TINDAK TUTUR EKSPRESIF DALAM SLOGAN DI WILAYAH KOTA SURAKARTA Tindak Tutur Ekspresif Dalam Slogan Di Wilayah Kota Surakarta.

(1)

TINDAK TUTUR EKSPRESIF DALAM SLOGAN DI WILAYAH KOTA SURAKARTA

Naskah Publikasi

Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah

EKO CAHYONO A 310090261

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA


(2)

(3)

(4)

1

TINDAK TUTUR EKSPRESIF DALAM SLOGAN DI WILAYAH KOTA SURAKARTA

Eko Cahyono, A 310090261, Jurusan Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah

Surakarta, 2013, 123 Halaman. email: ekocahyono44@ymail.com

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini ada dua yaitu (1) mendeskripsikan bentuk-bentuk tindak tutur ekspresif yang terdapat dalam slogan di wilayah kota Surakarta. (2) mendeskripsikan strategi tindak tutur ekspresif yang terdapat dalam slogan di wilayah kota Surakarta. Penelitian ini mengdentifikasi mengenai masalah bentuk-bentuk dan strategi tindak tutur ekspresif yang terdapat dalam slogan di wilayah kota Surakarta. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif. Objek penelitian dalam penelitian ini adalah memfokuskan pada tindak tutur ekspresif dalam slogan di wilayah kota Surakarta. Data dalam penelitian ini adalah penggunaan tuturan wacana slogan yang mengandung tindak tutur ekspresif di wilayah kota Surakarta. Sumber dalam penelitian ini adalah sumber tertulis yang berupa wacana slogan di wilayah kota Surakarta. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah teknik simak dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan padan ekstralingual. Hasil penelitian ini disimpulkan bahwa bentuk-bentuk tindak tutur ekspresif dalam slogan di wilayah kota Surakarta ada sembilan ketegori. Tindak tutur ekspresif tersebut meliputi, (1) mengucapkan terima kasih, (2) mengucapkan (3) selamat, mengkritik, (4) rasa senang, (5) menolak, (6) rasa jengkel, dan (7) minta maaf. Ada dua strategi bertindak tutur ekspresif dalam slogan di wilayah kota Surakarta, yaitu strategi tindak tutur ekspresif langsung dan strategi tindak tutur ekspresif tidak langsung. Adapun temuan dalam penelitian ini, pertama penggunaan tindak tutur ekspresif yang paling dominan adalah mengucapkan selamat yang persentasenya 43,66%. Kedua penggunaan strategi yang dominan yaitu strategi langsung dengan persentase 100%.

Kata kunci: tindak tutur ekspresif dan slogan 1. Pendahuluan

Bahasa berkembang sesuai dengan perkembangan penuturnya. Karena bahasa merupakan alat komunikasi dan interaksi manusia. Manusia selalu menggunakan bahasa untuk mengungkapkan apa yang ada di dalam pikirannya. Baik diungkapkan dalam bentuk bahasa lisan maupun bahasa tulis.


(5)

2

Melalui bahasa manusia selalu berinteraksi untuk memberikan informasi, gagasan, ide, pesan, maupun berita.

Dalam penggunaan bahasa dalam komunikasi itu dapat diidentifikasikan fungsi-fungsinya. Fungsi bahasa dalam komunikasi jika dilihat berdasarkan tanggapan atau respon mitra tutur, ada dua macam. Pertama fungsi, transaksional apabila dalam berkomunikasi itu yang dipentingkan isi komunikasi. Dengan fungsi bahasa tersebut, bahasa dapat digunakan sebagai penyalur informasi. Kedua, fungsi interaksional apabila yang dipentingkan dalam penggunaan bahasa adalah hubungan timbal balik (interaksi) antara penyapa dan pesapa. Dalam peristiwa komunikasi, bahasa dapat menampilkan fungsi yang bervariasi, salah satunya adalah fungsi ekspresif. Fungsi ekspresif bahasa mengarah pada penyampaian pesan. Artinya bahasa didayagunakan untuk menyampaikan ekspresi penyampai pesan (komunikator). Fungsi bahasa tersebut bisa digunakan untuk mengekspresikan emosi, keinginan, atau perasaan penyampai pesan (Rani, 2006: 19-20).

Tindak tutur suatu tuturan akan menentukan suatu maksud dari penutur. Penutur akan menuturkan kalimat yang dianggap mudah dan dipahami oleh orang lain. Sehingga tiap tuturan penutur akan menyesuaian dengan konteks tuturan itu. Penutur yang ingin mengungkapkan maksud dari pemikirannya akan menuangkannya dalam bentuk tindak tutur. Sehingga orang lain akan mengetahui apa yang dimaksud. Untuk mengungkapkan maksud itu penutur juga harus mengungkapkan dengan keadaan situasi tutur yang jelas.

Tindak tutur adalah ‘speech act’. Bahwa pada dasarnya pada saat seseorang mengatakan sesuatu, dia juga melakukan sesuatu (Nadar, 2009: 11). Jadi setiap ungkapan suatu bahasa akan dapat dipahami dengan baik apabila dikaitkan dengan situasi konteks terjadinya ungkapan tersebut. Karena seorang penutur akan melakukan suatu tuturan untuk menginformasikan. Terlebih lagi terkadang apa yang dituturkan seorang belum tentu sesuai dengan maksud yang dibicarakan apabila konteksnya berbeda. Salah satu


(6)

3

media untuk menyampaikan maksud tuturan adalah dengan menggunakan tulisan. Dalam tulisan itu penutur akan mengekspresikan tuturannya. Slogan adalah salah satu media yang digunakan untuk mengekspresikan tuturan. Dengan orang menuliskan slogan pasti penutur mempunyai maksud tersendiri. Sehingga dengan adanya slogan-slogan yang dipasang diberbagai tempat nanti akan lebih membantu penutur untuk penyampaian informasi, ide, dan gagasan. Bentuk-bentuk tuturan yang diutarakan oleh penutur dilatar belakangi oleh maksud dan tujuan. Dalam hubungan ini bentuk-bentuk tuturan yang bermacam-macam dapat digunakan untuk menyatakan maksud yang sama. Atau sebaliknya, berbagai macam maksud dapat diutarakan dengan tuturan yang sama. Di dalam pragmatik, berbicara merupakan aktivitas yang berorientasi pada tujuan (goal oriented activities) (Wijana dan Rohmadi, 2009: 14).

Slogan merupakan tulisan yang digunakan untuk menyampaikan ide atau gagasan penulis. Slogan banyak sekali digunakan dalam kehidupan. Begitu juga di wilayah kota Surakarta, banyak sekali slogan yang tersebar. Selain itu, slogan yang ada di wilayah Surakarta tersebar di berbagai tempat. Banyak slogan terdapat di lingkungan sekolahan, lingkungan pemerintahan dan lingkungan umum (jalan-jalan, pusat perbelanjaan, perumahan, dan rumah sakit) dan sebagainya. Sehingga banyak sekali ragam ekspresi dari masing-masing slogan tersebut. Dalam penulisan slogan tersebut setiap penulis atau penutur memiliki cara untuk memaparkan ekspresi tujuannya. Penutur akan menggunakan bahasa singkat dan jelas dalam penulisan. Penggunaan bahasa yang ada dalam slogan biasanya sangat bervariasi tergantung konteks dan tujuan penutur.

Persoalannya kemudian adalah bagaimana bentuk-bentuk tindak tutur ekspresif dalam slogan di wilayah kota Surakarta dan bagaimana strategi tindak tutur ekspresif dalam slogan di wilayah kota Surakarta. Oleh karena itu, tujuan yang ingin di capai adalah mengidentifikasi bentuk-bentuk dan strategi tindak tutur ekspresif dalam slogan di wilayah kota Surakarta.


(7)

4 2. Metode Penelitian

Penelitian ini bersifat kualitatif deskriptif dengan penekanan pada fakta atau fenomena yang ada dan secara empiris hidup pada penuturnya (Sudaryanto, 1993: 5).

Objek penelitian ini adalah tindak tutur ekspresif dalam slogan di wilayah kota Surakarta. Subjek penelitian ini adalah wacana slogan yang ada di wilayah kota Surakarta.

Data dalam penelitian ini adalah keseluruhan tuturan yang mengandung tindak tutur ekspresif dalam slogan di wilayah kota Surakarta. Sedangkan sumber data adalah asal dari mana data itu diperoleh. Ada pun sumber data dalam penelitian ini adalah wacana slogan yang ada di wilayah Kota Surakarta.

Penelitian ini akan menggunakan teknik pengumpulan data dengan teknik simak dan teknik dokumentasi. Teknik simak adalah cara yang digunakan untuk memperoleh data dilakukan dengan menyimak penggunaan bahasa. Istilah menyimak disini tidak hanya berkaitan dengan penggunaan bahasa secara lisan, tetapi juga penggunaan bahasa secara tertulis. Metode ini memiliki teknik dasar yang berwujud teknik sadap. Dalam praktik selanjutnya, teknik sadap ini diikuti dengan teknik lanjutan yang berupa teknik simak libat cakap, simak bebas libat cakap, catat, dan teknik rekam. (Makhsun, 2011: 92-93).

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode padan ekstralingual. Metode padan ekstralingual ini digunakan untuk menganalisis unsur yang bersifat ekstralingual, seperti menghubungkan masalah bahasa dengan hal yang berada diluar bahasa. Sebagai metode yang secara konseptual bersifat abstrak, maka agar dapat teroperasional diperlukan langkah-langkah konkret yang disebut teknik (Makhsun, 2011: 120). Setelah data terkumpul, peneliti akan melakukan analisis dengan teknik padan ekstralingual. Peneliti akan menganalisis tindak tutur ekspresif dalam slogan di wilayah kota Surakarta.


(8)

5

Teknik validitas data dalam penelitian ini akan menggunakan trianggulasi data, yaitu teknik yang dilakukan peneliti agar di dalam mengumpulkan data, peneliti wajib menggunakan sumber data yang berbeda-beda yang tersedia. Dengan demikian, apa yang diperoleh dari sumber yang satu, bisa lebih teruji kebenarannya bilamana dibandingkan dengan data sejenis yang diperoleh dari sumber lain yang berbeda, baik kelompok sumber sejenis atau sumber yang berbeda jenisnya, yakni dari sumber yang berupa catatan atau arsip dan dokumen yang memuat catatan yang berkaitan dengan data yang dimaksudkan peneliti (Sutopo, 2006: 93-94).

3. Hasil Penelitian dan Pembahasan

Sejalan dengan kerangka berfikir dan pendekatan yang sudah dikembangkan dalam penelitian ini maka diperoleh bentuk-bentuk dan strategi tindak tutur ekspresif dalam slogan di wilayah kota Surakarta. Bentuk-bentuk tindak tutur ekspresif itu diantaranya terbagi menjadi 7 kategori; (a) mengucapkan terima kasih, (b) mengucapkan selamat, (c) mengkritik, (d) rasa senang, (e) menolak, (f) rasa jengkel, dan (g) minta maaf. Adapun realisasi bentuk-bentuk tindak tutur ekspresif dalam slogan di wilayah kota Surakarta sebagai berikut;

a. Mengucapkan Terima Kasih

Tindak tutur ekspresif mengucapkan terima kasih adalah tindak tutur yang dilakukan untuk mengekspresikan rasa syukur penutur kepada mitra tutur sesuai dengan konteks tuturan. Realisasi tindak tutur ekspresif terima kasih dalam slogan di wilayah Kota Surakarta tampak pada data berikut.

(1) Eksplikatur : Terima kasih anda telah menikmati makanan dan minuman di luar ruangan (SLGN/34).

Konteks : a). Tuturan ini terdapat di RRI Surakarta.

b). Penutur mengucapkan terima kasih kepada mitra tutur karena sudah menikmati makanan dan minuman di luar ruangan.

c). Penutur adalah pihak RRI Surakarta.

d). Mitra tutur adalah pengunjung di RRI Surakarta. Tuturan (1) merupakan tuturan penutur yang menggunakan tuturan ekspresif. Tuturan (1) adalah tindak tutur yang berkategori ekspresif


(9)

6

terima kasih, yaitu tindak tutur yang dimaksudkan untuk mengucapkan terima kasih kepada mitra tutur. Tuturan tersebut terdapat di RRI Surakarta. Dimana tuturan itu dimaksudkan kepada pengunjung RRI Surakarta yang telah menaati peraturan untuk tidak makan dan minum di ruangan. Tuturan (1) adalah ungkapan ekspresif dari pihak RRI Surakarta kepada mitra tutur yang tidak makan dan minum di ruangan. Ungkapan itu ditandai dengan penanda lingual “Terima kasih”.

b. Mengucapkan Selamat

Tindak tutur ekspresif selamat adalah tindak tutur yang dilakukan penutur yang mengandung harapan atas apa yang telah diperoleh mitra tutur. Berdasarkan data penelitian ditemukan 31 data tuturan yang mengandung ekspresif ucapan selamat. Realisasi tindak tutur ekspresif ucapan selamat dalam slogan di wilayah Kota Surakarta tampak pada data berikut.

(2) Eksplikatur : Keluarga besar Progdi Matematika FKIP UMS mengucapkan selamat dan sukses kepada Dr. Sumardi, M. Si. atas diraihnya gelar Doktor dalam bidang Evaluasi Pendidikan (SLGN/1). Konteks : a). Tuturan ini berlangsung di kampus FKIP

UMS.

b). Penutur mengucapkan selamat kepada mitra tutur atas diraihnya gelar Doktor.

c). Penutur adalah keluarga besar Program studi Matematika FKIP UMS.

d). Mitra tutur adalah Dr. Sumardi, M. Si. Tuturan (2) merupakan tuturan penutur yang menggunakan tuturan ekspresif. Tuturan (2) adalah tindak tutur yang berkategori ekspresif selamat, yaitu tindak tutur yang dimaksudkan untuk mengucapkan selamat kepada mitra tutur. Tuturan tersebut terdapat di lingkungan FKIP UMS. Ungkapan itu ditandai dengan penanda lingual “selamat dan sukses”. c. Mengkritik

Tindak tutur ekspresif mengkritik adalah tindak tutur yang dilakukan penutur untuk menyampaikan masukan kepada mitra tutur. Berdasarkan data penelitian ditemukan 1 data tuturan yang mengandung


(10)

7

ekspresif mengkritik. Realisasi tindak tutur ekspresif mengkritik dalam slogan di wilayah Kota Surakarta tampak pada data berikut.

(3) Eksplikatur : Kampus kayak penjara pintu ditutup semua bagi yang jalan kaki harus muter-muter kebijakan tolol! (SLGN/70).

Konteks : a). Tuturan ini terdapat di Kamar mandi kampus Fakultas Hukum UMS.

b). Penutur mengkritik pihak kampus UMS tentang kebijakan yang telah di keluarkan kampus.

c). Penutur adalah pihak mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta.

d). Mitra tutur adalah pimpinan kampus Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Tuturan (3) merupakan ungkapan penutur yang menggunakan tuturan ekspresif. Tuturan (3) adalah tindak tutur yang berkategori ekspresif mengkritik, yaitu tindak tutur yang dimaksudkan untuk mengkritik pada mitra tutur. Tuturan tersebut terdapat di kamar mandi fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Surakarta. Ungkapan itu ditandai dengan penanda lingual “implikatur”.

d. Rasa Senang

Tindak tutur ekspresif rasa senang adalah tindak tutur yang dilakukan penutur untuk menyampaikan perasaan puas dan lega terhadap mitra tutur. Berdasarkan data penelitian ditemukan 13 data tuturan yang mengandung ekspresif rasa senang. Realisasi tindak tutur ekspresif rasa senang dalam slogan di wilayah Kota Surakarta tampak pada data berikut.

(4) Eksplikatur : Ini sekolah baruku teman (SLGN/11).

Konteks : a). Tuturan ini terdapat di SD Kalam Kudus Surakarta.

b). Penutur mengungkapkan rasa senang dengan keadaan sekolah barunya.

c). Penutur adalah pihak sekolah SD Kalam Kudus.

d). Mitra tutur adalah semua semua murid SD Kalam Kudus Surakarta.


(11)

8

Tuturan (4) merupakan ungkapan penutur yang menggunakan tuturan ekspresif. Tuturan (4) adalah tindak tutur yang berkategori ekspresif rasa senang, yaitu tindak tutur yang dimaksudkan untuk mengungkapkan rasa puas dan lega pada mitra tutur. Tuturan tersebut terdapat di SD Kalam Kudus Surakarta. Ungkapan itu ditandai dengan penanda lingual “implikatur”.

e. Menolak

Tindak tutur ekspresif menolak adalah tindak tutur yang dilakukan penutur karena tidak menerima ungkapan mitra tutur . Berdasarkan data penelitian ditemukan 1 data tuturan yang mengandung ekspresif menolak. Realisasi tindak tutur ekspresif menolak dalam slogan di wilayah Kota Surakarta tampak pada data berikut.

(5) Eksplikatur : PDI Perjuangan menolak kenaikan dasar listrik (SLGN/72).

Konteks : a). Tuturan ini terdapat di Solo Baru.

b). Penutur menolak kepada mitra tutur untuk kenaikan tarif dasar listrik.

c). Penutur adalah ketua fraksi PDIP Puan Maharani.

d). Mitra tutur adalah semua masyarakat Surakarta.

Tuturan (5) merupakan ungkapan penutur yang menggunakan tuturan ekspresif. Tuturan (5) adalah tindak tutur yang berkategori ekspresif menolak, yaitu tindak tutur yang dimaksudkan untuk menolak adanya kenaikan tarif dasar listrik. Ungkapan itu ditandai dengan penanda lingual “implikatur”.

f. Rasa Jengkel

Tindak tutur ekspresif rasa jengkel adalah tindak tutur yang dilakukan penutur untuk menyampaikan kekesalan hatinya kepada mitra tutur. Berdasarkan data penelitian ditemukan 2 data tuturan yang mengandung ekspresif menolak. Realisasi tindak tutur ekspresif rasa jengkel dalam slogan di wilayah Kota Surakarta tampak pada data berikut.


(12)

9

(6) Eksplikatur : Bukan tempat sampah dilarang buang sampah di sini! (SLGN/67).

Konteks : a). Tuturan ini terdapat di jalan Abdul Rahman Shaleh Surakarta.

b). Penutur merasa jengkel kepada mitra tutur karena membuang sampah sembarangan di sekitar perumahan.

c). Penutur adalah pihak perumahan di jalan Abdul Rahman Shaleh Surakarta.

d). Mitra tutur adalah semua masyarakat. Tuturan (6) merupakan ungkapan penutur yang menggunakan tuturan ekspresif. Tuturan (6) adalah tindak tutur yang berkategori ekspresif rasa jengkel, yaitu tidak tutur yang dimaksudkan untuk melarang mitra tutur agar tindak membuang sampah sembarangan di sekitar perumahan. Ungkapan itu ditandai dengan penanda lingual “implikatur”. g. Minta Maaf

Tindak tutur ekspresif minta maaf adalah tindak tutur yang dilakukan penutur untuk menyampaikan prmintaan ampun atau penyesalan kepada mitra tutur. Berdasarkan data penelitian ditemukan 7 data tuturan yang mengandung ekspresif minta maaf. Realisasi tindak tutur ekspresif minta maaf dalam slogan di wilayah Kota Surakarta tampak pada data berikut.

(7) Eksplikatur : Maaf jalan ditutup. (SLGN/62).

Konteks : a). Tuturan ini terdapat di jalan Slamet Riyadi Surakarta Surakarta.

b). Penutur meminta maaf kepada mitra tutur karena jalan sedang ditutup karena ada car free day setiap minggu pagi.

c). Penutur adalah pihak Kapolres Surakarta. d). Mitra tutur adalah semua masyarakat

Surakarta.

Tuturan (7) merupakan ungkapan penutur yang menggunakan tuturan ekspresif. Tuturan (7) adalah tindak tutur yang berkategori ekspresif minta maaf, yaitu tindak tutur yang dimaksudkan untuk meminta maaf kepada mitra tutur. Tuturan tersebut terdapat di jalan Slamet Riyadi Surakarta. Ungkapan itu ditandai dengan penanda lingual “Maaf”.


(13)

10

Strategi tindak tutur ekspresif dalam slogan di wilayah kota Surakarta yang digunakan penutur ada 2 yaitu, strategi langsung dan strategi tidak langsung.

a. Strategi Tindak Tutur Ekspresif Langsung

Tindak tutur langsung merupakan tindak tutur yang dilakukan penutur kepada lawan tutur secara langsung tentang apa yang diinginkan penutur. Berdasarkan analisis data yang sudah dilakukan ditemukan penggunaan strategi tindak tutur ekspresif langsung sebagai berikut.

(1) Eksplikatur : Keluarga besar Progdi Matematika FKIP UMS mengucapkan selamat dan sukses kepada Dr. Sumardi, M. Si. atas diraihnya gelar Doktor dalam bidang Evaluasi Pendidikan (SLGN/1). Konteks : a). Tuturan ini berlangsung di kampus FKIP

UMS.

b). Penutur mengucapkan selamat kepada mitra tutur atas diraihnya gelar Doktor.

c). Penutur adalah keluarga besar Program studi Matematika FKIP UMS.

d). Mitra tutur adalah Dr. Sumardi, M. Si. Tuturan slogan pada data (1) menggunakan strategi tindak tutur ekspresif langsung. Tuturan itu secara langsung bermaksud untuk mengucapkan selamat dan sukses atas gelar doktor yang diperoleh Dr. Sumardi, M. Si.

b. Strategi Tindak Tutur Ekspresif Tidak Langsung

Tindak tutur tidak langsung merupakan tindak tutur yang dilakukan penutur kepada lawan tutur secara tidak langsung tentang apa yang diinginkan penutur, tetapi menggunakan bentuk lain. Berdasarkan analisis data yang sudah dilakukan tidak ditemukan penggunaan strategi tindak tutur ekspresif tidak langsung.


(14)

11 4. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang analisis tindak tutur ekspresif dalam slogan di wilayah kota Surakarta dapat disimpulkan sebagai berikut. (1) Ada Sembilan macam bentuk-bentuk tindak tutur ekspresif dalam slogan di wilayah kota Surakarta. Tindak tutur ekspresif tersebut meliputi, mengucapkan terima kasih (16,90%), mengucapkan selamat (43,66%), mengkritik (1,41%), rasa senang (19,72%), menolak (5,63%), rasa jengkel (2,82%) dan, minta maaf (9,86%). (2) Ada dua strategi bertindak tutur ekspresif dalam slogan di wilayah kota Surakarta, yaitu strategi tindak tutur langsung dan strategi tindak tutur tidak langsung. Dengan persentase masing-masing strategi tindak tutur ekspresif langsung (100%), sedangkan strategi tindak tutur ekspresif tidak langsung (0%).

Akhirnya disarankan agar (1) Perlu dilakukan pengkajian mendalam tentang slogan, baik dari segi bentuk maupun analisis, agar analisis tentang slogan lebih luas lagi. (2) Perlu dilakukan penelitian lanjutan tentang analisis slogan dari berbagai jenis tindak tutur, agar kita bisa memperkaya ilmu pengetahuan tentang tindak tutur.

Daftar Pustaka

Rani, Abdul dkk. 2006. Analisis Wacana Sebuah Kajian Bahasa dalam Pemakaian. Malang: Bayumedia Publishing.

Makhsun, 2011. Metode Penelitian Bahasa: Tahapan Strategi, Metode dan Tekniknya. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

Nadar, FX. 2009. Pragmatik dan Penelitian Pragmatik. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sudaryanto. 1993. Metode dan Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta: Duta Wacana University Press.

Sutopo, H.B. 2006. Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Aplikasinya dalam Penelitian. Surakarta: Sebelas Maret University Press.

Wijana, I Dewa Putu dan muhammad Rohmadi. 2009. Analisis Wacana Pragmatik Kajian Teori dan Analisis. Surakarta: Yuma Pustaka.


(1)

6

terima kasih, yaitu tindak tutur yang dimaksudkan untuk mengucapkan terima kasih kepada mitra tutur. Tuturan tersebut terdapat di RRI Surakarta. Dimana tuturan itu dimaksudkan kepada pengunjung RRI Surakarta yang telah menaati peraturan untuk tidak makan dan minum di ruangan. Tuturan (1) adalah ungkapan ekspresif dari pihak RRI Surakarta kepada mitra tutur yang tidak makan dan minum di ruangan. Ungkapan itu ditandai dengan penanda lingual “Terima kasih”.

b. Mengucapkan Selamat

Tindak tutur ekspresif selamat adalah tindak tutur yang dilakukan penutur yang mengandung harapan atas apa yang telah diperoleh mitra tutur. Berdasarkan data penelitian ditemukan 31 data tuturan yang mengandung ekspresif ucapan selamat. Realisasi tindak tutur ekspresif ucapan selamat dalam slogan di wilayah Kota Surakarta tampak pada data berikut.

(2) Eksplikatur : Keluarga besar Progdi Matematika FKIP UMS mengucapkan selamat dan sukses kepada Dr. Sumardi, M. Si. atas diraihnya gelar Doktor dalam bidang Evaluasi Pendidikan (SLGN/1). Konteks : a). Tuturan ini berlangsung di kampus FKIP

UMS.

b). Penutur mengucapkan selamat kepada mitra tutur atas diraihnya gelar Doktor.

c). Penutur adalah keluarga besar Program studi Matematika FKIP UMS.

d). Mitra tutur adalah Dr. Sumardi, M. Si. Tuturan (2) merupakan tuturan penutur yang menggunakan tuturan ekspresif. Tuturan (2) adalah tindak tutur yang berkategori ekspresif selamat, yaitu tindak tutur yang dimaksudkan untuk mengucapkan selamat kepada mitra tutur. Tuturan tersebut terdapat di lingkungan FKIP UMS. Ungkapan itu ditandai dengan penanda lingual “selamat dan sukses”. c. Mengkritik

Tindak tutur ekspresif mengkritik adalah tindak tutur yang dilakukan penutur untuk menyampaikan masukan kepada mitra tutur. Berdasarkan data penelitian ditemukan 1 data tuturan yang mengandung


(2)

7

ekspresif mengkritik. Realisasi tindak tutur ekspresif mengkritik dalam slogan di wilayah Kota Surakarta tampak pada data berikut.

(3) Eksplikatur : Kampus kayak penjara pintu ditutup semua bagi yang jalan kaki harus muter-muter kebijakan tolol! (SLGN/70).

Konteks : a). Tuturan ini terdapat di Kamar mandi kampus Fakultas Hukum UMS.

b). Penutur mengkritik pihak kampus UMS tentang kebijakan yang telah di keluarkan kampus.

c). Penutur adalah pihak mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta.

d). Mitra tutur adalah pimpinan kampus Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Tuturan (3) merupakan ungkapan penutur yang menggunakan tuturan ekspresif. Tuturan (3) adalah tindak tutur yang berkategori ekspresif mengkritik, yaitu tindak tutur yang dimaksudkan untuk mengkritik pada mitra tutur. Tuturan tersebut terdapat di kamar mandi fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Surakarta. Ungkapan itu ditandai dengan penanda lingual “implikatur”.

d. Rasa Senang

Tindak tutur ekspresif rasa senang adalah tindak tutur yang dilakukan penutur untuk menyampaikan perasaan puas dan lega terhadap mitra tutur. Berdasarkan data penelitian ditemukan 13 data tuturan yang mengandung ekspresif rasa senang. Realisasi tindak tutur ekspresif rasa senang dalam slogan di wilayah Kota Surakarta tampak pada data berikut.

(4) Eksplikatur : Ini sekolah baruku teman (SLGN/11).

Konteks : a). Tuturan ini terdapat di SD Kalam Kudus Surakarta.

b). Penutur mengungkapkan rasa senang dengan keadaan sekolah barunya.

c). Penutur adalah pihak sekolah SD Kalam Kudus.

d). Mitra tutur adalah semua semua murid SD Kalam Kudus Surakarta.


(3)

8

Tuturan (4) merupakan ungkapan penutur yang menggunakan tuturan ekspresif. Tuturan (4) adalah tindak tutur yang berkategori ekspresif rasa senang, yaitu tindak tutur yang dimaksudkan untuk mengungkapkan rasa puas dan lega pada mitra tutur. Tuturan tersebut terdapat di SD Kalam Kudus Surakarta. Ungkapan itu ditandai dengan penanda lingual “implikatur”.

e. Menolak

Tindak tutur ekspresif menolak adalah tindak tutur yang dilakukan penutur karena tidak menerima ungkapan mitra tutur . Berdasarkan data penelitian ditemukan 1 data tuturan yang mengandung ekspresif menolak. Realisasi tindak tutur ekspresif menolak dalam slogan di wilayah Kota Surakarta tampak pada data berikut.

(5) Eksplikatur : PDI Perjuangan menolak kenaikan dasar listrik (SLGN/72).

Konteks : a). Tuturan ini terdapat di Solo Baru.

b). Penutur menolak kepada mitra tutur untuk kenaikan tarif dasar listrik.

c). Penutur adalah ketua fraksi PDIP Puan Maharani.

d). Mitra tutur adalah semua masyarakat Surakarta.

Tuturan (5) merupakan ungkapan penutur yang menggunakan tuturan ekspresif. Tuturan (5) adalah tindak tutur yang berkategori ekspresif menolak, yaitu tindak tutur yang dimaksudkan untuk menolak adanya kenaikan tarif dasar listrik. Ungkapan itu ditandai dengan penanda lingual “implikatur”.

f. Rasa Jengkel

Tindak tutur ekspresif rasa jengkel adalah tindak tutur yang dilakukan penutur untuk menyampaikan kekesalan hatinya kepada mitra tutur. Berdasarkan data penelitian ditemukan 2 data tuturan yang mengandung ekspresif menolak. Realisasi tindak tutur ekspresif rasa jengkel dalam slogan di wilayah Kota Surakarta tampak pada data berikut.


(4)

9

(6) Eksplikatur : Bukan tempat sampah dilarang buang sampah di sini! (SLGN/67).

Konteks : a). Tuturan ini terdapat di jalan Abdul Rahman Shaleh Surakarta.

b). Penutur merasa jengkel kepada mitra tutur karena membuang sampah sembarangan di sekitar perumahan.

c). Penutur adalah pihak perumahan di jalan Abdul Rahman Shaleh Surakarta.

d). Mitra tutur adalah semua masyarakat. Tuturan (6) merupakan ungkapan penutur yang menggunakan tuturan ekspresif. Tuturan (6) adalah tindak tutur yang berkategori ekspresif rasa jengkel, yaitu tidak tutur yang dimaksudkan untuk melarang mitra tutur agar tindak membuang sampah sembarangan di sekitar perumahan. Ungkapan itu ditandai dengan penanda lingual “implikatur”. g. Minta Maaf

Tindak tutur ekspresif minta maaf adalah tindak tutur yang dilakukan penutur untuk menyampaikan prmintaan ampun atau penyesalan kepada mitra tutur. Berdasarkan data penelitian ditemukan 7 data tuturan yang mengandung ekspresif minta maaf. Realisasi tindak tutur ekspresif minta maaf dalam slogan di wilayah Kota Surakarta tampak pada data berikut.

(7) Eksplikatur : Maaf jalan ditutup. (SLGN/62).

Konteks : a). Tuturan ini terdapat di jalan Slamet Riyadi Surakarta Surakarta.

b). Penutur meminta maaf kepada mitra tutur karena jalan sedang ditutup karena ada car free day setiap minggu pagi.

c). Penutur adalah pihak Kapolres Surakarta. d). Mitra tutur adalah semua masyarakat

Surakarta.

Tuturan (7) merupakan ungkapan penutur yang menggunakan tuturan ekspresif. Tuturan (7) adalah tindak tutur yang berkategori ekspresif minta maaf, yaitu tindak tutur yang dimaksudkan untuk meminta maaf kepada mitra tutur. Tuturan tersebut terdapat di jalan Slamet Riyadi Surakarta. Ungkapan itu ditandai dengan penanda lingual “Maaf”.


(5)

10

Strategi tindak tutur ekspresif dalam slogan di wilayah kota Surakarta yang digunakan penutur ada 2 yaitu, strategi langsung dan strategi tidak langsung.

a. Strategi Tindak Tutur Ekspresif Langsung

Tindak tutur langsung merupakan tindak tutur yang dilakukan penutur kepada lawan tutur secara langsung tentang apa yang diinginkan penutur. Berdasarkan analisis data yang sudah dilakukan ditemukan penggunaan strategi tindak tutur ekspresif langsung sebagai berikut.

(1) Eksplikatur : Keluarga besar Progdi Matematika FKIP UMS mengucapkan selamat dan sukses kepada Dr. Sumardi, M. Si. atas diraihnya gelar Doktor dalam bidang Evaluasi Pendidikan (SLGN/1). Konteks : a). Tuturan ini berlangsung di kampus FKIP

UMS.

b). Penutur mengucapkan selamat kepada mitra tutur atas diraihnya gelar Doktor.

c). Penutur adalah keluarga besar Program studi Matematika FKIP UMS.

d). Mitra tutur adalah Dr. Sumardi, M. Si. Tuturan slogan pada data (1) menggunakan strategi tindak tutur ekspresif langsung. Tuturan itu secara langsung bermaksud untuk mengucapkan selamat dan sukses atas gelar doktor yang diperoleh Dr. Sumardi, M. Si.

b. Strategi Tindak Tutur Ekspresif Tidak Langsung

Tindak tutur tidak langsung merupakan tindak tutur yang dilakukan penutur kepada lawan tutur secara tidak langsung tentang apa yang diinginkan penutur, tetapi menggunakan bentuk lain. Berdasarkan analisis data yang sudah dilakukan tidak ditemukan penggunaan strategi tindak tutur ekspresif tidak langsung.


(6)

11 4. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang analisis tindak tutur ekspresif dalam slogan di wilayah kota Surakarta dapat disimpulkan sebagai berikut. (1) Ada Sembilan macam bentuk-bentuk tindak tutur ekspresif dalam slogan di wilayah kota Surakarta. Tindak tutur ekspresif tersebut meliputi, mengucapkan terima kasih (16,90%), mengucapkan selamat (43,66%), mengkritik (1,41%), rasa senang (19,72%), menolak (5,63%), rasa jengkel (2,82%) dan, minta maaf (9,86%). (2) Ada dua strategi bertindak tutur ekspresif dalam slogan di wilayah kota Surakarta, yaitu strategi tindak tutur langsung dan strategi tindak tutur tidak langsung. Dengan persentase masing-masing strategi tindak tutur ekspresif langsung (100%), sedangkan strategi tindak tutur ekspresif tidak langsung (0%).

Akhirnya disarankan agar (1) Perlu dilakukan pengkajian mendalam tentang slogan, baik dari segi bentuk maupun analisis, agar analisis tentang slogan lebih luas lagi. (2) Perlu dilakukan penelitian lanjutan tentang analisis slogan dari berbagai jenis tindak tutur, agar kita bisa memperkaya ilmu pengetahuan tentang tindak tutur.

Daftar Pustaka

Rani, Abdul dkk. 2006. Analisis Wacana Sebuah Kajian Bahasa dalam Pemakaian. Malang: Bayumedia Publishing.

Makhsun, 2011. Metode Penelitian Bahasa: Tahapan Strategi, Metode dan Tekniknya. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

Nadar, FX. 2009. Pragmatik dan Penelitian Pragmatik. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sudaryanto. 1993. Metode dan Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta: Duta Wacana University Press.

Sutopo, H.B. 2006. Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Aplikasinya dalam Penelitian. Surakarta: Sebelas Maret University Press.

Wijana, I Dewa Putu dan muhammad Rohmadi. 2009. Analisis Wacana Pragmatik Kajian Teori dan Analisis. Surakarta: Yuma Pustaka.