PENGARUH REPUTASI AUDITOR DAN TENUR AUDIT TERHADAP COST OF DEBT CAPITAL.

PENGARUH REPUTASI AUDITOR DAN TENUR AUDIT TERHADAP
COST OF DEBT CAPITAL
Dhyah Setyorini, Diana Rahmawati, Amanita Novi Yusita, Patriani Wahyu Dewanti, &
Ponty Sya’banto Putra Hutama
Universitas Negeri Yogyakarta, Indonesia
Email: dhyah_setyorini@uny.ac.id

Abstrak:
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh reputasi auditor dan tenur audit
terhadap cost of debt capital yang diukur menggunakan peringkat obligasi.
Penelitian ini fokus pada dua proksi kualitas audit, yaitu reputasi auditor dan tenur
audit. Penelitian ini menggunakan cost of debt capital sebagai proksi cost of capital
untuk mengukur tingkat bunga pinjaman. Hipotesis pertama (H1) pada penelitian
ini adalah semakin tinggi reputasi auditor, semakin rendah cost of debt capital.
Sedangkan hipotesis kedua (H2) adalah semakin panjang tenur audit, semakin
rendah cost of debt capital. Populasi dalam penelitian ini adalah semua perusahaan
selain perbankan dan jasa keuangan yang menerbitkan obligasi yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2010-2014 dan diperingkat oleh PT
PEFINDO. Metoda pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan
purposive sampling. Pengujian terhadap hipotesis dalam penelitian ini dilakukan
dengan menggunakan ordinal logistic regression. Model ini digunakan saat

menguji apakah probabilitas terjadinya variabel dependen berbentuk nonmetrik/katagorikal dapat diprediksi dengan variabel independennya dimana
variabel independennya merupakan kombinasi antara variabel metric dan nonmetrik/katagorikal. Penelitian ini menyimpulkan bahwa reputasi auditor
berpengaruh signifikan terhadap cost of debt capital dan tenur audit juga
berpengaruh signifikan terhadap cost of debt capital.
Kata kunci: reputasi auditor, tenur audit, cost of debt capital, peringkat obligasi.

PENDAHULUAN
Penelitian ini menguji pengaruh kualitas audit dan cost of debt capital. Penelitian ini fokus
pada dua proksi kualitas audit, yaitu reputasi auditor dan tenur audit. Penelitian ini
menggunakan cost of debt capital sebagai proksi cost of capital untuk mengukur tingkat
bunga pinjaman.
Penelitian terdahulu menggunakan cost of equity capital dan cost of debt capital
untuk mengukur cost of capital. Banyak penelitian terdahulu yang menggunakan beberapa
proksi kualitas audit yang dihubungkan dengan cost of capital. Kualitas audit yang
dihubungkan dengan cost of equity capital biasanya diukur menggunakan proksi ukuran
auditor (Fernando et al. 2010), spesialisasi industri (Fernando et al. 2010; Krishnan et al.
2013), tenur audit (Fernando et al. 2010; Azizkhani 2013), dan independensi auditor
(DeBoskey dan Gillett 2013). Proksi kualitas audit yang digunakan untuk mengukur
kualitas audit yang dihubungkan dengan cost of debt capital biasanya juga diukur
menggunakan proksi reputasi auditor (Pittman dan Fortin 2004; Tsai dan Hua 2009;

Karjalainen 2011; Lai 2011), tenur audit (Mansi et al. 2004; Baker dan Al-Thuneibat, 2011),
dan independensi auditor (Amir et al. 2010; DeBoskey dan Gillett 2013). Semakin tinggi
107

Prosiding Seminar Nasional: Penguatan Hubungan antara Pengembangan Keterampilan, Pendidikan, dan
Ketenagakerjaan Generasi Muda

kualitas audit, semakin rendah tingkat bunga pinjaman bank (Tsai dan Hua 2009). Klien
yang diaudit oleh Big 4 menunjukkan kredibilitas yang baik sehingga akan mendapat
bunga pinjaman yang rendah.
Sudah ada penelitian yang menghubungkan beberapa proksi kualitas audit dengan
cost of equity capital, yaitu penelitian Fernando et al. (2010). Penelitian terdahulu hanya
menghubungkan satu proksi kualitas audit dengan cost of debt capital sedangkan
penelitian yang menghubungkan beberapa proksi kualitas audit dengan cost of debt capital
belum ada sehingga penelitian ini ingin mengembangkan penelitian dengan
menghubungkan berbagai macam proksi kualitas audit, yaitu reputasi auditor dan tenur
audit dengan cost of debt capital.
Berdasarkan kondisi tersebut, penelitian ini berupaya untuk menguji secara
empiris pengaruh reputasi auditor terhadap cost of debt capital, dan menguji secara
empiris pengaruh tenur audit terhadap cost of debt capital.

TINJAUAN PUSTAKA
Teori Sinyal (Signalling Theory)
Teori sinyal menyatakan bahwa terdapat kandungan informasi pada pengumuman suatu
informasi yang dapat menjadi sinyal bagi investor dan pihak potensial lainnya dalam
mengambil keputusan ekonomi. Suatu pengumuman dikatakan mengandung informasi
apabila dapat memicu reaksi pasar, yaitu dapat berupa perubahan harga saham atau
abnormal return. Apabila pengumuman tersebut memberikan dampak positif berupa
kenaikan harga saham, maka pengumuman tersebut merupakan sinyal positif. Namun,
jika pengumuman tersebut memberikan dampak negatif maka pengumuman tersebut
merupakan sinyal negatif. Berdasarkan teori ini, pengumuman laporan keuangan atau
laporan audit merupakan informasi yang penting dan dapat mempengaruhi dalam proses
pengambilan keputusan (Brigham dan Houston, 2006).
Teori Agensi (Agency Theory)
Teori keagenan berisi tentang hubungan antara agen (pihak manajemen suatu
perusahaan) dengan prinsipal (pemilik perusahaan). Prinsipal merupakan pihak yang
memberikan amanat kepada agen untuk melakukan suatu jasa atas nama prinsipal,
sementara agen adalah pihak yang diberikan amanat. Dengan demikian, agen bertindak
sebagai pihak yang berwewenang mengambil keputusan dan prinsipal yang mengevaluasi
informasi.
Menurut Scott (2012), inti dari teori keagenan adalah pendesainan kontrak yang

tepat untuk menyelaraskan kepentingan prinsipal dan agen dalam hal terjadi konflik
kepentingan. Dalam penelitian ini, perusahaan bertindak sebagai prinsipal dan auditor
independen bertindak sebagai agen. Konflik kepentingan dapat terjadi dalam berbagai
sebab misalnya asimetri informasi. Asimetri informasi dimaknai sebagai
ketidakseimbangan informasi akibat distribusi informasi yang tidak sama antara agen
dengan prinsipal. Akibat dari asimetri informasi dapat berupa moral hazard yaitu

108

Fakultas Ekonomi UNY

permasalahan yang timbul jika agen tidak melaksanakan hal-hal dalam kontrak kerja,
bisa juga terjadi adverse selection yaitu dimana prinsipal tidak dapat mengetahui apakah
keputusan yang diambil agen benar-benar didasarkan atas informasi yang diperoleh atau
terjadi sebagai sebuah kelalaian dalam tugas.
Tabel 1. Definisi Peringkat Obligasi
Peringkat
Keterangan
AAA
Efek utang dengan peringkat AAA merupakan efek utang dengan

peringkat tertinggi dari PT PEFINDO yang didukung oleh kemampuan
obligor yang superior relatif dibanding entitas Indonesia lainnya untuk
memenuhi kewajiban finansial jangka panjang sesuai dengan yang
diperjanjikan.
AA
Efek utang dengan peringkat AA memiliki kualitas kredit sedikit di
bawah peringkat obligasi tertinggi, didukung oleh kemampuan obligor
yang sangat kuat untuk memenuhi kewajiban finansial jangka
panjangnya sesuai dengan yang diperjanjikan relatif dibandingkan
dengan entitas Indonesia lainnya.
A
Efek utang dengan peringkat A memiliki dukungan kemampuan
obligor yang kuat dibandingkan dengan entitas Indonesia lainnya untuk
memenuhi kewajiban finansial jangka panjangnya sesuai dengan yang
diperjanjikan, namun cukup peka terhadap perubahan yang merugikan.
BBB
Efek utang dengan BBB didukung oleh kemampuan obligor yang
memadai relatif dibandingkan dengan entitas Indonesia lainnya untuk
memenuhi kewajiban finansial, namun kemampuan tersebut
dapat diperlemah oleh perubahan keadaan bisnis dan perekonomian

yang merugikan.
BB
Efek utang dengan peringkat BB menunjukkan dukungan kemampuan
obligor yang agak lemah relatif dibandingkan dengan entitas lainnya
untuk memenuhi kewajiban finansial jangka panjangnya sesuai dengan
yang diperjanjikan, serta peka terhadap keadaan bisnis dan
perekonomian yang tidak menentu.
B
Efek utang dengan peringkat B menunjukkan parameter perlindungan
yang sangat lemah. Walaupun obligor masih memiliki kemampuan
untukmemenuhi kewajiban finansial jangka panjangnya, namun
adanya perubahan keadaan bisnis dan perekonomian yang merugikan
akan memperburuk kemampuan obligor untuk memenuhi kewajiban
finansialnya.
CCC
Efek utang dengan peringkat CCC menunjukkan efek utang yang tidak
mampu lagi memenuhi kewajiban finansialnya, serta hanya tergantung
kepada perbaikan keadaan eksternal.
D
Efek utang dengan peringkat D menandakan efek utang yang macet.

Perusahaan penerbit sudah berhenti berusaha.
Sumber: PT PEFINDO
Cost of Debt Capital
Credit rating digunakan oleh pemberi pinjaman untuk mengukur risiko perusahaan karena
setiap kredit dikaitkan dengan kemungkinan rugi (Czarnitzki dan Kraft 2007). Credit rating
109

Prosiding Seminar Nasional: Penguatan Hubungan antara Pengembangan Keterampilan, Pendidikan, dan
Ketenagakerjaan Generasi Muda

ini yang merupakan penentu utama dalam cost of debt capital (Reeb et al. 2001). Salah satu
lembaga credit rating di Indonesia adalah PT Pefindo.
Menurut Tandelilin (2010) obligasi perusahaan yang diterbitkan melalui
penawaran umum wajib diperingkat oleh lembaga pemeringkat yang terdaftar oleh
Bapepam seperti PT PEFINDO (Pemeringkat Efek Indonesia) atau PT Kasnic Credit Rating
Indonesia. Ada paling tidak tiga komponen utama yang digunakan oleh agen pemeringkat
untuk menentukan peringkat (rating) obligasi. Pertama adalah kemampuan perusahaan
penerbit untuk memenuhi kewajiban finansialnya sesuai dengan yang diperjanjikan.
Kedua adalah struktur dan berbagai ketentuan yang diatur dalam surat utang. Ketiga
adalah perlindungan yang diberikan maupun posisi klaim dari pemegang surat utang

tersebut bila terjadi pembubaran/likuidasi serta hukum lainnya yang mempengaruhi hakhak kreditur.
Tingkatan peringkat obligasi bervariasi dari satu lembaga pemeringkat ke lembaga
pemeringkat lainnya. Tabel 1 memperlihatkan peringkat obligasi yang dikeluarkan oleh
PT PEFINDO. Peringkat suatu obligasi berentang dari AAA (sangat istimewa atau superior)
sampai dengan D (gagal bayar). Berdasarkan evaluasi regulernya, lembaga pemeringkat
dapat menaikkan dan menurunkan peringkat suatu obligasi. Seiring dengannya, PT
PEFINDO juga menetapkan rating outlook pada suatu obligasi yang diperingkat untuk
menentukan arah potensial peringkat kredit di masa mendatang.
Kualitas Audit
DeAngelo (1981) menyatakan bahwa kualitas audit adalah probabilitas gabungan yang
ditentukan pasar bahwa seorang auditor akan mengungkapkan pelanggaran sistem
akuntansi klien dan melaporkan pelanggaran tersebut. Kualitas audit ditentukan oleh
kompetensi dan independensi auditor. Auditor harus memiliki kompetensi untuk
menngungkapkan adanya pelanggaran yang dilakukan oleh klien dan harus independen
dalam melaporkan pelanggaran tersebut.
Kualitas audit ditentukan dari sisi auditor, bukan dari sisi klien. Auditor Big X lebih
berkualitas auditnya dibandingkan auditor non-Big X (DeAngelo 1981). Kualitas audit juga
dapat dilihat pada auditor yang memiliki tenur audit dan independensi.
Semakin panjang tenur audit maka semakin rendah kualitas auditnya jika dikaitkan
dengan independensi karena semakin dekat hubungan antara auditor dan klien.

Sebaliknya, jika semakin pendek tenur audit maka semakin tinggi kualitas auditnya karena
auditor menjadi lebih independen dan berani untuk mengungkapkan pelanggaran yang
dilakukan oleh kliennya.
Reputasi Auditor
Kualitas sebuah kantor akuntan publik (KAP) dapat diketahui dari besarnya auditor yang
melaksanakan pengauditan laporan keuangan tahunan, bersandar pada apakah KAP
berafiliasi dengan Big 4 atau tidak. Apabila reputasi auditor tidak dijaga maka ada
kemungkinan mereka akan kehilangan pekerjaan penugasan audit dari klien untuk

110

Fakultas Ekonomi UNY

tahun–tahun berikutnya sebab dinilai kurang kompeten. Selain itu, KAP besar lebih
banyak mengeluarkan pendapat going concern daripada KAP kecil. Hal tersebut
mengindikasikan bahwa KAP besar lebih menginginkan untuk mengambil sikap yang
tepat dalam mengeluarkan pendapat dan memiliki kemampuan teknis untuk mendeteksi
going concern perusahaan sehingga dapat menarik klien yang lebih banyak.
Giri (2010) menyatakan bahwa KAP bereputasi menjelaskan adanya sikap
independensi auditor dalam melaksanakan tugas audit. KAP besar identik dengan KAP

bereputas tinggi yang dalam hal ini menunjukkan kemampuan auditor untuk bersikap
independen dalam melaksanakan audit secara profesional sebab KAP menjadi kurang
tergantung secara ekonomi kepada klien. Klien juga kurang dapat mempengaruhi opini
auditor. Penyebab dari hal tersebut adalah kelebihan yang dimiliki oleh KAP besar, yaitu
besarnya jumlah dan ragam klien yang ditangani KAP, banyaknya ragam jasa yang
ditawarkan, adanya afiliasi internasional, dan banyaknya jumlah staf audit dalam suatu
KAP.
Perusahaan yang menggunakan jasa KAP the big four cenderung lebih dipercaya
bila dibandingkan dengan perusahaan yang tidak mengunakan jasa KAP non the big four.
Kategori KAP the big four Indonesia, yaitu:
1. KAP Price Water House Coopers, yang bekerja sama dengan KAP Haryanto Sahari dan
rekan.
2. KAP Ernst & Young, yang bekerja sama dengan KAP Purwantono, Sarwoko, dan
Sandjaja.
3.
KAP Klynveld Peat Marwick Goerdeler (KPMG), yang bekerja sama dengan KAP
Siddharta-Siddharta dan Widjaja.
4.
KAP Deloitte Touche Tohmatsu, yanng bekerja sama dengan KAP Osman Bing
Satrio dan rekan.

Tenur Audit
Tenur audit dapat menciptakan insentif ekonomi bagi auditor sehingga menjadi kurang
mandiri. Adanya hubungan antara auditor dan klien dalam jangka waktu yang lama
dikhawatirkan akan menimbulkan hilangnya independensi auditor. Hilangnya
independensi dapat dilihat dari semakin sulitnya auditor untuk memberikan opini audit
going concern.
Pemerintah telah mengatur tentang jangka waktu perikatan audit dalam PMK
Nomor: 17/PMK.01/2008. Peraturan ini menjelaskan bahwa pemberian jasa audit umum
atas laporan keuangan dari suatu entitas dilakukan oleh KAP paling lama untuk 6 tahun
buku berturut-turut dan oleh seorang Akuntan Publik paling lama untuk 3 tahun buku
berturut- turut. Akuntan Publik dapat menerima kembali penugasan audit untuk klien
tersebut setelah 1 tahun buku tidak memberikan jasa audit umum atas laporan keuangan
klien tersebut.

111

Prosiding Seminar Nasional: Penguatan Hubungan antara Pengembangan Keterampilan, Pendidikan, dan
Ketenagakerjaan Generasi Muda

Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1 berikut ini.
REPUTASI
AUDITOR
COST OF DEBT
CAPITAL
TENUR
AUDITOR
Gambar 1. Kerangka Konseptual
Pengembangan Hipotesis
Penelitian Tsai dan Hua (2009) menunjukkan bahwa SMEs (small medium enterprises)
yang diaudit Big 4 (5) membayar tingkat bunga yang lebih rendah dibandingkan SMEs yang
diaudit non-Big 4 (5). Semakin menurun tingkat bunga, semakin tinggi credit rating
perusahaan. Semakin tinggi kualitas audit, semakin rendah tingkat bunga pinjaman bank
sehingga credit rating penting dalam menentukan pengaruh kualitas audit terhadap
tingkat bunga pinjaman. Dalam hal ini, kualitas audit dilihat dari reputasi auditor apakah
berafiliasi dengan Big 4 atau tidak. Berdasarkan uraian di atas, dapat dirumuskan hipotesis
sebagai berikut:
H1: Semakin tinggi reputasi auditor, semakin rendah cost of debt capital.
Penelitian Mansi et al. (2004) menunjukkan bahwa tenur audit berhubungan
negatif signifikan dengan cost of debt capital. Berdasarkan uraian di atas, dapat
dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
H2: Semakin panjang tenur audit, semakin rendah cost of debt capital.
METODE
Populasi dalam penelitian ini adalah semua perusahaan selain perbankan dan jasa
keuangan yang menerbitkan obligasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada
tahun 2010-2014 dan diperingkat oleh PT PEFINDO. Metoda pengambilan sampel dalam
penelitian ini menggunakan purposive sampling, yaitu dengan kriteria:
1. Perusahaan manufaktur yang mendapat peringkat obligasi dari PT Pefindo berturutturut selama tahun 2010-2014.
2. Perusahaan manufaktur yang memiliki kelengkapan data.
Data diperoleh dari website Bursa Efek Indonesia (www.idx.or.id), Indonesian Capital
Market Directory (ICMD), dan PT Pefindo.
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah cost of debt capital. Cost of debt
capital dihitung dengan melihat peringkat obligasi masing-masing perusahaan yang
dikeluarkan oleh PT Pefindo. Peringkat obligasi diberi nilai 1 untuk peringkat yang terbaik
(AAA), 2 untuk peringkat setelah terbaik, dan seterusnya. Semakin tinggi nilainya, semakin

112

Fakultas Ekonomi UNY

buruk peringkat obligasinya. Tabel 2 menunjukkan kategori peringkat obligasi yang sudah
diberi skala dari 1 sampai dengan 8. Semakin rendah peringkat obligasi, semakin tinggi
cost of debt capital.
Tabel 2. Kategori Peringkat Obligasi
Skala
1

Simbol
AAA

2

AA

3

A

4

BBB

5

BB

6

B

7

CCC

8

D

Kategori
Kualitas obligasi paling bagus dan berisiko paling
rendah.
Kemampuan obligor sangat kuat dan tidak mudah
dipengaruhi perubahan keadaan.
Kemampuan obligor kuat, namun cukup peka
terhadap perubahan yang merugikan.
Kemampuan obligor yang memadai, namun dapat
diperlemah dengan perubahan keadaan bisnis dan
perekonomian yang merugikan.
Kemampuan obligor peka terhadap keadaan bisnis
dan perekonomian yang tidak menentu dan
merugikan.
Obligor masih memiliki kemampuan melunasi,
namun dapat diperburuk dengan perubahan kondisi
bisnis dan perekonomian.
Obligor sudah tidak mampu memenuhi kewajiban,
hanya bergantung perbaikan kondisi eksternal.
Obligasi macet.

Variabel independen dalam penelitian ini adalah:
1. Reputasi auditor: jenis KAP apakah berafiliasi atau tidak berafiliasi dengan KAP Big 4,
dengan menggunakan variabel dummy, diberi nilai 1 jika diaudit oleh KAP yang
berafiliasi dengan KAP Big 4 dan diberi nilai 0 jika tidak diaudit oleh KAP yang
berafiliasi dengan KAP Big 4.
2. Tenur audit: jumlah tahun KAP mengaudit klien yang sama, dengan menggunakan
variabel dummy, diberi nilai 1 jika tenur audit 3 tahun atau lebih dan diberi nilai 0 jika
tenur audit kurang dari 3 tahun.
Penelitian ini diuji dengan menggunakan regresi logistik karena variabel
dependennya merupakan variabel dengan skala nominal. Persamaan regresinya adalah
sebagai berikut:
Y= a + b1X1 + b2X2 + e
Keterangan:
Y: cost of debt capital
X1: reputasi auditor
X2: tenur audit
e: error

113

Prosiding Seminar Nasional: Penguatan Hubungan antara Pengembangan Keterampilan, Pendidikan, dan
Ketenagakerjaan Generasi Muda

Pengujian terhadap hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
ordinal logistic regression. Model ini digunakan ketika ingin menguji apakah probabilitas
terjadinya variabel dependen berbentuk non-metrik/katagorikal dapat diprediksi dengan
variabel independennya di mana variabel independennya merupakan kombinasi antara
variabel metric dan non- metrik/katagorikal. Selain itu, model ini dipilih karena variabel
dependen dalam penelitian adalah variabel kualitatif yang mempunyai urutan (ordered),
sehingga tidak dapat digunakan model probabilitas linier seperti multinominal logit
(Ghozali, 2011). Variabel dependennya bersifat kategorikal (non metrik) yaitu cost of debt
capital yang diukur dengan menggunakan variabel kategorikal berdasarkan peringkat dari
PT Pefindo dan diberi kode berdasarkan urutan.
Teknik analisis ini tidak memerlukan lagi uji normalitas dan uji asumsi klasik pada
variabel bebasnya (Ghozali, 2011). Berikut yang harus dilakukan untuk menguji dengan
regresi logistik (Ghozali, 2011):
a. Test Parallel Lines
Test of parallel lines digunakan untuk menguji asumsi bahwa setiap katagori memiliki
parameter yang sama atau hubungan antara variabel independen dengan logit adalah
sama untuk semua persamaan logit. Jika nilai signifikan >0,05 maka hasil
menyatakan bahwa model yang dihasilkan memiliki parameter yang sama sehingga
pemilihan model link function logit adalah sesuai.
b. Model Fit
Langkah yang dilakukan pertama kali adalah menilai model fitting information.
Informasi tersebut menerangkan apakah dengan memasukkan variabel independen
dalam model akan memberikan kontribusi pada model statistik yang digunakan
berdasarkan pada fungsi likelihood. Likelihood L dari model adalah probabilitas
bahwa model yang dihipotesiskan menggambarkan data input. Untuk menguji
hipotesis bahwa model yang dihipotesiskan menggambarkan data input. Untuk
menguji hipotesis nol dan alternatif, L ditransformasikan menjadi -2LogL. Adanya
penurunan nilai -2LogL awal dengan nilai -2LogL langkah berikutnya menunjukkan
bahwa model yang dihipotesiskan fit dengan data.
c. Pseudo R-Square
Pseudo R-Square terdiri dari Cox and Snell R Square, Nagelkerke R Square, dan
McFadden, Cox and Snell R Square merupakan ukuran yang mencoba meniru ukuran
R2 pada multiple regression yang didasarkan pada teknik estimasi likelihood dengan
nilai maksimum kurang dari 1 (satu) hingga sulit diinterpretasikan. Nagelkerke R
Square merupakan modifikasi dari koefisien Cox and Snell untuk memastikan bahwa
nilainya bervariasi dari 0 (nol) sampai 1 (satu). Kemudian McFadden digunakan
untuk melihat variabilitas variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel
independen.
d. Uji Wald (Setara Uji t)
Uji wald digunakan untuk mengetahui pengaruh secara parsial antara reputasi auditor dan
tenur audit terhadap cost of debt capital. Hipotesis ini akan didukung jika nilai
signifikansinya