PENDAHULUAN Makna Kesetiakawanan pada Syair Lagu Karya Ebiet G. Ade Melalui Pendekatan Semiotik dan Implementasi Pembelajarannya di SMA.

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kesetiakawanan sosial atau rasa solidaritas sosial merupakan potensi spritual, komitmen bersama sekaligus jati diri bangsa. Karena itu kesetiakawanan sosial merupakan nurani bangsa Indonesia yang terimplikasi dari sikap dan perilaku yang dilandasi oleh pengertian, kesadaran, keyakinan tanggung jawab dan partisipasi sosial sesuai dengan kemampuan dar i masing-masing warga masyarakat. Namun demikian, bagaimana dalam praktiknya pada saat sekarang?

Modal sosial yang ada dalam masyarakat terus digali, dikembangkan dan didayagunakan dalam mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia untuk bernegara yaitu masyarakat yang sejahtera. N ilai dasar kesejahteraan sosial akan terus mendorong untuk diwujudkan dalam kehidupan berbangsa. Kesetiakawanan sosial harus terus direvitalisasi sesuai dengan kondisi aktual bangsa dan diimplementasikan dalam wujud nyata dalam kehidupan keseharian.

Kesetiakawanan sosial merupakan nilai yang bermakna bagi setiap bangsa. Jiwa dan semangat kesetiakawanan sosial dalam kehidupan bangsa dan masyarakat Indonesia pada hakikatnya telah ada sejak zaman nenek moyang jauh sebelum negara ini berdiri. Kesetiakawanan sosial yang semacam inilah yang merupakan cikal bakal sebagai suatu bangsa yang merdeka yang kemudian dikenal sebagai bangsa Indonesia.

Jiwa dan semangat kesetiakawanan sosial tersebut dalam perjalanan kehidupan bangsa telah teruji dalam berbagai peristiwa sejarah. Peristiwa sejarah ini mencapai puncaknya yang terwujud dalam tindak dan sikap berdasarkan rasa kebersamaan dari seluruh bangsa Indonesia. Kebersamaan ini


(2)

selalu tercermin dalam menghadapi ancaman dari penjajah yang membahayakan kelangsungan hidup berbangsa.

Sejarah telah membuktikan bahwa bangsa Indonesia mencapai kemerdekaan berkat semangat kesetiakawanan sosial yang tinggi. Oleh karena itu, semangat kesetiakawanan sosial harus senantiasa ditanamkan, ditingkatkan dan dikukuhkan melalui berbagai kegiatan. Usaha untuk terus meningkatkan semangat kesetiakawanan sosial menjadi hal yang tidak bisa ditawar lagi.

Saat ini tidak lagi melakukan perjuangan secara fisik untuk mengusir penjajah, namun yang kita hadapi sekarang adalah peperangan menghadapi berbagai permasalahan sosial yang menimpa bangsa Indonesia seperti kemiskinan, keterlantaran, kesenjangan sosial, konflik Suku, Agama, Ras dan Antargolongan (SARA) di beberapa daerah, bencana alam (gempa bumi, gunung meletus, tsunami, kekeringan), serta ketidakadilan dan masalah-masalah lain.

Dengan prinsip dari, oleh dan untuk masyarakat, dalam pelaksanaannya diperlukan berbagai dukungan dan peran aktif dari seluruh komponen/elemen bangsa. Hal seperti ini bukan hanya tanggung jawab pemerintah saja melainkan tanggung jawab bersama secara kolektif seluruh masyarakat Indonesia. Pemerintah bersama masyarakat akan selalu mengusahakan tetap kokohnya rasa kesetiakawanan sosial ini.

Oleh karena itu, makna kesetiakawanan sosial sebagai sikap dan perilaku masyarakat selalu dikaitkan dengan peringatan Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional (HKSN). Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional ditujukan pada upaya membantu dan memecahkan berbagai permasalahan sosial bangsa dengan cara mendayagunakan peran aktif masyarakat secara luas, terorganisasi dan berkelanjutan. Dengan demikian kesetiakawanan sosial masih akan tumbuh


(3)

dan melekat dalam diri bangsa Indonesia yang dilandasi oleh nilai- nilai kemerdekaan dan nilai kepahlawanan.

Indonesia sejak dahulu dikenal sebagai bangsa yang ramah. Kesetiakawanan sosial seperti tolong menolong, kekerabatan sosial, dan gotong royong merupakan perilaku keseharian. Ringan tangan sudah menjadi kebiasaan. Apakah dalam kondisi belakangan ini ciri-ciri kesetiakawanan sosial tersebut masih tampak menonjol? Jawabnya Ya, sebagian besar masih ada. Namun ketika proses modernisasi gencar melanda ke setiap sisi kehidupan maka telah terjadi perubahan sosial. Lihat saja kehidupan di daerah perkotaan. Kehidupan di kalangan mereka dicerminkan dengan sifat individualistik. Selain itu pengaruh media cetak dan elektronik yang sangat maju menyebabkan munculnya pola hidup yang semakin konsumtif. Tanda-tanda itu juga sudah merambah ke daerah perdesaan. Sementara gotong royong sebagai bentuk modal sosial yang paling tua semakin terdegradasi sejalan dengan masuknya arus ekonomi uang. Semacam perubahan pola pikir bahwa tak ada jenis pekerjaan yang gratis. Di samping itu terjadinya konflik sosial di beberapa daerah merupakan proses perubahan dari modal sosial positif menjadi mengarah pada modal sosial negatif akibat dari kepe ntingan politik dan bahkan ’SARA’.

Modal sosial dalam bentuk kesetiakawanan soaial seperti ini tidaklah statis. Tidak mudah dihindari perkembangan teknologi komunikasi dan transportasi cenderung dapat menimbulkan penyimpangan modal sosial ini. Timbul perkembangan persepsi tiap individu terhadap hal- hal baru; apakah sebagai ancaman atau justru memperkuat modal sosial yang ada. Masyarakat yang sudah modern dan semakin memiliki hubungan dengan pihak luar, maka dibutuhkan fungsi kendali sosial terhadap setiap norma dan kebudayaan luar yang masuk. Pertanyaannya, apa dan bagaimana yang harus dilakukan oleh perwujudan kegiatan sosial agar dapat membentengi tantangan bahkan ancaman dari luar?


(4)

Puisi memililki hubungan yang erat dengan syair lagu. Pendapat secara umum ini menjelaskan bahwa keterkaitan antara puisi dengan syair lagu itu begitu erat. Musik yang tersusun rapi menandakan pada rentetan kata-kata yang teratur dengan rapi. Rentetan kata-kata yang tersusun dengan rapi mengacu pada bangun sebuah puisi. Kata musik sering kita temukan bersamaan dengan nyanyian. Nyanyian tidak bisa dipisahkan dengan syair. Dengan demikian, kata musik akan selalu mengacu pula pada nyanyian. Kata nyanyian akan selalu mengacu pada syair lagu. Dari uraian seperti itu semakin jelas bahwa antara puisi dengan syair lagu memiliki kaitan yang begitu erat.

Issac Newton menyatakan bahwa puisi adalah nada yang penuh keaslian dan penuh keselarasan (Tarigan,1993:5). Melalui musik, penyampaian karya sastra berupa puisi menjadi lebih menarik dan terasa tidak membosankan ba gi pendengar dan penikmat sastra. Kata (nada yang penuh keaslian), cenderung mengacu pada pengertian puisi, sedangkan kata (nada yang penuh keselarasan) cenderung mangacu pada nyanyian (syair lagu). Dari pendapat di atas semakin jelas bahwa kaitan antara puisi dengan syair lagu itu begitu dekat.

Bahasa yang digunakan dalam lagu merupakan sesuatu yang menarik untuk dikaji karena bahasa dalam lirik atau syair lagu merupakan ba hasa puisi. Bahasa puisi adalah sifat bahasa yang dipergunakan sebagai wadah untuk mengekspresikan secara universal atau umum dan bukan merupakan bahasa yang definitif (Sayuti,2008: 24).

Ebiet G.Ade merupakan salah satu dari 25 artis Indonesia terbesar sepanjang masa. Dia menempati urutan ke-15 dari 25 artis Indonesia terbesar sepanjang masa. Secara urut 25 artis Indonesia terbesar sepanjang masa tersebut adalah : 1. Koes Plus, 2. Iwan Fals, 3. Chrisye, 4. Benyamin Suaib, 5. Ismail Marzuki, 6. Slank, 7. Guruh Soekarno Putra, 8. God Bless, 9. Titiek Puspa, 10. Bimbo, 11. Bing Slamet, 12. Rhoma Irama, 13. Fariz RM, 14. Gombloh, 15. Ebiet G. Ade, 16. Gesang, 17.Harry Roesli, 18. Jack Lesmana, 19. Ahmad Albar, 20. The Rollies, 21. Erros Djarot, 22. Yockie Suryoprayogo, 23. Dewa19, 24.


(5)

Ahmad Dani, 25. Indra Lesmana.(http://puscom.man3malang.com, diakses Rabu, 07 April 2010, pukul 20.00 WIB).

Jimi ”The Upstair” mengomentari lagu- lagu Ebiet G. Ade yang berkaitan dengan terpilihnya dia sebagai artis legendaris. Ketika Jimi mendengarkan lagu Ebiet G. Ade yang berjudul ”Camelia 1”, ia merasa tercengang. Ia baru merasakan sekarang bahwa sejak kecil ia sudah terbiasa mendengarkan lagu sehebat itu. Puisi dan lagu-lagu Ebiet G. Ade semakin tambah dahsyat dengan kemasan musik yang dikerjakan oleh Billy J. Budiarjo. Lagu yang berjudul ”Lelaki Ilham dari Surga” adalah nomor terbaik pada album ini. Lagu-lagunya bernuansa religius dengan lirik yang jenius. Lagu ini dapat membuatnya terharu yang yang sangat mendalam dalam suasana tertentu.

Jimi mangatakan bahwa ketika dia masih kecil ia tidak merasakan hal yang sejauh ini. Akhirnya dia meyakini bahwa lebih baik terlambat menyadarinya dari pada tidak sama sekali. Demikian yang ia mengatakan dalam menanggapi lagu- lagu Ebiet G. Ade http://puscom.man3malang.com, diakses Rabu, 07 April 2010, pukul 20.00 WIB).

Denny Sakrie, seorang pengamat musik Indonesia menulis tentang Ebiet G.Ade dalam majalah ”Median” yang terbit pada edisi Mei 2009. Denny mengatakan dalam sebuah tulisannya, bahwa tuturan lagu yang disenandungkan Ebiet sangat bersahaja, mudah dipahami tetapi memiliki makna yang mendalam.

Lagu- lagu yang ditulis Ebiet ini seolah merupakan soundtrack wajib manakala mengemuka sebuah bencana atau sebuah malapetaka. Lagu- lagu itu akan terdengar setiap saat pada berita di media massa yang mengabarkar peristiwa bencana. Dengan demikian, semua orang bisa memahami dan setuju jika sebuah bencana terbentang, maka lagu-lagu Ebiet pun siap mengumandang.


(6)

Sejak awal pemunculannya dalam industri musik Indonesia di tahun 1979, dia telah menangkap esensi musik Ebiet yang lebar dan luas. Ebiet tidak hanya sebagai penyanyi penghibur, tetapi juga penyanyi penutur. Berkali-kali saat itu Ebiet menolak disebut sebagai penyanyi. Dia selalu menyebut sebagai penyair yang bernyanyi. Di mata Denny, Ebiet adalah trubadur, penyanyi berutur yang bertualang ke mana- mana dan bertutur tentang keadaan di masyarakat terhadap apa yang dialami dan dirasakannya. Http://dennysak.mulply.com/journal/item/337/mengejabahasalangit, diakses Jumat, 15 April 2010, pukul 20.30 WIB.)

Presiden Susilo Bambang Yudoyono (SBY) berduet dengan Ebiet G. Ade menyanyikan lagu ”Untuk Kita Renungkan” pada penutupan Silaturhami Anggota Legislatif Partai Demokrat seluruh Indonesia di Hotel Sahid Jaya, Jakarta, Minggu, 4 Maret 2007. Di penghujung acara silaturahmi itu ia tampil menyanyikan beberapa lagu hits-nya. Lagu- lagu bertutur ala Ebiet ini menghanyutkan hadirin, banyak diantara mereka larut dan ikut bernyanyi. Usai lagu kedua, tiba-tiba ia ”menodong” Presiden SBY untuk naik ke panggung menemaninya bernyanyi. Ini betul-betul improvisasi darinya yang tidak direncanakan dalam rangkaian acara.

Dengan dukungan dari Ibu Ani, Presiden SBY pun tampil ke panggung memenuhi ajakannya untuk bernyanyi. Alhasil, jadilah duet SBY- Ebiet melantunkan lagu ”Untuk Kita Renungkan”. Dengan petikan gitar Ebiet, lirik lagu yang sangat menyentuh pun mengalun dari suara SBY dan Ebiet dalam bentuk duet yang indah.

Sesaat setelah selesai bernyanyi, sebelum turun dari panggung SBY menyampaikan sedikit kata-kata penutup. Katanya, ”Menghadapi bencana, kita kembalikan semuanya kepada Yang Maha Kuasa. Menghadapi bencana yang sedang melanda di negeri ini, petiklah pelajaran, mawaslah diri ke dalam, apa pesan yang ada didalamnya. Tetapi di atas segalanya, janganlah kita putus asa dalam memahami hakikat, dari itu semua kita bisa membangun


(7)

hari esok yang lebih baik. Di mata Allah, manusia sangat kecil, tetapi Allah mencatat sekecil apapun pikiran baik, perilaku baik, ikhtiar kita sebagai manusia”. (Http://www.spiritualsharing.net/listen/detail/101/sebuah syair-dari-ebiet-g-ade;hidup-1-pernah-kucoba-untuk melupakan-kamu).

Pada acara Sembilan Jam Bersama SBY Fans Club Minggu, 8 Agustus 2008 di Jakarta, Ebiet menyanyikan lagu- lagu ciptaannya. Ia tidak sendirian dalam melantunkan salah satu lagu populernya ”Berita Kepada Kawan”. Ia berduet dengan SBY, tetapi lebih banyak Ebiet yang bernyanyi. Sang capres dari Partai Demokrat ini hanya bisa melantunkan sedikit syair dan tidak secara lengkap. Http://www2.kompas.com/gayahidup/news/0408/09/081004.htm).

Ebiet adalah sebuah nama yang kerap memberi inspirasi bagi banyak orang. Kekuatan lirik dan syair dalam setiap lagunya adalah kekhasan Ebiet yang tidak dimiliki oleh penyanyi lain. Kekhasan ini tampak pada lagu ”Berita Kepada Kawan” yang bercerita tentang bencana alam yang terjadi di negeri ini. Lagu itu hampir selalu diputar di radio-radio dan televisi jika terjadi bencana alam, padahal lagu itu diciptakan puluhan tahun yang lalu.

Akhir-akhir ini banyak pihak mengkritiknya karena mereka menilai Ebiet yang kehidupannya kini sudah mapan, tidak lagi peka dan sensitif terhadap kejadian di sekitarnya. Banyak yang berharap Ebiet melahirkan lagu-lagu yang menggugah manakala terjadi bencana. Misalnya waktu terjadi tsunami di Aceh dan gempa di Jogja. (Http://www.kickandy.com.topik.asp?id=50).

Penulis beranggapan bahwa lagu- lagu karya Ebiet G.Ade memiliki nilai rasa yang tinggi. Nilai rasa yang tinggi ini akan menimbulkan adanya daya tarik bagi masyarakat (pendengar) untuk selalau mengkonsumsi lagu-lagunya. Lagu- lagu yang bernilai rasa tinggi ini ikut mengantarkannya sebagai lagu yang bisa bertahan lama hingga sekarang. Jadi hal seperti inilah yang mendorong penulis untuk tertarik meneliti lebih dalam mengenai nilai- nilai kesetiakawanan sosial pada lagu-lagu karya Ebiet G. Ade.


(8)

Satu hal yang perlu diperhatikan lebih jauh adalah sejauh mana lagu- lagu karya Ebiet G. Ade ini bisa kita manfaatkan sebagai materi pembelajaran sastra di sekolah. Hasil penelitian ini nanti diharapakan dapat menjadi jembatan yang bagus dalam pembelajaran sastra di sekolah. Seperti yang kita ketahui bersama bahwa kendala yang umum pada pengajaran sastra adalah kurangnya ketertarikan siswa dengan sastra khususnya puisi.

Ketika dalam pengajaran sastra berlangsung, seorang guru yang sedang mengajarkan puisi sebagian besar siswa tidak tertarik. Siswa mengikuti pelajaran itu hanya sekedar menjalankan kewajiban yang memang harus diterima begitu saja. Tetapi akan menjadi lain ketika guru tersebut dalam mengajarkan sastra (puisi) dimulai dengan menyajika n lagu- lagu. Mengapa bisa demikian? Secara sederhana jawaban dari pertanyaan tersebut adalah bahwa hampir setiap siswa akan menyenangi lagu- lagu, tetapi juga hampir setiap siswa tidak menyenangi puisi. Padahal kalau kita lihat seperti keterangan penulis di muka, bahwa pada prinsipnya antara puisi denga n lagu adalah sama. Penelitian ini juga akan menjelaskan sejauh mana peranan lagu-lagu sebagai alternatif materi dalam pengajaran sastra.

Penelitian ini akan difokuskan pada makna kesetiakawanan sosial pada syair lagu-lagu Ebiet G. Ade. Adapun lagu- lagu yang akan dianalisis adalah : ”Berita Kepada Kawan”, pada album Camelia II, Tahun 1979, ”Sebuah Tragedi 1981, pada album Langkah Berikutnya, Tahun 1982 ”Untuk Kita Renungkan”, pada album Tokoh-Tokoh, Tahun 1982, ”Orang-Orang Terkucil” pada album Isyu, Tahun 1986, Ketegaran Hati Seorang Pengemis dan Anaknya” pada album Menjar ing Matahari, Tahun 1987 dan ”Masih Ada Waktu”, pada album Sketsa Rembulan Emas, Tahun 1988. Lagu- lagu tersebut telah dapat dianggap mewakili dari sekian banyak lagu- lagu karya Ebiet G. Ade yang membahas tema kesetiakawanan sosial.


(9)

B. Perumusan Masalah

Perumusan masalah dalam penelitian ini, ”Bagaimana makna kesetiakawanan sosial pada syair lagu- lagu karya Ebiet G.Ade?”

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adala h mendeskripsikan dan menjelaskan makna kesetiakawanan sosial yang terdapat dalam syair lagu- lagu karya Ebiet G. Ade

D. Manfaat Penelitian

Ada dua manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini. 1. Manfaat Teoretis

a. Menambah pengetahuan tentang makna semiotik dalam syair sebuah lagu.

b. Menambah kepustakaan dalam bidang penelitian sastra Indonesia, khususnya penelitian tentang pendekatan semiotik dalam syair sebuah lagu.

c. Menambah informasi tentang perkembangan dunia kritik sastra. khususnya puisi.

2. Manfaat Praktis

a. Memberikan informasi kepada masyarakat untuk memilih, mendengarkan dan memahami syair lagu yang berkualitas.

b. Menambah pengetahuan kepada pembaca di bidang sastra Indonesia terutama pada puisi (syair lagu).

c. Memberikan informasi kepada pembaca tentang alternatif memahami puisi melalui syair lagu

d. Memberikan masukan kepada para guru Bahasa dan Sastra Indonesia agar dalam proses belajar mengajar menjadi lebih menarik, terutama pada pembelajaran puisi

e. Memberikan masukan kepada para guru tentang pentingnya memadukan materi pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia dengan Seni Musik.


(1)

Puisi memililki hubungan yang erat dengan syair lagu. Pendapat secara umum ini menjelaskan bahwa keterkaitan antara puisi dengan syair lagu itu begitu erat. Musik yang tersusun rapi menandakan pada rentetan kata-kata yang teratur dengan rapi. Rentetan kata-kata yang tersusun dengan rapi mengacu pada bangun sebuah puisi. Kata musik sering kita temukan bersamaan dengan nyanyian. Nyanyian tidak bisa dipisahkan dengan syair. Dengan demikian, kata musik akan selalu mengacu pula pada nyanyian. Kata nyanyian akan selalu mengacu pada syair lagu. Dari uraian seperti itu semakin jelas bahwa antara puisi dengan syair lagu memiliki kaitan yang begitu erat.

Issac Newton menyatakan bahwa puisi adalah nada yang penuh keaslian dan penuh keselarasan (Tarigan,1993:5). Melalui musik, penyampaian karya sastra berupa puisi menjadi lebih menarik dan terasa tidak membosankan ba gi pendengar dan penikmat sastra. Kata (nada yang penuh keaslian), cenderung mengacu pada pengertian puisi, sedangkan kata (nada yang penuh keselarasan) cenderung mangacu pada nyanyian (syair lagu). Dari pendapat di atas semakin jelas bahwa kaitan antara puisi dengan syair lagu itu begitu dekat.

Bahasa yang digunakan dalam lagu merupakan sesuatu yang menarik untuk dikaji karena bahasa dalam lirik atau syair lagu merupakan ba hasa puisi. Bahasa puisi adalah sifat bahasa yang dipergunakan sebagai wadah untuk mengekspresikan secara universal atau umum dan bukan merupakan bahasa yang definitif (Sayuti,2008: 24).

Ebiet G.Ade merupakan salah satu dari 25 artis Indonesia terbesar sepanjang masa. Dia menempati urutan ke-15 dari 25 artis Indonesia terbesar sepanjang masa. Secara urut 25 artis Indonesia terbesar sepanjang masa tersebut adalah : 1. Koes Plus, 2. Iwan Fals, 3. Chrisye, 4. Benyamin Suaib, 5. Ismail Marzuki, 6. Slank, 7. Guruh Soekarno Putra, 8. God Bless, 9. Titiek Puspa, 10. Bimbo, 11. Bing Slamet, 12. Rhoma Irama, 13. Fariz RM, 14. Gombloh, 15. Ebiet G. Ade, 16. Gesang, 17.Harry Roesli, 18. Jack Lesmana, 19. Ahmad Albar, 20. The Rollies, 21. Erros Djarot, 22. Yockie Suryoprayogo, 23. Dewa19, 24.


(2)

Ahmad Dani, 25. Indra Lesmana.(http://puscom.man3malang.com, diakses Rabu, 07 April 2010, pukul 20.00 WIB).

Jimi ”The Upstair” mengomentari lagu- lagu Ebiet G. Ade yang berkaitan dengan terpilihnya dia sebagai artis legendaris. Ketika Jimi mendengarkan lagu Ebiet G. Ade yang berjudul ”Camelia 1”, ia merasa tercengang. Ia baru merasakan sekarang bahwa sejak kecil ia sudah terbiasa mendengarkan lagu sehebat itu. Puisi dan lagu-lagu Ebiet G. Ade semakin tambah dahsyat dengan kemasan musik yang dikerjakan oleh Billy J. Budiarjo. Lagu yang berjudul ”Lelaki Ilham dari Surga” adalah nomor terbaik pada album ini. Lagu-lagunya bernuansa religius dengan lirik yang jenius. Lagu ini dapat membuatnya terharu yang yang sangat mendalam dalam suasana tertentu.

Jimi mangatakan bahwa ketika dia masih kecil ia tidak merasakan hal yang sejauh ini. Akhirnya dia meyakini bahwa lebih baik terlambat menyadarinya dari pada tidak sama sekali. Demikian yang ia mengatakan dalam menanggapi lagu- lagu Ebiet G. Ade http://puscom.man3malang.com, diakses Rabu, 07 April 2010, pukul 20.00 WIB).

Denny Sakrie, seorang pengamat musik Indonesia menulis tentang Ebiet G.Ade dalam majalah ”Median” yang terbit pada edisi Mei 2009. Denny mengatakan dalam sebuah tulisannya, bahwa tuturan lagu yang disenandungkan Ebiet sangat bersahaja, mudah dipahami tetapi memiliki makna yang mendalam.

Lagu- lagu yang ditulis Ebiet ini seolah merupakan soundtrack wajib manakala mengemuka sebuah bencana atau sebuah malapetaka. Lagu- lagu itu akan terdengar setiap saat pada berita di media massa yang mengabarkar peristiwa bencana. Dengan demikian, semua orang bisa memahami dan setuju jika sebuah bencana terbentang, maka lagu-lagu Ebiet pun siap mengumandang.


(3)

Sejak awal pemunculannya dalam industri musik Indonesia di tahun 1979, dia telah menangkap esensi musik Ebiet yang lebar dan luas. Ebiet tidak hanya sebagai penyanyi penghibur, tetapi juga penyanyi penutur. Berkali-kali saat itu Ebiet menolak disebut sebagai penyanyi. Dia selalu menyebut sebagai penyair yang bernyanyi. Di mata Denny, Ebiet adalah trubadur, penyanyi berutur yang bertualang ke mana- mana dan bertutur tentang keadaan di masyarakat terhadap apa yang dialami dan dirasakannya. Http://dennysak.mulply.com/journal/item/337/mengejabahasalangit, diakses Jumat, 15 April 2010, pukul 20.30 WIB.)

Presiden Susilo Bambang Yudoyono (SBY) berduet dengan Ebiet G. Ade menyanyikan lagu ”Untuk Kita Renungkan” pada penutupan Silaturhami Anggota Legislatif Partai Demokrat seluruh Indonesia di Hotel Sahid Jaya, Jakarta, Minggu, 4 Maret 2007. Di penghujung acara silaturahmi itu ia tampil menyanyikan beberapa lagu hits-nya. Lagu- lagu bertutur ala Ebiet ini menghanyutkan hadirin, banyak diantara mereka larut dan ikut bernyanyi. Usai lagu kedua, tiba-tiba ia ”menodong” Presiden SBY untuk naik ke panggung menemaninya bernyanyi. Ini betul-betul improvisasi darinya yang tidak direncanakan dalam rangkaian acara.

Dengan dukungan dari Ibu Ani, Presiden SBY pun tampil ke panggung memenuhi ajakannya untuk bernyanyi. Alhasil, jadilah duet SBY- Ebiet melantunkan lagu ”Untuk Kita Renungkan”. Dengan petikan gitar Ebiet, lirik lagu yang sangat menyentuh pun mengalun dari suara SBY dan Ebiet dalam bentuk duet yang indah.

Sesaat setelah selesai bernyanyi, sebelum turun dari panggung SBY menyampaikan sedikit kata-kata penutup. Katanya, ”Menghadapi bencana, kita kembalikan semuanya kepada Yang Maha Kuasa. Menghadapi bencana yang sedang melanda di negeri ini, petiklah pelajaran, mawaslah diri ke dalam, apa pesan yang ada didalamnya. Tetapi di atas segalanya, janganlah kita putus asa dalam memahami hakikat, dari itu semua kita bisa membangun


(4)

hari esok yang lebih baik. Di mata Allah, manusia sangat kecil, tetapi Allah mencatat sekecil apapun pikiran baik, perilaku baik, ikhtiar kita sebagai manusia”. (Http://www.spiritualsharing.net/listen/detail/101/sebuah syair-dari-ebiet-g-ade;hidup-1-pernah-kucoba-untuk melupakan-kamu).

Pada acara Sembilan Jam Bersama SBY Fans Club Minggu, 8 Agustus 2008 di Jakarta, Ebiet menyanyikan lagu- lagu ciptaannya. Ia tidak sendirian dalam melantunkan salah satu lagu populernya ”Berita Kepada Kawan”. Ia berduet dengan SBY, tetapi lebih banyak Ebiet yang bernyanyi. Sang capres dari Partai Demokrat ini hanya bisa melantunkan sedikit syair dan tidak secara lengkap. Http://www2.kompas.com/gayahidup/news/0408/09/081004.htm).

Ebiet adalah sebuah nama yang kerap memberi inspirasi bagi banyak orang. Kekuatan lirik dan syair dalam setiap lagunya adalah kekhasan Ebiet yang tidak dimiliki oleh penyanyi lain. Kekhasan ini tampak pada lagu ”Berita Kepada Kawan” yang bercerita tentang bencana alam yang terjadi di negeri ini. Lagu itu hampir selalu diputar di radio-radio dan televisi jika terjadi bencana alam, padahal lagu itu diciptakan puluhan tahun yang lalu.

Akhir-akhir ini banyak pihak mengkritiknya karena mereka menilai Ebiet yang kehidupannya kini sudah mapan, tidak lagi peka dan sensitif terhadap kejadian di sekitarnya. Banyak yang berharap Ebiet melahirkan lagu-lagu yang menggugah manakala terjadi bencana. Misalnya waktu terjadi tsunami di Aceh dan gempa di Jogja. (Http://www.kickandy.com.topik.asp?id=50).

Penulis beranggapan bahwa lagu- lagu karya Ebiet G.Ade memiliki nilai rasa yang tinggi. Nilai rasa yang tinggi ini akan menimbulkan adanya daya tarik bagi masyarakat (pendengar) untuk selalau mengkonsumsi lagu-lagunya. Lagu- lagu yang bernilai rasa tinggi ini ikut mengantarkannya sebagai lagu yang bisa bertahan lama hingga sekarang. Jadi hal seperti inilah yang mendorong penulis untuk tertarik meneliti lebih dalam mengenai nilai- nilai kesetiakawanan sosial pada lagu-lagu karya Ebiet G. Ade.


(5)

Satu hal yang perlu diperhatikan lebih jauh adalah sejauh mana lagu- lagu karya Ebiet G. Ade ini bisa kita manfaatkan sebagai materi pembelajaran sastra di sekolah. Hasil penelitian ini nanti diharapakan dapat menjadi jembatan yang bagus dalam pembelajaran sastra di sekolah. Seperti yang kita ketahui bersama bahwa kendala yang umum pada pengajaran sastra adalah kurangnya ketertarikan siswa dengan sastra khususnya puisi.

Ketika dalam pengajaran sastra berlangsung, seorang guru yang sedang mengajarkan puisi sebagian besar siswa tidak tertarik. Siswa mengikuti pelajaran itu hanya sekedar menjalankan kewajiban yang memang harus diterima begitu saja. Tetapi akan menjadi lain ketika guru tersebut dalam mengajarkan sastra (puisi) dimulai dengan menyajika n lagu- lagu. Mengapa bisa demikian? Secara sederhana jawaban dari pertanyaan tersebut adalah bahwa hampir setiap siswa akan menyenangi lagu- lagu, tetapi juga hampir setiap siswa tidak menyenangi puisi. Padahal kalau kita lihat seperti keterangan penulis di muka, bahwa pada prinsipnya antara puisi denga n lagu adalah sama. Penelitian ini juga akan menjelaskan sejauh mana peranan lagu-lagu sebagai alternatif materi dalam pengajaran sastra.

Penelitian ini akan difokuskan pada makna kesetiakawanan sosial pada syair lagu-lagu Ebiet G. Ade. Adapun lagu- lagu yang akan dianalisis adalah : ”Berita Kepada Kawan”, pada album Camelia II, Tahun 1979, ”Sebuah Tragedi 1981, pada album Langkah Berikutnya, Tahun 1982 ”Untuk Kita Renungkan”, pada album Tokoh-Tokoh, Tahun 1982, ”Orang-Orang Terkucil” pada album Isyu, Tahun 1986, Ketegaran Hati Seorang Pengemis dan Anaknya” pada album Menjar ing Matahari, Tahun 1987 dan ”Masih Ada Waktu”, pada album Sketsa Rembulan Emas, Tahun 1988. Lagu- lagu tersebut telah dapat dianggap mewakili dari sekian banyak lagu- lagu karya Ebiet G. Ade yang membahas tema kesetiakawanan sosial.


(6)

B. Perumusan Masalah

Perumusan masalah dalam penelitian ini, ”Bagaimana makna kesetiakawanan sosial pada syair lagu- lagu karya Ebiet G.Ade?”

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adala h mendeskripsikan dan menjelaskan makna kesetiakawanan sosial yang terdapat dalam syair lagu- lagu karya Ebiet G. Ade

D. Manfaat Penelitian

Ada dua manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini. 1. Manfaat Teoretis

a. Menambah pengetahuan tentang makna semiotik dalam syair sebuah lagu.

b. Menambah kepustakaan dalam bidang penelitian sastra Indonesia, khususnya penelitian tentang pendekatan semiotik dalam syair sebuah lagu.

c. Menambah informasi tentang perkembangan dunia kritik sastra. khususnya puisi.

2. Manfaat Praktis

a. Memberikan informasi kepada masyarakat untuk memilih, mendengarkan dan memahami syair lagu yang berkualitas.

b. Menambah pengetahuan kepada pembaca di bidang sastra Indonesia terutama pada puisi (syair lagu).

c. Memberikan informasi kepada pembaca tentang alternatif memahami puisi melalui syair lagu

d. Memberikan masukan kepada para guru Bahasa dan Sastra Indonesia agar dalam proses belajar mengajar menjadi lebih menarik, terutama pada pembelajaran puisi

e. Memberikan masukan kepada para guru tentang pentingnya memadukan materi pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia dengan Seni Musik.