Hubungan Antara Kebiasaan Mengkonsumsi Jajanan Dengan Pengalaman Karies Pada Gigi Susu Anak Usia 4-6 Tahun Di TK Medan

(1)

HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MENGKONSUMSI

JAJANAN DENGAN PENGALAMAN KARIES PADA

GIGI SUSU ANAK USIA 4-6 TAHUN DI TK MEDAN

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi

Oleh:

JAZZALINA AIZA JAMIL NIM: 070600157

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2011


(2)

Fakultas Kedokteran Gigi Departemen Ilmu Kedokteran Gigi Anak Tahun 2011 Jazzalina Aiza Jamil

Hubungan antara kebiasaan mengkonsumsi jajanan dengan pengalaman karies pada gigi susu anak usia 4-6 tahun di TK Medan.

ix + 41 halaman.

Salah satu faktor etiologi terjadinya karies adalah faktor substrat atau diet dimana dapat terdiri dari jajanan yang bersifat kariogenik dan dimakan di luar jam-jam makan atau di antara jam-jam-jam-jam makan. Pada umumnya hampir semua anak menyukai jajanan yang rasanya manis seperti coklat, permen dan es krim. Jenis makanan ini merupakan karbohidrat yang sangat kariogenik dan berpotensi mengakibatkan karies. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara kebiasaan mengkonsumsi jajanan dengan pengalaman karies pada gigi susu anak usia 4-6 tahun di TK Medan Bakti, TK Annisa’ dan TK An-Nida’

Penelitian ini adalah penelitian analitik observasional dengan desain cross sectional yang dilakukan pada anak-anak usia 4-6 tahun di 3 taman kanak-kanak yaitu TK Medan Bakti, TK Annisa’ dan TK An-Nida’. Jumlah responden penelitian ini adalah sebesar 120 orang. Pemilihan sekolah TK di Medan dilakukan secara purposive. Indeks pengukuran karies yang digunakan adalah indeks karies Klein untuk def-t. Uji analisis yang digunakan adalah One way Anova, Kruskal Wallis dan Mann-Whitney.


(3)

Kebiasaan mengkonsumsi jajanan meliputi frekuensi jajanan dengan jenis jajanan yang bersifat kariogenik dan non-kariogenik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebanyakan anak-anak menyukai jajanan yang berpotensi tinggi, sedang dan rendah menyebabkan karies. Berdasarkan uji statistik terlihat adanya perbedaan bermakna antara jajanan berpotensi tinggi, sedang dan rendah menyebabkan karies dengan pengalaman karies.

Hasil penelitian ini menunjukkan jenis jajanan dan frekuensi jajan anak memainkan peran yang penting dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut anak. Orang tua perlu mengawasi perilaku jajan anak agar kesehatan gigi anak yang baik dapat dibentuk sejak dini.


(4)

PERNYATAAN PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan tim penguji skripsi

Medan, 20 Juni 2011

Pembimbing: Tanda tangan

1. Taqwa Dalimunthe, drg.,Sp. KGA

………..…… NIP : 1952 0314 1979 02 200


(5)

TIM PENGUJI SKRIPSI

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan tim penguji pada tanggal 20 Juni 2011

TIM PENGUJI

KETUA : Essie Octiara, drg., SpKGA ANGGOTA : 1. T. Hermina M., drg


(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dalam rangka memenuhi kewajiban penulis sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis telah banyak mendapat bimbingan, pengarahan dan saran dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mempersembahkan rasa hormat dan terima kasih sedalam-dalamnya kepada kedua orang tua tercinta. Ayahanda Jamil Bin Anwar, Ibunda Seloma Binti Ahmad dan keluarga yang telah memberikan dorongan dan semangat sejak awal kuliah hingga selesainya skripsi ini.

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebenar-benarnya kepada:

1. Prof. H Nazruddin, drg., C.ort Ph.D., Sp.Ort. selaku Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

2. Yati Roesnawi, drg., selaku Ketua Departemen Ilmu Kedokteran Gigi Anak, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

3. Taqwa Dalimunthe, drg.,Sp. KGA selaku dosen pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran dengan penuh kesabaran membimbing, memberi petunjuk dan pengarahan serta saran kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi.


(7)

4. Prof. Lina Natamiharja yang telah sudi meluangkan waktunya untuk memberi petunjuk dan bimbingan kepada penulis.

5. Seluruh staf dosen dan pegawai Departemen Ilmu Kedokteran Gigi Anak, Fakultas Kedokteran Gigi USU.

6. Teman-teman skripsi penulis, Jesica N. Sihite, Yusoff dan Nurul Syahidah diatas dorongan dan saran selama penulisan skripsi ini.

7. Teman-teman penulis, Muhammad Shamill, Nabilah Amran, dan Afzan Syahanim Balqis serta sahabat-sahabat penulis atas dukungan, saran, semangat yang diberikan selama masa kuliah dan dalam penulisan skripsi ini. Akhir kata dengan segala kerendahan hati penulis berharap, semoga skripsi ini dapat memberikan sumbangan pikiran yang berguna bagi fakultas, pengembangan ilmu pengetahuan dan masyarakat.

Medan, Juni 2011 Penulis,

( ………... ) Jazzalina Aiza Jamil


(8)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ……….…………... i

HALAMAN PERSETUJUAN ………...……... ii

HALAMAN TIM PENGUJI SKRIPSI ………... iii

KATA PENGANTAR ……….…………... iv

DAFTAR ISI ………..………... vi

DAFTAR TABEL ….………....……... viii

DAFTAR LAMPIRAN ………..…... ix

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ………..……... 1

1.2 Rumusan Masalah ………...………... 4

1.3 Tujuan Penelitian ….………...………... 5

1.4 Hipotesa Penelitian ………... 5

1.5 Manfaat Penelitian ……….. 5

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Karies Gigi ... 7

2.2 Faktor Etiologi Karies ...…...………... 7

2.2.1 Host (gigi dan saliva) ...………... 8

2.2.2 Substrat atau diet ... 9

2.2.3 Mikroorganisme ... ………. 9

2.2.4 Waktu ………....…... 10

2.3 Faktor Predisposisi Karies ... 10

2.3.1 Jenis Kelamin... 10

2.3.2 Usia ……….. 10

2.3.3 Kebiasaan Makan ………. 11

2.3.4 Tingkat Sosial Ekonomi ……….. 12

2.4 Karakteristik Perkembangan Anak Usia 4-6 Tahun ……… 12

2.5 Makanan Jajanan ………. 12

2.6 Kerangka Konsep ……… 16

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian ………...…... 17


(9)

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian ………..…... 17

3.3 Waktu dan Tempat Penelitian …... 17

3.4 Kriteria Inklusi ………... 17

3.5 Variabel Penelitian ...……. 18

3.6 Definisi Operasional ... 18

3.6.1 Karies Gigi ………. 18

3.6.2 Pengalaman Karies ……… 18

3.6.3 Kebiasaan Mengkonsumsi Jajanan ……… 19

3.7 Cara Pengambilan Data ………... 21

3.8 Pengolahan dan Analisis Data………... 22

3.9 Anggaran Penelitian ………... 23

3.10 Jadwal Pelaksanaan Penelitian ……… 24

BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Responden ……… 25

4.2 Hubungan Kebiasaan Mengkonsumsi Jajanan dengan Pengalaman Karies ………. 27

BAB 5 PEMBAHASAN ... 31

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ... 36 DAFTAR RUJUKAN


(10)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Tabel jenis makanan berdasarkan potensi menyebabkan karies ... 13

2. Tabel jenis jajanan dan frekuensi jajan ... 21

3. Tabel distribusi responden murid berdasarkan usia dan jenis kelamin ... 25

4. Tabel distribusi responden suka mengkonsumsi jajanan ……… 25

5. Tabel distribusi responden murid berdasarkan kebiasaan mengkonsumsi jajanan (n=120) ……… 26

6. Tabel hubungan kebiasaan mengkonsumsi jajanan berpotensi tinggi menyebabkan karies dengan pengalaman karies ……… 27

7. Tabel hubungan kebiasaan mengkonsumsi jajanan berpotensi sedang menyebabkan karies dengan pengalaman karies ……….. 28

8. Tabel hubungan kebiasaan mengkonsumsi jajanan berpotensi rendah menyebabkan karies dengan pengalaman karies ……….. 29

9. Tabel hubungan kebiasaan mengkonsumsi jajanan tidak berpotensi menyebabkan karies dengan pengalaman karies ………..…………. 29

10. Tabel hubungan kebiasaan mengkonsumsi jajanan yang menghambat karies dengan pengalaman karies ………..……….. 30


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1 Lembar pemeriksaan gigi 2 Kuesioner orang tua/ wali 3 Kerangka Teori

4 Lembar penjelasan kepada calon subjek penelitian

5 Surat pernyataan kesediaan menjadi subjek penelitian/ Informed consent 6 Surat keterangan pelaksanaan penelitian

7 Surat persetujuan Komisi Etik tentang pelaksanaan penelitian bidang kesehatan

8 Foto-foto dokumentasi pelaksanaan penelitian 9 Hasil uji statistik


(12)

Fakultas Kedokteran Gigi Departemen Ilmu Kedokteran Gigi Anak Tahun 2011 Jazzalina Aiza Jamil

Hubungan antara kebiasaan mengkonsumsi jajanan dengan pengalaman karies pada gigi susu anak usia 4-6 tahun di TK Medan.

ix + 41 halaman.

Salah satu faktor etiologi terjadinya karies adalah faktor substrat atau diet dimana dapat terdiri dari jajanan yang bersifat kariogenik dan dimakan di luar jam-jam makan atau di antara jam-jam-jam-jam makan. Pada umumnya hampir semua anak menyukai jajanan yang rasanya manis seperti coklat, permen dan es krim. Jenis makanan ini merupakan karbohidrat yang sangat kariogenik dan berpotensi mengakibatkan karies. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara kebiasaan mengkonsumsi jajanan dengan pengalaman karies pada gigi susu anak usia 4-6 tahun di TK Medan Bakti, TK Annisa’ dan TK An-Nida’

Penelitian ini adalah penelitian analitik observasional dengan desain cross sectional yang dilakukan pada anak-anak usia 4-6 tahun di 3 taman kanak-kanak yaitu TK Medan Bakti, TK Annisa’ dan TK An-Nida’. Jumlah responden penelitian ini adalah sebesar 120 orang. Pemilihan sekolah TK di Medan dilakukan secara purposive. Indeks pengukuran karies yang digunakan adalah indeks karies Klein untuk def-t. Uji analisis yang digunakan adalah One way Anova, Kruskal Wallis dan Mann-Whitney.


(13)

Kebiasaan mengkonsumsi jajanan meliputi frekuensi jajanan dengan jenis jajanan yang bersifat kariogenik dan non-kariogenik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebanyakan anak-anak menyukai jajanan yang berpotensi tinggi, sedang dan rendah menyebabkan karies. Berdasarkan uji statistik terlihat adanya perbedaan bermakna antara jajanan berpotensi tinggi, sedang dan rendah menyebabkan karies dengan pengalaman karies.

Hasil penelitian ini menunjukkan jenis jajanan dan frekuensi jajan anak memainkan peran yang penting dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut anak. Orang tua perlu mengawasi perilaku jajan anak agar kesehatan gigi anak yang baik dapat dibentuk sejak dini.


(14)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian dari kesehatan tubuh yang tidak dapat dipisahkan satu dan lainnya karena akan mempengaruhi kesehatan tubuh keseluruhan. Gigi merupakan salah satu bagian tubuh yang berfungsi untuk mengunyah, berbicara dan mempertahankan bentuk muka, sehingga penting untuk menjaga kesehatan gigi sedini mungkin agar dapat bertahan lama dalam rongga mulut.1

Masalah terbesar yang dihadapi penduduk Indonesia seperti juga di negara-negara berkembang lainnya di bidang kesehatan gigi dan mulut adalah penyakit jaringan keras gigi (caries dentin). Hal ini karena prevalensi karies di Indonesia mencapai 80%.Usaha untuk mengatasinya belum memberikan hasil yang nyata bila diukur dengan indikator kesehatan gigi masyarakat.Tingginya prevalensi karies gigi serta belum berhasilnya usaha untuk mengatasinya mungkin dipengaruhi oleh faktor-faktor distribusi penduduk, faktor-faktor lingkungan, faktor-faktor perilaku, dan faktor-faktor pelayanan kesehatan gigi yang berbeda-beda pada masyarakat Indonesia.1

Karies gigi adalah suatu proses kerusakan yang dimulai dari email terus ke dentin dan merupakan suatu penyakit yang berhubungan dengan banyak faktor. Ada empat faktor utama yang saling mempengaruhi untuk terjadinya karies yaitu faktor


(15)

host yang meliputi gigi dan saliva, faktor ke dua ialah mikroorganisme, ke tiga adalah substrat dan ke empat adalah waktu.1

Selain faktor langsung yang ada di dalam mulut, terdapat faktor-faktor tidak langsung yang disebut faktor risiko luar yang merupakan faktor predisposisi dan faktor penghambat terjadinya karies. Faktor luar antara lain adalah usia, jenis kelamin, keadaan penduduk dan lingkungan, pengetahuan, kesadaran dan perilaku yang berhubungan dengan kesehatan gigi, misalnya pengetahuan mengenai jenis makanan dan minuman yang menyebabkan karies.1

Studi epidemiologi menunjukkan bahwa kejadian karies sangat berbeda antara kelompok-kelompok penduduk, tetapi diet dipertimbangkan sebagai perbedaan utama antara kelompok-kelompok bangsa meskipun ada juga faktor genetik. Telah dibuktikan dari berbagai penelitian bahwa gula dalam diet merupakan penyebab utama karies. Suku bangsa yang mengkonsumsi gula lebih tinggi, kariesnya lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang mengkonsumsi gula lebih rendah.1

Gula berfungsi sebagai pemanis, bahan pengawet dan memberikan aroma yang harum. Hal ini akan menimbulkan daya tarik baik pada rasa, aroma maupun bentuk makanan itu sendiri, sehingga ada kecenderungan orang akan memilih makanan yang bergula.Sekarang ini banyak dijumpai makanan jajan yang kariogenik yang dijual di pasaran dan sudah sampai ke pelosok desa. Makanan ini sangat digemari anak sehingga perlu lebih diperhatikan pengaruh substrat kariogenik dengan kejadian karies gigi.1 Jajanan umumnya dimakan di luar jam-jam makan atau di antara jam-jam makan. Konsumsi makanan kariogenik yang sering dan


(16)

berulang-ulang akan menyebabkan pH plak tetap di bawah normal dan menyebabkan demineralisasi enamel dan terjadilah pembentukan karies.2

Suatu studi mengenai pengaruh konsumsi gula dengan terjadinya karies yang dilakukan pada akhir tahun 1940-an dikenal dengan ‘Studi Vipeholm’, studi dilakukan pada rumah sakit mental di kota Lund, Swedia. Hasil studi menunjukkan, bahwa makin sering gula dikonsumsi oleh individu dengan kebersihan mulut yang buruk, dapat meningkatkan serangan karies pada individu tersebut. Oleh karena itu makanan yang sangat diperlukan oleh anak yang sedang dalam masa pertumbuhan dan perkembangan, akan menimbulkan pengaruh negatif apabila pemberiannya tidak tepat.3

Pada umumnya hampir semua anak menyukai makan jajan yang rasanya manis seperti coklat, es krim dan lain-lain. Jenis makanan ini merupakan karbohidrat yang sangat kariogenik dan berpotensi mengakibatkan karies. Kemungkinan anak mendapatkan makanan dan minuman, antara lain tergantung dari tersedianya jenis makanan dan minuman , kemampuan, lingkungan serta pengetahuan dan tingkat pendidikan orang tua dalam hal pemeliharaan kesehatan mulut.4

Peningkatan keadaan sosial ekonomi dan pola hidup masyarakat juga sangat berpengaruh pada peningkatan penyakit gigi dan mulut. Hal ini antara lain disebabkan karena adanya perubahan perilaku masyarakat serta kemampuan dalam menyediakan makanan yang bersifat kariogenik seperti gula, permen dan coklat yang pada umumnya lebih banyak dan sering dikonsumsi oleh anak. Keadaan ini umumnya


(17)

akan mengakibatkan kebersihan mulut anak jelek yang lama kelamaan akan memicu terjadinya karies.5

Penelitian Holbrook dkk. pada anak usia 5 tahun di Iceland menemukan dampak frekuensi mengkonsumsi gula terhadap perkembangan karies pada anak. Anak yang mengkonsumsi makanan atau minuman bergula empat kali per hari atau lebih atau anak yang makan jajan tiga kali per hari atau lebih menyebabkan skor karies meningkat. Demikian juga penelitian yang dilakukan oleh Holt pada anak usia prasekolah di Inggris, menemukan deft lebih tinggi (1,69) pada anak yang mengkonsumsi snack dan minuman bergula empat kali atau lebih dalam sehari dibanding anak yang mengkonsumsinya hanya sekali sehari (1,01). Penelitian Holt juga menunjukkan jika asupan gula kurang dari empat kali sehari akan menyebabkan level karies menurun.6

Berdasarkan penelitian-penelitian tersebut diatas, penulis tertarik untuk meneliti suatu permasalahan yaitu hubungan antara kebiasaan mengkonsumsi jajanan dengan pengalaman karies pada gigi susu anak usia 4-6 tahun. Penelitian ini dilakukan pada anak TK karena anak umumnya lebih suka jajan dibandingkan remaja atau orang dewasa. Tempat penelitian yang dipilih adalah TK Medan Bakti, TK Annisa’ dan TK An-Nida’ karena sekolah tersebut lebih mudah dijangkau oleh peneliti dan adanya kerja sama dari pihak sekolah tersebut dalam kelangsungan penelitian ini.


(18)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka yang menjadi masalah dalam penelitian ini adalah apakah ada hubungan antara kebiasaan mengkonsumsi jajanan dengan pengalaman karies pada gigi susu anak usia 4-6 tahun di TK Medan Bakti, TK Annisa’ dan TK An-Nida’

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk :

1. Mengetahui pola kebiasaan mengkonsumsi jajanan anak usia 4-6 tahun di TK Medan Bakti, TK Annisa’ dan TK An-Nida’

2. Mengetahui pengalaman karies pada gigi susu anak usia 4-6 tahun di TK Medan Bakti, TK Annisa’ dan TK An-Nida’

3. Mengetahui hubungan antara kebiasaan mengkonsumsi jajanan dengan pengalaman karies pada gigi susu anak usia 4-6 tahun di TK Medan Bakti, TK Annisa’ dan TK An-Nida’

1.4 Hipotesa Penelitian

Ada hubungan def-t rata-rata dengan kebiasaan mengkonsumsi jajanan.

1.5 Manfaat Penelitian a. Bidang akademik

Memberikan informasi khususnya di bidang Ilmu Kedokteran Gigi Anak (IKGA) mengenai beberapa faktor resiko terjadinya karies sehingga dapat dilakukan


(19)

pencegahan terhadap faktor tersebut seperti menginformasikan kepada tenaga kesehatan mengenai pengaruh jajanan terhadap kesehatan gigi anak.

b. Masyarakat

Menjadi informasi terutama bagi orang tua dan guru agar dapat meningkatkan pengetahuan mengenai kesehatan gigi anak dan menjadi bahan masukan dalam melakukan tindakan pencegahan terhadap karies gigi dan perawatan gigi sejak masih anak-anak lagi.

Menjadi bahan masukan kepada orang tua mengenai pemeliharaan kesehatan gigi anak mereka agar langkah pencegahan terhadap karies ini dapat dilakukan sejak awal.


(20)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Karies Gigi

Karies gigi adalah penyakit infeksi dan merupakan suatu proses demineralisasi yang progresif pada jaringan keras permukaan gigi oleh asam organis yang berasal dari makanan yang mengandung gula. Karies gigi merupakan penyakit yang paling banyak dijumpai di rongga mulut bersama-sama dengan penyakit periodontal, sehingga merupakan masalah utama kesehatan gigi dan mulut.7

Mekanisme terjadinya karies gigi dimulai dengan adanya plak di permukaan gigi. Sukrosa (gula) dari sisa makanan dan bakteri berproses menempel pada waktu tertentu berubah menjadi asam laktat yang akan menurunkan pH mulut menjadi kritis (5,5).Hal ini menyebabkan demineralisasi email berlanjut menjadi karies gigi.8 Penurunan pH yang berulang-ulang dalam waktu tertentu akan mengakibatkan demineralisasi permukaan gigi yang rentan dan proses karies pun dimulai dari permukaan gigi (pits, fissur dan daerah interproksimal) meluas ke arah pulpa.9

2.2 Faktor Etiologi Karies

Banyak faktor yang dapat menimbulkan karies gigi pada anak, diantaranya adalah faktor di dalam mulut yang berhubungan langsung dengan proses terjadinya karies gigi. Faktor utama yang menyebabkan terjadinya karies gigi adalah host (gigi dan saliva), substrat (makanan), mikroorganisme penyebab karies dan waktu. Karies gigi hanya akan terbentuk apabila terjadi interaksi antara keempat faktor berikut.1


(21)

2.2.1 Host (gigi dan saliva)

Komposisi gigi sulung terdiri dari email di luar dan dentin di dalam. Permukaan email terluar lebih tahan karies dibanding lapisan di bawahnya, karena lebih keras dan lebih padat. Struktur email sangat menentukan dalam proses terjadinya karies.1

Variasi morfologi gigi juga mempengaruhi resistensi gigi terhadap karies. Di ketahui adanya pit dan fisur pada gigi yang merupakan daerah gigi yang sangat rentan terhadap karies oleh karena sisa-sisa makanan maupun bakteri akan mudah tertumpuk disini.10

Saliva merupakan sistem pertahanan utama terhadap karies. Saliva disekresi oleh tiga kelenjar utama saliva yaitu glandula parotida, glandula submandibularis, dan glandula sublingualis, serta beberapa kelenjar saliva kecil.9 Sekresi saliva akan membasahi gigi dan mukosa mulut sehingga gigi dan mukosa tidak menjadi kering. Saliva membersihkan rongga mulut dari debris-debris makanan sehingga bakteri tidak dapat turnbuh dan berkembang biak.

Mineral-mineral di dalam saliva membantu proses remineralisasi email gigi.11 Enzim-enzim mucine, zidine, dan lysozyme yang terdapat dalam saliva mempunyai sifat bakteriostatis yang dapat membuat bakteri mulut menjadi tidak berbahaya.9 Selain itu, saliva mempunyai efek bufer yaitu saliva cenderung mengurangi keasaman plak yang disebabkan oleh gula dan dapat mempertahankan pH supaya tetap konstan yaitu pH 6-7. Aliran saliva yang baik akan cenderung membersihkan mulut termasuk


(22)

melarutkan gula serta mengurangi potensi kelengketan makanan. Dengan kata lain, sebagai pelarut dan pelumas.10

2.2.2 Substrat atau diet

Substrat atau diet dapat mempengaruhi pembentukan plak karena membantu perkembangbiakan dan kolonisasi mikroorganisme yang ada pada permukaan email. Selain itu, dapat mempengaruhi metabolisme bakteri dalam plak dengan menyediakan bahan-bahan yang diperlukan untuk memproduksi asam serta bahan yang aktif yang menyebabkan timbulnya karies. Hasil penelitian menunjukkan bahwa orang yang banyak mengkonsumsi karbohidrat terutama sukrosa cenderung mengalami kerusakan pada gigi, sebaliknya pada orang dengan diet yang banyak mengandung lemak dan protein hanya sedikit atau sama sekali tidak mempunyai karies gigi. Hal ini penting untuk menunjukkan bahwa karbohidrat memegang peranan penting dalam terjadinya karies.12

2.2.3 Mikroorganisme

Plak gigi memegang peranan penting dalam menyebabkan terjadinya karies. Plak adalah suatu lapisan lunak yang terdiri atas kumpulan mikroorganisme yang berkembang biak di atas suatu matriks yang terbentuk dan melekat erat pada permukaan gigi yang tidak dibersihkan. Komposisi mikroorganisme dalam plak berbeda-beda. Pada awal pembentukan plak, bakteri yang paling banyak dijumpai adalah Streptokokus mutans, Streptokokus sanguis, Streptokokus mitis dan Stretokokus salivarius serta beberapa strain lainnya. Selain itu, dijumpai juga


(23)

Lactobacillus dan beberapa spesies Actinomyces. Mikroorganisme menempel di gigi bersama plak sehingga plak terdiri dari mikroorganisme (70 %) dan bahan antar sel (30 %). Plak akan terbentuk apabila adanya karbohidrat, sedangkan karies akan terbentuk apabila terdapat plak dan karbohidrat.12

2.2.4 Waktu

Waktu adalah kecepatan terbentuknya karies serta lama dan frekuensi substrat menempel di permukaan gigi. Secara umum, lamanya waktu yang dibutuhkan karies untuk berkembang menjadi suatu kavitas cukup bervariasi, diperkirakan 6-48 bulan.12

2.3 Faktor Predisposisi Karies

Selain keempat faktor di atas, terdapat juga faktor-faktor lain yang berpengaruh terhadap pembentukan karies yang mungkin tidak sama pada semua orang. Faktor-faktor resiko tersebut adalah:

2.3.1 Jenis Kelamin

Hasil pengamatan yang dilakukan oleh Joshi (2005) di India dari total populasi anak usia 6-12 tahun sebanyak 150 orang, diperoleh kejadian karies lebih tinggi pada laki-laki yaitu 80% sedangkan perempuan 73%. Hal ini terjadi karena perempuan lebih memiliki keinginan untuk menjaga kebersihannya.13

2.3.2 Usia

Penelitian epidemiologis menunjukkan terjadi peningkatan prevalensi karies sejalan dengan bertambahnya umur. Gigi yang paling akhir erupsi lebih rentan


(24)

terhadap karies. Kerentanan ini meningkat karena sulitnya membersihkan gigi yang sedang erupsi sampai gigi tersebut mencapai dataran oklusal dan beroklusi dengan gigi antagonisnya. Anak mempunyai resiko karies yang paling tinggi ketika gigi mereka baru erupsi.12

2.3.3 Kebiasaan Makan

Anak dan makanan jajanan merupakan dua hal yang sulit untuk dipisahkan. Anak memiliki kegemaran mengkonsumsi jenis jajanan secara berlebihan sehingga beberapa bakteri penyebab karies di rongga mulut akan mulai memproduksi asam yang menyebabkan terjadi demineralisasi yang berlangsung selama 20-30 menit setelah makan. Di antara periode makan, saliva akan berkerja menetralisir asam dan membantu proses remineralisasi. Namun, apabila makanan jajanan terlalu sering dikonsumsi, maka enamel gigi tidak akan mempunyai kesempatan untuk melakukan remineralisasi dengan sempurna sehingga terjadinya karies.6,12

Sehari-hari banyak dijumpai anak yang selalu dikelilingi penjual makanan jajanan, baik yang ada di rumah, di lingkungan tempat tinggal hingga di sekolah. Anak yang sering mengkonsumsi jajanan yang mengandungi gula, seperti biskut, permen, es krim memiliki skor karies yang lebih tinggi di bandingkan dengan anak yang mengonsumsi jajanan nonkariogenik seperti buah-buahan.6,14

2.3.4 Tingkat Sosial Ekonomi

Weinstein (1998) menjelaskan bahwa ada hubungan antara keadaan sosial ekonomi dan prevalensi karies. Anak dari keluarga dengan tingkat sosial ekonomi


(25)

rendah mengalami jumlah karies gigi yang lebih banyak dan kecenderungan untuk tidak mendapatkan perawatan gigi lebih tinggi dibanding dengan anak dengan tingkat sosial ekonomi tinggi. Kemiskinan pada golongan minoritas juga meningkatkan risiko kesehatan mulut yang buruk.11

2.4 Karakteristik Perkembangan Anak Usia 4-6 Tahun

Usia 4-6 tahun merupakan masa peka bagi anak. Anak mulai sensitif untuk menerima berbagai upaya perkembangan seluruh potensi anak. Masa peka adalah masa terjadinya pematangan fungsi-fungsi fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi yang diberikan oleh lingkungan. Masa ini merupakan masa untuk anak mempelajari dan mencoba sesuatu yang baru di lingkungan mereka.15 Anak pada usia ini mulai mengenal dan tertarik dengan makanan jajanan. Anak pada usia 4-6 tahun ini lebih cenderung untuk makan makanan jajanan dengan jenis makanan dan minuman yang manis daripada makanan yang berkhasiat.16

2.5 Makanan Jajanan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), jajan diartikan sebagai membeli makanan (nasi, kue, dsb.) di warung atau mall, sedangkan jajanan diartikan sebagai panganan yang dijajakan atau kudapan.17 Makanan jajanan ini dapat dimakan di luar jam-jam makan atau di antara jam-jam makan. Jenis makanan jajanan menurut Winarno dalam Mulyati dibagi menjadi empat kelompok, yaitu:18

a. Makanan utama, seperti nasi ramas, nasi pecel, bakso, mie ayam. b. Snack, seperti kue, onde-onde, pisang goreng, coklat, permen.


(26)

c. Minuman seperti cendol, es krim, es teler, es buah, es teh, dawet. d. Buah-buahan segar

Berdasarkan potensi menyebabkan karies, makanan dapat dibedakan atas, makanan berpotensi tinggi, sedang, rendah, tidak berpotensi menyebabkan karies dan makanan yang mampu menghambat karies (Tabel 1).19

Tabel 1. Jenis makanan berdasarkan potensi menyebabkan karies19

Potensi Jenis makanan

Tinggi Buah kering, permen, coklat, kek, kue, biskut (crackers) dan kerupuk (chips)

Sedang Jus buah, sirup buah, manisan, buah kalengan, minuman ringan dan roti

Rendah Sayur, buah dan susu

Tidak berpotensi Daging, ikan, lemak dan minyak Mampu menghambat karies Keju, xylitol dan kacang

Jajanan bagi anak sekolah dapat berfungsi sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan energi karena aktivitas fisik di sekolah yang tinggi. Pengenalan berbagai jenis makanan jajanan akan menumbuhkan penganekaragaman pangan sejak kecil. 18

Makanan jajanan yang dikonsumsi diantara makan pagi, siang, dan malam bersifat kondusif terhadap terjadinya karies gigi. Hal itu disebabkan karena kandungan karbohidratnya, khususnya sukrosa yang terkandung dalam jenis makanan.20 Hasil penelitian Burt dan Ismail (1986) menyatakan adanya hubungan antara masukan karbohidrat dengan karies dimana konsumsi karbohidrat yang sering akan menyebabkan produksi asam oleh bakteri menjadi lebih sering sehingga keasaman rongga mulut bertambah dan semakin banyak email yang terlarut.21

Pada anak, frekuensi makan, waktu makan dan jenis makanan berbeda dengan orang dewasa. Frekuensi makan pada anak sangat bervariasi dan mereka sangat suka


(27)

makan makanan ringan diantara waktu makan, hal inilah yang menyebabkan penumpukan plak yang banyak karena proses demineralisasi terus terjadi sebelum tubuh sempat melakukan proses remineralisasi. Waktu makan pada anak juga sangat berpengaruh karena mereka suka mengkonsumsi glukosa seperti permen, karamel, coklat dan lain-lain di sela-sela waktu makan, akibatnya sukrosa yang dikonsumsi akan bertumpuk dan bakteri akan menfermentasi karbohidrat kemudian melekat pada gigi dan mendukung pembentukan plak. Makanan yang memiliki sifat fisik keras akan menjadi lengket bila bercampur dengan saliva. Makanan yang baik dikonsumsi bagi kesehatan jaringan periodonsium adalah makanan yang berserat karena memicu aliran saliva.22

Pada umumnya para ahli setuju bahwa karbohidrat yang berhubungan dengan proses karies adalah polisakarida, disakarida, monosakarida dan sukrosa terutama karena kemampuannya yang lebih efisien terhadap pertumbuhan mikroorganisme asidogenik dibanding karbohidrat lain. Sukrosa dimetabolisme dengan cepat untuk menghasilkan zat asam. Sejumlah penelitian membuktikan bahwa prevalensi karies lebih tinggi pada anak yang terbiasa mengkonsumsi banyak gula dan frekuensi asupan gula yang lebih sering terbukti menimbulkan karies lebih cepat dibandingkan dengan asupan gula yang lebih banyak tetapi jarang karena dengan semakin seringnya asupan gula akan menyebabkan semakin sering terjadinya kondisi pH yang asam.23 Hasil beberapa penelitian lain ditemukan hal-hal sebagai berikut:24,25


(28)

b. Kemampuan gula dalam menimbulkan karies akan bertambah jika dikonsumsi dalam bentuk yang lengket.

c. Aktivitas karies juga meningkat jika jumlah konsumsi makan makanan yang manis dan lengket ditingkatkan.

d. Aktivitas karies akan menurun jika terdapat variasi makanan dalam diet. e. Karies akan menurun jika kebiasaan makan makanan manis yang lengket dihilangkan.

Menurut study Vipeholm, individu yang makan makanan yang banyak mengandung gula pada waktu makan utama dan makan selingan mempunyai potensi yang tinggi untuk mendapat karies gigi daripada individu yang makan makanan yang banyak mengandung gula hanya pada waktu makan utama.21


(29)

2.6 Kerangka Konsep

Kebiasaan Mengkonsumsi Jajanan : - Jenis jajanan

- Frekuensi jajan

Status Karies Klein

def-t

- Host

- Substrat

- Mikroorganisme

- Waktu

- Jenis kelamin

- Usia

- Kebiasaan makan


(30)

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah rancangan penelitian analitik observasional secara cross sectional untuk mencari hubungan antara faktor resiko (konsumsi makanan jajanan) dengan efek (karies).

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi penelitian adalah anak usia 4, 5 dan 6 tahun dari TK Medan Bakti, TK Annisa’ dan TK An-Nida’ berjumlah 120 orang. Sampel penelitian dipilih dengan teknik Total Sampling yaitu anak TK berusia 4, 5 dan 6 tahun dan memenuhi kriteria inklusi. Oleh karena itu total sampel adalah 120 orang.

3.3 Waktu dan Tempat Penelitian

a. Waktu penelitian akan dijalankan selama 9 bulan, dimulai dari pembuatan dan pengajuan proposal sehingga laporan penelitian.

b. Tempat penelitian adalah di TK Medan Bakti, TK Annisa’ dan TK An-Nida’

3.4 Kriteria Inklusi a. Anak berusia 4-6 tahun b. Masa gigi susu


(31)

d. Murid TK e. Anak sehat f. Kooperatif

3.5 Variabel Penelitian

Variabel bebas : Kebiasaan mengkonsumsi jajanan Variabel tergantung : Pengalaman karies (def-t)

3.6 Definisi 0perasional 3.6.1 Karies Gigi

Karies gigi adalah penyakit jaringan gigi yang ditandai dengan kerusakan jaringan, mulai dari permukaan gigi hingga meluas ke arah pulpa. Karies gigi yang disebut juga lubang gigi merupakan suatu penyakit dimana bakteri merusak struktur jaringan (email, dentin dan sementum).

3.6.2 Pengalaman karies

Pengalaman karies adalah pengalaman anak terkena karies pada saat diperiksa. Karies dapat di deteksi secara visual atau menggunakan sonde dan dihitung dengan menggunakan indeks karies dari Klein yang terdiri dari indeks def-t (decayed extracted filled tooth).

Indeks Karies Gigi Sulung (def-t)

d : decayed = Gigi yang mengalami karies dan indikasi tambalan.

e : extraxted = Gigi dengan lesi karies yang tidak dapat lagi dirawat atau indikasi pencabutan.


(32)

f : filling = Gigi sudah ditambal karena karies. t : tooth = Satuan gigi sulung

serta kode berikut; O = Gigi sehat / white spot

X = Gigi tidak ada

3.6.3 Kebiasaan Mengkonsumsi Jajanan

Kebiasaan mengkonsumsi jajanan yang dapat menyebabkan karies gigi tergantung pada jenis jajanan dan frekuensi jajan.

a. Jenis jajanan

- Makanan dan minuman yang dibeli oleh anak atau orang tua dan dimakan di luar jam-jam makan atau di antara jam-jam makan.

- Jenis jajanan dikelompokkan atas : 1. Jajanan berpotensi tinggi menyebabkan karies :

- permen, coklat

- kek, kue, biskut (oreo,tiger), buah kering - kerupuk (chitato, lays)

2. Jajanan berpotensi sedang menyebabkan karies :

- jus buah, sirup buah, manisan (jelly), buah kalengan, minuman ringan dan roti.

3. Jajanan berpotensi rendah menyebabkan karies : - sayur, buah dan susu


(33)

- daging (bakso, siomay, mie ayam), ikan, lemak dan minyak. 5. Jajanan yang menghambat karies :

- keju, kacang-kacangan, permen karet xylitol. b. Frekuensi jajan

- seberapa sering anak mengkonsumsi jajanan yang dikelompokkan atas Sangat sering = ≥ 2 kali/hari

Sering = sekali sehari

Kadang-kadang = beberapa kali seminggu Hampir tidak pernah/tidak pernah = 1 kali seminggu/tidak pernah Kebiasaan mengkonsumsi jajanan diperoleh berdasarkan jawaban kuesioner yang diberikan oleh orang tua subjek.


(34)

KUESIONER KEBIASAAN MENGKONSUMSI JAJANAN 1. Apakah anak Ibu suka jajan?

a. Ya b. Tidak

2. Jika ya, isilah pertanyaan di bawah ini dengan memberi tanda √ pada kolom jawaban yang sesuai.

Tabel 2. Jenis Jajanan Dan Frekuensi Jajan

Jenis Jajanan Frekuensi Jajan

Sangat sering

Sering Kadang-kadang

Hampir tidak pernah/tidak pernah ≥ 2 kali/hari Sekali sehari Beberapa kali seminggu 1 kali seminggu Tidak pernah

Buah kering, permen, coklat, kek, kue, biskut (oreo, tiger) dan kerupuk (chitato, lays)

Jus buah, sirup buah, manisan (jelly), buah kalengan, minuman ringan dan roti.

Sayur, buah dan susu Daging (bakso, siomay, mie ayam), ikan, lemak dan minyak.

Keju, kacang-kacangan, permen karet xylitol

3.7 Cara Pengambilan Data

Setelah surat ethical clearance dan izin dari Kepala Sekolah diperoleh peneliti, kemudian murid dibagikan surat persetujuan untuk diisi oleh orang tua dan dikembalikan pada peneliti. Sebelum dilakukan penelitian, kalibrasi dilakukan


(35)

dengan sesama pemeriksa untuk penyamaan persepsi agar hasil yang diperoleh lebih baik.

Langkah-langkah pengambilan data yaitu:

a. Pengambilan data dilakukan pada ruangan yang telah disediakan pihak TK dengan penerangan yang cukup.

b. Setiap 10 murid yang memenuhi kriteria dipanggil dari kelasnya masing-masing dan dikumpulkan di ruang lapangan, kemudian didudukkan di bangku yang telah disediakan. Posisi pemeriksa dan subjek saling berhadapan.

c. Pemeriksa mengisi formulir yang meliputi nama, umur, jenis kelamin, dan tanggal pemeriksaan.

d. Anak diberi kuesioner untuk di jawab oleh orang tua mengenai perilaku kebiasaan konsumsi makanan jajanan.

e. Pemeriksaan karies dilakukan dengan menggunakan kaca mulut datar dan sonde tajam setengah lingkaran dengan penerangan dari sinar cahaya matahari untuk mengetahui skor def-t. Hasil pemerikasaan dicatat pada formulir yang tersedia. Indeks karies yang digunakan adalah indeks def-t menurut Klein.

3. 8 Pengolahan dan Analisis Data

Data diperiksa apakah semua terjawab. Selanjutnya, semua data yang diperoleh kemudiannya dipindahkan ke computer dengan menggunakan software Epi Info tahun 2000 (Public Domain) dan Microsoft Office Excel tahun 2007.


(36)

One way Anova, Kruskal Wallis dan Mann-Whitney digunakan untuk menganalisis dan melihat adanya hubungan antara kebiasaan mengkonsumsi jajanan dengan pengalaman karies pada gigi susu anak usia 4-6 tahun.

3.9 Anggaran Penelitian

1. Biaya pengumpulan literatur = Rp. 50.000._

2. Biaya konsumsi

a. Pemeriksa 3 orang @ Rp. 15.000,00 x 3 hari = Rp. 135.000._

b. Hadiah = Rp. 180.000._

c. Pengangkutan @ Rp. 20.000,00 x 3 hari = Rp. 60.000._ 3. Alat dan bahan

a. Sonde, pinset dan kaca mulut @ Rp 45.000/set X 3 = Rp 135.000._

b. Masker @ 1 kotak = Rp 50.000._

c. Sarung tangan @ 1 kotak = Rp 20.000._

d. Tisu @ 1 kotak = Rp 15.000._ e. Alkohol @ Rp 20.000,00 x 2 botol = Rp 40.000._ f. Antiseptik dan disinfektan = Rp 40.000._ 4. Biaya alat tulis kantor

a. Kertas kuarto 2 rim @ Rp. 30.000,00 = Rp. 60.000._ b. Biaya fotokopi lembar kuesioner, lembar pemeriksaan

dan informed consent (480 lembar) x Rp. 125,00 = Rp. 60.000._


(37)

5. Biaya Laporan

a. Penjilidan skripsi = Rp. 150.000._

b. Penggandaan skripsi = Rp. 200.000._

6. Biaya seminar proposal dan sidang akhir penelitian = Rp. 300.000._ Jumlah = Rp. 1.528.000._ Biaya tak terduga, 10% = Rp. 152.800._

Total = Rp. 1.375.200._

3.10 Jadwal Pelaksanaan Penelitian

KEGIATAN BULAN

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Penyusunan Proposal Pelaksanaan Penelitian Pengolahan dan Analisis

Data


(38)

BAB 4

HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Responden

Berdasarkan dari 120 responden, anak usia 4 tahun terdiri dari 10 orang laki-laki dan 8 orang perempuan, anak usia 5 tahun terdiri dari 25 orang laki-laki-laki-laki dan 24 orang perempuan diikuti anak usia 6 tahun terdiri dari 27 orang laki-laki dan 26 orang perempuan (Tabel 3).

Tabel 3. Distribusi Responden Murid Berdasarkan Usia dan Jenis Kelamin

Usia Jenis Kelamin

Laki-laki Perempuan

N % N %

4 10 16,13 8 13,79

5 25 40,32 24 41,38

6 27 43,55 26 44,83

Seluruh responden menyatakan bahwa mereka menyukai jajan (Tabel 4). Tabel 4. Distribusi Responden Suka Mengkonsumsi Jajanan

Suka mengkonsumsi jajanan N %

a. Ya 120 100

b. Tidak 0 0

Total 120 100

Jajanan sebagai penyebab karies dibagi atas berpotensi tinggi, sedang, rendah dan tidak berpotensi. Selain itu, terdapat juga jajanan yang menghambat karies. Sebanyak 35,8% responden lebih memilih jajanan yang berpotensi tinggi menyebabkan karies seperti permen, coklat, kue, kek, biskut (crackers) dan kerupuk


(39)

(chips). Berdasarkan dari 120 responden, hanya 7,5% responden yang hampir tidak pernah/tidak pernah memilih jajanan ini (Tabel 5).

Bagi jajanan berpotensi sedang menyebabkan karies seperti jus buah, sirup buah, manisan, buah kalengan, minuman ringan dan roti, sebanyak 35,8% responden lebih memilih jajanan ini berbanding 15,0% responden yang hampir tidak pernah/tidak pernah memilih jajanan ini. Sedangkan sebanyak 45,0% responden lebih memilih jajanan yang berpotensi rendah menyebabkan karies seperti sayur, buah dan susu berbanding 3,3% responden yang hampir tidak pernah/tidak pernah memilih jajanan berpotensi rendah ini (Tabel 5)

Tabel 5. Distribusi Responden Murid Berdasarkan Kebiasaan Mengkonsumsi Jajanan (N=120)

Jenis jajanan Frekuensi jajan

Sangat sering

Sering Kadang-kadang

Hampir tidak pernah/tidak

pernah

N % N % N % N %

Jajanan berpotensi tinggi menyebabkan karies

41 34,2 43 35,8 27 22,5 9 7,5 Jajanan berpotensi sedang

menyebabkan karies

35 29,2 43 35,8 24 20,0 18 15,0 Jajanan berpotensi rendah

menyebabkan karies

41 34,2 54 45,0 21 17,5 4 3,3 Jajanan yang tidak berpotensi

menyebabkan karies

17 14,2 38 31,7 51 42,5 14 11,7 Jajanan yang menghambat

karies

11 9,2 20 16,7 41 34,2 48 40,0

Sebanyak 42,5% responden yang kadang-kadang memilih jajanan yang tidak berpotensi menyebabkan karies dan 11,7% responden hampir tidak pernah/ tidak pernah memilih jajanan ini. Sedangkan sebanyak 40% responden hampir tidak


(40)

pernah/tidak pernah memilih jajanan yang menghambat karies seperti permen karet xylitol, kacang-kacangan dan keju (Tabel 5).

4.2 Hubungan Kebiasaan Mengkonsumsi Jajanan Dengan Pengalaman Karies

Hasil uji statistik menunjukkan deft rata-rata pada responden yang mengkonsumsi jajanan berpotensi tinggi menyebabkan karies dengan frekuensi sangat sering adalah 11,85 lebih tinggi dibandingkan frekuensi sering, kadang-kadang dan hampir tidak pernah/tidak pernah dan secara statistik terdapat perbedaan bermakna (p=0,000) (Tabel 6).

Tabel 6. Hubungan Kebiasaan Mengkonsumsi Jajanan Berpotensi Tinggi Menyebabkan Karies Dengan Pengalaman Karies

Frekuensi jajan N Pengalaman karies gigi (deft)

Mean ± SD

Hasil analisis statistik

P

Sangat sering 41 11,85 ± 4,67 0,000

Sering 43 8,51 ± 4,13

Kadang-kadang 27 8,22 ± 5,42

Hampir tidak pernah/tidak pernah 9 1,56 ± 2,60

Total 120 9,07 ± 5,24

Hasil post hoc menunjukkan hubungan yang bermakna (p<0,050) antara kelompok sangat sering dengan kelompok sering (p def-t = 0,000), kelompok sangat sering dengan kelompok kadang-kadang (p def-t = 0,003), kelompok sangat sering dengan kelompok hampir tidak pernah/tidak pernah (p def-t = 0,000), kelompok sering dengan kelompok hampir tidak pernah/tidak pernah (p def-t = 0,000) dan kelompok kadang-kadang dengan kelompok hampir tidak pernah/tidak pernah (p def-t = 0,001).


(41)

Hasil uji statistik menunjukkan deft rata-rata pada responden yang mengkonsumsi jajanan berpotensi sedang menyebabkan karies dengan frekuensi kadang-kadang adalah 11,00 lebih tinggi dibandingkan frekuensi sangat sering, sering dan hampir tidak pernah/tidak pernah dan secara statistik terdapat perbedaan bermakna (p=0,000) (Tabel 7).

Tabel 7. Hubungan Kebiasaan Mengkonsumsi Jajanan Berpotensi Sedang Menyebabkan Karies Dengan Pengalaman Karies

Frekuensi jajan N Pengalaman karies gigi (deft)

Mean ± SD

Hasil analisis statistik

P

Sangat sering 35 10,37 ± 5,96 0,000

Sering 43 9,30 ± 3,67

Kadang-kadang 24 11,00 ± 4,35

Hampir tidak pernah/tidak pernah 18 3,39 ± 4,35

Total 120 9,07 ± 5,24

Hasil post hoc menunjukkan hubungan yang bermakna (p<0,050) antara kelompok sangat sering dengan kelompok hampir tidak pernah/tidak pernah (p def-t = 0,000), kelompok sering dengan kelompok hampir tidak pernah/tidak pernah (p def-t = 0,000) dan kelompok kadang-kadang dengan kelompok hampir tidak pernah/tidak pernah (p def-t = 0,000).

Hasil uji statistik menunjukkan deft rata-rata pada responden yang mengkonsumsi jajanan berpotensi rendah menyebabkan karies dengan frekuensi sangat sering adalah 10,66 lebih tinggi dibandingkan frekuensi sering, kadang-kadang dan hampir tidak pernah/tidak pernah dan secara statistik terdapat perbedaan bermakna (p=0,015) (Tabel 8)


(42)

Tabel 8. Hubungan Kebiasaan Mengkonsumsi Jajanan Berpotensi Rendah Menyebabkan Karies Dengan Pengalaman Karies

Frekuensi jajan N Pengalaman karies gigi (deft)

Mean ± SD

Hasil analisis statistik

P

Sangat sering 41 10,66 ± 5,59 0,015

Sering 54 9,04 ± 4,49

Kadang-kadang 21 6,67 ± 5,61

Hampir tidak pernah/tidak pernah 4 5,75 ± 4,03

Total 120 9,07 ± 5,24

Hasil post hoc menunjukkan hubungan yang bermakna (p<0,050) antara kelompok sangat sering dengan kelompok sering (p def-t = 0,047) dan kelompok sangat sering dengan kelompok kadang-kadang (p def-t = 0,016).

Hasil uji statistik menunjukkan deft rata-rata pada responden yang mengkonsumsi jajanan tidak berpotensi menyebabkan karies dengan frekuensi sangat sering adalah 10,65 lebih tinggi dibandingkan frekuensi sering, kadang-kadang dan hampir tidak pernah/tidak pernah dan secara statistik tidak terdapat perbedaan bermakna (p=0,110) (Tabel 9).

Tabel 9. Hubungan Kebiasaan Mengkonsumsi Jajanan Tidak Berpotensi Menyebabkan Karies Dengan Pengalaman Karies

Frekuensi jajan N Pengalaman karies gigi (deft)

Mean ± SD

Hasil analisis statistik

P

Sangat sering 17 10,65 ± 5,60 0,110

Sering 38 9,53 ± 4,34

Kadang-kadang 51 8,98 ± 5,44

Hampir tidak pernah/tidak pernah 14 6,21 ± 5,73


(43)

Hasil uji statistik menunjukkan deft rata-rata pada responden yang mengkonsumsi jajanan yang menghambat karies dengan frekuensi hampir tidak pernah/tidak pernah adalah 10,67 lebih tinggi dibandingkan frekuensi kadang-kadang, sering dan sangat sering dan secara statistik terdapat perbedaan bermakna (p=0,000) (Tabel 10).

Tabel 10. Hubungan Kebiasaan Mengkonsumsi Jajanan Yang Menghambat Karies Dengan Pengalaman Karies

Frekuensi jajan N Pengalaman karies gigi (deft)

Mean ± SD

Hasil analisis statistik

P

Sangat sering 11 2,82 ± 2,99 0,000

Sering 20 7,55 ± 3,98

Kadang-kadang 41 9,61 ± 5,48

Hampir tidak pernah/tidak pernah 48 10,67 ± 4,76

Total 120 9,07 ± 5,24

Hasil post hoc menunjukkan hubungan yang bermakna (p<0,050) antara kelompok sangat sering dengan kelompok sering (p def-t = 0,004), kelompok sangat sering dengan kelompok kadang-kadang (p def-t = 0,001), kelompok sangat sering dengan kelompok hampir tidak pernah/tidak pernah (p def-t = 0,000) dan kelompok sering dengan kelompok hampir tidak pernah/tidak pernah (p def-t = 0,004).


(44)

BAB 5 PEMBAHASAN

Penelitian ini dilakukan pada 120 orang anak usia 4-6 tahun, anak usia 4 tahun terdiri dari 10 orang laki-laki dan 8 orang perempuan, anak usia 5 tahun terdiri dari 25 orang laki-laki dan 24 orang perempuan diikuti anak usia 6 tahun terdiri dari 27 orang laki-laki dan 26 orang perempuan (Tabel 3).

Kebiasaan mengkonsumsi jajanan meliputi frekuensi jajanan dengan jenis jajanan yang bersifat kariogenik dan non-kariogenik. Berdasarkan hasil penelitian terlihat bahwa semua anak-anak menyukai jajan (Tabel 4). Secara umum, dari hasil penelitian terlihat bahwa kebanyakan anak lebih memilih jajanan yang berpotensi tinggi, sedang dan rendah menyebabkan karies (Tabel 5). Hasil penelitian longitudinal yang dilakukan oleh Burt B.A dkk juga menemukan bahwa anak lebih suka mengkonsumsi jajanan yang menyebabkan karies.21 Jajanan yang berpotensi tinggi menyebabkan karies adalah buah kering, permen, coklat, kek, kue, biskut (crackers) dan kerupuk (chips). Jajanan berpotensi sedang menyebabkan karies, misalnya jus buah, sirup buah, manisan, buah kalengan, minuman ringan, roti sedangkan jajanan berpotensi rendah menyebabkan karies adalah sayur, buah dan susu.

Umumnya jenis jajanan seperti ini banyak dijual di daerah sekitar sekolah dengan harga yang terjangkau serta dapat memberi rasa enak dan kenyang sehingga disukai anak. Selain itu, jajanan ini juga lebih banyak dikonsumsi oleh responden


(45)

mungkin karena usia responden 4-6 tahun masih belum berhenti minum susu. Sedangkan jajanan yang tidak berpotensi menyebabkan karies seperti daging (bakso, siomay, mie ayam), ikan, lemak dan minyak hanya kadang-kadang dikonsumsi oleh responden karena mereka lebih suka mengkonsumsi jajanan yang bersifat manis dan dapat memberi rasa kenyang. Hal ini menyebabkan anak kurang mengkonsumsi jajanan yang tidak berpotensi menyebabkan karies ini. Lebih banyak responden yang tidak memilih jajanan yang menghambat karies seperti keju, kacang-kacangan dan permen karet xylitol. Penyebabnya mungkin karena jajanan ini sukar untuk dijangkau oleh anak dari segi harga dan jarang disediakan oleh orang tua di dalam menu makanan sehari-hari. Selain itu, mungkin baik ibu maupun anak tidak mengetahui bahwa keju, kacang-kacangan dan permen karet xylitol dapat menghambat terjadinya karies.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa deft rata-rata lebih tinggi pada responden yang sangat sering mengkonsumsi jajanan berpotensi tinggi menyebabkan karies dibandingkan dengan responden yang mengkonsumsinya dengan frekuensi sering, kadang-kadang dan hampir tidak pernah/tidak pernah dan secara statistik terdapat perbedaan bermakna (p=0,000) (Tabel 6). Hasil penelitian cross sectional oleh Siagian A. dan Barus D. di Medan (2008) juga menunjukkan bahwa anak yang sering mengkonsumsi jajanan kariogenik ternyata paling banyak menderita karies gigi.26 Sukrosa yang terkandung dalam jenis jajanan ini merupakan substrat bagi mikroorganisme plak yang akan menghasilkan asam dan menyebabkan demineralisasi jaringan keras gigi. Semakin sering responden mengkonsumsi jajanan


(46)

ini, maka akan semakin lama proses demineralisasi tanpa diikuti dengan proses remineralisasi secara sempurna sehingga terbentuk lesi yang lama-kelamaan akan terbentuk kavitas atau karies.10 Sedangkan pada jajanan berpotensi sedang menyebabkan karies, deft rata-rata lebih tinggi pada responden yang mengkonsumsinya dengan frekuensi kadang-kadang dibandingkan dengan frekuensi sangat sering, sering dan hampir tidak pernah/tidak pernah dan secara statistik terdapat perbedaan bermakna (p=0,000) (Tabel 7). Hal ini mungkin disebabkan oleh kurangnya pemeliharaan rongga mulut seperti berkumur-kumur sesudah konsumsi jajanan. . Penelitian cross sectional yang dilakukan oleh Siagian A. dan Barus D. di Medan (2008) menemukan sebagian besar anak memiliki tindakan pemeliharaan kesehatan gigi dengan kategori biasa, ini menunjukkan sebagian besar anak belum mengerti dan kurang peduli terhadap pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulutnya.26

Pada jajanan berpotensi rendah menyebabkan karies, deft rata-rata lebih tinggi pada responden yang sangat sering mengkonsumsinya daripada responden yang sering, kadang-kadang dan hampir tidak pernah/tidak pernah dan secara statistik terdapat perbedaan bermakna (p=0,015) (Tabel 8). Jajanan berpotensi rendah menyebabkan karies terdiri dari susu, sayur dan buah-buahan. Umumnya anak berusia 4-6 tahun kebanyakannya masih minum susu didalam botol sehingga mempunyai potensi tinggi untuk terjadinya karies botol terutama bila diminum menjelang tidur. Hasil penelitian cross sectional yang dilakukan oleh Azevedo dkk di Brasil pada tahun 2003 menemukan anak yang masih mengkonsumsi susu terutama


(47)

di malam hari mempunyai rata-rata karies yang lebih tinggi.14 Aliran air liur menurun saat sedang tidur, sedangkan air liur ini memiliki efek self-cleansing yaitu membersihkan sisa makanan atau minuman keluar dari rongga mulut saat gerakan menelan. Apabila cairan atau minuman manis tersebut diminum sehingga anak tertidur, maka cairan tersebut masih terkumpul di permukaan gigi sepanjang malam. Laktosa yang terkandung di dalam susu dapat merangsang pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans, yaitu bakteri yang sangat penting sebagai penyebab karies.27

Pada jajanan tidak berpotensi menyebabkan karies, deft rata-rata lebih tinggi pada responden yang sangat sering mengkonsumsinya daripada responden yang mengkonsumsinya dengan frekuensi sering, kadang-kadang dan hampir tidak pernah/tidak pernah. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara jajanan tidak berpotensi menyebabkan karies dengan pengalaman karies (p=0,110) (Tabel 9). Keadaan ini mungkin disebabkan oleh kandungan gizi yang terdapat didalam jajanan ini tidak memberi efek terhadap pembentukan karies.

Berbeda dengan jajanan yang menghambat karies seperti keju, kacang-kacangan dan permen karet xylitol, deft rata-rata lebih rendah pada responden yang sangat sering mengkonsumsinya daripada responden yang mengkonsumsinya dengan frekuensi sering, kadang-kadang dan hampir tidak pernah/tidak pernah dan secara satistik terdapat perbedaan bermakna (p<0,000) (Tabel 10). Hasil penelitian cross sectional yang dilakukan oleh Dewi Simorangkir di Medan juga menunjukkan deft rata-rata lebih rendah pada responden yang sering mengkonsumsi jajanan ini.28 Semakin sering responden mengkonsumsi jajanan ini, maka deft semakin rendah. Hal


(48)

ini mungkin disebabkan karena kandungan dan sifat self-cleansing. Keju mengandungi kalsium sehingga dapat menambah konsentrasi kalsium dalam plak dan dapat menstimulasi sekresi saliva sehingga memiliki aksi pembersih. Sedangkan kacang-kacangan mengandung fosfat sehingga dapat menghambat karies dan permen karet xylitol dapat menstimulasi sekresi saliva sehingga memiliki efek self cleansing.20,29,30,31


(49)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Hasil dari penelitian ini, seluruh responden menyatakan bahwa mereka menyukai jajan. Jajanan yang sangat sering dikonsumsi oleh mereka adalah jajanan yang berpotensi tinggi, sedang dan rendah menyebabkan karies.

Pengalaman karies lebih tinggi pada responden yang mengkonsumsi jajanan berpotensi tinggi menyebabkan karies dengan frekuensi sangat sering yaitu 11,85 sedangkan pada jajanan berpotensi rendah yaitu 10,66. Pada responden yang mengkonsumsi jajanan berpotensi sedang menyebabkan karies, pengalaman karies lebih tinggi dengan frekuensi kadang-kadang yaitu 11,00. Selain itu, pengalaman karies lebih tinggi pada responden yang mengkonsumsi jajanan tidak berpotensi menyebabkan karies dengan frekuensi sangat sering yaitu 10,65 dan pengalaman karies pada responden yang mengkonsumsi jajanan yang menghambat karies lebih tinggi dengan frekuensi hampir tidak pernah/tidak pernah yaitu 10,65.

Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan antara jajanan berpotensi tinggi, sedang, rendah dan menghambat karies dengan pengalaman karies. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara jajanan tidak berpotensi menyebabkan karies dengan pengalaman karies.

Berdasarkan dari hasil penelitian ini, jenis jajanan dan frekuensi jajan anak memainkan peran yang penting dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut anak. Orang


(50)

tua perlu mengawasi perilaku jajan anak agar kesehatan gigi anak yang baik dapat dibentuk sejak dini.

6.2 Saran

1. Orang tua perlu mengawasi perilaku jajan anak dan menerangkan kepada anak mengenai jajanan yang baik untuk gigi, yaitu jajanan yang tidak berpotensi menyebabkan karies dan jajanan yang menghambat karies. Selain itu, orang tua harus memotivasi anak untuk menjaga kebersihan rongga mulut.

2. Perlu dilaksanakan program penyuluhan kesehatan gigi anak supaya perilaku kesehatan gigi anak yang baik dapat dibentuk sejak dini.

3. Diharapkan pihak sekolah menjalin kerjasama dengan puskesmas, mengawasi perilaku jajan anak di sekolah, menyediakan jajanan yang tidak berpotensi menyebabkan karies dan jajanan yang menghambat karies didalam menu makanan anak di sekolah.


(51)

DAFTAR RUJUKAN

1. Ruslawati Y. Diet yang dapat Merusak Gigi pada Anak-anak. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Departmen Kesehatan RI. Jakarta : Cermin Dunia Kedokteran, 1991 ; 73 : 45-47

2. Soendoro T. Laporan Hasil Rinset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Nasional 2007. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Jakarta, 2008.

3. Hartles R. L., Leach S. A. Effect of Diet on Dental Caries. School of Dental Surgery, University of Liverpool. Journal of Oxford. 1975 ; 31 : 140

4. Suharsono S. Petunjuk Praktis Sistem Merawat Gigi Anak di Klinik. Jakarta : EGC, 1991 : 1-3

5. Sally Chu. Early Childhood Caries : Risk and Preventation in Underserved Populations. Tesis. Los Angeles : University of California, 2006 ; 14 : 1-6

6. Hubungan Pola Jajan dengan Pengalaman Karies.

Februari 2011)

7. Situmorang N. Dampak Karies Gigi dan Penyakit Periodontal Terhadap Kualitas Hidup. Laporan Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap. Universitas Sumatera Utara, Medan. 2005 : 3

8. Paula J. M. The Role of Diet and Nutrition in The Etiology and Preventation of Oral Diseases. Bulletin of the World Health Organization, 2005 ; 83 : 695


(52)

10.Panjaitan M. Etiologi Karies Gigi dan Penyakit Periodontal. Medan : USU Press, 1995 : 1-25

11.Ratna D. Peranan Saliva dalam Melindungi Gigi Terhadap Karies. Jurnal USU library. 2008.

12.Pintauli S., Hamada T. Menuju Gigi dan Mulut Sehat : Pencegahan dan Pemeliharaan. Medan : USU Press, 2009 : 4-6

13.Joshi N., Rajesh R., Sunitha M. Prevalence of Dental Caries Among School Children in Kulasekharam Village : A Correlated Prevalence Survey. J Indian Society Pedodonthics. 2005 : 138-140

14.Azevedo TD., Bezerra AC., De Toledo OA. Feeding Habits and Severe Early Childhood Caries in Brazillian Preschool Children. Pediatric Dentistry. 2005 : 28-31

15.Pramasari D. Peran Taman Kanak-Kanak Terhadap Kesiapan Diri Anak Untuk Memasuki Sekolah Dasar. Tesis. Surakarta, Indonesia : Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2009 : 5

16.Purwanti A. Perilaku Ibu Tentukan Kesehatan Gigi Anak. Harian Sumut Pos.com. 26 September 2010 : 1-3

17.Alwi H. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Edisi ketiga. Jakarta : Balai Pustaka, 2005 : 451

18.Nuryati W. Hubungan antara Frekuensi Jajan di Sekolah dan Status Gizi Siswa Kelas IV dan V Sd Negeri Wonotingal 01-02 Candisari Semarang. Tesis. Semarang, Indonesia : Universitas Negeri Semarang, 2005 : 17-20


(53)

19.Anderson J. dan Brown L. Dental Nutrition. Februari 2010)

20.Koswara S. Makanan Bergula dan Kerusakan Gigi.

<http://www.ebookpangan.com/ARTIKEL/MAKANAN20%20BERGULA%20T INGGI%20 DAN % KESEHATAN%20GIGI.pdf> (1 September 2009)

21.Burt B.A., Eklund S.A., Morgan K.J. The Effects Of Sugars Intake And Frequency Of Ingestion On Dental Caries Increment In A Three-Year Longitudinal Study. Tesis. Ann Arbor, Michigan : University of Michigan, 1988 : 1422-1427.

22.Dalimunthe S.H. Periodonsia. Medan : USU Press, 2001 : 78-136 23.Garuda Sentra Medika. Karies Gigi. 2010 : 1-3

24.Jaafar N. Eating Your Way to Good Dental Health. Department of Community Dentistry, University of Malaya. 2007.

25.Bruce A., Jonathan D., Cynthia L. The Relationship Between Healthful Eating Practices and Dental Caries in Children Aged 2-5 Years in The United States. Journal American Dental Association. 2004 ; 135 : 55-66

26.Siagian A., Barus D. Hubungan Kebiasaan Makan Dan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dengan Karies Gigi Pada Anak. Tesis. Medan, Indonesia : Universitas Sumatera Utara, 2008 : 109-18

27.Mozartha M. Perilaku Ibu Tentukan Kesehatan Gigi Anak


(54)

28.Simorangkir D. Hubungan Pola Jajan Dengan Pengalaman Karies Gigi Murid Kelas VI SD Islam An-Nizam.

<http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/19567> (20 Mei 2010)

29.Mohyan P., Peterson PE. Diet, Nutrition And The Preventation Of Dental Diseases. Public Health Nutrition 2001 ; 7 (1A) : 201-26

30.Decker RT., Loveren CV. Sugar And Dental Caries. AmJ. Clin Nutr 2003 ; 78 (suppl) : 8815-925

31.McBean LD. A Proctetive Effect Of Dairy Foods In Oral Health. National Dairy Council 2000 ; 71 (1) : 1-5


(55)

Lampiran 1

LEMBAR PEMERIKSAAN

PENGALAMAN KARIES GIGI ANAK USIA 4-6 TAHUN DI TK MEDAN BAKTI/ TK ANNISA’/ TK AN-NIDA’

NAMA PEMERIKSA :

DATA ANAK

Nama :

1) Jenis Kelamin : 1) Laki-laki 2) Perempuan

Tanggal lahir :

2) Umur : (____Tahun)

1) 4 Tahun 2) 5 Tahun 3) 6 Tahun

DATA PEMERIKSAAN

V IV III II I I II III IV V


(56)

Petunjuk:

d = karies indikasi tambalan.

e = karies indikasi pencabutan, radiks/ akar gigi, gigi yang sudah tiada

f = gigi yang sudah ditambal akibat karies t = merupakan satuan gigi desidui

O = gigi sehat

X = gigi tidak tumbuh

3)

∑ d =

4)

∑ e =

5)

∑ f

=


(57)

Lampiran 2

DEPARTMEN ILMU KEDOKTERAN GIGI ANAK FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MENGONSUMSI JAJANAN DENGAN PENGALAMAN KARIES PADA GIGI SUSU ANAK USIA 4-6 TAHUN

DI TK MEDAN BAKTI/ TK ANNISA’/ TK AN-NIDA’

DATA ORANG TUA

Nama :

Umur :

Alamat :

DATA ANAK

Nama :

Jenis kelamin :

Umur :

A. KUESIONER KEBIASAAN MENGONSUMSI JAJANAN

2. Apakah anak Ibu suka jajan? c. Ya

d. Tidak

3. Jika ya, isilah pertanyaan di bawah ini dengan memberi tanda √ pada kolom jawaban yang sesuai.

B. JENIS JAJANAN DAN FREKUENSI JAJAN

Jenis Jajanan Frekuensi Jajan

Sangat sering

Sering Kadang-kadang

Hampir tidak pernah/tidak pernah ≥ 2 kali/hari Sekali sehari Beberapa kali seminggu 1 kali seminggu Tidak pernah

Buah kering, permen, coklat, kek, kue, biskut (oreo, tiger) dan kerupuk (chitato, lays)


(58)

manisan (jelly), buah kalengan, minuman ringan (coca cola, fanta, sprite, tebs) dan roti.

Sayur, buah dan susu Daging (bakso, siomay, mie ayam), ikan, lemak dan minyak.

Keju, kacang-kacangan, permen karet xylitol


(59)

Lampiran 3

Kerangka Teori

Makanan Jajanan

Jenis Jajanan

Frekuensi Jajan Waktu Jajan Hubungan

Karies

Definisi

Mekanisme

Faktor etiologi

Host

Substrat

Mikroorganisme

Waktu

Gigi

Saliva

Faktor Predisposisi

Tingkat sosial ekonomi

Kebiasaan Jenis


(60)

Lampiran 4 LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN

Selamat pagi semuanya. Perkenalkan nama saya adalah Jazzalina Aiza Jamil. Saya merupakan mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara. Bersama ini saya mohon kesediaan Bapak/ Ibu/ Sdr agar dapat mengijinkan anak anda sebagai subjek penelitian saya yang berjudul : Hubungan Antara Kebiasaan Mengkonsumsi Jajanan Dengan Pengalaman Karies Pada Gigi Susu Anak Usia 4-6 Tahun Di TK Medan.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui def-t (pengalaman karies) pada anak TK dan kebiasaan mengkonsumsi jajanan. Perlu diketahui bahwa karies (gigi berlubang) merupakan suatu penyakit pada jaringan keras gigi yang di sebabkan oleh mikroorganisme (bakteri) yang mengakibatkan hancurnya jaringan keras gigi. Faktor penyebab karies gigi ini adalah mikroorganisme, makanan, gigi dan saliva (air ludah) dan waktu. Faktor resiko yang mempengaruhi terjadinya karies adalah pemberian fluor, pengalaman karies, umur, jenis kelamin dan sosial ekonomi.

Dalam penelitian ini, kuesioner akan diberikan kepada Bapak/ Ibu/ Sdr mengenai kebiasaan mengkonsumsi jajanan untuk dijawab dan anak anda akan dilakukan pemeriksaan rongga mulut untuk melihat adanya gigi berlubang atau masalah lain. Pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan kaca mulut datar dan sonde tajam setengah lingkaran untuk mengetahui skor pengalaman karies. Semua tindakan pemeriksaan ini memerlukan waktu 25 menit. Selama penelitian tidak akan


(61)

terjadi masalah/ komplikasi yang serius. Adapun ketidaknyamanan yang akan dialami selama prosedur penelitian tersebut adalah saat pemeriksaan jaringan sekitar gigi.

Manfaat menjadi subjek penelitian adalah untuk mendapatkan data kondisi rongga mulut anak anda baik secara fisik serta saran dalam upaya menjaga kesehatan tubuh badan bagi mencegah resiko karies. Selain itu dapat menambahkan

pengetahuan mengenai kesehatan gigi dan mulut.. Penelitian ini tidak dipungut biaya (gratis). Diharapkan hasil penelitian ini secara keseluruhan dapat membantu mencari solusi pencegahan gigi berlubang pada anak-anak Indonesia di masa akan datang.

Jika Bapak/ Ibu/ Sdr bersedia, Surat Pernyataan Kesediaan Menjadi Subjek Peneltitian harap ditandatangani dan dikirim kembali kepada kepala sekolah. Perlu Bapak/ Ibu/ Sdr ketahui bahwa surat kesediaan tersebut tidak mengikat dan Bapak/ Ibu/ Sdr dapat mengundurkan diri dari penelitian ini kapan saja selama penelitian berlangsung. Mudah-mudahan keterangan saya di atas dapat dimengerti dan atas kesediaan anak anda dan Bapak/ Ibu/ Sdr untuk berpartisipasi dalam penelitian ini saya ucapkan terima kasih.

Medan, ………… Peneliti,

Jazzalina Aiza Jamil

Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara Telp. 08196080526


(62)

Lampiran 5

SURAT PERNYATAAN KESEDIAAN MENJADI SUBJEK PENELITIAN INFORMED CONSENT

Setelah membaca semua keterangan tentang resiko, keuntungan dan hak-hak saya/anak saya sebagai subjek penelitian yang berjudul : Hubungan Antara Kebiasaan Mengkonsumsi Jajanan Dengan Pengalaman Karies Pada Gigi Susu Anak Usia 4-6 Tahun Di TK Medan.

Saya dengan sadar dan tanpa paksaan bersedia mengijinkan anak saya berpatisipasi dalam penelitian ini yang diketuai oleh Jazzalina Aiza Jamil sebagai mahasiswa FKG USU, dengan catatan apabila suatu ketika merasa dirugikan dalam bentuk apapun berhak membatalkan persetujuan ini. Maka dengan surat ini saya menyatakan setuju menjadi subjek pada penelitian ini.

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : ……….

Alamat : ………..

Telp/Hp : ……….

Data Anak

Nama Anak : ………..

Jenis kelamin : ………..

Umur Anak : ………..

Medan, ………… Yang menyetujui, (……….)


(1)

Lampiran 2

DEPARTMEN ILMU KEDOKTERAN GIGI ANAK FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MENGONSUMSI JAJANAN DENGAN PENGALAMAN KARIES PADA GIGI SUSU ANAK USIA 4-6 TAHUN

DI TK MEDAN BAKTI/ TK ANNISA’/ TK AN-NIDA’

DATA ORANG TUA

Nama :

Umur :

Alamat :

DATA ANAK

Nama :

Jenis kelamin :

Umur :

A. KUESIONER KEBIASAAN MENGONSUMSI JAJANAN 2. Apakah anak Ibu suka jajan?

c. Ya d. Tidak

3. Jika ya, isilah pertanyaan di bawah ini dengan memberi tanda √ pada kolom jawaban yang sesuai.

B. JENIS JAJANAN DAN FREKUENSI JAJAN

Jenis Jajanan Frekuensi Jajan

Sangat sering

Sering Kadang-kadang

Hampir tidak pernah/tidak pernah ≥ 2 kali/hari Sekali sehari Beberapa kali seminggu 1 kali seminggu Tidak pernah Buah kering, permen,

coklat, kek, kue, biskut (oreo, tiger) dan kerupuk


(2)

manisan (jelly), buah kalengan, minuman ringan (coca cola, fanta, sprite, tebs) dan roti.

Sayur, buah dan susu Daging (bakso, siomay, mie ayam), ikan, lemak dan minyak.

Keju, kacang-kacangan, permen karet xylitol


(3)

Lampiran 3

Kerangka Teori

Makanan Jajanan

Jenis Jajanan Frekuensi

Jajan Waktu Jajan Hubungan

Karies

Definisi Mekanisme

Faktor etiologi

Host Substrat

Mikroorganisme Waktu

Gigi Saliva

Faktor Predisposisi

Tingkat sosial ekonomi


(4)

Lampiran 4 LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN

Selamat pagi semuanya. Perkenalkan nama saya adalah Jazzalina Aiza Jamil. Saya merupakan mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara. Bersama ini saya mohon kesediaan Bapak/ Ibu/ Sdr agar dapat mengijinkan anak anda sebagai subjek penelitian saya yang berjudul : Hubungan Antara Kebiasaan Mengkonsumsi Jajanan Dengan Pengalaman Karies Pada Gigi Susu Anak Usia 4-6 Tahun Di TK Medan.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui def-t (pengalaman karies) pada anak TK dan kebiasaan mengkonsumsi jajanan. Perlu diketahui bahwa karies (gigi berlubang) merupakan suatu penyakit pada jaringan keras gigi yang di sebabkan oleh mikroorganisme (bakteri) yang mengakibatkan hancurnya jaringan keras gigi. Faktor penyebab karies gigi ini adalah mikroorganisme, makanan, gigi dan saliva (air ludah) dan waktu. Faktor resiko yang mempengaruhi terjadinya karies adalah pemberian fluor, pengalaman karies, umur, jenis kelamin dan sosial ekonomi.

Dalam penelitian ini, kuesioner akan diberikan kepada Bapak/ Ibu/ Sdr mengenai kebiasaan mengkonsumsi jajanan untuk dijawab dan anak anda akan dilakukan pemeriksaan rongga mulut untuk melihat adanya gigi berlubang atau masalah lain. Pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan kaca mulut datar dan sonde tajam setengah lingkaran untuk mengetahui skor pengalaman karies. Semua tindakan pemeriksaan ini memerlukan waktu 25 menit. Selama penelitian tidak akan


(5)

terjadi masalah/ komplikasi yang serius. Adapun ketidaknyamanan yang akan dialami selama prosedur penelitian tersebut adalah saat pemeriksaan jaringan sekitar gigi.

Manfaat menjadi subjek penelitian adalah untuk mendapatkan data kondisi rongga mulut anak anda baik secara fisik serta saran dalam upaya menjaga kesehatan tubuh badan bagi mencegah resiko karies. Selain itu dapat menambahkan

pengetahuan mengenai kesehatan gigi dan mulut.. Penelitian ini tidak dipungut biaya (gratis). Diharapkan hasil penelitian ini secara keseluruhan dapat membantu mencari solusi pencegahan gigi berlubang pada anak-anak Indonesia di masa akan datang.

Jika Bapak/ Ibu/ Sdr bersedia, Surat Pernyataan Kesediaan Menjadi Subjek Peneltitian harap ditandatangani dan dikirim kembali kepada kepala sekolah. Perlu Bapak/ Ibu/ Sdr ketahui bahwa surat kesediaan tersebut tidak mengikat dan Bapak/ Ibu/ Sdr dapat mengundurkan diri dari penelitian ini kapan saja selama penelitian berlangsung. Mudah-mudahan keterangan saya di atas dapat dimengerti dan atas kesediaan anak anda dan Bapak/ Ibu/ Sdr untuk berpartisipasi dalam penelitian ini saya ucapkan terima kasih.

Medan, ………… Peneliti,

Jazzalina Aiza Jamil

Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara Telp. 08196080526


(6)

Lampiran 5

SURAT PERNYATAAN KESEDIAAN MENJADI SUBJEK PENELITIAN INFORMED CONSENT

Setelah membaca semua keterangan tentang resiko, keuntungan dan hak-hak saya/anak saya sebagai subjek penelitian yang berjudul : Hubungan Antara Kebiasaan Mengkonsumsi Jajanan Dengan Pengalaman Karies Pada Gigi Susu Anak Usia 4-6 Tahun Di TK Medan.

Saya dengan sadar dan tanpa paksaan bersedia mengijinkan anak saya berpatisipasi dalam penelitian ini yang diketuai oleh Jazzalina Aiza Jamil sebagai mahasiswa FKG USU, dengan catatan apabila suatu ketika merasa dirugikan dalam bentuk apapun berhak membatalkan persetujuan ini. Maka dengan surat ini saya menyatakan setuju menjadi subjek pada penelitian ini.

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : ……….

Alamat : ………..

Telp/Hp : ……….

Data Anak

Nama Anak : ……….. Jenis kelamin : ……….. Umur Anak : ………..

Medan, ………… Yang menyetujui, (……….)