URGENSI PERJANJIAN EKSTRADISI NEGARA-NEGARA ASEAN DALAM RANGKA PENANGGULANGAN KEJAHATAN TRANSNASIONAL DITINJAU DARI HUKUM INTERNASIONAL.

URGENSI PERJANJIAN EKSTRADISI NEGARA-NEGARA ASEAN
DALAM RANGKA PENANGGULANGAN TINDAK KEJAHATAN
TRANSNASIONAL DITINJAU DARI HUKUM INTERNASIONAL
Rendy Ilyandi
110111090098
Ekstradisi merupakan salah satu bentuk perjanjian
internasional yang dilakukan oleh negara yang satu dengan negara
lain yang dapat dilakukan secara bilateral maupun multilateral yang
bertujuan untuk menanggulangi kejahatan lintas negara.
ASEAN telah membentuk ASEAN Mutual Legal Assistance
Treaty yaitu perjanjian antara negara-negara ASEAN mengenai
bantuan timbal balik dalam masalah pidana. Namun perjanjian ini
belum cukup untuk menanggulangi tindak kejahatan transnasional.
Ekstradisi diantara negara-negara ASEAN dibutuhkan untuk
melengkapi MLA dalam hal menanggulangi tindak kejahatan
transnasional. Gagasan ekstradisi diantara negara ASEAN ditolak
oleh Myanmar dan Singapura.
Metode dan penelitian yang digunakan adalah yuridis
normatif, melalui pendekatan ini penulis mencari data dari berbagai
informasi dengan cara mengumpulkan, mempelajari, dan menelaah
berbagai pustaka yang berkaitan dengan yang berhubungan pada

kejahatan transnasional dan ekstradisi.Hasil dari penelitian ini
menunjukan bahwa Indonesia dan negara-negara ASEAN telah
melakukan tindakan-tindakan guna menanggulangi tindak
kejahatan transnasional diantaranya ekstradisi baik itu dengan
sesama negara ASEAN maupun negara di luar anggota ASEAN.
Ekstradisi memiliki banyak kelebihan dibanding kerjasama di
bidang pidana internasional lain. Untuk itu, urgensi pembentukan
perjanjian ekstradisi diantara negara-negara ASEAN perlu
diwujudkan karena kerjasama penanggulangan tindak kejahatan
transnasional yang ada selama ini belum cukup untuk
menanggulangi tindak kejahatan transnasional.

The Urgency of Extradition in ASEAN Countries in Form of
Combating Transnational Crime Based on International Law
Rendy Ilyandi
110111090098
Extradition is one of international agreement made by the
country with another country that can be done both bilateral and
multilateral, which aims to combat transnational crime.
ASEAN has established the ASEAN Mutual Legal Assistance

Treaty that is an agreement between ASEAN countries regarding
mutual assistance in criminal matters between ASEAN countries.
But this agreement is not enough to cope with transnational crime.
Extradition is needed among ASEAN countries to complete the
MLA in combating transnational crime. The idea of extradition
between ASEAN was rejected by Myanmar and Singapore.
The research method that used in this final assignment is the
juridical normative. With this method, the authors find data from
different information by collecting, studying, and examines the
literature relating to transnational crime and extradition. The results
of this study indicate this study indicate that Indonesia and ASEAN
countries have committed acts to counter transnational crime
including both extradition with other countries outside the ASEAN
and ASEAN member countries. Extradition has many advantages
over international cooperation in another criminal. To that end, the
urgency of the formation of an extradition treaty between the
ASEAN countries need to be realized as a crime prevention
partnership transnational that there has not been enough to combat
transnational crime.