Koperasi dan globalisasi dalam islam

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Mendengar kata “globalisasi” tentu sudah tidak asing lagi ditelinga kita. Karena kata
ini merupakan kata yang sering diperbincangkan baik di kehidupan sehari-hari atau dalam
kegiatan bisnis. Adapun ciri-ciri globalisasi ditandai dengan adanya pergerakan barang, modal
dan uang dengan bebas dan perlakuan terhadap pelaku ekonomi sendiri dan asing. Sehingga
era globalisasi sering menjadi dilema bagi masyarakat, pemerintah dan dunia usaha.
Di era globalisasi seperti sekarang ini terdapat banyak sekali kemudahan yang bisa kita
dapatkan, namun sayangnya globalisasi tidak selalu memberikan dampak yang positif tetapi
juga bisa berdampak negative pada diri kita. Oleh karenanya, kita dituntut untuk dapat
menyikapi globalisasi secara bijak agar kita tidak diperbudak oleh jaman.
Dampak globalisasi juga sangat terasa bagi dunia bisnis, tak terkecuali bagi koperasi.
Keberadaan globalisasi ini menjadi salah satu tantangan tersendiri bagi koperasi, pasalnya
dengan adanya globalisasi persaingan tak hanya terjadi diwilayah local saja, lebih luas
kewilayah internasional.
Ketika globalisasi ekonomi terjadi, batas-batas suatu Negara akan menjadi kabur dan
keterkaitan antara ekonomi nasional disatu pihak akan Membuka peluang pasar produk dari
dalam negeri kepasar internasional secara kompetitif, sebaliknya juga Membuka peluang
masuknya produk-produk global kedalam pasar domestik.

Peluang tersebut hendaknya membuat koperasi semakin giat dan aktif untuk
mengembangkan usahanya. Tentu pengembangan usahanya tersebut tidak terlepas dari
peranan seluruh anggota koperasi. Ketika seluruh anggota koperasi secara sadar memberikan
konstribusi secara aktif, maka kesempatan untuk pengembangan usaha dan kesempatan untuk
menembus pasar internasional akan terbuka lebar.

1

1.2 Rumusan Masalah
Dari rangkaian latar belakang diatas, maka dapat diambil rumusan masalah sebagai
berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan globalisasi?
2. Bagaimana kondisi koperasi di era globalisasi?
3. Apa saja dampak globalisasi melalui perdagangan bebas terhadap perkembangan
4.
5.
6.
7.

koperasi ditanah air?

Apa saja masalah dan tantangan koperasi di era globalisasi?
Apa saja peluang kopersai di era globalisasi?
Apa saja strategi yang disiapkan koperasi dalam menghadapi era globalisasi?
Apa saja langkah-langkah pembenahan koperasi untuk menghadapi era globalisasi?

BAB II
PEMBAHASAN
2

2.1 Pengertian Globalisasi
Globalisasi menggambarkan proses percepatan interaksi yang luas dalam bidang
politik, teknologi, ekonomi, sosial dan budaya. Globalisasi merupakan istilah yang digunakan
untuk menggambarkan multi lapis dan multi dimensi proses dan fenomena hidup yang
sebagian besar didorong oleh Barat dan khususnya kapitalisme beserta nilai-nilai hidupnya
dan pelaksanaannya.
Dilihat dari kacamata ekonomi, esensi globalisasi pada dasarnya adalah peningkatan
interaksi dan integrasi di dalam perekonomian baik di dalam maupun antar negara, yang
meliputi aspek-aspek perdagangan, investasi, perpindahan faktor-faktor produksi dalam
bentuk migrasi tenaga kerja dan penanaman modal asing, keuangan dan perbankan
internasional serta arus devisa. Interaksi ekonomi antar negara tersebut mencakup arus

perdagangan, produksi dan keuangan, sedangkan integrasi berarti perekonomian lokal atau
nasional setiap negara secara efektif merupakan bagian yang tidak otonom dari satu
perekonomian tunggal dunia. Berdasarkan kedua kata kunci tersebut, pengertian globalisasi
ekonomi adalah suatu kondisi dimana perekonomian nasional dan lokal terintegrasi dalam satu
perekonomian tunggal yang bersifat global.
Menurut Firdausy (2000), ada tiga motor penggerak dalam globalisasi ekonomi yaitu
liberalisme, privatisasi, dan deregulasi. Berdasarkan kesepakatan WTO (World Trade
Organization) pada bulan April 1994, maka dunia akan menuju kepada pasar bebas paling
lambat sebelum tahun 2002, yang meliputi :
1. Bebas keluar masuk barang apa saja yang melewati tapal batas negara, dalam arti
tarif/bea masuk menjadi nol.
2. Bebas keluar masuk jasa-jasa melewati tapal batas negara, dalam arti bahwa setiap jasa
apa saja akan bebas diperdagangkan mulai tahun 2020 dan seterusnya. Dalam bidang
perdagangan jasa ini biasanya dilakukan melalui empat modality, yaitu:
(a)
(b)

Perdagangan jasa secara bebas melintasi tapal batas negara (cross border)
Perdagangan jasa yang membolehkan si pemakai jasa secara bebas membelinya dari


negara lain atau dikenal sebagai consumption abroad

3

(c)

Perdagangan jasa yang membolehkan kehadiran pemasok jasa asing di negara tuan

rumah (commercial presence)
(d)

Perdagangan jasa yang membolehkan kehadiran tenaga kerja dari luar negeri di negara

tuan rumah (presence of natural person)
1. Bebas keluar masuk uang dan modal melewati tapal batas Negara
2. Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) atau Intelectual Property Right diakui oleh
seluruh anggota negara WTO.
Di dalam pasar bebas itu patut juga dicatat adanya dua prinsip dasar yang dianut, yaitu:
(a)


Akses pasar (market access) terhadap pasar dibuka seluas-luasnya sampai tidak ada lagi

pembatas dan halangan bagi setiap pelaku ekonomi untuk keluar tapal batas negara anggota
WTO
(b) Perlakuan nasional, artinya kepada setiap pelaku ekonomi yang berkiprah di negara tuan
rumah haruslah diperlakukan secara adil sebagaimana perlakuan yang diberikan kepada
pelaku ekonomi nasional/ dalam negeri.
2.2 Koperasi di era globalisasi
Koperasi sebagai suatu gerakan dunia telah membuktikan diri dalam melawan
ketidakadilan pasar karena hadirnya ketidaksempurnaan pasar. Bahkan cukup banyak contoh
bukti keberhasilan koperasi dalam membangun posisi tawar bersama dalam berbagai
konstelasi perundingan, baik dalam tingkatan bisnis mikro hingga tingkatan kesepakatan
internasional. Oleh karena itu banyak pemerintah didunia yang menganggap adanya
persamaan tujuan Negara dan tujuan koperasi sehingga dapat bekerja sama.
Meskipun demikian, dinegeri kita sejarah pengenalan koperasi didorong oleh
keyakinan para bapak bangsa untuk mengantar perekonomian bangsa Indonesia pada suatu
kemakmuran dalam kebersamaan dengan semboyan ‘makmur dalam kebersamaan dan
bersama dalam kemakmuran.’ Kondisi objektif yang hidup dan pngetahuan masyarakat kita
hingga untuk memilih menggunakan cara itu. Persoalan pengembangan koperasi di Indonesia
sering dicemooh seolah sedang menegakkan benang basah. Pemerintah di Negara-negara


4

berkembnag memainkan peran ganda dalam pengembangan koperasi dalam fungsi regulaty
dan development. Tidak jarang peran development justru tidak mendewasakan koperasi.
Koperasi sejak kelahirannya disadari sebagai upaya untuk menolong diri sendiri secara
bersama-sama. Oleh karena itu dasar self help and cooperation atau individualitet dan
solidaritet selalu disebut sebagai dasar pendirian koperasi. Sejak akhir abad yang lalu gerakan
koperasi dunia kembali memperbaharui
Globalisasi merupakan hal yang tak bisa terbantahkan untuk konteks kekinian.
Fenomena globalisasi tak sekedar menjadi wacana yang diperdebatkan dalam diskusi publik,
melainkan sudah menjadi kenyataan yang harus dihadapi oleh sebagian besar Negara.
Sekarang seluruh umat manusia tidak lagi tersekat dan dibatasi oleh hanya garis teritorial.
Walau di lain tempat satu sama lain bisa saling berjejaring dan berhubungan. Bahkan karena
adanya arus globalisasi yang begitu kuat tentu sesuatu yang terjadi disatu tempat bisa
berdampak juga secara global. Contohnya beberapa waktu lalu saat krisis global yang awalnya
mengerogoti Amerika Serikat juga berdampak belahan dunia lain termasuk negeri kita
tercinta, Indonesia. Bahkan dampaknya telah sampai ke pelosok- pelosok desa dan begitu
menghancurkan patron ekonomi desa. Seperti harga TBS (tandan buah segar) dan CPO
merosot tajam sampai nilai Rp.150/kg yang sebelumnya rata-rata diatas Rp.2000an/kg. dilain

pihak harga downstream product-nya sepert minyak goreng, margarine dan produk turunan
lainnya yang dikuasai pemodal besar relatif stabil dan bahkan cenderung naik.
Globalisasi memang multidimensi namun tampaknya globalisasi ekonomi lah yang
selalu menghegemoni di belahan dunia manapun. Dampaknya begitu terlihat nyata dan sangat
terasa. Koperasi merupakan salah satu bagian dari penyelenggara perekonomian yang kini
dihadapkan pada tantangan jangka panjang dunia yang semakin liberal dan kapitalsitik. Yang
harus dihadapi oleh koperasi tiada lain adalah raksasa-raksasa kapitalisme semacam
Mutinational dan Transnational Corporation (TNC’s /MNC’s) serta lembaga-lembaga
keuangan dan perdagangan dunia (International Monetery Fund(IMF), World Bank, World
Trade Organization(W T O )).
Globalisasi memang tak akan jauh dari dari arus kapitalisme dan liberalisasi. Adanya
globalisasi memperlihatkan pada dunia tentang kontradiksi dan ketimpangan yang begitu
5

mencolok yaitu yang kaya semakin kaya yang miskin terus menerus menjadi miskin dan
semakin miskin. Globalisasi memang menjadikan mayoritas masyarakat tak berpunya
didominasi oleh minoritas masyarakat berpunya. Pasar bebas (free market) sebagai topangan
hidup kepentingan dari kapitalisme mendikte segala bentuk kehidupan masyarakat, dan
termasuk dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Koperasi yang sejatinya terlahir pertama
kali di dunia dapat menjadi solusi terbaik.

Seperti yang kita ketahui bersama, terdapat perbedaan antara koperasi dunia dan
koperasi nasional, terutama pada sejarah dan asal-muasal berdirinya. Di negara maju seperti
Inggris, koperasi lahir sebagai gerakan untuk melawan ketidakadilan pasar. Dimana ide ini
dicetuskan pertama kali bertujuan untuk menolong kaum buruh dan petani mengatasi masalah
ekonomi dengan menggalang kekuatan sendiri melalui koperasi. Ide koperasi itu kemudian
menjalar ke negara-negara maju lainnya.
Selain itu, perundang-undangan yang mengatur koperasi di negara maju bermunculan
sebagai tuntutan masyarakat koperasi, untuk melindungi dirinya. Sedangkan pada negara
berkembang, koperasi dijadikan sebagai mitra negara yang turut membantu perbaikan roda
ekonomi dalam rangka meningkatkan kesejateraan rakyat Indonesia.
"Koperasi Bangkit untuk Kesejahteraan Rakyat", koperasi masih dan tetap penting di
era Globalisasi karena sejak era Presiden Soekarno hingga sekarang, setiap kelapa negara
selalu berusaha mensejahterakan rakyat Indonesia dan koperasi UKM punya andil besar
didalamnya. "Indonesia mempunyai sabuk pengaman pada saat krisis 1998 yang membuat
perkonomian negeri ini bisa tumbuh seperti sekarang ini yaitu koperasi dan UKM. Oleh
karena itu, koperasi dan UKM harus tumbuh dengan baik kedepan.
Tidak bisa dipungkiri kenyataannya pada koperasi Indonesia saat ini, belum begitu
efektif dalam mensosialisasikan dirinya ke khalayak umum secara menyeluruh, di semua
kalangan masyarakat. Padahal saat ini kita telah memasuki era globalisasi yang sedikit-banyak
memiliki pengaruh terhadap kondisi ekonomi di Indonesia.

Era globalisasi adalah pintu gerbang bagi semua negara-negara di dunia untuk
melakukan perdagangan bebas. Naik-turunnya perdagangan internasional berupa fluktuasi

6

ekspor dan impor akan turut mewarnai wajah perindustrian negeri, karena globalisasi bisa
berdampak postif dan juga negatif.
Jika barang impor terlampau menguasai pasar lokal / domestik, maka devisa negara
akan berkurang karena sama saja mematikan industri domestik. Sebaliknya, jika Indonesia
mampu mengembangkan diri dan terus belajar untuk menjadi lebih baik, koperasi nasional
sangat berpeluang besar dan mempunyai prospek cerah dalam hal ekspor, yang nantinya akan
menambah devisa negara dan menggairahkan produsen dalam negeri untuk terus berkarya.
Saat ini dunia perkoperasian di negara maju dan di negara berkembang memang
tengah menghadapi dinamika arus pasar global dan perdagangan bebas. Pengembangan
koperasi nasional pun seharusnya bisa bercermin pada koperasi kelas dunia. Kompetisi
modern memang tidak dapat dimenangkan sendirian. Karena itu, aliansi sangat dibutuhkan
untuk menjamin adanya sinergi kemasyarakatan. Bersaing atau berada di tengah-tengah
persaingan, merupakan perilaku normal dari badan usaha dalam merebut pangsa pasar.
Bekerja sama adalah perilaku luar biasa dari sebuah badan usaha yang mutakhir.
2.3 Dampak globalisasi melalui perdagangan bebas terhadap perkembangan koperasi

ditanah air
Globalisasi yang ditandai dengan adanya pergerakan barang, modal dan uang dengan
bebas dan perlakuan terhadap pelaku ekonomi sendiri dan asing sama, yang mana era
globalisasi ini masuk ke Indonesia salah satunya melalui perdagangan bebas. Untuk
menganalisis dampak dari globalisasi melalui perdagangan bebas terhadap perkembangan
koperasi ditanah air, maka koperasi perlu diklarifikasi kedalam tiga kelompok atas dasar jenis
kopersi yaitu : (1) kopersi Produsen, (2) Koperasi Konsumen, (3) Koperasi kredit.
Koperasi produsen terutama koperasi pertanian memang merupakan koperasi yang
paling kuat terkena pengaruh globalisai. Koperasi pertanian diseluruh belahan dunia ini
memang selama

ini menikmati proteksi dan berbagai bentuk subsidi serta dukungan

pemerintah. Dengan diadakannya pengaturan mengenai subsidi, tarif, dan akses pasar, maka
produksi barang yang dihasilkan oleh anggota koperasi tidak lagi dapat dinikmati
perlindungan sperti semula, dan harus dibuka untuk pasar impor dari Negara lain yang lebih
efisisen.
7

Untuk koperasi-koperasi yang menangani komoditi sebagai pengganti impor atau

ditutup dari persaingan impor jelas hal ini akan merupakan pukulan berat dan akan
menurunkan perannya di dalam percaturan pasar kecuali ada rasionalisasi produksi. Sementara
untuk koperasi yang menghasilkan barang pertanian untuk ekspor seperti minyak sawit, kopi,
dan rempah serta produksi pertanian dan perikanan maupun peternakan lainnya. jelas
globalisasi merupakan peluang emas. Berbagai kebebasan tersebut berarti Membuka peluang
pasar yang baru untuk peningkatan produksi dan usaha bagi kopersi yang bersangkutan.
Dalam konteks ini kopersi yang menanganai produksi pertanian, yang selama ini mendapat
kemudahan dan perlindungan pemerintah melalui proteksi harga dan pasar akan mengahdapi
masa-masa sulit. Koperasproduksi harus mengubah strategi kegiatannya, bahakan perlu
mereorganisir kembali supaya kompatibel dengan tantangan yang dihadapi. Untuk kopersai
produksi diluar pertanian memang cukup sulit dilihat dari arah pengaruh liberalisasi
perdangangan terhadapnya. Segala sesuatunua akan sangat tergantung diposisi segmen
kegiatan koperasi yang dibedakan dari para anggotanya. Industry kecil misalnya sebenarnya
pada saaat ini relative berhadapan dengan pasar yang lebih terbuka. Mereka terbiasa dengan
persaingan dunia luar untuk memenuhi permintaan ekspor maupun berhadapan dengan barang
pengganti yang impor. Namun, cara-cara kopersi juga dapat dikerjakan oleh perusahaan bukan
kopersi.
Secara umujm kopersi didunia kan menikmati manfaat dari adanyan arus globalisasi,
karena pada dasarnya globalisasi menciptakan perdagangan yang bebas yang akan selalu
membawa pada tingkat keseimbangan harga yang wajar serta efisien. Peniadaan hambatan
perdagangan akan memperlancar arus perdagangan dan terbukanya pilihan barang dari seluruh
pelosok penjuru dunia secara bebas. Dengan demikian konsumen akan menikmatiu kebebasan
untuk memenuhi hasrat konsumsinya secara optimal. Penongkatan konsumsi masayarakat
dunia akan mendorong peningkatan usaha kopersai yang bergerak di bidang konsumsi. Selain
itu, peniadan hambatan perdaganagn oleh pemerintah melalui peniadaan non tarif barier dan
penurunan tarif akan menyerahkan mekanisme seleksi wahana masyarakat untuk Melindungi
diri dari kemungkinan kerugian yang imbul akibat perdaganagan bebas.
Kegiatan koperasi kredit, baik secara teoritis maupun empiris terbukti mmpunyai kemampuan
untuk membangun segmentasi pasar yang kuat sebagai akibat struktur pasar keuangan yang
8

sangat tidak sempurna, terutama jika menyangkut masalh informasi. Bagi koperasi kredit
keterbukaan perdagangan dan aliran modal yang keluar masuk akan merupakan kehadiran
pesaing baru terhadap pasar keuangan, namun tetap tidak dapat menjangkau para anggota
koperasi. Apabila koperasi kredit mempunyai jaringan yang luas dan Menutup usahanya
hanya untuk pelayanan anggota saja, maka segmentsi ini akan sulit untuk ditembus pesaing
baru. Bagi kopersi-kopersi jredit dinegara berkembang, adanya globaliasi ekonomi dunia akan
merupakan peluang mengadakan kerjasama dengan koperasi kredit dinegara maju dalam
membangun sistem perkreditan melalui sistem perkreditan melalui kopersi koperasi kredit
atau simpan pinjam dimasa mendatang akan menjadi pilar kekuatan sekitar koperasi yang
perlu diikuti oleh dukungan lainnya seperti sistem pengawasan dan jaminan.
2.4 Masalah Dan Tantangan Koperasi
Tantangan yang dihadapi koperasi adalah sebagai berikut:
a) Akses terhadap informasi pasar dan teknologi masih relatif rendah
Khususnya dalam penerapan sistem administrasi dan keuangan yang masih tertinggal jauh
sehingga sulit bersaing dengan pengusaha lainnya. kurangnya pendidikan tentang
pemanfaatan teknologi dalam pemasaran maupun pengembangan koperasi dibidang lainnya,
akan menyebabkan koperasi sulit berkembang apalagi untuk bersaing dalam era globalisasi
saat ini.
b) Akses terhadap sumber permodalan masih rendah.
Berdasarkan pengamatan dan penelitian pada kenyataannya beberapa koperasi yang lebih
mengandalkan modal sendiri. Mereka cukup puas dengan modal yang dipupuk sendiri,
walaupun sebenarnya membuthukan tambahan modal dari pihak luar.
c) Kapasitas Sumber Daya Manusia masih rendah
Faktor budaya menjadi salah satu kendala rendahnya tingkat pendidikan formal masyarakat
juga tidak memberi kesepatan untuk terlalu banyak aktif dalam berorganisasi. Hal itu
menyebabkan mereka banyak yang menjadi tenga paruh waktu dala koperasi. Dengan
terbatasnya kapasitas sumberdaya manusia akan berpengaruh pula dalam akses informasi
9

pasar dan teknologi. Sehingga mengakibatkan koperasi kalah bersaing dengan pelaku usaha
yang lain.
d) Keberadaan koperasi belum cukup dikenal apalagi mengakar kalangan masyarakat.
Belum dikenalnya keberadaan koperasi dikalangan masyarakat merupakan masalah besar
yang menjadi salah satu penyebab sulitnya koperasi berkembang di indonesia, Berdasarkan
pengamatan terhadap beberapa kelompok masyarakat ternyata sebagian daripada mereka tidak
tahu akan keberadaan peran koperasi sebagai organisasi ekonomi yang dapat memberikan
bantuan dalam berbagai aspek perekonomian. Ada sebagian kelompok lain yang takut ikut
berorganisasi karena mereka menduga bahwa keikutsertaanya harus membayar sejumlah uang.
Dengan semakin berkembanganya perekonomian menuju kearah globalisasi ekonomi,
permasalahan yang timbul semakin kompleks, apabila koperasi tidak bisa mengelola
tantangan tersebut dengan baik maka akan timbul permasalahan sebagai berikut:
1. Hilangnya pasar produk ekspor kita karena kalah bersaing karena harga dan kualitas produk
kita kalah dibanding Negara lain di Asean
2. Semakin banyaknya produk impor di pasaran dalam negeri yang akan mematikan usaha di
Negara kita, contohnya saja Koperasi yang semakin harus dapat bersaing
3. Masuknya SDM dari Negara lain yang mungkin lebih berkualitas, yang akan menggusur
tenaga keja dalam negeri Dengan semakin tingginya peluang Koperasi yang semakin banyak
dan berjalan dengan baik di Indonesia.
2.5 Peluang koperasi dalam menghadapi globalisasi
1. Tingginya komitmen dan dukungan politik masyarakat, Pemerintah Daerah dan
Lembaga legistatif terhadap pembangunan ekonomi rakyat sebagai pelaku utama
datam perekonomian nasional dan domestik merupakan titik terang dalam
perkembangan koperasi saat ini.
2. Prospek kemajuan terbuka lebar karena krisis ekonomi yang telah pulih akibat krisis
berkepanjangan. Pemerintah perlu menciptakan kesadaran masyarakat untuk ikut
membangun perekonomian Indonesia melalui usaha kecil menengah dan koperasi

10

3. Stabilitas potitik dan keamanan yang relatif aman dan terjaga diharapkan dapat
meningkatkan daya beli dan keanekaragaman pola permintaan masyarakat.
4. Jumlah penduduk yang sangat besar, berarti pasar dalam negeri akan berkembang lebih
besar sehingga memberi peluang untuk menumbuhkan usaha nasional.
5. Pemerintah telah menetapkan arah pembangunan dengan penekanan pada pendidikan
yang diharapkan semakin Link and match dengan tantangan persaingan tenaga kerja
dan penciptaan wirausaha baru.
6. Globalisasi mendorong kerja sama regional dan internasional yang pada gilirannya
dapat dimanfaatkan untuk memperkuat kemampuan koperasi.
7. Pemanfaatan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memberi peluang
kepada koperasi untuk meningkatkan kinerjanya.Dengan perkembangan teknologi
informasi, layanan internet mudah diakses dimana-mana. Hal itu membuka peluang
bagi koperasi untuk mendapatkan informasi tentang peluang pasar. Juga bisa
dimanfaatkan unuk mempromosikan poduknya melalui internet.
2.6 Strategi yang Disiapkan Koperasi dalam Menghadapi Era Globalisasi
Pemberlakuan ACFTA Pada tahun 2015 lalu merupakan pengintegrasian secara
ekonomi 10 negara di ASEAN. Semua aturan mengenai investasi berlaku sama bagi 10 negara
ASEAN. Oleh karena itu, koperasi harus mempunyai strategi dalam menghadapi persaingan
global.
Pertama strategi pertumbuhan yang cepat. Penambahan jumlah karyawan maupun
unit bisnis sambil mempertahankan bauran produk dan jangkauan pasar. Tindakan yang
demikian itu akan mengubah ukuran koperasi daripada ruang lingkupnya.
Strategi kedua, yaitu, perubahan bauran produk. Bauran produk yang dirubah
senantiasa berdampak pada operasi koperasi di Indonesia juga strategi pemasaran dan strategi
penjualan dimana penambahan produk dapat dilakukan seperti dengan akuisisi.
Strategi ketiga, ialah perubahan jangkauan pasar. Fokus pasar dirubah pada bauran
produk yang sama sehingga menjamah pasar internasional atau jangkauan geografis meluas
dan menemukan konsumen sasaran yang baru.
Strategi keempat tidak lain repositioning. Repositioning bertujuan mengubah persepsi
konsumen dan atau calon konsumen akan koperasi.

11

Strategi yang kelima adalah diversifikasi. Diversifikasi dalam kenyataannya
mencakup juga penambahan produk dan perluasan pasar yang berhubungan dengan bisnis inti
maupun bukan bisnis inti.
Dan yang terakhir tidak lain strategi partnering. Kerjasama antara koperasi untuk
menciptakan suatu keunggulan bersaing.
2.7 Langkah-langkah Pembenahan Koperasi Untuk Menghadapi Era Globalisasi
Keistimewaan koperasi tidak dikenal adanya majikan dan buruh, serta tidak ada istilah
pemegang saham mayoritas. Semua anggota berposisi sama, dengan hak suara sama. Oleh
karena itu, apabila aktivitas produksi yang dilakukan koperasi ternyata dapat memberi laba
finansial, semua pihak akan turut menikmati laba tersebut.
Untuk mengembangkan koperasi banyak hal yang perlu dibenahi, baik keadaan
internal maupun eksternal. Di sisi internal, dalam tubuh koperasi masih banyak virus yang
merugikan. Yang paling berbahaya adalah penyalahgunaan koperasi sebagai wahana sosial
politik. Manuver koperasi pada akhirnya bukan ditujukan untuk kemajuan koperasi dan
kesejahteraan anggota, melainkan untuk keuntungan politis kelompok tertentu. Sebagai
contoh, mislanya KUD (Koprasi Unit Desa) diplesetkan menjadi "Ketua Untung Dulu",
tentunya menggambarkan yang diuntungkan koperasi adalah para elit pengurusnya (Indra
Ismawan, 2001). Parahnya lagi para pengurus koperasi kadangkala merangkap jabatan
birokratis, politis atau jabatan kemasyarakatan, sehingga terjadinya konflik peran. Konflik
yang berlatarbelakang non koperasi dapat terbawa kedalam lembaga koperasi, sehingga
mempengaruhi citra koperasi. Dari sisi eksternal, terdapat semacam ambiguitas pemerintah
dalam konteks pengembangan koperasi. Karena sumberdaya dan budidaya koperasi lebih di
alokasikan untuk menguraikan konflik-konflik sosial politik, maka agenda ekonomi kOnkret
tidak dapat diwujudkan. Koperasi jadi impoten, di mana fungsi sebagai wahana mobilisasi
tidak dan perjuangan perekonomian rakyat kecil tidak berjalan.
Jadi langkah pembenahan koperasi
1. Membenahi dan merestrukturisasi hambatan internal, dengan mengkikis habis segala
konflik yang ada. Untuk mengganti mentalitas pencarian rente yang oportunitis,
dibutuhkan upaya penumbuhkembangan etos dan mentalitas kewirausahaan para
pengurus dan angota koperasi. Selain itu dominasi pengurus yang berlebihan dan tidak
12

sesuai dengan proporsinya perlu dibatasi dengan adanya peraturan. Peraturan akan
memperkecil

adanya

penyimpangan-penyimpangan

dalam

koperasi,

sehingga

pemanfaatan koperasi untuk kepentingan pribadi, penyimpangan dalam hal
pengelolaan dana, maupun praktik;praktik KKN dapat dihindari
2. Pembenahan

manajerial.

Manajemen

koperasi

dimasa

datang

menghendaki

pengarahan fokus terhadap pasar, sistem pencatatan keuangan yang baik, serta
perencanaan arus kas dan kebutuhan modal mendatang.
3. Strategi integrasi keluar dan kedalam. Dalam integrasi ke luar, dibutuhkan kerjasama
terspesialisasi antar koperasi maupun kerjasama dengan para pelaku lainnya dengan
prinsip saling menguntungkan. Ke dalam, koperasi dituntut untuk menempatkan
anggotanya sebagai pelaku aktif dalam proses produksi dan distribusi dapat memenuhi
suarat-syarat penghematan biaya, pemanfaatan modal, spesialisasi, keorganisasian,
fleksibilitas dan pemekaran kesempatan kerhja. Menurut Indra Ismawan (2001), pada
gilirannya koperasi akan memadukan istilah the bigger is better dengan small is
beautiful.
4. Koperasi perlu mencontoh sistem Good Corporate Governance (GCG) seperti yang
telah diterapkan pada perusahaan-perusahaan yang berbadan hukum perseroan.
Implementasi GCG pada beberapa hal dapat pula diterapkan dalam koperasi. Untuk
itu sudah selayaknya Kementrian Koperasi dan UKM memperkenalkan suatu konsep
sistem GCG pada koperasi-koperasi agar terciptanya tata kelola koperasi yang lebih
baik.
5. Mengembangkan teknologi dan meningkatkan sumber daya manusia di koperasi.
Sebagai salah satu anggota dalam pasar bebas, tentunya koperasi harus berhadapan
dengan pesaing-pesaing usaha lainnya. Untuk dapat survive dalam pasar global,
kebutuhan akan informasi dan peningkatan sumber daya sangat diperlukan.
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
13

Melihat ciri-ciri globalisasi dimana penggerak barang, modal dan uang demikian bebas
dan perlakuan terhadap pelaku ekonomi sendiri dan asing sama, maka tidak ada lagi alasan
bagi suatu negara untuk tidak menidurkan para pelaku ekonomi yang tidak efisien dan
kompetitif. Begitupun dengan koperasi, pengaruh globalisasi yang sedemikian besar
hendaknya benar-benar diperhatikan keberadaanya dan segera ditangani dengan tepat.
Peluang koperasi untuk tetap berperan dalam percaturan perekonomian nasional dan
internasional terbuka lebar asalkan koperasi dapat memperbaiki diri menjadi salah satu pelaku
ekonomi yang kompetitif dibandingkan pelaku ekonomi lainnya. Tantangan untuk
pengembangan masa depan memang relatif berat, karena kalau tidak dilakukan
pemberdayaan, koperasi dapat tergusur dalam persaingan yang semakin intens dan
mengglobal.

14