Manajemen Kurikulum Standar Nasional Pen (1)

MANAJEMEN KURIKULUM DENGAN STANDAR
NASIONAL PENDIDIKAN

Disusun Oleh:
Bayu Intarto (171011500269)
02PPKp003 / 440

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PANCASILA
DAN KEWARGANEGARAAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PAMULANG
2018

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kurikulum adalah suatu sistem yang mempunyai komponen-komponen yang saling
berkaitan erat dan menunjang satu sama lain. Komponen-komponen kurikulum tersebut
terdiri dari tujuan, materi pembelajaran, metode, dan evaluasi. Dalam bentuk sistem ini
kurikulum akan berjalan menuju suatu tujuan pendidikan dengan adanya saling kerja

sama diantara seluruh subsistemnya. Apabila salah satu dari variabel kurikulum tidak
berfungsi dengan baik maka sistem kurikulum akan berjalan kurang baik pula dan kurang
maksimal.
Berangkat dari bentuk kurikulum tersebut, maka dalam pelaksanaan kurikulum
sangat diperlukan suatu pengorganisasian pada seluruh komponennya. Dalam proses
pengorganisasian ini akan berhubungan erat dengan perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan, dan pengontrolan. Sedangkan manajemen adalah salah satu displin ilmu
yang implikasinya menerapkan proses-proses tersebut. Maka dalam penerapan
pelaksanaan kurikulum, seseorang yang mengelola lembaga pendidikan harus menguasai
ilmu manajemen, baik untuk mengurus hal-hal yang berkaitan dengan pendidikan
ataupun kurikulumnya. Dalam makalah ini penulis akan menerangkan tentang penerapan
manajemen dalam pelaksanaan kurikulum.
B. Ruang Lingkup Kajian
Dalam makalah ini saya akan mengkaji tentang definisi, fungsi, manfaat, tujuan,
Ruang Lingkup Manajemen Kurikulum sesuai dengan standar nasional pendidikan,
dan standar Nasional Pendidikan tentang Manajemen Kurikulum serta Implikasi
Standar Nasional pendidikan terhadap manajemen kurikulum.

C. Tujuan Penulisan
1) Untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Berbasis Sekolah

2) Untuk mengetahui hakikat manajemen kurikulum sesuai dengan standar
nasional pendidikan

3) Untuk mengetahui standar nasional manajemen kurikulum sesuai dengan
standar nasional pendidikan
4) Untuk mngetahui implikasi standar nasional sesuai standar nasional
terhadap manajemen kurikulum.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Hakikat Manajemen Kurikulum Sesuai Dengan Standar Nasional Pendidikan
1) Definisi manajemen kurikulum
Manajemen kurikulum adalah sebuah proses atau sistem pengelolaan kurikulum secara
kooperatif, komperhensif, sistemik, dan sistematik untuk mengacu tercapainya tujuan
kurikulum yang sudah dirumuskan. Dalam proses manajemen kurikulum tidak lepas dari
kerjasama sosial antara dua orang atau lebih secara formal dengan bantuan sumber daya
yang mendukungnya. Pelaksanaanya dilakukan dengan metode kerja tertentu yang efektif
dan efisien dari segi tenaga dan biaya, serta mengacu pada tujuan kurikulum yang sudah
ditentukan sebelumnya. Dalam pelaksanaannya, pengembangan kurikulum harus

berdasarkan dan disesuaikan dengan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS), dan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Dengan pengertian, bahwa manajemen
kurikulum itu memang atas dasar konteks desentralisasi pendidikan dan otonomi daerah.
Suatu institusi pendidikan diberi kebebasan untuk menentukan kebijakan dalam
merancang dan mengelola kurikulum menurut kebutuhan peserta didik dan masyarakat.
Pemerintah hanya menetapkan standar nasional dan untuk pengembanganya diserahkan
sepenuhnya

kepada

lembaga

sekolah

dan

madrasah

terkait.


E. Mulyasa mengatakan bahwa desentralisasi pendidikan dan otonomi daerah
diberlakukan untuk memberikan keleluasan pada sekolah dan keterlibatan masyarakat
untuk mengelola sumber daya, sumber dana, sumber belajar dan mengalokasikannya
sesuai prioritas kebutuhan dengan seefisien mungkin untuk mencapai hasil yang optimal.
Tidak hanya itu dengan pemberdayaan sekolah lewat pemberian otonomi adalah bentuk
tanggap dari pemerintah terhadap tuntutan masyarakat dan pemerataan pendidikan.1

1

Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah (Bandung : PT REMAJA ROSDAKARYA, 2012)

2) Ruang lingkup manajemen kurikulum
Manajemen kurikulum adalah bagian dari studi kurikulum. Para ahli pendidikan pada
umumnya telah mengenal bahwa kurikulum suatu cabang dari disiplin ilmu pendidikan
yang mempunyai ruang lingkup sangat luas. Studi ini tidak hanya membahas tentang
dasar-dasarnya, tetapi juga mempelajari kurikulum secara keseluruhan yang dilaksanakan
dalam pendidikan.

Secara sederhana dan lebih mudah dipelajari secara mendalam, maka ruang lingkup
manajemen kurikulum adalah sebagai berikut: (1) manajemen perencanaan, (2)

manajemen pelaksanaan kurikulum, (3) supervisi pelaksanaan kurikulum, (4)
pemantauan dan penilaian kurikulum, (5) perbaikan kurikulum, (6) desentralisasi dan
sentralisasi pengembangan kurikulum. [5] Dari keterangan ini tampak sangat jelas bahwa
ruang lingkup manajemen kurikulum itu adalah prinsip dari proses manajemen itu sendiri.
Hal ini dikarenakan dalam proses pelaksanaan kurikulum punya titik kesamaan dalam
prinsip proses manajemen. Sehingga para ahli dalam pelaksanaan kurikulum mengadakan
pendekatan dengan ilmu manajemen. Bahkan kalau dilihat dari cakupannya yang begitu
luas, manajemen kurikulum merupakan salah satu disiplin ilmu yang bercabang pada
kurikulum.
Dalam sebuah kurikulum terdiri dari beberapa unsur komponen yang terangkai pada suatu
sistem. Sistem kurikulum bergerak dalam siklus dengan cara bertahab, bergilir, dan
berkesinambungan. Oleh sebab itu, sebagai akibat dari yang dianutnya, maka manajemen
kurikulum juga harus memakai pendekatan sistem. Sistem kurikulum adalah suatu
kesatuan yang di dalamnya memuat beberapa unsur yang saling berhubungan dan
bergantung dalam mengemban tugas untuk mencapai suatu tujuan.2

2

Tim dosen Administrasi Pendidikan, Universitas Pendidikan Indonesia


3) Tujuan manajemen kurikulum
Untuk mengakomodasi perbedaan pandangan tersebut, Hamid Hasan (1988)
mengemukakan bahwa tujuan dasar kurikulum dapat ditinjau dalam empat dimensi, yaitu:
1) Kurikulum sebagai suatu ide,adalah kurikulum yang dihasilkan melalui teori-teori dan
penelitian, khususnya dalam bidang kurikulum dan pendidikan.
2) Kurikulum sebagai suatu rencana tertulis, adalah sebagai perwujudan dari kurikulum
sebagai suatu ide yang diwujudkan dalam bentuk dokumen, yang di dalamnya memuat
tentang tujuan, bahan, kegiatan, alat-alat, dan waktu.
3) Kurikulum sebagai suatu kegiatan, merupakan pelaksanaan dari kurikulum sebagai
suatu rencana tertulis, dan dilakukan dalam bentuk praktek pembelajaran.
4) Kurikulum sebagai suatu hasil, merupakan konsekwensi dari kurikulum sebagai suatu
kegiatan, dalam bentuk ketercapaian tujuan kurikulum yakni tercapainya perubahan
perilaku atau kemampuan tertentu dari para peserta didik.
Berdasarkan uraian di atas bisa disimpulkan bahwa kurikulum merupakan dokumen
perencanaan yang mencakup:
1. Tujuan yang harus diraih
2. Isi dan pengalaman belajar yang harus diperoleh siswa
3. Strategi dan cara yang dapat dikembangkan
4. Evaluasi yang dirancang untuk mengumpulkan informasi mengenai pencapaian tujuan
5. Penerapan dari isi dokumen yang dirancang dalam bentuk nyata.

Dengan

demikian,

pengembangan

kurikulum

meliputi

penyusunan

dokumen,

implementasi dokumen serta evaluasi dokumen yang telah disusun.(Wina Sanjaya, 2008).
Dalam perspektif kebijakan pendidikan nasional sebagaimana dapat dilihat dalam
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 dinyatakan bahwa:
“Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan

pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan pembelajaran

untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu”.
Jadi, berdasarkan uraian di atas, manajemen kurikulum dan pembelajaran bertujuan
untuk:
1. Pencapaian pengajaran dengan menitik beratkan pada peningkatan kualitas interaksi
belajar mengajar.
2. Mengembangkan sumber daya manusia dengaan mengacu pada pendayagunaan
seoptimal mungkin.
3. Pencapaian visi dan misi pendidikan nasional.
4. Meningkatkan kualitas belajar mengajar disuatu pendidikan tertentu.3

4) Fungsi manajemen kurikulum
Ada beberapa fungsi dari manajemen kurikulum di antaranya sebagai berikut :
a. Meningkatkan efisiensi pemanfaatan sumber daya kurikulum, pemberdayaan sumber
maupun komponen kurikulum dapat ditingkatkan melalui pengelolaan yang terencana
dan efektif.
b. Meningkatkan keadilan (equality) dan kesempatan pada siswa untuk mencapai hasil
yang maksimal, kemampuan yang maksimal dapat dicapai peserta didik, tidak hanya
melalui kegiatan intrakurikuler, tetapi juga perlu melalui kegiatan ekstrakurikuler yang
dikelola secara integritas dalam mencapai tujuan kurikulum.
c. Meningkatkan relevansi dan efektivitas pembelajaran sesuai dengan kebutuhan peserta

didik maupun lingkungan, kurikulum yang dikelola secara efektif dapat memberikan

3

Suhardan, Dadang dkk, 2009, “MANAJEMEN PENDIDIKAN”, Bandung; Alfabeta.

kesempatan dan hasil yang relevan dengan kebutuhan peserta didik maupun lingkungan
sekitar.
d. Meningkatkan efektivitas kinerja guru maupun aktivitas siswa dalam mencapai tujuan
pembelajaran, pengelolaan kurikulum yang professional, efektif, dan terpadu dapat
memberikan motivasi pada kinerja guru maupun aktivitas siswa dalam belajar.
e. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses belajar mengajar, proses pembelajaran
selalu dipantau dalam rangka melihat konsistensi antara desain yang telah direncanakan
dengan pelaksanaan pembelajaran. Dengan demikian, ketidaksesuaian antara desain
dengan implementasi dapat dihindarkan. Disamping itu, guru maupun siswa selalu
termotivasi untuk melaksanakan pembelajaran yang efektif dan efisien karena adanya
dukungan kondisi positif yang diciptakan dalam kegiatan pengelolaan kurikulum.
f. Meningkatkan partisipasi masyarakat untuk membantu pengembangan kurikulum,
kurikulum yang dikelola secara professional akan melibatkan masyarakat, khususnya
dalam mengisi bahan ajar atau sumber belajar perlu disesuaikan dengan ci ri khas dengan

kebutuhan pembangunan daerah setempat.4

5) Manfaat manajemen kurikulum
Manfaat bagi guru:
1.

Sebelum mulai bekerja sudah ada pedoman sehingga guru dapat “siap mental” dan

“siap materi” sebelum mengajar
2.

Ada koordinasi kerja antara guru sehingga masing-masing guru tahu hak dan

kewajiban di kelas dan harus berada di suatu kelas
3.

Guru tahu kapan tidak bertugas sehingga dapat merencanakan kegiatan yang lain

Manfaat bagi siswa:


4

Tatang, “Manajemen Pendidikan Berbasis Sekolah”.

1.

Siswa tahu dengan pasti waktu-waktu memperoleh suatu pelajaran sehingga dapat

menyiapkan diri
2.

Siswa tahu akan hak dan kewajiban dalam mendapatkan pengajaran oleh siapa dan

harus bagaimana
Manfaat bagi kepala sekolah:
1.

Memudahkan pengawasan dan koordinasi yang lain

2.

Dapat diketahui beban seorang guru secara jelas

B. Standar Nasional Pendidikan Tentang Manajemen Kurikulum
Manajemen kurikulum merupakan salah satu substansi Manajemen Pendidikan
yang harus dikelola oleh sekolah secara efektif . Berdasarkan PP 19 Tahun 2005
kurikulum formal diartikan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan
bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah dikembangkan oleh sekolah dan komite sekolah berpedoman pada standar isi
dan standar kompetensi lulusan, serta panduan penyusunan kurikulum yang dibuat oleh
BSNP dengan memperhatikan prinsip-prinsip pengembangan kurikulum.
Ruang lingkup administrasi kurikulum dan pembelajaran meliputi hal-hal sebagai
berikut:
a.

Standar Isi

Berdasarkan PP 19 Tahun 2005 dan Peraturan Menteri No.22 Tahun 2006, Standar isi
meliputi:
1) Kerangka dasar dan struktur kurikulum yang merupakan pedoman dalam penyusunan
kurikulum pada tingkat satuan pendidikan.
2) Beban belajar bagi peserta didik pada satuan pendidikan dasar dan menengah.

3) Kurikulum tingkat satuan pendidikan yang akan dikembangkan dan disusun oleh guru
berdasarkan panduan penyususnan kurikulum sebagai bagian tidak terpisahkan dari
standar isi.
4)

Kalender pendidikan untuk penyelenggaraan pendidikan pada satuan pendidikan

jenjang pendidikan dasar dan menengah. Standar isi dikembangkan oleh BSNP.
b. Standar Kompetensi Lulusan
Berdasarkan Peraturan Menteri No. 23 Tahun 2006, Standar kompetensi lulusan
digunakan sebagai pedoman penilaian dalam penentuan kelulusan peserta didik dari
satuan pendidikan. Standar kompetensi lulusan ini meliputi seluruh mata pelajaran atau
kelompok mata pelajaran. Kompetensi lulusan ini mencakup aspek sikap, pengetahuan,
dan keterampilan.
c.

Standar Penilaian Pendidikan

Standar Penilaian adalah standar yang mengatur mekanisme, prosedur, dan instrumen
penilaian prestasi belajar peserta didik.
Penialaian pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah, menurut PP 19
tahun 2005 terdiri dari:
1) Penilaian hasil belajar oleh pendidik.
2) Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan.
3) Penilaian hasil belajar oleh pemerintah.
d. Perangkat Pembelajaran
Sesuai dengan diberlakukannya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP),
berdasarkan Permen No. 22 tentang Standar Isi dan Permen No. 23 tentang Standar
Kompetensi Lulusan, maka perangkat pembelajaran yang harus disusun oleh sekolah
sebagai berikut:
1) Pemetaan Kompetensi Dasar setiap Mata Pelajaran.
2) Standar Ketuntasan Belajar Minimal (SKBM).

SKBM adalah pencapaian kompetensi dasar mata pelajaran oleh siswa per mata pelajaran.
Penetapan SKBM ini dilakukan oleh forum guru yang berada di lingkungan sekolah yang
bersangkutan maupun dengan sekolah yang terdekat (MGMP).
3) Perhitungan hari belajar efektif/ kalender pembelajaran.
4) Program Tahunan, Program Semester.
5) Pengembangan Silabus dan Sistem Penilaian.
6) Program Satuan Pembelajaran (PSP) dan rencana pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
7)

Jadwal Pembelajaran.

8)

Tugas siswa.

9)

Pengembangan diri/ Ekstrakulikuler.

10) Program Perbaikan dan Pengayaan.
11) Buku Nilai.
12)

Leger/ DKN.

13) Kumpulan soal.
14) Grafik daya serap/ ketuntasan belajar per mata pelajaran.
15) Grafik nilai UAN (siswa baru dan siswa lulusan).
16) Supervisi PBM.
17) Daftar buku-buku wajib, alat peraga dan referensi.
Pengelolaan kurikulum harus diarahkan agar proses pembelajaran berjalan dengan baik,
dengan tolok ukur pencapaian tujuan oleh siswa. Hal ini membutuhkan strategi tertentu
sehingga menghasilkan produktivitas belajar. Strategi mulai dari perencanaan,
pelaksanaan hingga pengendalian perlu didukung sumber daya manusia yang memadai.
Tugas utama kepala sekolah adalah melakukan supervisi, dengan tujuan membantu guru
menemukan dan mengatasi kesulitan yang dihadapi. Dengan cara itu guru akan merasa
didampingi pimpinan, sehingga akan meningkatkan semangat kerjanya.

C. Implikasi Standar Nasional Pendidikan terhadap Manajemen Kurikulum
Pengembangan kurikulum berkenaan dengan mengacu pada standar nasional pendidikan
untuk menjamin pencapaian tujuan pendiikan nasional standar nasional pendidikan terdiri
atas standar isi, proses, standar kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan
prasarana, pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian pendidikan. Dua dari kedelapan
standar nasional pedidikan tersebut, yaitu standar isi dan standar lulusan (SKL)
merupakan acuan utama bagi satuan pendidikan dalam mengembangkan kurikulum.
Menurut UU Nomor tahun 20 tahun 2003 bahwa pengembangan kurikulum disusun
antara lain agar dapat memberi kesempatan kepada peserta didik untuk :
a) Belajar untuk beriman dan bertakwa kepada tuhan YME.
b) Belajar untuk memahami dan menghayati.
c) Belajar untuk melaksanakan dan berbuat secara efektif.
d) Belajar untuk hidup bersama dan berguna untuk orang lain.
e) Belajar untuk membangun dan menemukan jati diri melalui proses belajar yang
aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.
Kewenangan sekolah dalam menyusun kurikulum memungkinkan menyesuaikan dengan
tuntutan kebutuhan siswa, keadaan sekolah dan kondisi daerah. Dengan demikian, daerah
dan atau sekolah memiliki cukup kewenangan untuk merancang dan menentukan hal-hal
yang diajarkan, mengelola pengalaman belajar, cara mengajar, dan menilai keberhasilan
belajar mengajar.
Peraturan pemerintah (PP) Nomor 19 tahun 2005 tentang standar nasional pendiikan,
pasal 6 ayat (1) menyatakan bahwa kurikulum untuk jenis pendidikan umum, kejuruan
dan khusus pada jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri atas :
1. Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia.
2. Kelompok mata pelajaran kewaranegaraan dan kepribadian.
3. Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi.
4. Kelompok mata pelajaran estetika.

5. Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan.
Berdasarkan, cakupan kelompok mata pelaran tersebut, dapat dipaparkan tujuan
pembangunan kurikulum adalah sebagai berikut :
a. Membentuk peserta didik menjadi Mnusia yang beriman dan bertakwa kepada
tuhan YME.
b. Meningkatkan kedaran dan wawasan peserta didik akan status, hak, dan
kewajiban dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, serta
meningkatkan kualitas dirinya sebagai manusia.
c. Mengenal, menyikapi dan mengapresian ilmu pengetahuan dan teknologi serta
menambahkan kebiasaan berpikir dan berperilaku ilmiah yang kritis, kreatif dan
mandiri.
d. Meningkatkan sensitivitas, kemampuan mengapresiasi keindahan dan harmoni.
e. Meningkatkan potensi fisik serta menanamkan sportivitas dan kesadaran hidup
sehat.5

5

https:/www.slideshare,net/mobile/dennykodrat/mbs-implikasi-

manajemenkurikulumsistem (diambil 28 Juni 2018 )

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Manajemen kurikulum adalah sebuah proses atau sistem pengelolaan kurikulum
secara kooperatif, komperhensif, sistemik, dan sistematik untuk mengacu
tercapainya tujuan kurikulum yang sudah dirumuskan. Terdapat ruang lingkup
dalam manajemen kurikulum. Secara sederhana dan lebih mudah dipelajari secara
mendalam, maka ruang lingkup manajemen kurikulum adalah manajemen
perencanaan, manajemen pelaksanaan kurikulum, supervisi pelaksanaan
kurikulum, pemantauan dan penilaian kurikulum, perbaikan kurikulum,
desentralisasi dan sentralisasi pengembangan kurikulum. Dan tujuan dari
manajemen kurikulum manajemen kurikulum dan pembelajaran bertujuan untuk
salah satunya adalah Pencapaian pengajaran dengan menitik beratkan pada
peningkatan kualitas interaksi belajar mengajar. Sedangkan manfaat manajemen
kurikulum adalah manfaat untuk guru, siswa dan sekolah. Untuk Standar nasional
pendidikan berdasarkan Permen No. 22 tentang Standar Isi dan Permen No. 23
tentang Standar Kompetensi Lulusan, maka perangkat pembelajaran yang harus
disusun oleh sekolah. Implikasi standar nasional pendidikan terhadap manajemen
kurikulum yaitu, Pengembangan kurikulum berkenaan dengan mengacu pada
standar nasional pendidikan untuk menjamin pencapaian tujuan pendiikan
nasional standar nasional pendidikan terdiri atas standar isi, proses, standar
kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan,
pembiayaan, dan penilaian pendidikan.

B. Saran
Untuk para pembaca yang budiman, penulis menyadari bahwa apa yang
disuguhkan oleh penulis jauh dari sempurna, namun setidaknya sudah berusaha
menyampaikan yang terbaik sesuai dengan kemampuan dan kapasitas yang
penulis miliki, dan semoga bisa memberikan wawasan serta wacana yang

berkaitan dengan manajemen kurikulum pendidikan, dalam rangka mewujudkan
tujuan pendidikan, tak lupa penulis juga mohon kritik, saran serta masukan
sebagai acuan untuk memperbaiki makalah selanjutnya. Dan jika ada kesalahan
maupun kekeliruan dalam penulisan makalah ini, secara pribadi penulis mohon
maaf yang sebesar-besarnya.

DAFTAR PUSTAKA
Hamalik, Oemar, 2006, “ MANAJEMEN PENGEMBANGAN KURIKULUM”,
Bandung; PT Remaja Rosyda Karya.
Mulyasa, E.,2004, “MENJADI KEPALA SEKOLAH PROFESIONAL”,
Bandung,

PT.

Rosyda

Karya.

Suhardan, Dadang dkk, 2009, “MANAJEMEN PENDIDIKAN”, Bandung;
Alfabeta.
Tatang, “Manajemen Pendidikan Berbasis Sekolah”.
Suparlan, “Manajemen Pendidikan Berbasis Sekolah”.
http://kiswankurikulum.blogspot.com/ (diambil tanggal 22 Juni 2018, pukul
21:33).
https://suhartama.blogspot.com/manajemen-kurikulum-atau-pengajaran.html/
(diambil tanggal 25 Juni 2018, pukul 20:25).
https:/www.slideshare,net/mobile/dennykodrat/mbs-implikasimanajemenkurikulumsistem (diambil 28 Juni 2018 )