PENDAFTARAN TANAH PUSAKO TINGGI DILINGKUNGAN ADAT MINANGKABAU DIHUBUNGKAN DENGAN PERATURAN PEMERINTAH NO 24 TAHUN 1997 TENTANG PENDAFTARAN TANAH DAN PERATURAN DAERAH SUMATERA BARAT NO 16 TAHUN 2008.

ABSTRAK
PENDAFTARAN TANAH PUSAKO TINGGI DILINGKUNGAN ADAT
MINANGKABAU DIHUBUNGKAN DENGAN PERATURAN
PEMERINTAH NO 24 TAHUN 1997 TENTANG PENDAFTARAN TANAH
DANPERATURAN DAERAH SUMATERA BARAT NO 16 TAHUN 2008
TENTANG TANAH ULAYAT DAN PEMANFAATANNYA
Rio WIrananda
110110110204
Tanah penting bagi kehidupan manusia dan semakin
berkembangnya kehidupan antar sesama manusia, maka perlunya
penataan dan penertiban di bidang pertanahan agar fungsi tanah dapat
dimanfaatkan bagi kepentingan seluruh rakyat di dalam wilayah yang
bersangkutan. Sumatera Barat sebagai daerah yang masih banyak tanah
ulayat selaras dengan itu Pemerintah provinsi Sumatera Barat dan Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah telah menerbitkan Peraturan Daerah Nomor 16
Tahun 2008 Tentang Tanah Ulayat dan Pemanfaatannya (Perda TUP).
Tujuan penlitian ini untuk mengetahui bagaimana proses pendaftaran
tanah ulayat di kota Padang sesuai dengan Perda TUP jo PP No 24
Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah juga untuk mengetahui
penyelesaian sengketa
akibat dari adanya pendaftaran tanah

berdasarkan hukum adat Minangkabau.
Metode yang gunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan metode pendekatan yuridis normatif, metode yuridis
normatif dilakukan dengan meneliti data sekunder berupa bahan primer
yang ditunjang dengan wawancara terhadap BPN kota Padang dan
Instansi adat Minangkabau terkait, dengan spesifikasi penelitian deskriptif
analitis yang dilakukan dengan tahap pengumpulan data berupa studi
kepustakaan dan studi lapangan.
Tanah Ulayat di Minangkabau masih ada sampai saat sekarang ini
dan mengalami perkembangan sesuai perkembangan zaman dibuktikan
dengan adanya hukum positif yang mengaturnya, berdasarkan analisis
dan penelitian dari pembahasan pendaftaran pusako tinggi harus
mendapatkan persetujuan dari ninik mamak kepala waris, setelah itu baru
mengikuti prosedur yang telah ada di Kantor Pertanahan Kota Padang
dan dapat diketahui pula bahwa adanya penggabungan mekanisme adat
dan mekanisme menurut PP No 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran
Tanah dan dalam penyelesaian sengketa masyarakat lebih
mengedepankan proses non-litigasi.