Faktor-faktor yang mempengaruhi Perusahaan dalam melakukan Pergantian Kantor Akuntan Publik (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Periode 2006-2011)

(1)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERUSAHAAN DALAM MELAKUKAN PERGANTIAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK

(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Periode 2006-2011)

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Disusun oleh : HAMDAN FADHILAH

NIM. 109082000096

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

vi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS PRIBADI

1. Nama Lengkap : Hamdan Fadhilah 2. Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta, 15 Juni 1992

3. Alamat : Jl. Perindustrian No 2A RT 003/06 Kebon Pala, Makasar, Jakarta Timur 13650

4. Telepon : 085694638479

5. Email : hamdanfadhilah@gmail.com

II. PENDIDIKAN

1. MI Al-Fatimiyah 1997-2003

2. SMP Negeri 275 Jakarta 2003-2006

3. SMA Negeri 14 Jakarta 2006-2009

4. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2009-2013

III. PENGALAMAN ORGANISASI

1. Pengurus Harian OSIS SMP Negeri 275 Jakarta periode 2004-2005. 2. Pengurus Harian Tae Kwon Do Moners SMA Negeri 14 Jakarta

periode 2007-2008.

3. Forum Akuntansi BEM Jurusan Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah, periode 2010-2011.

IV. SEMINAR DAN WORKSHOP

1. ESQ Leadership Training oleh ESQ Leadership Center, 23-24 Februari 2008

2. Talkshow Pemberantasan Korupsi bersama KPK oleh BEMJ Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 9 September 2009.

3. Seminar Nasional oleh Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN Syarif Hidayatullah, “Peran Asuransi dalam Era Globalisasi”, 20 Mei 2010.


(7)

vii

4. Peserta Internal Accounting Competition dalam acara Accounting Fair 2011 oleh BEMJ Akuntansi Syarif Hidayatullah Jakarta, 20–22 Desember 2010.

5. Lead Talk oleh AIESEC UI, 16 Maret 2013

V. KEPANITIAAN

1. Festival Anak Soleh Indonesia (FASI) tingkat nasional ke-7 oleh LPPTKA BKPRMI sebagai Divisi Logistik, Juli 2008

2. Festival Anak Soleh Indonesia (FASI) tingkat nasional ke-8 oleh LPPTKA BKPRMI sebagai Divisi Logistik, September 2011

VI. LATAR BELAKANG KELUARGA

1. Ayah : Ahmad Junaidy

2. Tempat tanggal Lahir : Jakarta, 19 Juni 1964

3. Ibu : Siti Hamdiah

4. Tempat tanggal Lahir : Tangerang, 25 Maret 1974

5. Alamat : Jl. Perindustrian No 2A RT 003/06 Kebon Pala, Makasar, Jakarta Timur 13650 6. Telepon : (021) 83683862


(8)

viii ABSTRACT

Factors that Influence the Company to Change the Audit Firm

The research arranged to examine the factors that influence companies in Indonesia Stock Exchange to change their audit firm. Variables that used in this research are audit opinion, management changes, auditor’s reputation, financial distress, growth rate of clients, changes of Return on assets, client’s size and change of audit firms.

Population of samples are manufacture companies that listed in Indonesia Stock Exchange from 2006-2011. Sampling determining is done by using purposive sampling method. This research has 205 samples from 41 companies. This research used logistic regression to test the hyphotesis.

The result of this research indicates that the changes of audit firm are influenced by only audit opinion. Other variables that used in this research, like management changes, auditor’s reputation, growth rate of clients, financial distress, changes of ROA and client’s size have no effect to change of audit firm by companies.


(9)

ix ABSTRAK

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perusahaan Dalam Melakukan Pergantian Kantor Akuntan Publik

Penelitian ini bertujuan untuk menguji faktor-faktor yang mempengaruhi perusahaan-perusahaan di Bursa Efek Indonesia dalam melakukan pergantian kantor akuntan publik. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah opini audit, pergantian manajemen, reputasi auditor, kesulitan keuangan, tingkat pertumbuhan klien, perubahan ROA, ukuran perusahaan klien, dan pergantian KAP.

Populasi dari sampel adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari periode 2006-2011. Sampel ditentukan dengan menggunakan metode purposive sampling. Penelitian ini memiliki 205 sampel dari 41 perusahaan. Dalam penelitian ini, hipotesis diuji dengan menggunakan regresi logistik.

Hasil dari penelitian ini mengindikasikan bahwa pergantian kantor akuntan publik dipengaruhi hanya oleh opini audit. Variabel-variabel lain yang digunakan dalam penelitian ini, seperti pergantian manajemen, reputasi auditor, kesulitan keuangan, tingkat pertumbuhan klien, perubahan ROA dan ukkuran perusahaan klien tidak memiliki pengaruh terhadap pergantian kantor akuntan publik yang dilakukan oleh perusahaan.


(10)

x

KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat dan salam semoga dilimpahkan atas junjungan agung, Nabi Muhammad SAW, nabi akhir zaman yang telah telah menuntun umatnya dengan penuh kesabaran menuju jalan yang diridhoi Allah SWT. Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Pada kesempatan ini, dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan terimakasih atas bantuan, bimbingan, dukungan, semangat dan doa, baik langsung maupun tidak langsung dalam penyelesaian skripsi ini, kepada:

1. Kedua orang tuaku Bapak Ahmad Junaidy dan Ibu Siti Hamdiah yang selalu memberikan dukungan, baik yang bersifat moriil maupun materiil.

2. Adik-adikku Siti Junaidah dan Hamid Maulana Fajar, serta keponakanku tersayang Fitria Nurida yang selalu memberikan doa dan keceriaan.

3. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sekaligus sebagai Dosen Pembimbing I yang telah memberikan kesempatan, mencurahkan perhatian dan memberikan banyak masukan untuk kesempurnaan skripsi ini.

4. Ibu Soliyah Wulandari SE,. M.Sc. selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberikan kesempatan, mencurahkan perhatian dan memberikan banyak masukan untuk kesempurnaan skripsi ini.

5. Ibu Dr. Rini, Ak., selaku Ketua Jurusan Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

6. Bapak Hepi Prayudiawan SE., Ak., MM. selaku sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Syarif Hidayatullah

7. Seluruh dosen yang telah memberikan ilmu dan karyawan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah yang telah memberikan bantuan kepada penulis.


(11)

xi

8. Silvia Lailiyah yang telah mencurahkan perhatian, kasih sayang dan memberikan semangat untuk menyelesaikan skripsi ini. Thank you so much. 9. Teman-teman seperjuangan saat ujian kompre dan sidang skripsi, Rachmat

Dwi Winardi, Dhika Harmawan, Annisa Ayu Fitria, dan Puspo Wardhani yang semuanya sudah jadi sarjana ekonomi. Jangan lupakan kebersamaan kita, kawan!

10. Teman-teman diskusi yang baik, Galih Ihsan, Adi Nugraha, Agus Sukoco, Adis Al Khalifa.

11. Seluruh rekan Akuntansi C 2009 yang selalu memberikan semangat.

12. Kepada segenap pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang ikut membantu kelancaran pembuatan skripsi ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Jakarta, Mei 2013


(12)

xii DAFTAR ISI

Halaman Judul ... i

Lembar Pengesahan Skripsi ... ii

Lembar Pengesahan Ujian Komprehensif ... iii

Lembar Pengesahan Ujian Skripsi ... iv

Lembar Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah ... v

Daftar Riwayat Hidup ... vi

Abstract ... viii

Abstrak ... ix

Kata Pengantar ... x

Daftar Isi ... xii

Daftar Tabel ... xv

Daftar Gambar ... xvi

Daftar Lampiran ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. LatarBelakang Penelitian ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 7

1. Tujuan Penelitian ... 8

2. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 10

A. Teori yang Berkenaan dengan Variabel yang Diambil ... 10

1. Teori Agensi (Agency Theory) ... 10

2. Pengertian Audit ... 11

3. Pergantian KAP... 13

4. Opini Audit ... 14

5. Financial Distress ... 17

6. Tingkat Pertumbuhan Klien ... 18

7. Perubahan ROA ... 19


(13)

xiii

C. Kerangka Berpikir ... 24

D. Perumusan Hipotesis ... ... ... 26

BAB III METODE PENELITIAN ... 32

A. Ruang Lingkup Penelitian ... 32

B. Metode Penentuan Sampel ... 32

C. Metode Pengumpulan Data ... 33

D. Metode Analisis Data ... 34

1. Statistik Deskriptif ... 35

2. Uji Hipotesis ... 35

a. Uji Penilaian Keseluruhan Model (Overall Model Fit) ... 36

b. Uji Koefisien Determinasi ... 36

c. Uji Kelayakan Model Regresi ... 37

d. Uji Multikolinieritas ... 38

e. Model Regresi Logistik ... 38

E. OperasionalisasiVariabel Penelitian ... 39

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 46

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ... 46

1. Deskripsi Objek Penelitian... 46

2. Deskripsi Sampel Penelitian ... 48

B. Analisis dan Pembahasan ... 50

1. Hasil Uji Statistik Deskriptif ... 51

2. Hasil Uji Hipotesis Penelitian ... 53

a. Hasil Uji Kesesuaian Keseluruhan Model ... 53

b. Hasil Uji Koefisien Determinasi ... 54

c. Hasil Uji Kelayakan Model Regresi ... 54

d. Hasil Uji Multikolinieritas ... 55

e. Hasil Matriks Klasifikasi ... 56

f. Hasil Uji Regresi Logistik ... 57

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI ... 66

A. Kesimpulan ... 66


(14)

xiv

C. Saran ... 71 Daftar Pustaka ... 73 Lampiran ... 77


(15)

xv

DAFTAR TABEL

No. Keterangan Halaman

2.1. Hasil Penelitian Terdahulu ... 23

3.1. Operasionalisasi Variabel Penelitian ... 44

4.1. Tahapan Pemilihan Sampel ... 47

4.2. Sub Sektor Industri Sampel Penelitian ... 49

4.3. Distribusi Sampel Berdasarkan Subsektor Industri ... 50

4.4. Statistik Deskriptif ... 51

4.5. Menilai Keseluruhan Model ... 53

4.6 Koefisien Determinasi ... 54

4.7. Menguji Kelayakan Model Regresi ... 55

4.8. Hasil Uji Multikolonieritas ... 55

4.9. Matriks Klasifikasi ... 56

4.10. Hasil Uji Regresi Logistik... 57


(16)

xvi

DAFTAR GAMBAR

No. Keterangan Halaman


(17)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

No. Keterangan Halaman

1. Daftar Nama Perusahaan Sampel...77 2. Data sampel ...78 3. Hasil Output SPSS ...88


(18)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Audit memainkan peran penting dalam dunia bisnis, pemerintahan, dan ekonomi (Boynton, et. al., 2001:3). Hal ini tercermin pada kebutuhan akan kegiatan audit, yang dilakukan auditor independen, oleh berbagai macam lembaga, baik berupa perusahaan, instansi pemerintah, instansi pendidikan dan lainnya.

Perusahaan membutuhkan auditor independen, yang sering juga disebut auditor eksternal, untuk mengaudit laporan keuangan mereka. Laporan keuangan merupakan salah satu media terpenting dalam mengomunikasikan fakta-fakta mengenai perusahaan dan sebagai dasar untuk dapat menentukan atau menilai posisi dan kegiatan keuangan dari suatu perusahaan. Banyak pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan suatu perusahaan, diantaranya pemilik perusahaan itu sendiri, kreditur, lembaga keuangan, investor, pemerintah, masyarakat umum dan pihak-pihak lainnya.

Manajemen perusahaan memiliki kewajiban untuk menyajikan laporan keuangan perusahaan untuk menggambarkan kinerja perusahaan. Laporan keuangan yang disusun oleh manajemen perusahaan berpotensi dipengaruhi oleh kepentingan pribadi, sementara pihak diluar entitas membutuhkan informasi keuangan yang dapat diandalkan. Auditor sebagai pihak yang


(19)

2 menyediakan fungsi audit diharapkan mampu menjembatani kepentingan dari pihak manajemen maupun pihak stakeholder.

Ketika melakukan audit, auditor diharuskan bersikap objektif. Objektivitas ini dapat dilihat dari independensi auditor, dalam arti auditor tidak terpengaruh oleh manajemen dalam pelaksanaan audit. Porter et. al., dalam Nasser et. al., (2006:1) menyatakan kemandirian/independensi auditor ini sering disebut sebagai landasan profesi audit karena merupakan dasar kepercayaan publik terhadap profesi akuntansi. Pada umumnya, bentuk independensi auditor terdiri atas :

1. Independence in fact, maksudnya agar auditor menyimpulkan opini dalam laporan audit sebagai pengamat professional dan tidak berat sebelah.

2.

Independence in appearance, maksudnya auditor menjauhi keadaan yang dapat membuat orang lain meragukan objektivitas pola pikiran auditor.

Hubungan yang lama antara auditor dan klien akan membuat mereka merasa lebih akrab. Hal ini dapat mengancam independensi auditor dalam mengaudit laporan keuangan klien tersebut. Berbagai kasus telah terjadi terkait dengan lunturnya independensi auditor. Auditor mungkin saja tidak dapat menemukan, bahkan mengabaikan kesalahan saji material, baik itu berupa kecurangan maupun kekeliruan. Hal ini dapat menyebabkan kegagalan audit (audit failure), dimana auditor tidak dapat menemukan kesalahan salah saji material dalam laporan keuangan sehingga dapat terjadi kesalahan dalam


(20)

3 menentukan opini audit terhadap laporan keuangan. Kesalahan memberikan opini audit ini dapat menimbulkan dampak negatif yang besar bagi klien. Auditor mungkin saja dapat dituntut secara hukum, terlebih jika kesalahan tersebut murni milik auditor.

Contoh kasus terbesar yang terkait dengan independensi auditor adalah kasus runtuhnya perusahaan energi Enron yang melakukan kerjasama dengan KAP Arthur Andersen dengan cara memanipulasi laba perusahaan. Laba dalam laporan keuangan Enron dicatat overstated oleh staf akuntan Enron yang merupakan mantan auditor di KAP Arthur Andersen, sementara KAP Arthur Andersen menjadi auditor eksternal atas laporan keuangan tersebut. Akibat dari peristiwa ini, Enron hancur dan KAP Arthur Andersen dicabut izin operasinya oleh pemerintah AS (Hutabarat, 2012:1).

Selain Enron, di Indonesia juga terjadi kasus yang melibatkan auditor eksternal dan kliennya. Kasus yang menimpa akuntan publik JAS yang diindikasi melakukan kesalahan dalam mengaudit laporan keuangan PT Great River Internasional, Tbk menyebabkan munculnya keraguan atas opini audit dan akibatnya masyarakat mengkritik profesi auditor. Kasus tersebut muncul setelah adanya temuan auditor investigasi dari Bapepam yang menemukan indikasi penggelembungan akun penjualan, piutang dan aset hingga ratusan milyar rupiah pada laporan keuangan PT Great River, Tbk yang mengakibatkan perusahaan tersebut akhirnya kesulitan arus kas dan gagal dalam membayar utang. Berdasarkan investigasi Bapepam menyatakan bahwa akuntan publik yang memeriksa laporan keuangan PT Great River,


(21)

4 Tbk ikut menjadi tersangka. Oleh karenanya, Menteri Keuangan RI terhitung sejak tanggal 28 November 2006 telah membekukan izin akuntan publik JAS selama dua tahun karena terbukti melakukan pelanggaran terhadap Standar Profesi Akuntan Publik (SPAP) berkaitan dengan laporan audit atas laporan keuangan konsolidasi PT. Great River, Tbk tahun 2003 (Hutabarat, 2012:2).

Dengan alasan mencegah hilangnya independensi auditor, digagaslah kewajiban mengganti auditor secara periodik, atau yang sering disebut rotasi auditor. Rotasi atau pergantian auditor secara wajib (mandatory) ini adalah peraturan perputaran auditor yang harus dilakukan oleh perusahaan, dengan tujuan untuk menghasilkan kualitas dan menegakkan independensi auditor.

Indonesia merupakan salah satu negara yang mewajibkan adanya pergantian kantor akuntan dan mitra audit yang diberlakukan secara periodik sesuai peraturan yang berlaku. Peraturan tersebut adalah Keputusan Menteri Keuangan Nomor 359/KMK.06/2003 pasal 2 tentang “Jasa Akuntan Publik”. Peraturan ini menyatakan bahwa pemberian jasa audit umum atas laporan keuangan dari suatu entitas dapat dilakukan oleh kantor akuntan publik (KAP) paling lama untuk 5 (lima) tahun buku berturut-turut dan oleh seorang akuntan publik paling lama untuk 3 (tiga) tahun buku berturut-turut.

Peraturan ini kemudian direvisi dengan dikeluarkannya Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 17/PMK.01/2008, yang memiliki perubahan sebagai berikut, pertama, pemberian jasa audit umum menjadi enam tahun berturut-turut oleh kantor akuntan dan tiga tahun berturut-turut oleh akuntan publik kepada satu klien yang sama (pasal 3 ayat


(22)

5 1). Kedua, akuntan publik dan kantor akuntan boleh menerima kembali penugasan setelah satu tahun buku tidak memberikan jasa audit kepada klien yang di atas (pasal 3 ayat 2 dan 3).

Selain pergantian secara wajib (mandatory), terdapat pula pergantian auditor secara sukarela (voluntary). Pergantian kantor akuntan publik secara voluntary ini terjadi karena adanya dua hal yaitu auditor mengundurkan diri atau auditor dipecat oleh klien. Pengunduran diri yang dilakukan oleh auditor atau pemecatan terhadap auditor ini menyebabkan klien melakukan pergantian KAP secara voluntary.

Penelitian mengenai pergantian KAP sudah pernah dilakukan oleh beberapa peneliti. Schwartz dan Menon (1985) meneliti motivasi bagi perusahaan yang gagal untuk mengganti auditor. Faktor-faktor yang diteliti meliputi kualifikasi audit, pelaporan sengketa, perubahan manajemen, fee audit, dan kebutuhan asuransi. Pada penelitian Mardiyah (2002), variabel independen yang digunakan adalah auditor switching dan variabel dependen yang digunakan adalah perubahan kontrak, keefektifan auditor, reputasi klien, fee audit, faktor klien, faktor auditor. Kemudian, penelitian yang dilakukan Damayanti dan Sudarma (2008) di Indonesia. Data yang digunakan dalam penelitian ini selama 3 tahun (2003-2005). Variabel dependen yang digunakan peneliti adalah perusahaan berpindah auditor dan variabel independen yang digunakan peneliti adalah pergantian manajemen, opini akuntan, feeaudit, kesulitan keuangan perusahaan, ukuran KAP, persentase perubahan ROA.


(23)

6 Penelitian oleh Wijayani dan Januarti (2011) menggunakan variabel dependen auditor switching dan variabel independen yang digunakan adalah pergantian manajemen, ukuran KAP, opini audit, kesulitan keuangan perusahaan, persentase perubahan ROA, dan ukuran klien. Chadegani, et. al. (2011) melakukan penelitian mengenai hubungan antara variabel dependen pergantian KAP dengan enam variabel independen, yaitu log of asset, pergantian manajemen, ukuran klien, ukuran KAP, opini audit qualified, dan kesulitan keuangan pada perusahaan-perusahaan di Teheran Stock Exchange (TSE).

Berdasarkan penelitian sebelumnya, banyak penelitian yang memberikan hasil yang berbeda. Penelitian Mardiyah pada tahun 2002 membuktikan bahwa perubahan kontrak, keefektifan auditor, reputasi auditor, fee audit, faktor klien, faktor auditor, dan pergantian manajemen berpengaruh signifikan terhadap auditor changes. Penelitian yang dilakukan Calderon dan Ofobike pada tahun 2008 membuktikan bahwa hanya opini audit yang berpengaruh terhadap pergantian KAP. Penelitian yang dilakukan Damayanti dan Sudarma pada tahun 2008 memberikan hasil bahwa variabel fee audit dan ukuran KAP yang mempunyai pengaruh terhadap perusahaan publik di Indonesia untuk berpindah KAP. Penelitian yang dilakukan oleh Chadegani et. al. pada tahun 2011 memberikan hasil bahwa hanya ukuran KAP yang berhubungan dengan auditor switching. Perbedaan hasil penelitian-penelitian ini yang mendorong penulis untuk melakukan penelitian mengenai pergantian KAP yang dilakukan oleh perusahaan.


(24)

7 Penelitian ini mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Wijayani dan Januarti pada tahun 2011. Namun terdapat perbedaan variabel yang digunakan dalam penelitian ini dengan penelitian oleh Wijayani dan Januarti. Penelitian ini menambahkan variabel independen pertumbuhan perusahaan karena ketika perusahaan mengalami pertumbuhan dengan baik, mungkin saja perusahaan mengganti auditor sebelumnya dengan auditor yang lebih bagus demi menaikkan reputasi perusahaan di mata pihak eksternal. Variabel ini juga merupakan rekomendasi dari penelitian Wijayani dan Januarti (2011), sehingga variabel dependen yang digunakan penelitian ini adalah pergantian KAP dan variabel independen yang digunakan adalah opini audit, pergantian manajemen, reputasi auditor, tingkat pertumbuhan perusahaan klien, kesulitan keuangan, persentase perubahan ROA, dan ukuran perusahaan klien.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah yang akan diteliti adalah sebagai berikut:

1. Apakah faktor opini audit berpengaruh pada pergantian KAP?

2. Apakah faktor pergantian manajemen berpengaruh pada pergantian KAP?

3. Apakah faktor reputasi auditor berpengaruh pada pergantian KAP?

4. Apakah faktor tingkat pertumbuhan klien berpengaruh pergantian KAP?


(25)

8 6. Apakah faktor perubahan ROA berpengaruh pada pergantian KAP?

7. Apakah faktor ukuran perusahaan klien berpengaruh pada pergantian KAP?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, penulis ingin menemukan bukti empiris mengenai:

a. Pengaruh opini audit terhadap pergantian KAP.

b. Pengaruh pergantian manajemen terhadap pergantian KAP. c. Pengaruh reputasi auditor terhadap pergantian KAP.

d. Pengaruh tingkat pertumbuhan klien terhadap pergantian KAP. e. Pengaruh financial distress terhadap pergantian KAP.

f. Pengaruh perubahan ROA terhadap pergantian KAP.

g. Pengaruh ukuran perusahaan klien terhadap pergantian KAP.

2. Manfaat Penelitian

a. Bagi perusahaan, penelitian ini dapat menjadi informasi bagi perusahaan mengenai faktor-faktor yang dapat mempengaruhi perusahaan dalam melakukan pergantian KAP.

b. Profesi akuntan publik, penelitian ini dapat menjadi informasi untuk akuntan publik tentang pergantian KAP yang dilakukan perusahaan. c. Bagi akademisi, hasil dari penelitian ini dapat dikembangkan dan


(26)

9 memberikan pandangan dan wawasan terhadap pengembangan ilmu audit khususnya mengenai pergantian KAP.


(27)

10 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori yang Berkenaan dengan Variabel yang Diambil 1. Teori Agensi

Jansen dan Meckling (1976:5) menyatakan hubungan keagenan adalah suatu kontrak di mana satu atau lebih orang (principal) melibatkan orang lain (agent) untuk melakukan beberapa layanan atas nama mereka dan kemudian mendelegasikan sebagian kewenangan pengambilan keputusan kepada agen tersebut. Dengan kata lain, para pemilik perusahaan atau pemegang saham menunjuk manajemen yang dimaksudkan untuk mengelola perusahaan yang dimilikinya.

Jensen dan Meckling (1976:6) juga menyatakan bahwa masalah agensi disebabkan oleh adanya perbedaan kepentingan dan informasi asimetri antara principal dan agent. Di satu pihak para pemegang saham menginginkan investasi mereka menghasilkan return yang bagus, dengan hasil keuangan yang bertambah, dalam hal ini pendapatan dividen yang besar. Namun di lain pihak, manajemen menginginkan adanya tambahan kompensasi ataupun bonus ketika mereka merasa melakukan tugasnya dengan baik sehingga dapat menambah kepuasan mereka. Perbedaan tersebut menimbulkan konflik kepentingan: (1) antara shareholders dan manajer, (2) antara shareholders dan debtholders, dan (3) antara manajer, shareholders, dan debtholders.


(28)

11 Karena adanya konflik kepentingan antara manajer (agent) dan shareholder (principal) itulah memicu terjadinya pergantian manajemen.

Pergantian manajemen yang dilakukan atas keputusan RUPS inilah diharapkan dapat mendukung keinginan para shareholders. Manajemen yang baru akan menerapkan kebijakan akuntansi yang berbeda dengan manajemen yang lama. Oleh karena itu, manajemen yang baru juga mengharapkan kantor akuntan publik yang menjadi partner perusahaannya dapat bekerjasama sehingga menghasilkan opini yang diharapkan manajemen baru tersebut. Apabila perusahaan memperoleh opini yang tidak diharapkan dari auditornya, seperti opini adverse atau disclaimer, manajemen yang baru akan melakukan pergantian KAP karena para stakeholder menganggap bahwa opini adverse menunjukkan ada ketidakberesan di dalam perusahaan.

Di dalam teori agensi juga menyatakan bahwa setiap manusia akan melakukan tindakan sesuai dengan kepentingannya (self interest). Penggunaan auditor yang bereputasi merupakan salah satu cara manajemen untuk dapat menjembatani kepentingan dari stakeholder dan pihak di dalam perusahaan. Terdapatnya persepsi bahwa investor akan lebih cenderung kepada data akuntansi yang dihasilkan oleh auditor yang bereputasi, menambah kepercayaan perusahaan untuk tidak melakukan pergantian KAP karena telah menggunakan auditor bereputasi.

2. Pengertian Audit

Pada prinsipnya audit merupakan sebuah proses sistematis yang membandingkan kondisi yang ada dengan kriteria yang telah ditetapkan.


(29)

12 Kondisi yang dimaksud di sini merupakan keadaan yang seharusnya dapat digunakan oleh auditor sebagai pedoman untuk mengevaluasi informasi dalam lingkup akuntansi dan keuangan.

Pengertian audit menurut Boynton et. al., (2001:5) adalah proses sistematis untuk memperoleh serta mengevaluasi bukti secara objektif mengenai asersi-asersi kegiatan dan peristiwa ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan derajat kesesuaian antara asersi-asersi tersebut dengan kriteria yang ditetapkan, serta menyampaikan hasil-hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan.

Sedangkan pengertian audit menurut Alvin A. Arens (2003:1) adalah pengumpulan serta pengevaluasian bukti-bukti atas informasi untuk menentukan dan melaporkan tingkat kesesuaian informasi tersebut dengan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan, auditing harus dilaksanakan oleh seseorang yang kompeten dan independen.

Dari definisi diatas, dapat diketahui unsur-unsur penting dalam audit yaitu audit merupakan suatu proses sistematik yang terdiri dari rangkaian langkah atau prosedur yang logis, berkerangka, dan terorganisasi. Proses sistematis tersebut ditujukan untuk memperoleh bukti yang mendasari pernyataan yang dibuat oleh individu atau badan usaha, serta untuk mengevaluasi. Pernyataan adalah mengenai kegiatan dan kejadian ekonomi disini adalah hasil proses akuntansi. Pengumpulan bukti mengenai pernyataan dan evaluasi terhadap hasil pengumpulan bukti tersebut dimaksudkan untuk menetapkan kesesuaian pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah


(30)

13 ditetapkan. Penyampaian hasil audit dilakukan secara tertulis dalam bentuk laporan audit (audit report). Pemakai yang berkepentingan terhadap laporan audit adalah para pemakai informasi keuangan seperti pemegang saham, manajemen, kreditur, calon investor, organisasi buruh dan kantor pelayanan pajak,

3. Pergantian KAP

Pergantian KAP merupakan perpindahan kantor akuntan publik oleh perusahaan klien. Pergantian KAP oleh perusahaan terjadi ketika lingkungan perusahaan berubah, ketika ingin mendapatkan auditor yang lebih efektif atau jasa yang berbeda, ketika ingin menaikkan image perusahaan, dan ketika ingin mengurangi biaya audit. Selain itu, pergantian KAP juga timbul karena pengaruh kompetisi pasar auditor.

Mautz dan Sharaf (1961) dalam Myers (2003:3) menyatakan bahwa semakin luasnya hubungan relasi antara KAP dengan klien dapat mempunyai pengaruh yang merugikan pada independensi KAP karena obyektifitas KAP pada klien akan berkurang seiring dengan berjalannya waktu. Untuk meminimalisir adanya dampak dari independensi yang berkurang, salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan pergantian KAP. Pergantian KAP sendiri dapat bersifat mandatory maupun voluntary.

Dua dasar argumentasi rotasi yang bersifat mandatory umumnya dikelompokkan menjadi dua hal: (1) kualitas dan kompetensi pekerjaan audit cenderung menurun secara signifikan dari waktu ke waktu, (2) independensi


(31)

14 auditor dapat rusak oleh panjangnya hubungan dengan manajemen. (Hoyle, 1978:13)

Apabila suatu KAP diminta untuk mengaudit laporan keuangan sebuah perusahaan, hal pertama yang harus dipahami KAP adalah mengenai lingkungan bisnis perusahaan klien serta risiko audit klien. Pemahaman dua faktor tersebut harus dilakukan oleh KAP yang baru dimana jika tidak dilakukan maka konsekuensinya adalah meningkatnya kegagalan audit.

4. Opini Audit

Menurut standar profesional akuntan publik SA Seksi 110, tujuan audit atas laporan keuangan oleh auditor independen pada umumnya adalah untuk menyatakan pendapat tentang kewajaran dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas, dan arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Laporan auditor merupakan sarana bagi auditor untuk menyatakan pendapatnya atau apabila keadaan mengharuskan, untuk menyatakan tidak memberikan pendapat, sebagai pihak yang independen, auditor tidak dibenarkan untuk memihak kepentingan siapapun dan untuk tidak mudah dipengaruhi, serta harus bebas dari setiap kewajiban terhadap kliennya dan tidak memiliki suatu kepentingan dengan kliennya.

Pendapat auditor (opini audit) merupakan bagian dari laporan audit yang merupakan informasi utama dari laporan audit. Opini audit diberikan oleh auditor melalui beberapa tahap audit sehingga auditor dapat memberikan simpulan atas opini yang harus diberikan atas laporan keuangan yang


(32)

15 diauditnya. Boynton et. al., (2001:73) mengemukakan bahwa laporan audit adalah media formal yang digunakan oleh auditor dalam mengkomunikasikan kepada pihak yang berkepentingan tentang kesimpulan atas laporan keuangan yang diaudit. Dengan demikian, auditor dalam memberikan pendapat sudah didasarkan pada keyakinan profesionalnya.

Opini audit tersebut dinyatakan dalam paragraf pendapat dalam laporan audit. Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai laporan keuangan secara keseluruhan. Laporan keuangan yang dimaksud dalam standar pelaporan tersebut adalah meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan. Oleh karena itu, dalam standar pelaporan yang ketiga tersebut diatas, auditor diharuskan menyampaikan kepada pemakai laporannya mengenai informasi penting yang menurut auditor perlu diungkapkan.

Tujuan dalam standar pelaporan tersebut adalah untuk memungkinkan pemegang saham, kreditur, pemerintah, karyawan, dan pihak lain yang berkepentingan terhadap laporan keuangan menentukan seberapa jauh laporan keuangan yang dilaporkan oleh auditor dalam laporan audit dapat dipercaya.

Menurut Standar Profesional Akuntan Publik, opini auditor terdiri atas lima jenis opini yaitu:

a. Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian (Unqualified Opinion)

Dengan pendapat wajar tanpa pengecualian, auditor menyatakan bahwa laporan keuangan menyajikan secara wajar dalam semua hal yang material sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia.


(33)

16 b. Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian dengan Bahasa Penjelas (Unqualified Opinion with Explanatory Language)

Dalam keadaan tertentu, auditor menambahkan suatu paragraf penjelas (atau bahasa penjelas yang lain) dalam laporan audit, meskipun tidak mempengaruhi pendapat wajar tanpa pengecualian atas laporan keuangan auditan. Paragraf penjelas dicantumkan setelah paragraf pendapat.

c. Pendapat Wajar Dengan Pengecualian (Qualified Opinion)

Pendapat wajar dengan pengecualian diberikan apabila auditee menyajikan secara wajar laporan keuangan, dalam semua hal yang material sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia, kecuali untuk hal hal yang dikecualikan.

d. Pendapat Tidak Wajar (Adverse Opinion)

Pendapat tidak wajar diberikan oleh auditor apabila laporan keuangan auditee tidak menyajikan secara wajar laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum.

e. Tidak Memberikan Pendapat (Disclaimer of Opinion)

Auditor menyatakan tidak memberikan pendapat jika ia tidak melaksanakan audit yang berlingkup memadai untuk memungkinkan auditor memberikan pendapat atas laporan keuangan. Pendapat ini juga diberikan apabila ia dalam kondisi tidak independen dalam hubungannya dengan klien.


(34)

17 5. Financial Distress

Kondisi keuangan perusahaan merupakan gambaran atas kinerja dari perusahaan. Kondisi keuangan perusahaan klien mungkin memiliki implikasi penting terhadap pengambilan keputusan dalam mempertahankan perusahaan audit. Karena perusahaan klien yang bangkrut dan mengalami posisi keuangan yang tidak sehat mungkin lebih mencari auditor yang memilik independensi yang tinggi untuk meningkatkan kepercayaan para pemegang saham dan kreditur serta mengurangi risiko litigasi daripada posisi keuangan yang sehat.

Schwartz dan Soo (1995:2) menyatakan bahwa perusahaan yang bangkrut lebih sering berpindah KAP daripada perusahaan yang tidak bangkrut. Ketidakpastian dalam bisnis pada perusahaan-perusahaan yang terancam bangkrut (mempunyai kesulitan keuangan) menimbulkan kondisi yang mendorong perusahaan berpindah KAP. Sehingga kesulitan keuangan signifikan mempengaruhi perusahaan terancam bangkrut untuk berpindah KAP (Schwartz dan Menon, 1985:3).

Tingkat kesehatan suatu perusahan dapat dilihat dari kondisi keuangan perusahaan yaitu jika kewajiban keuangan lebih besar daripada kekayaannya, maka dapat dikatakan perusahaan berpotensi mengalami kebangkrutan dan sebaliknya. Sehingga media yang dapat dipakai untuk meneliti kondisi kesehatan perusahaan adalah laporan keuangan yang terdiri dari arus kas dan kewajiban jangka panjang.


(35)

18 6. Tingkat Pertumbuhan Klien

Tingkat pertumbuhan perusahaan merupakan ukuran seberapa baik perusahaan mempertahankan posisi ekonominya, baik dalam industrinya maupun dalam kegiatan ekonomi secara keseluruhan (Weston dan Copeland, 1992:196). Dalam penelitian ini pertumbuhan perusahaan diproksikan dengan tingkat penjualan perusahaan. Karena penjualan merupakan aktivitas utama perusahaan.

Ketika pertumbuhan perusahaan tinggi, maka auditor akan cenderung mempertahankan KAP daripada pertumbuhan perusahaan yang rendah. Hal ini dikarenakan ketika bisnis terus bertumbuh, permintaan untuk independensi yang lebih tinggi dan perusahaan audit yang berkualitas untuk mengurangi biaya keagenan serta memberikan layanan non-audit yang dibutuhkan untuk meningkatkan perluasan perusahaan. Altman (1968) dalam Petronela (2004:3) mengemukakan bahwa perusahaan dengan negative growth mengindikasikan kecendurungan yang lebih besar kearah kebangkrutan sehingga perusahaan yang mengalami penurunan pada penjualan maka akan terjadi penurunan pula pada labanya.

Pertumbuhan penjualan menunjukkan perusahaan untuk dapat bertahan dalam kondisi persaingan. Pertumbuhan penjualan yang lebih tinggi dibandingkan dengan kenaikan biaya akan mengakibatkan kenaikan laba perusahaan. Sehingga dapat dikatakan bahwa pertumbuhan penjualan perusahaan merupakan suatu faktor yang sangat menentukan perusahaan untuk tetap survive. Perusahaan dengan rasio pertumbuhan penjualan negatif


(36)

19 berpotensi besar mengalami penurunan laba sehingga apabila manajemen tidak segera mengambil tindakan perbaikan, perusahaan dimungkinkan tidak akan dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya.

7. Perubahan ROA

ROA (Return on Assets) didefinisikan sebagai rentabilitas ekonomi yang mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba pada masa lalu, kemudian diproyeksikan ke masa depan untuk melihat kemampuan perusahaan menghasilkan laba pada masa-masa mendatang. ROA diperoleh dari total aset (kekayaan) yang dipunyai perusahaan setelah disesuaikan dengan biaya-biaya untuk mendanai aset tersebut. Menurut Damayanti dan Sudarma (2008:11), persentase perubahan ROA (Return on Assets) merupakan salah satu indikator keuangan perusahaan untuk melihat prospek bisnis perusahaan tersebut. Semakin tinggi nilai persentase perubahan ROA yang dihasilkan berarti semakin efektif pengelolaan aset yang dimiliki perusahaan.

B. Penelitian Sebelumnya

Beberapa penelitian mengenai pergantian KAP telah dilakukan di berbagai negara dengan kurun waktu dan variabel yang berbeda-beda. Variabel apa saja yang diteliti pada tiap-tiap penelitian akan dibahas di bawah ini.

Schwartz dan Menon melakukan penelitian pada tahun 1985 yang meneliti motivasi bagi perusahaan yang gagal untuk mengganti auditor.


(37)

20 Faktor-faktor yang diteliti meliputi kualifikasi audit, pelaporan sengketa, perubahan manajemen, fee audit, dan kebutuhan asuransi. Berdasarkan hasil penelitian mereka, ditemukan bahwa perubahan manajemen dan kualifikasi audit terkait dengan perpindahan auditor di perusahaan gagal. Ukuran tampaknya tidak menjadi masalah yang berkaitan dengan perpindahan auditor diantara perusahaan gagal. Schwartz dan Menon (1985:3) juga menyatakan bahwa opini audit selain WTP akan membuat perusahaan kecewa dan meninggalkan KAP tersebut sehingga terjadilah pergantian KAP.

Mardiyah melakukan penelitian pada tahun 2002. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh perubahan kontrak, keefektifan auditor, reputasi klien, biaya audit, faktor klien, dan faktor auditor terhadap auditor changes dengan analisis regresi dan model RPA (Recursive Partitioning Algorithm). Hasil penelitian ini menyatakan bahwa perubahan kontrak, keefektifan auditor, reputasi auditor, fee audit, faktor klien, faktor auditor, dan pergantian manajemen berpengaruh signifikan terhadap auditor changes.

Penelitian Hudaib dan Cooke pada tahun 2005 yang dilakukan di Inggris meneliti efek interaktif perubahan Managing Director/Chief Executive Officer (MD) dan kesulitan keuangan bersama-sama dengan lima variabel kontrol (jenis perusahaan audit, fee audit, gearing, waktu, dan ukuran perusahaan) pada opini audit dan auditor switching. Hudaib dan Cooke (2005:20) menemukan bahwa perusahaan yang tertekan secara finansial dan mengubah MD paling mungkin untuk menerima laporan audit yang qualified, ceteris paribus. Selain itu, Hudaib dan Cooke (2005:21) menemukan bukti


(38)

21 dari ancaman keakraban dan intimidasi dan bahwa probabilitas switching meningkat dengan tingkat keparahan opini qualified.

Penelitian Nasser et al. pada tahun 2006 bertujuan untuk menguji aspek hubungan auditor-klien, yaitu masa perikatan audit dan auditor switching, dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Sampel yang digunakan adalah perusahaan publik yang terdaftar di KLSE (Kuala Lumpur stock Exchange) pada periode 1990-2000. Penelitian ini memberikan bukti tentang hubungan antara auditor switching dan tiga variabel, yaitu ukuran klien, ukuran KAP, dan financial distress. Sedangkan untuk variabel tingkat pertumbuhan klien tidak berpengaruh terhadap auditorswitching.

Penelitian yang dilakukan Damayanti dan Sudarma pada tahun 2008 memberikan hasil bahwa variabel fee audit dan ukuran KAP yang mempunyai pengaruh terhadap perusahaan publik di Indonesia untuk berpindah KAP. Variabel yang lain, yaitu pergantian manajemen, opini akuntan, kesulitan keuangan perusahaan, dan persentase perubahan ROA tidak memiliki pengaruh terhadap perusahaan publik di Indonesia untuk berpindah KAP. Variabel yang paling signifikan adalah variabel ukuran KAP yang merupakan salah satu proksi dari kualitas audit sehingga dapat disimpulkan bahwa kualitas audit merupakan faktor penting yang mempengaruhi perusahaan berpindah KAP. Selain itu, variabel fee audit juga merupakan variabel yang signifikan sebagai faktor kesesuaian harga yang mempengaruhi keputusan perusahaan untuk melakukan perpindahan KAP.

Chadegani, et. al. melakukan penelitian pada tahun 2011 mengenai hubungan antara auditor switching dengan enam variabel independen, yaitu


(39)

22 log of asset, pergantian manajemen, ukuran klien, ukuran KAP, opini audit qualified, dan kesulitan keuangan pada perusahaan-perusahaan di Teheran Stock Exchange (TSE). Hasil dari penelitian tersebut menyatakan bahwa hanya ukuran KAP yang berhubungan secara signifikan dengan pergantian auditor dalam TSE. Lebih lanjut, penelitian tersebut juga menyatakan bahwa ada hubungan yang tidak signifikan antara penerimaan opini audit qualified dengan pergantian auditor.

Wijayani dan Juniarti melakukan penelitian pada tahun 2011 mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi perusahaan di Indonesia melakukan auditor switching. Faktor-faktor tersebut adalah pergantian manajemen, opini audit, financial distress, persentase perubahan ROA, ukuran KAP, dan ukuran perusahaan klien. Sampel dari penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Hasil dari penelitian Wijayani dan Juniarti menyatakan bahwa pergantian manajemen dan ukuran KAP berpengaruh secara signifikan terhadap auditor switching. sementara variabel-variabel lain seperti opini audit, financial distress, perubahan ROA dan ukuran klien tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap auditor switching.


(40)

23 Tabel 2.1

Hasil Penelitian Sebelumnya

No Peneliti Variabel Penelitian Hasil Penelitian

1 Schwartz dan

Menon (1985)

kualifikasi audit, pelaporan sengketa,

perubahan manajemen, fee audit, dan

kebutuhan asuransi

perubahan manajemen dan kualifikasi audit terkait dengan perpindahan auditor di perusahaan gagal

2 Mardiyah (2002) Perubahan kontrak, keefektifan auditor,

reputasi klien, fee audit, faktor klien, faktor auditor

Perubahan kontrak, keefektifan auditor, faktor klien, faktor auditor, reputasi klien dan fee audit berpengaruh.

3 Nasser et. al.

(2006)

Ukuran KAP, ukuran klien,

pertumbuhan klien, financial

distress, audit tenure.

Ukuran KAP, ukuran klien,

financial distress, dan audit tenure berpengaruh terhadap pergantian KAP.

4 Damayanti dan

Sudarma (2008)

Audit fee, ukuran KAP, opini akuntan, pergantian manajemen, kesulitan keuangan perusahaan, dan persentase perubahan ROA.

Audit fee dan ukuran KAP yang berpengaruh terhadap pergantian KAP.

5 Calderon dan

Ofobike (2008)

Audit fee, ukuran KAP, ukuran klien,

audit opinion, going concern, control environment, accounting disagreement, financial estatement, manajemen risiko,

scope limitation.

Audit opinion yang berpengaruh terhadap pergantian KAP

6 Chadegani et. al. (2011)

Log of asset, perubahan manajemen, ukuran KAP, audit fee, opini audit qualified,financial distress.

Ukuran KAP yang berpengaruh terhadap pergantian KAP

7 Wijayani dan Juniarti (2011)

Opini audit, ukuran KAP, ukuran klien, pergantian manajemen, financial distress, perubahan persentase ROA

Pergantian manajemen dan ukuran KAP yang berpengaruh terhadap pergantian KAP


(41)

24 C. Kerangka Berpikir

Kerangka pemikiran merupakan sintesa dari serangkaian teori yang tertuang dalam tinjauan pustaka, yang pada dasarnya merupakan gambaran sistematis dari kinerja teori dalam memberikan solusi atau alternatif solusi dari serangkaian masalah yang ditetapkan. Kerangka pemikiran dapat disajikan dalam bentuk bagan, deskripsi kualitatif, dan atau gabungan keduanya (Hamid, 2012:25).

Kerangka berpikir ini merupakan model yang menggambarkan bagaimana teori yang telah ada berhubungan dengan faktor-faktor yang telah diketahui sebagai masalah yang akan dipecahkan. Faktor-faktor yang terdapat dalam penelitian ini adalah opini audit, pergantian manajemen, reputasi auditor, financial distress, tingkat pertumbuhan klien, perubahan ROA, dan ukuran perusahaan klien yang mempengaruhi perusahaan dalam melakukan pergantian kantor akuntan publik. Berikut merupakan gambaran kerangka pemikiran dari penelitian ini:


(42)

25 Gambar 2.1

Skema Kerangka Pemikiran

Terdapat Kasus Mengenai Akuntan Publik yang Melakukan Pelanggaran dan Skandal Audit

Variabel Independen Variabel Dependen

Teori yang Berkaitan dengan Masalah

Keputusan Menteri Keuangan (KMK) Nomor 423/KMK.06/2002 tentang pembatasan praktik jasa akuntan publik yang diperbaharui dengan dikeluarkannya Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 17/PMK.01/2008 tentang jasa akuntan publik

Metode Analisis : Regresi Logistik

Hasil Pengujian dan Pembahasan

Kesimpulan, Implikasi, dan Saran Opini Audit

Ukuran Perusahaan

Klien Pergantian Manajemen

Perubahan ROA Reputasi

Auditor Kesulitan Keuangan Tingkat Pertumbuhan

Perusahaan

Pergantian KAP


(43)

26 D. Perumusan Hipotesis

1. Pengaruh Opini Audit Terhadap Pergantian KAP

Laporan keuangan perusahaan yang telah diaudit dan tidak memenuhi Prinsip Akuntansi Berterima Umum pada umumnya akan memperoleh opini diluar opini wajar tanpa pengecualian. Sehingga perusahaan akan berpindah KAP yang mungkin dapat memberikan opini sesuai dengan yang diharapkan perusahaan (Tandirerung dalam Damayanti 2010:10). Manajemen akan memberhentikan auditornya sebagai suatu bentuk hukuman atas opini yang tidak diharapkan perusahaan atas laporan keuangannya dan berharap untuk mendapatkan auditor yang lebih mudah diatur (Carcello dan Neal, 2003:18) karena manajemen ingin mencapai tujuannya yaitu menampilkan laporan keuangan yang telah memenuhi standar dan aturan yang berlaku.

H1 : Terdapat pengaruh dari jenis opini audit terhadap pergantian KAP.

2. Pengaruh Pergantian Manajemen terhadap Pergantian KAP

Perusahaan akan mencari KAP yang selaras dengan kebijakan dan pelaporan akuntansinya (Nagy, 2005:4). Dengan melakukan pergantian manajemen, manajemen yang baru akan menerapkan kebijakan akuntansi yang berbeda dengan manajemen yang lama. Oleh karena itulah manajemen yang baru mengharapkan KAP yang dipakai perusahaannya dapat bekerjasama sehingga menghasilkan opini yang diharapkan


(44)

27 manajemen. Untuk alasan itulah perusahaan dengan manajemen baru akan melakukan pergantian KAP agar mendapatkan KAP yang dapat memberikan opini sesuai apa yang diinginkan manajemen.

H2 : Terdapat pengaruh pergantian manajemen terhadap pergantian KAP 3. Pengaruh Reputasi Auditor terhadap Pergantian KAP

Berdasarkan teori agensi yang mengasumsikan bahwa manusia itu self interest, maka kehadiran pihak ketiga sebagai mediator hubungan keagenan diperlukan, dalam hal ini adalah auditor. Investor akan lebih cenderung pada data akuntansi yang dihasilkan dari auditor yang bereputasi (Praptitorini dan Januarti, 2007:7). Perusahaan tidak akan mengganti KAP jika KAP nya sudah bereputasi. Perusahaan yang sedang melakukan aktivitas pendanaan atau melakukan new financing tentunya berharap mendapatkan reaksi yang positif dari pergantian KAP yang dilakukan. Dengan mengganti auditornya dengan auditor yang lebih punya nama maka reputasi perusahaan juga akan terangkat dimata investor (Eichenseher et al., 1989 dalam Kawijaya dan Juniarti, 2002:2).

Dalam hal ini auditor yang memiliki reputasi, diproksikan dengan KAP Big Four. Dengan kata lain, KAP yang bereputasi ini akan menambah kepercayaan diri sebuah perusahaan dalam menarik simpati b para calon investor. Untuk itu jika perusahaan telah menggunakan KAP yang bereputasi, perusahaan tidak akan melakukan pergantian KAP


(45)

28 karena KAP bereputasi ini mendukung perkembangan perusahaan ke depannya.

H3 : Terdapat pengaruh reputasi auditor terhadap pergantian KAP

4. Pengaruh Tingkat Pertumbuhan Klien Terhadap Pergantian KAP Tingkat pertumbuhan perusahaan merupakan ukuran seberapa baik perusahaan mempertahankan posisi ekonominya, baik dalam industrinya maupun dalam kegiatan ekonomi secara keseluruhan (Weston dan Copeland, 1992:196). Dalam penelitian ini pertumbuhan perusahaan diproksikan dengan tingkat penjualan perusahaan. Karena penjualan merupakan aktivitas utama perusahaan.

Ketika pertumbuhan perusahaan tinggi, maka auditor akan cenderung mempertahankan KAP daripada pertumbuhan perusahaan yang rendah. Hal ini dikarenakan ketika bisnis terus bertumbuh, permintaan untuk independensi yang lebih tinggi dan perusahaan audit yang berkualitas untuk mengurangi biaya keagenan serta memberikan layanan non-audit yang dibutuhkan untuk meningkatkan perluasan perusahaan. Altman (1968) dalam Petronela (2004:3) mengemukakan bahwa perusahaan dengan negative growth mengindikasikan kecendurungan yang lebih besar kearah kebangkrutan sehingga perusahaan yang mengalami penurunan pada penjualan maka akan terjadi penurunan pula pada labanya. Apabila manajemen tidak segera mengambil tindakan perbaikan, perusahaan dimungkinkan tidak akan


(46)

29 dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya. Perusahaan klien yang mempunyai rasio pertumbuhan penjualan yang negatif akan cenderung untuk berpindah auditor. Berdasarkan argumen diatas maka dapat disimpulkan bahwa kecenderungan melakukan pergantian KAP bagi klien yang pertumbuhannya besar lebih rendah dibandingkan dengan klien yang pertumbuhannya kecil. Sehingga H4 dapat diyatakan sebagai berikut:

H4 : Tingkat pertumbuhan perusahaan klien berpengaruh terhadap pergantian KAP.

5. Pengaruh Financial Distress Terhadap Pergantian KAP

Kondisi keuangan perusahaan merupakan gambaran atas kinerja dari perusahaan. Kondisi keuangan perusahaan klien mungkin memiliki implikasi penting terhadap pengambilan keputusan dalam mempertahankan perusahaan audit. Karena perusahaan klien yang bangkrut dan mengalami posisi keuangan yang tidak sehat mungkin lebih mencari auditor yang memiliki independensi yang tinggi untuk meningkatkan kepercayaan para pemegang saham dan kreditur serta mengurangi risiko litigasi daripada posisi keuangan yang sehat (Francis dan Wilson dalam Maharani dan Purnomosidhi, 2010:10).

Schwartz dan Soo (1995:2) menyatakan bahwa perusahaan yang bangkrut lebih sering berpindah KAP daripada perusahaan yang tidak bangkrut. Ketidakpastian dalam bisnis pada perusahaan-perusahaan yang


(47)

30 terancam bangkrut (mempunyai kesulitan keuangan) menimbulkan kondisi yang mendorong perusahaan berpindah KAP. Sehingga kesulitan keuangan signifikan mempengaruhi perusahaan terancam bangkrut untuk berpindah KAP (Schwartz dan Menon, 1985:3). Berdasarkan argumen tersebut dapat dikatakan bahwa kondisi keuangan perusahaan yang sehat memiliki kecendurungan untuk mempertahankan KAP daripada kondisi keuangan perusahaan yang tidak sehat. Sehingga H4 dapat diyatakan sebagai berikut:

H5 : Terdapat pengaruh financial distress terhadap pergantian KAP

6. Pengaruh perubahan ROA terhadap pergantian KAP.

Persentase perubahan ROA (Return on Asset) merupakan salah satu proksi dari reputasi klien/client reputation (Mardiyah, 2002). Selain itu perubahan ROA juga dapat digunakan sebagai indikator prospek bisnis dari perusahaan tersebut.Semakin tinggi nilai ROA berarti semakin efektif pengelolaan aktiva yang dimiliki perusahaan dan semakin baik pula prospek bisnisnya (Damayanti dan Sudarma, 2008:11). Perusahaan yang memiliki nilai ROA rendah cenderung mengganti auditornya karena mengalami penurunan kinerja sehingga prospek bisnisnya menurun. Ketika kondisi keuangan perusahaan menurun, manajemen cenderung mencari auditor baru yang bisa menyembunyikan keadaan perusahaan (Wijayanti dan Januarti, 2011:9).


(48)

31 7. Pengaruh Ukuran Perusahaan Klien terhadap Pergantian KAP

Ukuran perusahaan klien merupakan salah satu variabel yang sering diuji pengaruhnya terhadap pergantian KAP. Abbott et al. (2000:1) menunjukkan adanya hubungan yang positif antara ukuran klien dengan pemilihan perusahaan audit yang memiliki kualitas yang tinggi. Idealnya, ukuran perusahaan audit harus sesuai dengan ukuran perusahaan klien dan jenis layanan yang dibutuhkan. Sebuah ketidaksesuaian ukuran antara perusahaan klien yang besar diaudit oleh perusahaan audit yang kecil dapat menyebabkan berakhirnya keterlibatan audit (Hudaib dan Cooke, 2005:20), yaitu pergantian KAP.


(49)

32 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kausalitas, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan serta pengaruh antara dua variabel atau lebih (Indriantoro dan Supomo, 2002:27). Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh variabel independen, yaitu opini audit, pergantian manajemen, reputasi auditor, tingkat pertumbuhan klien, financial distress, perubahan ROA dan ukuran perusahaan klien terhadap variabel dependen, yaitu pergantian KAP. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan dalam industri manufaktur go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2006-2011.

B. Metode Penentuan Sampel

Populasi adalah jumlah keseluruhan dari unit analisis yang ciri-cirinya akan diduga. Pada penelitian ini yang menjadi populasi adalah semua perusahaan manufaktur yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2006 sampai 2011.

Sampel adalah sebagian dari elemen populasi yang diteliti. Pengambilan sampel harus dilakukan sedemikian rupa sehingga dapat diperoleh sampel yang benar-benar dapat mewakili populasi sebenarnya, dengan kata lain sampel harus representative. Pemilihan sampel penelitian ini


(50)

33 dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling dengan tujuan untuk mendapatkan sampel yang representative sesuai dengan kriteria yang ditentukan (Indriantoro dan Supomo, 2002:131). Adapun kriteria yang digunakan untuk memilih sampel adalah sebagai berikut:

a. Perusahaan yang termasuk dalam kelompok industri manufaktur yang terdaftar di BEI dan mempublikasikan laporan keuangan berturut-turut dari tahun 2006-2011.

b. Perusahaan yang menyajikan informasi keuangan lengkap berupa informasi nama CEO, opini audit yang diberikan auditor, total aset, total hutang, total ekuitas, ROA (Return on Assets), dan nama KAP.

c. Perusahaan yang menggunakan mata uang Rupiah sebagai mata uang pelaporan.

d. Perusahaan yang melakukan kegiatan operasional penjualan selama periode 2006-2011.

e. Perusahaan yang mengganti KAP selama periode 2006-2011.

C. Metode Pengumpulan Data

Seluruh data bersumber dari laporan keuangan auditan perusahaan dalam industri manufaktur tahun 2006 sampai dengan 2011 yang telah dipublikasikan secara lengkap di BEI. Data sekunder adalah sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara. Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip (data dokumenter) yang dipublikasikan dan


(51)

34 yang tidak dipublikasikan. Alasan menggunakan data sekunder dengan pertimbangan data ini dapat diperoleh lebih mudah, lebih murah, dan mempunyai rentang waktu dan ruang yang lebih luas. Data diperoleh dalam bentuk data yang telah dikumpulkan, diolah dan dipublikasikan oleh pihak lain yaitu Bursa Efek Indonesia berupa data melalui internet (www.idx.co.id) dalam hal ini data keuangan dari tahun 2006-2011, Indonesia Capital Market Directory (ICMD), annual report perusahaan dan media internet.

D. Metode Analisis Data

Penyelesaian penelitian ini dengan menggunakan teknik analisis kuantitatif. Analisis kuantitatif dilakukan dengan cara menganalisis suatu permasalahan yang diwujudkan dengan kuantitatif. Dalam penelitian ini, analisis kuantitatif dilakukan dengan cara mengkuantifikasi data-data penelitian sehingga menghasilkan informasi yang dibutuhkan dalam analisis.

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik. Model ini dipilih dengan alasan bahwa data yang digunakan dalam penelitian ini bersifat non metrik pada variabel dependen, sedangkan variabel independen merupakan campuran antara variabel kontinyu (data metrik) dan katagorial (data non metrik). Campuran skala pada variabel bebas tersebut menyebabkan asumsi multivariate normal distribution tidak dapat terpenuhi. Dengan demikian bentuk fungsinya menjadi logistik dan tidak membutuhkan asumsi normalitas data pada variabel independennya (Garson, 2012:10).


(52)

35 1. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif digunakan untuk memberikan deskripsi suatu data yang dilihat dari rata-rata (mean), standar deviasi (standard deviation), dan maksimum-minimum (Ghozali, 2011:19). Mean digunakan untuk memperkirakan besar rata-rata populasi yang diperkirakan dari sampel. Standar deviasi digunakan untuk menilai dispersi rata-rata dari sampel. Maksimum-minimum digunakan untuk melihat nilai minimum dan maksimum dari populasi. Hal ini perlu dilakukan untuk melihat gambaran keseluruhan dari sampel yang berhasil dikumpulkan dan memenuhi syarat untuk dijadikan sampel penelitian.

2. Uji Hipotesis

Pengujian Hipotesis Penelitian dengan estimasi parameter menggunakan Maximum Likehood Estimation (MLE).

Ho = b1 = b2 = b3 =….= bi = 0 Ho ¹ b1 ¹ b2 ¹ b3¹….¹ bi ¹ 0

Hipotesis nol menyatakan bahwa variabel independen (x) tidak mempunyai pengaruh terhadap variabel respon yang diperhatikan (dalam populasi). Pengujian terhadap hipotesis dengan menggunakan a = 5%. Kaidah pengambilan keputusan adalah:

1. Jika nilai probabilitas (sig.) < a = 5% maka hipotesis alternatif didukung.

2. Jika nilai probabilitas (sig.) > a = 5% maka hipotesis alternatif tidak didukung.


(53)

36 a. Uji Penilaian Keseluruhan Model (Overall Model Fit)

Langkah pertama adalah menilai overall fit model terhadap data. Beberaa test statistics diberikan untuk menilai hal ini. Hipotesis untuk menilai model fit adalah:

H0 : Model yang dihipotesiskan fit dengan data HA : Model yang dihipotesiskan tidak fit dengan data

Dari hipotesis ini jelas bahwa kita tidak akan menolak hipotesis nol agar model fit dengan data. Statistik yang digunakan berdasarkan pada fungsi likelihood. Likelihood L dari model adalah probabilitas bahwa model yang dihipotesiskan menggambarkan data input. Untuk menguji hipotesis nol dan alternatif, L ditranformasikan menjadi -2LogL. Penurunan likelihood (-2LogL) menunjukkan model regresi yang lebih baik atau dengan kata lain model yang dihipotesiskam fit dengan data. b. Koefisien Determinasi (Cox dan Snell’s R Square dan Nagelkerke R

Square)

Cox dan Snell’s R Square merupakan ukuran yang mencoba meniru ukuran R Square pada multiple regression yang didasarkan pada teknik estimasi likelihood dengan nilai maksimum kurang dari 1 sehingga sulit diinterpretasikan. Untuk dapat mendapatkan koefisien determinasi yang dapat diinterpretasikan seperti nilai R2 pada multiple regression, maka digunakan Nagelkerke R Square.

Nagelkereke’s R Square merupakan modifikasi dari koefisien Cox and Snell R Square untuk memastikan bahwa nilainya bervariasi dari 0


(54)

37 sampai 1. Hal ini dilakukan dengan cara membagi nilai Cox and Snell R Square dengan nilai maksimumnya (Garson, 2012:92). Nilai yang kecil berarti kemampuan variabel variabel independen dalam menejelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.

c. Uji Kelayakan Model Regresi

Kelayakan model regresi dinilai dengan menggunakan Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test. Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test menguji hipotesis nol bahwa data empiris cocok atau sesuai dengan model, dengan kata lain tidak ada perbedaan antara model dengan data sehingga model dapat dikatakan fit (Garson, 2012:32). Jika nilai Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test sama dengan atau kurang dari 0,05, maka hipotesis nol ditolak yang berarti ada perbedaan signifikan antara model dengan nilai observasinya sehingga Goodness fit model tidak baik karena model tidak dapat memprediksi nilai observasinya. Jika nilai statistik Hosmer and Lemeshow Goodness of Fit Test lebih besar dari 0,05, maka hipotesis nol tidak dapat ditolak dan berarti model mampu memprediksi nilai observasinya atau dapat dikatakan model dapat diterima karena cocok dengan data observasinya.


(55)

38 d. Uji Multikolonieritas

Model regresi yang baik adalah regresi dengan tidak adanya gejala korelasi yang kuat di antara variabel bebasnya. Pengujian ini menggunakan matrik korelasi antar variabel bebas untuk melihat besarnya korelasi antar variabel independen. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel independen sama dengan nol.

e. Model Regresi Logistik

Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi logistik (logistic regression), yaitu dengan melihat pengaruh opini audit, pergantian manajemen, reputasi auditor, kesulitan keuangan, dan tingkat pertumbuhan klien terhadap variabel dependen, yaitu pergantian KAP pada perusahaan manufaktur. Adapun model regresi logistik dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

PKAP = a + b1OA + b2PM + b3RA + b4 TPK + b5 FD + b6 ROA + b7 LnTA + e.

Keterangan:

PKAP : Pergantian KAP

a : Konstanta

b1-b7 : Koefisien regresi

OA : Opini Audit


(56)

39

RA : Reputasi Auditor

TPK : Tingkat pertumbuhan klien FD : Financial Distress

ROA : Perubahan ROA

Ln TA : Logaritma natural dari total aset klien. e : Residual error

E. Operasional Variabel Penelitian

Pada bagian ini berisi tentang definisi operasional dari variabel-variabel yang diteliti yaitu opini audit, pergantian manajemen, reputasi auditor, financial distress, tingkat pertumbuhan klien dan pergantian KAP. Selain itu juga berisi tentang cara pengukuran dari variabel-variabel tersebut. Adapun operasionalisasi variabel-variabel tersebut adalah sebagai berikut:

1. Variabel Dependen (Y)

Variabel dependen adalah variabel yang variabelitasnya diamati dan diukur untuk menentukan besar kecilnya pengaruh yang disebabkan oleh variabel bebas (Sarwono, 2013:6) Dalam penelitian ini variabel dependen yang digunakan adalah pergantian KAP. Variabel ini merupakan variabel dummy, jika perusahaan melakukan pergantian KAP maka diberi nilai 1 dan jika tidak maka diberi nilai 0.

2. Variabel Independen (X)

Variabel independen (independent variable) adalah tipe variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi variabel yang lain (Sarwono, 2013:5).


(57)

40 Variabel independen dapat disebut sebagai variabel yang mendahului (antecedent variable), atau juga dapat dinamakan variabel yang diduga sebagai sebab (presumed cause variable). Variabel independen penelitian ini adalah opini audit, pergantian manajemen, reputasi auditor, financial distress, dan tingkat pertumbuhan klien.

a. Opini Audit

Variabel opini audit menggunakan variabel dummy. Jika perusahaan klien menerima opini selain wajar tanpa pengecualian (unqualified) maka diberikan nilai 1. Sedangkan jika perusahaan klien menerima opini wajar tanpa pengecualian (unqualified), maka diberikan nilai 0 (Damayanti dan Sudarma, 2008:14).

b. Pergantian Manajemen

Variabel pergantian manajemen menggunakan variabel dummy. Jika perusahaan klien mengganti direksi atau CEO maka diberikan nilai 1. Sedangkan jika perusahaan klien tidak mengganti direksi atau CEO, maka diberikan nilai 0 (Damayanti dan Sudarma, 2008:14). c. Reputasi Auditor

Reputasi auditor merupakan prestasi dan kepercayaan publik yang disandang auditor atas nama besar yang dimiliki auditor tersebut. Dalam penelitian ini reputasi auditor diproksikan dengan afiliasi dengan The Big Four yang menggunakan variabel dummy. Jika KAP termasuk dalam kategori The Big Four Auditors diberi nilai 1, jika


(58)

41 tidak diberi nilai 0 (Sinarwati, 2010:7). KAP di Indonesia yang berafiliasi dengan The Big Four Auditors yaitu:

(1) KAP Purwantono, Suherman, Surja berafiliasi dengan Ernst&Young,

(2) KAP Osman Bing Satrio dan Rekan berafiliasi dengan Deloitte Touche Tohmatsu,

(3) KAP Sidharta, Sidharta, Widjaja berafiliasi dengan KPMG (4) KAP Tanudiredja, Wibisana dan rekan berafiliasi dengan

Pricewaterhouse Coopers. d. Financial distress

Tirapat dan Nittayagasetwat (1999:21) mengatakan bahwa perusahaan mengalami financial distress jika perusahaan menghentikan operasinya dan perusahaan merencanakan untuk melakukan restrukturisasi. Dalam penelitian ini financial distress diproksikan dengan menggunakan variabel dummy. Jika perusahaan mendapat laba bersih negatif selama dua tahun berturut-turut, maka akan diberi nilai 1. Sebaliknya jika tidak mendapat laba bersih negatif selama dua tahun berturut-turut, akan mendapat nilai 0 (Elloumi dan Gueyie, 2001).

e. Tingkat Pertumbuhan Klien

Dalam penelitian ini pertumbuhan perusahaan difokuskan pada rasio pertumbuhan penjualan. Karena penjualan merupakan kegiatan operasional utama perusahaan klien. Rasio pertumbuhan penjualan


(59)

42 mengukur seberapa baik perusahaan mempertahankan posisi ekonominya, baik dalam industrinya maupun dalam kegiatan ekonomi secara keseluruhan (Weston dan Copeland, 1992:196). Semakin tinggi penjualan perusahaan klien maka semakin tinggi pula pertumbuhan perusahaan klien akibatnya perusahaan klien dapat mempertahankan auditor meskipun membutuhkan audit fee yang tinggi. Hal ini berarti perusahaan yang pertumbuhannya tinggi akan lebih rendah melakukan pergantian KAP. Variabel pertumbuhan perusahaan klien dalam penelitian ini dihitung dengan menggunakan rasio pertumbuhan perusahaan klien yaitu penjualan bersih sekarang dikurangi dengan penjualan bersih tahun, kemudian dibagi dengan total aset.

Rasio pertumbuhan perusahaan klien dapat dirumuskan sebagai berikut:

Penjualan bersiht-penjualan bersiht-1

dS =

TA

Dimana:

dS = Rasio Pertumbuhan perusahaan klien.

TA = Total asset.

Penjualan Bersih t = Penjualan Bersih sekarang.


(60)

43 f. Perubahan ROA

ROA adalah rasio mengenai jumlah laba bersih yang diperoleh perusahaan dibandingkan dengan total aset yang dimiliki perusahaan. ROA merupakan salah satu rasio yang paling sering digunakan oleh investor untuk melihat kinerja perusahaan. Variabel perubahan ROA dalam perusahaan ini diukur dengan rumus sebagai berikut:

ROAt- ROAt-1

ROA =

ROAt-1

g. Ukuran Perusahaan Klien

Ukuran perusahaan merupakan suatu skala di mana dapat diklasifikasikan besar kecil perusahaan berdasarkan total aset. Semakin besar total aset perusahaan menunjukkan bahwa ukuran perusahaan semakin besar. Akan tetapi, sebaliknya, semakin kecil nilai total aset perusahaan menunjukkan bahwa ukuran perusahaan semakin kecil. Perusahaan klien dikatakan besar salah satunya karena kompleksitas usaha dan peningkatan pemisahan antara manajemen dan kepemilikan, sehingga menimbulkan permintaan yang sangat tinggi bagi perusahaan audit independen untuk mengurangi biaya keagenan (Watts dan Zimmerman, 1986:324). Variabel ukuran perusahaan klien dalam penelitian ini dihitung dengan menggunakan rasio ukuran perusahaan klien yaitu logaritma natural atas total asset perusahaan (Nasser et. al., 2006:6).


(61)

44 Variabel dan skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian disajikan secara ringkas pada tabel di bawah ini:

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel Penelitian

No Variabel Jenis

Variabel

Indikator Skala

Pengukuran 1 Pergantian KAP Dependen Variabel dummy, diberikan

nilai 1 jika perusahaan melakukan pergantian KAP, nilai 0 jika tidak melakukan pergantian KAP

Nominal

2 Opini Audit Independen Variabel dummy, diberikan nilai 1 jika mendapatkan opini selain wajar tanpa pengecualian, nilai 0 jika mendapatkan opini wajar tanpa pengecualian

Nominal

3 Pergantian Manajemen

Independen Variabel dummy, diberikan nilai 1 jika perusahaan melakukan pergantian manajemen, nilai 0 jika tidak melakukan pergantian manajemen

Nominal

4 Reputasi Auditor Independen Variabel dummy, jika perusahaan diaudit oleh KAP big four maka diberikan nilai 1, jika perusahaan diaudit oleh KAP non big four maka diberikan nilai 0

Nominal

5 Financial Distress Independen Variabel dummy, diberikan nilai 1 jika perusahaan mengalami laba negatif selama dua tahun berturut-turut, nilai 0 jika tidak mengalami.


(62)

45 Tabel 3.1 (Lanjutan)

6 Tingkat

Pertumbuhan Klien

Independen Net salest– NetSalest-1

dS=

Net Salest-1

Rasio

7 Perubahan ROA Independen ROAt – ROAt-1 ROA=

ROAt-1

Rasio

8 Ukuran Perusahaan Klien

Independen Menggunakan logaritma natural dari total aset perusahaan

Rasio


(63)

46 BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Deskripsi Objek Penelitian

Populasi pada penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dalam periode 2006-2011. Perusahaan-perusahaan tersebut telah terdaftar di BEI sebelum 1 Januari 2006 dan selama periode tersebut tidak keluar dari Bursa Efek Indonesia atau mengalami delisting. Industri manufaktur dipilih karena merupakan industri yang memiliki jumlah perusahaan yang paling banyak terdaftar di BEI dibandingkan jenis industri lain. Fokus penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh dari opini audit, pergantian manajemen, reputasi auditor, financial distress, tingkat pertumbuhan perusahaan, perubahan ROA, dan ukuran perusahaan klien terhadap pergantian KAP dalam industri manufaktur.

Alasan peneliti menggunakan data dari laporan keuangan dan laporan tahunan mulai dari tahun 2006-2011 adalah karena pada rentang waktu 2006-2011, meskipun terjadi krisis ekonomi dunia, Indonesia tidak terkena dampak langsung dari krisis tersebut. Sehingga perekonomian Indonesia dapat dibilang cukup stabil dan tidak terjadi perubahan yang ekstrem dalam perekonomian Indonesia, khususnya di bidang industri manufaktur. Selain itu, pemilihan rentang waktu 2006-2011 juga


(64)

47 menyediakan data keuangan perusah`aan yang berkaitan dengan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 17/PMK.01/2008 yang merupakan revisi dari Keputusan Menteri

Keuangan Nomor 359/KMK.06/2003 pasal 2 tentang “Jasa Akuntan Publik”. Peraturan Menteri ini menyatakan bahwa pemberian jasa audit

umum menjadi enam tahun berturut-turut oleh kantor akuntan publik dan tiga tahun berturut-turut oleh akuntan publik kepada satu klien yang sama. Meskipun rentang waktu yang digunakan mulai dari tahun 2006, namun data keuangan yang digunakan seluruhnya dalam penelitian ini mulai dari tahun 2007 hingga 2011. Penggunaan data keuangan tahun 2006 hanya sebagai pelengkap saja, di mana pada beberapa variabel dibutuhkan data yang berasal dari tahun t-1, seperti pertumbuhan perusahaan klien dan perubahan ROA.

Tabel 4.1

Tahap Pemilihan Sampel

Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI dari tahun 2006-2011 125

Laporan keuangan yang tidak lengkap 23

Perusahaan tidak melakukan kegiatan penjualan dalam periode 2006-2011 1 Perusahaan memakai US Dollar sebagai mata uang pelaporan 4

Jumlah perusahaan yang tidak mengganti KAP 56

Jumlah perusahaan yang menjadi sampel 41

Tahun pengamatan 5

Jumlah sampel total penelitian 205


(65)

48 Jumlah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2006-2010 berjumlah 125 perusahaan. Dari 125 perusahaan manufaktur tersebut terdapat 23 perusahaan yang tidak menerbitkan laporan keuangan secara lengkap, 1 perusahaan yang tidak melakukan kegiatan penjualan secara dua tahun berturut-turut, empat perusahaan yang menggunakan US Dollar sebagai mata uang pelaporan, dan 56 perusahaan yang tidak melakukan pergantian KAP selama periode penelitian. Sehingga perusahaan manufaktur yang dijadikan sampel adalah sebanyak 41 perusahaan. Sedangkan total pengamatan yang dijadikan sampel penelitian ini adalah sebanyak 205 pengamatan.

2. Deskripsi Sampel Penelitian

Dalam penelitian ini sampel dipilih dengan metode purposive sampling dengan menggunakan kriteria-kriteria yang telah ditentukan. Sampel dipilih dari perusahaan yang menyajikan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, seperti opini audit atas laporan keuangan, nilai penjualan bersih yang dilakukan perusahaan, ROA yang dihasilkan oleh perusahaan, total aset yang dimiliki perusahaan, dan nama KAP yang mengaudit laporan keuangan perusahaan.


(66)

49 Ringkasan sampel penelitian disajikakan dalam tabel di bawah ini.

Tabel 4.2

SubSektor Industri Sampel Penelitian

No Sub Sektor Industri Jumlah

1 Adhesive 1

2 Animal Feed 1

3 Apparel & Other Product 4

4 Automotive & Allied Product 3

5 Cables 1

6 Cement 1

7 Chemical & Allied Products 4

8 Food & Beverages 3

9 Fabricated Metal 1

10 Lumber & Wood Products 1

11 Metal & Allied Products 7

12 Paper & Allied Products 1

13 Plastics & Glass Products 3

14 Pharmaceuticals 5

15 Stone, Clay, and Concrete Products 1

16 Textile Mill 3

17 Tobacco Manufacturer 1

Jumlah Perusahaan 41

Jumlah Tahun Penelitian 5

Jumlah Seluruh Sampel 205

Sumber: Hasil data olahan

Pada tabel di bawah ini, dapat dilihat bahwa sampel yang terpilih tersebar secara acak dan hampir merata pada 17 sub sektor industri. Perusahaan yang paling banyak berasal dari Metal & Allied Products yaitu sebanyak 7 perusahaan atau sekitar 17,07%.


(67)

50 Tabel 4.3

Distribusi Sampel Berdasarkan Sub Sektor Industri

Sumber: Hasil data olahan B. Analisis dan Pembahasan

Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan model regresi logistik (logistic regression). Tujuannya adalah untuk memperoleh gambaran yang menyeluruh mengenai pengaruh variabel independen (opini audit, pergantian manajemen, reputasi auditor, financial distress, tingkat pertumbuhan perusahaan, perubahan ROA, dan ukuran perusahaan klien) terhadap variabel dependen yaitu pergantian KAP.

No Sub Sektor Industri Jumlah Persentase

1 Adhesive 1 2,44

2 Animal Feed 1 2,44

3 Apparel & Other Product 4 9,76

4 Automotive & Allied Product 3 7,32

5 Cables 1 2,44

6 Cement 1 2,44

7 Chemical & Allied Products 4 9,76

8 Food & Beverages 3 7,32

9 Fabricated Metal 1 2,44

10 Lumber & Wood Products 1 2,44

11 Metal & Allied Products 7 17,07

12 Paper & Allied Products 1 2,44

13 Plastics & Glass Products 3 7,32

14 Pharmaceuticals 5 12,20

15 Stone, Clay, and Concrete Products 1 2,44

16 Textile Mill 3 7,32


(68)

51 1. Hasil Uji Statistik Deskriptif

Berdasarkan hasil uji statistik deskriptif, diperoleh data yang merupakan hasil perkalian dari jumlah sampel perusahaan yang berjumlah 41 perusahaan dengan jumlah periode tahun penelitian yang berjumlah 5 tahun, sehingga menghasilkan data penelitian sebesar 205 data penelitian.

Tabel 4.4 Statistik Deskriptif

T t a T T

Sumber: Hasil output SPSS

Tabel 4.4 menunjukkan statistik deskriptif masing-masing variabel penelitian. Berdasarkan Tabel 4.4, hasil analisis dengan menggunakan statistik deskriptif terhadap opini audit (OA) menunjukkan nilai minimum sebesar 0, nilai maksimum sebesar 1 dengan rata-rata sebesar 0,61 dan standar deviasi 0,491. Hasil analisis dengan menggunakan statistik deskriptif terhadap pergantian manajemen (PM) menunjukkan

N Minimum Maximum Mean

Std. Deviation

OA 205 0.00 1.00 0.61 0.4901

PM 205 0.00 1.00 0.14 0.3443

RA 205 0.00 1.00 0.23 0.4245

FD 205 0.00 1.00 0.09 0.2907

TPK 205 -3.91 1.90 0.08 0.4956

DROA 205 -35.30 96.25 0.66 7.9989

LnTA 205 23.30 30.61 27.10 1.2733


(69)

52 nilai minimum sebesar 0, nilai maksimum sebesar 1 dengan rata-rata sebesar 0,14 dan standar deviasi 0,344.

Hasil analisis dengan menggunakan statistik deskriptif terhadap reputasi auditor (RA) menunjukkan nilai minimum sebesar 0, nilai maksimum sebesar 1 dengan rata-rata sebesar 0,23 dan standar deviasi 0,425. Hasil analisis dengan menggunakan statistik deskriptif terhadap financial distress (FD) menunjukkan nilai minimum sebesar 0, nilai maksimum sebesar 1 dengan rata-rata sebesar 0,09 dan standar deviasi 0,291.

Hasil analisis dengan menggunakan statistik deskriptif terhadap tingkat pertumbuhan perusahaan klien (TPK) menunjukkan nilai minimum sebesar -3,915, nilai maksimum sebesar 1,90 dengan rata-rata sebesar 0,076 dan standar deviasi 0,496. Hasil analisis dengan menggunakan statistik deskriptif terhadap perubahan ROA (DROA) menunjukkan nilai minimum sebesar -35,30, nilai maksimum sebesar 96,25 dengan rata-rata sebesar 0,662 dan standar deviasi 7,998.

Hasil analisis dengan menggunakan statistik deskriptif terhadap ukuran perusahaan klien (LnTA) menunjukkan nilai minimum sebesar 23,30, nilai maksimum sebesar 30,61 dengan rata-rata sebesar 27,099 dan standar deviasi 1,273. Hasil analisis dengan menggunakan statistik deskriptif terhadap pergantian KAP (PKAP) menunjukkan nilai minimum sebesar 0, nilai maksimum sebesar 1 dengan rata-rata sebesar 0,317 dan standar deviasi 0,466.


(1)

94

Block 1: Method = Enter

Iteration Historya,b,c,d

Iteration -2 Log likelihood

Coefficients

Constant Opinion ManChanges Reputation Distress Growth DROA LnTA

Step 1 1 236.621 -.087 .727 -.157 -.418 .718 .042 .034 -.039

2 234.815 -.550 .916 -.215 -.584 .826 .045 .059 -.029

3 234.701 -.666 .934 -.227 -.606 .859 .039 .071 -.025

4 234.701 -.659 .935 -.227 -.607 .859 .039 .072 -.026

5 234.701 -.659 .935 -.227 -.607 .859 .039 .072 -.026

a. Method: Enter

b. Constant is included in the model.

c. Initial -2 Log Likelihood: 256,104

d. Estimation terminated at iteration number 5 because parameter estimates changed by less than ,001.

Omnibus Tests of Model Coefficients

Chi-square df Sig.

Step 1 Step 21.403 7 .003

Block 21.403 7 .003


(2)

95

Model Summary

Step -2 Log likelihood

Cox & Snell R Square

Nagelkerke R Square

1 234.701a .099 .139

a. Estimation terminated at iteration number 5 because parameter estimates changed by less than ,001.

Hosmer and Lemeshow Test

Step Chi-square df Sig.

1 4.938 8 .764

Contingency Table for Hosmer and Lemeshow Test

AuditChanges = No Changes AuditChanges = Changes

Total Observed Expected Observed Expected

Step 1 1 19 18.507 2 2.493 21

2 19 17.303 2 3.697 21

3 16 16.653 5 4.347 21

4 14 16.358 7 4.642 21

5 15 15.613 6 5.387 21


(3)

96

7 13 12.738 8 8.262 21

8 11 12.494 10 8.506 21

9 12 11.283 9 9.717 21

10 5 5.698 11 10.302 16

Classification Tablea

Observed

Predicted

AuditChanges

Percentage Correct No Changes Changes

Step 1 AuditChanges No Changes 132 8 94.3

Changes 52 13 20.0

Overall Percentage 70.7


(4)

97

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

95% C.I.for EXP(B)

Lower Upper

Step 1a Opinion .935 .361 6.698 1 .010 2.547 1.255 5.172

ManChanges -.227 .497 .210 1 .647 .797 .301 2.108

Reputation -.607 .455 1.778 1 .182 .545 .224 1.330

Distress .859 .567 2.300 1 .129 2.362 .778 7.171

Growth .039 .350 .012 1 .912 1.039 .523 2.065

DROA .072 .042 2.976 1 .085 1.075 .990 1.167

LnTA -.026 .139 .034 1 .855 .975 .742 1.281

Constant -.659 3.727 .031 1 .860 .518

a. Variable(s) entered on step 1: Opinion, ManChanges, Reputation, Distress, Growth, DROA, LnTA.

Correlation Matrix

Constant Opinion ManChanges Reputation Distress Growth DROA LnTA

Step 1 Constant 1.000 .125 .003 .272 -.234 .086 -.102 -.997

Opinion .125 1.000 -.066 .160 -.205 -.027 -.006 -.189

ManChanges .003 -.066 1.000 -.198 -.189 -.074 -.045 -.007


(5)

98

Distress -.234 -.205 -.189 .034 1.000 .131 .224 .229

Growth .086 -.027 -.074 -.100 .131 1.000 -.104 -.088

DROA -.102 -.006 -.045 -.029 .224 -.104 1.000 .096

LnTA -.997 -.189 -.007 -.297 .229 -.088 .096 1.000

Step number: 1

Observed Groups and Predicted Probabilities

20 + + | | | C C | F | C C | R 15 + C C + E | CC CC | Q | NC CC | U | NN CNC | E 10 + NN CNC + N | NN CNC | C | N CNNCN C CNNCC | Y | N CNNCN C NNNNC | 5 + NN NNNCN N NNNNCC + | CNNNN NNNCNCN NNNNNN C | | NNNNN NNNNNNNNNNN C C NNNNNNNNCN NC CCCN | | NNNNNNNNNNNNNNNNNN NNNC N NNNNNNNNNNCN C C NCNN NCNN C C| Predicted ---+---+---+---+---+---+---+---+---+--- Prob: 0 ,1 ,2 ,3 ,4 ,5 ,6 ,7 ,8 ,9 1 Group: NNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCC


(6)

99

Predicted Probability is of Membership for Changes The Cut Value is ,50

Symbols: N - No Changes C - Changes

Each Symbol Represents 1,25 Cases.

Casewise Listb

Case Selected Statusa

Observed

Predicted Predicted Group

Temporary Variable

AuditChanges Resid ZResid

47 S C** .104 N .896 2.932

76 S C** .122 N .878 2.688

a. S = Selected, U = Unselected cases, and ** = Misclassified cases.


Dokumen yang terkait

Pengaruh Diferensiasi Kualitas Audit, Kesulitan Keuangan Perusahaan dan Opini Audit Terhadap Pergantian Kantor Akuntan Publik (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Periode 2008-2011)

0 9 123

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERGANTIANKANTOR AKUNTAN PUBLIK PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERGANTIAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 8 15

ANALISIS KEPUTUSAN PERUSAHAAN MANUFAKTUR DALAM MELAKUKAN PERGANTIAN KANTOR AKUNTAN Analisis Keputusan Perusahaan Manufaktur Dalam Melakukan Pergantian Kantor Akuntan Publik (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Periode 2012-2014

0 5 17

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERGANTIAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK (KAP) PADA PERUSAHAAN Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pergantian Kantor Akuntan Publik (KAP) Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (Bei) Period

1 7 18

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERUSAHAAN DI INDONESIA UNTUK MELAKUKAN PERGANTIAN KANTOR Analisis faktor yang mempengaruhi perusahaan Di indonesia untuk melakukan pergantian kantor akuntan publik (studi empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaf

0 2 17

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERUSAHAAN DI INDONESIA UNTUK MELAKUKAN PERGANTIAN KANTOR Analisis faktor yang mempengaruhi perusahaan Di indonesia untuk melakukan pergantian kantor akuntan publik (studi empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaf

0 4 17

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERGANTIAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pergantian Kantor Akuntan Publik Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesi

0 2 17

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERGANTIAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pergantian Kantor Akuntan Publik Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.

0 4 17

ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERGANTIAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Pergantian Kantor Akuntan Publik ( Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia).

0 2 17

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERGANTIAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pergantian Kantor Akuntan Publik Pada Perusahaan Manufaktur Di Indonesia.

0 0 13