Permohonan Pendaftaran Tanah Yang Dilakukan Oleh Bukan Pemilik Dihubungkan Dengan Peraturan Pemerintah No 24 Tahun 1997 Tentang Pendaftaran Tanah.
TINJAUAN YURIDIS TENTANG PERMOHONAN PENDAFTARAN
TANAH YANG DILAKUKAN OLEH BUKAN PEMILIK DIHUBUNGKAN
DENGAN PERATURAN PEMERINTAH NO 24 TAHUN 1997 TENTANG
PENDAFTARAN TANAH
Ady Pradana Bachrum
110110090340
ABSTRAK
Negara Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alamnya.
Indonesia juga memiliki tanah yang sangat subur,sehingga kehidupan masyarakat
Indonesia, termasuk juga bidang perekonomiannya sebagian besar bergerak dalam
bidang pertanian (agraria). Oleh karena itu, fungsi bumi (tanah), air, dan ruang
angkasa dan semua yang terkandung didalamnya sangatlah penting bagi
kelangsungan kehidupan Bangsa Indonesia dan juga sebagai sarana pokok dalam
pembangunan menuju masyarakat yang adil dan makmur.
Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti dalam tulisan ini adalah
metode pendekatan yuridis normatif, yaitu suatu metode hukum yang dilakukan
dengan meneliti bahan pustaka dan data sekunder sebagai data utama dan
didukung oleh penelitian lapangan. Pemaparan permasalahan yang digunakan
adalah deskriptif analitis, yaitu metode analisis data yang menyeleksi data yang
diperoleh dari penelitian lapangan menurut kualitas dan kebenarannya, kemudian
dihubungkan dengan teori-teori, asas-asas, dan kaidah-kaidah hukum tentang
pendaftaran tanah.
Permohonan pendaftaran tanah yang dilakukan oleh bukan pemilik dapat
dilakukan dengan melihat Pasal 24 Ayat (2) Peraturan Pemerintah No.24 Tahun
1997 Tentang Pendaftaran Tanah, bahwa pemohon telah menguasai fisik bidang
tanah selama lebih dari 20 tahun berturut-turut dengan itikad baik, tidak
dipermasalahkan oleh masyarakat sekitar, tidak dalam sengketa dan tanah tersebut
adalah tanah negara bebas. Selanjutnya, penyelesaian masalah pendaftaran tanah
yang dilakukan oleh bukan pemilik adalah para pihak harus dapat membuktikan
masing-masing pembuktiannya agar hakim dapat menilai seberapa kuat alat
pembuktian yang diberikan oleh masing-masing pihak. Terhadap pemilik
terdahulu diberikan kompensasi untuk mengganti rugi. Apabila pemilik terdahulu
dapat membuktikan sebaliknya dengan kuat maka sertifikat tanah dapat
dibatalkan. Namun apabila tidak dapat membuktikan maka hakim memutus
perkara sesuai dengan alat pembuktian masing-masing pihak dan sertifikat tanah
tersebut adalah sah dan berharga. Hakim sangat menentukan penyelesaian
permasalahan tersebut.
Kata kunci: pendaftaran tanah, bukan pemilik
iv
TANAH YANG DILAKUKAN OLEH BUKAN PEMILIK DIHUBUNGKAN
DENGAN PERATURAN PEMERINTAH NO 24 TAHUN 1997 TENTANG
PENDAFTARAN TANAH
Ady Pradana Bachrum
110110090340
ABSTRAK
Negara Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alamnya.
Indonesia juga memiliki tanah yang sangat subur,sehingga kehidupan masyarakat
Indonesia, termasuk juga bidang perekonomiannya sebagian besar bergerak dalam
bidang pertanian (agraria). Oleh karena itu, fungsi bumi (tanah), air, dan ruang
angkasa dan semua yang terkandung didalamnya sangatlah penting bagi
kelangsungan kehidupan Bangsa Indonesia dan juga sebagai sarana pokok dalam
pembangunan menuju masyarakat yang adil dan makmur.
Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti dalam tulisan ini adalah
metode pendekatan yuridis normatif, yaitu suatu metode hukum yang dilakukan
dengan meneliti bahan pustaka dan data sekunder sebagai data utama dan
didukung oleh penelitian lapangan. Pemaparan permasalahan yang digunakan
adalah deskriptif analitis, yaitu metode analisis data yang menyeleksi data yang
diperoleh dari penelitian lapangan menurut kualitas dan kebenarannya, kemudian
dihubungkan dengan teori-teori, asas-asas, dan kaidah-kaidah hukum tentang
pendaftaran tanah.
Permohonan pendaftaran tanah yang dilakukan oleh bukan pemilik dapat
dilakukan dengan melihat Pasal 24 Ayat (2) Peraturan Pemerintah No.24 Tahun
1997 Tentang Pendaftaran Tanah, bahwa pemohon telah menguasai fisik bidang
tanah selama lebih dari 20 tahun berturut-turut dengan itikad baik, tidak
dipermasalahkan oleh masyarakat sekitar, tidak dalam sengketa dan tanah tersebut
adalah tanah negara bebas. Selanjutnya, penyelesaian masalah pendaftaran tanah
yang dilakukan oleh bukan pemilik adalah para pihak harus dapat membuktikan
masing-masing pembuktiannya agar hakim dapat menilai seberapa kuat alat
pembuktian yang diberikan oleh masing-masing pihak. Terhadap pemilik
terdahulu diberikan kompensasi untuk mengganti rugi. Apabila pemilik terdahulu
dapat membuktikan sebaliknya dengan kuat maka sertifikat tanah dapat
dibatalkan. Namun apabila tidak dapat membuktikan maka hakim memutus
perkara sesuai dengan alat pembuktian masing-masing pihak dan sertifikat tanah
tersebut adalah sah dan berharga. Hakim sangat menentukan penyelesaian
permasalahan tersebut.
Kata kunci: pendaftaran tanah, bukan pemilik
iv