PENDAHULUAN Penanganan Disgrafia Pada Anak Di TK Bustanul Athfal Aisyiyah 8 Magetan Jawa Timur Tahun Ajaran 2013/2014.

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum
jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang
ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun
(Permendiknas No.58 Tahun 2009). Melalui pemberian rangsangan
pendidikan membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani
agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, yang
diselenggarakan pada jalur formal, nonformal, dan informal (Permendiknas
No.58 Tahun 2009).
Pendidikan anak usia dini bertujuan untuk mengembangkan semua
aspek perkembangan yang dimiliki anak, dan diharapkan dengan adanya
pendidikan anak usia dini dapat mengembangkan potensi yang belum muncul
agar dapat teraktualisasi. Salah satu aspek perkembangan anak usia dini yaitu
perkembangan bahasa. Masa puncak untuk mempelajari bahasa adalah dari
lahir sampai usia 6 tahun, sedangkan masa yang paling intensif adalah 3 tahun
pertama usia anak dimana ketika itu otak sedang berkembang menuju proses
pematangan. Kemampuan bahasa yang pertama kali diperoleh anak adalah
kemampuan bahasa lisan yang mencakup kemampuan mendengar dan

berbicara, kemampuan ini menjadi dasar dalam pengembangan kemampuan
bahasa lainnya yaitu membaca dan menulis.

1

2

Kemampuan menulis berhubungan dengan kemampuan motorik yakni
motorik halus karena menekankan pada kordinasi otot tangan dan jari atau
kelenturan tangan yang bersifat keterampilan. Kegiatan menulis dasar sudah
dapat dimulai saat anak menunjukkan perilaku seperti mencoret-coret buku
atau dinding, kondisi tersebut menunjukkan berfungsinya sel-sel otak yang
perlu dirangsang supaya berkembang secara optimal. Menulis merupakan
salah satu media untuk berkomunikasi, dimana anak dapat menyampaikan ide,
makna, pikiran dan perasaannya melalui untaian kata-kata yang bermakna,
Kesulitan menulis akan menjadi hambatan dalam proses pembelajaran anak,
karena anak yang mengalami kesulitan menulis ini tidak bisa menuangkan dan
mengemukakan ide dengan baik.
Kemampuan menulis setiap anak tidak selamanya berangsur secara
wajar, karena setiap anak memiliki karakteristik yang berbeda, perbedaan

individu pula yang menyebabkan perbedaan tingkah laku anak, anak yang
tidak mampu menulis sebagaimana mestinya, itulah yang disebut dengan
Disgrafia, yakni kesulitan khusus dimana anak-anak tidak bisa menuliskan
atau mengekspresikan pikirannya dalam bentuk tulisan, karena mereka tidak
bisa menyuruh atau menyusun kata dengan baik dan mengkoordinasikan
motorik halusnya (tangan) untuk menulis. Pada anak-anak umumnya kesulitan
ini terjadi pada saat anak mulai belajar menulis. Kesulitan ini tidak tergantung
kemampuan lainnya. Seseorang bisa sangat fasih dalam berbicara dan
keterampilan motorik lainnya, tapi mempunyai kesulitan dalam menulis
(disgrafia).

3

Disgrafia adalah ketidakmampuan dalam menulis, terlepas dari
kemampuan untuk membaca. Orang dengan disgrafia sering berjuang dengan
menulis bentuk surat atau tertulis dalam ruang yang didefinisikan. Hal ini juga
bisa disertai dengan gangguan motorik halus. Menurut Abdurrahman (2009:
228) disgrafia sering dikaitkan dengan kesulitan belajar membaca atau
disleksia (dyslexia) karena kedua jenis kesulitan tersebut sesungguhnya saling
terkait. Definisi tersebut dapat dipahami karena ada kaitan yang erat antara

membaca dengan menulis. Anak yang berkesulitan membaca umumnya juga
kesulitan menulis.
Gejala disgrafia biasanya anak mengalami kesulitan dalam menulis
bahkan tidak dapat menulis dengan baik padahal untuk anak seusia nya sudah
mampu untuk menulis menulis dengan baik.Tanda ini juga dapat terlihat
dengan cara anak untuk menulis,biasanya anak juga sangat sulit untuk
memahami suatu pertanyaan karena lemahnya dalam pemahamannya. Tanda
lain adalah biasanya si anak dalam menulis mereka mencampur antara huruf
besar dengan huruf kecil dan posisi menulis mereka juga tidak konsisten.
Hasil observasi pada anak kelompok B TK Bustanul Athfal 8 Magetan
Jawa Timur, terdapat 3 anak dengan gangguan disgrafia dari jumlah
keseluruhan 21 anak. Tiga anak dengan gangguan disgrafia ini setelah
diobservasi menunjukkan ciri-ciri masih sulitnya memegang pensil dengan
tepat, tangan terlihat kaku, huruf yang ditulis sangat tidak rapi. Cara ketiga
anak disgrafia dalam memegang pensil terlalu ke ujung atau ke bawah pensil.
Semua lima jari tangannya memegang pensil tertumpuk pada pensilnya. Selain
itu ciri lain yang tampak adalah selalu memperhatikan tangannya yang

4


digunakan untuk menulis. Setiap menulis dia selalu menundukkan kepalanya
dengan memperhatikan tangannya yang sedang menulis. Gejala lainnya,
bentuk huruf hasil tulisan tidak konsisten, penggunaan huruf besar dan kecil
masih tercampur, ukuran bentuk tuisan tidak proporsional, gerakan tangannya
kaku, hasil tulisannya kurang bagus dan tidak rapi, cara menulis tidak
konsisten, sambil berbicara saat menulis, dan masih tetap mengalami kesulitan
meskipun hanya menyalin contoh tulisan yang ada.
Berdasarkan hasil wawancara dan hasil observasi yang telah dilakukan
selama kurang lebih satu minggu pada ketiga anak tersebut, telah ditemukan
beberapa ciri-ciri disgrafia yang tidak mampu dijalankan oleh anak tersebut.
Dimana percobaan-percobaan atau ilustrasi yang diberikan oleh guru tidak
bisa diselesaikan dengan baik. Maka dari itu, dapat disimpulkan bahwa ketiga
anak tersebut positif mengalami gangguan belajar disgrafia. Ini berdasarkan
pada ciri-ciri yang lebih dari tiga. Sebab menurut para guru, berdasarkan
referensi yang dibaca dikatakan bahwa apabila anak sudah mengalami gejala
paling sedikitnya tiga, maka klien itu sudah bisa dikatakan positif disgrafia.
Berkaitan dengan kondisi di atas, maka perlu dicarikan solusi atau
penanganan atas anak dengan gangguan disgrafia yaitu dengan teknik
scaffolding dan teknik finger painting. Teknik scaffolding adalah dengan
latihan menulis mulai dari menghubungkan titik-titik, menulis berbantuan

garis, hingga tanpa bantuan sama sekali. Teknik finger panting dilakukan
dengan cara melukis dengan jari menggunakan berbagai media dan warna dan
melatih pengembangan imajinasi serta kemampuan motorik halus pada anak.

5

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk meneliti anak autis
dengan judul “Penanganan Disgrafia pada Anak di TK Bustanul Athfal
Aisyiyah 8 Magetan Jawa Timur Tahun Ajaran 2013/2014”

B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang d iatas, dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana penanganan anak disgrafia di TK Bustanul Athfal Aisyiyah 8
Magetan Jawa Timur?
2. Faktor apa saja yang menghambat dan mendukung penanganan anak
disgrafia di TK Bustanul Athfal Aisyiyah 8 Magetan Jawa Timur?

C. Tujuan Penelitian
Sebagaimana perumusan masalah di atas maka tujuan dari penelitian
ini adalah:

1. Untuk mendeskripsikan penanganan anak disgrafia di TK Bustanul Athfal
Aisyiyah 8 Magetan Jawa Timur
2. Untuk mengidentifikasi faktor- faktor yang menghambat dan mendukung
penanganan anak disgrafia di TK Bustanul Athfal Aisyiyah 8 Magetan
Jawa Timur

D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberik an manfaat dalam
penanganan anak disgrafia.

6

1. Manfaat teoritis
Secara teoritis hasil penelitian ini dapat bermanfaat sebagai berikut :
a. Bagi guru dapat digunakan sebagai bahan khususnya bagi guru
pendamping atau guru terapis menghadapi anak didiknya yang
mengalami disgrafia
b. Bagi sekolah, penelitian ini diharapkan dapat memberikn informasi
mengenai penanganan anak disgrafia
2. Manfaat praktis

Secara praktis penelitian ini dapat bermanfaat sebagai berikut:
a. Bagi orang tua peneliti ini semoga bisa membantu orang tua dalam
menentukan terapi yang bisa dapat dilaksanakan untuk putra putrinya
yang mengalami disgrafia
b. Bagi anak, anak dapat mengembangkan kemampuan motoriknya

Dokumen yang terkait

Hubungan Antara Kebiasaan Mengkonsumsi Jajanan Dengan Pengalaman Karies Pada Gigi Susu Anak Usia 4-6 Tahun Di TK Medan

13 91 62

Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Konstipasi Dengan perilaku Penanganan Konstipasi Pada Anak Usia 1-3 Tahun Di Wilayah Sumbersari

3 28 28

PENGGUNAAN METODE BERMAIN DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SAINS SISWA (Studi Kasus di TK Aisyiyah Bustanul Athfal Kecamatan Dau Kabupaten Malang)

0 3 1

Hubungan antara Penggunaan Media Pembelajaran dengan Prestasi Belajar Anak Usia Dini di TK PGRI Desa Sepanjang Kecamatan Glenmore Kabupaten Banyuwangi Tahun Ajaran 2012-2013

3 41 3

Kemampuan Kognitif Anak Usia Taman Kanak-Kanak Kelompok B (Usia 5-6 Tahun) dalam Konsep Bilangan di TK AT-TAQWA Kalisat Tahun Ajaran 2006/2007 ;

0 8 16

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Perbandingan Pendekatan Lingkungan Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dan DI Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Tumbuhan Paku Di SMA Muhammadiyah Tumbang Samba Tahun Ajaran 2013/2014. - Digital Libra

0 0 7

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe The Learning Cell Pada Pokok Bahasan Bunyi Di Kelas VIII SMP Negeri 2 Palangka Raya Semester II Tahun Ajaran 2013/2014. - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 8

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1.Jenis Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Meningkatkan Kemampuan Berbicara Anak TK B Usia 5-6 Tahun Melalui Digital Storytelling di TK Apple Kids Salatiga Semester 1 Tahun Ajaran 201

0 0 12

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Meningkatkan Kemampuan Berbicara Anak TK B Usia 5-6 Tahun Melalui Digital Storytelling di TK Apple Kids Salatiga Semester 1 Tahun Ajaran 2017/2018

0 1 13

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Meningkatkan Kemampuan Berbicara Anak TK B Usia 5-6 Tahun Melalui Digital Storytelling di TK Apple Kids Salatiga Semester 1 Tahun Ajaran 2017/2018

0 0 38