UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG PERMULAAN MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL CONGKLAK Upaya Meningkatkan Kemampuan Berhitung Permulaan Melalui Permainan Tradisional Congklak Pada Anak Kelompok B Di TK Kridawita Kecamatan Klaten Tengah Semester II Ta 2

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG PERMULAAN
MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL CONGKLAK
PADA ANAK KELOMPOK B DI TK KRIDAWITA
KECAMATAN KLATEN TENGAH
SEMESTER II TA 2013/2014

NASKAH PUBLIKASI
Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai
derajat Sarjana S-1

Oleh :
RATNA WIDYANTI
A53B111012

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Jl. A. Yani Tromol Pos I – Pabelan, Kartasura Telp. (0271) 717417 fax. 715448 Surakarta 57102


Surat Persetujuan Artikel Publikasi Ilmiah

Yang bertanda tangan di bawah ini pembimbing skripsi/ tugas akhir :
Nama

: Drs. M. Yahya, M.Si

NIP/ NIK

: 147

Telah membaca dan mencermati naskah artikel publikasi ilmiah, yang merupakan ringkasan
skripsi/ tugas akhir dari mahasiswa :
Nama

: RATNA WIDYANTI

NIM


: A53B111012

Program Studi

: S1 PAUD PSKGJ

Judul Skripsi

: UPAYA

MENINGKATKAN

KOSA

KATA

ANAK

DENGAN KARTU KATA BERGAMBAR PADA ANAK
KELOMPOK


A

BUSTANUL

ATHFAL

AISYIYAH

KUNCEN DELANGGU TAHUN PELAJARAN 2013 /
2014

Naskah artikel tersebut, layak dan dapat disetujui untuk dipublikasikan.
Demikian persetujuan ini dibuat, semoga dapat dipergunakan seperlunya.

Surakarta, 28 Juni 2014
Pembimbing

Drs. M. Yahya, M.Si
NIP. 147


UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG PERMULAAN
MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL CONGKLAK
PADA ANAK KELOMPOK B DI TK KRIDAWITA
KECAMATAN KLATEN TENGAH
SEMESTER II TA 2013/2014

Ratna Widyanti, A53B111012 Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah
Surakarta, 2014, xv + 88 halaman (termasuk lampiran)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan berhitung permulaan
pada anak kelompok B di TK Kridawita pada Tahun Ajaran 2013/2014 melalui
permainan tradisional congklak. Observasi sementara yang dilakukan
menunjukkan bahwa masalah tersebut muncul karena penerapan metode yang
konvensional. Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
yang dilakukan antara peneliti dan teman sejawat. Data dikumpulkan
menggunakan observasi dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan
metode deskriptif komparatif dan kritis. Penelitian dilakukan di TK Kridawita
Klaten dengan subyek penelitian 11 anak. Hasil dari penelitian penerapan

permainan congklak untuk meningkatkan kemampuan berhitung anak, pra
siklus 36%, siklus I 57%, siklus II 82%. Kesimpulan dari penelitian ini adalah
penerapan permainan congklak dapat meningkatkan kemampuan berhitung
anak sampai 82%.

Kata kunci: Peningkatan Kemampuan Berhitung, permainan congklak

1

PENDAHULUAN
Anak adalah aset bangsa yang sangat berharga, sebab ditangannyalah
kelak letak masa depan negara ini. Namun sungguh disayangkan, di masa
modern ini anak penuh dijejali dengan beban akademik yang sedemikian
banyak. Bahkan anak-anak usia dini pun dibentuk dengan tuntutan orangtua
yang lebih mementingkan kemampuan akademik daripada kemampuan yang
lain. Seperti halnya baca tulis, kemampuan berhitung juga dianggap hal yang
sangat penting dan utama, sehingga anak-anak yang masih dalam usia dini
dicekoki dengan pembelajaran yang tidak sesuai dengan perkembangan anak.
Menurut Permendiknas No 58 Tahun 2009, pendidikan anak usia dini
(PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir

sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan
pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan
rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
Sedangkan menurut Rahman (dalam Rahayu, 2013) pendidikan anak usia dini
(PAUD) memegang peranan yang sangat penting dan menentukan bagi sejarah
perkembangan anak selanjutnya, sebab pendidikan anak usia dini merupakan
fondasi bagi dasar kepribadian anak.
Berhitung merupakan salah satu bagian penting dalam kehidupan
sehari-hari. Ruseffendi (dalam Septiani,2012) menyatakan bahwa” berhitung
itu penting untuk kehidupan praktis sehari-hari ataupun keperluan melanjutkan
sekolah,dan hal tersebut didasarkan pada dua aspek yakni social dan
matematis. Selanjutnya Susilowati menyatakan bahwa” aspek social adalah
kemampuan menggunakan berhitung untuk keperluan di dalam bermasyarakat,
serta aspek matematis yaitu mengerjakan operasi hitung penjumlahan,
pengurangan, perkalian dan pembagian dalam berhitung.
Mengingat begitu pentingnya berhitung dalam kehidupan praktis seharihari, penulis juga mempunyai harapan bahwa anak usia dini juga mempunyai
pemahaman dan kemampuan berhitung sesuai dengan tahap perkembangannya.
Berdasarkan observasi sementara anak–anak kelompok B TK
Kridawita, kemampuan berhitung belum terlalu bagus, prosentase anak yang


2

lancar berhitung hanya sekitar 32% dari 11 siswa karena penguasaan konsep
bilangan dengan lambang bilangan belum baik. Hal ini disebabkan karena saat
mengajar guru kurang memberikan variasi. Pembelajaran masih dilakukan
secara monoton dan tanpa menggunakan permainan. Sehingga anak merasa
bosan dengan metode yang diberikan dan kemampuan mengenal konsep
berhitung lemah.
Tanpa menggunakan metode pembelajaran yang tepat, para guru dan
juga orangtua sudah mengajarkan berhitung pada taraf yang belum dimengerti
anak. Anak yang belum memahami konsep bilangan sudah dipaksa untuk
menghitung penjumlahan. Alhasil anak–anak akan masuk pada tahap
kebingungan dan anak tidak dapat menghitung dengan benar sebab konsep
bilangan belum mereka kuasai.
Orangtua bahkan guru bukan menitikberatkan pembelajaran pada
proses yang terjadi namun mereka lebih melihat pada hasil. Akibatnya, demi
mencapai tuntutan-tuntutan tersebut orangtua mengikutkan anak – anak mereka
pada les baca tulis dan berhitung. Lebih parah lagi apabila guru yang mengajari
di tempat les tidak mengerti tentang tahap perkembangan anak, maka guru
hanya akan mematok target hasil yang akan dicapai anak.

Sebenarnya berhitung dapat diajarkan pada anak–anak dengan cara
yang sangat mereka sukai, yaitu bermain. Pada usia dini, bermain merupakan
dunia mereka. Dalam bermain mereka mengembangkan seluruh aspek dalam
dirinya. Namun kita juga harus memberikan permainan yang sesuai dengan
tahapan usia mereka, tidak terlalu sulit namun juga tidak terlalu mudah.
Seringkali guru langsung mengajarkan pada anak untuk menghitung
penjumlahan tanpa menggunakan alat peraga. Seperti kutipan berikut :
“ Anda tidak bisa memisahkan anak dari permainan dan memaksanya untuk
belajar berhitung, misalnya, tanpa ada alat bantu permainan sama sekali. Justru
ini akan mematikan kreativitas dan kemampuan otaknya untuk belajar”
(Cahyo, Agus N , 2011:12).

3

Permainan yang bisa dilakukan adalah permainan tradisional maupun
modern. Pada permainan tradisional banyak hal yang bisa dikembangkan dan
dieksplorasi. Salah satu contoh permainan tradisional yang dapat digunakan untuk
mengajarkan berhitung adalah permainan congklak. Permainan yang melibatkan
dua orang ini mengajarkan anak untuk bersikap sportif karena permainan ini
bersifat kompetitif.


METODE PENELITIAN
Penelitian tindakan ini dilakukan di Taman Kanak-Kanak Kridawita
Klaten, yang terletak di Jl. Kemangi No 8 Klaten, Klaten Tengah. Penulis memilih
tempat penelitian ini dengan alasan : 1) Penulis merupakan pengajar di sekolah
tersebut sehingga memudahkan untuk mendapatkan data yang akurat 2) Lokasi
penelitian dekat dengan tempat tinggal penulis sehingga menghemat biaya dan
tenaga serta memudahkan untuk mendapatkan data yang dibutuhkan dalam
penelitian
Tindakan ini dilakukan selama 3 bulan, yaitu mulai bulan April 2014
hingga Juni 2014, yang dimulai dari perencanaan penyusunan/ perencanaan
proposal, pelaksanaan tindakan, pembahasan dan penyusunan laporan penelitian
tindakan kelas.
Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah Penelitian
Tindakan Kelas. Dalam penelitian tindakan kelas ini yang menjadi subyek
penelitian adalah 1) Anak kelompok B TK Kridawita Klaten, yang berjumlah 11
anak terdiri dari 7 anak perempuan dan 4 anak laki-laki 2) Peneliti selaku guru di
TK Kridawita Klaten, dibantu seorang guru (nama: Sukatirah) sebagai kolaborator
selama penelitian dilakukan.
Prosedur penelitian adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan desain

menggunakan model Lewin yang ditafsirkan oleh Kemnis (Rochiati Wiraatmadja
yang dikutip dari Mulyasa,2011:182) menggunakan langkah sebagai berikut : 1)
Refleksi Awal, 2) Perencanaan Tindakan, 3) Observasi, Refleksi dan Evaluasi

4

Variable penelitian ini adalah kemampuan berhitung karena kemampuan
berhitung anak selama ini masih rendah. Hal ini disebabkan karena metode
pembelajaran yang dilakukan oleh guru masih konvensional hanya menggunakan
lembar kerja. Sedangkan metode yang diterapkan adalah permainan congklak,
karena dengan menerapkan permainan congklak Dalam permainan congklak,
pemaina akan menghitung– hitung berapa jumlah langkah dari pilihan biji yang
diambil. Jika biji yang diambil dapat menjalankan langkah yang lebih banyak
termasuk ke lubang lawan, maka otomatis lubang milik si pemain juga akan
dengan sendirinya terisi. Semakin lama menjalankannya, semakin banyak biji
yang masuk ke lubang sendiri. Oleh karena itu, dalam permainan ini diperlukan
kecerdikan

dan


kecepatan

dalam

menghitung

biji

untu

lubang

serta

mempertimbangkan jumlah biji–biji lainnya (Cahyo, Agus N.2011:25). Dalam ini
maka anak akan semakin diasah kemampuan berhitungnya dan juga
kecermatannya.
Jenis data yang digunakan adalah kualitatif, yaitu: data yang tidak
berbentuk angka, yang terdiri atas: a) Data yang berupa narasi/kata-kata tentang
kemampuan berhitung, b) Data yang berupa narasi/kata-kata mengenai permainan
tradisional congklak. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a)
Sumber data kemampuan berhitung anak diperoleh dari anak dengan cara
melakukan pengamatan terhadap kemampuan berhitung anak sesuai indikator
pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung b) Sumber data penerapan
permainan tradisional congklak diperoleh dari guru saat menerapkan permainan
tradisional congklak untuk meningkatkan kemampuan berhitung.
Tehnik pengumpulan Data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah observasi, wawancara, dokumentasi. 1) Observasi merupakan kegiatan
pengumpulan data dengan cara terjun langsung ke lapangan untuk mengamati
obyek yang diteliti. Dalam penelitian ini observer adalah wali kelas dari kelompok
B TK Kridawita Klaten. Observasi ini digunakan untuk memperoleh data tentang
kemampuan berhitung subyek yang akan diteliti dan penerapan permainan

5

congklak. 2) Wawancara dilakukan dengan tanya jawab untuk mengetahui sejauh
mana ketertarikan anak terhadap metode yang diterapkan oleh penulis. 3)
Dokumentasi digunakan untuk memperkuat data hasil observasi dan wawancara.
Dokumentasi berupa data anak, tabel pengamatan dan hasil catatan di lapangan.
Dokumentasi juga berupa foto-foto pada saat penerapan permainan congklak di
dalam pembelajaran. 4) Catatan Lapangan digunakan untuk mencatat semua
kejadian yang terjadi atau hal-hal yang terjadi saat kegiatan dilaksanakan diluar
apa yang telah direncanakan.
Alat yang digunakan untuk pengumpulan data yaitu lembar observasi
kemampuan berhitung anak berupa lembar yang dibuat peneliti dan digunakan
sebagai pedoman untuk melakukan pengamatan guna memperoleh data yang
diinginkan. Sedangkan lembar observasi penggunaan permainan congklak berisi
tentang

catatan

pelaksanaan

permainan

congklak

untuk

meningkatkan

kemampuan berhitung.
Analisis data merupakan tehnik yang digunakan untuk menganalisis
data hasil penelitian guna membuktikan hipotesis yang telah dirumuskan.
Penelitian tindakan kelas ini menggunakan analisis berdasarkan hasil observasi
kegiatan maupun dari hasil tindakan yang telah digunakan. Analisis dilakukan
dengan tehnik komparatif kritis, dimana data awal dibandingkan dengan data
siklus pertama kemudian dicari kelebihan dan kekurangan pada proses
pembelajaran. Analisis data dari hasil observasi terhadap guru sebagai pelaksana
kegiatan pembelajaran digunakan untuk melakukan refleksi, agar peneliti dapat
menentukan tindakan yang akan diambil pada siklus berikutnya. Analisis data
terhadap dilakukan beberapa tahap sebagai berikut :
a. Menjumlahkan skor yang dicapai anak pada setiap butir amatan
b. Membuat tabulasi skor observasi peningkatan kemampuan
berhitung
c. Menghitung presentase peningkatan kemampuan berhitung anak dengan
permainan congklak dengan cara sebagai berikut :

6

Presentase pencapaian peningkatan :
∑ skor amatan yang dicapai anak X 100%
∑ skor maksimum
Skor maksimum 4x11 = 44
d. Membandingkan hasil presentase pencapaian pada setiap anak dengan
presentase keberhasilan pada setiap siklus yang telah ditentukan peneliti.
Penelitian

pada setiap siklus akan berhasil jika anak sudah mencapai

presentase yang telah ditentukan pada setiap siklusnya.
e. Mengkritisi penerapan permainan congklak dengan cara mencari
kelemahan dan kelebihan permainan congklak.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil dari penelitian yang telah dilakukan ini diperoleh secara bertahap
karena penelitian ini menerapkan dua siklus. Hasil yang diperoleh pada pra siklus
yang hanya berkisar 32% disebabkan karena mertode yang digunakan masih
metode konvensional menggunakan lembar kerja sehingga anak kurang paham
tentang berhitung dan kurang berminat dalam mengikuti pembelajaran.
Dalam melaksanakan siklus I, peneliti terlebih dahulu membuat
perencanaan pelaksanaan tindakan, dalam siklus I ini hasil yang diperoleh hanya
57%. Hal ini dapat disebabkan karena 1) Ada anak yang tidak memperhatikan
aturan permainan sehingga keliru mengisi lubang dengan jumlah biji yang tidak
sama, 2) Adanya anak yang keliru menghitung jumlah biji yang diambil, 3) Ada
anak yang salah menyebutkan lubang dengan biji terbanyak, 4) Ada anak yang
keliru menghitung jumlah biji di lumbung setelah ditambah dengan hasil
tembakan di lubang lawan. Dari hasil diatas peneliti merasa kurang maksimal,
maka dibuat perencanaan untuk tindakan berikutnya.
Pada pelaksanaan siklus II sudah berjalan dengan baik, permasalahan
pada siklus sebelumnya sudah dapat teratasi. Hal ini membuat kemampuan
berhitung anak meningkat. Peneliti dan kolaborator telah mampu meningkatkan
kemampuan berhitung anak dengan menggunakan permainan congklak. Pada

7

siklus ini sebagian besar anak sudah meningkat kemampuan berhitungnya yaitu
82%.

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, diketahui bahwa permainan
congklak dapat meningkatkan kemampuan berhitung anak. Sebelum tindakan
32%, siklus I mencapai 57% dan siklus II 82%. Berdasarkan analisis peneliti, hal
tersebut dikarenakan penggunaan metode bermain untuk penerapan belajar
berhitung.
Dalam pra siklus, pembelajaran berhitung belum menggunakan media
namun hanya menggunakan lembar kerja dan guru belum menggunakan media
hitung. Pada siklus I penyampaian materi mulai diperbaiki yaitu dengan
menggunakan permainan congklak, namun pada siklus I ini guru belum
memberikan pendampingan dan motivasi yang maksimal sehingga hasilnya belum
memuaskan.
Pada siklus II pembelajaran yang dilakukan sudah baik, pendampingan
dan motivasi yang diberikan juga sudah bagus sehingga hasilnya memuaskan. Hal
ini tidak lepas dari penyediaan media hitung berupa permainan congklak.

SIMPULAN
Berdasarkan pada hipotesis tindakan dan kemudian melihat hasil
pembahasan, maka penelitian ini dapat diambil kesimpulan bahwa:
Penggunaan permainan congklak dapat meningkatkan kemampuan berhitung anak
Kelompok B TK Kridawita, Klaten tahun pelajaran 2013/2014. Ini terbukti dari
adanya kenaikan hasil rata-rata 32% pada kondisi awal menjadi 57% pada siklus I
dan menjadi 82% pada siklus II.
Dengan kesimpulan di atas menunjukkan bahwa melalui penggunaan
permainan congklak dalam pembelajaran dapat meningkatkan kemampuan
berhitung anak kelompok B TK Kridawita Klaten tahun pelajaran 2013/2014.
Dengan melihat hal itu, maka peneliti menghimbau kepada guru-guru lain, untuk
menerapkan model-model atau strategi-strategi pembelajaran yang inovatif, yang
lebih mengaktifkan anak dan merangsang kreatifitas anak, serta memungkinkan

8

anak berinteraksi positif dengan anak yang lain ketika belajar sehingga siswa tidak
bosan / jenuh mengikuti pembelajaran. Permainan congklak dapat dijadikan salah
satu alat bantu pembelajaran di Taman Kanak-kanak.

9

DAFTAR PUSTAKA

Cahyo, Agus N. 2011. Gudang Permainan Kreatif Khusus Asah Otak Kiri Anak.
Jogjakarta: Flashbooks.
Departemen Pendidikan Nasional.2007.Pedoman Pembelajaran Berhitung
Permulaan di Taman Kanak – Kanak.Jakarta:Direktorat Jenderal
Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pembinaan
Taman Kanak – Kanak dan Sekolah Dasar.
Mulyasa. 2011.Praktik Penelitian Tindakan Kelas.Bandung: Remaja Rosdakarya.
Nurlalila, Siti. 2012.Peningkatan Kemampuan Berhitung Permulaan Melalui
Permainan Bentuk – bentuk Geometri Pada Anak Kelompok B di TK
Pertiwi I Jomboran Klaten, Tahun 2011/2012.Surakarta: Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Rahayu, Santi Puji. 2013.”Pengembangan Kemampuan Bertanggungjawab Anak
Melalui Metode Proyek PAda Kelompok B di TK Pertiwi Somopuro
Jogonalan Klaten TAhun Ajaran 2012/2013.Surakarta: Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Septiani. 2012.” Pengaruh Metode Horisontal Terhadap Kemampuan Berhitung
Pembagian Pada Siswa Tunarungu Kelas V SDLB di SLB-BC Pelita
http://aBangsa.”
Dalam
research.upi.edu/operator/upload/s_plb_0705021-chapter1.pdf.
Diakses pada 18 April 2014 pukul 11.35 WIB
Sutanti, Yayuk. 2013.” Peningkatan Kemampuan Berhitung Permulaan Melalui
Bermain Dakon Anak Usia Dini pada Kelompok B TK PGRI 03 Kemijen
Tahun
Pelajaran
2012/2013”.
Dalam
http://library.ikippgrismg.ac.id/dogfiles/fulltext/34ad866lc5db2637.pdf.
Diakses pada 23 Maret 2014 pukul 20.41 WIB.

10

Dokumen yang terkait

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG PERMULAAN MELALUI PERMAINAN PANCING PINTAR PADA ANAK KELOMPOK A Upaya Meningkatkan Kemampuan Berhitung Permulaan Melalui Permainan Pancing Pintar Pada Anak Kelompok A TK Kenari III Dragan Musuk Boyolali Tahun Pelaja

0 2 14

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG PERMULAAN MELALUI PERMAINAN PANCING PINTAR PADA ANAK Upaya Meningkatkan Kemampuan Berhitung Permulaan Melalui Permainan Pancing Pintar Pada Anak Kelompok A TK Kenari III Dragan Musuk Boyolali Tahun Pelajaran 2013/20

0 1 10

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG PERMULAAN MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL CONGKLAK Upaya Meningkatkan Kemampuan Berhitung Permulaan Melalui Permainan Tradisional Congklak Pada Anak Kelompok B Di TK Kridawita Kecamatan Klaten Tengah Semester II Ta 2

0 1 15

PENDAHULUAN Upaya Meningkatkan Kemampuan Berhitung Permulaan Melalui Permainan Tradisional Congklak Pada Anak Kelompok B Di TK Kridawita Kecamatan Klaten Tengah Semester II Ta 2013/2014.

0 1 7

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG PERMULAAN MELALUI PERMAINAN PUZZLE ANGKA TERHADAP ANAK Upaya Meningkatkan Kemampuan Berhitung Permulaan Melalui Permainan Puzzle Angka Terhadap Anak Kelompok A TK Pertiwi 1 Plumbon Kecamatan Sambungmacan Kabupaten

0 1 14

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK MELALUI PERMAINAN BERHITUNG PERMULAAN TAHAP KONSEP UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK MELALUI PERMAINAN BERHITUNG PERMULAAN TAHAP KONSEP BILANGAN (Penelitian Tindakan Kelas Di TK Bendungan 2 Kelompok ”A

0 0 18

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG PERMULAAN ANAK MELALUI PERMAINAN BENTUK-BENTUK Upaya Meningkatkan Kemampuan Berhitung Permulaan Anak Melalui Permainan Bentuk-Bentuk Geometri Pada Anak Kelompok B TK Pertiwi Sumber Trucuk Klaten Tahun Pelajaran 2012

0 1 15

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG PERMULAAN MELALUI PERMAINAN KARTU ANGKA PADA ANAK Upaya Meningkatkan Kemampuan Berhitung Permulaan Melalui Permainan Kartu Angka Pada Anak Kelompok B Di TK ‘Aisyiah Full Day Wedi Klaten Tahun Ajaran 2012/2013.

0 2 16

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG PERMULAAN DENGAN PERMAINAN KARTU ANGKA PADA KELOMPOK B Upaya Meningkatkan Kemampuan Berhitung Permulaan Dengan Permainan Kartu Angka Pada Kelompok B Di Tk Negeri Pembina Klaten Tahun Ajaran 2012/2013.

0 0 15

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG PERMULAAN ANAK MELALUI PERMAINAN KARTU HITUNG KELOMPOK A DI TK Upaya Meningkatkan Kemampuan Berhitung Permulaan Anak Melalui Permainan Kartu Hitung Kelompok A Di Tk Pertiwi Karangpakel Desa Karangpakel Kecamatan Tru

0 1 13