BOOK Media dan Pluralisme di Indonesia Judul

Media dan Pluralisme
di Indonesia

i

Dr. Ir. Sri Suwartiningsih, M.Si., dkk

Media dan Pluralisme
di Indonesia

Editor:
Ester Krisnawati, S.Sos.,M.I.Kom.
Sih Natalia Sukmi, S.Sos.,M.I.Kom

Diterbitkan atas kerjasama:

iii

Media dan Pluralisme di Indonesia
© Penulis
Hak cipta dilindungi oleh undang-undang All Rights Reserved

Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian
atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari Penerbit
Cetakan Pertama, September 2013
x+158 hlm, ; 14 x 21 cm
ISBN: 978-602-7636-49-1
Penulis:
Dr. Ir. Sri Suwartiningsih, M.Si.; Ester Krisnawati, S.Sos.,M.I.Kom.;
Sih Natalia Sukmi, S.Sos.,M.I.Kom.; Fajar Junaedi, S.Sos., M.Si.;
Drs. Setio Budi HH, M.Si.; Tomi Febrianto, S.Sos.,M.Si., M.A.;
Seto Herwandito, S.Pd, M.M, M.I.Kom
Editor:
Ester Krisnawati, S.Sos.,M.I.Kom.
Sih Natalia Sukmi, S.Sos.,M.I.Kom
Penata Letak: Mapa
Desgn Cover: Mapa
Diterbitkan:
FISKOM UKSW dan ASPIKOM
Bekerjasama dengan:
Buku Litera Yogyakarta
Minggiran MJ II/1378, RT 63/17

Suryodiningratan, Mantrijeron, Yogyakarta
Telp. 0274-388895, 08179407446
bukulitera@gmail.com, matapadi_media@yahoo.com

iv

KATA PENGANTAR

Tatkala bangsa dan negara yang kemudian bernama
Indonesia belum terbentuk, wilayah Nusantara nan luas
beserta penghuni di dalamnya yang amat beragam pada
dasarnya secara hakiki membahani formasi keIndonesian,
yang hingga kini masih in status nascendi, dalam proses
menjadi. Oleh karenanya, dalam proses ‘mengIndonesia’,
keberagaman beserta kebhinekaan merupakan keniscayaan
bagi proses ‘menjadi Indonesia’ tersebut. Diskursus formasi
keIndonesiaan, seiring dengan maraknya diskursus
demokratisasi, Hak Asasi Manusia (HAM), dan politics of
recognition yang menjadi cikal bakal munculnya politik
pengakuan identitas budaya dan kesukuan di wilayah

negara-negara Barat, mendorong maraknya diskursus
tentang pluralisme (serta multikulturalisme) di Indonesia.
Bagi bangsa-bangsa Barat, yang kemudian berdiri
sebagai bangsa dan negara berdaulat, pada mulanya
mereka merupakan bangsa yang secara budaya dan
kesukuan homogen. Baru setelah kemasukan kaum
imigran, homogenitas pelan-pelan berubah menjadi
heterogenitas yang plural (dan multikultural), yang
beriringan dengan semangat demokratisasi, perjuangan
HAM, serta maraknya politics of recognition, diskursus
pluralisme menjadi semakin relevan di sana. Namun,
betapapun berlawanan dengan kondisi Indonesia, dimana
heterogenitas budaya dan kesukuan yang plural memang
v

Media dan Pluralisme di Indonesia

sudah dari sono-nya, perbincangan tentang pluralisme di
Indonesia tumbuh marak pula.
Di Indonesia, perbincangan tentang pluralitas

mengacu pada dua corak keberagaman dan kebhinekaan.
Corak pertama bernuansa horizontal, menyangkut
perkara seperti kebhinekaan tradisi kebudayaan, tradisi
keberagamaan dan religiositas, tradisi kebahasaan,
tradisi kesukuan beserta karakteristik isik kedaerahan
dan kewilayahan mereka masing-masing. Corak kedua
bernuansa vertikal, yang berkenaan dengan perbedaan
klas sosial, atau golongan sosial, yang niscaya membawa
konsekuensi tersusunnya stratiikasi sosial, yang memang
terlihat dalam penjenjangan kehidupan sosial, yang
membawa corak sikap dan perilaku yang beragam pula
dari masing-masing golongan sosial tersebut.
Tak pelak lagi, keragaman horizontal dan vertikal
membuahkan perbedaan respons dalam konteks
‘mengIndonesia’. Respons pertama dilandasi pandangan
bahwa kebhinekaan itu anugerah, sehingga perlu
disyukuri dan dirayakan dalam kegembiraan, demi
terciptanya identitas keIndonesiaan yang plural, yang
memang secara alami sudah ada dari sono-nya. Respons
kedua dilandasi pandangan bahwa kebhinekaan itu

musibah yang berpontensi konlik sehingga dibutuhkan
pengelolaan berbasis politik kebudayaan demi terciptanya
keIndonesiaan yang plural. Dengan demikian, pluralisme
yang merupakan pemikiran, sikap dan gerakan sosial
yang menghendaki perilaku hormat kepada kebhinekaan
horizontal maupun vertikal menjadi issu yang relevan demi
merawat identitas keIndonesiaan yang memang sedang
dalam proses menjadi ini. Seiring dengan kemerdekaan
vi

Media dan Pluralisme di Indonesia

kinerja media di Indonesia, buku ini mengulas apik
bagaimana media memposisikan diri dan mewujudkan
kinerjanya dalam membangun pluralisme di tengah proses
formasi identitas keIndonesian yang sangat dinamis ini.

Salatiga, 20 November 2013
Pamerdi Giri Wiloso
Dekan FISKOM UKSW


vii

Daftar Isi
Kata Pengantar ........................................................................ v
Daftar Isi .................................................................................. ix
Multikultural di Indonesia
(Penyebab, Ragam & Urgensinya)
Oleh : Sri Suwartiningsih...........................................................1
Media Sebagai Sarana Komunikasi Lintas Budaya
di Tengah Pluralisme
Oleh : Ester Krisnawati ............................................................15
Kontestasi Pluralisme di Media Massa
Oleh : Sih Natalia Sukmi ..........................................................35
Anak Muda Kreatif Menendang Rasisme
dari Sepak Bola
Oleh : Fajar Junaedi ..................................................................57
Media Komunitas Wilayah Rawan Bencana
Oleh : Setio Budi HH ................................................................75
Media Alternatif dan Kaum Minoritas

(Zine DAB Sebagai Media Alternatif Kaum Minoritas
dalam Scene Budaya Populer Anak Muda
di Yogyakarta)
Oleh: Tomi Febrianto ................................................................95
Pendidikan Alternatif dan Multikultural
Oleh : Shintya Septiani dan Seto Herwandito........................121
Biodata Penulis ....................................................................153

ix