PENDAHULUAN Hubungan Lama Menderita Hipertensi Dengan Tingkat Kecemasan Pada Lansia Di Desa Praon Nusukan Surakarta.

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Data yang tercatat dari hasil survei kesehatan nasional yang dilakukan
pada tahun 2013, lansia keseluruhan yang ada di Indonesia terdapat 20,04 juta
orang atau terdapat sekitar 8,05% dari total penduduk yang ada di Indonesia.
Persentase untuk penduduk usia lebih dari 60 tahun sebesar 8,05%, usia lebih
dari 70 sebesar 3,15%, dan usia lebih dari 80 tahun sebesar 0,85% (BPS,
2013).
Peningkatan jumlah lansia di Indonesia tentunya perlu mendapat perhatian
yang serius dari pemerintah berkaitan dengan pelayanan sosial dan pelayanan
kesehatan terkait dengan proses menua. Lansia membutuhkan perhatian
khusus dalam kesehatan, kemandirian, perawatan, dan penghargaan. Alasan
lansia membutuhkan perhatian khusus dikarenakan masalah pada lansia
dimasukkan ke dalam “Empat Besar” penderitaan geriatrik yaitu mempunyai
masalah yang kompleks, tidak ada pengobatan sederhana, penurunan
kemandirian, dan membutuhkan bantuan orang lain dalam perawatan (Jafar,
dkk., 2011).
Penyakit yang mengiringi proses penuaan terhadap lansia, salah satunya
adalah hipertensi. Hipertensi merupakan keadaan dimana tekanan darah dalam

tubuh secara tetap berada diatas 140/90 mmHg (Raymond, 2010). Hipertensi
dapat digolongkan sebagai ringan, sedang, dan berat, berdasarkan dari tekanan
diastole. Hipertensi dikatakan ringan apabila tekanan darah

1

diastole

2

95-104 mmHg, hipertensi dikatakan sedang jika tekanan diastolenya 105-114
mmHg, sedangkan hipertensi berat ketika tekanan diastolenya lebih dari 115
mmHg.
Sekitar 60% hipertensi pada usia lanjut adalah hipertensi sistolik terisolasi
dimana terdapat kenaikan tekanan darah sistolik disertai penurunan tekanan
darah diastolik, yang selisih tekanan ini terbukti sebagai penyebab tingginya
angka kematian dan kesakitan. Selisih dari tekanan darah sistolik dan tekanan
darah diastolik yang disebut tekanan nadi, terbukti sebagai penyebab tingginya
angka kematian dan kesakitan. Sedangkan peningkatan tekanan darah sistolik
disebabkan terutama karena kekakuan arteri (Suratini, 2013).

Pada tahun 2013 hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan salah satu
penyebab utama penyakit jantung dan stroke. Pada setiap tahunya hipertensi
penyebab kematian pada angka 9,4 juta orang yang diakibatkan penyakit
jentung dan stroke, dan apabila di gabungkan, penyakit jantung dan stroke ini
merupakan penyebab penyakit mematikan nomor satu di dunia. Hipertensi
juga mempengaruhi adanya risiko gagal ginjal, dan lebih banyak lagi kondisikondisi lainya. Hipertensi sering kali terjadi bersama dengan faktor risiko
lainya seperti hanya obesitas, diabetes, dan kolestrol tinggi yang kerap
meningkatkan risiko kesehatan (WHO, 2013).
Apabila penyakit hipertensi ini tidak terkontrol, organ target akan
terserang, maka menyebabkan serangan jantung, stroke, dan gangguan ginjal.
Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
(P2PL), dilakukan pengelompokan penyakit tidak menular menurut enam

3

kelompok penyakit sebagai berikut: Kanker, Diabetes mellitus, jantung,
hipertensi, PPOK dan asma. Dari data tahun 2010 tampak persentase kasus
baru rawat jalan enam kelompok penyakit tidak menular (PTM) terhadap
seluruh kasus baru rawat jalan mengalami sedikit penurunan dari tahun 2009
dan 2010. Hipertensi menjadi kasus terbanyak dan diikuti oleh penyakit

Jantung dan Diabetes Melitus, baik tahun 2009 dan 2010 (Depkes, 2012).
Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota Surakarta
pada tahun 2012 didapatkan data 10 besar pola penyakit rawat jalan di
puskesmas kota Surakarta yang merupakan peringkat pertama adalah essential
(primary) hipertension yang berjumlah 65.227 orang dengan persentase
9.01%. sedangkan jumlah lansia berusia lebih dari 60 tahun berdasarkan data
Badan Pusat Statistik Kota Surakarta tahun 2012 adalah 40.515 lansia yang
terdiri dari jenis kelamin laki laki sebanyak 16.729 lansia dan jenis kelamin
perempuan sejumlah 23.786 lansia. Data yang ada pada kasus penyakit tidak
menular di puskesmas dan rumah sakit kota Surakarta tahun 2012 berdasarkan
angka hipertensi yang merupakan angka yang besar salah satunya adalah
terdapat di Puskesmas Nusukan yang memiliki angka hipertensi 5.129
penderita (Dinkes Kota Surakarta, 2012).
Penyakit yang termasuk dalam penyakit degeneratif ini rata – rata di derita
pada orang dewasa dan lansia. Berdasarkan survey data di Puskesmas
Nusukan Surakarta angka hipertensi mencapai 40% dari jumlah total lansia
sebanyak 223 lansia di Desa Praon. Tercatat sebanyak 87 lansia yang
menderita hipertensi di Desa Praon Nusukan Surakarta.

4


Seorang penderita hipertensi mungkin akan menjadi cemas disebabkan
penyakit hipertensi yang cenderung memerlukan pengobatan yang relatif
lama, terdapat risiko komplikasi dan dapat memperpendek usia. Kecemasan
dapat didefinisikan gangguan alam perasaan yang ditandai dengan perasaan
ketakutan atau kekhawatiran yang mendalam dan berkelanjutan, tidak
mengalami gangguan dalam menilai kenyataan, kepribadian masih tetap utuh
atau tidak mengalami keretakan kepribadian normal (Hawari, 2013).
Berdasarkan hasil latar belakang diatas peneliti ingin mengetahui
hubungan lama menderita hipertensi dengan tingkat kecemasan pada lansia di
Desa Praon Nusukan Surakarta.

B. Rumusan Masalah
Adakah hubungan lama menderita hipertensi dengan tingkat kecemasan
pada lansia di Desa Praon Nusukan Surakarta

C. Tujuan Penel itian
1. Tujuan umum.
Untuk mengetahui hubungan lama menderita hipertensi dengan
tingkat kecemasan pada lansia di Desa Praon Nusukan Surakarta

2. Tujuan khusus.
1. Mengetahui gambaran karakteristik responden yang mengalami
hipertensi
2. Mengetahui gambaran kecemasan pada responden yang mengalami
hipertensi

5

3. Mengetahui tingkat kecemasan pada responden dengan hipertensi yang
di alaminya.
4. Mengetahui hubungan lama menderita hipertensi dengan tingkat
kecemasan pada responden

D. Manfaat Penelitian
1. Bagi institusi pendidikan
Hasil ini diharapkan bermanfaat untuk institusi pendidikan untuk lebih
menambah wawasan terhadap penyakit yang tergolongkan rawan di
masyarakat yaitu hipertensi.
2. Bagi profesi
Bagi ilmu keperawatan hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat

bagi khasanah keilmuan dibidang keperawatan serta dapat mendalami
pengetahuan tentang hipertensi yang terjadi di masyarakat dan sebagai
masukan untuk profesi dalam pengembangan ilmu keperawatan tentang
penyakit hipertensi.
3. Bagi peneliti
Penelitian tersebut akan sangat bermanfaat bagi peneliti sebagai
pengalaman dan sebuah kebangaan serta kepuasan tersendiri ketika dapat
memberikan hal yang berarti bagi perkembangan ilmu keperawatan.
4. Bagi Masyarakat
Hasil penelitian akan bermanfaat untuk masyarakat luas khususnya
masyarakat Desa Praon Nusukan Surakarta, diharapkan dapat menambah

6

pengetahuan tentang tekanan darah dan kecemasan yang dapat di
pertahankan dalam kondisi yang baik.
E. Keaslian Penelitian
1. Penelitian Hana Yunita, dan Siti Kusrohmaniah (2004), Berjudul
Hubungan antara manajemen diri dengan tingkat kecemasan pada
penderita hipertensi. Subyek dalam penelitian ini adalah penderita

hipertensi yang berobat ke puskesmas Ngaglik Sleman. Alat ukur yang
digunakan adalah skala kecemasan berdasarkan aspek - aspek yang
dikemukakan oleh Daradjat (1990), Blackburn dan Davidson (1994).
Metode analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan
fasilitas program SPSS versi 10,0 untuk menguji apakah terdapat
hubungan antara manajemen diri dengan tingkat kecemasan. Korelasi
Spearman’s rho menunjukkan korelasi sebesar r = -0,306; p = 0,144 (p >
0,05), yang artinya tidak ada hubungan yang signifikan. Jadi hipotesis
penelitian tidak diterima.
2. Penelitian Suciaty, Dwi dan Nurhayati (2013) berjudul Prevalensi
Hipertensi dan Faktor Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian
Hipertensi pada Lansia di Posyandu Lansia Wilayah Kecamatan Johar
Baru Jakarta Pusat. Desain yang digunakan adalah cross sectional,
penarikan sampel dengan probability proportional to zise (PPS) pada
setiap posyandu. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara konsekutif
sampling sebanyak 75 orang dari dua posyandu lansia yang ada. Hasilnya
prevalensi hipertensi lebih tinggi pada responden yang memiliki tingkat

7


pendidikan leebih rendah yaitu sebesar 65,5% sedangkan prevalensi
hipertensi pada responden dengan tingkat pendidikan tinggi sebesar
52,9%.
Perbedaan penelitian sebelumnya dengan penelitian ini adalah terletak
pada fokus variabel yang diteliti, metode penelitian, sampel dan populasi yang
di gunakan pada penelitian ini yakni di Desa Praon Nusukan Banjarsari
Surakarta.

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA KECEMASAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA Hubungan Antara Kecemasan Dengan Kejadian Hipertensi Pada Lansia Di Panti Sosial Tresna Werdha Puspakarma Mataram.

2 19 17

HUBUNGAN LAMA MENDERITA HIPERTENSI DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA DI DESA PRAON NUSUKAN SURAKARTA Hubungan Lama Menderita Hipertensi Dengan Tingkat Kecemasan Pada Lansia Di Desa Praon Nusukan Surakarta.

0 2 15

HUBUNGAN LAMA MENDERITA HIPERTENSI DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA DI DESA PRAON Hubungan Lama Menderita Hipertensi Dengan Tingkat Kecemasan Pada Lansia Di Desa Praon Nusukan Surakarta.

0 7 14

DAFTAR PUSTAKA Hubungan Lama Menderita Hipertensi Dengan Tingkat Kecemasan Pada Lansia Di Desa Praon Nusukan Surakarta.

0 2 4

GAMBARAN KECEMASAN PADA LANJUT USIA DENGAN PENDERITA DIABETES MELITUS DI Gambaran Kecemasan Pada Lanjut Usia Dengan Penderita Diabetes Melitus Di Posyandu Desa Praon Nusukan Surakarta.

0 2 11

GAMBARAN KECEMASAN PADA LANJUT USIA DENGAN PENDERITA DIABETES MELITUS DI POSYANDU DESA Gambaran Kecemasan Pada Lanjut Usia Dengan Penderita Diabetes Melitus Di Posyandu Desa Praon Nusukan Surakarta.

0 2 16

PENDAHULUAN Gambaran Kecemasan Pada Lanjut Usia Dengan Penderita Diabetes Melitus Di Posyandu Desa Praon Nusukan Surakarta.

0 2 5

HUBUNGAN LAMA TIDUR DENGAN PERUBAHAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA DENGAN HIPERTENSI DI POSYANDU LANSIA DESA KARANG AREN

0 0 11

HUBUNGAN LAMA MENDERITA HIPERTENSI DENGAN KEJADIAN DEMENSIA PADA LANSIA (Di Dusun Pajaran, Desa Peterongan, Kabupaten Jombang) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

0 0 111

HUBUNGAN LAMA MENDERITA HIPERTENSI DENGAN KEJADIAN DEMENSIA PADA LANSIA (Di Dusun Pajaran, Desa Peterongan, Kabupaten Jombang) Puput NurimahHariyonoMaharani Tripuspitasari ABSTRAK - HUBUNGAN LAMA MENDERITA HIPERTENSI DENGAN KEJADIAN DEMENSIA PADA LANSIA (

0 0 9