HUBUNGAN LAMA MENDERITA HIPERTENSI DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA DI DESA PRAON NUSUKAN SURAKARTA Hubungan Lama Menderita Hipertensi Dengan Tingkat Kecemasan Pada Lansia Di Desa Praon Nusukan Surakarta.

(1)

HUBUNGAN LAMA MENDERITA HIPERTENSI DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA DI DESA PRAON NUSUKAN SURAKARTA

PUBLIKASI ILMIAH

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan

Oleh:

INDRA DWI LAKSITA J210120019

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2016


(2)

(3)

(4)

(5)

HUBUNGAN LAMA MENDERITA HIPERTENSI DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA DI DESA PRAON NUSUKAN SURAKARTA

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan lama menderita hipertensi dengan tingkat kecemasan pada lansia di Desa Praon Nusukan Surakarta. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik. Subjek penelitian ini adalah lansia yang datang dan memiliki riwayat hipertensi dan tercatat sebagai warga Desa Praon Nusukan Surakarta. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskripsi analitik dengan desain pendekatan cross sectional. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner dan dokumentasi. Sampel penelitian ini adalah 38 lansia yang mengalami hipertensi dan tercatat sebagai warga desa Praon Nusukan Surakarta dengan pengambilan sampel menggunakan teknik accidental purposive sampling. Analisis data menggunakan analisis rank spearman. Hasil dari penelitian ini jumlah responden dengan lama hipertensi kurang dari 7 tahun yang tidak cemas sebanyak 20 orang. Jumlah responden dengan lama hipertensi kurang dari 7 tahun yang cemas sebanyak 2 orang. Jumlah responden dengan lama hipertensi lebih dari 7 tahun yang tidak cemas sebanyak 2 orang. Jumlah responden dengan lama hipertensi lebih dari 7 tahun yang cemas sebanyak 14 orang. Teknik analisis data dilakukan dengan korelatif. Nilai Spearman's rho antara lama hipertensi dan skor kecemasan diketahui sebesar 0.749 dengan nilai signifikansi 0.01 yang berarti kurang dari 0,05. Dari hasil penelitian menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara lama hipertensi dengan tingkat kecemasan responden. Semakin lama responden mengalami hipertensi maka semakin tinggi tingkat kecemasan yang dirasakan responden.

Kata Kunci: Lansia, hipertensi, dan kecemasan. Abstract

This study aimed to determine the relationship long suffered from hypertension at the level of anxiety in the elderly in the village Praon Nusukan Surakarta. This type of research was descriptive analytic study. The subjects were elderly people who come in and have a history of hypertension and was listed as a resident of the village Praon Nusukan Surakarta. This type of research was an analytic description of the study design with cross sectional approach. Data collection methods used were questionnaires and documentation. The sample was 38 elderly people who had hypertension and recorded as villagers Praon Nusukan Surakarta by sampling using accidental purposive sampling. Analyzed using Spearman rank. The results of this study showed that the number of respondents with hypertension age less than 7 years are not worried as much as 20 people. The number of respondents with hypertension age less than 7 years old with anxiety 2 people. The number of respondents with hypertension long time more than 7 years are not worried as much as 2 people. The number of respondents with hypertension long time more than 7 years as many as 14 people anxious. Data analysis technique conducted with correlative. Value Spearman's rho between old hypertension and anxiety scores are known for 0749 with the 0.01 value which is less than 0.05. The results showed that there was no significant relationship between duration of hypertension and anxiety level. The longer the respondents had hypertension, the higher the level of anxiety felt by respondents.


(6)

1. PENDAHULUAN

Data yang tercatat dari hasil survei kesehatan nasional yang dilakukan pada tahun 2013, lansia keseluruhan yang ada di Indonesia terdapat 20,04 juta orang atau terdapat sekitar 8,05% dari total penduduk yang ada di Indonesia. Persentase untuk penduduk usia lebih dari 60 tahun sebesar 8,05%, usia lebih dari 70 sebesar 3,15%, dan usia lebih dari 80 tahun sebesar 0,85% (BPS, 2013).

Pada tahun 2013 hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan salah satu penyebab utama penyakit jantung dan stroke. Pada setiap tahunya hipertensi penyebab kematian pada angka 9,4 juta orang yang diakibatkan penyakit jentung dan stroke, dan apabila di gabungkan, penyakit jantung dan stroke ini merupakan penyebab penyakit mematikan nomor satu di dunia. Hipertensi juga mempengaruhi adanya risiko gagal ginjal, dan lebih banyak lagi kondisi-kondisi lainya. Hipertensi sering kali terjadi bersama dengan faktor risiko lainya seperti hanya obesitas, diabetes, dan kolestrol tinggi yang kerap meningkatkan risiko kesehatan (WHO, 2013).

Apabila penyakit hipertensi ini tidak terkontrol, organ target akan terserang, maka menyebabkan serangan jantung, stroke, dan gangguan ginjal. Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL), dilakukan pengelompokan penyakit tidak menular menurut enam kelompok penyakit sebagai berikut: Kanker, Diabetes mellitus, jantung, hipertensi, PPOK dan asma. Dari data tahun 2010 tampak persentase kasus baru rawat jalan enam kelompok penyakit tidak menular (PTM) terhadap seluruh kasus baru rawat jalan mengalami sedikit penurunan dari tahun 2009 dan 2010. Hipertensi menjadi kasus terbanyak dan diikuti oleh penyakit Jantung dan Diabetes Melitus, baik tahun 2009 dan 2010 (Depkes, 2012).

Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota Surakarta pada tahun 2012 didapatkan data 10 besar pola penyakit rawat jalan di puskesmas kota Surakarta yang merupakan peringkat pertama adalah essential (primary) hipertension yang berjumlah 65.227 orang dengan persentase 9.01%. sedangkan jumlah lansia berusia lebih dari 60 tahun berdasarkan data Badan Pusat Statistik Kota Surakarta tahun 2012 adalah 40.515 lansia yang terdiri dari jenis kelamin laki laki sebanyak 16.729 lansia dan jenis kelamin perempuan sejumlah 23.786 lansia. Data yang ada pada kasus penyakit tidak menular di puskesmas dan rumah sakit kota Surakarta tahun 2012 berdasarkan angka hipertensi yang merupakan angka yang besar salah satunya adalah terdapat di Puskesmas Nusukan yang memiliki angka hipertensi 5.129 penderita (Dinkes Kota Surakarta, 2012).

Penyakit yang termasuk dalam penyakit degeneratif ini rata – rata di derita pada orang dewasa dan lansia. Berdasarkan survey data di Puskesmas Nusukan Surakarta angka hipertensi mencapai


(7)

40% dari jumlah total lansia sebanyak 223 lansia di Desa Praon. Tercatat sebanyak 87 lansia yang menderita hipertensi di Desa Praon Nusukan Surakarta.

Seorang penderita hipertensi mungkin akan menjadi cemas disebabkan penyakit hipertensi yang cenderung memerlukan pengobatan yang relatif lama, terdapat risiko komplikasi dan dapat memperpendek usia. Kecemasan dapat didefinisikan gangguan alam perasaan yang ditandai dengan perasaan ketakutan atau kekhawatiran yang mendalam dan berkelanjutan, tidak mengalami gangguan dalam menilai kenyataan, kepribadian masih tetap utuh atau tidak mengalami keretakan kepribadian normal (Hawari, 2013).

Berdasarkan hasil latar belakang diatas peneliti ingin mengetahui hubungan lama menderita hipertensi dengan tingkat kecemasan pada lansia di Desa Praon Nusukan Surakarta.

2. METODE

Penelitian ini dilakukan pada tanggal 24 April 2016. Bertempat di Posyandu Lansia Desa Praon Nusukan Surakarta. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskripsi analitik dengan desain pendekatan cross sectional. Penelitian deskriptif memiliki tujuan untuk menggambarkan atau mendeskripsikan suatu variabel dalam penelitian secara sistematis (Sujarweni, 2014). Penelitian ini dilakukan dengan teknik pendekatan menggunakan cross sectional yaitu suatu penelitian dengan mengukur suatu variabel yang hanya dilakukan sekali pada satu saat (Susila & Suyanto, 2015).

3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil Penelitian

Hasil uji univariat dalam penelitian ini adalah mendeskripsikan usia responden berdasarkan hasil analisis diketahui karakteristik responden penderita hipertensi sebagaimana dalam tabel berikut.

Tabel 1. Deskripsi Statistik Usia Responden No Tendensi Sentral Nilai

1 N 38

2 Mean 67.9737

3 Median 68.0000

4 Mode 63.00

5 Std. Deviation 5.23753

6 Minimum 61.00

7 Maximum 78.00

Data usia responden penelitian, berdasarkan jumlah sampel sebanyak 38 responden. Rata-rata usia responden adalah 67 tahun dengan nilai tengah sebesar 68 tahun. Usia yang paling banyak


(8)

muncul adalah 63 tahun, dengan simpangan baku berkisar 5 tahun. Usia paling rendah dalam penelitian ini adalah 61 tahun dan tertua adalah 78 tahun.

1. Gambaran Jenis Kelamin Responden

Berdasarkan hasil analisis diketahui karakteristik responden penderita hipertensi berdasarkan jenis kelamin, sebagaimana dalam tabel berikut.

Tabel 2. Gambaran Jenis Kelamin Responden Jenis kelamin Frequency Percent

1. Laki-laki 1 2.6

Perempuan 37 97.4

Total 38 100.0

Pada tabel di atas diketahui jumlah responden dengan jenis kelamin laki-laki sebanyak 1 orang (2,6%) dan perempuan sebanyak 37 orang (97,4%).

2. Lama Hipertensi Responden

Berdasarkan hasil analisis diketahui karakteristik responden penderita hipertensi berdasarkan lama menderita hipertensi, sebagaimana dalam tabel berikut.

Tabel 3. Deskripsi Statistik Lama Hipertensi Responden No Tendensi Sentral Nilai

1 N 38

2 Mean 7.0000

3 Median 6.0000

4 Mode 1.00

5 Std. Deviation 4.38671

6 Minimum 1.00

7 Maximum 14.00

Data usia responden penelitian, berdasarkan jumlah sampel lama hipertensi responden sebanyak 38 responden. Rata-rata lama hipertensi responden adalah 7 tahun dengan nilai tengah sebesar 6 tahun. Lama hipertensi responden yang paling banyak muncul adalah 1 tahun, dengan simpangan baku berkisar 4 tahun. Lama hipertensi responden paling rendah dalam penelitian ini adalah 1 tahun dan paling lama adalah 14 tahun. Adapun gambaran secara berkelompok dapat ditampilkan dalam tabel berikut.

Tabel 4. Lama Hipertensi Responden Lama Hipertensi

Responden Frequency Percent kurang dari 7 tahun 22 57.9


(9)

Pada tabel di atas diketahui jumlah responden dengan lama hipertensi kurang dari 7 tahun sebanyak 22 orang (57,9%) dan lama hipertensi lebih dari 7 tahun sebanyak 16 orang (42,1%). 3. Kecemasan Responden

Berdasarkan hasil analisis diketahui karakteristik responden penderita hipertensi berdasarkan tingkat kecemasan, sebagaimana dalam tabel berikut.

Tabel 5. Deskripsi Statistik Kecemasan Responden No Tendensi Sentral Nilai

1 N 38

2 Mean 8.7368

3 Median 8.0000

4 Mode 8.00

5 Std. Deviation 2.20177

6 Minimum 4.00

7 Maximum 15.00

Data usia responden penelitian, berdasarkan jumlah sampel kecemasan responden sebanyak 38 responden. Rata-rata skor kecemasan responden adalah 8,7 artinya rata rata responden tidak mengalami kecemasan. Skor kecemasan responden dengan nilai tengah yang muncul adalah 8 dengan simpangan baku berkisar 2,2. Skor kecemasan responden paling rendah dalam penelitian ini adalah 4 dan tertinggi adalah 15 yang artinya dalam kelompok responden ini ada yang mengalami kecemasan. Adapun gambaran secara berkelompok dapat ditampilkan dalam tabel berikut.

Tabel 6. Kecemasan Responden Kecemasan

Responden Frequency Percent

Tidak cemas 22 57.9

Cemas 16 42.1

Total 38 100.0

Pada tabel di atas diketahui jumlah responden yang tidak cemas sebanyak 22 orang (57,9%) dan cemas sebanyak 16 orang (42,1%).

4. Hubungan Lama Menderita Hipertensi Dengan Tingkat Kecemasan pada Responden

Berdasarkan hasil analisis diketahui interaksi variabel lama menderita hipertensi dengan tingkat kecemasan pada responden, sebagaimana dalam tabel berikut.


(10)

Tabel 7. Tabulasi Silang Lama Menderita Hipertensi dengan Tingkat Kecemasan pada Responden

Kecemasan Tidak

cemas Cemas Total

kurang dari 7 tahun (90.9%) 20 (9.1%) 2 22 (100.0%) Lama

Hipertensi lebih dari 7 tahun 2

(12.5%) (87.5%) 14 16 (100.0%) Total (57.9%) 22 (42.1%) 16 38 (100.0%)

Sebagaimana tabel di atas, jumlah responden dengan lama hipertensi kurang dari 7 tahun yang tidak cemas sebanyak 20 orang (90.9%). Jumlah responden dengan lama hipertensi kurang dari 7 tahun yang cemas sebanyak 2 orang (9,1 %). Jumlah responden dengan lama hipertensi lebih dari 7 tahun yang tidak cemas sebanyak 2 orang (12,5 %). Jumlah responden dengan lama hipertensi lebih dari 7 tahun yang cemas sebanyak 14 orang (87,5%).

Analisis hubungan lama hipertensi dengan tingkat kecemasan menggunakan data rasio dengan alat analisis korelasi Rank Spearman, sehingga dapat diperoleh tingkat keyakinan yang lebih besar. Berdasarkan hasil analisis dengan korelasi Rank Spearman diketahui nilai r sebagai berikut.

Tabel 8. Hasil Uji korelasi Rank Spearman Lama_

Hipertensi Kecemasan Skor_ Spearman's

rho Hipertensi Lama_ Correlation Coefficient 1.000 .749(**) Sig. (2-tailed) . .000

N 38 38

Skor_

Kcemasan Correlation Coefficient .749(**) 1.000 Sig. (2-tailed) .000 .

N 38 38

Nilai Spearman's rho antara lama hipertensi dan skor kecemasan diketahui sebesar 0.749 dengan nilai signifikansi 0.00 (<0.05). Hasil uji menunjukkan nilai signifikansi 0.00 dan kurang dari 0.05, maka dapat diinterprestasikan bahwa hubungan antara lama hipertensi dengan tingkat kecemasan adalah signifikan.

Hal ini dapat dinyatakan bahwa ada hubungan yang signifikan antara lama hipertensi dengan tingkat kecemasan responden. Semakin lama responden mengalami hipertensi, semakin tinggi tingkat kecemasan yang dirasakan responden.


(11)

3.2Pembahasan

Berdasarkan hasil analisis dalam penelitian ini lansia yang datang dengan hipertensi adalah rentang usia 67 tahun, hal ini dikarenakan posyandu Sehat Sejahtera merupakan posyandu yang di khususkan pada lansia yang aktif sebagai wadah pertemuan tiap bulan untuk peduli pada kesehatan diri sendiri serta untuk menjalin silaturahmi antar lansia yang berada di Dusun Praon Nusukan Surakarta. Menurut pengurus kegiatan posyandu ini memang sudah dikonsepkan oleh penyelenggara bagi setiap warga dusun yang tergolong dalam lanjut usia, maka diberikan undangan setiap bulan untuk bisa hadir dalam kegiatan posyandu lansia tersebut, keseluruhan meliputi 84 lansia yang terdaftar di Dusun Praon Nusukan Surakarta. Menurut WHO seorang usia lanjut adalah seseorang yang berusia 60 hingga 74 tahun atau lebih dari 60 tahun.

Kehadiran lansia dalam kegiatan posyandu ini kebanyakan berjenis kelamin perempuan, hanya terdapat 1 laki laki yang ada dengan kriteria hipertensi. Menurut keterangan ketua posyandu lansia, meskipun banyak peserta posyandu laki laki tetapi yang aktif datang ke posyandu lansia adalah peserta wanita, karna cenderung lebih mudah untuk berpartisipasi dalam kegiatan dibandingkan penduduk laki laki. Di Indonesia populasi perempuan jauh lebih besar jika dibandingkan dengan kaum laki laki, jumlah perempuan yang banyak ini menjadikan hampir di setiap lini kehidupan didomisili oleh kaum perempuan (Purnawati, 2014). Menurut data statistik di Kelurahan Nusukan Surakarta juga menunjukan terdapat sebanyak 2.509 lansia, yang terdiri dari lansia laki laki sebanyak 1.097 lansia, sedangkan yang lebih banyak adalah lansia wanita sejumlah 1.412 lansia. Penelitian tentang keaktifan lansia wanita terhadap kegiatan posyandu lansia juga di buktikan dengan hasil penelitian mengenai jenis kelamin responden lansia di Posyandu Lansia Jetis tahun 2011 menunjukan bahwa jenis kelamin lansia terbanyak yaitu perempuan sebanyak 66 orang (Handayani, 2012).

Penduduk warga Dusun Praon Nusukan Surakarta memang banyak yang memiliki riwayat hipertensi diketahui menurut data statistik Kota Surakarta tahun 2014, Kelurahan Nusukan merupakan nomer 2 terbanyak kasus hipertensi setelah kelurahan Kratonan sejumlah 6.385. di Kelurahan Nusukan dengan angka 5.339 yang bisa dikatakan relatif tinggi. Begitu pula dengan lama hipertensi yang di derita oleh responden yang mengisi kuesioner lama menderita menyatakan paling lama menderita hipertensi sejak 14 tahun sedangkan lansia yang paling rendah dengan riwayat menderita hipertensi adalah selama 1 tahun. Penyebab dari hipertensi itu sendiri adalah kegemukan, merokok, pola konsumsi makanan, dan stress (Dalimartha, 2008). Survey kepada 8 dari 10 lansia penderita hipertensi mengatakan tidak membatasi konsumsi garam dalam makanan. Menurut fisiologi jantung pada proses penuaan mengalami hipertrofi atau disebut pembesaran jantung, padahal disekitar organ lain juga mengalami penyusutan atau pengecilan seperti halnya pada


(12)

pembuluh darah yang semakin mengecil karena proses penuaan, dinding kamar jantung menebal, katup-katup jantung mulai menebal dan kaku, sehingga daya pompa otot jantung mengalami penurunan sehingga lansia mengalami risiko penyakit jantung koroner, hipertensi, dan gangguan irama jantung (Santoso, 2009).

Sebagaimana hasil penelitian, diketahui bahwa ada hubungan yang signifikan antara lama hipertensi dengan tingkat kecemasan responden. Temuan penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang pernah dilakukan oleh Cheung, et.al (2005) bahwa lama hipertensi memang mempunyai hubungan dengan tingkat kecemasan responden. Responden yang menyadari adanya gejala hipertensi, memiliki perasaan khawatir dan takut, sehingga menimbulkan kecemasan. Lama proses pengobatan penyakit hipertensi yang tidak kunjung sembuh, juga semakin menambah tingkat kecemasan. Dibuktikan juga menurut penelitian Jonas, et al (2009), menyatakan bahwa kecemasan dan depresi merupakan prediksi kejadian terjadinya penyakit hipertensi. Pada kejadian kecemasan penderita hipertensi, respon fisiologis terjadinya stres terutama pada sistem kardiovaskular, stimulasi adrenergik mengakibatkan vasokonstriksi perifer dan peningkatan tekanan darah sistemik. (Balter et al, 1975). Hal ini juga telah disarankan bahwa individu hipertensi memiliki sifat lebih agresif daripada yang lain dan pada hal yang mereka sembunyikan atau tertekan, menjadi penyebab terjadinya elevasi tekanan darah yang abnormal.

Sementara pada penelitian yang dilakukan oleh Eastin dan Guinsler (2006) menegaskan bahwa untuk penelitian terkait tingkat kecemasan pada penderita hipertensi perlu menambahkan kajian tentang kecemasan kesehatan dan komunikasi dalam hubungan pasien dengan petugas, dimana dalam kasus ini adalah petugas posyandu lansia.

4.PENUTUP

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat ditarik beberapa kesimpulan berikut ini. Jumlah sampel sebanyak 38 responden. Rata rata usia yang datang ke posyandu berkisar 67 tahun. Lansia yang paling banyak datang ke posyandu adalah berusia 63 tahun. Usia paling rendah yang datang pada posyandu lansia dan menjadi responden penelitian ini berumur 61 tahun dan tertua adalah 78 tahun. Gambaran responden penderita hipertensi berdasarkan lama menderita hipertensi, diketahui responden lansia dengan lama hipertensi kurang dari 7 tahun sebanyak 22 orang dan lama hipertensi lebih dari 7 tahun sebanyak 16 orang. Jumlah responden yang tidak cemas sebanyak 22 orang dan cemas sebanyak 16 orang.

Analisis hubungan lama hipertensi dengan tingkat kecemasan dianalisis dengan menggunakan korelasi Rank Spearman, sehingga dapat diperoleh tingkat keyakinan yang lebih besar. Berdasarkan hasil analisis dengan korelasi Rank Spearman diketahui nilai r sebesar 0.749 dengan nilai


(13)

signifikansi 0.00 dan kurang dari 0.05. Hal ini dapat dinyatakan bahwa ada hubungan yang signifikan antara lama hipertensi dengan tingkat kecemasan responden. Semakin lama responden mengalami hipertensi, semakin tinggi tingkat kecemasan yang dirasakan responden.

Berdasarkan simpulan diatas, saran saran yang dapat disampaikan adalah bagi penderita hipertensi hendaknya mengendalikan kecemasan sehingga pengobatan yang dilakukan dapat mempercepat proses penyembuhan. Hendaknya keluarga penderita hipertensi memberikan dukungan agar penderita hipertensi tidak merasakan kecemasan yang berlebihan. Hendaknya masyarakat turut mempelajari dan mengetahui penyakit hipertensi sehingga dapat membantu melakukan perawatan terhadap penderita hipertensi baik dalam keluarga ataupun dalam lingkungan tempat tinggal.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta

Asmadi. (2009). Teknik Prosedural Keperawatan Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta: Salemba Medika

Badan Pusat Statistik. (2013). Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013. Jakarta

Calvin S, Hall dan Gardner Linzey. (1993). Teori-teori psikodinamika (klinis). Jogjkarta : Kanisius Cheung, THY Au, SY Chan, et al. (2005). The relationship between hypertension and anxiety or

depression in Hong Kong Chinese. Exp Clin Cardiol, Vol. (1):21-24. Corwin, Elizabeth. (2005). Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: EGC.

Dalimartha. (2008). Care Your Self, Hipertensi. Jakarta. Penebar plus

Depkes RI. (2006). Pedoman pelatihan kader kelompok usia lanjut bagi petugas kesehatan. Direktorat kesehatan keluarga.

Depkes RI. (2012). Buletin Jendela Data dan Informasi Kesehatan Penyakit Tidak Menular. Jakarta: Bakti Husada

Dewi, Shofia Rhosma. (2014). Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Yogyakarta: Deepublish

Dharmeizar. (2012). Hipertensi. Medicinus: Scientific Journal of Pharmaceutical Development and Medical Application, Vol. 25, No. 1, hlm. 3-8.

Doktersehat.com. Kecemasan Faktor dan Penyebabnya. Diakses tanggal 20 Febuari 2016 pukul 18.06 http://doktersehat.com/kecemasan-faktor-dan-penyebabnya.

Eastin M., Guinsler N. (2006). Rapid Comunication Worried And Wired : Effect Of Health Anxiety On Information – Seeking And Health Care Utilization Behaviors. Cyber psychology and behaviors, Volume 9, number 4


(14)

Effendi, Nasrul. (1998). Dasar-Dasar Perawatan Kesehatan Masyarakat, Jakarta. EGC. Emery, Elizabeth Zorzanello. (2014). Proses Asuhan Gizi : Kajian Kasus Klinis. Jakarta :EGC Handayani, Dwi dan Wahyuni. (2012). Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan Lansia

Dalam Mengikuti Posyandu Lansia Di Posyandu Lansia Jetis Desa Krajan Kecamatan Weru Kabupaten Sukoharjo. Gaster, Vol 9. No.1, Februari 2012

Hawari, Dadang. (2013). Manajemen Stres Cemas dan Depresi. Jakarta: Gaya Baru

Hidayat, A. Aziz Alimul. (2008). Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika

Ibrahim, A. (2007). Perbedaan Tingkat Kecemasan (Ansietas) Antara Laki Laki Dan Perempuan Pada Kasus Ptsd (Post Trauma Stres Disorder) Korban Gempa Bumi Klaten Jawa Tengah. Skripsi. Surakarta : Fakultas Kedokteran, UNS

Jafar, N., Wiarsih, W., dan Permatasari, H. (2011). Pengalaman Lanjut Usia Mendapatkan Dukungan Keluarga. Jurnal Keperawatan Indonesia, Volume 14, No. 3, November 2011; hal 157-164.

Jonas B., Frank P., Ingram D. (2009). Are Symptoms Of Anxiety And Risk Factors For Hypertension?. Longitudinal evidence from national health and nutrition.

Kowalski, Robert E. (2010). Terapi Hipertensi : Program 8 Minggu Menurunkan Tekanana Darah Tinggi dan Mangurangi Resiko Serangan Jantung dan Stroke Secara Alami. Jakarta: Qanita Kristo, Imanuel. (2009). Menjadi Bahagia dengan Perjumpaan: From Nothing to Something.

Jakarta: Penerbit Libri.

Lucy, Bunda. (2012). 5 Menit Menguasai Hypnoparenting. Jakarta: Penebar Plus.

Marliani, Tantan. (2007). 100 Question & Answer : Hipertensi. Jakarta : Elex Media Komputindo Moloeng, Lexy J. (2007). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Rosdakarya

Mubarak, Wahit Iqbal dan Chayatin, Nurul. (2009). Ilmu Keperawatan Komunitas; Konsep dan Aplikasi. Jakarta : Salemba Medika.

Muwarni, A (2011). Perawatan pasien penyakit dalam. Yogyakarta: Gosyen

Nifatantya, B Yuviadi. (2009). Tingkat Kecemasan Penderita Hipertensi. Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Pachana N. A., Byrne G. J., Siddle H., Koloski N., Harley E. and Arnold E. (2007). Development and Validation of Geriatric Anxiety Inventori, International Psychogeriatrics 18, 1-12, Cambridge University Press, USA

Purnawati, Nina. (2014). Faktor faktor yang mempengaruhi kunjungan lansia dalam kegiatan posyandu di desa Plumbon kec. Mojolaban Sukoharjo. Skripsi. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.


(15)

Raymond R Townsend, MD. (2010). 100 Tanya Jawab Mengenai Tekanan Darah Tinggi (Hipertensi). Jakarta. Indeks

Santoso, Hana dan Ismail. (2009). Memahami Krisis Lanjut Usia: Uraian Medis Dan Pedagogis-Pastoral. Jakarta: Gunung Mulia

Saryono. (2010). Metodologi penelitian Kualitatif dalam Bidang Kesehatan. Jogjakarta: Nuha medika.

Schlein, Lisa. (2013). WHO, 1 Miliar Orang di Dunia Alami Hipertensi. Dikutip pada 07.00 Rabu 14 Oktober 2015 http://m.voaindonesia.com/a/who-1-miliar-orang-di-dunia-alami-hipertensi/1636680.html

Segal, D. L., June, A., Payne, M., Coolidge, F. L., & Yochim, B. (2010). Development and initial validation of a self-report assessment tool for anxiety among older adults: The Geriatric Anxiety Scale. Journal of Anxiety Disorders, 24, 709-714

Suciaty, D dan Nurhayati. (2013). Prevalensi Hipertensi dan Faktor Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Hipertensi pada Lansia di Posyandu Lansia Wilayah Kecamatan Johar Baru Jakarta Pusat.

Sugiyono. (2010). Statistik Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Bisnis. Bandung : Alfabeta

Sujarweni, V. Wiratna. (2014). Metodologi Penelitian Keperawatan. Yogyakarta: Gava Media Suratini. (2013). Pengaruh Relaksasi Progresif Terhadap Tingkat Tekanan Darah Pada Lansia

Hipertensi. Jurnal Kebidanan dan Keperawatan, Vol. 9, No. 2, Desember 2013: 193-204. Susila & Suyanto. (2015). Metodologi Penelitian Cross Sectional. Klaten: Bosscript

Sutama. (2012). Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif, PTK, R & D. Surakarta: Fairuz Media.

Sutomo, Budi. (2009). Menu Sehat Penakluk Hipertensi. Jakarta : De Media Pustaka

Tresna, I Gede. (2011). Efektivitas Konseling Behavioral dengan Teknik Desensitisasi Sistematis untuk Mereduksi Kecemasan Menghadapi Ujian (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Negeri 2 Singaraja Tahun Ajaran 2010/2011). Edisi Khusus 1, Agustus 2011, ISSN 1412-565X.

Untari, Ida. (2014). Hubungan Antara Kecemasan dengan Prestasi Uji Osca I Pada Mahasiswa Akper PKU Muhammadiyah Surakarta. Jurnal Kebidanan, Vol. VI, No. 01.

Yunita, H dan Siti S. (2004). Hubungan antara manajemen diri dengan tingkat kecemasan pada penderita hipertensi.

Zhao,Yaling; Yan, Hong; Marshall, Roger J Dang, Shaonong; Yang,Rulhal; LI,Qiang; Qin,Xueying. (2013). Trends in Population Blood pressure and Prevalence,Awareness, Treatment, and Control of hypertension among Middle-age and older adults in a Rural Area of Northwest China. PLos one journal. ID document 13440330


(1)

Tabel 7. Tabulasi Silang Lama Menderita Hipertensi dengan Tingkat Kecemasan pada Responden

Kecemasan Tidak

cemas Cemas Total

kurang dari 7 tahun (90.9%) 20 (9.1%) 2 22 (100.0%) Lama

Hipertensi lebih dari 7 tahun 2

(12.5%) (87.5%) 14 16 (100.0%) Total (57.9%) 22 (42.1%) 16 38 (100.0%)

Sebagaimana tabel di atas, jumlah responden dengan lama hipertensi kurang dari 7 tahun yang tidak cemas sebanyak 20 orang (90.9%). Jumlah responden dengan lama hipertensi kurang dari 7 tahun yang cemas sebanyak 2 orang (9,1 %). Jumlah responden dengan lama hipertensi lebih dari 7 tahun yang tidak cemas sebanyak 2 orang (12,5 %). Jumlah responden dengan lama hipertensi lebih dari 7 tahun yang cemas sebanyak 14 orang (87,5%).

Analisis hubungan lama hipertensi dengan tingkat kecemasan menggunakan data rasio dengan alat analisis korelasi Rank Spearman, sehingga dapat diperoleh tingkat keyakinan yang lebih besar. Berdasarkan hasil analisis dengan korelasi Rank Spearman diketahui nilai r sebagai berikut.

Tabel 8. Hasil Uji korelasi Rank Spearman Lama_

Hipertensi Kecemasan Skor_ Spearman's

rho Hipertensi Lama_ Correlation Coefficient 1.000 .749(**)

Sig. (2-tailed) . .000

N 38 38

Skor_

Kcemasan Correlation Coefficient .749(**) 1.000 Sig. (2-tailed) .000 .

N 38 38

Nilai Spearman's rho antara lama hipertensi dan skor kecemasan diketahui sebesar 0.749 dengan nilai signifikansi 0.00 (<0.05). Hasil uji menunjukkan nilai signifikansi 0.00 dan kurang dari 0.05, maka dapat diinterprestasikan bahwa hubungan antara lama hipertensi dengan tingkat kecemasan adalah signifikan.

Hal ini dapat dinyatakan bahwa ada hubungan yang signifikan antara lama hipertensi dengan tingkat kecemasan responden. Semakin lama responden mengalami hipertensi, semakin tinggi tingkat kecemasan yang dirasakan responden.


(2)

3.2Pembahasan

Berdasarkan hasil analisis dalam penelitian ini lansia yang datang dengan hipertensi adalah rentang usia 67 tahun, hal ini dikarenakan posyandu Sehat Sejahtera merupakan posyandu yang di khususkan pada lansia yang aktif sebagai wadah pertemuan tiap bulan untuk peduli pada kesehatan diri sendiri serta untuk menjalin silaturahmi antar lansia yang berada di Dusun Praon Nusukan Surakarta. Menurut pengurus kegiatan posyandu ini memang sudah dikonsepkan oleh penyelenggara bagi setiap warga dusun yang tergolong dalam lanjut usia, maka diberikan undangan setiap bulan untuk bisa hadir dalam kegiatan posyandu lansia tersebut, keseluruhan meliputi 84 lansia yang terdaftar di Dusun Praon Nusukan Surakarta. Menurut WHO seorang usia lanjut adalah seseorang yang berusia 60 hingga 74 tahun atau lebih dari 60 tahun.

Kehadiran lansia dalam kegiatan posyandu ini kebanyakan berjenis kelamin perempuan, hanya terdapat 1 laki laki yang ada dengan kriteria hipertensi. Menurut keterangan ketua posyandu lansia, meskipun banyak peserta posyandu laki laki tetapi yang aktif datang ke posyandu lansia adalah peserta wanita, karna cenderung lebih mudah untuk berpartisipasi dalam kegiatan dibandingkan penduduk laki laki. Di Indonesia populasi perempuan jauh lebih besar jika dibandingkan dengan kaum laki laki, jumlah perempuan yang banyak ini menjadikan hampir di setiap lini kehidupan didomisili oleh kaum perempuan (Purnawati, 2014). Menurut data statistik di Kelurahan Nusukan Surakarta juga menunjukan terdapat sebanyak 2.509 lansia, yang terdiri dari lansia laki laki sebanyak 1.097 lansia, sedangkan yang lebih banyak adalah lansia wanita sejumlah 1.412 lansia. Penelitian tentang keaktifan lansia wanita terhadap kegiatan posyandu lansia juga di buktikan dengan hasil penelitian mengenai jenis kelamin responden lansia di Posyandu Lansia Jetis tahun 2011 menunjukan bahwa jenis kelamin lansia terbanyak yaitu perempuan sebanyak 66 orang (Handayani, 2012).

Penduduk warga Dusun Praon Nusukan Surakarta memang banyak yang memiliki riwayat hipertensi diketahui menurut data statistik Kota Surakarta tahun 2014, Kelurahan Nusukan merupakan nomer 2 terbanyak kasus hipertensi setelah kelurahan Kratonan sejumlah 6.385. di Kelurahan Nusukan dengan angka 5.339 yang bisa dikatakan relatif tinggi. Begitu pula dengan lama hipertensi yang di derita oleh responden yang mengisi kuesioner lama menderita menyatakan paling lama menderita hipertensi sejak 14 tahun sedangkan lansia yang paling rendah dengan riwayat menderita hipertensi adalah selama 1 tahun. Penyebab dari hipertensi itu sendiri adalah kegemukan, merokok, pola konsumsi makanan, dan stress (Dalimartha, 2008). Survey kepada 8 dari 10 lansia penderita hipertensi mengatakan tidak membatasi konsumsi garam dalam makanan. Menurut fisiologi jantung pada proses penuaan mengalami hipertrofi atau disebut pembesaran jantung, padahal disekitar organ lain juga mengalami penyusutan atau pengecilan seperti halnya pada


(3)

pembuluh darah yang semakin mengecil karena proses penuaan, dinding kamar jantung menebal, katup-katup jantung mulai menebal dan kaku, sehingga daya pompa otot jantung mengalami penurunan sehingga lansia mengalami risiko penyakit jantung koroner, hipertensi, dan gangguan irama jantung (Santoso, 2009).

Sebagaimana hasil penelitian, diketahui bahwa ada hubungan yang signifikan antara lama hipertensi dengan tingkat kecemasan responden. Temuan penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang pernah dilakukan oleh Cheung, et.al (2005) bahwa lama hipertensi memang mempunyai hubungan dengan tingkat kecemasan responden. Responden yang menyadari adanya gejala hipertensi, memiliki perasaan khawatir dan takut, sehingga menimbulkan kecemasan. Lama proses pengobatan penyakit hipertensi yang tidak kunjung sembuh, juga semakin menambah tingkat kecemasan. Dibuktikan juga menurut penelitian Jonas, et al (2009), menyatakan bahwa kecemasan dan depresi merupakan prediksi kejadian terjadinya penyakit hipertensi. Pada kejadian kecemasan penderita hipertensi, respon fisiologis terjadinya stres terutama pada sistem kardiovaskular, stimulasi adrenergik mengakibatkan vasokonstriksi perifer dan peningkatan tekanan darah sistemik. (Balter et al, 1975). Hal ini juga telah disarankan bahwa individu hipertensi memiliki sifat lebih agresif daripada yang lain dan pada hal yang mereka sembunyikan atau tertekan, menjadi penyebab terjadinya elevasi tekanan darah yang abnormal.

Sementara pada penelitian yang dilakukan oleh Eastin dan Guinsler (2006) menegaskan bahwa untuk penelitian terkait tingkat kecemasan pada penderita hipertensi perlu menambahkan kajian tentang kecemasan kesehatan dan komunikasi dalam hubungan pasien dengan petugas, dimana dalam kasus ini adalah petugas posyandu lansia.

4.PENUTUP

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat ditarik beberapa kesimpulan berikut ini. Jumlah sampel sebanyak 38 responden. Rata rata usia yang datang ke posyandu berkisar 67 tahun. Lansia yang paling banyak datang ke posyandu adalah berusia 63 tahun. Usia paling rendah yang datang pada posyandu lansia dan menjadi responden penelitian ini berumur 61 tahun dan tertua adalah 78 tahun. Gambaran responden penderita hipertensi berdasarkan lama menderita hipertensi, diketahui responden lansia dengan lama hipertensi kurang dari 7 tahun sebanyak 22 orang dan lama hipertensi lebih dari 7 tahun sebanyak 16 orang. Jumlah responden yang tidak cemas sebanyak 22 orang dan cemas sebanyak 16 orang.

Analisis hubungan lama hipertensi dengan tingkat kecemasan dianalisis dengan menggunakan korelasi Rank Spearman, sehingga dapat diperoleh tingkat keyakinan yang lebih besar. Berdasarkan hasil analisis dengan korelasi Rank Spearman diketahui nilai r sebesar 0.749 dengan nilai


(4)

signifikansi 0.00 dan kurang dari 0.05. Hal ini dapat dinyatakan bahwa ada hubungan yang signifikan antara lama hipertensi dengan tingkat kecemasan responden. Semakin lama responden mengalami hipertensi, semakin tinggi tingkat kecemasan yang dirasakan responden.

Berdasarkan simpulan diatas, saran saran yang dapat disampaikan adalah bagi penderita hipertensi hendaknya mengendalikan kecemasan sehingga pengobatan yang dilakukan dapat mempercepat proses penyembuhan. Hendaknya keluarga penderita hipertensi memberikan dukungan agar penderita hipertensi tidak merasakan kecemasan yang berlebihan. Hendaknya masyarakat turut mempelajari dan mengetahui penyakit hipertensi sehingga dapat membantu melakukan perawatan terhadap penderita hipertensi baik dalam keluarga ataupun dalam lingkungan tempat tinggal.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta

Asmadi. (2009). Teknik Prosedural Keperawatan Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta: Salemba Medika

Badan Pusat Statistik. (2013). Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013. Jakarta

Calvin S, Hall dan Gardner Linzey. (1993). Teori-teori psikodinamika (klinis). Jogjkarta : Kanisius Cheung, THY Au, SY Chan, et al. (2005). The relationship between hypertension and anxiety or

depression in Hong Kong Chinese. Exp Clin Cardiol, Vol. (1):21-24. Corwin, Elizabeth. (2005). Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: EGC.

Dalimartha. (2008). Care Your Self, Hipertensi. Jakarta. Penebar plus

Depkes RI. (2006). Pedoman pelatihan kader kelompok usia lanjut bagi petugas kesehatan. Direktorat kesehatan keluarga.

Depkes RI. (2012). Buletin Jendela Data dan Informasi Kesehatan Penyakit Tidak Menular. Jakarta: Bakti Husada

Dewi, Shofia Rhosma. (2014). Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Yogyakarta: Deepublish

Dharmeizar. (2012). Hipertensi. Medicinus: Scientific Journal of Pharmaceutical Development and Medical Application, Vol. 25, No. 1, hlm. 3-8.

Doktersehat.com. Kecemasan Faktor dan Penyebabnya. Diakses tanggal 20 Febuari 2016 pukul 18.06 http://doktersehat.com/kecemasan-faktor-dan-penyebabnya.

Eastin M., Guinsler N. (2006). Rapid Comunication Worried And Wired : Effect Of Health Anxiety On Information – Seeking And Health Care Utilization Behaviors. Cyber psychology and behaviors, Volume 9, number 4


(5)

Effendi, Nasrul. (1998). Dasar-Dasar Perawatan Kesehatan Masyarakat, Jakarta. EGC. Emery, Elizabeth Zorzanello. (2014). Proses Asuhan Gizi : Kajian Kasus Klinis. Jakarta :EGC Handayani, Dwi dan Wahyuni. (2012). Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan Lansia

Dalam Mengikuti Posyandu Lansia Di Posyandu Lansia Jetis Desa Krajan Kecamatan Weru Kabupaten Sukoharjo. Gaster, Vol 9. No.1, Februari 2012

Hawari, Dadang. (2013). Manajemen Stres Cemas dan Depresi. Jakarta: Gaya Baru

Hidayat, A. Aziz Alimul. (2008). Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika

Ibrahim, A. (2007). Perbedaan Tingkat Kecemasan (Ansietas) Antara Laki Laki Dan Perempuan Pada Kasus Ptsd (Post Trauma Stres Disorder) Korban Gempa Bumi Klaten Jawa Tengah. Skripsi. Surakarta : Fakultas Kedokteran, UNS

Jafar, N., Wiarsih, W., dan Permatasari, H. (2011). Pengalaman Lanjut Usia Mendapatkan Dukungan Keluarga. Jurnal Keperawatan Indonesia, Volume 14, No. 3, November 2011; hal 157-164.

Jonas B., Frank P., Ingram D. (2009). Are Symptoms Of Anxiety And Risk Factors For Hypertension?. Longitudinal evidence from national health and nutrition.

Kowalski, Robert E. (2010). Terapi Hipertensi : Program 8 Minggu Menurunkan Tekanana Darah Tinggi dan Mangurangi Resiko Serangan Jantung dan Stroke Secara Alami. Jakarta: Qanita Kristo, Imanuel. (2009). Menjadi Bahagia dengan Perjumpaan: From Nothing to Something.

Jakarta: Penerbit Libri.

Lucy, Bunda. (2012). 5 Menit Menguasai Hypnoparenting. Jakarta: Penebar Plus.

Marliani, Tantan. (2007). 100 Question & Answer : Hipertensi. Jakarta : Elex Media Komputindo Moloeng, Lexy J. (2007). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Rosdakarya

Mubarak, Wahit Iqbal dan Chayatin, Nurul. (2009). Ilmu Keperawatan Komunitas; Konsep dan Aplikasi. Jakarta : Salemba Medika.

Muwarni, A (2011). Perawatan pasien penyakit dalam. Yogyakarta: Gosyen

Nifatantya, B Yuviadi. (2009). Tingkat Kecemasan Penderita Hipertensi. Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Pachana N. A., Byrne G. J., Siddle H., Koloski N., Harley E. and Arnold E. (2007). Development and Validation of Geriatric Anxiety Inventori, International Psychogeriatrics 18, 1-12, Cambridge University Press, USA

Purnawati, Nina. (2014). Faktor faktor yang mempengaruhi kunjungan lansia dalam kegiatan posyandu di desa Plumbon kec. Mojolaban Sukoharjo. Skripsi. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.


(6)

Raymond R Townsend, MD. (2010). 100 Tanya Jawab Mengenai Tekanan Darah Tinggi (Hipertensi). Jakarta. Indeks

Santoso, Hana dan Ismail. (2009). Memahami Krisis Lanjut Usia: Uraian Medis Dan Pedagogis-Pastoral. Jakarta: Gunung Mulia

Saryono. (2010). Metodologi penelitian Kualitatif dalam Bidang Kesehatan. Jogjakarta: Nuha medika.

Schlein, Lisa. (2013). WHO, 1 Miliar Orang di Dunia Alami Hipertensi. Dikutip pada 07.00 Rabu 14 Oktober 2015 http://m.voaindonesia.com/a/who-1-miliar-orang-di-dunia-alami-hipertensi/1636680.html

Segal, D. L., June, A., Payne, M., Coolidge, F. L., & Yochim, B. (2010). Development and initial validation of a self-report assessment tool for anxiety among older adults: The Geriatric Anxiety Scale. Journal of Anxiety Disorders, 24, 709-714

Suciaty, D dan Nurhayati. (2013). Prevalensi Hipertensi dan Faktor Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Hipertensi pada Lansia di Posyandu Lansia Wilayah Kecamatan Johar Baru Jakarta Pusat.

Sugiyono. (2010). Statistik Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Bisnis. Bandung : Alfabeta

Sujarweni, V. Wiratna. (2014). Metodologi Penelitian Keperawatan. Yogyakarta: Gava Media Suratini. (2013). Pengaruh Relaksasi Progresif Terhadap Tingkat Tekanan Darah Pada Lansia

Hipertensi. Jurnal Kebidanan dan Keperawatan, Vol. 9, No. 2, Desember 2013: 193-204. Susila & Suyanto. (2015). Metodologi Penelitian Cross Sectional. Klaten: Bosscript

Sutama. (2012). Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif, PTK, R & D. Surakarta: Fairuz Media.

Sutomo, Budi. (2009). Menu Sehat Penakluk Hipertensi. Jakarta : De Media Pustaka

Tresna, I Gede. (2011). Efektivitas Konseling Behavioral dengan Teknik Desensitisasi Sistematis untuk Mereduksi Kecemasan Menghadapi Ujian (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Negeri 2 Singaraja Tahun Ajaran 2010/2011). Edisi Khusus 1, Agustus 2011, ISSN 1412-565X.

Untari, Ida. (2014). Hubungan Antara Kecemasan dengan Prestasi Uji Osca I Pada Mahasiswa Akper PKU Muhammadiyah Surakarta. Jurnal Kebidanan, Vol. VI, No. 01.

Yunita, H dan Siti S. (2004). Hubungan antara manajemen diri dengan tingkat kecemasan pada penderita hipertensi.

Zhao,Yaling; Yan, Hong; Marshall, Roger J Dang, Shaonong; Yang,Rulhal; LI,Qiang; Qin,Xueying. (2013). Trends in Population Blood pressure and Prevalence,Awareness, Treatment, and Control of hypertension among Middle-age and older adults in a Rural Area of Northwest China. PLos one journal. ID document 13440330


Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA KECEMASAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA Hubungan Antara Kecemasan Dengan Kejadian Hipertensi Pada Lansia Di Panti Sosial Tresna Werdha Puspakarma Mataram.

2 19 17

HUBUNGAN LAMA MENDERITA HIPERTENSI DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA DI DESA PRAON Hubungan Lama Menderita Hipertensi Dengan Tingkat Kecemasan Pada Lansia Di Desa Praon Nusukan Surakarta.

0 7 14

PENDAHULUAN Hubungan Lama Menderita Hipertensi Dengan Tingkat Kecemasan Pada Lansia Di Desa Praon Nusukan Surakarta.

0 2 7

DAFTAR PUSTAKA Hubungan Lama Menderita Hipertensi Dengan Tingkat Kecemasan Pada Lansia Di Desa Praon Nusukan Surakarta.

0 2 4

GAMBARAN KECEMASAN PADA LANJUT USIA DENGAN PENDERITA DIABETES MELITUS DI Gambaran Kecemasan Pada Lanjut Usia Dengan Penderita Diabetes Melitus Di Posyandu Desa Praon Nusukan Surakarta.

0 2 11

GAMBARAN KECEMASAN PADA LANJUT USIA DENGAN PENDERITA DIABETES MELITUS DI POSYANDU DESA Gambaran Kecemasan Pada Lanjut Usia Dengan Penderita Diabetes Melitus Di Posyandu Desa Praon Nusukan Surakarta.

0 2 16

PENDAHULUAN Gambaran Kecemasan Pada Lanjut Usia Dengan Penderita Diabetes Melitus Di Posyandu Desa Praon Nusukan Surakarta.

0 2 5

HUBUNGAN LAMA TIDUR DENGAN PERUBAHAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA DENGAN HIPERTENSI DI POSYANDU LANSIA DESA KARANG AREN

0 0 11

HUBUNGAN LAMA MENDERITA HIPERTENSI DENGAN KEJADIAN DEMENSIA PADA LANSIA (Di Dusun Pajaran, Desa Peterongan, Kabupaten Jombang) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

0 0 111

HUBUNGAN LAMA MENDERITA HIPERTENSI DENGAN KEJADIAN DEMENSIA PADA LANSIA (Di Dusun Pajaran, Desa Peterongan, Kabupaten Jombang) Puput NurimahHariyonoMaharani Tripuspitasari ABSTRAK - HUBUNGAN LAMA MENDERITA HIPERTENSI DENGAN KEJADIAN DEMENSIA PADA LANSIA (

0 0 9