Perancangan Redesain Gereja Katedral St. Maria Palembang dengan Tema "Maria".

(1)

ABSTRACT

This design report is about designing or redesigning St.Maria Cathedral Catholic Church in Palembang, South Sumatra with the design theme is "Mary". The "Mary" theme was based by St.Mary figure who is the saint protector of the church and also the name of the church itself. The characters which are drawn and applied to the interior of the church building inspired by St.Mary as a mother figure, a woman, and the queen of heaven. The look and feel that need to be conveyed through the interior of the church is the figure of Mary as the mother that it is warm and protecting, the figure of Mary that needs to shown as a feminine woman, and the majestic and grand impression will be adapted by the figure of St. Mary as a queen. The application of a mix of all three characters will create a church that is feminine but has a mix of neutral colors like brown to give the impression of a warm, also to forming use in the interior elements will be adjusted to show the impression feminine, warm and also magnificent in terms of proportions of the room and interior elements. The purpose of redesigning the church other than to beautify the interior space with the use of a theme for the church because it does not have a special theme at the moment, the authors also wanted to create a church that has an impression and functionally gave a sacred feels in the mission of providing the right atmosphere for the people in connecting with God through prayer. Keyword : mother,woman,queen


(2)

ABSTRAK

Laporan Perancangan ini membahas tentang meredesain atau mendesain ulang Gereja Katolik Katedral St.Maria di Palembang, Sumatera Selatan dengan tema perancangan “Maria”. Tema “Maria” diangkat berdasarkan tokoh St.Maria yang merupakan santa pelindung gereja dan juga nama gereja ini sendiri. Karakter yang diambil dan diterapkan pada interior bangunan gereja akan diambil dari pembagian sosok St.Maria sebagai seorang ibu, perempuan, dan ratu surga. Tampilan dan kesan yang ingin disampaikan melalui interior gereja ini adalah sosok Maria sebagai ibu yaitu sifatnya yang hangat dan melindungi, sosok Maria sebagai seorang perempuan dimana kesan yang ingin ditampilkan adalah kesan feminin sebagai seorang perempuan, dan kesan megah dan agung akan diadaptasi dari sosok St.Maria sebagai seorang ratu. Pengaplikasian dari perpaduan ketiga karakter ini akan menampilkan gereja yang feminin namun dengan perpaduan warna yang netral seperti cokelat untuk memberi kesan hangat, selain itu penggunaan bentukan pada elemen interior akan disesuaikan untuk menampilkan kesan feminin sekaligus hangat dan juga megah dari segi proporsi ruangan dan elemen interior. Tujuan meredesain gereja ini selain memperindah bagian interior ruangan dengan penggunaan tema karena gereja saat ini tidak memiliki tema khusus, penulis juga ingin menciptakan gereja dengan kesan dan nuansa yang lebih sakral secara fungsional dalam misi memberikan suasana yang tepat untuk umat dalam membina hubungan dengan Tuhan melalui doa.


(3)

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ...3

1.3 Rumusan Masalah ...4

1.4 Ide Gagasan ... 4

1.5 Tujuan Perancangan ... 4

1.6 Manfaat Perancangan ...5

1.7 Ruang Lingkup Perancangan ...5

1.8 Sistematika Penulisan ...6

BAB II ARSITEKTUR GEREJA KATOLIK/ KESUKUPAN PALEMBANG DAN KONGREGRASI SCJ (IMAM-IMAM HATI KUDUS YESUS) 2.1 Pengertian Gereja... 7

2.2 Pengaturan Ruang Pada Gerejea ... 9

2.2.1 Pengaturan Ruang (Interior) Dalam Gereja...10

2.2.2 Pengaturan Ruang Khusus Yang Menyatu Pada Gereja...19

2.3 Prisnsip Arsitektur Gotik ...21

2.4 Ergonomi ...29

2.5 Sejarah Keuskupan Agung Palembang...31

2.6 Sejarah Kongregrasi SCJ ...34


(4)

2.8 Studi Banding...38

2.8.1 Gereja Katedral St.Petrus Bandung...38

2.8.2 Gereja Katedral Jakarta………...46

BAB III OBJEK PERANCANGAN 3.1 Definisi Objek ... 54

3.2 Sejarah Gereja Katedral St. Maria... 54

3.2.1 Sejarah Singkat Gereja Katedral St.Maria...54

3.2.2 Bangunan Gereja Katedral St.Maria...55

3.2.2 Perkembangan Gereja dan Katedral St.Maria...56

3.3 Analisa Site ... ... 57

3.3.1 Pemilihan Site ... 61

3.3.2 Analisa Bangunan ...61

3.4 Struktur Organisasi... 77

3.5 Flow Activity User ... 78

3.6 Kebutuhan Ruang ... 78

3.7 Tabel Kbutuhan Ruang ... 79


(5)

3.9 Bubble Diagram ... 83

BAB IV ANALISA PERANCANGAN 4.1 Ide Implementasi Tema dan Konsep...84

4.1.1 Mengenal Lebih Dalam Tema “Maria”...84

4.1.2 Konsep Bentuk...85

4.1.3 Konsep Warna ...86

4.1.4 Konsep Material ...88

4.1.5 Konsep Pencahayaan ...89

4.2 Perancangan Ruang………... 91

4.2.1 Denah Layout General Lantai 1…………...91

4.2.2 Denah Layout General Lantai 2…...95

4.2.3 Area Altar...96

4.2.4 Area Panti Umat...100

BAB V SIMPULAN 5.1 Simpulan………...101


(6)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Altar ... ... 11

Gambar 2.2 Altar Compliment... 12

Gambar 2.3 Mimbar ... 13

Gambar 2.4 Mimbar ... 13

Gambar 2.5 Tahta Imam... 14

Gambar 2.6 Bejana Baptis... 15

Gambar 2.7 Ruang Pengakuan Dosa... 15

Gambar 2.8 Tabernakel... 16

Gambar 2.9 Tabernakel ... 16

Gambar 2.10 Panti Umat... 17

Gambar 2.11 Tempat Koor dan Organis... 17

Gambar 2.12 Lukisan Altar... 18

Gambar 2.13 Lukisan Ceiling... 18

Gambar 2.14 Sakristi... 19

Gambar 2.15 Lorong Gereja... 20

Gambar 2.16 Menara Lonceng... 21

Gambar 2.17 Ciri Desain Gotik Perancis... 22

Gambar 2.18 Pointed Arched... 23

Gambar 2.19 Traceired Window ... 23

Gambar 2.20 Catedral of Notre Dome, Perancis... 23

Gambar 2.21 English Style Rib Vault... 24

Gambar 2.22 Cantebury Catedral (England) ... 24

Gambar 2.23 Saint Gudule, Brussels... 25


(7)

Gambar 2.25 Cologne Catedral Germany... 28

Gambar 2.26 Cologne Catedral Gernmany... 28

Gambar 2.27 Gorgoyle... 28

Gambar 2.28 Kolom Besar dan tinggi Pada Bangunan Berarsitektur Gotik... 29

Gambar 2.29 Flying Butress... 29

Gambar 2.30 Pointed Arched... 30

Gambar 2.31 Rib Vault... 30

Gambar 2.32 Stainled Glass ... 31

Gambar 233 Stainled Glass... 31

Gambar 2,34 Ergonomi Area Air Suci dan Storage Bacaan... 31

Gambar 2.35 Ergonomi Area Duduk Umat... 32

Gambar 2.36 Ergonomi Sikap Duduk Pria dan Wanita... 32

Gambar 2.37 Lambang Keuskupan Agung Palembang... 33

Gambar 2.38 Leon Dehon (1908)... 36

Gambar 2.39 Santa Perawan Maria... 38

Gambar 2.40 Tampak Depan Gereja Katedral Bandung... 40

Gambar 2.41 Area Masuk Samping Gereja Katedral Bandung... 41

Gambar 2.42 Pintu Masuk Gereja ... 41

Gambar 2.43 Area Air Suci... 42

Gambar 2.44 Lorong Masuk Gereja... 42

Gambar 2.45 Altar... 43

Gambar 2.46 Detail Kursi Umat... 43

Gambar 2.47 Area Imam Ruang Pengakuan Dosa ... 44

Gambar 2.48 Ruang Pengakuan Dosa... 44

Gambar 2.49 Area Koor dan Organis... 45


(8)

Gambar 2.51 Patung dan Area Berdoa... 46

Gambar 2.52 Bejana Baptis... 46

Gambar 2.53 Area Patung dan Berdoa... 47

Gambar 2.54 Mimbar... 48

Gambar 2.55 Detail Jendela... 48

Gambar 2.56 Tampak Katedral Jakarta…... 49

Gambar 2.57 Pintu Masuk Gereja Katedral Jakarta ... 49

Gambar 2.58 Detail Kursi Area Panti Umat... 50

Gambar 2.59 Bejana Baptis………... 51

Gambar 2.60 Area Air Suci... 51

Gambar 2.61 Altar………... 51

Gambar 2.62 Tahta Uskup... ... 52

Gambar 2.63 Mimbar... 52

Gambar 2.64 Detail Ceiling... 53

Gambar 2.65 Detail Ceiling... 53

Gambar 2.66 Tahta Patung Maria……... 54

Gambar 2.67 Sistem Pencahayaan…. ... 54

Gambar 3.1 Area Tempat Air Suci dan Storage Buku ... 62

Gambar 3.2 Panti Umat Tampak Atas Belakang ... 63

Gambar 3.3 Kursi Umat (1 baris untuk 6 orang dewasa)... 63

Gambar 3.4 Kursi Umat Tambahan... 63

Gambar 3.5 Tampak Dari Depan Lorok Perarakan Masuk ke Altar... 64

Gambar 3.6 Altar... 65

Gambar 3.7 Detail Meja Altar ... 65

Gambar 3.8 Tabernakel... 66


(9)

Gambar 3.10 Mimbar... 67

Gambar 3.11 Meja Persembahan... 67

Gambar 3.12 Area Berlutut Panti Imam ... 68

Gambar 3.13 Tahta Uskup... 68

Gambar 3.14 Kursi Tahta Uskup... 69

Gambar 3.15 Area Doa dan Patung Bunda Maria... 69

Gambar 3.16 Area Doa dan Patung Yesus dan Patung Yoseph... 70

Gambar 3.17 Ruang Pengakuan Dosa (Umat) ... 70

Gambar 3.18Ruang Pengakuan Dosa (Imam)... 71

Gambar 3.19 Pintu Masuk Ruang Pengakuan Dosa dan Patung Simulasi Jalan Salib ...71

Gambar 3.20 Tampak Samping Area Paduan Suara dan Organis... 72

Gambar 3.21 Tampak Samping Area Organis... 72

Gambar 3.22 Tampak Depan Area Organis ... 73

Gambar 3.23 Bejana Baptis... 73

Gambar 3.24 Kaca Patri... 74

Gambar 3.25 Tangga ke Lantai 1(1)... 74

Gambar 3.26 Tangga ke Lantai 1 (2)... 74

Gambar 3.27 Tangga ke Lantai 1... 75

Gambar 3.28 Kaca Patri ... 75

Gambar 3.29 Tampak Samping Area Duduk Umat Lantai 1... 75

Gambar 3.30 Tampak Belakang Area Duduk Umat Lantai 1... 76

Gambar 3.31 Kaca Patri Salib ... 77

Gambar 3.32Struktur Organisasi Gereja... 78

Gambar 3.33 Zoning Blocking Lantai Dasar... 81


(10)

Gambar 3.35 Bubble Lantai Dasar... 83

Gambar 3.36 Buble Diagram Lantai 1... 83

Gambar 4.1 Diagram penjabaran Tema “Maria” ... 84

Gambar 4.2 Bentuk-Bentuk Dasar Tema Maria ...85

Gambar 4.3 Gereja bertema Simplicity Gothic dengan Nuanasa Hangat...85

Gambar 4.4 Palette Warna Hangat...86

Gambar 4.5 Palette Warna Grey dan Putih... 86

Gambar 4.6 Warna Merah dan Putih Lambang Simbol Mawar Maria... 87

Gambar 4.7 Perkiraan perpaduan warna hangat dan warna stylegotik... 87

Gambar 4.8 Material...88

Gambar 4.9 Pendant Lamp... 89

Gambar 4.10 Wall Lamp... 89

Gambar 4.11 Room with Indirect Lamp... 90

Gambar 4.12 Ceiling with Lamp... 91

Gambar 4.13 Denah Layout General ... 91

Gambar 4.14 Tampak Area Masuk Gereja...92

Gambar 4.15 Display Patung St.Maria………...93

Gambar 4.16 Display Patung St.Maria...94

Gambar 4.17 Desain Pintu Pada Gereja... 94

Gambar 4.18 Denah Layout General Lantai 2...95

Gambar 4.19 Perspektif Lantai 2... 95

Gambar 4.20 Perspektif Altar Material...96

Gambar 4.21 Perspektif Altar... 97

Gambar 4.22 Kursi Uskup... 97

Gambar 4.23 Treatmen Dinding Area Uskup... 97


(11)

Gambar 4.25 Meja Altar... 98

Gambar 4.26 Jendela... 99

Gambar 4.27 Dinding Tabernakel... 99

Gambar 4.28 Kursi Panti Umat... 100

DAFTAR TABEL Gambar 3.31 Tabel Analisi Site Gereja Katedral St.Maria... 61


(12)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Perancangan

Gereja merupakan fasilitas pendukung kebutuhan manusia dalam mendekatkan diri dan beribadah kepada Tuhan. Gereja menjadi komunitas, wadah, dan sarana yang dimanfaatkan manusia khususnya yang beragama Kristiani untuk mendekatkan diri kepada Tuhan, walaupun pada hakekatnya manusia dapat mendekatkan diri kepada Tuhan melalui doa dimana saja dan kapan saja.

Di Indonesia sendiri, orang pertama yang menjadi Katolik adalah orang Maluku pada tahun 1534. Ketika itu pelaut-pelaut Portugis baru menemukan pulau-pulau rempah yaitu Maluku salah satunya dan bersamaan dengan para pedagang dan serdadu-serdadu, para imam Katolik juga datang untuk menyebarkan Injil. Salah satu pendatang di Indonesia itu adalah Santo Fransikus Xaverius, yang pada tahun 1546 sampai 1547 datang mengunjungi pulau Ambon,Saparua dan Ternate.

Kemudian datanglah serikat niaga VOC dari Belanda yang akhirnya mengambil alih kekuasaan politik di Indonesia. Para penguasa VOC beragama Protestan, maka mereka mengusir imam-imam Katolik yang berkebangsaan Portugis dan menggantikan mereka dengan pendeta-pendeta Protestan dari Belanda. Banyak umat Katolik yang kemudian menjadi Protestan saat itu.

Berdasarkan arsip sejarah Gereja Katedral Santa Maria. Gereja Santa Maria memiliki sejarah yang cukup panjang sebelum muncul sebagai gereja Katolik. Pada waktu itu sekitar tahun 1921 misi Katolik telah berjalan di Palembang oleh Paderi Kapusin yang dalam pelaksanaan misinya menempati sebuah rumah di Talang Jawa (sekitar Jl. Kol. Atmo sekarang). Pada tahun 1923 ketika Misi Katolik diambil alih oleh Imam Hati Kudus Yesus (SCJ, merupakan suatu kongregrasi atau yayasan yang


(13)

2

membawahi para imam Katolik). Pada waktu itu Palembang dibagi menjadi dua daerah misi yakni Talang Semut yang merupakan tempat tinggal orang Belanda (high life) dan Talang Jawa yang merupakan tempat tinggal orang Cina dan Jawa.

Pada masa Paskah Tahun 1925, Palembang mendapat hadiah seorang pastor yang didatangkan dari Belanda yaitu Pastor M. Neilen, SCJ. Karena gereja Talang Jawa tak lagi mampu menampung umat Katolik maka dibangun lagi sebuah gereja baru di Talang Jawa (Gereja Hati Kudus) tepatnya pada tahun 1932. Pada tahun 1939 prefektur Bengkulu diangkat menjadi Vikariat Palembang dan Mgr. H. M. Mekkelholt, SCJ menjadi prefekturnya. Beliau menjadi Vikaris Apostolik pertama dan diangkat menjadi Uskup Palembang oleh Paus Pius XII. Tahun 1942 dibangun sebuah rumah baru di Talang Semut (sekarang keuskupan) yang tepatnya berada di jalan Dr.Sutomo no.4 yang dimaksudkan untuk persiapan pendirian atas paroki baru. Tepat pada tanggal 1 Oktober 1941 berdirilah Paroki Talang Semut atau sekarang bernama Gereja Katedral Santa Maria.

Katedral berasal dari kata “cathedra” yang artinya tahta uskup, selain itu katedral juga merupakan gelar yang diberikan oleh pejabat gereja kepada gereja yang mendapat mandat sebagai tempat kediaman dan pusat kepemimpinan Uskup sebagai pemimpin tertinggi gereja-gereja di suatu keuskupan. Dengan kata lain gereja yang mendapat gelar Katedral merupakan gereja induk dari seluruh gereja yang ada di suatu kota tertentu dalam hal ini yaitu kota Palembang, propinsi Sumatera Selatan.

Gereja Katedral Santa Maria merupakan gereja dengan umat mencapai 1605 jiwa melalui perhitungan sampai pertengahan tahun 2015 ini menurut laporan pengurus dewan paroki tahun 2010-2015. Berbagai permasalahan timbul dalam pemanfaatan gereja sebagai fasilitas berdoa menyangkut jumlah umat yang ada sampai saat ini. Gereja Katedral St.Maria pada jam-jam perayaan misa tertentu tidak dapat menampung umat yang hadir untuk mengikuti misa karena jumlah umat yang banyak. Selain itu, Gereja Katedral St. Maria juga sering mengadakan perayaan misa khusus untuk perayaan tertentu yang dihadiri seluruh umat Katolik dari paroki lain yang berada di


(14)

3

propinsi Sumatera Selatan yang tentu saja tidak dapat menampung umat yang begitu banyak hadir dari gereja-gereja tersebut.

Membahas dari segi interior gereja Katedral Santa Maria, gereja ini masih mempertahankan interior gereja lama dengan tujuan mempertahankan keaslian desain utama dari gereja. Namun, berbagai masukan mulai bermunculan dari berbagai pihak yang ada di gereja, mulai dari umat hingga pejabat gereja, diantaranya gereja sudah terlihat usang dan desain gereja dengan image Katedral yang sudah tidak layak jika dibandingkan dengan gereja-gereja yang ada di Palembang yang sudah terlebih dahulu direnovasi dengan gaya desain yang lebih modern dan sedikit mengacu pada gaya gotik sebagai ciri utama dari sebuah Katedral.

Gereja Katedral Santa Maria diharapkan dapat didesain dengan lebih menarik dengan memunculkan karakter gereja ini yang salah satunya diambil dari tokoh Maria sebagai pelindung gereja sekaligus nama yang digunakan untuk menamai gereja ini.

1.2 Identifikasi Masalah

Gereja pada umumnya telah memiliki seluruh fasilitas utama yang dimaksudkan untuk menunjang lancarnya kegiatan peribadahan (misa). Fasilitas yang biasanya telah tersedia di dalam gereja adalah bejana baptis, area air suci dan biasanya terdapat pula storage buku dan lembar bacaan kitab suci, masuk ke area lebih dalam terdapat panti umat atau area duduk bagi umat, selain itu terdapat panti imam (altar tempat imam atau pastor memimpin sebuah misa). Fasilitas lain yang mendukung jalannya suatu misa adalah adanya ruang persiapan (sakristi) dan juga area patung tokoh pelindung gereja disertai area doa berupa tempat lilin.

Permasalahan yang timbul pada area panti imam yaitu adanya tahta Uskup yang peletakkannya kurang terdesain sehingga tidak menimbulkan kesan agung dari sebuah pemimpin. Area paduan suara dan pelayan misa (lektor, pemazmur, pembagi komuni) tidak disediakan area khusus sehingga memakai area yang sedianya dapat digunakan


(15)

4

umat namun karena digunakan untuk petugas, umat terpaksa memakai kursi tambahan di area belakang deretan panti umat. Masalah yang timbul adalah masalah efisiensi pemanfaatan ruang untuk jumlah umat yang besar sekaligus tetap menampilkan citra gereja dengan penerapakan tema Maria yang mencerminkan sisi positif dari karakteristik St.Maria sebagai tokoh pelindung gereja Katedral Santa Maria.

1.3 Rumusan Masalah

1. Bagaimana mendesain interior gereja Katedral St.Maria agar memunculkan citra gereja katedral?

2. Bagaimana menjawab kebutuhan gereja akan efisiensi pemanfaatan ruang untuk lebih banyak umat dari gereja lain di propinsi Sumatera Selatan ?

3. Bagaimana mengaplikasikan tema Maria dalam mendesain gereja Katedral yang juga mengusung style Simplicity Gotik?

1.4 Ide Gagasan

Permasalahan yang ada memunculkan ide untuk mendesain gereja yang modern dan mengadapatasi gaya gotik sebagaimana ciri utama Gereja Katedral dan tetap mengikuti aturan gereja dari filosofi yang ada. Penatan ulang gereja akan dilakukan untuk efisiensi pemanfaatan ruang mengingat umat gereja yang terus bertambah dan seringnya gereja mengadakan acara-acara besar yang dihadiri umat-umat dari luar gereja. Pada area paduan suara akan dibuat area khusus untuk membedakannya dengan panti umat karena pada saat ini area paduan suara dan area panti umat tidak dibedakan sehingga umat masih sering bingung saat hendak menduduki area di gereja. Bagian lain yang akan dibedakan adalah bagian petugas gereja seperti petugas lektor, pemazmur, kolektan, dan pembagi komuni. Suasana yang ingin dicapai pada desain ini adalah kesan megah dan agung dari sebuah katderal namun mengacu juga pada karakteristik Santa Maria sebagai tokoh pelindung gereja.


(16)

5

1.5 Tujuan Perancangan

1. Mendesain sebuah gereja Katedral yang mencirikan Katedral dari segi kebutuhan ruang hingga desain interior.

2. Mendesain sebuah gereja dengan kapasitas luasan yang akan ditambah dengan mengadaptasi sebuah tema tokoh gereja.

3. Mengaplikasikan tema Maria dengan style Simplicity Gothic dan mengaplikasikan karakteristik Maria yang sebagai pelindung dan nama pada gereja Katedral Santa Maria.

1.6 Manfaat Perancangan

Penulisan perancangan tugas akhir ini diharapkan dapat bermanfaat bagi : 1. Gereja Katedral St.Maria

Perancangan ini diharapkan dapat menjadi acuan gereja berbenah diri dari segi fasilitas yang menunjang kenyamanan umat dalam beribadah dan memperlancar jalannya suatu perayaan / ibadah bagi gereja.

2. Jurusan Desain Interior

Perancangan ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi jurusan interior mengenai dasar-dsar dan aturan dalam mendesain sebuah gereja Katolik

3. Desainer Interior

Perancangan ini diharapkan dapat membantu para desainer interior sebagai acuan dalam mendesain sebuah gereja Katolik.

4. Pembaca

Perancangan ini diharapkan dapat membuka mata para pembaca, khususnya masyarakat awam yang ingin mengetahui lebih dalam mengenai aturan dan filosofi dalam mendesain sebuah gereja.


(17)

6

1.7 Ruang Lingkup Perancangan

Bagian-bagian dari gereja Katedral Santa Maria Palembang yang akan dirancang, yaitu area panti imam , ruang persiapan (sakristi), area petugas liturgi dan paduan suara, panti umat, area bejana baptis, area panti umat lantai dua, dan ruang pengakuan dosa. Namun akan berfokus pada penempatan dan desain panti imam serta panti umat.

1.8 Sistematika Penulisan BAB I. PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang latar belakang penulis mengambil objek bahasan dalam tugas akhir beserta analisa permasalahan yang muncul dari objek perancangan ini.

BAB II. LANDASAN TEORI

Bab ini berisi pengertian, teori pendukung, ergonomi, serta studi banding yang sudah dilakukan terkait objek perancangan.

BAB III. DESKRIPSI OBJEK STUDI

Bab ini berisi analisa fisik dan fungsi dari objek perancangan, identifikasi user, struktur organisasi, flow activity, dan zoning blocking ruangan pada objek perancangan.

BAB IV. PERANCANGAN OBJEK

Bab ini berisi keseluruhan tahapan dan hasil desain yang akan diaplikasikan pada gereja Katedral St.Maria Palembang.

BAB V. SIMPULAN

Bab ini berisi simpulan akhir dari seluruh rangkaian desain dalam perancangan gereja Katedral Santa Maria Palembang.


(18)

105 BAB V

SIMPULAN

5.1 Simpulan

Dalam mendesain sebuah tempat ibadah, dalam hal ini gereja, konsep yang akan digunakan haruslah benar-benar dipikirkan dengan sangat baik. Konsep yang digunakan pada kebanyakan gereja biasanya mengambil adaptasi dari tokoh-tokoh santo-santa yang memiliki latar belakang karakteristik positif sehingga bukan saja diaplikasikan sebagai elemen interior tapi karakter tersebut juga memiliki makna positif yang dapat diabil sebagai umat.

Seorang tokoh santo-santa sekaligus menjadi pelindung dari gereja diaplikasikan ke dalam desain sehingga memperkuat profile dari tokoh tersebut dalam bentuk desain interior. Diharapkan pula konsep seperti ini dapat menjadikan gereja lebih menarik dari sisi spiritual maupun dari sisi keindahan interior.

5.2 Saran

Pegaplikasian tokoh keagamaan dalam ruang sakral dapat diterapkan melalui tokoh keagamaan apapun selama terkandung sifat dan karakter positif yang dapat dijadikan panutan dalam tempat ibadah tersebut sehingga memperkuat kesan sakral dari tempa ibadah tersebut.


(19)

97

DAFTAR PUSTAKA

Krismanto Kusbiantoro. 2008. Studi Komparasi Bentuk dan Makna Arsitektur Gereja W.C.P Schoemaker. Ambiance Jurnal Desain Interior. Bandung. Jurusan Desain Interior Fakultas Seni Rupa dan Desain Kristen Maranatha

Dr.Karen Ralls. 2015. Gothic Catedrals.Newbury Port.Ibis Press

Anugrah. 2015. Arsitektur Gothic Journal .diakses pada 7 Desember 2015 pukul 08.30WIB Kartika. 2015. Sejarah Perkembangan Arsitektur Gothic. 8 Desember 2015 pukul 19.56WIB Julius Panero. 2003. Dimensi Manusia dan Ruang Interior.Ciracas, Jakarta. Penerbit Erlangga. http://kbbi.web.id/gereja/ diakses pad 20 Oktober 2015 pukul 09.55WIB

http://www.katolisitas.org/12737/perencanaan-bangunan-gereja-baru/diakses pada 21Oktober pukul 10.05WIB

http://scj.or.id/indonesia/index.htm/ diakses pada 21 Oktober 2015 pukul 11.33WIB http://yesaya.indocell.net/id443.htm/ diakses pada 22 Oktober 2015 pukul 21.39WIB www.katedralbandung.org/ diakses pada 6 Desember 2015 pukul 22.25WIB


(1)

propinsi Sumatera Selatan yang tentu saja tidak dapat menampung umat yang begitu banyak hadir dari gereja-gereja tersebut.

Membahas dari segi interior gereja Katedral Santa Maria, gereja ini masih mempertahankan interior gereja lama dengan tujuan mempertahankan keaslian desain utama dari gereja. Namun, berbagai masukan mulai bermunculan dari berbagai pihak yang ada di gereja, mulai dari umat hingga pejabat gereja, diantaranya gereja sudah terlihat usang dan desain gereja dengan image Katedral yang sudah tidak layak jika dibandingkan dengan gereja-gereja yang ada di Palembang yang sudah terlebih dahulu direnovasi dengan gaya desain yang lebih modern dan sedikit mengacu pada gaya gotik sebagai ciri utama dari sebuah Katedral.

Gereja Katedral Santa Maria diharapkan dapat didesain dengan lebih menarik dengan memunculkan karakter gereja ini yang salah satunya diambil dari tokoh Maria sebagai pelindung gereja sekaligus nama yang digunakan untuk menamai gereja ini.

1.2 Identifikasi Masalah

Gereja pada umumnya telah memiliki seluruh fasilitas utama yang dimaksudkan untuk menunjang lancarnya kegiatan peribadahan (misa). Fasilitas yang biasanya telah tersedia di dalam gereja adalah bejana baptis, area air suci dan biasanya terdapat pula storage buku dan lembar bacaan kitab suci, masuk ke area lebih dalam terdapat panti umat atau area duduk bagi umat, selain itu terdapat panti imam (altar tempat imam atau pastor memimpin sebuah misa). Fasilitas lain yang mendukung jalannya suatu misa adalah adanya ruang persiapan (sakristi) dan juga area patung tokoh pelindung gereja disertai area doa berupa tempat lilin.

Permasalahan yang timbul pada area panti imam yaitu adanya tahta Uskup yang peletakkannya kurang terdesain sehingga tidak menimbulkan kesan agung dari sebuah pemimpin. Area paduan suara dan pelayan misa (lektor, pemazmur, pembagi komuni) tidak disediakan area khusus sehingga memakai area yang sedianya dapat digunakan


(2)

umat namun karena digunakan untuk petugas, umat terpaksa memakai kursi tambahan di area belakang deretan panti umat. Masalah yang timbul adalah masalah efisiensi pemanfaatan ruang untuk jumlah umat yang besar sekaligus tetap menampilkan citra gereja dengan penerapakan tema Maria yang mencerminkan sisi positif dari karakteristik St.Maria sebagai tokoh pelindung gereja Katedral Santa Maria.

1.3 Rumusan Masalah

1. Bagaimana mendesain interior gereja Katedral St.Maria agar memunculkan citra gereja katedral?

2. Bagaimana menjawab kebutuhan gereja akan efisiensi pemanfaatan ruang untuk lebih banyak umat dari gereja lain di propinsi Sumatera Selatan ?

3. Bagaimana mengaplikasikan tema Maria dalam mendesain gereja Katedral yang juga mengusung style Simplicity Gotik?

1.4 Ide Gagasan

Permasalahan yang ada memunculkan ide untuk mendesain gereja yang modern dan mengadapatasi gaya gotik sebagaimana ciri utama Gereja Katedral dan tetap mengikuti aturan gereja dari filosofi yang ada. Penatan ulang gereja akan dilakukan untuk efisiensi pemanfaatan ruang mengingat umat gereja yang terus bertambah dan seringnya gereja mengadakan acara-acara besar yang dihadiri umat-umat dari luar gereja. Pada area paduan suara akan dibuat area khusus untuk membedakannya dengan panti umat karena pada saat ini area paduan suara dan area panti umat tidak dibedakan sehingga umat masih sering bingung saat hendak menduduki area di gereja. Bagian lain yang akan dibedakan adalah bagian petugas gereja seperti petugas lektor, pemazmur, kolektan, dan pembagi komuni. Suasana yang ingin dicapai pada desain ini adalah kesan megah dan agung dari sebuah katderal namun mengacu juga pada karakteristik Santa Maria sebagai tokoh pelindung gereja.


(3)

1.5 Tujuan Perancangan

1. Mendesain sebuah gereja Katedral yang mencirikan Katedral dari segi kebutuhan ruang hingga desain interior.

2. Mendesain sebuah gereja dengan kapasitas luasan yang akan ditambah dengan mengadaptasi sebuah tema tokoh gereja.

3. Mengaplikasikan tema Maria dengan style Simplicity Gothic dan mengaplikasikan karakteristik Maria yang sebagai pelindung dan nama pada gereja Katedral Santa Maria.

1.6 Manfaat Perancangan

Penulisan perancangan tugas akhir ini diharapkan dapat bermanfaat bagi : 1. Gereja Katedral St.Maria

Perancangan ini diharapkan dapat menjadi acuan gereja berbenah diri dari segi fasilitas yang menunjang kenyamanan umat dalam beribadah dan memperlancar jalannya suatu perayaan / ibadah bagi gereja.

2. Jurusan Desain Interior

Perancangan ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi jurusan interior mengenai dasar-dsar dan aturan dalam mendesain sebuah gereja Katolik

3. Desainer Interior

Perancangan ini diharapkan dapat membantu para desainer interior sebagai acuan dalam mendesain sebuah gereja Katolik.

4. Pembaca

Perancangan ini diharapkan dapat membuka mata para pembaca, khususnya masyarakat awam yang ingin mengetahui lebih dalam mengenai aturan dan filosofi dalam mendesain sebuah gereja.


(4)

1.7 Ruang Lingkup Perancangan

Bagian-bagian dari gereja Katedral Santa Maria Palembang yang akan dirancang, yaitu area panti imam , ruang persiapan (sakristi), area petugas liturgi dan paduan suara, panti umat, area bejana baptis, area panti umat lantai dua, dan ruang pengakuan dosa. Namun akan berfokus pada penempatan dan desain panti imam serta panti umat.

1.8 Sistematika Penulisan BAB I. PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang latar belakang penulis mengambil objek bahasan dalam tugas akhir beserta analisa permasalahan yang muncul dari objek perancangan ini.

BAB II. LANDASAN TEORI

Bab ini berisi pengertian, teori pendukung, ergonomi, serta studi banding yang sudah dilakukan terkait objek perancangan.

BAB III. DESKRIPSI OBJEK STUDI

Bab ini berisi analisa fisik dan fungsi dari objek perancangan, identifikasi user, struktur organisasi, flow activity, dan zoning blocking ruangan pada objek perancangan.

BAB IV. PERANCANGAN OBJEK

Bab ini berisi keseluruhan tahapan dan hasil desain yang akan diaplikasikan pada gereja Katedral St.Maria Palembang.

BAB V. SIMPULAN

Bab ini berisi simpulan akhir dari seluruh rangkaian desain dalam perancangan gereja Katedral Santa Maria Palembang.


(5)

BAB V SIMPULAN

5.1 Simpulan

Dalam mendesain sebuah tempat ibadah, dalam hal ini gereja, konsep yang akan digunakan haruslah benar-benar dipikirkan dengan sangat baik. Konsep yang digunakan pada kebanyakan gereja biasanya mengambil adaptasi dari tokoh-tokoh santo-santa yang memiliki latar belakang karakteristik positif sehingga bukan saja diaplikasikan sebagai elemen interior tapi karakter tersebut juga memiliki makna positif yang dapat diabil sebagai umat.

Seorang tokoh santo-santa sekaligus menjadi pelindung dari gereja diaplikasikan ke dalam desain sehingga memperkuat profile dari tokoh tersebut dalam bentuk desain interior. Diharapkan pula konsep seperti ini dapat menjadikan gereja lebih menarik dari sisi spiritual maupun dari sisi keindahan interior.

5.2 Saran

Pegaplikasian tokoh keagamaan dalam ruang sakral dapat diterapkan melalui tokoh keagamaan apapun selama terkandung sifat dan karakter positif yang dapat dijadikan panutan dalam tempat ibadah tersebut sehingga memperkuat kesan sakral dari tempa ibadah tersebut.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Krismanto Kusbiantoro. 2008. Studi Komparasi Bentuk dan Makna Arsitektur Gereja W.C.P Schoemaker. Ambiance Jurnal Desain Interior. Bandung. Jurusan Desain Interior Fakultas Seni Rupa dan Desain Kristen Maranatha

Dr.Karen Ralls. 2015. Gothic Catedrals.Newbury Port.Ibis Press

Anugrah. 2015. Arsitektur Gothic Journal .diakses pada 7 Desember 2015 pukul 08.30WIB Kartika. 2015. Sejarah Perkembangan Arsitektur Gothic. 8 Desember 2015 pukul 19.56WIB Julius Panero. 2003. Dimensi Manusia dan Ruang Interior.Ciracas, Jakarta. Penerbit Erlangga. http://kbbi.web.id/gereja/ diakses pad 20 Oktober 2015 pukul 09.55WIB

http://www.katolisitas.org/12737/perencanaan-bangunan-gereja-baru/diakses pada 21Oktober pukul 10.05WIB

http://scj.or.id/indonesia/index.htm/ diakses pada 21 Oktober 2015 pukul 11.33WIB http://yesaya.indocell.net/id443.htm/ diakses pada 22 Oktober 2015 pukul 21.39WIB www.katedralbandung.org/ diakses pada 6 Desember 2015 pukul 22.25WIB