Masyarakat Ekonomi ASEAN and Tantangan I

UAS Sosiologi Komunikasi Massa
Masyarakat Ekonomi ASEAN & Tantangan Industri Media Massa di Indonesia

Disusun Oleh:
Laras Sekar Seruni (1113051000021)

Kelas : Jurnalistik V-A

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2015 M / 1437

A. Apa dan bagaimana MEA
MEA atau Masyarakat Ekonomi ASEAN merupakan dobrakan bagi ASEAN dalam
‘membalap’ perekonomian Jepang dan Tiongkok. Tentu saja, MEA memiliki anggota dari
negara-negara ASEAN, antara lain Indonesia, Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam,
Thailand, Vietnam, Kamboja, Laos, Filipina, dan Myanmar. MEA adalah tempat dimana para
anggota ASEAN dapat memanfaatkan setiap sendi perekonomian yang tercakup dalam skala
ASEAN.
Tujuan dari MEA sendiri adalah untuk menunjukkan stabilitas sistem perekonomian di
negara-negara ASEAN. Bagaimana ketika barang buatan Indonesia, misalnya, dapat diekspor

dan dijual secara bebas di negara-negara ASEAN yang lain seperti Kamboja ataupun Brunei
Darussalam. Begitupun dengan barang buatan Malaysia akan lebih bebas masuk dan dijual di
Indonesia atau Laos.
Bukan hanya sistem perekonomian saja. Namun, penyerapan tenaga kerja pun menjadi
salah satu aspek yang diperhitungkan dalam MEA. Maka dari itu, menjadi hal yang sangat
krusial bagi tenaga kerja Indonesia agar dapat bersaing denga tenaga kerja dari negara-negara
ASEAN yang lain. Di sini dapat terlihat bagaimana kualitas tenaga kerja di Indonesia jika
dibandingkan dengan kulaitas tenaga kerja dari negara-negara ASEAN lainnya.
MEA sudah dicanangkan sejak KTT ASEAN di Bali pada Oktober 2003. Saat itu
dinyatakan bahwa Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) akan menjadi tujuan dari integrasi
ekonomi regional pada tahun 2020, ASEAN Security Community dan Komunitas Sosial-Budaya
ASEAN dua pilar yang tidak terpisahkan dari Komunitas ASEAN. Semua pihak diharapkan
untuk bekerja secara yang kuat dalam membangun Komunitas ASEAN pada tahun 2020.
Sedangkan, Masyarakat Ekonomi ASEAN atau ASEAN Economic Community dihasilkan oleh
KTT ke-12 ASEAN di Cebu, Filipina pada 13 Januari 2007.
MEA akan dibentuk sebagai kawasan ekonomi dengan tingkat kompetisi yang tinggi,
yang memerlukan suatu kebijakan yang meliputi competition policy, consumer protection,
Intellectual Property Rights (IPR),taxation, dan E-Commerce. Dengan demikian, dapat tercipta
iklim persaingan yang adil; terdapat perlindungan berupa sistem jaringan dari agen-agen
perlindungan konsumen; mencegah terjadinya pelanggaran hak cipta; menciptakan jaringan

transportasi yang efisien, aman, dan terintegrasi; menghilangkan sistem Double Taxation, dan;
meningkatkan perdagangan dengan media elektronik berbasis online. (Baskoro, 2015)

B. Apa Saja Tantangan Media Massa di Indonesia
Media Massa adalah hal yang sangat penting di tengah kemajuan dalam bermasyarakat,
tidak hanya di Indonesia, tapi juga di seluruh dunia. Pada hakikatnya, setiap orang membutuhkan
media massa untuk mendapatkan informasi yang kerap terjadi dalam hitungan detik. Media
massa di Indonesia akan menjadi bidikkan tersendiri di tengah Masyarakat Ekonomi ASEAN.
Maksudnya adalah, media massa di Indonesia akan diberlakukan secara lebih global dan dapat
dikonsumsi oleh negara-negara ASEAN.
Inilah yang akan menjadi tantangan media massa di Indonesia. Media massa di Indonesia
akan dihadapkan bagaimana ketika media tersebut tidak boleh ketinggalan informasi di tengah
kemajuan yang kian pesat yang akan terjadi di seluruh negara-negara yang tergabung dalam
MEA. Media massa di Indonesia harus dengan tangkas mendapatkan dan menyebarkan informasi
kepada khalayak tanpa didahului oleh media massa lain. Karena, tentu saja media massa kita
juga akan dikonsumsi oleh masyarakat lebih luas, yaitu masyarakat ASEAN.
Selain itu, masalah kepemilikkan saham di media juga bisa diperhitungkan.
Konglomerasi media di Indonesia bukan lagi hal yang bisa ditutup-tutupi. Indonesia hanya
memiliki segelintir nama yang menjadi pemegang atau pemiliki dari media. Ini menjadi
tantangan tersendiri bagi orang-orang yang merintis kepemilikan media agar dapat bersaing

dengan para konglomerat di negeri sendiri. belum lagi jika harus bersaing dengan para pemilik
media dari negara-negara anggota MEA yang lain.
Berikutnya adalah tantangan bagi para jurnalis baru. Tidak bisa dipungkiri bahwa ketika
MEA diberlakukan, sistem penyerapan ketenagakerjaan di Indonesia pun menjadi ‘bebas’.
Jurnalis muda dari Indonesia bisa saja melamar pekerjaan di media elektronik milik Thailand.
Sebaliknya, para jurnalis muda dari Brunei Darussalam tidak salah jika akan melamar pekerjaan
di media cetak milik Indonesia. Daya saing semakin ketat di tengah berlangsungnya arus MEA.
Di sini akan terlihat bagaimana kualitas para jurnalis baru ketika bersaing dengan jurnalisjurnalis asal negara-negara ASEAN yang lain. Pun menjadi tantangan yang sulit dari tiap-tiap
media dalam memutuskan, apakah masih mempertahankan aspek chauvinisme dengan
memprioritaskan jurnalis asal negeri sendiri, ataupun akan menerima jurnalis baru yang dilihat
dari kemampuan dan kapabilitas, terlepas berasal dari mana jurnalis baru tersebut.

C. Aku Harus Bagaimana
Dalam menghadapi MEA, tentu menjadi otomatis jika saya harus meningkatkan kualitas
saya dalam berbagai aspek. Yang paling utama adalah aspek pendidikan, dilanjutkan dnegan
aspek pengembangan skill, berbahasa, berwawasan luas, dan berinteraksi dengan orang lain.
Beberapa hal tersebut menjadi tolak ukur apakah individu dapat survive atau tidak dalam
menghadapi MEA.
Tidak dapat dipungkiri bahwa, lagi-lagi, persaingan akan lebih ketat dibanding
sebelumnya. Karena saya sudah dalam masa produktif ketika MEA berlangsung, secara sadar

pun saya akan semakin meningkatkan kualitas saya dari berbagai aspek tersebut. Bukan menjadi
hal yang mengejutkan jika selepas saya lulus kuliah nanti, saya akan dihadapi dengan persaingan
tingkat atas karena rival saya berasal dari berbagai negara.
Selain itu, mental yang kuat pun sangat diperlukan di sini. Ketika nanti saya dihadapkan
pada kenyataan bahwa saya harus pindah dari Indonesia karena diterima kerja di Singapura
sebagai jurnalis, misalnya, hal tersebut akan saya lakukan. Namun itu tidak terlepas dari jati diri
saya yang tetap memegang teguh Pancasila sebagai Warga Negara Indonesia. Bisa jadi secara
tersirat, saya pun ikut memajukan industri di Indonesia dengan saya bekerja di Singapura.
Dengan mental yang kuat inilah yang menjadi senjata utama saya, bagaimana saya bisa
melaksanakan hal tersebut.
Jika saya memegang keenam aspek diatas, saya yakin saya dapat menjadi individu yang
memiliki integritas yang tinggi dalam menghadapi MEA. Bukan hanya sebagai individu semata,
tapi juga individu yang dapat memajukan Indonesia lewat cara-cara yang strategis. Batas antara
Indonesia dan negara-negara lain pun tidak menjadi hambatan bagi saya. Karena di MEA,
peleburan dalam beberapa aspek semakin terlihat. Tergantung bagaimana individu tersebut dapat
memanfaatkan peranan dirinya masing-masing dalam meningkatkan kualitas diri dalam
menyambung hidup, berbangsa, dan bernegara.
Referensi:
-


Peluang, Tantangan, Dan Risiko Bagi Indonesia Dengan Adanya Masyarakat
Ekonomi Asean (Ditulis Oleh: Arya Baskoro [Associate Researcher])

-

www.asean.org

-

http://seputarpengertian.blogspot.co.id/2014/08/Pengertian-karakteristik-masyarakatekonomi-asean.html

-

http://nationalgeographic.co.id/berita/2014/12/pahami-masyarakat-ekonomi-aseanmea-2015

-

http://www.bbc.com/indonesia/berita_indonesia/2014/08/140826_pasar_tenaga_kerja
_aec


Dokumen yang terkait

ANALISIS DANA PIHAK KETIGA PADA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA PERIODE TRIWULAN I 2002 – TRIWULAN IV 2007

40 502 17

Analisis Komparasi Internet Financial Local Government Reporting Pada Website Resmi Kabupaten dan Kota di Jawa Timur The Comparison Analysis of Internet Financial Local Government Reporting on Official Website of Regency and City in East Java

19 819 7

FENOMENA INDUSTRI JASA (JASA SEKS) TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU SOSIAL ( Study Pada Masyarakat Gang Dolly Surabaya)

63 375 2

IMPROVING CLASS VIII C STUDENTS’ LISTENING COMPREHENSION ACHIEVEMENT BY USING STORYTELLING AT SMPN I MLANDINGAN SITUBONDO IN THE 2010/2011 ACADEMIC YEAR

8 135 12

Improving the Eighth Year Students' Tense Achievement and Active Participation by Giving Positive Reinforcement at SMPN 1 Silo in the 2013/2014 Academic Year

7 202 3

The Correlation between students vocabulary master and reading comprehension

16 145 49

Improping student's reading comprehension of descriptive text through textual teaching and learning (CTL)

8 140 133

The correlation between listening skill and pronunciation accuracy : a case study in the firt year of smk vocation higt school pupita bangsa ciputat school year 2005-2006

9 128 37

Peranan Hubungan Masyarakat (Humas) Mpr Ri Dalam Mensosialisasikan Empat Pilar Bangsa Tahun 2014

4 126 93

MENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA REALIA DI KELAS III SD NEGERI I MATARAM KECAMATAN GADINGREJO KABUPATEN TANGGAMUS TAHUN PELAJARAN 2011/2012

21 126 83