Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Jumlah Penduduk dan Pengangguran terhadap Kemiskinan di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2005 – 2010 T1 162009055 BAB I

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Masalah

“Ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam
memilih dan menciptakan kemakmuran. Inti masalah ekonomi adalah adanya
ketidakseimbangan antara kebutuhan manusia yang tidak terbatas dengan alat
pemuas kebutuhan yang jumlahnya terbatas. Permasalahan tersebut kemudian
menyebabkan timbulnya kelangkaan”.1
Salah satu bukti adanya kelangkaan adalah masalah kemiskinan yaitu
keadaan dimana terjadi ketidakmampuan manusia untuk memenuhi kebutuhan
dasar seperti makanan, pakaian, tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan.
Keterbatasan lapangan pekerjaan juga menjadi aspek terjadinya masalah
kemiskinan karena mereka yang tidak mempunyai pekerjaan atau pengangguran
tidak memiliki pendapatan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Mengatasi
masalah kemiskinan haruslah dilakukan secara berkesinambungan dari masalahmasalah pemerataan jumlah penduduk, pengangguran, pendidikan, kesehatan dan
masalah-masalah lain yang berkaitan erat dengan masalah kemiskinan.
“Pembangunan sebagai suatu istilah teknis, yang berarti membangkitkan

masyarakat di Negara-negara berkembang dari kemiskinan, tingkat melek huruf
(literacy rate) yang rendah, pengangguran, dan ketidakadilan social”.2
Dimensi pembangunan berorientasi pada perhatian untuk mengatasi
keterbelakangan dalam bentuk kemiskinan, pengangguran, dan ketimpangan oleh

1

Wikipedia, ilmu ekonomi,http://id.wikipedia.org/wiki/ilmu_ekonomi, 25/07/2012
Sirajuddin Putra, pengertian dan definisi pembangunan , http://sirajuddinputra
welcomeinmyparadise.blogspot.com/2011/06/pengertian-dan-definisi-pembangunan.html,
01/10/2012
2

karena itu, salah satu indikator utama keberhasilan pembangunan nasional adalah
laju penurunan jumlah penduduk miskin.
“Malthus menjelaskan kecenderungan umum penduduk suatu negara
untuk tumbuh menurut deret ukur yaitu dua-kali lipat setiap 30 – 40 tahun.
Sementara itu pada saat yang sama, karena hasil yang menurun dari tanah,
persediaan pangan hanya tumbuh deret hitung”.3
Keadaan ini menyebabkan bahwa dimasa depan akan mengalami

kekurangan bahan pangan karena laju pertumbuhan penduduk tidak dapat terkejar
oleh pertumbuhan produksi pangan. Malthus berkeyakinan bahwa satu-satunya
cara untuk menghapuskan tingkat kehidupan yang rendah atau kemiskinan absolut
adalah menganjurkan masyarakat untuk menahan hawa nafsu dan membatasi
jumlah keturunnnya. Disisi lain, suatu pembangunan ekonomi tidak akan berhasil
dengan baik jika hanya dilihat dari satu segi pendapatan nasional saja tanpa
memperhatikan masalah kependudukan. Pendapatan nasional yang meningkat dari
tahun ke tahun belum tentu diikuti dengan meningkatnya kesejahteraan
masyarakat, karena kesejahteraan masyarakat akan ikut meningkat, jika
meningkatnya

pendapatan

nasional

diikuti

oleh

teratasinya


masalah

kependudukan yaitu pemerataan jumlah penduduk.
Jumlah penduduk dalam pembangunan ekonomi suatu daerah merupakan
permasalahan yang kompleks. Pertumbuhan penduduk yang tidak terkendali dan
tidak merata dapat mengakibatkan tidak tercapainya tujuan pembangunan
ekonomi yaitu kesejahteraan rakyat serta menekan angka kemiskinan.

3

92-93

Lincolin Arsyad, Ekonomi Pembangunan, Penerbit BP STIE, Yogyakarta, 1998, hlm

Faktor lain yang berpengaruh terhadap tingkat kemiskinan adalah masalah
pengangguran. Tingkat pertumbuhan angkatan kerja yang cepat dan pertumbuhan
lapangan kerja yang relatif lambat menyebabkan masalah pengangguran yang ada
di suatu daerah menjadi semakin serius. Pengangguran akan menimbulkan efek
mengurangi


pendapatan masyarakat,

dan itu akan mengurangi

tingkat

kemakmuran yang telah tercapai. Semakin turunnya tingkat kemakmuran yang
akan menimbulkan masalah kemiskinan. Besarnya tingkat pengangguran
merupakan cerminan kurang berhasilnya pembangunan di suatu negara.
1.2

Permasalahan

Pembangunan sebagai suatu istilah teknis, yang berarti membangkitkan
masyarakat di Negara-negara berkembang dari kemiskinan, tingkat melek huruf
(literacy rate) yang rendah, pengangguran, dan ketidakadilan social”.4

Pembangunan merupakan masalah yang identik dengan adanya masalah
kemiskinan. Persoalan kemiskinan bukan hanya sekadar berapa jumlah dan

persentase penduduk miskin melainkan ada aspek lain yaitu:
“ada beberapa aspek kemiskinan diantaranya bahwa kemiskinan itu multi
dimensional. Artinya, karena kebutuhan manusia itu bermacam-macam, maka
kemiskinan pun memiliki banyak aspek”.5
Aspek lain yang mempengaruhi kemiskinan yang perlu diperhatikan
adalah tingkat merek huruf yang rendah atau kurangnya pemahaman masyarakat
dinegara berkembang terhadap pentingnya pendidikan, selain itu masalah
sempitnya lapangan pekerjaan yang ada sedangkan tingkat angkatan kerja
semakin hari semakin bertambah menimbulkan masalah pengangguran yang
menyebabkan masyarakat tidak mempunyai pendapatan untuk memenuhi
4

Sirajuddin Putra, pengertian dan definisi pembangunan , http://sirajuddinputra
welcomeinmyparadise.blogspot.com/2011/06/pengertian-dan-definisi-pembangunan.html,
01/10/2012
5
Lincolin Arsyad, op.cit. hal.68

kebutuhan hidup sehari-hari sehingga masyarakat ini mengalami masalah
pembangunan yaitu masalah kemiskinan.

Dalam rangka mewujudkan pembanguanan yang ideal penanggulangan
masalah-masalah yang menghambat

pembangunan merupakan upaya terpadu

yang harus dilakukan oleh semua pihak terrmasuk juga masyarakat itu sendiri
dengan komitmen kuat serta peran Pemerintah. Penanggulangan masalah-masalah
pembangunan tidak akan berhasil apabila tidak diimbangi dengan program
penyadaran masyarakat serta pemantauan dan evaluasi terhadap pelaksanaan
proses penanggulangan masalah pembangunan dengan berbagai kebijakan dari
pemerintah. Secara khusus masalah pembangunan adalah kemiskinan, pemerintah
memmpunyai tugas yang sangat besar dalam upaya menanggulangi masalah ini.
Pemerintah harus mampu memperkecil jumlah penduduk miskin terkait kebijakan
kemiskinan sekaligus harus dapat mengurangi tingkat kedalaman dan keparahan
dari kemiskinan serta mampu mengatasi masalah yang terkait dengan masalah
kemiskinan yaitu jumlah penduduk yang tidak merata dan lapangan pekerjaan
yang sempit. Jawa Tengah sebagai provinsi yang besar tentunya tidak luput dari
persoalan pembangunan.
“Secara administratif, Provinsi Jawa Tengah terdiri atas 29 kabupaten
dan 6 kota ”.6 antara lain sebagai berikut: Kabupaten Cilacap, Kabupaten

Banyumas, Kabupaten Purbalingga, Kabupaten Banjarnegara, Kabupaten
Kebumen, Kabupaten Purworejo, Kabupaten Wonosobo, Kabupaten Magelang,
Kabupaten Boyolali, Kabupaten Klaten, Kabupaten Sukoharjo, Kabupaten
Wonogiri, Kabupaten Karanganyar, Kabupaten Sragen, Kabupaten Grobogan,
Kabupaten Blora, Kabupaten Rembang, Kabupaten Pati, Kabupaten Kudus,
Kabupaten Jepara, Kabupaten Demak, Kabupaten Semarang, Kabupaten
Temanggung, Kabupaten Kendal, Kabupaten Batang, Kabupaten Pekalongan,

6

http://id.wikipedia.org/wiki/Jawa_Tengah, Rabu, 17 Oktober 2012 05:14

Kabupaten Pemalang, Kabupaten Tegal, Kabupaten Brebes, Kota Magelang,
Kota Surakarta, Kota Salatiga, Kota Semarang, Kota Pekalongan, Kota Tegal.
Sumber : wikipedia Jawa Tengah

Tingkat kemiskinan di Jawa Tengah merupakan tingkat kemiskinan
agregat dari 35 kabupaten/kota di Jawa Tengah. Tingkat kemiskinan di 35
Kabupaten di Jawa Tengah masih tidak merata, dan sebagian besar tingkat
kemiskinan masih tinggi. Beberapa faktor-faktor yang dapat mempengaruhi

tingkat kemiskinan di Provinsi Jawa Tengah perlu dicari atau dianalisis, sehingga
dapat digunakan sebagai acuan bagi tiap kabupaten/kota dalam usaha mengatasi
kemiskinan.
Berdasarkan dari data yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini
adalah, sebagai berikut:
1.2.1 Apakah jumlah penduduk berpengaruh terhadap kemiskinan di Provinsi
Jawa Tengah tahun 2005 - 2010?
1.2.2 Apakah pengangguran berpengaruh terhadap kemiskinan di Provinsi Jawa
Tengah tahun 2005 - 2010?
1.3

Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah maka tujuan yang

akan dicapai dari penelitian ini adalah untuk mengetahui :
1.3.1

Pengaruh jumlah penduduk terhadap kemiskinan di Provinsi Jawa Tengah
tahun 2005 - 2010.


1.3.2

Pengaruh pengangguran terhadap kemiskinan di Provinsi Jawa Tengah
tahun 2005 - 2010.

1.4 Signifikansi Penelitian
1.4.1 Signifikansi Teoritis
Penelitian tentang pengaruh jumlah penduduk dan pengangguran terhadap
kemiskinan di Provinsi Jawa Tengah tahun 2005 - 2010 ini diharapkan dapat
mendukung pendapat dari Andre Bago Ala :
“ada beberapa aspek kemiskinan diantaranya bahwa kemiskinan itu multi
dimensional. Artinya, karena kebutuhan manusia itu bermacam-macam, maka
kemiskinan pun memiliki banyak aspek”.7
1.4.2 Signifikansi Praktis
Hasil penelitian tentang pengaruh jumlah penduduk dan pengangguran
terhadap tingkat kemiskinan di Provinsi Jawa Tengah ini dapat memberikan
kontribusi untuk pengambilan keputusan dalam kaitannya dengan kebijakan
kependudukan, pengangguran dan kemiskinan di Provinsi Jawa Tengah.
1.4.3 Signifikansi Akademis
Hasil penelitian tentang pengaruh jumlah penduduk dan pengangguran

terhadap kemiskinan di Provinsi Jawa Tengah ini dapat memberikan referensi
serta sumber informasi bagi pihak mahasiswa yang membutuhkan penelitian
tingkat lanjut.

7

Lincolin Arsyad, loc.cit. hal 68

Dokumen yang terkait

PENGARUH PENGANGGURAN, PENGELUARAN PEMERINTAH DAN JUMLAH PENDUDUK TERHADAP KEMISKINAN KAB KOTA DI JAWA TENGAH TAHUN 2006 2010 SKRIPSI

2 16 144

PENGARUH JUMLAH PENDUDUK, PENGANGGURAN DAN PDRB TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI KAB/KOTA JAWA TENGAH TAHUN 2005-2010.

0 0 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Jumlah Penduduk dan Pengangguran terhadap Kemiskinan di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2005 – 2010 T1 162009055 BAB II

0 0 12

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Jumlah Penduduk dan Pengangguran terhadap Kemiskinan di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2005 – 2010 T1 162009055 BAB IV

0 0 13

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Jumlah Penduduk dan Pengangguran terhadap Kemiskinan di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2005 – 2010 T1 162009055 BAB V

0 0 3

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Jumlah Penduduk dan Pengangguran terhadap Kemiskinan di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2005 – 2010

0 0 16

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Jumlah Penduduk dan Pengangguran terhadap Kemiskinan di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2005 – 2010

0 0 4

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Klarifikasi Kemiskinan dengan Metode Cluster Analysis Studi Kasus di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 T1 672007044 BAB I

1 2 4

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Klarifikasi Kemiskinan dengan Metode Cluster Analysis Studi Kasus di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 T1 672007044 BAB II

0 0 13

PENGARUH JUMLAH PENDUDUK, PENGANGGURAN DAN PDRB TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI KABKOTA JAWA TENGAH TAHUN 2005-2010

0 0 14