PERKEMBANGAN PASAR TRADISIONAL BALAIRUNG (ONAN BALERONG) DI BALIGE KECAMATAN BALIGE KABUPATEN TOBA SAMOSIR (1942 -2013.

PERKEMBANGAN PASAR TRADISIONAL
BALAIRUNG (ONAN BALERONG) DI BALIGE
KECAMATAN BALIGE KABUPATEN TOBA
SAMOSIR (1942 -2013)

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

MORRIS SIAHAAN
3103121054

JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2015

ABSTRAK
MORRIS SIAHAAN, NIM. 3103121054. Perkembangan Pasar Tradisional
Balairung (Onan Balerong) Di Balige Kabupaten Toba Samosir (1942-2013).
Skripsi Jurusan Pendidikan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas

Negeri Medan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui latar belakang berdirinya Pasar
Tradisional Balairung (Onan Balerong) sebagai pasar tradisional di Balige dan
perkembangan Pasar Tradisional Balairung (Onan Balerong) sebagai pasar
tradisional di Balige dari tahun 1942-2013. Penelitian ini adalah penelitian
heuristik (pengumpulan data) dan field research (penelitian lapangan) selanjutnya
mengkaji literatur dan sumber lain guna memperoleh data. Data dalam studi ini
didapatkan melalui wawancara kepada dinas terkait yaitu Dinas Pasar,
Kebersihan, dan Pertamanan Kabupaten Toba Samosir. Selain itu wawancara juga
dilakukan kepada para pelaku pasar tradisional, yaitu para pedagang dan juga
konsumen atau pembeli. Peneliti juga menggunakan data sekunder yang berasal
dari data dokumentasi yang terdapat pada dinas-dinas terkait dan media massa
serta sumber kepustakaan lain seperti buku dan jurnal dengan teknik analisis data
deskriptif kualitatif dengan mendeskripsikan perkembangan Pasar Tradisional
Balairung (Onan Balerong) sebagai salah satu pasar tradisional di Balige. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa Pasar Tradisional Balairung (Onan Balerong)
dibangun oleh Belanda pada tahun 1936. Pada awalnya, Belanda membangunnya
untuk dijadikan balai pertemuan dan pusat teater atau opera. Disinilah pernah
berkembang opera-opera Batak legendaris yang saat ini keberadaannya hampir
punah. Namun, setelah Belanda angkat kaki dari Indonesia pada tahun 1942,

bangunan ini dialihfungsikan menjadi pasar tradisional. Pengalihfungsian
Balairung atau Balerong ini menjadi pasar tradisional (onan) didasarkan pada
timbulnya keinginan dari raja – raja huta yang ada di sekitar Balige masa itu untuk
menyatukan onan di suatu tempat. Perkembangan Pasar Tradisional Balairung
(Onan Balerong) ditandai dengan adanya pembangunan pertokoan yang
mengelilingi bangunan awal pada tahun 1970-an. Selanjutnya melalui Peraturan
Daerah Kabupaten Tingkat II Toba Samosir nomor 14 tahun 1999 pengelolaan
pasar tradisional yang selama ini tidak dikelola dengan baik menjadi tanggung
jawab penuh Dinas Pasar, Kebersihan, dan Pertamanan Kabupaten Toba Samosir.
Kata Kunci : Perkembangan, Pasar Tradisional, dan Onan.

i

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, atas segala berkat dan
karuniaNya sehingga penulis akhirnya dapat menyelesaikan skripsi ini dengan
baik. Penulis menyusun skripsi ini guna memenuhi syarat untuk mencapai gelar
Sarjana Pendidikan, Jurusan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri
Medan. Dalam rangka memenuhi tugas tersebut dan didorong oleh keinginan
penulis untuk menambah ilmu pengetahuan dan pengalaman maka penulis

menyusun skripsi yang berjudul “Perkembangan Pasar Tradisional Balairung
(Onan Balerong) Di Balige Kecamatan Balige Kabupaten Toba Samosir.”
Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan skripsi ini banyak
mengalami kendala. Penulis selalu berusaha semaksimal mungkin didalam
menyelesaikan skripsi ini walaupun penulis menyadari bahwa masih memiliki
kekurangan didalam penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis sangat
mengharapkan agar para pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang
bersifat membangun untuk melengkapi skripsi ini.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari bahwa banyak kesulitan
yang dihadapi, namun berkat Tuhan Yang Maha Kuasa dan dukungan dari
keluarga serta sahabat-sahabat penulis akhirnya skripsi ini selesai, walaupun
masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu pada kesempatan ini penulis ingin sekali
kembali

mengucapkan

“mauliate

tu


dainang

pangintubu

na

tongtong

manghaholongi hami anakkon na” T. Br Simangunsong dan almarhum “damang
parsinuan” K. Siahaan yang telah bersusah payah membesarkan, mengasuh,
mendidik, serta memotivasi penulis secara moril maupun materil dengan sabar,

ii

penuh perjuangan dan kasih sayang serta selalu mendoakan penulis sehingga
dapat menyelesaikan perkuliahan dan skripsi ini.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan
penghargaan kepada:
1. Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si. selaku Rektor Universitas Negeri
Medan.

2. Bapak Dr. H. Restu, M. S. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial.
3. Bapak dan Ibu Wakil Dekan Fakultas Ilmu Sosial.
4. Ibu Dra. Flores Tanjung, M. A. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Sejarah.
5. Bapak Drs. Yushar Tanjung, M. Si. selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan
Sejarah
6. Bapak Drs. Ponirin, M. Si. selaku Dosen Pembimbing Skripsi penulis yang
telah banyak membantu penulis didalam menyelesaikan skripsi ini.
Terimakasih buat pemikiran – pemikiran bapak yang telah merubah beberapa
pemikiran penulis. Terimakasih juga buat bimbingan, arahan, dan masukan masukan yang selama ini diberikan kepada penulis dalam menyusun skripsi
ini.
7. Ibu Dr. Samsidar Tanjung, M. Pd. selaku Dosen Pembimbing Akademik dan
penguji penulis yang telah banyak memberikan bimbingan dan arahan kepada
penulis selama masa penyusunan skripsi ini maupun perkuliahan.
8. Bapak Dr. Hidayat, M. Si. selaku Dosen Penguji Ahli yang telah banyak
memberikan pemikiran dan saran sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini.

iii

9. Ibu Dra. Lukitaningsih, M. Hum. selaku Dosen Pembanding Bebas yang

banyak memberikan pandangan serta masukan bagi penulis dalam
menyelesaikan penulisan skripsi ini.
10. Bapak dan Ibu Dosen Pendidikan Sejarah serta tata usaha, terimakasih atas
semua ilmu yang diberikan kepada penulis selama masa perkuliahan
11. Kepala Dinas Pasar, Kebersihan, dan Pertamanan Kabupaten Toba Samosir
beserta stafnya, dan para Narasumber. Terimakasih atas bantuan dan segala
informasi yang dibutuhkan oleh penulis baik data tertulis maupun hasil
wawancara.
12. Ketiga saudara/i penulis yang terkasih Bang Naldo Siahaan, Kak Dewi
Siahaan, dan Dek Sari Siahaan, terimakasih penulis ucapkan kepada kalian
atas dukungan dan kasih sayang yang sudah kalian berikan kepada penulis
sehingga penulis semakin bersemangat menyusun skripsi ini.
13. Kawan – kawan seperguruan penulis keluarga besar A Reg 2010, Agustinus,
Budi, Mariya, Berkat, Nelly, Yosef, Tono, Rio, Jarahman, Arinda, Iqbal serta
yang lainnya. Tidak lupa juga seluruh abang/kakak stambuk, adik - adik
stambuk, teman - teman satu PPL SMK SW GKPS 2 P. SIANTAR,
Bapak/Ibu dan kawan - kawan satu kos. Terimakasih atas segala kebersamaan
dan dukungan yang selama ini pernah diberikan kepada penulis. Sukses buat
kita semua.
Skripsi ini bisa terselesaikan berkat bantuan dan doa dari semua pihak

termasuk juga kepada pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu

iv

namanya. Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih dan semoga skripsi ini
bisa bermanfaat bagi pembaca semua.

Medan,

Maret 2015

Penulis

Morris Siahaan
NIM. 3103121054

v

DAFTAR ISI
ABSTRAK.............................................................................................................. i

KATA PENGANTAR.......................................................................................... ii
DARTAR ISI........................................................................................................ vi
DAFTAR TABEL.............................................................................................. viii
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................ ix
BAB I : PENDAHULUAN.................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang........................................................................................... 1
1.2. Identifikasi Masalah.................................................................................. 4
1.3. Rumusan Masalah...................................................................................... 5
1.4. Tujuan Penelitian....................................................................................... 5
1.5. Manfaat Penelitian..................................................................................... 5
BAB II : LANDASAN TEORITIS....................................................................... 7
2.1. Kerangka Teoritis....................................................................................... 7
2.1.1. Perkembangan Pasar Tradisional Balerong................................... 7
2.1.2. Penelitian Relevan....................................................................... 12
2.2. Kerangka Berpikir.................................................................................... 14
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN....................................................... 16
3.1. Metode Penelitian..................................................................................... 16
3.2. Lokasi Penelitian...................................................................................... 16
3.3. Sumber Data............................................................................................. 16
3.4. Teknik Pengumpulan Data....................................................................... 17

3.5. Teknik Analisa Data................................................................................. 18

vi

BAB IV : PEMBAHASAN................................................................................. 20
4.1. Gambaran Lokasi Penelitian.................................................................... 20
4.1.1. Sejarah Singkat Kabupaten Toba Samosir.................................. 20
4.1.2. Lokasi dan Letak Geografis......................................................... 25
4.1.3. Kependudukan............................................................................. 30
4.1.4. Pendidikan................................................................................... 31
4.1.5. Kesehatan..................................................................................... 33
4.1.6. Agama.......................................................................................... 36
4.2. Latar Belakang Berdirinya Pasar Tradisional Balairung (Onan Balerong)
Balige........................................................................................................ 38
4.3. Perkembangan Pasar Tradisional Balairung (Onan Balerong) Balige
Tahun 1942 – 2013.................................................................................... 42
4.3.1. Masa Pendudukan Jepang (1942 – 1945).................................... 43
4.3.2. Masa Orde Lama (1945 – 1967).................................................. 46
4.3.3. Masa Orde Baru (1967 – 1999)................................................... 47
4.3.4. Masa Orde Reformasi (1999 – 2013).......................................... 48

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN............................................................ 57
5.1. Kesimpulan.............................................................................................. 57
5.2. Saran......................................................................................................... 59
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 61
LAMPIRAN

vii

DAFTAR TABEL
Tabel 1. Luas Wilayah dan Rasio Terhadap Total Menurut................................. 27
Tabel 2. Jumlah Desa/Kelurahan Dirinci Menurut Kecamatan............................ 28
Tabel 3. Jarak dari Kota Kecamatan ke Ibukota Kabupaten Toba Samosir.......... 29
Tabel 4. Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan dan Jenis Kelamin.................... 30
Tabel 5. Jumlah Sekolah, Guru dan Murid Menurut Tingkat Pendidikan............ 32
Tabel 6. Jumlah Fasilitas Kesehatan..................................................................... 34
Tabel 7. Jumlah Tenaga Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Toba Samosir
Menurut Kecamatan.............................................................................................. 35
Tabel 8. Jumlah Umat Beragama Menurut Kecamatan........................................ 36

viii


BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Negara Indonesia adalah sebuah negara yang menganut sistem ekonomi
kerakyatan. Dimana salah satu faktor pendukung terjadinya sistem ekonomi ini
adalah keberadaan pasar tradisional. Keberadaan pasar tradisional sangat
dibutuhkan ditengah – tengah masyarakat Indonesia, karena disinilah salah satu
tempat bagi masyarakat untuk melakukan transaksi ekonomi. Transaksi ekonomi
yang dimaksud yaitu bertemunya penjual dan pembeli yang melakukan hubungan
tawar – menawar barang / jasa secara langsung ( tatap muka ).
Sejarah terbentuknya pasar itu sendiri berawal dari kebiasan masyarakat
zaman dahulu yang menggunakan sistem barter atas barang yang dibutuhkannya
namun tidak diproduksi sendiri. Untuk melakukan barter, dipilih sebuah tempat
yang disepakati bersama. Lama-kelamaan tempat tersebut berubah menjadi pasar.
Kegiatan yang dilakukan disana pun tidak hanya sekedar barter namun sudah
berupa kegiatan jual beli dengan menggunakan alat pembayaran berupa uang.
Pasar tradisional merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli serta
ditandai dengan adanya transaksi penjual pembeli secara langsung dan biasanya
ada proses tawar-menawar, bangunan biasanya terdiri dari kios-kios atau gerai, los
dan dasaran terbuka yang dibuka oleh penjual maupun suatu pengelola pasar.
Kebanyakan menjual kebutuhan sehari-hari seperti bahan-bahan makanan berupa
ikan, buah, sayur-sayuran, telur, daging, kain, pakaian, barang elektronik, jasa dan
1

lain-lain. Selain itu, ada pula yang menjual kue-kue dan barang-barang lainnya.
Pasar seperti ini masih banyak ditemukan di Indonesia, dan umumnya terletak
dekat kawasan perumahan agar memudahkan pembeli untuk mencapai pasar.
Apabila di amati, di Indonesia pasar tradisional masih menjadi tempat
tujuan utama masyarakat dalam membeli suatu kebutuhan, maka dari itu di dalam
pasar terjadilah perputaran ekonomi masyarakat. Pasar tradisional juga merupakan
tempat dalam penjualan produk-produk berskala ekonomi rakyat seperti : petani,
nelayan, pengrajin dan industri rumah tangga. Selain itu, interaksi sosial di dalam
pasar tradisional sangat kelihatan, ini dapat di lihat dari hubungan antara penjual
dan pembeli yang melakukan hubungan tawar – menawar terhadap suatu barang
meskipun mereka berasal dari suku dan latar belakang status yang berbeda - beda.
Pada umumnya, pasar tradisional menghadapi berbagai masalah seperti :
terbatasnya ruang pada tempat yang sempit, tidak teratur, tidak sehat, kotor,
kurangnya tempat sampah, terlalu banyaknya pedagang pinggir jalan, lemahnya
pengelolaan, dan fasilitas penyimpanan dengan yang tidak memadai.
Meskipun demikian, pasar tradisional juga memiliki beberapa keunggulan
seperti lokasi yang strategis, area penjualan yang luas, keragaman barang yang
lengkap, harga yang rendah, dan tradisi tawar-menawar yang menunjukkan
kedekatan antara penjual dan pembeli.
Peningkatan aktivitas pasar menyebabkan penampilan pasar tidak teratur,
kumuh, tidak tersedianya fasilitas air bersih yang memadai sehingga tidak ada
proses pembersihan komoditi, tidak terjamin kebersihannya, tidak tersedianya

2

tempat pembuangan sampah yang memadai, dan sarana jalan sempit sehingga
aktivitas peredaran barang di dalam pasar juga sulit dan kurang nyaman.
Balige merupakan ibukota kabupaten Toba Samosir adalah salah satu dari
kabupaten/kota yang ada di Provinsi Sumatera Utara. Di kota ini, keberadaan
pasar tradisional masih dapat ditemukan, yaitu Pasar Tradisional Balairung (Onan
Balerong) yang terdapat tepat di jantung kota Balige.
Ketika kita datang ke kota Balige atau hanya lewat saja, kita akan melihat
6 deretan bangunan yang menyerupai Sopo yaitu rumah tradisional Batak Toba.
Bangunan ini tepat berada di pusat kota Balige dan di tepi jalan Medan-Tarutung.
Orang-orang sekitar Balige sering menyebutnya Onan Balerong.
Dari observasi awal yang peneliti lakukan, Pasar Tradisional Balairung
(Onan Balerong) dibangun oleh Belanda pada tahun 1936. Dalam proses
pembangunannya, setiap bangunan di kepalai oleh arsitek yang berbeda sehingga
ada 6 arsitek bangunan ini dan arsitek-arsiteknya adalah orang Batak sendiri.
Itulah sebabnya, corak dan pola ukiran yang terdapat pada setiap bangunan tidak
sama. Semua dikerjakan dengan manual, seperti memotong besi, memotong kayu,
pengukuran, dan juga membuat lubang-lubang pada besi. Sehingga prosesnya
agak lambat namun memiliki kualitas bangunan yang cukup tinggi.
Pada awalnya, Belanda membangunnya untuk dijadikan pusat teater atau
opera. Disinilah pernah berkembang opera-opera Batak legendaris yang saat ini
keberadaannya hampir punah. Namun, setelah Belanda angkat kaki dari
Indonesia, bangunan ini dialihfungsikan menjadi pasar tradisional.

3

Keberadaan Pasar Tradisional Balairung (Onan Balerong) ini sangat
menarik untuk dikaji lebih lanjut. Selain menjadi tempat bertemunya antara
penjual dan pembeli, Pasar Tradisional Balairung (Onan Balerong) juga memiliki
nilai sejarah dan seni tersendiri sehingga wajar apabila masyarakat Balige
menjadikannya ikon kebanggaan Kota Balige.
Berdasarkan dari uraian di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian lebih lanjut tentang “Perkembangan Pasar Tradisional Balairung (Onan
Balerong) Di Balige Kecamatan Balige Kabupaten Toba Samosir Balige (1942 2013)“.
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka peneliti mengungkapkan
beberapa identifikasi masalah dalam penelitian ini, antara lain :
1. Latar belakang berdirinya Pasar tradisional Balairung di Balige.
2. Perkembangan Pasar tradisional Balairung sebagai pasar tradisional di Balige.
3. Ciri–ciri Pasar tradisional Balairung sebagai tradisional di Balige.
4. Aktivitas yang terjadi di dalam Pasar tradisional Balairung sebagai pasar
tradisional di Balige.
5. Sarana dan prasarana yang ada di dalam Pasar tradisional Balairung sebagai
pasar tradisional di Balige.
6. Pengelolaan Pasar tradisional Balairung sebagai pasar tradisional di Balige.

4

1.3. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah dan batasan masalah di
atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana latar belakang berdirinya pasar tradisional Balairung sebagai pasar
tradisional di Balige ?
2. Bagaimana perkembangan pasar tradisional Balairung sebagai pasar
tradisional di Balige dari tahun 1942 - 2013 ?
1.4. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui latar belakang berdirinya pasar tradisional Balairung
sebagai pasar tradisional di Balige .
2. Untuk menjelaskan perkembangan pasar tradisional Balairung sebagai pasar
tradisional di Balige dari tahun 1942 - 2013.
1.5. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah :
1. Sebagai bahan masukan yang dapat dijadikan sumber bagi peneliti yang ingin
mengadakan penelitian lebih lanjut tentang masalah ini.
2. Dapat melatih peneliti untuk membuat karya ilmiah dalam penelitian sejarah
yang berkualitas.

5

3. Untuk memperkaya informasi dan wawasan bagi Civitas Akademika
UNIMED maupun masyarakat tentang Perkembangan pasar tradisional
sebagai pasar tradisional di Balige.

6

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab IV, maka dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Pasar Tradisional Balairung (Onan Balerong) Balige di bangun oleh Belanda
pada tahun 1936. Dalam proses pembangunannya, setiap bangunan di kepalai
oleh arsitek yang berbeda sehingga ada 6 arsitek bangunan ini dan arsitekarsiteknya adalah orang Batak sendiri. Itulah sebabnya, corak dan pola ukiran
yang terdapat pada setiap bangunan tidak sama. Semua di kerjakan dengan
manual, seperti memotong besi, memotong kayu, pengukuran, dan juga
membuat lubang-lubang pada besi. Sehingga prosesnya agak lambat namun
memiliki kualitas bangunan yang cukup tinggi.Pada awalnya, Belanda
membangunnya untuk dijadikan balai pertemuan dan pusat teater atau opera.
Disinilah pernah berkembang opera-opera Batak legendaris yang saat ini
keberadaannya hampir punah. Namun, setelah Belanda angkat kaki dari
Indonesia pada tahun 1942, bangunan ini dialihfungsikan menjadi pasar
tradisional.Pengalihfungsian Balairung atau Balerong ini menjadi onan
didasarkan pada timbulnya keinginan dari raja – raja huta yang ada di sekitar
Balige untuk menyatukan onan di suatu tempat. Setelah melakukan pertemuan
para raja huta menyepakati Balairung atau Balerong yang berada di pusat kota
Balige untuk menjadi lokasi onan. Pemilihan Balairung sebagai lokasi onan

57

didasarkan pada lokasi Balairung yang strategis yaitu berada di pusat kota
Balige sehingga dapat mempermudah masyrakat yang tinggal di sekitar
maupun yang berasal dari luar Balige untuk melakukan transaksi jual beli.
2. Perkembangan Pasar Tradisional Balairung di tandai dengan adanya
pembangunan pertokoan yang mengelilingi bangunan awal pada tahun 1970.
Hal ini bertujuan agar tidak terlihat dari luar dan juga dari segi keamanan
Sehingga bentuk bangunan awal berkurang dan hanya tersisa pada kontruksi
atapnya saja. Selanjutnya melalui Peraturan Daerah Kabupaten Tingkat II
Toba Samosir nomor 14 tahun 1999 pengelolaan pasar tradisional yang selama
ini tidak dikelola dengan baik menjadi tanggung jawab penuh Dinas Pasar,
Kebersihan, dan Pertamanan Kabupaten Toba Samosir, perkembangan sarana
dan prasarana ditandai dengan adanya penambahan sarana berupa kios semi
permanen sebanyak 210 dengan ukuran 3x3 m yang dibangun pada tahun
2004, adanya pemasangan batako pada area pasar sehingga ketika musim
penghujan tidak terjadi genangan air dan becek, dan perkembangan jenis
barang dagangan ditandai dengan adanya penambahan jenis barang dagangan
antara lain: aksesoris, alat tulis kantor, lukisan, cinderamata, emas dan berlian
(perhiasan).

58

5.2. Saran
Melalui penelitian ini maka penulis menyampaikan saran sebagai berikut:
1. Sebaiknya pihak Dinas Pasar, Kebersihan, dan Pertamanan Kabupaten Toba
Samosir sebagai pengelola Pasar Tradisional Balairung (Onan Balerong)
Balige lebih tegas dalam melaksanakan peraturan yang berlaku dan lebih
konsisten dalam memelihara dan memajukan Pasar Tradisional Balairung
(Onan Balerong) Balige, karena Pasar Tradisional Balairung (Onan Balerong)
Balige ini merupakan salah satu aset yang sangat penting terutama dilihat
secara historis Pasar Tradisional Balairung (Onan Balerong) Balige
merupakan salah satu pasar tertua dan yang terbesar Kabupaten Toba Samosir,
hal ini tidak dapat dipungkiri melihat Pasar Tradisional Balairung (Onan
Balerong) Balige yang sampai saat ini masih merupakan ikon perbelanjaan di
kota Balige karena menyediakan berbagai perlengkapan barang-barang
kebutuhan sehari-hari sekaligus berada di jantung Kota Balige.
2. Pemerintah Kabupaten Toba Samosir dan pihak Dinas Pasar, Kebersihan, dan
Pertamanan Kabupaten Toba Samosir sebaiknya bekerjasama dalam
memperkenalkan Pasar Tradisional Balairung (Onan Balerong) Balige sebagai
salah satu tempat wisata yang layak untuk dikunjungi oleh wisatawan lokal
maupun mancanegara, dimana hal ini tentu saja akan lebih melestarikan dan
memajukan Pasar Tradsional Balairung (Onan Balairung) itu sendiri..
3. Pemerintah Kabupaten Toba Samosir dan pihak Dinas Pasar, Kebersihan, dan
Pertamanan Kabupaten Toba Samosir harus bekerjasama dalam melindungi
dan melestarikan bangunan-bangunan lama yang ada di Pasar Tradisional
59

Balairung (Onan Balerong) Balige guna untuk menambah daya tarik Pasar
Tradisional Balairung (Onan Balerong) Balige dan mendidik anak-anak kita
untuk mencintai sejarah lokalnya dan menanamkan nilai-nilai sejarah agar
generasi kita selanjutnya bangga akan kekayaan sejarah yang dimikinya,
belajar dari adanya sejarah (pengalaman) dalam menghadapi masa yang akan
datang dan menjadi sumber pendapatan daerah.
4. Kepada pihak Dinas Pasar, Kebersihan, dan Pertamanan Kabupaten Toba
Samosir sebaiknya harus bekerja lebih sungguh-sungguh lagi dalam
menjalankan tugasnya agar keberadaan Pasar Tradisional Balairung (Onan
Balerong) Balige yang menjadi kebanggaan masyarakat Kabupaten Toba
Samosir ini tidak hancur oleh karena pihak-pihak tertentu. Melainkan masih
dapat diwariskan kepada anak, cucu kita di masa yang akan datang.
5. Pihak Dinas Pasar, Kebersihan, dan Pertamanan Kabupaten Toba Samosir
harus lebih tegas dalam menertibkan pedagang-pedagang liar yang berdampak
pada pendapatan pedagang tetap. Selain itu berdampak pula pada keindahan
pasar dan kenyamanan pembeli. Sehingga hubungan antara pedagang dan
pembeli terjalin dengan baik, begitupun hubungan antara pedagang dan pihak
Dinas Pasar, Kebersihan, dan Pertamanan Kabupaten Toba Samosir.

60

DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu. 2005. Psikologi Perkembangan. Jakarta : Rineka Cipta.
Both, Anne, dkk. 1998. Sejarah Ekonomi Indonesia. Jakarta : LP3S.
BPS Kabupaten Toba Samosir. 2013. Kabupaten Toba Samosir Dalam Angka
2013. BPS Toba Samosir : Balige.
Chourmain, Imam dan Prihatin. 1994. Pengantar Ilmu Ekonomi. Jakarta :
Depdikbud.
Damsar. 2002. Sosiologi Ekonomi. Jakarta : Rajawali Press.
Fakultas Ilmu Sosial. 2013. Buku Pedoman Penulisan Skripsi dan Proposal
Penelitian Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sejarah.
Geertz, Cliford. 1973. Penjaja dan Raja. Jakarta : LPEM Universitas Indonesia
Monks, F. J, dkk. Psikologi Perkembangan. Yogyakarta : Gajah Mada University
Press.
Malano, Herman. 2011. Selamatkan Pasar Tradisional. Jakarta : PT. Gramedia
Pustaka Utama.
Siodjang, B. 1995. Dampak Perkembangan Ekonomi Pasar Terhadap
Kehidupan Sosial Budaya Masyarakat Pedesaan di Sulawesi Tengah.
Jakarta : Depdikbud.
Sjamsuddin, Helius. 2012. Metodologi Sejarah. Yogyakarta : Ombak.
Soekanto, Soerjono. 1990. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : PT. Raja
Grafindo Persada.
Soegiono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : CV. Alfabeta.
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R & D. Bandung
: CV. Alfabeta.
http://id.m.wikipedia.org/wiki/Sosial_ekonomi (diakses 20 Mei 2014)