Laporan praktikum dan serbuk tabur

laporan praktikum serbuk tabur
Kamis, 30 Januari 2014
serbuk tabur

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1.

Teori Umum
Menurut PerMenKes 917/Menkes/Per/x/1993, obat adalah sediaan atau paduan-paduan

yang siap digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki secara fsiologi atau keadaan
patologi dalam rangka penetapan diagnosa, pencegahan, penyembuhan, pemulihan,
peningkatan kesehatan dan kontrasepsi. Jalur yang paling efektif pemakaian obat (secara oral,
rectal, parental dan topical) harus ditentukan dan ditetapkan petunjuk tentang dosis-dosis yng
dianjurkan bagi pasien dalam berbagai umur, berat dan status penyakitnya. Untuk membantu
pemakaian alat melalui jalur-jalur pilihannya telah diformulasikan dan disiapkan bentuk
sediaan yang sesuai salah satunya seperti serbuk (H.A Syamsuni, 2006)
Menurut Farmakope III, serbuk adalah campuran homogen dua tau lebih obat yang
diserbukkan. Sedangakan menurut Farmakope IV, serbuk adalah campuran kering bahan obat
yang atau zat kimia yang yang dihaluskan, ditujukan untuk pemakaian oral atau pemakaian

luar. Bentuk serbuk mempunyai luas permukaan yang lebih luas sehingga lebih mudah larut
dan lebih mudah terdispersi daripada bentuk sediaan obat lainnya seperti kapsul, tablet, pil.
Obat yang terlalu besar volumenya untuk dibuat tablet atau kapsul dalam ukuran yang lazim,

dapat dibuat dalam bentuk serbuk (H.A Syamsuni, 2006). Adapun keuntungan menggunakan
serbuk ialah sebagai campuran bahan obat sesuai kebutuhan, dosis lebih cepat dan lebih stabil
daripada cairan, serta memberika disolusi yang lebih cepat. Namun serbuk juga memiliki
kerugian yaitu kurang baik untuk bahan obat yang mudah rusak atau terurai dengan adanya
kelembaban, bahan obat yang pahit akan sukar tertutupi rasanya serta peracikannya cukup
lama (Howard C. Ansel, 1989).
Secara umum syarat serbuk adalah sebagai berikut (Ekarina R.Himawati, 2012) :
1.

Kering, tidak boleh menggumpal atau megandung air.

2.

Halus, harus bebas dari butiran-butiran kasar.

3.


Homogen, setiap bagian campuran serbuk harus mengandung bahan-bahan yang sama dan
dalam perbandingan yang sama pula.

4.

Memenuhi uji keseragaman bobot (seragam dalam bobot) atau keseragaman kandungan
(seragam dalam zat yang terkandung) yang berlaku untuk serbuk terbagi/pulveres yang
mengandung obat keras, narkotik dan psikotropik.
Derajat halus serbuk dinyatakan dengan satu nomor atau dua nomor. Jika derajat halus
serbuk dinyatakan dengan satu nomor berarti semua serbuk dapat melalui pengayak dengan
nomor tersebut. Jika dinyatakan dengan dua nomor, berarti semua serbuk dapat melalui
pengayak dengan nomor terendah dan tidak lebih dari 40% melalui pengayak dengan nomor
tertinggi. Sebagai contoh serbuk 22/60 dimaksudkan bahwa serbuk dapat melalui pengayak
nomor 22 seluruhnya dan tidak lebih dari 40% melalui pengayak no 60. Nomor pengayak
menunjukkan jumlah-jumlah lubang tiap 2,54 cm dihitung searah dengan panjang kawat
(Moh, Anief, 2007)

Derajat halus serbuk:
— Serbuk sangat kasar adalah serbuk (5/8)

— Serbuk kasar adalah (10/40)
— Serbuk agak kasar adalah (22/60)
— Serbuk agak halus adalah ( 44/85)
— Serbuk halus adalah (85)
— Serbuk sangat halus adalah (120)
— Serbuk sangat halus sekali adalah (200/300)
Tabel Nomor pengayak

Perbandingan
Lebar
Nomor

nominal

pengayak

lubang

Diameter
nominal kawat

(mm)

(mm)

kira-kira jumlah
luas lubang
terhadap luas

Penyimpangan
rata-rata
maksimum
lubang (%)

5

3,35

1,73

pengayak (%)

43

8

2,00

1,175

40

3,3

10

1,68

0,860

44


3,3

22

0,710

0,445

38

3,9

25

0,600

0,416

35


4,2

30

0,500

0,347

35

4,4

36

0,420

0,286

35


4,5

44

0,355

0,222

38

4,8

60

0,250

0,173

35


5,2

85

0,180

0,119

36

5,6

100

0,150

0,104

35


6,3

120

0,125

0,087

35

6,5

150

0,105

0,064

39


7,0

170

0,090

0,059

36

7,3

200

0,075

0,052

35

8,1

300
0,053
0,032
39
Cara mecampur bahan obat untuk serbuk (H.A Syamsuni, 2006):

3,2

9,1

1.

Trituration, mencampurkan bahan obat dalam mortir dengan stamper.

2.

Spatulation, mencampur bahan obat langsung di atas kertas.

3.

Sifting, cara mencampurkan bahan obat dalam suatu ayakan tertutup.

4.

Tumbling, cara mencampurkan bahan obat dalam tempat tertutup yang dilengkapi dengan
bola logam sebagi penggiling kemudian digoyang-goyangkan.
Secara umum serbuk terbagi atas dua macam, yaitu serbuk terbagi (pulveres) dan
serbuk tak terbagi (pulvis). Serbuk terbagi (pulveres) merupakan serbuk terbagi yang dibagi
dalam bobot yang lebih kurang sama, dibungkus menggunakan bahan pengemas yang cocok
untuk sekali minum (Dirjen POM, 1979). Sedangkan Pulvis adspesorius (serbuk tabur/bedak)
adalah serbuk ringan untuk penggunaan topikal, dapat dikemas dalam wadah yang bagian
atasnya berlubang halus untuk memudahkan penggunaan pada kulit (Dirjen POM, 1995).
Dalam pembuatan serbuk tabur ada beberapa bahan yang sering digunakan (H.A
Syamsuni, 2006) :

1.

Bahan padat

a.

Halus sekali

·

Tidak berkhasiat keras misalnya Belerang, Idoform dan Rifamsipin.

·

Berkhasiat keras misalnya Rifampisin dan Luminal.
b.

Hablur/kristal misalnya Camphorae, Asam salisilat. Asam benzoat, naftaol, mentol, timol,
salol, garam-garam yang mengandung air kristal misalnya Na-karbonat, Fe (II)-sulfat, Al &
K-sulfat, Mg –sulfat, Na-sulfat, Iodin serta Fel2, FeCl2, FeCO3.

2. Bahan setengah padat seperti adeps lanae, cera, parafn padat, vaselin.

3. Bahan cair misalnya, Minyak atsiri, Kalii arsenitis solutio (Liq. Fowleri), Sol. Formaldehid
dan Tingtur.
4. Ekstak misalnya, Ekstrak kering (siccum) seperti Extr. Opii, Extr. Strychnin, Ekstrak kental
(spissum) seperti Extr. Belladonae, Extr hyoscyami, Extr. Calis curniti, Ekstra cair (liquidum)
seperti Extra Chinae liq, extr hydrastis liq, extr. Rhamni purchinae.

Secara khusus syarat serbuk tabur adalah (H.A Syamsuni, 2006):
1.

Harus halus, tidak boleh ada butiran-butiran kasar (harus melewati ayakan 100 mesh).

2.

Talk, kaolin dan bahan mineral lainnya harus bebas dari bakteri Clostridium tetani, C. welchi
dan Bacillus anthracis serta disterilkan dengan cara kering.

3.

Tidak boleh digunakan untuk luka terbuka .
Dalam pembuatan serbuk tabur terdapat penanganan-penganan khusus terhadap bahan
yang mengandung (Moh. Anief, 2007):

1.

Adeps lanae, Vasselinum, Plumbi Oxydi Emplastrum ialah dengan melarutkan zat tersebut
dalam ether dan Aceton, lalu ditambahkan sebagian talk diaduk sampai Aether dan Aceton
menguap, setelah itu ditambah bahan lainnya.

2.

Acid salicyl dan mentol ditetesi alcohol 90% karena bersifat higroskopis artinya mudah
berikatan dengan udara.

3.

Parrafnum liquidum dan Oleum ricini dicampur dulu dengan sama banyaknya talk lalu
ditambahkan sedikit demi sedikit dan aduk, sambil yang melekat pada dinding mortir dilepas
dengan spatel atau kertas flm dan diaduk.

4.

Ichtyol diencerkan dulu dengan Aether cum Spritu lalu dikeringkan dengan talk, yaitu
sambil diaduk dibiarkan Aether cum Spritusnya menguap lau ditambahkan sisa talk dan
serbuk lainnya, sambil yang melekat pada dinding mortir dilepas dengan spatel atau dengan
kertas flm.

5.
6.

Talcum ditambahkan terakhir pada campuran serbuk yang telah digerus homogeny.
Minyak-minyak eteris dan formaldehyde solution dicampur terakhir dengan cara
memasukkan zat trsebut dalam mortir lalu ditambahakan campuran serbuk yang telah diayak
sedikit demi sedikit.
Aturan pembuatan serbuk tabur (Moh, Anief, 2007):

1.

Serbuk tabur tanpa mengandung zat berlemak diayak dengan ayakan no. 100

2.

Serbuk tabur yang mengandung zat berlemak diayak dengan ayakan no. 44

3.

Seluruh serbuk harus terayak semuanya, yang tertinggal diayak dan dihaluskan lagi sampai
seluruhnya terayak.

Dr.EvanIrawan, Sp.KK
SIK: 09/FM/GTO/003
Jl.Kancil Tengah NO. 214
Telp.0435-890079
Gorontalo, 09-01-2012
R/ Salicyl acid
0,5
Mentol
0,1
Adeps lanae
2
Magnesii Oxydi
2,5
Zinc Oxydi
3
Talkum
ad
30
m.f.Pulv adsper da in pot No.I
∫u.c o.v bedak purol
Pro
: Miftah
Umur : 25 tahun

II.2

RESEP

ma Resmi

II.2.1 Uraian Bahan
1. Acid Salicyl (Dirjen POM, 1979 ; Ahmad A.K, 2003)
: Acidum Salicylicum

a Lain

: Asam Salisilat, Asam Asetilsalisilat

/ BM

: C7H6O3 / 138,12

Rumus Struktur

:

merian

:

Hablur ringan tidak berwarna atau serbuk berwarna

putih, tidak berbau; massa agak manis dan tajam

arutan

: Larut dalam 550 bagian air dan dalam 4 bagian etanol (95%) P, dan dalam eter P; larut
dalam larutan amantum asetat P, dan natrium sitrat P

siat

:

Sebagai keratolitikum antifungi dan antiinfamasi

unaan

:

Mengurangi dan mengelupas keratin (lapisan tanduk,

kulit ari) dan menghilangkan jamur; serta mengurangi bengkak

yimpanan

: Dalam wadah tertutup baik
2.

Adeps Lanae (FI III, 1979 ; Anonim, 2013)

ma Resmi

: Adep Lanae

ma Lain

:

Lanolina, Lanolin, Lemak bulu domba, Cera alba

/ BM

:

C48H69NO2 / 756,0646

merian

Rumus Struktur

:

:

Zat serupa lemak, liat lekat, kuning muda atau kuning

pucat, agak tembus cahaya, bau lemah dan khas

arutan

:

Praktis tidak larut dalam air; agak sukar larut dalam

etanol (95%) P, mudah larut dalam kloroform P, dan dalam eter P

siat

:

Sebagai antifungi

unaan

:

Menghilangkan jamur

yimpanan

: Dalam wadah tertutup baik, terlindung cahaya ditempat sejuk

3.

Alkohol (Dirjen POM, 1979; Dirjen POM, 1995 ; Tan Hoan Tjay, 2006 ; Rahayu Nenden, 2012)

ma Resmi

:

ma Lain

: Etanol, alkohol

/ BM

: C2H6O / 46,07

merian

arutan

Aethanolum

Rumus Struktur

:

:

Cairan tak berwarna, jernih, mudah menguap dan mudah

bergerak; bau khas; rasa panas, mudah terbakar dengan memberikan nyala biru yang tidak
berasap
:
dalam eter P

Sangat mudha larut dalam air, dalam kloroform P dan

siat

:

Sebagai deinfekstan dan sebagai zat tambahan

unaan

:

Zat tambahan penangan khusus pada acid salicyl dan

mentol; sebagai larutan mensterilisasikan alat-alat dan antiseptikum

yimpanan

:

Dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya;

ditempat sejuk; jauh dari nyala api
4.

Aseton (Dirjen POM, 1995 ; Budisman, 3)

ma Resmi

: Acetonum

ma Lain

: Aseton, propanon, dimetil keton

/ BM

: CH3COCH3 / 58,08

Rumus Struktur

merian

:

:

Cairan transparan, tidak berwarna, mudah menguap, bau

khas

arutan

:

Dapat bercampur dengan air, dengan etanol, dengan eter,

dan dengan kloroform

siat

: Sebagai zat tambahan

unaan

: Sebagai pelarut adep lanae

yimpanan

: Dalam wadah tertutup rapat, jauhkan dari api

ma Resmi

5.

Magnesii Oxydi (Dirjen POM, 1979; Sri Utami, 2011)
:

Magnesii Oxydum

ma Lain

:

Magnesium oksida, magnesium oxydum

/ BM

:

MgO / 40,30

mus Struktur

:

O = Mg

merian

:

Magnesium oksida ringan, serbuk sangat ringan; putih;

tidak berbau, rasa agak basa, volume 5 g antara 40 mL hingga 50 mL. Magnesium oksida
berat, serbuk bergumpal; putih; tidak berbau, rasa agak basa, volume 5 g antara 10 mL
sampai 20 mL

arutan

:

Sangat sukar larut dalam air; praktis tidak larut dalam

etanol (95%) P; larut dalam asam encer.

siat

:

Sebagai antiseptikum

unaan

: Membunuh bakteri dan mikroorganisme

yimpanan

: Dalam wadah tertutup rapat
6. Mentol (Dirjen POM, 1979)

ma Resmi

: Mentholum

ma Lain

: Mentol

/ BM

:

C10H26O / 156,30

Rumus Struktur

:

merian

:

Hablur berbentuk jarum atau prisma; tidak berwarna,

bau tajam seperti minyak permen; rasa panas dan aromatik diikuti rasa dingin

arutan

:

Sukar larut dalam air, sangat mudah larut dalam etanol

(95%) dalam kloroform P dan dalam eter P; mudah larut dalam parafn cair P dan minyak
atsiri

siat

: Sebagai antiiritan

unaan

:

Memberikan efek dingin pada kulit, untuk mencegah

iritasi kulit

yimpanan

: Dalam wadah tertutup baik; ditempat sejuk

7.

Talkum (Dirjen POM, 1979 ; Raden, 2012)

ma Resmi

:

ma Lain

: Talk

/ BM

Talcum

: H2O12Mg3S14 / 379,2657

Rumus Struktur

:

merian

:

Serbuk hablur, sangat halus licin, mudah melekat pada

kulit, bebas dari butiran; warna putih atau putih kelabu

arutan

:

Tidak larut dalam hampir semua pelarut

siat

:

Zat tambahan

unaan

: Penambahan bobot

yimpanan

: Dalam wadah tertutup baik

Zinc Oxydi (Dirjen POM, 1979; Dirjen POM, 1995 ; Sarjan, 2009)

ma Resmi

:

ma Lain

: Zink oxida, sengoksida

/ BM

mus Struktur

merian

arutan

Zinci Oxydum

: ZnO / 81,38
:

O = Zn
:

Serbuk amorf, sangat halus,putih atau putih kekuningan,

tidak berbau, tidak berasa, lambat laun menyerap karbondioksida dari udara
: Praktis tidak larut dalam air dan dalam etanol (95%) P; larut dalam asam mineral encer dan
dalam larutan akolihidroksida

siat

:

Sebagai antiseptikum

unaan

: Membunuh atau mencegah mikroorganisme

yimpanan

: Dalam wadah tertutup baik

II.2.2 Farmakologi
Serbuk tabur adalah serbuk ringan yang bebas dari butiran kasar, digunakan untuk
penggunaan topikal. Umumnya serbuk tabur harus melewati ayakan dengan derajat halus 100
mesh agar tidak menimbulkan iritasi pada bagian yang peka. Bahan yang digunakan pada
pembuatan serbuk tabur harus bebas dari bakteri. Serta, serbuk tabur tidak boleh digunakan
untuk luka terbuka.
Farmakologi dari sediaan serbuk tabur yaitu ketika serbuk tabur dipakai pada kulit,
serbuk akan melalui folikel rambut, kelenjar keringat atau kelenjar lemak, atau sel-sel selaput
ke lapisan epidermis. Setelah itu serbuk akan diadsorpsi, adsorbsi adalah penyerapan partikel
hanya terdapat pada permukaan saja. Adsorpsi serbuk pada umumnya disebabkan oleh
penetrasi melalui stratus corneum dan kenaikan suhu pada kulit dapat menambah kemampuan
penetran zat yang dipakai.
Pada saat serbuk tabur di adsorbsi maka akan masuk ke dalam lapisan kulit yang telah
teriritasi oleh jamur, bakteri dan bahkan akibat peradangan dan kerusakan lapisan kulit
tanduk. Bahan-bahan dalam serbuk tabur akan ikut teradsorbsi dan menghasilkan efek terapi
dari gejala-gjala tersebut. Asam sitrat akan diadsorbsi pada lapisan kulit yang teriritasi oleh
bakteri dan peradangan pada lapisan kulit. Bahan ini akan membunuh bakteri. setelah itu,
akan menghasilkan efek antiseptikum. Antiseptikum adalah zat yang digunakan untuk
membunuh atau mencegah pertumbuhan mikroorganisme, biasanya merupakan sediaan yang
digunakan pada jaringan hidup. Dan efek keratelotik yang bersifat menguraikan keratin dan
antiinfamasi (Howard C. Ansel, 1989).

Infamasi adalah peradangan yang disebabkan adanya jasad renik zat asing, yang
disertai tanda panas dan bengkak. Adeps lanae diabsorbsi melalui kulit oleh sirkulasi darah
dan dibawah ke jaringan-jaringan tubuh. Setelah mencapai sel target adeps lanae masuk
kedalam sel jamur dan menyebabkan kerusakan pada dinding sel jamur. Magnesii Oxydi dan
Zinc Oxydi sebagai antiseptikum yang diabsorbsi melalui kulit didistribusi ke sel target untuk
menghambat metabolisme sel mikroba. Mentol sebagai antiiritan yang berkerja langsung
pada daerah kulit yang terkenairitasi sehingga memberikan efek penyembuhan.(Ahmad A. K,
2003).
Resep adalah permintaan tertulis dari seorang dokter, dokter gigi, dokter hewan kepada
apoteker pengelola apotek untuk menyiapkan dan atau membuat, meracik serta menyerahkan
obat kepada pasien. Kelengkapan rasional resep terdiri atas (H.A Syamsuni, 2006):
1. Nama, alamat,dan nomor izin praktek dokter, dokter gigi, atau dokter hewan.
2. Tanggal penulisan resep.
3. Tanda R/ pada bagian kiri setiap penulisan resep.
4. Nama setiap obat dan komposisinya
5. Aturan pemakaian.
6. Tanda tangan atau paraf dokter
7. Nama, alamat, serta umur dari pasien.
II.2.3 Nama Latin (H.A Syamsuni, 2006)
1. Nama latin yang tertera dalam resep di atas, sebagai berikut :


:

Signa

:

Tandai

0,1

:

Zero punctu unus

:

Nol koma satu

0,5

:

Zero punctu quinque :

Nol koma lima

1

:

Unus

:

Satu

2

:

Duo

:

Dua

2,5

:

Duo punctu quinque :

Dua koma lima

3

:

Tres

:

Tiga

30

:

Triginta

:

Tiga puluh

Ad

:

Ad

:

Sampai

Da in :

Da in

:

Ke dalam

m.f

:

Misce fac

:

Campur buatlah

No

:

Nomero

:

Sebanyak

O.v

:

Omni vespere

:

Tiap malam

Pot

:

Pot

:

Wadah serbuk tabur

Pro

:

Pro

:

Untuk

Pulv adsver

:Pulvis adspesorius

:

Serbuk tabur

R/

:

Recipe

:

Ambillah

U.c

:

Usus cognitus

:

Pemakian diketahui

Misce fac pulvis adspersorius da in pot nomero unus. Sigma usus cognitus omni
vespere bedak purol.
2. Nama latin dalam bahasa indonesia :
Ambilah acid salicyl sebanyak 0,5 g , mentol 0,1 g , adeps lanae 2 g , magnesii oxydi
2,5 g , zinc oxydi 3 g, dan talkum hingga 30 g.

Campur dan buatlah serbuk tabur ke dalam tempat serbuk sebanyak satu. Tandai untuk
pemakaian yang diketahui tiap malam bedak purol.

BAB III
METODE KERJA
III.1

Alat dan Bahan
III.1.1 Alat Yang digunakan
1. Ayakan

8. Neraca analitik

2. Batang pengaduk

9. Pipet tetes

3. Cawan porselin

10. Pot serbuk tabur

4. Kaca arloji

11. Sendok tanduk

5. Kain halus

12. Sudip

6. Kain kasar

13. Waterbath

7. Lumpang dan alu
III.1.2 Bahan Yang Digunakan
1. Adeps lanae

7. Mentol

2. Alkohol 70%

8. Salicyl acid

3. Aceton

9. Talkum

4. Kapas

10. Tissue

5. Kertas perkamen

11. Zinc oxydi

6. Magnesii oxydi
III.2 Cara Kerja
1.

Disiapkan alat dan bahan

2.

Dibersihkan alat dengan alkohol 70%

3.

Diayak magnesii oxydi dan zinc oxydi

4.

Ditimbang acid salicyl sebanyak 0,5 g, mentol 0,1 g, adeps lanae 2 g, magnesii oxidy 2,5 g,
zinc oxydi 3 g, talkum 21,9 g menggunakan neraca analitik

5.

Dimasukkan acid salicyl dan mentol kedalam lumpang, ditetesi alkohol 90% hingga
terbasahi semua

6.

Digerus hingga kering dan homogen

7.

Ditambahkan magnesii oxydi dalam campuran bahan dan digerus hingga homogen

8.

Ditambahkan zinc oxydi dalam campuran bahan dan digerus hingga homogen

9.

Dilarutkan adeps lanae dengan aceton didalam cawan porselin lalu ditambahkan talkum
sedikit demi sedikit sampai kering

10. Dimasukkan adeps lanae yang telah kering kedalam lumpang yang campuran bahan dan
digerus hingga homogen
11. Ditambahkan talkum kedalam campuran bahan dan digerus hingga homogen
12. Diayak seluruh serbuk sesuai dengan derajat kehalusan serbuk
13. Dimasukkan kedalam wadah serbuk tabur
14. Diberi etiket biru dan copy resep

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. 1 Hasil Percobaan
IV.1.1 Gambar dan Hasil Percobaan
Gambar: Serbuktabur

Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan sedian serbuk tabur adalah serbuk
ringan untuk penggunaan topikal. Serbuk yang telah jadi berbentuk butiran halus, berwarna
putih, serta dingin yang diberikan dari adanya mentol. Serbuk tabur ini memiliki komposisi
antara lain salicyl acid, mentol, adeps lanae, magnesia oxydi, dan zinc oxydi sehingga dapat
mengobati pasien yang menderita biang keringat dan penyakit kulit yang disebabkan oleh
infeksi jamur, bakteri, dan organisme lainnya.

IV.1.2 Perhitungan Bahan

Dik :
Salicyl Acid

= 0.5

Mentol

= 0.1

Adeps Lanae

= 2

Magnesii Oxydi

= 2.5
Zinc Oxydi

= 3

+

= 81,1
Talkum

= 30

Penyelesaian :
Perhitungan talkum = 30 - (0.5 + 0.1 + 2 + 2.5 + 3) = 30 – 8.1 = 21.9
Keseimpulan bahan yang ditimbang adalah :
·

Acid salycil 0,5 gram

·

Mentol 0,1 gram

·

Adeps Lanae 2 gram

·

Magnesia Oxydi 2,5 gram

·

Zinc Oxydi 3 gram

·

Talkum 21,9 gram

IV.2 Pembahasan

IV.2.1 Informasi Obat
Beberapa informasi yang harus diketahui pasien untuk penggunaan sediaan serbuk
tabur adalah (Dirjen POM, 1979; Dirjen POM, 1978) :
1. Cara penyimpanan
Penyimpanan untuk serbuk tabur dilakukan dengan cara menyimpannya dalam wadah
tertutup baik, kedap udara dan pada suhu kamar 15-30° C
2. Cara pemakaian
Serbuk tabur digunakan sebagai obat luar. Ditaburkan pada bagian kulit yang terkena infeksi
jamur, bakteri serta organisme lain dan tidak digunakan pada luka terbuka.
3. Komentar
Resep diatas sudah rasional karena sistematika dari resep tersebut sudah lengkap. Dimulai
dari nama dokter, surat izin kerja dokter, alamat, nomor telepon, tempat dan tanggal
pembuatan resep, komposisi bahan, aturan pakai, nama pasien, komposisi bahan, aturan
pakai, nama pasien, serta terdapat umur pasien.
4. Jangka waktu
Jangka waktu untuk serbuk tabur, hingga penyakit yag diderita sembuh

IV.2.2 Interaksi Obat
Dari resep diatas interaksi bahan-bahan resep diatas terjadi pada lapisan kulit yang
terkena infeksi oleh jamur, bakteri dan peradangan dan kerusakan lapisan kulit tanduk. Setiap
bahan dari resep memiliki kegunaan atau fungsi masing-masing yaitu magnesium oxydi dan
ZnO dapat menghambat dan membunuh mikroorganisme. Adeps lanae berguna sebagai

antifungi dan anti keratolitikum penyebab biang keringat pada kulit serta mentol sebagai
antiiritan untuk mengobati iritasi pada kulit bagian luar.
Asam salisilat pada pemberian topikal, asam salisilat diabsorbsi cepat dari kulit sehat
atau kulit yang utuh. Setelah diabsorbsi salisilat segera menyebar keseluruh jaringan tubuh
dan cairan transeluler. Obat ini mudah menembus sawar darah otak dan uri. Biotransformasi
salisilat terjadi dibanyak jaringan, tetapi terutama di mikrosom dan mitokondria hati. Salisilat
diekskresikan dalam bentuk metabolitya terutama melalui ginjal, sebagian kecil melalui
keringat dan empedu.
Adeps Lanae kurang baik penyerapannya pada saluran cerna karena obat ini tidak larut
dalam air. Ketika adepes lanae diabsorbsi melalui kulit oleh sirkulasi darah dibawah
kejaringan-jaringan tubuh. Setelah mencapai sel target adeps lanae masuk kedalam sel jamur
dan menyebabkan kerusakaan pada dinding sel jamur. Hasil metabolit adeps lanae
diekskresikan melalui keringat dan empedu.
Magnesii Oxydi dan Zinc Oxydi ketika magnesii oxydi diabsorbsi melalui kulit
didistribusi ke sel target untuk menghabat metabolisme sel mikroba, dimana dia menghambat
pembentukan asam folat, yang berfungsi untuk kelangsungan hidup bakteri. Kemudian hasil
metabolitmenya diekskresikan melalui keringat. Mentol obat ini tidak diserap melalui saluran
cerna, melainkan diserap melalui kulit untuk mendapatkan efek lokal. Mekanisme dari obat
ini lansung bekerja pada daerah kulit yang terkena iritasi. Kemudian diekskresi melalui
keringat (Sulistia Gan Gunawan, 2007).

V.I

BAB V
PENUTUP

Kesimpulan
Dari hasil percobaan diatas dapat disimpulkan bahwa serbuk tabur adalah serbuk

ringan untuk penggunaan topikal, dapat dikemas dalam wadah yang bagian atasnya berlubang
halus untuk memudahkan penggunaan pada kulit. Dalam pembuatan serbuk tabur, ada
beberapa bahan yang perlu penanganan khusus. Agar hasil dari sediaan serbuk tabur yang
dibuat akan mendapatkan hasil yang baik. Seperti adeps lanae yang harus diencerkan dengan
aceton.
Setelah mendapatkan penanganan khusus dicampur dan dibuatlah sediaan serbuk
tabur. Sediaan ini dapat mengobati biang keringat yang disebabkan langsung oleh jamur.
Ketika ditaburkan pada kulit maka dengan cepatnya serbuk masuk melalui kelenjar keringat
dan akan diabsorbsi dengan cepat kedalam target penyebuhan. Setelah itu akan menghasilkan
efek antiseptikum yang akan mencegah pertumbuhan mikroorganisme (jamur). Oleh karena
itu, dibuat sediaan menggunakan prinsip kerja yang baik dan menghasilkan sediaan serbuk
tabur yang berkhasiat.
Diposkan oleh gita apriyanti di 18.42 Tidak ada komentar:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke
Pinterest
Beranda
Langganan: Entri (Atom)

an

Mengenai Saya

gita apriyanti
Lihat profil lengkapku

Arsip Blog
 ▼ 2014 (1)
o ▼ Januari (1)
 serbuk tabur

Template Awesome Inc.. Gambar template oleh TheresaTibbetts. Diberdayakan oleh
Blogger.

ASAM SALISILAT
Sinonim:
Asam 2-hidroksibenzoat
Acidum salicycum
Struktur molekul:

Rumus Molekul

: C7H6O3

Massa Molar

: 138,12 g/mol

Titik Leleh

: 159 °C

: Hablur ringan tidak berwarna atau serbuk berwarna putih; hampir tidak berbau; rasa agak
manis dan tajam.

tan

: Larut dalam 550 bagian air dan dalam 4 bagian ethanol (95%) P; mudah larut dalam
kloroform P dan dalam eter P; larut dalam larutsan ammonium acetat P, dinatrium hydrogen
fosfat P; kalium sitrat P dan natrium sitrat P.
Suhu Lebur

: 158,5°C dan 161°C.

Titik Didih

: 211 °C (2666 Pa)

Densitas

: 1,44 g/cm3

Keasaman (pKa)

: 2,97

Incompatibilitas
Bereaksi dengan alkali dan karbonat hydroxids membentuk garam yang larut dalam
air. Inkompatibel dengan larutan besi klorida, memberikan warna ungu. Dan dengan nitro
ether kuat.
Dosis (USP)
Untuk pemakaian topikal 1-2% dalam larutan alkohol atau salep.
Sebagai agen antiseptik, antiparasit dan keratolitik 2-5% dalam sediaan serbuk atau salep.
Sebagai keratolitik kuat hingga 20%.
EFEK FARMAKOLOGI ZAT AKTIF
Sebagai antiseptik, sangat mengiritasi selaput lendir dan agak korosif. untuk obat luar
digunakan dalam pengobatan pruritus, urtikaria bromidrosis, dan eksim. Dalam bentuk salep
dan koloidon digunakan untuk melunakkan dan menghilangkan kutil. Kondisi hyperkeratosis
(pertumbuhan jaringan keratin kulit yang berlebihan)
KONTRAINDIKASI
 Kulit yang terbuka, meradang atau pada anak dibawah dua tahun.
 Perhatian : dapat menimbulkan gangguan saraf tepi, pada pasien diabetes rentan
terhadap ulkus neuropati, hindari kontak dengan mata, mulut , area kelamin dan anus,
dan selaput lendir, hindari penggunaan pada area yang luas.
II. FORMULASI


FORMULA PUSTAKA



PREFORMULASI ZAT TAMBAHAN
CARBOMER

Sinonim :
Carbopol; Acrylic Acid Polymer; polyacrylic acid; carboxyvinyl polymer;Karboksipolietilen.
Struktur Molekul:

Berat Molekul:
Karbomer adalah polimer sintetik dari asam akrilat yang mempunyai ikatan silang
dengan ether allyl sucrose atau sebuah allil ethers dari pentaerythritol. Karbomer
mengandung asam karboksilat antara 56%- 68% pada keadaan kering. BM teoritis
diperkirakan sekitar 7 x 105 hingga 4 x 109.
Pemerian:
Serbuk putih, sedikit berbau khas, asam, Higroskopik,
Fungsi:
Bioadhesive; emulsifying agent; release modifying agent; suspending agent; tablet binder;
viscosity-increasing agent
Kegunaan
Bahan pengemulsi
Gelling agent

Konsentrasi (%)
0,1-0,5
0,5-2,0

Bahan pensuspensi
Pengikat tablet

0,5-1,0
5,0-10,0

Kelarutan:
Larut dalam air dan setelah netralisasi larut dalam etanol (95 %) dan gliserin.
pH:
Tingkat viskositas yang lebih tinggi pada pH 6-11 dan viskositas akan menurun pada pH di
bawah 3 atau di atas 12.
Inkompatibilitas:
Inkompatibilitas dengan fenol, polimer kationik, asam kuat dan Elektrolit. Carbomer
akan kehilangan warna dengan adanya resorsinol. Intensitas panas akan meningkat ketika
kontak
dengan basa kuat seperti amonia, KOH, NaOH, dan basa amin kuat.
Informasi lainnya:
Carbopol memiliki temperatur “glass transition” 100-1050C, dalam keasaman kering
1050C namun ketika ditambahkan air, suhunya akan menurun secara drastis.
 Ketika polimer kering, zat aktif akan terperangkap dalam “glass core”
 Adanya air kemudian akan menembus permukaan eksternal dari mtriks polimer obat, polimer
karbomer akan membentuk sebuah lapisan gelatin dan zat aktif menjadi terperangkap dalam
wilayah hidrogel.
 Karbomer bersifat unik karena membentuk “diskrit mikrosfer” dari polimer dan air membentuk
saluran kecil antara mikrogel sebagai sistem yang terhidrasi.
 Pada akhirnya, air memaksa mikrogel berpisah karena adanya tekanan osmotik.
 Kemudian zat aktif dari kompleks obat mikrogel akan lepas secara kontinyu.

. DATA PREFORMULASI ZAT AKTIF
Asam Salisilat
• Warna : tidak berwarna / serbuk berwarna putih
• Rasa : agak manis, agak tajam
• Bau : hampir tidak berbau
• Pemerian : hablur ringan
• Kelarutan : larut dalam 550 bagian air dan dalam 4 bagian etanol
(95%). Mudah larut dalam kloroform P dan dalam eter P. Larut dalam larutan ammonium
asetat P, dinatrium hidrogen fosfat P, kalium sitrat P, dan Na sitrat P.
• Titik lebur : antara 158,5o dan 161o
• Bobot jenis : 1,44 g/ml
• Pka : 3,5
• Stabilitas : - stabil di udara kering tetapi dapat kontak dengan uap
lembab air.
- Mudah terhidrolisis untuk asetat dan asam salisilat
- Rata- rata dekomposisi adalah kedua asam dan katalis basa dan panas yang tinggi.
- Maximum stabil antara pH 2 dan 3
• Inkompatibilitas : masa panas adalah produk dengan cicetanilide
Amidopyrine, phenacetin, phenazon, hexamine, phenol, salol, potassium asetat/ sodium
fosfat, aspirin inkompatibilitas dengan asam bebas, garam besi, Na phenobarbiton, garam
quinine, potassium dan Na iodidies dan dengan alkali hidroksida, karbonat dan stearat,

aspirin juga inkompatibel dengan antihistamin.
Sumber : The Pharmaceutical Codex 12 hal 741. - See more at:
http://riyanpharmacy.blogspot.co.id/2012/03/semisolid.html#sthash.dPCUlG4s.dpuf

1. Aat mujizat .
2. Adriani serly
3. Anisah nurjanah
4. Apri gantina
5. Desen caniansah
6. Dian aida ardi
7. Diana kartika
8. Dwi rusdiana
9. Gina masropah
10.Fingky oktavia
11.Latif yudha
12.Linda kristianingsih
13.Mala oktaviani
14.Indah choirunisaq
15.Nina indah lestari
16.Fitri handayani
17.Reza sudrajat
18.Inggri imar sari
19.Jovita almira
20.Firda agnesia