Proposal dan skripsi dan Olip

DEPARTEMEN
KEBUDAYAAN

PENDIDIKAN

DAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

PROPOSAL SKRIPSI

I.

NAMA

: Cholifatul Badriyah

(3401412184)

PRODI


: Pendidikan Sosiologi dan Antropologi

JURUSAN

: Sosiologi dan Antropologi

JUDUL SKRIPSI
“PENGARUH IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 TERHADAP HASIL
BELAJAR SISWA MADRASAH ALIYAH NEGERI SUMPIUH PADA MATA
PELAJARAN SOSIOLOGI KELAS XI”

II.

LATAR BELAKANG
Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud)
telah melakukan pengembangan kurikulum sebagai revisi atas Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) yang diberi nama Kurikulum 2013. Kurikulum 2013 ini
diberlakukan mulai Tahun Pelajaran 2013/2014 yang dilaksanakan secara bertahap
sampai tahun 2015 mendatang. Dalam pelaksanaannya, perubahan kurikulum tersebut

menuai berbagai sikap dari masyarakat baik pro maupun kontra.
Meskipun

telah

menuai

berbagai

pro

dan

kontra,

pemerintah

tetap

memberlakukan Kurikulum 2013 dengan alasan perbaikan kualitas pendidikan di

Indonesia

seiring

perubahan

zaman

akibat

arus

globalisasi.

Dalam

PERMENDIKNAS nomor 71 tahun 2013 mengenai Struktur Kurikulum menjelaskan
Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki
kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif,


1

inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia. Tidak hanya itu, kurikulum 2013 juga
disebut memiliki basis yang cukup mirip dengan kurikulum berbasis kompetensi dan
diharapkan mampu menhasilkan peserta didik yang kempeten dan mampu bersaing.
Pemerintah juga mengungkapkan bahwa Kurikulum 2013 ini bukanlah kurikulum
baru, tapi merupakan pengembangan dari kurikulum sebelumnya yaitu Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Menurut pemerintah dalam Kurikulum 2013 ini
terdapat penambahan bahan ajar yang belum ada pada KTSP, selain tetap
mempertahankan materi yang masih relevan, dan menghilangkan materi yang
dianggap kurang penting.
Lebih jauh lagi, dalam pendidikan di Indonesia perlu dirumuskan kurikulum yang
mengedepankan pengalaman personal melalui proses mengamati, menanya, menalar,
dan mencoba (observation based learning) untuk meningkatkan kreativitas peserta
didik, serta perlunya mengarahkan pembelajaran yang mengutamakan aspek sikap,
pengetahuan dan keterampilan.
Berdasarkan pertimbangan tersebut, Kurikulum 2013 pun serentak diterapkan di
satuan pendidikan terpilih sebagai pilot project secara bertahap pada awal tahun
ajaran 2013/2014. Namun dalam pengimplementasianya, kurikulum ini ternyata

mengalami berbagai kendala yaitu terkait pendistribusian buku pembelajaran,
kesiapan guru dan sekolah. Hal ini menjadi bahan evaluasi pengembangan kurikulum
2013 agar kedepanya menjadi lebih baik dan mampu meningkatkan hasil belajar
siswa.
Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini berusaha menganalisis pengaruh
Kurikulum 2013 terhadap hasil belajar siswa di sekolah yaitu di Madrasah Aliyah
Negeri Sumpiuh pada mata pelajaran Sosiologi kelas XI. Maka dari itu penelitian ini
mengambil judul “Pengaruh Kurikulum 2013 terhadap Hasil Belajar Siswa Madrasah
Aliyah Negeri Sumpiuh pada Mata Pelajaran Sosiologi kelas XI”
III.

RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah ddari penelitian ini adalah sebagai berikut:

2

1. Bagaimana hasil belajar yang telah dicapai oleh siswa MA Negeri Sumpiuh pada
mata pelajaran Sosiologi kelas XI?
2. Bagaimana implementasi kurikulum 2013 di MA Negeri Sumpiuh pada mata
pelajaran Sosiologi kelas XI ?

3. Bagaimana pengaruh implementasi kurikulum 2013 terhadap hasil belajar siswa
MA Negeri Sumpiuh pada mata pelajaran Sosiologi kelas XI ?
IV.

TUJUAN PENELITIAN
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk memberikan gambaran mengenai hasil belajar yang telah dicapai oleh
siswa MA Negeri Sumpiuh pada mata pelajaran Sosiologi kelas XI
2. Untuk mengetahui implementasi kurikulum 2013 di MA Negeri Sumpiuh pada
mata pelajaran Sosiologi kelas XI
3. Untuk mengetahui pengaruh implementasi kurikulum 2013 terhadap hasil belajar
siswa MA Negeri Sumpiuh pada mata pelajaran Sosiologi kelas XI

V.

MANFAAT PENELITIAN
Adapun mamfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi peneliti
Memberikan referensi bagi penulis yang ingin membahas tulisan yang terkait
pada tulisan penulis yang diharapkan mampu mambantu memperlancar proses

penyusunan hingga selesai dan menambah pengetahuan baru mengenai pengaruh
implementasi kurikulum 2013 terhadap hasil belajar siswa MA Negeri Sumpiuh
pada mata pelajaran Sosiologi kelas XI
2. Bagi pembaca
Tulisan ini diharapkan mampu menambah wawasan pembaca mengenai pengaruh
implementasi kurikulum 2013 terhadap hasil belajar siswa MA Negeri Sumpiuh
pada mata pelajaran Sosiologi kelas XI
3. Bagi orang tua
Tulisan ini diharapkan mampu menambah wawasan orang tua mengenai pengaruh
implementasi kurikulum 2013 terhadap hasil belajar anaknya yang sedang
3

menempuh pendidikan di MA Negeri Sumpiuh khususnya mata pelajaran
Sosiologi kelas XI
4. Bagi masyarakat
Tulisan ini diharapkan mampu memberikan pengetahuan bagi masyarakat luas
akan pengaruh implementasi kurikulum 2013 dilihat dari hasil belajar siswa MA
Negeri Sumpiuh pada mata pelajaran Sosiologi kelas XI.
VI.


PENEGASAN ISTILAH
1. Kurikulum 2013
Kurikulum merupakan seperangkat rencana program dan pengaturan yang di
dalamnya terdapat isi serta bahan pengajaran, merupakan panduan bagi guru dalam
menginformasikan sejumlah materi pelajaran yang menjadi rambu-rambu dalam
pelaksanaan proses pembelajaran secara profesional untuk mencapai tujuan
pendidikan yang diharapkan, yang teruang dalam tujuan pendidikan nasional.
Sedangkan kurikulum 2013 merupakan kelanjutan dan pengembangan dari
Kurikulum Berbasis Kompetensi yang telah dirintis pada tahun 2004 dengan
mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu.
Pengembangan Kurikulum pada Kurikulum 2013 dilakukan seiring dengan tuntutan
perubahan dalam berbagai aspek kehidupan dan melaksanakan amanah Undangundang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional serta Peraturan
Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional.
Pengembangan

kurikulum 2013

untuk meningkatkan capaian pendidikan


dilakukan dengan dua strategi utama yaitu peningkatan efektivitas pembelajaran pada
satuan pendidikan dan penambahan waktu pembelajaran di sekolah.

Hal ini

dupayakan guna menghasilkan lulusan yang unggul dan berkualitas dalam aspek
sikap ( spiritual dan sosial), aspek pengetahuan dan aspek keterampilan.
2. Implementasi Kurikulum 2013 di MA Negeri Sumpiuh pada mata pelajaran Sosiologi
kelas XI

4

Madrasah Aliyah Negeri Sumpiuh adalah satu-satunya MA Negeri di kecamatan
Sumpiuh, kabupaten Banyumas. MA Negeri Sumpiuh berada di bawah naungan
Kementerian Agama (Kemenag). MA Negeri Sumpih terdiri dari tiga program
jurusan yaitu jurusan agama, jurusan pendidikan ilmu alam (IPA) dan jurusan
pendidikan Ilmu Sosial (IPS). Untuk mata pelajaran Sosiologi termasuk dalam
lingkup program jurusan IPS.
Madrasah Aliyah Negeri Sumpiuh sendiri mulai mengimplementasikan kurikulum
2013 pada


tahun pelajaran 2014/2015 dengan berbagai persiapan yang telah

dilaksanakan terkait buku panduan dan pelatihan kurikulum 2013 bagi guru mata
pelajaran.
3. Hasil Belajar Siswa
Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh peserta didik setelah
mengalami kegiatan belajar (Rifa’I dan Anni, 2011: 85). Aspek yang diperoleh dari
perubahan perilaku tersebut tergantung dari yang dipelajari oleh peserta didik,
sehingga apa yang dipelajari oleh peserta didik maka itu yang didapat. Hasil belajar
siswa dalam penelitian ini adalah hasil belajar pada mata pelajaran Sosiologi kelas XI
mengacu pada nilai rapor
VII.

TINJAUAN PUSTAKA
Penelitian mengenai pengaruh implementasi kurikulum 2013 di MA Negeri Sumpiuh
belum pernah diteliti oleh mahasiswa jurusan Sosiologi Antropologi Unnes. Kali ini
penulis

mencoba


menjelaskannya

dengan

proposal

skripsi

yang

berjudul

“PENGARUH IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 TERHADAP HASIL
BELAJAR SISWA MADRASAH ALIYAH NEGERI SUMPIUH PADA MATA
PELAJARAN SOSIOLOGI KELAS XI”. Namun mengenai hasil belajar sudah
pernah diteliti oleh Alfi (2012) dengan judul “Perbandingan Metode Pembelajaran
Teams Games Tournament (TGT) dan Numberred Heads Together (NHT) Dalam
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII Mata Pelajaran (IPS) SMP Negeri 1
Mandiraja, Banjarnegara”dengan hasil bahwa hasil belajar dipengaruhi oleh berbagai
faktor termasuk strategi belajar mengajar.

5

VIII. LANDASAN TEORI

1. PENGERTIAN KURIKULUM 2013
Kurikulum 2013 adalah kurikulum berbasis kompetensi yang pernah digagas
dalam Rintisan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) 2004, tapi belum
terselesaikan karena desakan untuk segera mengimplementasikan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006. Rumusannya berdasarkan pada sudut
pandang yang berbeda dengan kurikulum berbasis materi, sehingga sangat
dimungkinkan terjadi perbedaan persepsi tentang bagaimana kurikulum
seharusnya dirancang. Perbedaan ini menyebabkan munculnya berbagai kritik
dari yang terbiasa menggunakan kurikulum berbasis materi. Untuk itu ada
baiknya memahami lebih dahulu terhadap konstruksi kompetensi dalam
kurikulum sesuai koridor yang telah digariskan UU Sisdiknas, sebelum
mengkritik. Kurikulum mempersiapkan peserta didik dalam menghadapi
tantangan-tantangan di masa depan melalui pengetahuan, keterampilan, sikap dan
keahlian untuk beradapati serta bisa bertahan hidup dalam lingkungan yang
senantiasa berubah. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhammad Nuh dalam
berbagai kesempatan menegaskan perubahan dan pengembangan kurikulum 2013
merupakan persoalan yang penting dan genting. Alasan perubahan kurikulum,
kurikulum pendidikan harus disesuaikan dengan tuntutan zaman. Karena zaman
berubah, maka kurikulum harus lebih berbasis pada penguatan penalaran, bukan
lagi hafalan semata. Perubahan ini diputuskan dengan merujuk hasil survei
internasional tentang kemampuan siswa Indonesia. Salah satunya adalah survei
"Trends in International Math and Science"oleh Global Institute pada tahun 2007.
Menurut survei ini, hanya 5 persen siswa Indonesia yang mampu mengerjakan
soal berkategori tinggi yang memerlukan penalaran. Sebagai perbandingan, siswa
Korea yang sanggup mengerjakannya mencapai 71 persen. Sebaliknya, 78 persen
siswa Indonesia dapat mengerjakan soal berkategori rendah yang hanya
memerlukan hafalan. Sementara itu, siswa Korea yang bisa mengerjakan soal
semacam itu hanya 10 persen. Indikator lain datang dari Programme for
6

International Student Assessment(PISA) yang di tahun 2009 menempatkan
Indonesia di peringkat 10 besar paling buncit dari 65 negara peserta
PISA. Kriteria penilaian mencakup kemampuan kognitif dan keahlian siswa
membaca, matematika, dan sains. Dan hampir semua siswa Indonesia ternyata
cuma menguasai pelajaran sampai level 3 saja. Sementara banyak siswa negara
maju maupun berkembang lainnya, menguasai pelajaran sampai level 4, 5, bahkan
6. Kesimpulan dari dua survei itu adalah: prestasi siswa Indonesia terkebelakang.
Perubahan kurikulum meliputi empat elemen yaitu : pertama; standar kompetensi
kelulusan, kedua standar isi, ketiga, standar proses dan keempat, standar
penilaian.
Pengembangan

kurikulum

2013

menitikberatkan

pada

penyederhanaan,

pendekatan tematik-integratif dilatarbelakangi oleh masih terdapat beberapa
permasalahan pada Kurikulum 2006 (KTSP) antara lain ; (1) konten kurikulum
yang masih terlalu padat yang ditunjukkan dengan banyaknya mata pelajaran dan
banyak materi yang keluasan dan tingkat kesukarannya melampaui tingkat
perkembangan usia anak; (2) belum sepenuhnya berbasis kompetensi sesuai
dengan tuntutan fungsi dan tujuan pendidikan nasional; (3) kompetensi belum
menggambarkan secara holistik domain sikap, keterampilan, dan pengetahuan;
beberapa kompetensi yang dibutuhkan sesuai dengan perkembangan kebutuhan
(misalnya pendidikan karakter, metodologi pembelajaran aktif, keseimbangan soft
skills dan hard skills, kewirausahaan) belum terakomodasi di dalam kurikulum;
(4) belum peka dan tanggap terhadap perubahan sosial yang terjadi pada tingkat
lokal, nasional, maupun global; (5) standar proses pembelajaran belum
menggambarkan urutan pembelajaran yang rinci sehingga membuka peluang
penafsiran yang beraneka ragam dan berujung pada pembelajaran yang berpusat
pada guru; (6) standar penilaian belum mengarahkan pada penilaian berbasis
kompetensi (proses dan hasil) dan belum secara tegas menuntut adanya remediasi
secara berkala; dan (7) dengan KTSP memerlukan dokumen kurikulum yang lebih
rinci agar tidak menimbulkan multi tafsir (Draft Kurikulum 2013).
Kurikulum 2013 merupakan kelanjutan

dan pengembangan dari

Kurikulum Berbasis Kompetensi yang telah dirintis pada tahun 2004 dengan
7

mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu.
Pengembangan Kurikulum pada Kurikulum 2013 dilakukan seiring dengan
tuntutan perubahan dalam berbagai aspek kehidupan dan melaksanakan amanah
Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional serta
Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional.
Mencermati draft bahan sosialisasi Kurikulum 2013, pengembangan
kurikulum 2013 untuk meningkatkan capaian pendidikan dilakukan dengan dua
strategi utama yaitu peningkatan efektivitas pembelajaran pada satuan pendidikan
dan penambahan waktu pembelajaran di sekolah. Efektivitas pembelajaran
dicapai melalui tiga tahapan yaitu efektivitas interaksi, efektivitas pemahaman,
dan efektivitas penyerapan. (1) Efektivitas Interaksi akan terwujud dengan adanya
harmonisasi iklim atau atmosfir akademik dan budaya sekolah . Iklim atau
atmosfir akademik dan budaya sekolah sangat kental dipengaruhi oleh manajemen
dan kepemimpinan kepala sekolah beserta jajarannya. Efektivitas Interaksi dapat
terjaga apabila kesinambungan manajemen dan kepemimpinan pada satuan
pendidikan. Tantangan saat ini adalah sering dijumpai pergantian manajemen dan
kepemimpinan sekolah secara cepat sebagai efek adanya otonomi pendidikan
yang sangat dipengaruhi oleh politik daerah. (2) Efektivitas pemahaman menjadi
bagian

penting

dalam

pencapaian

efektivitas

pembelajaran.

Efektivitas

pembelajaran dapat tercapai apabila pembelajaran yang mengedepankan
pengalaman personal siswa melalui observasi (menyimak, mengamati, membaca,
mendengar), asosiasi, bertanya, menyimpulkan dan mengomunikasikan. Oleh
karena itu penilaian berdasarkan proses dan hasil pekerjaan serta kemampuan
menilai sendiri. (3)

Efektivitas penyerapan dapat tercipta ketika adanya

kesinambungan pembelajaran secara horisontal dan vertikal. Kesinambungan
pembelajaran secara horizontal bermakna adanya kesinambungan mata pelajaran
dari kelas I sampai dengan kelas VI pada tingkat satuan pendidikan SD, kelas VII
sampai dengan IX pada tingkat satuan pendidikan SMP dan kelas X sampai
dengan kelas XII tingkat SMA/SMK. Selanjutnya kesinambungan pembelajaran
vertikal bermakna adanya kesinambungan antara mata pelajaran pada tingkat
8

saatuan pendidikan SD, SMP, sampai dengan satuan pendidikan SMA/SMK.
Sinergitas dari ketiga efektivitas pembelajaran tersebut akan menghasilkan
sebuah transfomasi nilai yang bersifat universal, nasional dengan tetap
menghayati kearifan lokal yang berkembang dalam masyarakat Indonesia yang
berkarakter mulia.
2. Fungsi dan Peran Kurikulum dalam Kegiatan Pembelajaran
Kurikulum berfungsi sebagai pedoman dalam pelaksanaan pendidikan di
sekolah bagi pihak-pihak yang terkait, baik secara langsung maupun tidak
langsung, seperti pihak guru, kepala sekolah, pengawas, orang tua, masyarakat,
dan pihak peserta didik itu sendiri. Selain sebagai pedoman, bagi peserta didik,
kurikulum

memiliki

enam

fungsi,

yaitu

fungsi

penyesuaian,

fungsi

pengintegrasian, fungsi diferensiasi, fungsi persiapan, fungsi pemilihan/seleksi,
dan fungsi diagnostik.
Kurikulum pada dasarnya merupakan suatu sistem (system), artinya
kurikulum tersebut merupakan suatu kesatuan atau totalitas yang terdiri dari
beberapa komponen, di mana antara komponen satu dengan komponen lainnya
saling berhubungan dan saling mempengaruhi dalam rangka mencapai tujuan.
Komponen-komponen kurikulum tersebut, yaitu tujuan, isi/materi, strategi
pembelajaran, dan evaluasi. Tujuan kurikulum menggambarkan kualitas manusia
yang diharapkan terbina dari suatu proses pendidikan. Dengan demikian suatu
tujuan memberikan petunjuk mengenai arah perubahan yang dicita-citakan dari
suatu kurikulum. Tujuan yang jelas akan memberi petunjuk yang jelas pula
terhadap pemilihan isi/bahan ajar, strategi pembelajaran, media, dan evaluasi.
Bahkan dalam berbagai model pengembangan kurikulum, tujuan dianggap
sebagai dasar, arah, dan patokan dalam menentukan komponen-komponen yang
lainnya. Tujuan yang harus dicapai dalam pendidikan di Indonesia bersifat
hierarkis, yang terdiri atas Tujuan Pendidikan Nasional, Tujuan Institusional,
Tujuan Mata Pelajaran, dan Tujuan Instruksional (Umum dan Khusus).
Isi/materi kurikulum menempati posisi yang penting dan turut menentukan
kualitas pendidikan.

9

Secara umum isi/materi kurikulum merupakan pengetahuan ilmiah yang
terdiri atas fakta, konsep, prinsip, dan keterampilan yang perlu diberikan kepada
siswa. Pengetahuan ilmiah tersebut jumlahnya sangat banyak dan tidak mungkin
semuanya dijadikan sebagai isi kurikulum. Oleh karena itu, perlu diadakan
pilihan-pilihan. Untuk menentukan pengetahuan mana saja yang akan dijadikan
isi kurikulum, diperlukan berbagai kriteria.
Komponen evaluasi ditujukan untuk menilai pencapaian tujuan kurikulum
dan menilai proses implementasi kurikulum secara keseluruhan. Hasil evaluasi
kurikulum dapat dijadikan umpan balik untuk mengadakan perbaikan dan
penyempurnaan kurikulum. Selain itu, hasil evaluasi dapat dijadikan sebagai
masukan dalam penentuan kebijakan-kebijakan pengambilan keputusan tentang
kurikulum dan pendidikan. Gambaran yang komprehensif mengenai kualitas
suatu kurikulum, dapat dilihat dari komponen program, komponen proses
pelaksanaan, dan komponen hasil yang dicapai. Berbicara Kurikulum berarti
berbicara kerangka acuan yang harus di kuasai oleh Tutor/Pamong belajar dalam
menyampaikan materi pelajaran kepada peserta didik /warga belajar, di dalam
kurikululum terdapat asas-asas kurikulum yang di dalamnya terdapat sejumlah
faktor yang harus dipertimbangkan seperti misalnya:
a) Tujuan pendidikan yang biasanya terkandung dalam filsafat suatu negara, yang
merupakan dasar filsafat.
b) Keadaan masyarakat dengan keaneka ragaman agama, adat istiadat, ekonomi,
sosial.politik dan budaya.
c) Psikologi anak, seperti perkembangannya, minat, kesanggupan, serta perbedaan
antar individu.
d) Organisasi kurikulum seperti bahan pembelajaran, misalnya, mata pelajaran
yang di sajikan dalam bentuk tertentu
Kurikulum memiliki dua fungsi, yang terdiri fungsi umum dan fungsi
khusus. Dalam fungsi kurikulum ada hal – hal yang harus diperhatikan yang erat
kaitannya dengan komponen-komponen dalam fungsi kurikulum yaitu sasaran
atau arah yang hendak dituju oleh proses penyelenggaraan yang tertuang dalam
Tujuan Pendidikan Nasional yang merupakan tujuan jangka panjang juga
10

merupakan Tujuan Ideal Pendidikan Bangsa Indonesia. Hal lain yang perlu
diperhatikan dalam Kurikulum yang merupakan tuntutan bagi guru/pamong
belajar dalam mengembangkan daya nalar serta wawasan dimana seorang guru
ataupun pamong belajar untuk pendidikan non formal harus mampu menjabarkan
hal – hal seperti :
a) Tujuan Institusional, yang merupakan sasaran pendidikan suatu lembaga
pendidikan.
b) Tujuan Kurikuler yaitu tujuan yang ingin di capai oleh suatu program study
yang merupakan suatu target yang ingin dicapai oleh suatu mata pelajaran yang
masih di bagi menjadi tujuan instruksional umum, dan memerlukan waktu lebih
lama (tujuan jangka panjang) memerlukan waktu yang lebih lama serta sukar di
ukur, misalnya penekanan pada peri laku peserta didik/warga belajar.
c) Isi Kurikulum, yaitu terdiri dari pengalaman-pengalaman yang aka di peroleh
peserta didik/warga belajar, dalam proses kegiatan pembelajaran di sekolah yang
didalamnya mencakup : tujuan khusus, bahan ajar, media pembelajaran dan
sumber belajar, yang di rancang sedemikian rupa sehingga apa yang diperpleh
peserta didik/ warga belajar sesuai dengan tujuan yang ingi di capai.
d) Metode Pembelajaran, yaitu panduan yang menjembatani kegiatan peserta
didik/warga belajar dalam memperoleh pengalaman belajar dalam satu kesatuan
untuk mencapai tujuan.
e) Evaluasi Kurikulum, adalah media untuk mengetahui apakah sasaran yang
ingin di jangkau dapat tercapai atau tidak, evaluasi adalah tolak ukur dari
kompetensi belajar peserta didik, apakahmateri pelajara yang telah di sampaikan
itu dapat di kuasai oleh peserta didik atau tidak, evaluasi kurikulum juga adalah
merupakan upaya untuk mengukur tingkat keberhasilan kurikulum, juga tingkat
keberhasilan proses kurikulum.
Kurikulum memiliki peranan yang sangat strategis dalam pencapaian
tujuan pendidikan. Terdapat tiga peranan kurikulum yang dinilai sangat penting,
yaitu peranan konservatif, peranan kritis atau evaluatif, dan peranan kreatif.
Ketiga peranan kurikulum tersebut harus berjalan seimbang dan harmonis untuk
mencapai tujuan pendidikan secara optimal. Pelaksanaan ketiga peranan
11

kurikulum menjadi tanggung jawab semua pihak yang terkait dalam proses
pendidikan.
Kurikulum mempunyai kedudukan sentral dalam seluruh proses
pendidikan. Kurikulum mengarahkan segala bentuk aktivitas pendidikan demi
tercapainya tujuan pendidikan. Dengan kata lain bahwa kurikulum sebagai alat
untuk mencapai tujuan pendidikan yaitu pembentukan manusia yang sesuai
dengan falsafah hidup bangsa memegang peranan penting dalam suatu sistem
pendidikan. Maka kurikulum sebagai alat untuk mencapai tujuan harus mampu
mengantarkan anak didik menjadi manusia yang bertaqwa, cerdas, terampil dan
berbudi luhur, berilmu, bermoral, tidak hanya sebagai mata pelajaran yang harus
diberikan kepada peserta didik semata, melainkan sebagai aktivitas pendidikan
yang direncanakan untuk dialami, diterima, dan dilakukan. Fungsi kurikulum
identik dengan pengertian kurikulum itu sendiri yang berorientasi pada pengertian
kurikulum dalam arti luas, maka fungsi kurikulum mempunyai arti sebagai
berikut:
1. Sebagai pedoman penyelenggaraan pendidikan pada suatu tingkatan lembaga
pendidikan tertentu dan untuk memungkinkan pencapaian tujuan dari lembaga
pendidikan tersebut.
2. Sebagai batasan daripada program kegiatan (bahan pengajaran) yang akan
dijalankan pada suatu semester, kelas, maupun pada tingkat pendidikan tersebut.
3. Sebagai pedoman guru dalam menyelenggarakan Proses Belajar Mengajar,
sehingga kegiatan yang dilakukan guru dengan murid terarah kepada tujuan yang
ditentukan.
Dengan demikian fungsi kurikulum pada dasarnya adalah program
kegiatan yang tercantum dalam kurikulum yang akan mempengaruhi atau
menentukan

bentuk

pribadi

murid

yang

diinginkan.

Oleh

karena

pengembangan kurikulum perlu memperhatikan beberapa hal:
a) Tuntutan pembangunan daerah dan nasional.
b) Tuntutan dunia kerja.
c) Aturan agama, perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.
d) Dinamika perkembangan global.
12

itu

e) Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan.
Dalam melakukan pengembangan kurikulum, jika memperhatikan hal-hal
tersebut di atas, maka akan menghasilkan peserta didik yang memiliki
kepribadian sebagai manusia dan mampu menyesuaikan diri di mana mereka
hidup di tengah-tengah masyarakat.
3. Konsep Dasar Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh peserta didik
setelah mengalami kegiatan belajar (Rifa’I dan Anni, 2011: 85). Aspek yang
diperoleh dari perubahan perilaku tersebut tergantung dari yang dipelajari oleh
peserta didik, sehingga apa yang dipelajari oleh peserta didik maka itu yang
didapat. Apabila siswa mempelajari tentang konsep, perubahan perilaku yang
diperoleh adalah penguasaan konsep. Tujuan perubahan perilaku tersebut
merupakan tujuan peserta didikan yaitu deskripsi tentang perubahan perilaku yang
diinginkan atau deskripsi produk yang menunjukan bahwa belajar telah terjadi.
Dalam proses belajar mengajar, tujuan yang harus dicapai oleh setiap
individu dalam belajar memiliki beberapa peranan penting yaitu:
a. Memberikan arah pada kegiatan peserta didikan
b. Untuk mengetahui kemaujuan belajar dan perlu tidaknya pemberian peserta
didikan pembinaan bagi peserta didik
c. Sebagai bahan komunikasi.
Dengan tujuan peserta didikan, pendidik dapat mengkomunikasikan tujuan
peserta didikannya pada peserta didik.
Hasil belajar adalah pola – pola perbuatan, nilai – nilai, pengertian –
pengertian, sikap – sikap, apresiasi dan keterampilan (Suprijono: 2011: 5).
Merujuk pemikiran Gagne, hasil belajar berupa hal – hal berikut:
a. Informasi verbal, yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam
bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis
b. Keterampilan intelektual, yaitu kemampuan mempresentasikan konsep dan
lambing

13

c. Strategi kognitif, yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas
kognitifnya
d. Keterampilan motorik, yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak
jasmani dalam urusan dan koordinasi sehingga terwujud otomatisme gerak
jasmani
e. Sikap adalah kemampuan menerima atau meolak objek berdasarkan penilaian
terhadap objek tersebut.
Menurut S Bloom (Thobroni dan Mystofa, 2011: 23) hasil belajar
mencakup kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Kemampuan kognitif,
mencakup

tentang

knowledge

(pengetahuan,

ingatan);

comprehension

(pemahaman, menjelaskan, meringkas); application (menerapkan); analysis
(menguraikan,

menentukan

hubungan);

synthesis

(mengorganisasikan,

merencanakan, membentuk bangunan baru); dan evaluating (menilai).
Kemampuan afektif, mencakup tentang receiving (sikap menerima);
responding (memberikan respons); valuating (nilai); organization (organisasi);
dan charactrrization (karakteristik). Kemampuan psikomotorik mencakup tentang
initiatory; pre - routine; rountinized; dan keterampilan produktif, teknik, fisik,
sosial, manajerial, dan intelektual.

IX.

KERANGKA BERPIKIR

Pendidikan

Kurikulum 2013

Hasil belajar Siswa MA Negeri Sumpiuh pada Mata
Pelajaran Sosiologi
14 Kelas XI

X.

HIPOTESIS
Dari kerangka berfikir diatas dan dengan dukungan beberapa teori dapat dirumuskan
hipotesis yaitu:
Terdapat korelasi yang positif yang signifikan antara implementasi kurikulum 2013
dengan hasil belajar siswa MA Negeri Sumpiuh pada mata pelajaran Sosiologi kelas
XI.
Hipotesa Alternatif (Ha)

: Ada hubungan signifikan antara implementasi
kurikulum 2013 dengan hasil belajar siswa

MA

Negeri Sumpiuh pada mata

pelajaran Sosiologi

kelas XI.

Hipotesa Nihil (Ho)

: Tidak ada hubungan signifikan antara
implementasi kurikulum 2013 dengan hasil

belajar

siswa MA Negeri Sumpiuh pada mata

pelajaran
XI.

Sosiologi kelas XI.

METODE PENELITIAN
1. Pendekatan penelitian
Pendekatan yang digunakan penulis dalam penelitian ini yaitu metodologi
penelitian kuantitatif. Metode kuantitatif dinamakan metode tradisional, karena
metode ini sudah cukup lama digunakan sehingga sudah mentradisi sebagai
metode untuk penelitian. Metode ini disebut dengan mteode positivisyik karena
berlandaskan

pada

ilmiah/scientific

filsafat

positivisme.

karenatelah

memenuhi

Metode

ini

kaidah-kaidah

sebagai
ilmiah

metode
yaitu

konkrit/empiris, obyektif, terukur, rasional, dan sistematis. Metode ini juga
disebut discovery, karena dengan metode ini dapat ditemukan dan dikembangkan
berbagai iptek baru. Metode ini disebut kuantitatif karena data penelitian berupa
angka-angka dan analisis menggunakan statistic (Sugiyono: 2009). Ciri dari
metode kuantitatif yaitu: (1) dapat diklasifikasikan, konkrit, teramati, dan terukur;

15

(2) independen, supaya terbangun obyektivitas; (3) adanya hubungan kausal
(sebab-akibat); (4) cenderung membuat generali; (5) cenderung bebas nilai.
2. Lokasi penelitian
Lokasi penelitian merupakan tempat dimana peneliti mengadakan penelitian.
Penelitian dilaksanakan di Madrasah Aliyah Negeri Sumpiuh, kecamatan
Sumpiuh kabupaten Banyumas.
3. Waktu penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tahun 2014.
4. Populasi penelitian
Populasi adalah “keseluruhan obyek dari suatu penelitian.” Adapun yang menjadi
populasi dalam penelitian ini adalah siswa program jurusan IPS

kelas XI

berjumlah 124 siswa.
5. Sampel penelitian
Sampel adalah “sebagian dari populasi yang memiliki sifat dan karakteristik yang
sama sehingga betul-betul mewakili populasi.” Sampel dalam penelitian ini
adalah sebagian dari siswa program jurusan IPS kelas XI IPS 1, XI IPS 2, dan XI
IPS 3 yang diambil secara acak sebanyak 30 orang.
6. Variabel penelitian
Variabel adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian
suatu penelitian (Arikunto, 2002:99). Variabel dalam penelitian ini dibedakan
menjadi dua yaitu variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y) dengan uraian
sebagai berikut :
a. Variabel bebas (X)
Variabel bebas adalah variabel yang menjadi sebab perubahan timbulnya
variabel terlihat (Sugiyono, 2002:21). Variabel bebas dalam penelitian ini
adalah implementasi kurikulum 2013 (X)
b. Variabel terikat (Y)
Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat
karena adanya variabel (Sugiyono, 2002:21). Variabel terikat dalam penelitian
ini adalah hasil belajar siswa Madrasah Aliyah Negeri Sumpiuh
16

pada mata

(Y), hasil aktivitas belajar siswa yang

pelajaran Sosiologi kelas XI

diaktualisasikan dalam nilai rapor
7. Instrumen penelitian
Secara terperinci instrument penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah:
a. Pedoman pengamatan untuk menggali data tentang suasana kondisi
umum MA Negeri Sumpuih, khusunya program jurusan IPS yang
diteliti.
b. Pedoman wawancara untuk menggali data tentang

pengaruh

implementasi kurikulum 2013 terhadap hasil belajar siswa MA Negeri
Sumpiuh pada mata pelajaran Sosiologi kelas XI
c. Angket

digunakan

untuk

menggali

data

tentang

pengaruh

implementasi kurikulum 2013 terhadap hasil belajar siswa MA Negeri
Sumpiuh pada mata pelajaran Sosiologi kelas XI
8. Teknik pengumpulan data
Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan adalah :
a. Library research, mengadakan penelitian kepustakaan dengan cara mengkaji
buku-buku, artikel-artikel atau sumber bacaan lain yang berkaitan dengan
penelitian.
b.

Observasi, sebagai metode ilmiah, observasi biasa diartikan dengan
pengamatan dan pencatatan dengan sistematik fenomena-fenomena yang
diselidiki. Observasi ini dilakukan untuk memperoleh data tentang kondisi
umum MA Negeri Sumpiuh dan program jurusan IPS

c.

Wawancara, yaitu merupakan tanya jawab yang dilakukan secara sistematis
berlandaskan pada tujuan penelitian. Wawancara ini dilakukan pada warga
sekolah khususnya wakil kepala sekolah biadang kurikulum, guru dan siswa
program jurusan IPS kelas XI, dengan tujuan untuk memperoleh informasi
dan melengkapi data yang diperlukan dalam penelitian ini.

17

d.

Dokumentasi, yaitu suatu usaha aktif bagi suatu badan atau lembaga dengan
menyajikan hasil pengolahan bahan-bahan dokumen yang bermanfaat bagi
badan atau lembaga yang mengadakan.

e.

Angket atau kuesioner, yaitu merupakan suatu daftar atau rangkaian
pertanyaan yang disusun secara tertulis mengenai sesuatu yang berkaitan
dengan penelitian. Angket yang digunakan adalah tipe pilihan (tertutup).

9. Teknik analisis data
Dalam penelitian ini, teknik analisis data yang diambil untuk mengetahui
bagaimana pengaruh implementasi kurikulum 2013 dengan hasil belajar siswa MA
Negeri Sumpiuh pada mata pelajaran Sosiologi kelas XI yaitu sebagai berikut:
a.

Mencari angka korelasi dengan rumus,
r xy =

N ∑ XY −( X ) (Y )
√¿¿¿

Keterangan:

r xy

: Angka indeks “r” produk moment (antara variabel X dan Y)

N

: Jumlah responden

∑XY : Jumlah hasil perkalian antara skor X dan Y
∑X : Jumlah seluruh skor X
∑Y : Jumlah seluruh skor Y
b. Memberi interpretasi terhadap, r xy interpretasi sederhana dengan cara
mencocokkan hasil perhitungan dengan angka indeks korelasi “r” product
moment.
c. Memberikan interpretasi terhadap angka indeks korelasi “r” product moment,
dengan jalan berkonsultasi pada tabel “r” product moment. Cara ini ditempuh
melalui prosedur sebagai berikut :
1) Merumuskan Hipotesa Alternatif (Ha) dan Hipotesa nihil (Ho).
2) Menguji kebenaran dari hipotesa yang telah dirumuskan dengan jalan
membandingkan besarnya “r” Product Moment dengan besarnya “r” yang
tercantum dalam tabel nilai (rt) terlebih dahulu mencari derajat bebasnya
(db) atau degress of freedom (df) yang rumusnya adalah :

18

Df = N-nr
Keterangan :
Df : Degressa of freedom
N : Number of cases
Nr : Banyaknya variabel yang dikorelasikan.
XII.

SISTEMATIKA SKRIPSI
Skripsi ini berjudul “PENGARUH IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013
TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA MADRASAH ALIYAH NEGERI
SUMPIUH PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI KELAS XI”
Skripsi ini dikelompokan kedalam V Bab untuk memperoleh gambaran dan
memudahkan pembahasan dengan sistematika berikut : Bagian awal skripsi tentang
halaman sampul, lembar berlogo, halaman judul, persetujuan pembimbing,
pengesahan kelulusan, pernyataan motto dan persembahan, prakata, sari, daftar isi,
daftar singkat teknis dan tanda (bila ada), daftar tabel (bila ada), daftar gambar (bila
ada), serta daftar lampiran. Bagian pokok terdiri dari :
BAB I PENDAHULUAN
Berisi tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian dan batasan istilah.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR
Tinjauan

pustaka

berisi

tentang

kajian

pustaka yang

berhubungan

dengan implementasi kurikulum 2013 yang berpengaruh atau tidak terhadap hasil
belajar siswa .
BAB III METODE PENELITIAN

19

Menguraikan tentang dasar penelitian Lokasi penelitian, waktu penelitian,
populasi penelitian, sampel penelitian, variabel penelitian, instrumen penelitian,
teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Berisi tentang pelaporan hasil penelitian yaitu gambaran umum lokasi penelitian.
Gambaran lokasi penelitian di MA Negeri Sumpiuh mengenai pengaruh implementasi
kurikulum 2013 pada hasil belajar siswa MA Negeri Sumpiuh khususnya pada mata
pelajaran Sosiologi kelas XI mahasiswa. Kemudian pembahasannya mengkaitkan
dengan kerangka teori atau penelitian yang dilakukan sebelumnya.
BAB V PENUTUP
Dalam bab terakhir yaitu penutup berisi kesimpulan dan saran dari penulis
berdasarkan penelitian yang dilakukannya.

20

DAFTAR PUSTAKA
Suharsimi, Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT.
Rineka Cipta.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Rifa’I, Achmad., dan Anni, Catarina., Tri. 2011. Psikologi Pendidikan. Semarang: UPT
UNNES Press.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013. Press Workshop: IMPLEMENTASI
KURIKULUM 2013. Jakarta
Alfi.2012. Skripsi: Perbandingan Metode Pembelajaran Teams Games Tournament
(TGT) dan Numberred Heads Together (NHT) Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Kelas VIII Mata Pelajaran (IPS) SMP Negeri 1 Mandiraja, Banjarnegara. Yogyakarta
Rachman, Maman. 1996. Konsep dan Analisis Statistik. Semarang: IKIP Semarang Press.
Tukidi. 2009. Statistik Terapan. Semarang: Universitas Negeri Semarang.

21