Contoh naskah main drama musikal

“sahabat melarat, kita bertindak”
-----------PEMERAN---------------Eka, Agna, Arni, Utami------------Rio, Odoy, Parmin-----------Teti---------Shinta, Nabila, Karina, Sabda----------------Andi, Yoga, Rendy, Hekal---------Seperti biasa, siswa-siswi SMPBetter menghabiskan waktunya dengan
berkumpul bersama teman2..
#NP::
Sinta, ibil, sabda, dan karina sedang melepas penatnya sehabis mengucek
soal soal MTK dengan bermain bola beklen permainan kesenangan mereka
#NP::disini senang disana senang
Geng eka datang,
Eka
: (melempar buku ke arah permainan mereka) heh!! Kamu kamu orang
kampung, yang bisanya mainin tuh bola kecil jangan so seneng-seneng gitulah.
Pergi2!! Ini wilayah kita!!
Tami : ngapain kalian teh maen rebut2 wilayah orang hah!! pergi pergi!!
Arni
: ga punya rasa malu mungkin mereka teeeh..!
Tami : huuuh awas awas!! (gerak tangan mengusir sinta, dkk)
(eka cs. Duduk santei di tempat usiran tadi lalu menghela napas)
Eka
: huuh .. buteklah butek MTK teh!!
Tami : waah eta pisan lah pokonamah-___(agna datang)
Arni

: taaah gening dataaang
Agna : tah tah tah .. sook ngkeun mana dolar naa
Eka
: ah sok iitungan da lah .. buru buru, bising kaburu ngabeledug yeeuh panas
otak ku soal MTK-___- (bari ngarebut minuman)
(eka cs. minum dengan nyantei)
#NP::
Arni
: eh eh eh,, itu liat (nunjuk ke arah rio cs.)
Eka cs. : (tercengang)
Agna : loh bukannya mereka teh satu gerombolan yaaa ??
Tami : eh nahaaa nyaaaa..
(rio cs. VS yoga cs.)
(eka cs. Sama sinta cs. Datang, ngeliatin mereka berantem)
Arni
: heh heh heh !! udah kalian teh jangan berantem atuuh
Rio
: cicinglaah masalah lalaki
Tami : da kita juga sebagai perempuan berhak tau atuh permasalahannya supaya
kalian teh ngga nyelesein masalah sampei berantem gini !! perempuan itu lebih

bijak !! ngerti !!
Sinta : iya eh udah atuh kalian teeh!!
Agna : kalian bubar ngga!! Bu teti udah nyamperin tuh
Rendy : biarinlah da mereka yang salah, ngarah mereka di hukum!!

Ibil
: kalianmah eh !! nanti kalian semua yang kena hukuman geura sook
Yoga : ya udah atulah perempuanmah sanah weh gausah ikut2an!!
Sabda : kamu mah dikasih tau teh yoga iih
(bu teti nyamperin mereka semua)
Butet : kalian semua!! Cepat kemari!! Berbaris semua!!
(yang perempuan mau duduk)
Butet : termasuk kalian yang perempuan!!
(semua kumpul)
Butet : adda masalah apa ini?
Parmin : itu bu, geng2nya si caleuy pada ngajak berantem
Rendi : cinglah!! Geng ente nu salah ogee.. nyalahkeun eh
Odoy : maneh taaah nusaralaah!!
Parmin : heeueuh taah!!
Butet : DIAAAAAAAAM!! Siapa yang nyuruh kalian saling tuduh menuduh gini!

Eka
: ga ada buuuu.. *eh maap yaa maapin buu
Butet : kamu eka, dan perempuan yang lain.. kenapa? kalian juga ikut berantem?
Karina : eh ngga buu..
Butet : terus ngapain kalian kesini?
Agna : bukannya tadi ibu nyuruh kita kesini??
Sinta : iyah buu, ibu yang nyuruh
Butet : oh euuh kalo begitu, silahkan kalian meninggalkan barisan
Eka cs. : euuh atuuuh
(eka cs. Akhirnya nyanyi, pake gitar yang di tinggalin andi waktu berantem)
#NP::
Butet : hey hey,, nyanyinya jauh jauh sanah..
Eka cs. : baik ibuuuu
#NP::guruku tercinta (sambil ninggalin tempat)
Dibalik eka cs. Yang asyik memainkan lagu2nya, dan rio cs. Yang sedang
dimarahi bu teti, sinta cs. Pun melanjutkan bermain permainan bola kecilnya
dengan senang
Sabda : eh ai tadi teh rio cs. Kenapa yaaa??
Sinta : gatau taaah
Ibil

: etaa meren pedah nanti orkes tea
Karina : emang kenpaa gituu??
Ibil
: kan itu buat orkes nanti bakalan ada tampilan dari merekaa nah mereka
teh bersaing cenah
Sabda : bersaing apanya?
Ibil
: duka atuuh
Karina : ai hekal manaa ?? asa ngga muncul2
Sabda : eh iya bener.. katanya dia teh sakit kan?
Karina : emang sakit apaaaa?
Sabda : duka atuuuuh
Sinta : ah udah sut, belum pasti.. ga usah di sebarin duluu istigfar aah
Nta cs. : astagfrullahaladzim
#NP::tasyiru_jagalah lisan
Disisi lain keadaan rio cs. Dan yoga cs. Yang tadinya dalam masa introgasi
bu teti, kini mereka sedang berunding bersama dan membicarakan tentang orkes
esok hari. Dan merekapun menyebar dan ternyata mereka menghampiri grup
grupnya cewe2 yang tadi ikut bergabung saat mereka berantem
Yoga : hey kaliaan!! Kalian benci kan sama geng itu ?? (nunjuk ke arah eka cs.)


Sabda : emang kenapaaa??
Andi : kita mau nawarin satu kerjasama sama kalian.
Sinta : eeeeets!! Kalian ga boleh gituuuu.. mereka kan masih sama sama temen
kitaa, ga boleh ada permusuhan antara kitaa
Rendi : kalo kamu gamau ikutan, pergi aja sanah
Sinta : gamauuu
Karina : udahlah sin, mungkin weh ini buat memperbaiki kesakithatian kita yang
selalu diacimaki sama eka cs.
Sinta : tapi aku gamau kaya gini caranyaaaa (sinta pergii, galaaauuu)
#NP::
Entah apa yang terjadi dengan perjanjian antara yoga cs. Dengan ibil cs.
Tanpa sinta. Disisi lain, rio cs. Pun melakukan hal yang sama yaitu melakukan
perjanjian melainkan dengan eka cs.
Saat merekapun berkumpul yaitu dalam keadaan rio cs. Feat. Eka cs. Vs.
Yoga cs. Feat ibil cs. dengan keganasannya masing-masing, daaaaan..
(semua grup mengeluarkan alat musiknya masing2 dan siap siap memainkannya)
#NP::
Vs.
#NP::

Eka
: sooook pan, bagusan juga yang kelompok kitaaaa!!
Ibil
: yang kita sebenernya lebih baguuus!!
Agna : apa maksudnya lebih bagus
Karina : seharusnya dikelompok kita kan adaaa hekaaal
Sabda : tapi daaaa.... (belum beres ngomong)
Yoga : (ngangkat satu tangannya nyatain memberi intruksi agar mereka berhenti
debat)
Tami : huuuuu
Odoy : udah udah heh! Kita serius disini, siapa yang lebih bisa jadi yang terbaik
buat nampilin performance terbaik
Eka cs. , ibil cs. : iya iyaaaaaa
Ternyata, saat yoga cs. Dan rio cs. Berunding kemarin adalah untuk
memperebutkan sebuah kursi untuk melangkah mengikuti lomba orkes tingkat SMP
yang bergengsi. Merekapun lakukan demikian karena mereka ingin membuat hekal
temannya itu bangga. Itulah salah satunya cara mereka menghibur hekal yang
sedang mengidap sebuah penyakit langka itu
Daaan .. disisi lain, sinta yang galau..
Sinta : jadi aku harus berteman sama siapaaa.. *ckckck

Hekal : hay
Sinta : emmm hay. Eh hekal, sudah lama kita ngga bertemu.. kemana ajaaa???
Kita semua kangen disiniiii
Hekal : jadi kalian belum terlalu banyak yang tau yaaa tentang aku???
Sinta : maksudnya ? hekal kenapaa ??
Hekal : emmm begitulaah
Sinta : kenapaaa ??
Hekal : emmm
Sinta : (?)
Hekal : beginiiii.. alasan aku tidak masuk2 sekolaaah dikarenakan, aku mengidap
sebuah penyakit, dimana penyakitku ini adalah penyakit yang masih sulit
ditemukan obatnya shingga aku harus selalu chek up ke dokter..
Sinta : emmmm chek up ngga harus tiap hari kan?

Hekal : memang, namun tempat itu jaaauh
Sinta : seberapa jauh?
Hekal : emmm...
Sinta : (motong bicara orang) emang sakitnya hekal seperti apaaa?
Hekal : aku tidak mempunyai keseimbangan tubuh. Dan dokterpun masih tidak
percaya dengan apa sebenarnya yang telah terjadi pada saya, dan sekarang pun ....

aku bukanlah lagi seorang pemain biola yang handal .. karena jari2ku tidak mampu
lagi memberikan tenaga untuk menggesek senar biola ini
Sinta : emmm (menundukan kepala)
#NP::
Setelah sinta menyadari, bahwa ada seseorang yang jauh lebih menderrita
disana. Kini sinta tidak merasa kesepian lagi yang disebabkan ditinggal ibil cs.
Karena kini sinta sadar bahwa ada hekal yang harus ditemaninya
(sambil #NP::
Saat ujian dimulai, hekal tak terdapat di ruangan ujiannya. Dan ternyata,
ada kabar dari keluarganya bahwa hekal masuk rumah sakit. Sinta sangat iingin
menengoknya. Namun, sinta tak dapat melakukan itu karena sinta tak mampu
untuk pergi ke singapur.
Dengan demikian, yoga cs. Harus kehilangan sang pemain biola banggaan
grupnya itu maka yoga cs. Pun berlatih sedemikian rupa baiknya agar orkes dapat
berjalan dengan baik walau tanpa sang pemain biola satu2nya itu
Pengumuman upacarapun dimulai...
Butet : sedikit pengumuman dari sekolah untuk kalian semua anak2 SMPBetter
yang ibu cintai, bahwa untuk menuju ajang orkes tingkat SMP di sekolah kita akan
di wakili oleh Rio cs. Tapi, tak lupa dengan yoga cs. Dikarenakan sekolah kita dapat
memberikan kesempatan kepada mereka yang telah berjuang sebaik mungkin

untuk menampilkan yang terbaik .. selamat kepada mereka yang akan maju ke
perlombaan tingkat interrnasional..
Semua pun turut bangga dengan apa yang telah rio cs. Dan yoga cs.
Lakukan.
Begitupun dengan rasa bangganya hekal pada teman2nya yang mau
mengorbankan memberikan persembahan terbaik yang sangat dibanggakan hekal
di saat umurnya terfonis mati karena penyakitnya.
Begitulah cara mereka semua memberikan persembahan untuk hekal
temannya yang sangat dihargai..
-------------------------The End (NP::

Anggi
Farizal

: Mimi ,
: Pipi

Bella

: Cantika


Rika

: Jeleka

Herda
Jepi

: Pangeran angin angin
: Sri
Cantika dan Jeleka

Di zaman dahulu ada sebuah kerajaan gAUL yang didalamnya hidup seorang raja dan
permaisurinya yang dipanggil mimi dan pipi. Mereka menpunyai dua anak, namun kedua
anaknya memiliki fisik yang berbeda. Si Sulung yang bernama Cantika mempunyai wajah yang
cantik dan eksotis. Sedangkan si Bungsu yang bernama Jeleka memiliki wajah yang buruk
rupa, tidak enak dipandang mata. Maka dari situlah kedua orangtua mereka lebih menyayangi
Cantika.
Jeleka


: (Datang dengan wajah penuh harapan) ”Pi, Mi, celana Jeleka udah

usang, banyak kutunya, gatal lagi kalo dipakai.”
Mimi

: ”Hah? Buat apa? Yang itu saja masih bisa dipakai. Ngapain beli lagi?

Toh, pake celana baru pun tetap saja wajahmu jelek.”
Pipi

: ”Udah lah Mi, jelek-jelek juga anak kita.”

Cantika datang dikawal oleh pengawalnya Sri
Sri

: (Berteriak) ”PUTRI datang!” ”Siapkan jalan!”

Cantika

: (Berjalan dengan angkuh, kepala mengadah keatas, tiba tiba

tersandung) ”Aduuuuh. Duuuuh duuuhhh. Kuku ku pataaaah.”
Semua
Pipi
Mimi

: (Tertawa)
: ”Kamu gag apa-apa anak ku?”
: ”Oh anak ku yang bagus&cantik besok kita ke salon aja langsung buat

meni pedi kuku yang patah nanti kalo ada apa apa bahaya , kalau kuku kamu jelek gimana ? .”
Pipi
Cantika

: ”Mimi lebay ah. ., ada apa nak kesini?”
: ”Ini lho Mi, Pi, bajuku ini udah jadul. Aku pengen baju yang lagi

ngetrend kayak Cinta laura , agnes monica .. Biyar Gahoool getoooh .”
Sri

: ”Iya baginda, masak cakep cakep bajunya jadul. Kan gag pas.”

Mimi

: ”Yaudah, ntar uangnya Mimi kirim ke rekeningmu.”

Cantika

: ”Ciyus ? ? miapa? ”

Mimi
Jeleka

: Ciyus deh ..
: ” Oh sungguh teganya dirimu teganya teganya teganya (sambil

bernyanyi). Pipi Mimi gag sayang sama akuuuuuu.”
Mimi
Jeleka
Cantika
Jeleka
Cantika
Pipi

: ”Benar ku menyayangimuuu tapi tak beginiii.” (bernyanyi juga)
: ”Tak begini bagaimana?”
: ”Kamu jelek nyadaar laaaah.”
: ”Emang knapa kalo aku jelek. Salahkah?”
: ”Salah bangett ..”
: ”Udah gag usah bahas itu lagi. Kalian semua anak Pipi dan mimi.”

Didalam kamar Jeleka merenung
Jeleka

: ”Apa sih salahku? Kenapa dari kecil Mimi Pipi Cuma sayang Cantika.

(bernyanyi : ‘’ INIKAH SURATAN HOOOOOO , YA NASIB MENGAPA JADI BEGINI ‘’ , Ah,
lebih baik aku Pergi saja. Daripada aku di sia-sia.” (dengan gaya yang lebay) (Sambil
membawa barangnya Jeleka pun pergi meninggalkan istana)
Pipi
Jeleka
Pipi

: ”Mau kemana kamu nak?”
: “Jeleka mau pergi Pi,”
: “Kenapa?”

Jeleka

: “Aku selalu di sia-sia kan, gag pernah disayang.”

Cantika

: (Datang tiba-tiba) ”Ya ampuuun , mau pergi ya . jangan sih jangan ,

jangan yaaa . Jangan Ditunda lagi maksudnya . CEPAT PERGI SANA .”
Sri

: “Udah bawa bekal Putri?“

Sri

: ”Pintu nya disebelah sana ya, belok kiri, nah situ.”

Jeleka
Pipi

: (langsung melangkah pergi)
: ”Jangan.....jangan”(menarik tangan Jeleka)

Mimi

: (menarik tangan Pipi) ”Biarin pi, anak durhaka itu pergi.”

Jeleka pergi. Di tengah-tengah perjalanan dia melihat seorang pria yang sedang kesakitan di
tengah hutan.
Pangeran angin-angin
Jeleka

: “aduuuuh, ah ahhh aduuuh.” (membelakangi Jeleka)
: kenapa?”

Pangeran angin-angin
Jeleka

: “kaki ku sakiiit. Huhuhu.”
: “MasyaAllah”

Pangeran angin-angin
Jeleka

: “Kenapa? kaget melihat lukaku?”
: “Bukan lukamu tapi mukamu.”

Pangeran angina-angin
Jeleka

: ”Oh iya ya, berarti kita sama-sama jelek. Tos yok!”

Pangeran angin-angin
Jeleka

: “Tos mulu ah. Lukaku gimana?”
: (meludah di tangannya) “Cuuuh,cuih.”

Pangeran angin-angin
Jeleka

: ”Bukannya mukamu juga jelek?”

: “Kamu ngapain?”
: “Udah diem dulu.” (mengusapkan kedua tangan nya tadi ke luka

Pangeran angin-angin).
Pangeran angin-angin
Jeleka
Pangeran angin-angin

: “Waaaah, sembuuuh, terimakasih. Nama anda siapa?”
: ”Namaku Jeleka. Kamu? Sedang apa kamu sendirian dihutan?”
: ”Namaku Pangeran Angin-angin. Aku diusir oleh kedua

orangtuaku. Mereka malu punya anak jelek. Maka dari itu mereka malu dan mengusir aku.”
Jeleka
Pangeran angin-agin

: ”Wah, nasib kita gag beda jauh. Jadian aja yuuug?”
: “Ayooog yooog.”

Hari demi hari pun mereka jalani. Mendaki gunung, melewati lembah, menyebrangi sungai
mereka lalui. Dan pada akhirnya mereka melihat gua yang berisi emas di dalam nya.
Jeleka
Pangeran angin-angin
Jeleka
Pangeran angin-angin
Jeleka

: ”Waw, silau men.”
: “Apa itu yank? Kog berkilau banget.”
: “Coba kita masuk yog yank.”
: “Yuuuk, capcus.”
: “Waaah, that’s hot emas semua.” (kagum)

Pangeran angin-angin
Jeleka

: “Hot juga. Indahnya.”
: ”Tempat ini sepertinya tidak berpenghuni. Bagaimana kalo kita tinggal

disini saja.”
Pangeran angin-angin
Jeleka

: “Jadi kita menetap disini? Ok braaai.”
: “Yoyoi.”

Dengan emas itu Jeleka membangun sebuah istana emas. Jeleka pun hidup bahagia bersama
dengan Pangeran angina-angin. Akhirnya semua orang mengetahui Jeleka menjadi kaya tidak
terkecuali Cantika.
Sementara itu di istana Raja terserang penyakit panu akut yang tidak dapat disembuhkan oleh
siapapun.
Pipi

: ”Mi, sekarang kita jatuh miskin untuk mengobati panu Pipi.”

Mimi

: ”Iya pi, kalo Mimi nikah lagi gimana?”

Pipi

: ”Apa? (menyanyi) buka hatimuuuu, bukalah sedikit untukkuuu...”

Mimi

: ”Hahaha, mimi Cuma asal ngomong doang kog pi.”

Pipi

: ”Alhamdulilah”

Dikamar Cantika
Cantika
Sri

: ”Hah, gimana nih, aku udah gag punya teman lagi.”
: ”Maksudnya PU?”

Cantika
Ayu
Cantika

: ”Pu?”
: ”Putri. Hehehe.”
: ”Mereka pada ninggalin aku gara-gara sekarang aku gag punya uang.

Bayangin coba kalo kalian jadi aku. Ha?!”
Sri
Cantika
Ayu
Sri
Cantika
Sri

: ”Gimana kalo putri datang ke si Jelek itu si JELEKA ituuloh ?”
: ”Ngapain?”
: ”Ngapain?” (bertanya ke arah Sri)
: ”Ya buat ngrebut kekayaaan nya lah. Gimana?”
: ”Ha? Bener juga ya. Tapi apa dia mau nerima aku lagi.”
: ”Gini, kita kesana minta maaf. Lalu kita baik-baikin dulu, setelah dia lengah

baru kita beraksi.”
Cantika
Sri

: ”Wah, ide yang brilian.”
: ”Yoii.”

Lalu Cantika dan pengawalnya menuju kamar raja

Cantika

: ”Aku mau pergi, gag tahan jadi orang miskin.”

Pipi

: ”Ya Allah, kamu tega dengan kita.”

Cantika

: ”IDL ah, kalo disini trus aku ketularan sama pipi.”

Pipi

: (garuk-garuk). ”Lihat aku disini, kau lukai hati dan perasaan

ini,hingga....”
Cantika

: ”Halah, nyanyi aja bisanya, duit gag pernah ngasih.

Wasalamualaikum, ayo bul, al. Pergiii.”
Sri

: ”siaaap.”

Akhirnya mereke pergi menemui Jeleka
Cantika

: ”Adikuuu, kangen deh ama kamyu.”

Jeleka

: ”Aku juga kangen kalian. Kenapa kakak kesini? Bagaimana keadaan

Mimi Pipi?”
Cantika

: ”Ah pusing, kita melarat. Pipi panuan lagi. Mana Tahan?!”

Sri

: “Betul betul betul.“

Pangeran angin-angin

: “Mau dibikinin kopi?“

Cantika

: “Itu babu Loh?!“

Jeleka

: “Bukan, dia kekasih ku yang paling aku sayang. Iya kan yank?“

Pangeran angin-angin
Sri

: “Iya, kita saling mencintai satu sama lain.“

: “Jelek sama jelek.“

Cantika

: “Diam! Inget misi kita.“

Jeleka

: “Kalo kalian mau, kalian boleh tinggal disini kog.“

Setelah beberapa minggu tinggal bersama, niatan jahat pun muncul.
Cantika

: Hey Sri !!! gimana ? apa rencana selanjutnya ?

Sri

: Bunuh saja si pangeran buruk rupa itu , agar kita bisa menguasai

semuanya..
Cantika

: Baiklah .. aku setuju !

Lalu tidak lama kemudian
Cantika

: (berlari mengejar Jeleka sambil membawa pisau) ”aku akan

membunuhmu. Huahahahaha.”
Pangeran angin-angin
Sri
Sri

: ”Tidaaak!”

: (memegangi Pangeran angin-angin)
: “Sudahlah, diam saja bentar lagi kekasihmu mati.”

Pada saat ingin menusuk Jeleka, Cantika terpeleset dan jatuh hingga pisau yang dibawanya
menusuk dadanya sendiri.
Cantika

: (dengan nafas tersengal-sengal) “Argh, sial, kutukupret. Tunggu aku

di surga.“
Sri

: (melepas pegangan nya dari Pangeran angin-angin) “Putri Cantikaaaaaa !“

( menangis)
Pangeran angin&Jeleka
Jeleka

: “inalilahi wa inalilahi roji’uun.“

: “Ayo kita ke istana mimi pipi untuk menyembuhkan panu pipi.“(menarik

tangan Pangeran angin-angin)
Sri

: “Bolehkah aku ikud kepadamu tuan?

Pangeran angin-angin

: “Baik lah.“

Di tengah tengah perjalanan menuju istana pipi
Pangeran angin-angin

: ”Wah, tanaman apa itu? mengapa sinarnya indah sekali,

menyilaukan mata.”
Sri

: ”Wah, mungkin berlian.”

Jeleka

: “Ya, sudah kita bawa saja ke istana. Mungkin itu obat panu buat pipi,”

Sesampainya di istana
Pipi

: ”anak ku, kamu pulang juga.”

Mimi

: ”Buat apa kamu kesini lagi? Sudah dapat babu baru mau pamer?

(menoleh ke arah Pangeran angin-angin)
Pangeran angin-angin
Jeleka

: ”maaf, saya adalah kekasihnya, bukan babu.”
: ”Kami kesini ingin pipi cepat sembuh, ini aku bawakan tanaman obat

khusus buat panu pipi.”
Sri

`

Mimi

: ”betul baginda.”
: ” Awas ya kalau kamu berani macam macam . Dicoba dulu lah pi,

mungkin panu mu bisa ilang.”
Pipi

: (mengoleskan tanaman itu ke tubuhnya, langsung sembuh) ”wah, aku

tampan lagi. Hahaha.”
Semua

: ”Alhamdulilah”

Mimi

: ”Terimakasih anakku, meskipun kamu jelek kamu ternyata berhati

baik. Tidak seperti Mimimu ini. Maafkanlah nak.”
Jeleka

: (memeluk sang pipi) ”aku terharu pi.”

Akhirnya mereka semua berkumpul menjadi keluarga yang sakinah, mawadah dan warohmah
Amanat : Jangan selalu membeda-bedakan seseorang hanya dari penampilan saja ,
karna penampilan tidak menjamin sikap dan perilaku dari orang itu sendiri

Naskah Drama Musikal : Your Beliefs Become
Your Destiny
Posted on 19 September 2013 by Muhammad Arif

S
tandard
Karya : Muhammad Arif Ali Wasi
Pemeran :
1. Pemuda
2. Wanita
3. Ayah
4. Babu1
5. Babu2
6. Pembaca Puisi
7. Penyanyi putra dan Putri
8. Di dukung pemeran figuran dan penari latar, serta musisi panggung.
Pembukaan :
(Lagu “Mengejar Matahari”, dengan musik gendang, suling, piano, dll di kolaborasi. Lagu diiringi dengan tarian dan dua penyanyi
yang terdiri dari 1 putra dan 1 putri. Selesai, masuk ke puisi dengan diiringi relaxing piano music. Panggung hanya ada sebuah
bangku memanjang dan terdapat satu orang yang duduk terpaku dengan secarik kertas dan pulpen yang dipegangnya. Ia terlihat
sangat ambisius dengan kertas yang dipegangnya. Sedangkan banyak orang yang berlalu lalang di hadapannya. Ada sang penjual,
pengemis, anak kecil menangis, anak-anak bermain. Panggung dijadikan suasana hidup
Pembacaan puisi menjadi pusat sentral di tengah panggung, menceritakan kehidupan desa yang aman, damai, sejahtera, dan sang
puisi menunjukan seorang anak muda yang duduk ambisius dengan secarik kertas. Anak muda itu sedang merancang masa depan,
dengan membuat cita-cita yang ia tuliskan di selembar kertas itu. Pembacaan puisi selesai)*
Seorang wanita berpenampilan anggun melewati depan pemuda itu, semua mata laki-laki yang di dalam panggung itu melihat
dirinya (ada istrinya yang sentil kuping suaminya yang menatap wanita lewat tersebut) kecuali dengan pemuda yang dari tadi
ambisius dengan kertasnya. Wanita itu heran dengan pemuda, kenapa semua pria melihat dirinya tetapi hanya pemuda itu yang tak
tertarik. Sang wanita mendekati pemuda tersebut, dengan mengibaskan rok panjangnya ketika berjalan, dll bertujuan untuk mencari
perhatian. Efek musik jail. Belum berhasil, akhirnya wanita itu berhenti dan berada di sampingnya dengan mengeluarkan suara
batuk pelan, tidak berhasil suara batuk medium, tidak berhasil, dan akhirnya suara batuk keras, berhasil. Pemuda itu melihat wanita
yang berada di samping dengan heran, wanita itu salah tingkah dan tebar pesona.)
W

: “Apa yang sedang kamu perbuat wahai pemuda yang belum ku ketahui namanya.” (tersipu malu)

P

: “Bukankah kamu putri seorang pemimpin di desa ini?”

W

: “Iya, kamu kok tau?”

P
: “Siapa yang tidak mengenal dirimu? Kau seorang wanita baik dan pintar dari anak seorang pemimpin di desa ini, Banyak
orang yang menyukaimu, teman-temanku juga. Kau bahkan berpendidikan tinggi dibanding kami. Pantaslah jika semua orang
mengagumimu?”
Wanita itu tak bisa berkata apa-apa ia terharu bahagia dan sangat senang dipuji oleh pemuda itu.
W

: “Jadi, apakah kamu juga mengagumiku?”

P

: “Jelas.” (Wanita itu tersipu malu). “Jelas tidak. Aku sudah memiliki seorang kekasih idaman hati.”

Dari muka yang tersipu malu, wanita itu kaget setengah mati. Seakan-akan cintanya ditolak mentah-mentah.
P

: (pemuda heran dengan perilaku wanita tersebut) “Kamu kenapa?”

W

: “Oh. Gak pa-pa. Oh ya, saya perhatikan daritadi kamu duduk disini terus? Apa yang kamu perbuat?

P
: “Oh ini.” (ia menunjukan lembaran kertas) “Aku sedang merancang masa depan, aku ukir di lembaran ini dan akan
kupajang di tempat yang selalu aku melihatnya. Aku yakin, akan menimbulkan suatu semangat di setiap usahaku untuk meraih itu
semua.
Wanita itu melihat lembaran kertas dengan mengambilnya tiba-tiba dari tangan pemuda itu, pemuda itu sedikit tidak ikhlas saat
diambil kertasnya.
W
: “Target semester ini, mengumpulkan uang sebanyak mungkin. Target semester depan masuk sekolah menyelesaikan
semester akhir di SMA yang sempat berhenti dan lulus SMA. Target selanjutnya masuk Sekolah Tinggi Sandi Negara. (kertas
diambil dari tangan wanita oleh pemuda) Kamu bermimpi?”
P

: “Iya, ada yang salah?”

W

: “Saranku, berpikirlah realitas dan lakukanlah yang terbaik hari ini. Cukup.”

P
: (diiringi piano, lagi Nidji-Laskar Pelangi) “Mimpi adalah kunci, untuk kita menaklukan dunia. Berlarilah, tanpa lelah
sampai engkau meraihnya.”
(Suara drum masuk, lanjut lagu Laskar pelangi diiringi musik dan penari yang membuat suasana panggung hidup. Saat lagu
berlanjut dilanjutkan dengan membuat setting baru dan persiapan scane baru. Setting sebuah ruangan pemimpin desa atau
ayahnya W. Terdapat pot bunga, meja kantor, kursi pejabat, ruang tamu dengan meja bagus serta kursi sofa.)
Musik berganti dengan intro lagu Bento-Iwan Fals. Di dalam panggung terdapat sang Ayah dengan baju Jas dan dua orang
pembantu laki-laki (Babu1) dan perempuan (Babu2) yang sedang merapihkan ruangan ayah dan ruang tamu dalam satu panggung.
Ayah : “Namaku Bento (ganti nama asli) rumahku mewah. Mobilku banyak, istripun banyak. Orang memanggilku, pemimpin
hebat. Tokoh yang terhormat, hormat semuanya. Asik!
Si wanita atau sang anak ayah masuk ruangan ayah dengan merenung. Ayahnya bingung dan menghampiri wanita itu yang
terduduk lesu di ruang tamu.
Ayah

: “Kamu kenapa anakku? Kok murung entar dipatok burung, loh.”

Babu1 : (langsung nyahut) “Ih tuan, pikirannya.”
Ayah

: “Sstt! Coba kamu ceritakan sama Papa. Papa akan mengabulkan semua permintaanmu tanpa terkecuali.”

Babu1 : “Kayak jin-nya Aladin aja, Tuan.” (nyeletuk)
Ayah melirik tajam ke Babu1 tanpa bersuara, si Babu1 mangut dan mengerjakan pekerjaan rumah kembali.
Wanita : “Ayah, aku sedang jatuh cinta Ayah. Tetapi sayangnya pria itu sudah punya wanita lain. Ayah pernah merasakan jatuh
cinta?” (tanya dengan lugu)
Babu1 : “YA IYALAH, ISTRINYA BUANYAK. Setiap waktu, pasti jatuh cinta. Ups.” (Langsung diam, dan dengan tampang tak
berdosa kembali ke aktifitasnya)
Ayahnya langsung melihat tajam ke arah Babu1, setelahnya mau bicara dengan si wanita tetapi disela oleh wanita.
Wanita : “Oh iya-ya.”
Ayah

: “Kamu sedang jatuh cinta dengan putra dari keluarga terpandang yang mana, anakku? Papah pasti mengizinkanmu.

Wanita : “Bukan, bukan Ayah. Aku sedang jatuh cinta dengan pemuda desa. Ia pemuda yang baik hati, teguh, kuat, dan mempunyai
mimpi yang hebat.”
Ayah diam tanpa ekspresi, kemudian Babu2 (perempuan) datang membawakan cangkir berisi air untuk Ayah dan wanita tersebut.
Kemudian pergi. Si Ayah yang tanpa ekspresi, minum air tersebut.

Ayah : “APAAA?!!!!!!” (memuncratkan air di dalam mulutnya, seketika wanita kabur dari kursinya dan si Babu1 kaget langsung
menghentikan aktifitasnya)
Wanita : (sambil berdiri, shock lihat ayahnya kaget) “Kenapa papah?”
Ayah

: “Kamu bisa jatuh cinta dengan pemuda desa yang tidak berpendidikan? Apa kata pejabat?” (logat Apa Kata dunia)

Wanita : “Iya Ayah, aku sudah mantap, jika harus menikahinya walau umur kita masih remaja.”
Babu1 yang berada dekat dengan wanita maju mendekatinya.
Babu1 : “Saya siap nyonya.” (tawar dengan pesona)
Wanita jijik dengan babu1. Ayah mendekati wanita dan mendorong jauh si babu1 ke belakang.
Ayah : “Anakku, kita dari keluarga yang terpandang. Bisakah kamu mencari jodoh dari keluarga yang terpandang juga? Yang
selevel gitu?”
Wanita : “Dia istimewa, dia mempesona, semuanya jadi indah, Bila didekatnya.” (pakai nada diiringi piano)
Ayah : “Baiklah, jika itu maumu. Coba kamu bawakan pemuda itu ke hadapan papah.”
(suara petir dan musik tegangpun berbunyi. Wanita tersebut pergi mencari pemuda, panggung remang terlihat hanya aktifitas si
ayah yang tidak tenang menunggu kehadiran putrinya dan pemuda yang akan dibawanya. Di dalam panggung hanya ada Ayah
yang galau dikursinya, dan Babu1 yang masih merapikan ruangan.)
Si wanita datang membawa pemuda, lampu kembali terang. Si Ayah beranjak berdiri dari kursi pejabatnya lalu menghampiri wanita
dan pemuda di tengah panggung.
Wanita : “Papah, inilah pemuda yang kumaksud.”
Ayah

: “Sepatu robek, celana kumuh, baju serampangan, rambut sedikit botak, ini levelmu wahai anakku? Oh Em Ji.

Wanita : “Papah, jangan melihat dari penampilan luarnya. Lihatlah dari dalamnya!” (merengek)
Babu1 : “IH WAW!!!”
Ayah

: “Apa kamu bilang? Kamu suruh papa menilai dalamnya?” (kaget dan mengernyitkan muka)

Babu1 : “hem, tuan. Mungkin maksudnya kepribadian pemuda itu.”
Ayah

: (kembali menjaga wibawa) “ Oh, itu.”

Wanita : “Iya Papah. Tolong beri ia harapan.”
Si Pemuda masih terdiam bingung melihat apa yang ada di hadapannya.
Ayah

: “Baiklah, kalian duduk dulu.”

Si wanita mengajak pemuda duduk di ruang tamu. Sedangkan Ayah bingung mondar-mandir di depan kursi.
Ayah

: “Inem! Tolong bawakan minum buat tamu ini.” (meneriaki samping panggung)

Ayah beranjak duduk di bangku ruang tamu.
Ayah

: “Jadi wahai pemuda, apa motivasimu menyukai anakku?” (tanya serius oleh Ayah)

P
: “Heh? (salah tingkah, menjaga sikap) Maaf, Pak. Sepertinya Bapak salah paham, coba tolong kamu jelaskan kepada
bapakmu.” (meminta si wanita)

W

: “Iya Papah, kami saling menyukai tolong restui kami.” (pegang tangan si pemuda)

P
: “Wus ngawur kamu. Bukannya kamu ngajak saya, karena kamu menawarkan pendidikan gratis untuk saya lulus SMA?
Kok jadi gini?”
W

: “Jika kamu menerima aku, kamu akan sekolah gratis hingga kamu jadi orang. Papah sanggup biayai kamu.”

Ayah kaget, mau bicara tapi disela sama pembicaraan selanjutnya.
P
: (berdiri) “Hei, ingat yah. Saya tidak akan menggapai mimpi dengan menghalalkan berbagai cara. Ngapain saya harus
berbuat yang tak wajar untuk menggapai tujuan saya.”
W
: (berdiri) ”Yang kamu butuhkan sekarang hanya uang untuk biaya sekolah kan? Masa Cuma gini saja, gak mau! Sok suci
kamu!”
P
: “Ungkapanmu itu sama saja, menghalalkan mencuri untuk kekayaanmu. Atau sama saja, membodohi semua orang
untuk mendapatkan sanapati cendikia! Huh.
Ayah

: “Cukup, kenapa kalian jadi bertengkar!”

W & P : “Berisik!”
Ayah kaget dengan berekspresi ketakutan tetapi terlihat lucu. Babu2 masuk ke dalam panggung memecah kesunyian dengan
membawakan rantang berisi teko air, dan gelas. Si Pemuda terdiam melihat Babu2, Babu2 tidak menyadari pemuda
memandanginya. Yang Babu2 perbuat hanya menunduk dan membawakan rantang itu serta membereskannya di atas meja ruang
tamu. Si Wanita melihat pemuda yang sedang menatap babu2, si wanita itu ikut-ikutan melihat babu2. Dan si Ayah heran melihat
pemuda dan wanita yang saling bertatapan melihat si Babu2.
P

: “Inem?”

Inem melihat pemuda dan kaget.
Ayah
W

: “Pemuda, kamu kenal wanita bisu itu?”
: “Jangan-jangan….”

P
: (menarik tangan Inem ke ujung panggung) “Inem, abang dan keluarga abang semua mencarimu, ternyata kamu ada di
rumah ini. Kenapa kamu tidak pamit dulu sama kami. Sekarang kamu ikut abang pulang, yah.” (menarik keluar panggung)
Ayah : “Hei, jangan sembarangan kamu! Si Inem sudah saya kontrak sebagai pembantu saya selama satu tahun. Kalau kamu
ajak dia pergi otomatis gaji selama ia bekerja tidak akan kubayar.”
W

: “Kamu lebih memilih dia daripada aku?” (ekspresi lebay)

Babu1 : “Tenang neng, masih ada abang disini.” (nyeleneh)
W

: “DIAM KAMU!”

Babu1 kaget langsung manut beres-beres lagi.
P

: “Kamu mau ikut abang pulang?”

W

: “Percuma nanya sama orang bisu.”

P

: “Kalau iya, kamu anggukan kepala.” (bicara dengan Inem)

Si Inem menggelengkan kepala.

P
: “Inem, percaya sama abang. Abang akan berusaha keras untuk Inem dan keluarga abang. Untuk cari uang, buat abang
sekolah sampai lulus, tembus kuliah di STSN, dan punya penghasilan lebih buat Inem dan keluarga. Abang yakin. Jika sekarang
pilihan Inem untuk bekerja, abang harap Inem jangan memaksakan diri.
Satu persatu lampu gelap, diiringi musik syahdu setelah dialog akhir pemuda. Panggung di setting polos dengan ditutupi selimut
hitam. Lilin yang mengitari panggung dinyalakan dan hanya lampu kuning yang menyala.
Slide Show di proyektor.

Inem adalah seorang gadis bisu yatim piatu yang diasuh oleh keluarga sang pemuda desa. Seiring dengan berjalannya waktu, Inem
merasa menjadi beban keluarga sang pemuda, hingga membuat pemuda tersebut putus sekolah. Ia merasa bersalah dan akhirnya
memilih bekerja sebagai pembantu di rumah sang pemimpin desa tanpa izin dari pemuda dan keluarganya.
Setelah bertemunya dua insan tersebut, sang pemuda perlahan-lahan meraih impiannnya yang ia ukir di selembar kertas.
Yaitu…
Bekerja untuk biaya sekolah
Ia akhirnya bekerja sebagai penjaga toko baju di pasar, serta diluar itu ia menawarkan jasa angkutan barang di pasar.
Penghasilannyapun terbilang cukup, ia tabung untuk biaya sekolah selama satu semester kedepan. Dan akhirnya semester
selanjutnya ia berhasil masuk sekolah dan menyelesaikan pendidikan SMA nya. Dapat diambil satu hikmah, mimpi itu butuh
perjuangan.
Masuk Sekolah Tinggi Sandi Negara
Banyak orang yang membicarakan Sekolah Tinggi Sandi Negara adalah sekolah gratis dalam biaya hidup dan kuliah. Bahkan
lulusannya terbilang memiliki penghasilan yang lebih dari cukup. Itu menjadi semangat juang bagi sang pemuda untuk melanjutkan
pendidikannya, dengan biaya gratis.
Lihatlah pendidikan di luar sana, biaya masuk hingga puluhan juta, Biaya per semester, Biaya Makan, Biaya tempat tinggal, Biaya
ini dan itu. Masih kurang bersyukurkah orang yang menempuh kuliah di STSN?
Ya, inilah motivasi sang pemuda untuk masuk ke sekolah tersebut.
Mempelajari dan mendalami ilmu kriptografi, mengabdi kepada nusa dan bangsa, bla.. bla.. bla..
Bukan itu tujuan utama, melainkan…
Meringankan beban keluarga.
Munafikkah? Tidak! Ingat tujuan sesungguhnya sekolah di STSN.
Lihatlah takdir yang berjalan, semua akan indah pada waktunya. Jika kalian punya tujuan yang suci.
(Setting baru dengan panggung kosong dan slide pemandangan pedesaan. Di tengah panggung sudah berdiri sang pemuda
dengan seragam STSN. Intro lagu Bintang yang bersinar-Debo mulai. Suasana desa kembali tergambarkan)
: “Aku pernah bermimpi, menjadi bintang yang paling bersinar, ku tak menyangka ini tejadi
Kegagalan yang pernah ku alami, menjadikanku semakin kuat, aku bersyukur jadi seperti ini
Kebahagiaan ini janganlah cepat berlalu, karna tak mudah untuk menggapainya, ku berjanji akan menjaga semua
Terimakasih Tuhan, atas sgala anugrah yang Kau beri kepadaku. Semoga ‘kan tetap abadi”
Monolog oleh sang pemuda, diiringi musik Tanah air dengan tempo yang diperlambat.
P

P
: “Hidup tanpa impian serta tujuan, bagai mayat yang berjalan tanpa ada maksud. Dengan mimpi, dapat mengubah
kemiskinan menjadi kekayaan. Berawal dari mimpi, mengubahku dari pemuda desa, menjadi seorang gagah yang mengabdi pada
negara. (menunjukan baju STSN yang dikenakan) Dari sebuah mimpi, dapat mengubah kesulitan menjadi kemudahan.
Mahatma Gandhi said

Your Beliefs Become Your Thouhts
Your Thoughts Become Your Words
Your Words Become Your Actions
Your Actions Become Your Values
Your Values Become Your Destiny (tampilkan di slide)
Keyakinanmu akan menjadi pikiranmu..
Pikiranmu akan menjadi perkataanmu…
Perkataanmu akan menjadi tindakanmu…
Tindakanmu akan menjadi nilai dirimu…
Nilaimu akan menjadi takdirmu…

Ya, dari sebuah kepercayaan akan menggapai kita ke dalam sebuah tujuan melalui rangkaian perjalanan hidup.”
Musik Indonesia Jaya mulai, penyanyi si pemuda dan semua yang ada di panggung. Saling berpegang tangan dengan penyanyi
tunggal putra dan putri.

AKU INGIN SEKOLAH

ü
ü
ü
ü
ü
ü
ü
ü
ü
ü
ü
ü
ü
ü
ü
ü
ü
ü
ü
ü

Kisah ini menceritakan seorang kakak yang berjuang keras untuk
menyekolahkan adik perempuannya. Namun tanpa sepengetahuan sang kakak,
sang ibu telah menjodohkan adik perempuannya dengan salah satu bos di daerah
itu. Sang kakak yang mengetahui hal itu tidak rela jika melihat adiknya kehilangan
mimpi-mimpinya.Sang adik yang setiap pulang sekolah menjual Koran pada suatu
hari bertemu dengan seseorang wanita separuh baya dengan pakaian yang mewah
dan didampingi dengan pria tampan.
Melihat anak perempuan cantik yang menjual Koran untuk biaya
sekolah, wanita itu pun memungut adik kecil itu untuk mendapat pendidikan dan
kehidupan yang layak.Namun, sang ibu yang marah karena mengetahui hal ini
tidak bisa menahan amarahnya. Oleh karena itu,sang kakak yang
inginmewujudkan mimpi adiknya itu rela menggantikan posisi adiknya untuk di
nikahkan dengan Bos di daerah itu.
Apakah yang terjadi jika sang adik mengetahui hal tersebut? Jalan
manakah yang akan di pilih adik kecil itu?
Keluarga Dian : Dian, kak Prita, Ibu Wulan (jahat)
Tetangga : Ibu Ambar ( Jahat )
Preman : Asep Barong ( juragan daerah jahat ), anak buah Baron.
Teman dian : ajeng, Wulan, Wulan, arif
Keluarga kaya : ibu mawar, Malik, pacar malik Maya
Guru : Ibu Komala.
Para Pemain ::
Gani Dwi Satria Setiyatwan
: Asep Barong
Ravely Ody saputra M.
: Baron Setiadji
Terbit Arif Maali
: Arif Syahputra
Fahmi Muhammad Alwi
: Malik Prasetyo
Hilda Nurul Gustina
: Prita saraswati
Rahmaniar
: Ajeng Rahmawaty
Indah Nafidah hayati
: Ayu Ramadhani
Popon Komala
: Dian Larasati
Auliya rahmah F.
: Ibu Mawar
Dwi Sarah fauziyah
: Ibu Komala
Nisa aulia Nurhasanah
: Ibu Wulan
Annisa Puja Lestari
: Maya Clarysca
Intan Widia santika
: Nia Azhary
Zhea Rapika Mulyana
: Ibu Ambar

AKU INGIN SEKOLAH
(Theme song Ari Laso; mengejar matahari. Para pemain masuk, mengenalkan diri)
( pentas di setting terminal, Dian dan Prita berjualan Koran.) (pemain berkeliling
di sekitar panggung dan penonton dengan pakaian yang kurang layak.)
Dian : Koran, Koran 3x.
Prita : berita hangat, berita hangat 3x.
( mereka pun duduk karena kelelahan)
Prita : minum dulu de..
Dian : terima kasih kak..
Prita : bagaimana sekolah mu de? Apakah lancar?
Dian : Alhamdulillah kak! Kemarin saya mendapat nilai terbesar pada ulangan
fisika!
Prita : wah hebat!
Dian : tapi kak, bu guru sering mendatangi aku. Sudah hampir 3 bulan aku belum
membayar uang sekolah…
Prita : jangan bersedih de, kakak akan terus berjuang untuk membiayai
sekolahmu, asal kamu tetap semangat belajar, oke?
D’Masiv – Jangan menyerah
(sementara itu masuk juragan daerah yang jahat dengan anak buahnya ) (iwan
fals ; Bento)
Prita : pak ? korannya pak?
(juragan melirik)
Dian : berita hangat pak?
Asep B : huahahaha… anak kecil, berjualan Koran di pinggir jalan,dasar orang
pinggiran, pergi sana!
Prita : maaf pak, tolong jangan usir kami. Bisakah bapak memberikan sedikit belas
kasih untuk membeli Koran kami?
Dian : kakak? Apa yang kakak lakukan?
Asep B : huhahaha, hei? Apakah kalian anak dari Wulan?
Prita : benar pak.
Asep B : saya tidak tau jika Wulan memiliki anak gadis di rumahnya..
(dengan senyum penuh kepicikkan, Asep menatap dian)
Prita : maaf pak ( prita memotong pandangan Asep)
Asep B : hahahaha… ini ini, tolong ambil sedikit. (mengeluarkan uang selembaran
hingga berjatuhan)
Prita : ha…? (terkaget melihat uang dengan jumlah yang begitu banyak)
Dian : it, itu semua uang bapak?
Asep B : tentu saja, saya orang kaya..! hahaha… ini tolong ambil untuk membeli
pakaian dan beberapa alat rias.(Iwan fals - Bento )
Prita : maaf pak, kami tidak bisa menerima uang sebanyak itu.

Dian : tapi kak, itu kan…
Prita : sudah dian,ayo kita pulang.
Asep b : hei, pergi kemana kalian? Dasar tidak tau di untung!!
(dian dan prita pun pergi, di susul dengan Asep B) ( Para pemain keluar, setting
berikutnya rumah, dengan tikar. Ibu Wulan dengan keleng d tangannya.)
Bu Wulan : bagaimana cara membuka kaleng ini? Dasar anak-anak bodoh,
menyembunyikan uang di tmpat seperti ini.
(dari luar, terdengar teriakan Ibu Ambar, tetangga yang menagih hutang) (Ibu
Ambar masuk)
Ibu Ambar :Wulan !? keluar kau Wulan!
Bu Wulan : ia bu, sebentar.. silahkan masuk.
Ibu Ambar : aku tak sudi masuk kerumah bau seperti selokan ini. Mana hutangmu
yang kamu janjikan tempo dulu
Bu Wulan : ini bu, saya sedang berusaha mengeluarkan uangnya dari dalam kaleng
ini.
Ibu Ambar : kemarikan! ( laluIbu Ambar mengocok-ngocok kalengnya) berat juga,
baiklah tapi sepertinya ini masih belum cukup.
Bu Wulan : tapi bu, mana mungkin belum cukup? Isi kaleng itu mungkin saja
melebihi hutang-hutang saya bu.
Ibu Ambar : hah ? apa? Eh Wulan, dengar! Kamu ngutang sama saya sudah dari 4
tahun yang lalu! Dan rumah ini, jika suamiku bukan teman dekat suamimu, sudah
dari dulu saya tendang kalian dari sini!
Bu Wulan : tapi bu, berikan saya sedikit uang untuk makan malam nanti..?
Ibu Ambar : tidak!
Bu Wulan : kalau begitu berikan sedikit makanan untuk kami?
Ibu Ambar : ( dengan berat hati ia mengeluarkan selembar uang 5 ribu dan
melemparkannya pada bu Wulan) Nih! Minggu depan balikin duit ini! (Ibu Ambar
keluar)
( Ibu Ambar Pun pergi )
Bu Wulan : Kyaaaa…!!! Udang rebon, sampah! Dasar nenek tua!! ( menangis dan
mengamuk)
( buWulan keluar, setting berikutnya jalan pulang. Dian dan kakaknya bertemu
dengan teman-teman dian.)Ajeng : Dian?
Dian : eh Ajeng?
Prita : eh, teman-temannya dian ya? Dian kakak duluan ya?Kakak takut ibu marah.
Dian : ia kak. ( prita keluar)
Ayu : dian apa kabar? Kamu kemana aja?
Ajeng : ia di, kelas jadi sepi kalo ga ada kamu.
Dian : maaf ya, dua hari ini saya membantu kakak berjualan Koran. (murung)
Nia : oh… maaf ya?
Dian : saya kasihan dengan kakak ! (dian menangis)

Nia: sudah dian…
Dian : terimakasih teman, kalian yang terbaik. (berpelukan)
(masuk ibu mawar, dan Malik)
Ibu Mawar : Malik, tunggu sebentar.!
Malik : Apa lagi sih mah?
Ibu Mawar : dengerin mamah dulu! Jika kamu terus-terusan seperti ini, masa
depanmu akan hancur!
Malik : ah..! terserah! ( pergi)
Ibu Mawar : Malik, Malik..!!? (bu mawar menghela napas)
( Ibu Mawar yang melihat seorang gadis kecil berjualan tiba tiba
menghampirinya )
Ibu Mawar : de? Jualan Koran ya?
Dian :ia bu.
Ibu Mawar : ibu beli satu de.
Ajeng : dian, saya pulang duluan ya?
Dian : ia jeng.
Ayu : besok kamu masuk sekolah ya!?
Nia : ia di, aku tunggu ya!?
Dian : Insyaallah.. (ajeng,Ayu dan Nia keluar) dah… eh maaf bu, ini korannya.
Ibu Mawar : berapa de?
Dian : Dua ribu bu.
Ibu Mawar : yah, ibu ga ada uang kecil de..
Dian : oh, gimana ya ? saya pun belum menjual satupun Koran, jadi saya belum
memiliki kembalian bu..?
Ibu Mawar : begitu ya? Oh… ia, tadi ibu dengar kamu ga masuk sekolah?
Memangnya kamu sekarang kelas berapa?
Dian : kelas 8bu.
Ibu Mawar : kamu sekolah dimana ?
Dian : saya sekolah di MTs Al-Hidayah bu.
Ibu Mawar : oh… itu kan tidak jauh dengan tempat saya bekerja?
Dian : hah? Jangan-jangan ibu bekerja di perusahaan besar yang di sebelah sekolah
saya?
Ibu Mawar : pemilik lebih tepatnya. Saya sebenarnya sudah lelah mengurus
perusahaan sendirian, maka dari itu saya mengajarkan pada anak saya bagaimana
menangani perusahaan, namun dia malah menolak.
Dian : jangan-jangan yang tadi itu?
Ibu Dian : benar. Kamu anak yang baik ya? Semoga lain kali kita bisa bertemu lagi.
Sekarang saya pergi dulu ya?
Dian : ia bu,terimakasih.
Ibu Mawar : (mengeluarkan uang 100 ribu) ambil saja kembaliannya.
Dian : beneran bu, terimakasih banyak bu..!!

(dengan wajah bahagia dian pun pergi) (dian dan bu Mawar keluar)
( setting berikutnya di rumah Malik. Malik dan Maya masuk )
Maya : apa sih susahnya ngomong!? SMS gak pernah, Nelfon ga pernah..?
Malik : sayang aku tuh sibuk! Kamu tau kan ?kerjaan di kantor itu ga semudah
yang kamu kira!
Maya : tapi kan bukan berarti kamu cuekin aku kaya gini..! (membuka hp dan
mengirim pesan)
Malik : kamu sms siapa sayang?
Maya : bukan urusan kamu!
Malik : rendi ya?
Maya : terus kenapa? Paling engga Rendi bisa lebih perhatiin aku sekarang ini.
Malik : (Yovie And Nuno; Manusia Biasa)
Maya : sayang? Maaf, tapi sungguh, aku ga bisa nerima kamu yang kaya gini…
Malik : kamu tuh kay anak kecil tau! Ga ada dewasanya.
Maya : jadi kamu ga suka?
Malik : ck… (malik keluar)
Maya : malik,malik!? Tunggu Malik!?
(maya dan malik bertengkar.sementara itu)
Latinka – Aku Bisa Mati
( setting berikutnya di rumah, dengan tikar ) ( ibu masuk dengan cemberut)
Ibu Wulan : dimana sih anak – anak sial itu? Jam segini masih belum pada pulang?
(mondar mandir)
(prita masuk)
Prita : Assalamualaikum..?
Ibu Wulan : Walaikumsalam.!(keras) mana duitnya? Mana..!!?
Prita : ini bu ? (mengeluarkan uang receh)
Ibu Wulan : apa? Kamu bilang ini uang? (melemparkan uang itu lalu menjambak
rambur prita) dasar anak tidak berguna!!
Prita :ibu sakit, ampun bu, ampun…!!
(masuk Asep Barong dan anak buahnya Baron)
Asep B : assalamualaikum!?
Ibu Wulan : Walaikumsalam. Eh kang Asep..? kumaha kang damang? (salam, sun
tangan)
Asep B : hahaha… WulanWulan, mana gadis yang kau janjikan? (prita kaget)
Ibu Wulan : sabar ya kang? Dian masih belum datang.
Asep B : oh.. Baron, bawa kursi saya!
Baron : siap bos!
Asep : korek!
Baron : ini tuan..
Prita : mau apa kalian di rumah kami?
Ibu Wulan : (melotot)

Asep B : Hahahaha… sudah cukup Wulan, hm… (menatap prita) gadis cantik
sepertimu sudah jarang sekali.
(Prita meludah, lalu berdiri dan keluar)
Prita : tak sudi aku bertatap wajah dengan pria bajingan sepertimu!
Ibu Wulan : (menjambak prita) cepat minta maaf!
Prita : Ga!( Geisha – Pergi Saja )
Asep B : sudah ! baron, biarkan gadis itu keluar.
Baron : siap tuan. (prita d tarik keluar)
Ibu Wulan : tunggu sebentar ya kang?
( Asep B , Baron , dan Bu Wulan keluar. Sementara itu Prita mencari kaleng
tempat ia menabung.)
Prita : dimana ya ?? sayayakin saya menyimpannya disini!
Ibu Wulan : kamu pasti sedang mencari kaleng duit itu kan?
Prita : ko ibu tau ? bu tolong bu, kemballikan kaleng itu? Itu semua untuk
membayar sekolah dian bu.?
Ibu Wulan : ahahaha… dian ga usah sekolah lagi, besok kita akan kaya, dan dian
pun ga usah susah payah sekolah!
Prita : jangan – jangan ibu mau menjual dian kepada orang itu? Kenapa ibu bisa
sekejam itu terhadap anak ibu sendiri?
Ibu Wulan : terserah ibu ! yang penting ibu bisa terlepas dari hidup susah ini !!
Prita : ibu memang kejam!
(prita berlari keluar rumah. Ibu Wulan pun keluar.) (sementara itu dian yang
dalam perjalanan pulang bertemu dengan kakaknya )
Prita : dian, dian kamu jangan pulang kerumah lagi!
Dian : kenapa kak? Apa yang sedang terjadi?
Prita : pokonya kamu jangan pulang kerumah! (arif masuk) arif? Arif kemari!
Arif : ia? Ada apa?
Prita : arif tolong jaga adik saya rif? Di rumah kamu masih ada kamar kosong kan?
Arif : ada ada, tapi ini mendadak sekali, ada apa ?
Dian : kakak, ada apa kak?
Prita :pokoknya sekarang kamu pergi dulu ke rumah arif, ini ambil pakaian mu,
dan ini uang tabungan kakak. Ambil ini. Besok kita akan bertemu lagi di terminal,
oke.
Dian : tapi kak..?
Arif : sudah dian, sepertinya kakakmu sedang terburu-buru. (dian memeluk
kakaknya)
Dian : sampai jumpa kak.
(semua keluar. Setting berikutnya kontrakan rumah arif)
Arif : silakan masuk. Anggap saja rumah sendiri.
Dian : terima kasih. Tapi anda siapa?

Arif : oh, tenang saja. Nama saya arif, saya teman lama kakakmu ko.
Dian : oh begitu ya. Syukur kalau begitu. Hem… kaleng ini apa isinya ya ?
Arif : gatau, tapi rasanya tadi dia bilang uang? Ayo kita coba buka?
(mereka membuka kaleng. Isinya uang dan perhiasan)
Dian : wah…? Banyak sekali..?
Arif : apa ini benar barang kakakmu?
Dian : entahlah. Ada surat!
(surat berisi tentang identitas barang yang d bawa prita)
Dian : oh, begitu ya. Saya harus menyusul kakak.
Arif : tunggu! Kamu ingat kanapa kata kakakmu?Kau dilarang kembali ke rumah,
pasti ada suatu alasan tertentu.Mending sekarang kamu tinggal disini.Bagaimana?
Dian : makasih kak? Saya hanya masih menghawatirkan kakak dirumah.
(hari esoknya, dian berangkat sekolah. Pulang sekolah, di dekat terminal)
( ajeng, Ayu, Nia masuk)
Ajeng : kasihan ya Dian?
Nia : emangnya kenapa?
Ayu : gini, kemaren aku sama ajeng bertemu dia sewaktu pulang sekolah.
Nia : loh? Bukannya kemarin-kemarin dian ga masuk?
Ajeng : dengerin dulu. Kami bertemu dian di jalanan tempat biasa ia berjualan
Koran.
Nia : oh… (dian masuk)
Ajeng : dian !!?ngapain kamu disini ??
Dian : Hmm…. ( dengan mimik muka yang gelisah )
Ayu : heiii dian..?? ko kamu bête gtu?
Dian : maaf , aku lagi galau. aku sedang menunggu kakakku. Kami membuat janji
untuk bertemu disini.
Nia : hah..? galau? Galau itu apa?
Ayu : hu.. payah, ga gaul kamu!
Ajeng : eh berisik kalian!( Sambil mellirik Ayu dan Nia). Udah, jangan sedih dian…
(dian menangis)
(datangibu Komala) (ibu komala masuk)
Bu komala : Dian?
Dian : ibu???? (menghapus air matanya)
Ayu : ibu ??? Darimana??
Bu Komala :Ibu habis mengantar saudara ibu yang dari Surabaya.Hmm… kalian
disini lagi ngapain?
Nia : ini bu, tadi kita gak sengaja bertemu dengan Dian
Ajeng : dian lagi nunggu kakak nya bu.
Bu Komala : oh… oh ia dian, ada yang ingin ibu bicarakan denganmu. Bisakah kita
bertemu dengan orangtua mu?

Dian : (tertegun) maaf bu, tapi saya tidak bisa bertemu dengan ibu saya karena
suatu alasan.
Bu Komala : memangnya ada kenapa ?
Dian : sebenarnya… (Arif masuk)
Arif : dian !!?
Dian : arif ? ada apa rif?
Arif : cepat ikut saya, ini masalah kakakmu!
Dian : apa? Kakak? Memangnya ada apa dengan kakak? (bu mawar masuk)
Bu Komala : tunggu dian, ada seseorang ingin bertemu denganmu! Dan ini dia
orangnya.
Dian : bu mawar?
Bu Mawar : hai dian…
Arif : maaf bu, tapi ada hal penting yang harus kami lakukan. Ayo dian ! (memaksa
dian)
Dian : tapi…
(dian dan arif keluar, di ikuti teman dian. Saat dian keluar, tak sengaja dian
bertubrukan dengan Malik, lalu terjadi kontak mata) ( Malik tertegun, bingung )
Bu Mawar : ibu komala? Kemana anak itu akan membawa dian ?
Bu Komala : entahlah, tapi sepertinya ada yang tak beres.
Bu Mawar : kalo begitu kita ikuti mereka saja!?
Bu Komala : maaf bu, saya tidak bias,saya ada urusan penting.
Malik : sepertinya kita harus cepat mah! Mereka keburu jauh..
Bu Mawar : benar, ayo!
( semua keluar, setting berikutnya rumah dian. Dian dan Arif masuk.)
Dian : dimana kakak ?
Arif : tunggu sebentar. (buWulan masuk menangkap Dian. Asep B dan anak
buahnya masuk)
Asep B : bravo bravo..! bagus sekali! Hahaha…
Dian : Ibu? Ibu tolong lepaskan saya bu!
Bu Wulan : Diam! Dasar anak ga tau di untung!
Dian : kakak, dimana kakak?
Asep B : mmaksudmu wanita ini ? hahaha…
Dian : kakak!? (dian di lepas, memeluk kakak yang tak berdaya.) (costum kakak
berantakan)( Apa yang terjadi kak? Apa yang terjadi? )
Prita : pergi de, cepat pergi!
Asep B : kerja bagus, kerja bagus, ini imbalanmu. (mengeluarkan uang)
Arif : hahaha… bukan apa-apa. Terima kasih tuan.
Dian : Arif ? jadi kamu ?
Arif : haha.. benar! Maaf, uang ini membuatku gila! Hahaha… sampai jumpa. (arif
keluar)

Dian : ada apa ini bu? Kenapa jadi seperti ini?
Bu Wulan : kau tau, berapa banyak uang yang ibu dapatkan jika kau dinikahi kang
Asep? Ibu akan kaya nak! Ibu akan kaya raya! Hahaha…
Dian : jadi? Ibu berniat menjual saya? Tidak bu, saya masih ingin melanjutkan
sekolah! (menangis)
Bu Wulan : untuk apa kau terus sekolah? Sekolah hanya untuk orang-orang kaya!
Orang miskin seperti kita hanya menjadi bulan-bulanan pihak sekolah!
Dian : tapi bu, ilmu adalah hak siapapun! Setiap orang di muka bumi, laki-laki,
perempuan, tua, muda, kaya , dan miskin, mereka semua berhak untuk merasakan
pendidikan dan mereka pun berhak mendapat ilmu!
Bu Wulan : lalu darimana biaya untuk sekolahmu? Dari hasil berjualan Koran?Lalu
mana untuk kita makan sehari-hari? Ibu bekerja menjadi buruh pun tidakk cukup!
Dian : masih ada pemerintah yang akan membiayai sekolah saya bu!?
Bu Wulan : persetan dengan pemerintah! Mereka hanya membuat janji-janji palsu!
Mereka memakan semua uang Negara untuk memuaskan perut mereka! Tak ada
satupun diantara mereka yang melirik orang miskin seperti kita! Kau mengerti!?
(Malik masuk dengan teman-teman dian, dan ibu Mawar)
Malik : saya mengerti. Saya mengerti semua penderitaan kalian.
(semua melotot)
Asep B : siapa anak ini ?
Malik : saya bukan siapa-siapa. Dan saya tak ingin mengikuti urusan kalian.Tapi,
saya memiliki urusan yang penting dengan gadis ini.( sambil menunjuk kearah dian
) ( dian kaget, dan melirik Malik )
Asep B : bagus juga bicaramu. Baron?Buat dia untuk berlutut.
Baron : siap tuan. Kemari! (pemain lain kepinggir masih dalam posisi dan keadaan
yang sama.) hi