unit Usaha yang tergabung dengan Kelompok SAS
Hospitality menggunakan perjanjian tertulis dan telah menerima syarat-syarat kerja
sesuai dengan Peraturan Perusahaan serta menerima gaji.
9. Perjanjian kerja waktu tertentu (PKWT) adalah perjanjian yang dibuat secara
tertulis antara pengusaha dan pegawai untuk waktu yang ditentukan lamanya atau
selesainya pekerjaan yang diperjanjikan walaupun waktunya belum habis atau waktu
penyelesaian pekerjaan telah habis walaupun pekerjaannya belum selesai.
10. Perjanjian kerja waktu tidak tertentu ( P K W T T ) adalah perjanjian kerja antara
pekerja/buruh dengan pengusaha untuk mengadakan hubungan kerja yang bersifat
tetap.
11. Pegawai kontrak adalah pegawai yang melakukan pekerjaan untuk waktu yang
telah ditentukan lama dan jenis pekerjaannya.
PERATURAN PERUSAHAAN HOTEL GRAND TJOKRO BANDUNG


Page 1

12. Pekerja Harian Lepas (Daily Worker/partime) adalah pegawai yang upahnya dibayar
berdasarkan hari kehadiran dan sifat hubungan kerjanya dapat berubah-ubah baik waktu
maupun kuantitasnya.
13. Hubungan kerja adalah hubungan
berdasarkan perjanjian kerja.

hukum

antara

pengusaha

dan

pegawai

14. Pekerjaan adalah suatu kewajiban dan aktifitas yang dilakukan sesuai dengan tugas
dan tanggung jawab (Job Description) untuk perusahaan dalam hubungan kerja.


15. Perjanjian kerja adalah perjanjian yang dibuat dan disepakati pengusaha dan
pegawai
16. Keluarga pegawai adalah
a. Seorang suami/isteri yang sah dari pegawai berdasarkan undang-undang
perkawinan.
b. Anak kandung pegawai yang dilahirkan dari perkawinan yang sah menurut
hukum dan telah :
i. Didaftarkan pada perusahaan (maximal 3 orang anak)
ii. Belum menikah
iii. Berusia dibawah 21 tahun.
c. 3 (tiga) orang anak kandung dari pegawai wanita dengan status janda atau
bercerai berusia sampai dengan 21 (dua puluh satu) tahun dan belum menikah.
17. Ahli waris adalah suami/isteri, anak yang sah menurut undang-undang, orang tua
dan orang yang mendapat wasiat dari pegawai yang meninggal dunia.
18. Jam Kerja Biasa adalah jam kerja yang telah ditentukan bagi pegawai berada di
tempat pekerjaan pada hari kerja biasa.
19. Jam Istirahat adalah jam diluar jam kerja yang dipakai istirahat pada hari kerja.
20. Hari Kerja adalah hari-hari yang ditentukan bagi pegawai berada ditempat kerja
untuk melakukan pekerjaannya sesuai dengan jadwal kerja yang telah ditentukan

perusahaan.
21. Waktu kerja adalah waktu dimana pegawai melakukan pekerjaan yang telah
ditetapkan perusahaan.
22. Hari Libur adalah waktu yang terdiri dari 1 (satu) hari dimulai pada hari berikutnya
setelah 6 (enam) hari kerja biasa, atau 2 (dua) hari dimulai pada hari berikutnya setelah
5 (lima) hari kerja biasa.
23. Minggu Kerja adalah waktu yang terdiri dari 5 (lima) hari kerja atau 6 (enam) hari
kerja, dimulai pada hari berikutnya pada hari libur yang terakhir.
24. Istirahat mingguan adalah hari diantara Senin sampai dengan Minggu dimana
pegawai mendapat istirahat selama 1 (satu) hari setelah menjalani 6 (enam) hari kerja
dan 40 jam seminggu atau 2 hari setelah menjalani 5 hari kerja dan 40 jam seminggu.
PERATURAN PERUSAHAAN HOTEL GRAND TJOKRO BANDUNG

Page 2

25. Hari libur resmi adalah hari libur yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
26. Employee Dinning Room adalah ruangan yang disediakan oleh perusahaan khusus
untuk pegawai makan pada jam istirahat dihari kerja.
27. Locker adalah tempat penyimpanan pakaian bagi pegawai yang dikarenakan
jabatannya mendapatkan pakaian kerja khusus dari perusahaan.

28. Gaji adalah imbalan pengusaha kepada pegawai untuk suatu pekerjaan atau jasa
yang telah atau akan dilakukan dan dinyatakan atau dinilai dalam bentuk uang,
ditetapkan menurut persetujuan bersama antara pengusaha dan pegawai atau
berdasarkan peraturan perundang-undangan.
29. Gaji lembur adalah gaji yang dibayarkan kepada pegawai atas pekerjaan yang
telah dilakukan diluar waktu kerja yang telah ditentukan.
30. Uang Service adalah sejumlah tambahan dari tarif yang sudah ditetapkan
sebelumnya dalam harga yang merupakan jasa pelayanan dan dibagikan oleh
pengusaha kepada pegawai.
31. Atasan langsung adalah pimpinan dari
membawahi pegawai pada tiap-tiap department.

tiap-tiap

bagian

yang

langsung


32. Mangkir/absen adalah ketidakhadiran pegawai tanpa keterangan yang sah disertai
bukti tertulis yang dapat diterima perusahaan.
33. Surat peringatan adalah surat resmi yang dikeluarkan oleh perusahaan kepada
pegawai karena adanya tindakan indisipliner dan perbuatan-perbuatan yang
melanggar ketentuan tata tertib perusahaan, perjanjian kerja, peraturan perusahaan
atau peraturan perundang- undangan.
34. Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) adalah berakhirnya hubungan kerja karena
suatu sebab yang berakibat berakhirnya hak dan kewajiban antara pegawai dan
pengusaha
Pasal 2
Ruang Lingkup Peraturan
Perusahaan
1. Peraturan perusahaan ini berlaku terbatas pada hal-hal yang bersifat umum dalam intern
SAS Hospitality.
2. Pasal-pasal yang tercantum dalam peraturan perusahaan ini berlaku untuk
seluruh pegawai Grand Tjokro Bandung dan unit-unitnya usaha lainya yang tergabung
dalam kelompok SAS Hospitality baik di kantor pusat maupun kantor perwakilannya dan
merupakan peraturan-peraturan yang wajib ditaati dan dilaksanakan baik oleh
pengusaha maupun oleh pegawai.
3. Bila diperlukan untuk melaksanakan isi peraturan perusahaan ini, pengusaha dapat

mengeluarkan surat keputusan yang mengatur secara khusus untuk pelaksanaannya.
4. Perubahan, penambahan ataupun penghapusan dalam peraturan perusahaan ini dapat
diberlakukan dengan dikeluarkannya kebijakan pimpinan perusahaan dalam bentuk surat
PERATURAN PERUSAHAAN HOTEL GRAND TJOKRO BANDUNG

Page 3

memorandum, surat instruksi
ataupun
surat
keputusan
bertentangan dengan Undang-undang Ketenagakerjaan.

sepanjang

tidak

Pasal 3
Dasar, Maksud dan Tujuan
1. Peraturan Perusahaan ini disusun sebagaimana diwajibkan dalam Pasal 108,

Undang- undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003, tentang Ketenagakerjaan.
2. Peraturan Perusahaan ini disusun dengan maksud untuk memuat persyaratan
kerja, sebagai pedoman yang mengatur hubungan kerja serta menjelaskan hak dan
kewajiban pengusaha dan pegawai, tata tertib kerja , dan lain-lain berdasarkan peraturan
perundang- undangan yang berlaku dengan tujuan :
a. Mewujudkan adanya kepastian hukum bagi pengusaha dan pegawai serta
dapat memberikan ketenangan kerja.
b. Menciptakan hubungan kerja yang serasi dan harmonis serta terciptanya
hubungan industrial yang baik.
c. Mencapai peningkatan efiensi dan efektifitas kerja.
d. Memberikan perlindungan kepada pegawai dalam mewujudkan
kesejahteraan.
e. Meningkatkan kesejahteraan pegawai dan keluarganya.
3. Agar maksud dan tujuan tersebut dapat tercapai, maka persyaratan kerja, tata tertib dan
ketentuan lainnya yang ada merupakan ketentuan yang mengatur hak dan kewajibannya
secara timbal balik antara pengusaha dan pegawai yang perlu dipahami dan dihayati
serta dilaksanakan sebaik-baiknya oleh pengusaha dan pegawai.
4. Persyaratan kerja, tata tertib dan ketentuan lainnya yang dimuat
Peraturan Perusahaan ini berlaku untuk pengusaha dan semua pegawai.


dalam

5. Saling menghormati hak dan kewajiban masing-masing pihak, sehingga dapat
menunjang motivasi kerja dalam mencapai tujuan yang diharapkan yaitu kesejahteraan
semua pihak.
BAB II
HUBUNGAN DAN KETENTUAN
KERJA
Pasal 4
Penerimaan Pegawai
Baru
1. Penerimaan calon pegawai baru merupakan hak mutlak pengusaha yang tidak dapat
dicampuri pihak manapun dan pengusaha mempunyai wewenang penuh untuk
menetapkan syarat-syarat pelamar atau calon pegawai baru.
2. Penempatan
pegawai
sepenuhnya
menjadi
disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan.


wewenang

perusahaan

dan

3. Formasi
pegawai
ditetapkan
oleh
anggaran
belanja
dan
pendapatan
perusahaan berdasarkan struktur organisasi dan kebutuhan pegawai untuk operasional
PERATURAN PERUSAHAAN HOTEL GRAND TJOKRO BANDUNG

Page 4

perusahaan tahun yang bersangkutan.

4. Formasi yang kosong akan diisi dengan mendahulukan kemungkinan rotasi atau
promosi dari dalam perusahaan asalkan memenuhi persyaratan-persyaratan yang
ditentukan untuk jabatan yang kosong tersebut.
5. Penerimaan calon pegawai baru untuk mengisi kebutuhan perusahaan, dilakukan
melalui seleksi terhadap para peminat yang memenuhi syarat-syarat recruitment yang
telah ditentukan.
Pasal 5
Syarat-syarat Penerimaan & Penyaringan
1. Setiap pelamar harus mengajukan surat lamaran.
2. Setiap pelamar harus lulus proses seleksi dan melengkapi persyaratan administrasi.
3. Proses penerimaan calon pegawai :
a. Dilaksanakan melalui Human Resources Department
b. Dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan dan kepentingan
perusahaan.
c. Melalui prosedur pengajuan dari Department Head / Manager
d. Memperhatikan keberadaan rasio dan budget yang tersedia
e. Disetujui oleh General Manager.
f. Dilaksanakan proses seleksi.
4. Surat lamaran yang dimaksud dalam ayat (1) harus dilengkapi dengan :
1. Daftar Riwayat Hidup
2. Foto Copy KTP dan asli diperlihatkan.
3. Foto Copy Kartu Keluarga (asli diperlihatkan).
4. Foto Copy Surat Keterangan / referensi kerja, bagi yang pernah bekerja.
5. Foto Copy ijazah dan transkrip nilai yang sah (asli diperlihatkan).
6. Pasfoto berwarna terbaru ukuran 4x6 cm = 2 lembar, 3x4 cm = 2
lembar
7. Foto Copy Surat Keterangan Catatan Kepolisian (asli diperlihatkan).
8. Surat Keterangan Kesehatan asli dari Dokter
9. Foto Copy Surat Nikah bagi yang sudah
menikah
10. Berusia minimal 18 tahun
11. Surat izin dari orang tua/wali/suami dan diketahui RT/RW yang isinya
menyatakan menyetujui anak/istrinya bekerja pada perusahaan baik siang
ataupun malam hari.
12. Minimal pendidikan terakhir setingkat SLTA.
5. Penyaringan pelamar diselenggarakan oleh pengurus yang berwenang atau panitia
penyaringan meliputi :
a. Penelitian administratif
b. Penelitian keadaan Jasmani
c. Psychological test (bila dianggap perlu)
d. Test keterampilan dan pengetahuan sesuai bidang pekerjaan yang
diperlukan.
e. Wawancara
f. Lulus dalam pemeriksaan kesehatan (pre-employment examination) yang dilakukan
PERATURAN PERUSAHAAN HOTEL GRAND TJOKRO BANDUNG

Page 5

oleh dokter perusahaan atau yang ditunjuk oleh perusahaan.
g. Test lainnya yang dianggap perlu
6. Bagi calon pegawai wanita yang belum menikah selain izin tertulis dari orang tua
juga harus pula menyertakan surat keterangan belum menikah dari pejabat yang
berwenang.
7. Memenuhi syarat-syarat pendidikan, pengalaman kerja, dan keahlian yang ditentukan
untuk pengisian jabatan yang kosong tersebut dengan pembuktian data-data yang resmi.
8. Menyetujui syarat-syarat hubungan kerja yang ditetapkan oleh perusahaan.
9. Tidak terikat hubungan kerja dengan perusahaan lain.
10. Tidak memiliki hubungan keluarga (anak dan orang tua, suami dan isteri, saudara
kandung) pada unit yang sama didalam kelompok SAS Hospitality.
Pasal 6
Pengangkatan Pegawai
1. Setelah calon pegawai memenuhi syarat-syarat administrasi dan lulus test yang
diadakan oleh perusahaan, maka calon pegawai tersebut dapat diangkat sebagai pegawai
dengan masa percobaan 3 (tiga) bulan terhitung sejak mulai dipekerjakan.
2. Selama menjalani masa percobaan, maupun setelah lulus masa percobaan harus
tunduk dan taat kepada peraturan yang berlaku, baik yang sudah ada maupun yang akan
dikeluarkan kemudian.
3. Gaji dan fasilitas lainnya selama masa percobaan diberikan sesuai ketentuan perusahaan.
4. Selama menjalani masa percobaan, kedua belah pihak baik pegawai maupun
perusahaan dapat memutuskan hubungan kerja secara sepihak tanpa harus memberikan
alasan terlebih dahulu dan tidak ada kewajiban bagi perusahaan untuk memberikan uang
pesangon, uang penghargaan masa kerja, dan uang penggantian hak.
5. Setelah lulus masa percobaan, pegawai dapat diangkat sebagai pegawai tetap dan waktu
selama dalam masa percobaan akan diperhitungkan sebagai masa kerja pegawai yang
bersangkutan.
Pasal 7
Pemindahan Pegawai
1. Untuk kepentingan jalannya perusahaan, pegawai harus mematuhi pembagian,
penunjukkan, dan pemindahan pekerjaan dari satu bagian kebagian lainnya atau dari satu
unit ke unit lainnya sesuai dengan kebutuhan dan kepentingan jalannya operasional
perusahaan.
2. Pemindahan pegawai dapat disertai dengan demosi (penurunan jabatan) atau promosi
(kenaikan jabatan) atau tetap memangku jabatan yang setingkat dengan jabatan yang
dipangku semula.
3. Pemindahan pegawai yang disertai dengan promosi, diberikan kepada pegawai yang
menunjukan prestasi kerja dan dedikasi yang baik terhadap jabatannya.
PERATURAN PERUSAHAAN HOTEL GRAND TJOKRO BANDUNG

Page 6

4. Pegawai yang dipromosikan, harus menjalani masa penilaian sekurang-kurangnya 3 (tiga)
bulan.
5. Pemindahan pegawai yang disertai dengan demosi, dilaksanakan karena
buruknya prestasi kerja atau pelanggaran/kesalahan yang dilakukan oleh pegawai.
6. Penyesuaian penghasilan dan fasilitas pegawai yang menerima promosi, disesuaikan
dengan jabatan yang baru. Pada dasarnya demosi adalah suatu hak Perusahaan kepada
staffnya, apabila mengacu pada alasan yang kuat dan jelas berdasarkan kondite kerja dan
atau menyalahi pada peraturan perusahaan yang telah disepakati bersama. Dan untuk
demosi tidak akan menurunkan gaji pokoknya, namun tunjangan dapat disesuaikan.
7. Wewenang mempromosikan jabatan adalah ada pada Direksi/pimpinan perusahaan
berdasarkan usulan dari atasan pegawai yang bersangkutan.
Pasal 8
Alih Tugas (Mutasi)
1. Untuk menjaga stabilitas perusahaan dan kepentingan kelancaran operasional
perusahaan yang didasarkan atas mekanisme penilaian dan evaluasi prestasi kerja,
perusahaan dapat melakukan alih tugas (mutasi) baik dalam departmentnya ataupun
ke department lain dengan memperhatikan dan mempertimbangkan hal-hal berikut :
a. Kebutuhan dan kepentingan serta kelancaran operasional hotel.
b. Penilaian prestasi kerja atau kecakapan dalam melaksanakan tugas dan
tanggung jawab kerja.
c. Untuk mengatur penempatan alih tugas (mutasi) pada setiap bagian dan jabatan
adalah sepenuhnya wewenang perusahaan.
2. Setiap pegawai harus sanggup dan bersedia dialih tugaskan atau dimutasikan diseluruh
wilayah kerja Grand Tjokro Bandung serta pada Unit Usaha yang tergabung dalam
kelompok SAS Hospitality baik di kantor pusat ataupun di kantor cabang/perwakilan.
3. Dalam hal pegawai atas permintaan sendiri meminta dipindahkan (dimutasikan) ke
bagian lain yang lebih rendah kedudukannya, maka kepadanya diberlakukan standarisasi
gaji pada bagian yang baru tersebut.
4. Apabila pegawai tidak bersedia dilakukan mutasi dan atau menolak dimutasikan
tanpa alasan yang jelas, maka dianggap melakukan pembantahan perintah atasan
sehingga dapat diputuskan hubungan kerjanya sesuai peraturan yang berlaku.
Pasal 9
Perjanjian Kerja
1. Calon pegawai yang telah lulus seleksi sebelum
menandatangani perjanjian kerja.

memulai

pekerjaan

wajib

2. Perjanjian Kerja dibagi menjadi 2 macam, yaitu perjanjian kerja waktu tertentu dan
perjanjian kerja waktu tidak tertentu.
3. Perjanjian kerja yang dibuat dan telah disepakati berlaku secara khusus, sehingga halhal yang tercantum didalam perjanjian kerja mengikat kedua belah pihak dan merupakan
satu kesatuan dengan peraturan perusahaan.
PERATURAN PERUSAHAAN HOTEL GRAND TJOKRO BANDUNG

Page 7

4. Perjanjian kerja waktu tertentu diatur dan ditetapkan dalam perjanjian kerja tersendiri
dan berlaku secara khusus bagi kedua belah pihak sebagai aturan yang mengikat dan
tidak terpisahkan dengan Peraturan Perusahaan.
Pasal 10
Masa Berlaku Perjanjian Kerja
1. Perjanjian kerja waktu tertentu yang didasarkan atas jangka waktu tertentu dapat diadakan
untuk paling lama 2 ( dua ) tahun dan hanya boleh diperpanjang 1 ( satu ) kali untuk jangka
waktu paling lama 1 ( satu ) tahun.
2. Perusahaan akan memberitahukan kepada pegawai yang bersangkutan paling lambat 7
(tujuh) hari sebelumnya apabila perjanjian kerja akan berkahir dan atau bermaksud
melakukan perpanjangan perjanjian kerja.
3. Apabila kedua belah pihak bermaksud meneruskan hubungan kerja setelah berakhirnya
perjanjian kerja sebagaimana dimaksud ayat (1), maka dapat melakukan pembaharuan
perjanjian kerja setelah melewati masa tenggang selama 30 hari dan hanya bisa dilakukan
untuk jangka waktu selama 1 tahun.
Pasal 11
Berakhirnya Perjanjian Kerja
1. Perusahaan dapat mengakhiri perjanjian kerja secara sepihak karena pegawai
melakukan pelanggaran ketentuan tata tertib perusahaan atau pegawai tidak dapat
mencapai standar nilai kuantitas dan kualitas kerja yang baik dan atau sebab lain yang
merugikan perusahaan.
2. Pegawai mengajukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)
3. Perjanjian Kerja waktu tertentu berakhir dengan sendirinya karena :
a. Pegawai meninggal dunia.
b. Pegawai tidak masuk kerja 5 hari kerja berturut-turut, tanpa keterangan tertulis
disertai bukti yang sah dan telah dipanggil 2 (dua) kali secara tertulis dan patut.
c. Berakhirnya jangka waktu perjanjian kerja.
4. Pegawai yang statusnya sebagai pegawai tetap dapat diputuskan hubungan kerjanya
setiap saat tanpa apabila memenuhi unsur yang dimaksud dalam ayat (3) dan melakukan
kesalahan berat, penghitungan hak pegawai merujuk kepada keputusan yang berlaku.

BAB III
TATA TERTIB PERUSAHAAN
Pasal 12
Waktu dan Jam Kerja
1. Waktu kerja perusahaan ditetapkan 7 jam atau 8 jam kerja efektif perhari diluar jam
istirahat dan 40 (empat puluh) jam perminggu, baik pagi, siang maupun malam hari.
2. Hari dan jam kerja pegawai diatur sesuai dengan kebutuhan
perusahaan sejauh tidak menyimpang dari ketentuan yang berlaku.
PERATURAN PERUSAHAAN HOTEL GRAND TJOKRO BANDUNG

operasional

Page 8

3. Sesuai dengan bidang usaha perusahaan, pegawai harus bersedia bekerja dalam
shift (pagi, siang dan malam) berdasarkan jadwal (working schedule) yang telah
ditetapkan oleh atasannya.
4. Pegawai harus sudah siap ditempat kerjanya masing-masing minimal 15 (lima belas)
menit sebelum jam kerja dimulai. Hal ini dimaksudkan untuk kesiapan kerapihan
pakaian, serah terima pekerjaan antar shift, dan sebagainya.
5. Keterlambatan jam kerja merupakan pelanggaran disiplin kerja kecuali disetujui
oleh atasannya dengan alasan yang dapat dipertanggungjawabkan.
6. Penetapan Jumlah hari kerja perminggu adalah sepenuhnya wewenang perusahaan dan
disampaikan kepada para pegawai.
7. Khusus untuk pegawai bagian tertentu, jadwal istirahat dan waktu kerjanya diatur
tersendiri disesuaikan dengan kepentingan perusahaan.
8. Setiap pegawai selain mempunyai tugas seperti biasa, selalu terbuka kemungkinan
untuk diminta bekerja secara bergilir, jika dianggap perlu oleh perusahaan.
9. Istirahat mingguan tidak selalu harus pada hari minggu, namun disesuaikan dengan
hari kerja atau shift / groupnya apabila hari kerja diatur secara bergiliran.
Pasal 13
Waktu Istirahat dan Libur
1. Jam Istirahat :
a. Pegawai diberikan 1 (satu) jam waktu istirahat setiap hari kerja setelah bekerja
selama 4 (empat) jam.
b. Pelaksanaan istirahat atau makan dilaksanakan pada tempat yang telah
disediakan oleh perusahaan.
c. Istirahat harus dilakukan dengan tertib dan menjaga kebersihan area sekitar
tempat makan serta mengembalikan peralatan makan ke tempat yang telah
disediakan.
d. Penggunaan jam istirahat pada hari kerja, dilakukan secara bergilir sesuai
dengan operasional dan dengan sepengetahuan atasannya masing-masing.
e. Waktu Istirahat Pegawai dalam sehari diatur secara bergantian dalam satu
unit kerja tanpa menghambat kegiatan oprasional perusahaan.
f. Pegawai yang hendak meninggalkan lingkungan perusahaan selama jam
istirahat wajib memperoleh ijin sebelumnya dari atasan langsung dan tidak
diperkenankan menggunakan seragam kerja.
2. Hari Libur :
a. Pegawai diberikan hari libur mingguan dan libur Hari Raya.
b. Karena sifat pekerjaannya, hari libur tidak harus jatuh pada hari minggu atau hari
raya.
3. Pengambilan jam/hari libur diluar ketentuan yang berlaku dinyatakan meninggalkan
tugas tanpa ijin (mangkir).
Pasal 14
Pintu Masuk dan Absensi
PERATURAN PERUSAHAAN HOTEL GRAND TJOKRO BANDUNG

Page 9

1. Pintu Masuk Pegawai :
Masuk dan keluar area perusahaan ditetapkan melalui pintu yang diperuntukkan
khusus bagi pegawai kecuali ada ketentuan khusus yang ditetapkan oleh Perusahaan.
2. Absensi :
a. Pegawai yang berada pada tingkat dibawah level Head of Department,
diwajibkan melakukan posting absensi, baik pada saat akan masuk maupun keluar
setelah bekerja pada hari kerja.
b. Tidak melakukan posting absensi dapat dikategorikan tidak masuk bekerja, yang
dapat berakibat merugikan diri sendiri, berupa peringatan dan kondite kerja.
c. Tidak dibenarkan melakukan posting absensi pegawai lain, karena hal ini
merupakan pelanggaran.
Pasal 15
Penampilan Diri dan Cara Berpakaian
1. Setiap pegawai wajib berpakaian rapih dan bersih serta bagi pegawai yang mendapatkan
pakaian seragam wajib menggunakannya setiap melakukan pekerjaan.
2. Memakai name tag pada dada sebelah kiri.
3. Dari ujung rambut sampai ujung kaki harus terlihat bersih dan rapih.
4. Rambut terpotong dan tersisir rapih, pendek (tidak gondrong), tidak menutup telinga,
tidak melebihi krah baju, cambang tidak melebihi daun telinga.
5. Tidak berkumis dan berjanggut
6. Kuku harus dipotong pendek dan bersih.
7. Tidak menggunakan cat pewarna kuku yang mencolok.
8. Tidak menggunakan make up yang berlebihan.
9. Tidak menggunakan perhiasan yang berlebihan.
10. Badan tidak berbau dan gunakan deodorant.
11. Tidak menggunakan parfum yang menyengat hidung
12. Menggunakan sepatu kerja warna hitam, tidak menggunakan sepatu hak tinggi (maksimal
5 cm), tidak menggunakan sepatu kets, tidak menggunakan sepatu yang menimbulkan
suara berisik yang mengganggu.
13. Tidak mematuhi ketentuan penampilan diri dan
pelanggaran, dan dapat dikenakan sanksi yang berlaku.

cara

berpakaian

merupakan

Pasal 16
Etiket Umum
1. Setiap pegawai wajib menampilkan professional attitude yang dapat membentuk
image positif bagi perusahaan.
PERATURAN PERUSAHAAN HOTEL GRAND TJOKRO BANDUNG

Page 10

2. Bersikap sopan santun, ramah tamah serta cara berbicara/berkomunikasi dengan baik
terhadap tamu, atasan serta sesama pegawai.
3. Greeting merupakan salah satu kewajiban yang dianggap penting.
4. Semua pihak, pimpinan perusahaan beserta pegawai berkewajiban untuk
saling menghormati dan menjaga keharmonisan hubungan kerja dilingkungan perusahaan.
5. Tidak dibenarkan makan atau mengunyah sesuatu makanan atau merokok dalam
keadaan sedang berdinas, khususnya sedang melayani tamu, kecuali pada jam istirahat
dan pada tempat yang telah ditetapkan.
6. Semua pegawai wajib menjaga privasi tamu.
Pasal 17
Meninggalkan Tempat Kerja
1. Tidak diperkenankan meninggalkan tempat kerja untuk sesuatu hal yang tidak ada
hubungannya dengan kedinasan dan menimbulkan kekosongan di tempat kerja.
2. Meninggalkan tempat kerja atau keluar area perusahaan ketika sedang berdinas harus
seijin/diketahui Head of Department yang bersangkutan atau Manager On Duty (MOD)
apabila Head of Department yang bersangkutan tidak ada/berhalangan dan diajukan
secara tertulis sesuai dengan prosedur yang berlaku.
3. Pegawai dapat menerima tamu pribadi di tempat yang telah ditentukan dengan tetap
mempertimbangkan keadaan operasional.
4. Tidak meninggalkan tempat kerja sebelum ada petugas pengganti pada shift berikutnya.
Pasal 18
Keamanan dan Ketertiban Kerja
1. Setiap pegawai wajib mentaati peraturan perusahaan, pengumuman dan instruksi yang
diberikan atasannya, serta tidak boleh membantah atau melawan tanpa alasan yang
jelas dan masuk akal.
2. Perusahaan berkewajiban menciptakan dan mempertahankan disiplin yang tinggi dan
menciptakan rasa saling menghormati serta penuh pengertian kepada sesama kayawan
dan antara pimpinan perusahaan dengan pegawai.
3. Pimpinan perusahaan perlu memberikan petunjuk, bimbingan dan instruksi (melalui
berbagai tingkatan jabatan) kepada pegawai supaya dapat menjalankan tanggung jawab
secara disiplin sesuai ketentuan kerja dan peraturan perusahaan.
4. Pegawai tidak boleh terlambat masuk kerja, dan pemberian sanksi atas
keterlambatan masuk kerja ditetapkan oleh perusahaan dalam surat keputusan direksi.
5. Setiap pegawai wajib melaksanakan tugas dengan tertib sesuai petunjuk yang telah
ditetapkan perusahaan dan disepakati bersama.
6. Pada waktu jam kerja, dilarang menggunakan waktu untuk kepentingan pribadi.
PERATURAN PERUSAHAAN HOTEL GRAND TJOKRO BANDUNG

Page 11

7. Setiap pegawai harus bebas dari kepentingan, kegiatan dan pengaruh dari luar.
8. Pegawai tidak diperkenankan membawa barang–barang yang berbahaya yang dapat
menimbulkan kebakaran dan membawa senjata kedalam lingkungan perusahaan.
9. Pegawai tidak diperkenankan membawa barang-barang atau peralatan milik
perusahaan keluar lingkungan perusahaan tanpa izin dari pejabat yang berwenang dan di
periksa oleh bagian security.
10. Pegawai dilarang menempelkan pengumuman, brosur dan pengumpulan tanda
tangan yang tidak ada hubungannya dengan perusahaan tanpa izin tertulis dari
perusahaan.
11. Segera bilamana ada perubahan status dirinya, pegawai wajib
kepada perusahaan mengenai hal-hal sebagai berikut :
a. Pindah alamat / tempat tinggal
b. Pegawai menikah, ada kelahiran/kematian dalam keluarga pegawai.

melaporkan

12. Apabila terjadi ikatan perkawinan antara pegawai dalam satu unit perusahaan,
dikelompok SAS Hospitality, maka salah satu harus diputus hubungan kerjanya
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
13. Tidak diperkenankan adanya hubungan adik-kakak, suami-istri, anak-orang
bersama- sama sebagai pegawai pada satu unit dikelompok SAS Hospitality.

tua

14. Apabila terjadi kehilangan ataupun menemukan barang milik tamu atau pegawai lain
wajib melaporkan kepada atasan atau security dan ditindak lanjuti sesuai prosedur yang
berlaku.
15. Petugas security berhak melakukan body checking kepada semua pegawai
dan memproses atau menindaklanjuti sesuai prosedur yang berlaku apabila diperlukan,
dan semua pegawai berkewajiban untuk membantu kelancaran pelaksanaannya.
16. Setiap pegawai dilarang melakukan corat-coret pada dinding, papan pengumuman
dan tempat lainnya dilingkungan perusahaan yang dapat menimbulkan image kurang baik.
BAB IV
CUTI DAN IZIN MENINGGALKAN PEKERJAAN
Pasal 19
Ketentuan izin dan Cuti
1. Setiap pegawai yang telah memenuhi syarat-syarat tertentu untuk setiap cuti, berhak
atas macam-macam cuti sebagai berikut :
a. Cuti Tahunan;
b. Cuti Melahirkan / Keguguran kandungan;
c. Cuti Sakit;
d. Cuti Khusus.
2. Cuti
hanya
dapat
dijalankan
setelah
permohonan
cuti
pegawai
yang
bersangkutan mendapat persetujuan dari Head of Department dan mendapat pengesahan
PERATURAN PERUSAHAAN HOTEL GRAND TJOKRO BANDUNG

Page 12

secara tertulis dari bagian personalia serta disetujui oleh manajemen sesuai dengan
prosedur yang berlaku.
3. Bagi pegawai yang benar-benar memerlukan waktu istirahat, perusahaan akan
mempertimbangkan dengan terlebih dahulu memperhatikan kepentingan operasional
perusahaan dan pegawai yang bersangkutan.
Pasal 20
Cuti Tahunan
1. Pegawai yang telah bekerja pada perusahaan selama 12 (dua belas) bulan terus
menerus, berhak atas cuti tahunan selama 12 (dua belas) hari kerja yang pengambilannya
sebagian ditentukan oleh perusahaan dan sebagian lagi ditentukan sendiri oleh pegawai
yang bersangkutan dengan tetap memperhatikan kepentingan perusahaan.
2. Untuk pelaksanaan hak cuti tahunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal
ini, pegawai harus mengajukan permohonan secara tertulis untuk mendapatkan
persetujuan dari Department Head dengan menggunakan formulir yang telah disediakan,
kemudian diajukan kepada HR Department paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum
pelaksanaan cuti.
3. Dalam hal dipandang perlu, demi kelancaran operasional perusahaan, manajemen
berhak menunda pelaksanaan cuti tahunan pegawai yang bersangkutan.
4. Cuti tahunan yang tidak dipergunakan dalam kurun waktu 3 (tiga) bulan berjalan atas
kehendak sendiri, maka hak cuti dalam tahun tersebut secara otomatis akan dinyatakan
hangus dan tidak mendapatkan penggantian dalam bentuk apapun dari perusahaan,
kecuali hak cuti tersebut ditunda oleh perusahaan berkaitan dengan kepentingan
kelancaran operasional perusahaan.
5. Pegawai tidak diperkenankan mengambil hak cuti tahunan serentak bersamasama dengan teman sekerjanya dari bagian yang sama dengan kata lain sepertiga dari
bagian/departmen yang sama tidak boleh cuti bersama-sama.
6. Pegawai harus memberitahukan kepada perusahaan alamat dan nomor telepon yang
bisa dihubungi selama menjalani cuti.
Pasal 21
Cuti Melahirkan dan Keguguran
1. Pegawai wanita yang akan melahirkan dapat diberikan cuti melahirkan selama 1½
(satu setengah) bulan sebelum melahirkan menurut surat keterangan dari dokter / bidan /
tenaga medis yang setara, dan 1½ (satu setengah) bulan setelah melahirkan.
2. Pegawai wanita yang akan menggunakan hak cuti melahirkan, harus menyampaikan
surat permohonan tertulis selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari sebelumnya kepada
Head of Department yang bersangkutan dengan disertai surat keterangan dokter atau
bidan.
3. Pegawai wanita yang mengalami keguguran kandungan yang bukan abortus
berdasarkan surat keterangan dokter, dapat diberikan cuti sakit karena keguguran selama
1½ (satu setengah) bulan.
PERATURAN PERUSAHAAN HOTEL GRAND TJOKRO BANDUNG

Page 13

4. Cuti haid diberikan selama satu hari saat menstruasi hari pertama
Pasal 22
Cuti Sakit
1. Cuti sakit, adalah cuti yang diberikan kepada pegawai yang sakit, dan dibuktikan
dengan surat keterangan dari dokter dan mendapat pengesahaan dari Head of
Department dan HR Department.
2. Cuti sakit adalah sebanyak jumlah hari yang ditentukan dalam surat keterangan dari
dokter, dan tidak dapat diganti dengan hari lain. Dalam pengertian jumlah hari ini termasuk
hari minggu/hari libur lainnya dimana pegawai tersebut harus istirahat.
Pasal 23
Izin Meninggalkan Pekerjaan
1. Perusahaan memberikan izin khusus kepada setiap pegawai diluar cuti tahunan
dan gajinya tetap dibayar karena hal berikut :
a.
b.
c.
d.
e.
f.

Pegawai menikah ................................................
Pernikahan anak pegawai .....................................
Khitanan atau Pembaptisan anak pegawai..........
Istri melahirkan atau keguguran kandungan ..........
Suami/istri, orang tua/mertua, atau anak/menantu meninggal dunia
Anggota keluarga/serumah meninggal dunia .................

3 (tiga) hari.
2 (dua) hari.
2 (dua) hari.
2 (dua) hari
2 (dua) hari
1 (satu) hari

2. Ijin meninggalkan pekerjaan seperti yang tercantum pada pasal 23 ayat (1) huruf a dan b,
harus diajukan oleh pegawai paling lambat 7 (tujuh) hari sebelumnya, sedangkan Pasal 23
ayat (1) huruf a dan e, yang terjadi diluar kota tempat tinggal pegawai dapat
dipertimbangkan untuk diberikan tambahan sebanyak 1 (satu) hari.
3. Pegawai yang meninggalkan pekerjaan diluar prosedur dan ketentuan ini dapat
dinyatakan meninggalkan tugas tanpa ijin.
Pasal 24
Izin Menunaikan Ibadah Haji
1. Kepada pegawai yang beragama Islam dapat diberikan izin meninggalkan pekerjaan
untuk menunaikan ibadah haji selama maksimal 40 hari.
2. Ketentuan ayat (1) hanya berlaku untuk 1 (satu) kali menunaikan ibadah haji dan tidak
untuk ibadah umroh.
3. Apabila pegawai mau melakukan ibadah umroh, maka harus mengajukan permohonan
cuti diluar tanggungan perusahaan, untuk waktu paling lama 15 hari.
4. Untuk pelaksanaan izin ibadah haji, pegawai yang bersangkutan harus mengajukan
permohonan secara tertulis dan disetujui oleh pimpinan perusahaan.
PERATURAN PERUSAHAAN HOTEL GRAND TJOKRO BANDUNG

Page 14

Pasal 25
Izin tidak Masuk kerja karena Alasan Tertentu
1. Perusahaan dapat memberikan izin tidak masuk kerja tanpa mendapat gaji karena alasan
tertentu dan harus diajukan secara tertulis oleh pegawai yang bersangkutan dengan
mencantumkan alasan yang dapat diterima oleh perusahaan.
2. Pemberian izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diberikan paling lama 1 (satu) hari
kerja dalam kurun waktu satu bulan.
3. Apabila izin tidak masuk kerja tersebut lebih dari 1 (satu) hari kerja dalam kurun waktu
sebulan, maka selebihnya waktu tersebut akan diperhitungkan sebagai pelaksanaan cuti
tahunan pegawai yang bersangkutan.
4. Setiap pegawai yang bermaksud izin tidak masuk kerja, wajib memberitahukan kepada
Department Headnya masing-masing paling lambat 3 hari sebelumnya dan diajukan
secara tertulis (mengisi formulir) dengan mengemukakan alasannya.
5. Pegawai yang tidak masuk kerja karena ada kepentingan mendadak, harus memberi
kabar kepada Departement Headnya masing-masing, baik lewat telepon maupun
mengutus orang untuk memberitahukan dan pada waktu masuk kerja kembali harus
menyerahkan bukti tertulis.
Pasal 26
Tidak Masuk Kerja Karena Mangkir
1. Pegawai yang tidak masuk kerja tanpa pemberitahuan atau tanpa keterangan yang sah,
maka dianggap mangkir.

2. Apabila pegawai alpa (mangkir) 5 (lima) hari kerja atau lebih berturut-turut

tanpa keterangan secara tertulis yang dilengkapi dengan bukti yang sah dan telah
dipanggil sebanyak dua kali secara tertulis dan patut oleh perusahaan, maka
dikualifikasikan mengundurkan diri
Pasal 27
Cuti Diluar Tanggungan Perusahaan

1. Berdasarkan pertimbangan tertentu, perusahaan dapat memberikan izin kepada pegawai
melaksanakan cuti diluar tanggungan perusahaan.
2. Bagi pegawai yang melaksanakan cuti diluar tanggungan perusahaan, kepada yang
bersangkutan dibebaskan dari jabatannya.
3. Pemberian izin cuti diluar tanggungan perusahaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
dilaksanakan dengan suatu Surat Keputusan yang ditanda tangani oleh pimpinan
perusahaan.
4. Kepada pegawai yang melaksanakan cuti diluar tanggungan perusahaan, tidak diberikan
gaji dan tunjangan-tunjangan lainnya, termasuk fasilitas hak perawatan kesehatan.
5. Selama pegawai melaksanakan cuti diluar tanggungan perusahaan, yang bersangkutan
PERATURAN PERUSAHAAN HOTEL GRAND TJOKRO BANDUNG

Page 15

tidak diperbolehkan bekerja untuk seseorang atau perusahaan lain, organisasi atau badan
usaha lainnya dengan mendapatkan upah.
6. Pelanggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (5), maka pegawai yang bersangkutan
dianggap telah mengundurkan diri.

BAB V
GAJI, TUNJANGAN DAN UANG SERVICE CHARGE
Pasal 28
Penggajian
1. Pada prinsipnya perusahaan menetapkan gaji yang terdiri dari gaji pokok ditambah
dengan tunjangan-tunjangan.
2. Tunjangan yang bersifat tetap diatur dalam kebijakan perusahaan yang ditetapkan dalam
memorandum tersendiri.
3. Pegawai akan menerima suatu balas jasa berupa gaji yang terdiri dari gaji pokok
ditambah tunjangan-tunjangan dari perusahaan yang jumlahnya ditetapkan berdasarkan
jabatan/tugas sebagaimana tertuang dalam daftar skala gaji dan tunjangan yang akan
diatur dengan surat keputusan, dengan mempertimbangkan masa kerja, pendidikan, dan
kompetensi pegawai.
4. Kenaikan gaji pegawai, diperoleh karena :
a. Kenaikan jabatan/golongan karena promosi
atau
b. Pertimbangan khusus perusahaan.
Pasal 29
System dan Struktur Penggajian
Penetapan system dan struktur penggajian serta pengaturannya merupakan wewenang
penuh perusahaan yang akan dituangkan di dalam SK terpisah dari Peraturan Perusahaan.
Pasal 30
Cara Pembayaran Gaji
1. Gaji yang diberikan kepada pegawai adalah gaji gross.
2. Gaji sebulan adalah dihitung mulai tanggal 26 s/d tanggal 25 bulan berikutnya dan gaji
dibayarkan paling lambat setiap tanggal 1 (satu) melalui transfer ke rekening masingmasing pegawai pada bank yang bekerjasama dengan perusahaan.
Pasal 31
Gaji Selama Pegawai Sakit
1. Pegawai yang sakit dan tidak dapat melaksanakan tugasnya atas anjuran dokter
atau tenaga medis, karena memerlukan pengobatan perawatan, pembayaran gajinya
PERATURAN PERUSAHAAN HOTEL GRAND TJOKRO BANDUNG

Page 16

diatur sesuai dengan undang-undang yang berlaku :
a. 4 (empat) bulan pertama, dibayar sebesar 100 % (seratus persen) dari upah ;
b. 4 (empat) bulan kedua, dibayar sebesar 75 % (tujuh puluh lima persen) dari
upah
c. 4 (empat) bulan ketiga, dibayar sebesar 50 % (lima puluh persen) dari upah
d. Bulan selanjutnya dibayar sebesar 25 % (dua puluh lima persen) dari upah
sebelum Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dilakukan oleh perusahaan.
2. Pegawai yang telah 12 (dua belas) bulan tidak mampu lagi bekerja menurut
pertimbangan dokter, dapat diputus hubungan kerjanya dengan berpedoman pada
ketentuan Pemerintah sesuai dengan undang-undang yang berlaku.
Pasal 32
Tunjangan
1. Perusahaan akan memberikan Tunjangan Hari Raya (THR) Keagamaan kepada
pegawai.
2. Pegawai yang masa kerjanya 12 bulan terus menerus atau lebih, THR-nya sebesar 1
(satu) bulan gaji.
3. Pegawai yang masa kerjanya kurang dari 12 bulan, THR-nya dihitung secara
proporsional. (Masa Kerja /12 x gaji sebulan).
4. Pelaksanaan pembayaran THR adalah paling lambat 7 (tujuh) hari menjelang hari raya
keagamaan.
Pasal 33
Uang Service Charge
1. Uang servis diberikan kepada pegawai sesuai dengan ketentuan perusahaan yang
peraturannya berpedoman pada Peraturan Menteri Ketenagakerjaan RI nomor 7 tahun
2016.
2. Uang servis dihitung berdasarkan jumlah hari kehadiran sesuai hari kalender bulan
yang bersangkutan.
3. Pegawai yang berhak memperoleh uang servis:
a. Setelah memiliki masa kerja 3 bulan. Dengan Perhitungan 25% dibulan pertama,
50% dibulan kedua, 75% dibulan ketiga, dan 100% di bulan keempat.
b. Pegawai sedang cuti tahunan, Cuti sakit.
Pasal 34
Gaji di Waktu Pemberhentian Sementara (Skorsing)
Kepada pegawai yang dikenakan pemberhentian sementara (skorsing), pembayaran
gaji ditentukan sesuai peraturan ketenagakerjaan yang berlaku.
BAB VI KERJA
LEMBUR
PERATURAN PERUSAHAAN HOTEL GRAND TJOKRO BANDUNG

Page 17

Pasal 35
Ketentuan Kerja Lembur
1. Kerja Lembur adalah kerja yang dilakukan melebihi 7 (tujuh) jam sehari dan 40
(empat puluh) jam seminggu pada hari-hari kerja biasa atau pekerjaan yang dilakukan
pada har-hari libur resmi yang ditetapkan Pemerintah atau pada hari istirahat mingguan
(hari ke 7 (tujuh) setelah bekerja 6 (enam) hari kerja berturut-turut).
2. Pelaksanaan kerja lembur harus dibuktikan dengan surat perintah lembur yang
dikeluarkan oleh Head of Department dan disampaikan ke bagian HR Department paling
lambat 1 (satu) hari setelah kegiatan dilaksanakan.

BAB VII
FASILITAS DAN PERLENGKAPAN KERJA
Pasal 36
Pakaian Kerja
1. Perusahaan meminjamkan pakaian kerja kepada pegawai selama
tugasnya sebagai pegawai, sesuai dengan tugas dan jabatannya.

melakukan tugas-

2. Penentuan bentuk, warna, waktu dan pengaturan pemberiannya ditentukan dan diatur
oleh perusahaan, dan pegawai diharuskan untuk terus menerus menjaga kebersihan,
kerapihan dan kelengkapan pakaian kerja yang harus dipakai pada waktu kerja termasuk
name tag sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
3. Setiap pegawai berkewajiban memelihara, merawat pakaian kerja agar tetap bersih,
rapih dan tidak diperkenankan untuk merubahnya atas kemauan sendiri.
4. Pakaian kerja bersifat inventaris dan dipergunakan hanya ketika sedang bekerja dan
berkewajiban untuk mengembalikannya ke perusahaan apabila berhenti bekerja sebagai
pegawai.
Pasal 37
Locker dan Toilet
1. Kepada pegawai tertentu yang karena jabatannnya mendapatkan pakaian kerja
khusus dari perusahaan, diberikan tempat penyimpanan pakaian (locker) dan kuncinya,
yang penggunaannya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
2. Dalam rangka untuk kepentingan perusahaan, maka pimpinan/atasan berhak
mengadakan pemeriksaan setiap saat dengan tanpa sepengetahuan pemilik/pengguna
locker, yang pelaksanaannya didampingi oleh petugas Security.
3. Perusahaan menyediakan fasilitas toilet bagi Pegawai, dan semua pegawai wajib
menjaga kebersihannya.
Pasal 38
Employee Meal
1. Perusahaan menyediakan employee meal untuk pegawai 1 (satu) kali sesuai dengan
PERATURAN PERUSAHAAN HOTEL GRAND TJOKRO BANDUNG

Page 18

shift kerjanya.
2. Employee meal adalah fasilitas
dengan kemampuan perusahaan

yang

diberikan

kepada

pegawai

sesuai

3. Pelaksanaan makan dilakukan pada tempat makan / Employee Dining Room (EDR)
yang telah ditetapkan oleh perusahaan.
4. Pegawai diwajibkan untuk menjaga ketertiban, kerapihan, kebersihan, dan menjadikan
Employee Dinning Room (EDR) tempat yang menyenangkan untuk makan.
5. Pengambilan makan dilaksanakan sesuai dengan prosedur yang telah
ditetapkan.
Pasal 39
Tempat Ibadah
1. Perusahaan menyediakan sarana tempat ibadah berupa mushola.
2. Perusahaan memberikan jaminan kepada umat beragama dilingkungan perusahaan untuk
melaksanakan ibadah sesuai dengan kepercayaan dan keyakinannya masing-masing.
Pasal 40
Sarana P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan)
Dalam rangka penanggulangan kecelakaan kerja dilingkungan perusahaan yang bersifat
ringan, perusahaan menyediakan obat-obatan yang jenis dan jumlahnya terbatas
diperuntukkan bagi pertolongan pertama pada kecelakaan.
Pasal 41
Kendaraan Operasional
1. Perusahaan menyediakan fasilitas kendaraan yang di pool di perusahaan dan
dipergunakan untuk menunjang kelancaran operasional perusahaan dan di peruntukkan
bagi kepentingan kedinasan serta khusus pengantaran bagi pegawai wanita yang bekerja
pada shift 2 (dua).
2. Rute dan radius pengantaran diatur dalam ketentuan tersendiri oleh pimpinan
perusahan.
3. Setiap penggunaan kendaraan dilaksanakan dengan prosedur dan ketentuan yang
berlaku.
BAB VIII
BANTUAN DAN KESEJAHTERAAN
Pasal 42
Bantuan Kelahiran Anak
1. Pegawai wanita atau istri pegawai apabila melahirkan anak akan mendapatkan bantuan
kelahiran yang besarnya sesuai dengan kemampuan Perusahaan.
PERATURAN PERUSAHAAN HOTEL GRAND TJOKRO BANDUNG

Page 19

2. Dalam hal ini, Perusahaan hanya mengakui seorang istri, dan bantuan dibatasi
sebanyak- banyaknya sampai dengan kelahiran anak ke 3 (tiga) dan hidup.
Pasal 43
Bantuan Kepada Keluarga Pegawai Yang Meninggal Dunia
Keluarga pegawai yang meninggal dunia : istri/suami/anak yang sah dan masih menjadi
tanggungan dan belum berkeluarga, diberikan uang duka yang besarnya sesuai dengan
kebijaksanaan Perusahaan.
BAB IX
JAMINAN SOSIAL
Pasal 44
Jaminan Sosial dan Kecelakaan Kerja
Jaminan Kesehatan dan Ketenagakerjaan
1. Sesuai Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2013 tentang BPJS Kesehatan, seluruh
pegawai wajib diikutsertakan dalam BPJS Kesehatan.
2. Kewajiban pegawai untuk iuran BPJS Kesehatan adalah sebesar 1% dan akan dipotong
langsung oleh perusahaan dari pendapatannya setiap bulan.
3. Anggota keluarga yang ditanggung oleh perusahaan meliputi istri/suami yang sah, anak
kandung, anak tiri dari perkawinan yang sah, dan anak angkat yang sah, sebanyakbanyaknya 5 (lima) orang.
4. Seluruh pegawai diikutsertakan dalam program BPJS Ketenagakerjaan.
5. Program yang akan diikuti adalah meliputi :
A. Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK)
B. Jaminan Kematian (JKM)
C. Jaminan Hari Tua (JHT)
D. Jaminan Pensiun (JP)
6. Sesuai PP No 12 th 2013 tentang Jaminan Kesehatan, Pelayanan kesehatan pegawai
sesuai dengan Policy & Procedure yang telah ditetapkan oleh SAS Hospitality.
7. Kewajiban pegawai untuk iuran BPJS Ketenagakerjaan adalah sebesar 3% dan akan
dipotong langsung oleh perusahaan dari pendapatannya setiap bulan.
8. Bagi pegawai yang menderita sakit, diharuskan berobat ke dokter/puskesmas/balai
pengobatan yang ditunjuk, dan bila penyakitnya mengharuskan pegawai diperiksa/dirawat
lanjutan, pegawai harus membawa surat rujukan dari dokter/puskesmas/balai pengobatan
yang ditunjuk.
9. Bila pegawai mengalami kecelakaan kerja, sehingga mengakibatkan cacat anggota
tubuh, maka akan memperoleh biaya dan santunan dari BPJS Ketenagakerjaan.
10. Apabila pegawai meninggal dunia baik meninggal akibat kecelakaan kerja atau
PERATURAN PERUSAHAAN HOTEL GRAND TJOKRO BANDUNG

Page 20

meninggal karena suatu sebab (bukan kecelakaan kerja) ahli warisnya akan mendapat
santunan dari BPJS Ketenagakerjaan sesuai UU No. 24/2011 Jo. PP No. 14/1993.
11. Pegawai yang meninggal bukan karena kecelakaan kerja, maka ahli warisnya
akan mendapat santunan kematian dan biaya pemakaman sesuai ketentuan BPJS
Ketenagakerjaan dan UU No. 13 tahun 2003.
12. Jaminan Hari Tua merupakan hak mutlak Pegawai yang menjadi anggota BPJS
KETENAGAKERJAAN, bersifat tabungan yang dapat diambil pada waktunya sesuai
dengan ketentuan dari PT. BPJS KETENAGAKERJAAN.
Pasal 45
Kecelakaan Kerja
1. Perusahaan menjamin pengangkutan ke rumah sakit atau ke rumahnya apabila diperlukan
oleh pegawai yang mengalami kecelakaan kerja karena melaksanakan tugas.
2. Perusahaan akan menanggung biaya pengobatan dan perawatan pegawai sesuai
standard BPJS Ketenagakerjaan bagi pegawai yang mendapat kecelakaan kerja
karena melaksanakan tugas, sejak kecelakaan terjadi sampai berakhirnya keadaan
sementara pegawai tidak mampu bekerja.
3. Bagi pegawai yang mendapat kecelakaan kerja karena melaksanakan tugas, maka akan
diberikan hak-haknya sesuai ketentuan yang berlaku.
4. Dalam hal pegawai meninggal dunia akibat dari suatu kecelakaan kerja dan atau
pegawai meninggal dunia mendadak ditempat kerja, maka perusahaan akan membayar
kepada ahli warisnya sejumlah uang yang besarnya ditentukan oleh pimpinan perusahaan.
5. Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (4) tidak berlaku bilamana kecelakaan
tersebut terjadi akibat kesengajaan pegawai yang bersangkutan, secara medis
dinyatakan tidak sehat oleh seorang dokter yang ditunjuk oleh perusahaan atau melanggar
syarat-syarat kerja dan peraturan keselamatan kerja yang berlaku diperusahaan
6. Yang dimaksud dengan meninggal dunia mendadak ditempat kerja sebagaimana
dimaksud ayat (4) adalah :
a. Langsung meninggal ditempat kerja.
b. Dalam keadaan koma terus-menerus langsung meninggal dunia dalam perjalanan
ke/di rumah sakit atau langsung meninggal dunia setelah mengalami rawat inap
tetapi
c. tidak melebihi 24 Jam terhitung sejak ditangani dokter/paramedis.
Pasal 46
Perjalanan Dinas
1. Perjalanan Dinas adalah suatu perjalanan dalam rangka melaksanakan tugas di
suatu tempat dan melewati batas 120 KM.
2. Kepada pegawai yang melakukan perjalanan dinas diberikan biaya akomodasi termasuk
makan.
PERATURAN PERUSAHAAN HOTEL GRAND TJOKRO BANDUNG

Page 21

3. Ketentuan-ketentuan dan
dalam peraturan terpisah.

prosedur

perjalanan

dinas

diatur

secara

lebih

terinci

BAB X
KESELAMATAN DAN KEAMANAN LINGKUNGAN KERJA
Pasal 47
Pedoman Keselamatan dan Kesehatan Kerja
1. Setiap pegawai wajib mempelajari dan memahami semua petunjuk dan pedoman
keselamatan dan kesehatan kerja yang diadakan oleh perusahaan.
2. Setiap pegawai wajib menjaga keselamatan dan kebersihan diri serta ruang tempat
kerja dan peralatan yang dipergunakan untuk bekerja.
3. Pegawai yang tidak mentaati petunjuk-petunjuk keselamatan
keselamatan akan dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan
dalam Peraturan Perusahaan.

dan alat-alat
yang berlaku

Pasal 48
Pemeriksaan Kesehatan Wajib
1.

Pegawai diwajibkan untuk mengikuti pemeriksaan kesehatan
diselenggarakan dalam jangka waktu tertentu untuk klasifikasi :
 Non Food Handler
: minimal 1 tahun sekali
: minimal 1 tahun sekali
 Food Handler
 Direct Food Handler
: minimal 6 bulan sekali

berkala

yang

2. Ketentuan-ketentuan khusus mengenai pemeriksaan kesehatan berkala diatur secara
terpisah.
Pasal 49
Keamanan Kerja
1. Selain petugas Security, setiap pegawai wajib menjaga keamanan khususnya di area
kerjanya dan turut memperhatikan keamanan lingkungan secara umum.
2. Melaporkan kepada petugas security dan atasan apabila
mencurigakan dan akan merugikan perusahaan.

terjadi

hal-hal

yang

3. Apabila terjadi kehilangan atau menemukan barang milik tamu ataupun lainnya,
harap segera dilaporkan kepada atasan sesuai dengan prosedur yang berlaku.
4. Petugas security berhak dan mempunyai kewajiban untuk melaksanakan body
checking.
5. Semua pegawai berkewajiban
dengan memeriksa diri sendiri.

untuk

mambantu

kelancaran

pelaksanaannya

6. Pegawai dilarang melakukan corat-coret pada dinding dan tempat-tempat lainnya di
lingkungan perusahaan yang akan mengakibatkan kondite dan image yang kurang baik.
7. Pegawai

berhak

atas

perlindungan

hukum

dari

ancaman

PERATURAN PERUSAHAAN HOTEL GRAND TJOKRO BANDUNG

penganiayaan

dan

Page 22

perlakuan tidak baik yang dilakukan oleh tamu, rekan sekerja, atasan dan bawahan.
Pasal 50
Keluar dan Masuk Barang
1. Keluar dan masuk barang harus dilaksanakan sesuai dengan prosedur yang berlaku
dengan menggunakan surat jalan atau surat izin keluar dan diketahui oleh pimpinan atau
yang mewakili.
2. Petugas security berhak dan berkewajiban untuk melaksanakan pemeriksaan
dan penahanan barang tersebut apabila tidak sesuai dengan prosedur yang ditetapkan.
Pasal 51
Lost and Found
Apabila terjadi kehilangan ataupun menemukan barang milik tamu ataupun lainnya,
harap segera melaporkan kepada atasan atau petugas yang diberi kewenangan sesuai
dengan prosedur yang berlaku.
BAB XI
PENDIDIKAN DAN PENILAIAN PRESTASI
Pasal 52
Pendidikan dan Latihan
1. Dengan maksud u

Dokumen yang terkait

ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (Studi Empiris Pada Perusahaan Property dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia)

47 440 21

ANALISIS PENGARUH PERUBAHAN RASIO LIKUIDITAS, PROFITABILITAS, AKTIVITAS DAN LEVERAGE TERHADAP PERUBAHAN LABA DI MASA DATANG PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

18 254 20

SENSUALITAS DALAM FILM HOROR DI INDONESIA(Analisis Isi pada Film Tali Pocong Perawan karya Arie Azis)

33 290 2

EVALUASI OPTIMALITAS MODAL KERJA PADA PERUSAHAAN ALAS KAKI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

1 35 40

WACANA KEBEBASAN PEKERJA PERS DI MEDIA TV (Studi pada kasus Luviana dalam film “DiBalik Frekuensi” karya Ucu Agustin )

0 54 20

Analisis terhadap hapusnya hak usaha akibat terlantarnya lahan untuk ditetapkan menjadi obyek landreform (studi kasus di desa Mojomulyo kecamatan Puger Kabupaten Jember

1 88 63

IbM Pemanfaatan Biopestisida untuk Mengendalikan Hama Uret (Lepidiota stigma) Pada Tanaman Tebu

8 129 1

Aplikasi forecasting untuk memprediksi kepadatan penduduk di Dinas Kependudkan dan Catatan Sipil Kabupaten Aceh Timur

9 92 261

RECONSTRUCTION PROCESS PLANNING REGULATORY FRAMEWORK IN THE REGIONAL AUTONOMY (STUDY IN THE FORMATION OF REGULATION IN THE REGENCY LAMPUNG MIDDLE ) REKONSTRUKSI PERENCANAAN PERATURAN DAERAH DALAM KERANGKA OTONOMI DAERAH (STUDI PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH

0 34 50

ANALISIS SEBELUM DAN SESUDAH PENERAPAN TAX PLANNING TERHADAP LABA KENA PAJAK DAN PPH TERUTANG PADA PERUSAHAAN PT. IER (Studi Kasus Pada PT. IER)

16 148 78