Makna Simbol dalamLirik Lagu Camellia I, II, III, dan IV Karya Ebiet G. Ade: Tinjauan Semiotika

(1)

MAKNA SIMBOL DALAM LIRIK LAGU CAMELLIA I, II, III,

DAN

IV

KARYA EBIET G. ADE: TINJAUAN SEMIOTIKA

SKRIPSI

DISUSUN OLEH:

JUMPA RIAMA TAMPUBOLON

110701024

DEPARTEMEN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2015


(2)

Makna Simbol dalamLirik Lagu Camellia I, II, III, dan IV

Karya Ebiet G. Ade: Tinjauan Semiotika

Oleh:

Jumpa Riama Tampubolon NIM 110701024

Skripsi ini diajukan untuk melengkapi persyaratan mengikuti ujian skripsi dan

telah disetujui oleh:

Pembimbing I, Pembimbing II,

Drs. IsmaTantawi, M.A. Dra. Keristiana,M.Hum.

NIP 196002071986011001 NIP 196106101986012001

Departemen Sastra Indonesia

Ketua,

Prof. Dr. Ikhwanuddin Nasution, M.Si. NIP 196209251989031017


(3)

i

Makna Simbol dalam Lirik Lagu Camellia I, II, III, dan IV

Karya Ebiet G. Ade: Tinjauan Semiotika

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak merupakan karya orang

yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan pada suatu perguruan

tinggi. Sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang

pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain kecuali yang tertulis sebagai acuan

dalam naskah ini dan dituliskan dalam daftar pustaka. Apabila pernyataan yang

saya buat ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi berupa pembatalan gelar

kesarjanaan yang saya peroleh. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sadar

dan bukan karena ada tekanan maupun paksaan. Atas perhatiannya saya ucapkan

terima kasih.

Medan, September 2015

Jumpa Riama Tampubolon 110701024


(4)

ii

Makna Simbol dalam Lirik Lagu Camellia I, II, III, dan IV

Karya Ebiet G. Ade: Tinjauan Semiotika

Oleh:

Jumpa Riama Tampubolon Departemen Sastra Indonesia

Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK

Lagu Camellia merupakan salah satu lagu yang hits sekaligus sebagai judul album pertama Ebiet G. Ade yang dirilis pada tahun 1979. Lagu Camellia yang bertemakan cinta ini adalah lagu yang fenomenal dan monumental. Lagu cinta ini juga menjadi akrab di telinga masyarakat karena seringnya diperdengarkan melalui media elektronik. Hanya dalam waktu yang singkat, lagu ini langsung meledak di pasaran. Camellia memiliki syair yang sangat indah dengan diksi yang mudah diterima di telinga namun mengandung makna yang dalam. Sampai hampir tiga puluh tahun perilisan, lagu Camellia masih terdengar di media. Hal ini membuktikan bahwa lagu Camellia mempunyai sesuatu yang spesial. Alasan-alasan inilah lagu Camellia dipilih sebagai objek kajian dalam penelitian ini. Secara khusus akan membahas makna simbol yang terdapat dalam lirik-lirik lagu karya Ebiet G. Ade yang berjudul Camellia I, II, III, dan IV. Dalam pembahasan maupun hasil penelitiannya akan menggunakan teori Semiotika. Camellia merupakan lagu yang sangat dikenal oleh masyarakat luas pada era 70an. Ini menjadi sangat dikenal karena salah satu dari judul keempat lagu tersebut pernah dijadikan soundtrack sebuah sinetron. Teori yang digunakan dalam pembahasannya adalah semiotika khususnya adalah teori yang dipakai Roland Barthes. Roland Barthes merupakan penerus pemikiran Ferdinand de Saussure. Aspek yang dikaji berupa identifikasi simbol dan makna simbol dalam lirik lagu. Roland Barthes mengembangkan teorinya menjadi 2 tingkatan, yaitu Denotasi sebagai tingkat pertama dalam tanda, konotasi sebagai tingkat kedua dalam tanda yang diiringi dengan adanya mitos (menandai suatu masyarakat). Secara struktural pengarang menciptakan lirik-lirik lagunya dengan makna mendalam yaitu menjadi perjalanan tentang seorang pemuda yang mencintai seorang gadis cantik dan sempurna baginya, yang kemudian dinamakannya ”Camellia”dalam setiap lirik lagunya.

Kata Kunci : Makna, Simbol, Lirik lagu, Semiotika.


(5)

iii PRAKATA

Pertama-tama, penulis mengucapkan terima kasih kepada Tuhan Yang

Maha Esa atas berkat dan kasih-Nya kepada penulis sehingga pelaksanaan dan

penulisan skripsi ini dari awal sampai akhir dapat terselesaikan dengan baik.

Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memeroleh gelar sarjana

di Departemen Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera

Utara. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan banyak mendapat bantuan

moril maupun materil dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis ucapkan terima

kasih yang setulusnya kepada:

1. Dr. Syahron Lubis, M.A. selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya, Dr. M.

Husnan Lubis, M.A. selaku Wakil Dekan I, Drs. Syamsul Tarigan selaku

Wakil Dekan II, dan Drs. Yuddi Adrian Mulia, M.A. selaku Wakil Dekan

III yang telah memimpin dan membina Fakultas Ilmu Budaya Universitas

Sumatera Utara.

2. Prof. Dr. Ikhwanuddin Nasution, M.Si., selaku ketua Departemen Sastra

Indonesia, dan Drs. Haris Sutan Lubis, M.S.P. selaku sekretaris

Departemen Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera

Utara yang telah memberikan banyak dukungan dan masukan kepada

penulis.

3. Drs. Isma Tantawi, M.A., selaku pembimbing I dan Dra. Keristiana, M.

Hum selaku pembimbing II. Terima kasih atas kesabaran bapak dan ibu

yang selalu meluangkan waktu untuk membimbing penulis serta


(6)

iv

Semoga Tuhan selalu memberikan kesehatan, umur panjang, dan

bertambah rezeki. Segala saran dan nasihat akan penulis simpan dalam

ingatan penulis.

4. Bapak dan ibu staf pengajar Departemen Sastra Indonesia Fakultas Ilmu

Budaya Universitas Sumatera Utara, yang telah membekali penulis dengan

ilmu pengetahuan, baik dibidang sastra, linguistik, maupun bidang umum

lainnya yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu serta kepada bapak

J. Selamet yang selalu tulus membantu dalam hal administrasi di

Departemen Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas

Sumatera Utara.

5. Kedua Orangtua penulis, Ayahanda R. Tampubolon dan Ibunda H.

Nainggolan juga Adinda Monica Desyderia Tampubolon yang selalu

mendoakan dan memberikan semangat, menghibur dan memberikan cinta

kasih sayang yang begitu hebat baik secara moral dan materil teramat

berharga sampai terselesaikannya skripsi ini dengan baik. Berkat

melimpah dan Tuhan memberkati.

6. Seluruh keluarga terdekat dari pihak Tampubolon dan Nainggolan (Kedua

Opung saya yang masih sehat, Tante, Udak, Tulang, Nantulang, Bou,

Amang boru, Diana, Lasta, Ribka, Andika, Tulus, Septa, Sarah dan sepupu

saya yang lainnya yang tidak saya sebutkan) yang selalu memertanyakan

dan menanti kapan berakhir sekolah penulis.

7. Kepada seorang yang sangat dekat B. Simatupang dan sahabat penulis


(7)

v

penyelesaian skripsi, memberikan senyum, semangat, doa, dan motivasi

yang luar biasa. Serta kepada teman-teman penulis yang setia dan terkasih:

Herti Veronika Simanjorang, Natalia Ekalisty Simangunsong juga kepada

teman-teman: Elina Sihombing, Melisa Sari Nainggolan, Dian R. Sianturi,

Roiyani Marbun, Bonita Melviana Sibuea, Devi Lusiana Siahaan, Yosafat

Petra Barus, Mei Dita Simanjuntak, teman-teman stambuk 2011 salam

semangat dan Tuhan memberkati kita untuk tahap selanjutnya. Amin.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, oleh karena itu

izinkan penulis mengutip pepatah lama ”Tak ada gading yang tak retak” tak ada

manusia yang luput dari kekhilafan. Dengan demikian penulis sangat

mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca. Akhir kata

penulis mengucapkan terima kasih semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi

semua yang membutuhkan.

Medan, September 2015 Penulis,


(8)

vi DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

PRAKATA ... iii

DAFTAR ISI ... vi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1Latar Belakang ... 1

1.2Masalah... 6

1.3Batasan Masalah ... 7

1.4Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 7

1.1.1Tujuan Penelitian ... 7

1.1.2Manfaat Penelitian ... 7

1.4.2.1 Manfaat Teoretis ... 7

1.4.2.2 Manfaat Praktis ... 8

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA . 9 2.1Konsep ... 9

2.1.1Puisi ... 9

2.1.2Lirik, Lagu, Lirik Lagu ... 9

2.1.3Simbol... 10

2.1.4Makna ... 10

2.1.5Semiotika ... 11

2.2Landasan Teori ... 11

2.3Tinjauan Pustaka... 18

BAB III METODE PENELITIAN ... 21

3.1 Metode dan Teknik Pengumpulan Data ... 21


(9)

vii

BAB IV MAKNA SIMBOL DALAM LIRIK LAGU CAMELLIA I, II, III,

DAN IV KARYA EBIET G. ADE ... 24

4.1 Simbol dan Makna Simbol dalam Lirik Lagu Camellia I ... 24

4.1.1 Lirik lagu Camellia I ... 24

4.1.2 Simbol dan Makna Simbol ... 24

4.1.3 Makna Berdasarkan Teks ... 30

4.2 Simbol dan Makna Simbol dalam Lirik Lagu Camellia II ... 32

4.2.1 Lirik Lagu Camellia II ... . 32

4.2.2 Simbol dan Makna Simbol ... 32

4.2.3 Makna Berdasarkan Teks ... 35

4.3 Simbol dan Makna Simbol dalam Lirik Lagu Camellia III ... 36

4.3.1 Lirik Lagu Camellia III ... 36

4.3.2 Simbol dan Makna Simbol ... 36

4.3.3 Makna Berdasarkan Teks ... 43

4.4 Simbol dan Makna Simbol dalam Lirik Lagu Camellia IV ... 46

4.4.1 Lirik Lagu Camellia IV ... 46

4.4.2 Simbol dan Makna Simbol ... 46

4. 4.3 Makna Berdasarkan Teks ... 54

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 56

5.1 Simpulan ... 56

5.2 Saran ... 58

DAFTAR PUSTAKA ... 59

LAMPIRAN ... viii


(10)

ii

Makna Simbol dalam Lirik Lagu Camellia I, II, III, dan IV

Karya Ebiet G. Ade: Tinjauan Semiotika

Oleh:

Jumpa Riama Tampubolon Departemen Sastra Indonesia

Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK

Lagu Camellia merupakan salah satu lagu yang hits sekaligus sebagai judul album pertama Ebiet G. Ade yang dirilis pada tahun 1979. Lagu Camellia yang bertemakan cinta ini adalah lagu yang fenomenal dan monumental. Lagu cinta ini juga menjadi akrab di telinga masyarakat karena seringnya diperdengarkan melalui media elektronik. Hanya dalam waktu yang singkat, lagu ini langsung meledak di pasaran. Camellia memiliki syair yang sangat indah dengan diksi yang mudah diterima di telinga namun mengandung makna yang dalam. Sampai hampir tiga puluh tahun perilisan, lagu Camellia masih terdengar di media. Hal ini membuktikan bahwa lagu Camellia mempunyai sesuatu yang spesial. Alasan-alasan inilah lagu Camellia dipilih sebagai objek kajian dalam penelitian ini. Secara khusus akan membahas makna simbol yang terdapat dalam lirik-lirik lagu karya Ebiet G. Ade yang berjudul Camellia I, II, III, dan IV. Dalam pembahasan maupun hasil penelitiannya akan menggunakan teori Semiotika. Camellia merupakan lagu yang sangat dikenal oleh masyarakat luas pada era 70an. Ini menjadi sangat dikenal karena salah satu dari judul keempat lagu tersebut pernah dijadikan soundtrack sebuah sinetron. Teori yang digunakan dalam pembahasannya adalah semiotika khususnya adalah teori yang dipakai Roland Barthes. Roland Barthes merupakan penerus pemikiran Ferdinand de Saussure. Aspek yang dikaji berupa identifikasi simbol dan makna simbol dalam lirik lagu. Roland Barthes mengembangkan teorinya menjadi 2 tingkatan, yaitu Denotasi sebagai tingkat pertama dalam tanda, konotasi sebagai tingkat kedua dalam tanda yang diiringi dengan adanya mitos (menandai suatu masyarakat). Secara struktural pengarang menciptakan lirik-lirik lagunya dengan makna mendalam yaitu menjadi perjalanan tentang seorang pemuda yang mencintai seorang gadis cantik dan sempurna baginya, yang kemudian dinamakannya ”Camellia”dalam setiap lirik lagunya.

Kata Kunci : Makna, Simbol, Lirik lagu, Semiotika.


(11)

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Musik merupakan suatu hal yang sangat akrab dengan indera pendengaran

manusia. Dalam musik terdapat lirik lagu dan alunan musik yang harmonis, dapat

membawa seseorang masuk ke jiwa pengarang. Lirik lagu merupakan ekspresi

bahasa seseorang tentang suatu hal yang sudah dilihat, didengar ataupun

dialaminya. Dalam aplikasi melalui pengalaman dan sesuatu yang dilihatnya,

penyair dan pencipta lagu tentu melakukan permainan kata dalam bahasa untuk

menciptakan daya tarik dan kekhasan terhadap lirik atau syairnya. Permainan

kata dalam bahasa ini dapat berupa permainan vokal suara, gaya bahasa,

penyimpangan makna kata yang diperkuat dengan penggunaannotasi-notasi musik

yang disesuaikan dengan lirik lagunya, sehingga pendengar semakin meresapi dan

semakin bermain menggunakan alam pikirannya masuk ke dalam setiap kata yang

terurai.

Definisi lirik lagu dengan puisi dianggap sejalan maknanya. Lagu

(nyanyian) merupakanhasil hubungan karya seni suara dan seni bahasa, sebagai

karya seni suara melibatkan melodi dan warna suara penyanyi. Lirik lagu

merupakan ekspresi seorang penyair dari dalam batinnya tentang sesuatu yang

sudah dilihat, didengar, dirasakan maupun dialaminya. Lirik lagu mempunyai

kesamaan definisi dengan puisi, hanya saja dalam lirik lagumempunyai

kekhususan yaitu adanya penuangan ide yang diperkuat dengan melodi dan jenis


(12)

2

yang menghentak dan suara vokal yang kuat membuat penyampaian makna lirik

lagu semakin mengena. Jika definisi lirik lagu dianggap sama dengan puisi, maka

harus diketahui pula apa yang dimaksud dengan puisi.Menurut Charlyle (dalam

Pradopo, 1987:6) puisi adalah pemikiran yang bersifat musikal. Penyair dalam

menciptakan puisi akan memikirkan bunyi yang merdu seperti musik dalam

puisinya. Kata-kata disusun begitu rupa, hingga yang menonjol adalah rangkaian

bunyinya yang merdu seperti musik. Dapat disimpulkan bahwa lirik lagu

mempunyai dua pengertian yaitu sebagai karya sastra (puisi) yang berisi sejumlah

rangkaian kata yang indah juga sebagai susunan sebuah nyanyian.

Hudson (dalam Aminuddin, 1987:134) ”Puisi adalah salah satu cabang

sastra yang menggunakan kata-kata sebagai media penyampaian untuk

membuahkan ilusi dan imajinasi, seperti halnya lukisan yang menggunakan garis

dan warna dalam menggambarkan gagasan pelukisnya”. Sebuah karya sastra yang

baik memiliki sifat-sifat yang abadi dengan memuat kebenaran-kebenaran hakiki

yang selalu ada selama manusia masih ada.

Pandangan bahwa sastra adalah bahasa yang khas sudah tersebar luas,

khususnya puisi dianggap umum menunjukkan adanya pemakaian bahasa yang

spesial hanya dimanfaatkan oleh penyair. Pemakaian bahasa tersebut dalam

penggunaannya dapat pula dianggap menyimpang dari bahasa sehari-hari yang

normal dipakai secara umum. Sejak dahulu keistimewaan penggunaan bahasa

dalam ruang lingkup sastra khususnya dalam puisi sudah pasti ditonjolkan.

Jabrohim (2001:72) menjelaskan ˮKarya sastra merupakan karya seni yang mempergunakan bahasa sebagai mediumnya”. Sastra bukan hanya sekedar karya


(13)

3

yang bersifat imajinatif dan pribadi, tetapi dapat pula merupakan cerminan atau

rekaman budaya, suatu perwujudan pikiran tertentu pada saat karya itu dilahirkan.

Itu sebabnya setiap orang dapat melihat realitas sosial dalam sebuah karya sastra

bahkan sebagian karya sastra menjadi representasi terhadap kebudayaan

masyarakat tertentu. Hal ini juga yang menunjukkan bahwa karya sastra tidak

lahir begitu saja. Ada proses yang mendorong munculnya karya sastra dengan

adanya keberagaman tema dan aspek kehidupan masyarakat yaitu proses kreatif

pengarang yang berusaha menciptakan karya yang dapat menggambarkan kreasi

estetis yang menghibur tercipta melalui salah satu karya sastra seperti puisi yang

dapat menyatu dengan notasi musik kemudian dapat dinyanyikan dan didengar

oleh banyak orang.

Dalam setiap lirik lagu banyak ditemukan tanda sekalipun dalam bentuk

tersembunyi sehingga tidak semua orang dapat merasakannya. Seperti dalam

lirik-lirik lagu Ebiet G. Ade yang mempunyai makna dari tanda yang dimiliki setiap

lagunya. Ebiet G. Ade adalah seseorang yang cukup dikenal oleh masyarakat

umumnya yangselalu mengandalkan kekuatan lirik dalam lagunya. Kebanyakan

orang mengenalnya sebagai seorang yang kerap memberi inspirasi bagi banyak

orang. Ebiet G.Ade adalah seorang penyair sekaligus penyanyi. Hal itulah yang

membuat kehadirannya berbeda dengan pencipta lagu dan penyanyi lainnya yang

ada di Indonesia.

Lewat lagu-lagunya yang ber-genre balada pada awal karirnya, Ebiet G.

Ade 'memotret' suasana kehidupan Indonesia diakhir tahun 1970-an hingga


(14)

4

pop Indonesia. Seperti yang kita ketahuilirik-lirik lagu karya Ebiet G. Ade

mempunyai aspek bunyi yang terdapat pada sarana persajakannya. Keberadaan

sarana persajakan pada lirik lagu karyanya seperti halnya puisi, dimunculkan

untuk memperkuat efek ekspresi dan emotif.Lagu-lagunya yang khas bertemakan

alam, cinta, persahabatan, orang-orang pinggiran, dan ke-Tuhanan.

Puitis yang identik dengan keindahan akan menjadi tidak lengkap jika

pembicaraan kepuitisannya tidak dihubungkan dengan keindahan, karena wujud

kepuitisan adalah sesuatu yang abstrak. Disisi lain puitis adalah efek tertentu yang

ditangkap setiap pembaca atau pendengar di dalam karya sastra yang secara

dominan terdapat di dalam lirik. Suasana puitis dalam lirik lagu adalah keindahan

yang menjelma dalam lirik itu, dengan demikian kepuitisan dan keindahan muncul

jika situasi itu mampu menjangkau pikiran, perasaan, pengetahuan, dan

pengalaman pembaca atau pendengar.

Kepuitisan dan keindahan yang sempurna hanya terjadi pada karya yang

mempunyai koherensi yang kuat saat seorang penikmat karya sastra dapat

memahami maknanya. Sekalipun pengarang tidak menunjukkannya secara

gamblang dalam karya sastra apapun termasuk puisi, serta dapat abadi jika karya

tersebut memiliki daya tarik dan memenuhi rasa kepuasan penikmatnya. Hal ini

dikarenakan ada faktor-faktor kemenarikan dari karya tersebut. Meskipun

penikmat itu berada pada generasi yang berbeda namun keindahan itu masih

dirasakan juga.

Adapun tanda-tanda yang akan dianalisis oleh peneliti dalam lirik-lirik


(15)

5

tersurat dari simbol yang mempunyai makna. Disinilah munculnya peranan

semiotika.Peranan semiotika yang penting adalah mengidentifikasi dan

mendeskripsikan makna tersendiri dari tanda yang memberikan efek tertentu

kepada pembaca atau pendengar.

Berdasarkan pandangan tersebut peneliti mencoba melakukan analisis

dalam penelitian ini. Pertama, dengan menggunakan pendekatan semiotika yang

pada dasarnya untuk mengidentifikasi dan mendeskripsikan simbol dan makna

dari unsur-unsur bahasa yang sudah ditempatkan dalam menghasilkan

makna-makna yang aktual yang objeknya adalah lirik lagu Camellia I, II, III dan IV karya

Ebiet G. Ade. Kedua, hal ini perlu untuk dibicarakan karenamelihat banyaknya

penggemar Ebiet G. Ade dari sejak dulu sampai sekarang, masih belum bisa

memahami secara baik makna dari simbol dalam setiap lirik lagunya. Ketiga,

peneliti ingin memperkenalkan kembali lirik-lirik lagunya, khususnya lirik lagu

yang berjudul Camellia yang muncul pada era 70-an.

Ebiet G. Ade merupakan salah seorang penyanyi sekaligus penulis lagu

ternama Indonesia yang sebenarnya dia lebih senang disebut penyair.

Kehebatannya dalam menulis syair memang patut diperhitungkan dan dihargai.

Apalagi bila melihat banyaknya judul lagu yang telah dia telurkan dan banyaknya

apresiasi yang dia dapatkan diberbagai momen baik dalam negeri maupun luar

negeri seperti Jepang dan Malaysia.Lagu Camellia merupakan salah satu lagu

terkenal sekaligus merupakan judul album pertamanya yang dirilis pada tahun

1979. Camellia adalah lagu yang fenomenal dan monumental. Pada masanya, lagu


(16)

6

dengan sengaja menciptakan judul-judul lirik lagu dengan judul yang sama untuk

syairnya.

Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, bahwa definisi lirik lagu dan

puisi adalah dianggap sama.Demikian halnya dengan sebuah karya sastra

merupakan karya imajinatif yang menggunakan bahasa sastra. Maksudnya bahasa

yang digunakan harus dibedakan dengan bahasa sehari-hari atau bahkan bahasa

ilmiah. Bahasa sastra merupakan bahasa yang penuh ambiguitas dan memiliki segi

ekspresif yang justru dihindari oleh ragam bahasa ilmiah dan bahasa sehari-hari.

Lagu yang terbentuk dari hubungan antara unsur musik dengan unsur

syair atau lirik lagu merupakan salah satu bentuk komunikasi massa. Tanpa

memerhatikan sistem tanda, makna, dan konvensi tandanya karya sastra tidak

dapat dimengerti maknanya secara optimal. Begitu juga dengan konsep-konsep

yang dimiliki semiotik. Salah satu konsep semiotik yang dekat hubungannya

dengan karya sastra yang berbentuk puisi adalah simbol.

1.2 Masalah

a. Apa sajakah simbol yang terdapat dalam lirik lagu Camellia I, II, III, dan

IVkarya EbietG. Ade ?

b. Apakah makna simbol yang terdapat dalam lirik lagu Camellia I, II,


(17)

7 1.3Batasan Masalah

Pada penelitian ini, peneliti membuat batasan masalahnya pada simbol dan

makna simbol dalam lirik laguCamellia I, II, III, dan IV karya Ebiet G. Ade

dengan menggunakan teori Semiotika sebagai acuan dalam analisisnya.

1.4Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.4.1 Tujuan Penelitian

Berdasarkan masalah yang ada, tujuan penelitian ini adalah:

a. Mengidentifikasisimbol yang terdapat dalam lirik lagu Camellia I,

II, III, dan IVkaryaEbiet G.Ade.

b. Mendeskripsikan makna simbol yang terdapat dalam lirik lagu

Camellia I, II, III,dan IVkarya Ebiet G. Ade.

1.4.2 Manfaat Penelitian

1.4.2.1Manfaat Teoretis

Secara teoretis, manfaat hasil penelitian ini adalah:

1. Hasil penelitian dapat menjadi rujukan bagi penelitiyang ingin

menelitidaribidang-bidang lainnya.

2. Menambah pengetahuan bagi pengembangan Sastra


(18)

8

1.4.2.2 Manfaat Praktis

Manfaat praktis dalam penelitian ini adalah:

1. Mengenalkan lagu-lagu Ebiet G. Ade pada pembaca sebagai karyasastra

yang merupakan lagu yang baik untuk dinikmati.

2. Membantu penggemar karya sastra memahami isi lagu khususnya lirik

laguCamellia I, II, III, dan IV karya EbietG. Ade yang berfokus pada

makna simbol dari lagu tersebut.

3. Bermanfaat untuk menambah wawasan pembaca atau masyarakat untuk

lebihmemahami dan mengetahui makna yang disampaikandalamlirik

laguCamellia I, II, III, dan IVkarya Ebiet G. Ade.

4. Hasil penelitian ini dapat membantu penikmat lagu-lagu karya EbietG.

Ade untuk memahami adanya makna tanda dari simbol-simbol yang ada


(19)

9 BAB II

KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

2.1Konsep

Konsep dibutuhkan dalam penelitian sebab di dalamnya akan ditemui

aspek-aspek yang menyangkut apa saja yang akan diteliti, sehingga ruang lingkup

materi yang akan dikaji menjadi linear (terarah) tidak melebar kepada hal-hal

yang tidak penting. Adapun konsep yang dipergunakan pada penelitian ini adalah:

2.1.1 Puisi

Puisi merupakan pemikiran yang bersifat musikal (Pradopo, 1995:6).

Penyair dalam menciptakan puisi memikirkan bunyi yang merdu seperti musik

dalampuisinya dengan menggunakan orkestrasi bunyi. Selain itu, puisi juga

merupakan pemikiran manusia.

Menurut Slamet (1997:ix) ”Puisi adalah musik, sedangkan penyair adalah

instrumennya.Dari bunyinya yang bagus, orang tertarik melihat alatnya”. Puisi

juga dapat dikatakan sebagai rangkaian kata yang tersusun rapi yang mengandung

makna dan simboldalam kebahasaannya, sehingga tidak semua penikmat puisi

dapat memahami makna yang terkadang samar terlihat dibuat oleh pengarang.

2.1.2 Lirik, Lagu, dan Lirik Lagu

”Lagu adalah ragam suara yang berirama” (KBBI, 2007:624). ”Lirik

adalah karya sastra (puisi) yang berisi curahan perasaan pribadi, susunan kata


(20)

10

karya sastra (puisi) yang berisi curahan perasaan pribadi dan sebagai susunan

sebuah nyanyian. Dalam menggunakan lirik seorang penyair atau pencipta lagu itu

harus benar-benar pandai mengolah kata.

2.1.3Simbol

Zoest (1993:25) mengatakan ”Simbol (lambang) adalah tanda yang

hubungan antara tanda dan denotatumnya ditentukan oleh suatu peraturan yang

berlaku umum”. Simbol adalah gambar, bentuk, atau benda yang mewakili suatu

gagasan, benda, ataupun jumlah sesuatu. Simbol adalah tanda yang menunjukkan

bahwa tidak ada hubungan alamiah antara penanda dan petandanya, hubungannya

bersifat arbitrer (semau-maunya). Arti tanda itu ditentukan oleh konvensi. Adanya

bermacam-macam tanda untuk satu arti menunjukkan ”kesemena-menaan”.

Dalam bahasa, tanda yang paling banyak digunakan adalah simbol. Simbol dapat

juga diartikan sebagai bahasa kias yang melukiskan sesuatu dengan menggunakan

lambang untuk menyatakan maksud. Tujuannya untuk memperjelas makna dalam

puisi sehingga dapat menggugah jiwa pembaca.

2.14Makna

”Makna adalah maksud pembicara atau pengarang pengertian

yangdiberikan kepada suatu bentuk kebahasaan” (KBBI, 2007:703). Makna selalu

disampaikan oleh penciptanya secara langsung dan tidak langsung dengan

kata-kata (lirik) yang diciptakannya. Pencipta dapat berbahasa kiasan, menggunakan


(21)

11

menangkap apa yang disampaikan pencipta/pengarangnya. Lirik lagu pada intinya

sama dengan puisi. Pada keduanya mempunyai ciri yang sama yaitu keduanya

terdapat struktur bentuk dan struktur makna.

2.1.5 Semiotika

Semiotika adalah ilmu ilmu yang membicarakan tanda yang mempunyai makna.

Preminger (dalam Jabrohim, 2001:71) ”Semiotik adalah ilmu tentang tanda-tanda. Ilmu ini menganggap bahwa fenomena sosial/masyarakat dan kebudayaan itu merupakan tanda-tanda. Semiotika mempelajari sistem-sistem, aturan-aturan, konvensi-konvensi yang memungkinkan tanda-tanda tersebut mempunyai arti. Dalam lapangan kritik sastra, penelitian semiotika meliputi analisis sastra sebagai sebuah penggunaan bahasa yang bergantung pada (sifat-siafat) yang menyebabkan bermacam cara (modus) wacana mempunyai makna”.

2.2 Landasan Teori

Penelitian ini menggunakan tinjauan Semiotika. Semiotika adalah ilmu

yang mempelajari tentang tanda yang mempunyai makna. Menurut A.Teew

(1984:6) ”Semiotik adalah tanda sebagai tindak komunikasi dan kemudian

disempurnakan menjadi model sastra yang mempertanggungjawabkan semua

faktor dan aspek hakiki untuk pemahaman gejala sastra sebagai alat komunikasi

yang khas dalam masyarakat manapun”.Tokoh dalam semiotika terdiri atas

Ferdinand de Saussure, Charles Sander Pierce.

Konsep Semiotik menurut Ferdinand de Saussure menjelaskan bahwa

tanda mempunyai dua aspek, yakni penanda (signifier), dan petanda (signified).

Penanda adalah bentuk formal yang menandai suatu petanda. Penanda adalah


(22)

12

bentuk formal. Tanda terdiri dari: bunyi-bunyian dan gambar, disebut signifier

atau penanda, dan konsep-konsep dari bunyi-bunyian dan gambar, disebut

signified. Dalam berkomunikasi, seseorang menggunakan tanda untuk mengirim

makna tentang objek dan orang lain akan menginterpretasikan tanda tersebut.

Objek bagi Saussure disebut ”referent”. Hampir serupa dengan Peirce yang

mengistilahkan interpretant untuk signified dan object untuk signifier, bedanya

Saussure memaknai ”objek” sebagai referent dan menyebutkannya sebagai unsur

tambahan dalam proses penandaan. Contoh: ketika orang menyebut kata ”anjing”

(signifier) dengan nada mengumpat maka hal tersebut merupakan tanda kesialan

(signified). Begitulah, menurut Saussure, ”Signifier dan signified merupakan

kesatuan, tak dapat dipisahkan, seperti dua sisi dari sehelai kertas.” (Sobur, 2006)

Pierce menciptakan teori umum untuk tanda-tanda dan telah memberikan

dasar-dasar yang kuat pada teori tersebut dengan istilah ”semiotika” yang ternyata

kata semiotika telah digunakan oleh seorang filsafat Jerman, yaitu Lambert. Pada

abad ke-18 semiotika diartikan sebagai sinonim ”logika”. Menurutnya, logika

harus mempelajari bagaimana bernalar, dan penalaran itu dilakukan melalui

tanda-tanda. Alasan tanda-tanda itu dapat memungkinkan kita berpikir,

berhubungan dengan orang lain dan memberi makna pada apa yang ditampilkan

oleh semesta alam. Dengan demikian, secara harfiah dia mengatakan ˮKita berpikir dalam tanda”. Oleh sebab itu, semua pikiran haruslah ada dalam tanda.

Semiotika bagi Pierce adalah tindakan (action), pengaruh (influence), atau


(23)

13

(interpretant). Yang dimaksudkan subjek pada semiotika yang sifatnya abstrak,

yang tidak dipengaruhi oleh kebiasaan berkomunikasi secara konkret.

Pierce membaginya sebagai berikut :

1. Tanda dan ground yaitu qualisign yaitu tanda-tanda merupakan tanda atas

dasar tampilannya dalam kenyataan, dan legisign yang merupakan tanda

dasar suatu pengaturan yang berlaku umum.

2. Tanda dan denotatum (icon, indeks, symbol)

3. Tanda dan interpretan-nya (berkembang dari tanda yang telah terlebih

dahulu ada dalam benak orang yang menginterpretasikannya).

4. Tanda berfungsi dalam hubungannya dengan tanda yang lain (Sintaksis,

Semantik, Pragmatik).

Roland Barthes adalah penerus pemikiran Saussure. Saussure tertarik pada

cara kompleks pembentukan kalimat dan cara bentuk-bentuk kalimat menentukan

makna, tetapi kurang tertarik pada kenyataan bahwa kalimat yang sama bisa saja

menyampaikan makna yang berbeda pada orang yang berbeda situasinya.Roland

Barthes sebagai penerus pemikiran tersebut menekankan interaksi antara teks

dengan pengalaman personal dan kultural penggunanya, interaksi antara konvensi

dalam teks dengan konvensi yang dialami dan diharapkan oleh penggunanya.

Gagasan Barthes ini dikenal dengan order of signification, dengan mencakup

denotasi (makna sebenarnya) dan konotasi (makna ganda yang lahir dari

pengalaman kultural dan personal).Semiotik dalam istilah Barthes semiologi, pada

dasarnya hendak mempelajari bagaimana kemanusiaan (humanity) memaknai


(24)

14

dengan mengkomunikasikan (to communicate). Memaknai berarti bahwa

objek-objek tidak hanya membawa informasi, dalam hal mana objek-objek-objek-objek itu hendak

dikomunikasikan, tetapi juga mengkonstitusi sistem terstruktur dari tanda. Salah

satu wilayah penting dalam studinya tentang tanda adalah peran pembaca (the

reader). Konotasi, walaupun merupakan sifat asli tanda, membutuhkan keaktivan

pembaca agar dapat berfungsi. Barthes secara lugas mengulas apa yang sering

disebutnya sebagai sistem pemaknaan tataran ke-dua, yang dibangun di atas

sistem lain yang telah ada sebelumnya. sistem ke-dua ini oleh Barthes disebut

dengan konotatif, yang di dalam buku Mythologies-nya secara tegas ia bedakan

dari denotatif atau sistem pemaknaan tataran pertama.

1. Penanda (signifier)

2. Petanda (signified)

3. Tanda denotatif (denotative sign)

4. Penanda Konotatif (connotative signifier)

5. Petanda Konotatif(connotative signified)

6. Tanda Konotatif (connotative sign)

Dari uraian Barthes di atas terlihat bahwa tanda denotatif (3) terdiri atas

penanda (1) dan petanda (2). Akan tetapi, pada saat bersamaan, tanda denotatif

adalah juga penanda konotatif (4). Jadi, dalam konsep Barthes, tanda konotatif

tidak sekadar memiliki makna tambahan namun juga mengandung kedua bagian

tanda denotatif yang melandasi keberadaannya. Pada dasarnya, ada perbedaan

antara denotasi dan konotasi dalam pengertian secara umum serta denotasi dan


(25)

15

pengikutnya, denotasi merupakan sistem signifikasi tingkat pertama, sementara

konotasi merupakan tingkat kedua. Dalam hal ini denotasi justru lebih

diasosiasikan dengan ketertutupan makna. Sebagai reaksi untuk melawan

keharfiahan denotasi yang bersifat opresif ini, Barthes mencoba menyingkirkan

dan menolaknya. Baginya yang ada hanyalah konotasi. Ia lebih lanjut mengatakan

bahwa makna ”harfiah” merupakan sesuatu yang bersifat alamiah.

Dalam kerangka Barthes, konotasi identik dengan operasi ideologi, yang

disebutnya sebagai ’mitos’ dan berfungsi untuk mengungkapkan dan memberikan

pembenaran bagi nilai-nilai dominan yang berlaku dalam suatu periode tertentu.

Di dalam mitos juga terdapat pola tiga dimensi penanda, petanda, dan tanda.

Namun sebagai suatu sistem yang unik, mitos dibangun oleh suatu rantai

pemaknaan yang telah ada sebelumnya atau dengan kata lain, mitos adalah juga

suatu sistem pemaknaan tataran ke-dua. Di dalam mitos pula sebuah petanda

dapat memiliki beberapa penanda. Berikut adalah bagan dan contoh analisis

model semiotika Roland Barthes :


(26)

16

Pada tingkatan pertama (Language) Barthes memperkenalkan signifier (1)

dan signified (2), yang gabungan keduanya menghasilkan sign (3) pada tingkatan

pertama. Pada tingkatan kedua, sign (3) kembali menjadi SIGNIFIER (I) dan

digabungkan dengan SIGNIFIED (II) dan menjadi SIGN (III). Sign yang ada

ditingkatan ke dua inilah yang berupa MYTH (mitos) disebut juga sebagai

metalanguage. Di sini dapat dikatakan bahwa Makna denotatif adalah makna yang

digunakan untuk mendeskripsikan makna definisional, literal, gamblang atau

common sense dari sebuah tanda. Makna konotatif mengacu pada asosiasi-asosiasi

budaya sosial dan personal berupa ideologis, emosional dan lain sebagainya.

LANGUAGE

MYTH

Gambar Semiologi Roland Barthes

Barthes mencontohkan istilah ”mawar”. Sebagai signifier adalah kata

”mawar” itu sendiri (citra suara). Berfungsi sebagai signified adalah objeknya

(bentuknya) ”wujud bunga mawar” sebagai konsep (mental). Ketika kedua hal

tersebut digabungkan akan terwujud sign (1), yaitu ”mawar” sebagai entitas

konkret. Dan mawar sebagai entitas konkret, ketika dikaitkan atau dikonotasikan

secara arbitrer dengan hasrat (passion) akan menghasilkan SIGN (III) yang

1. kata ”mawar” 2. wujud bunga Mawar

3. entitas konkret mawar I MAWAR

II. PASSION/ HASRAT


(27)

17

berarati sudah menjadi mitos. secara sederhana pada sign (3) mengandung makna

denotatif dan pada SIGN (III) mengandung makna konotatif.

Berikut juga merupakan bagan model analisis Semiologi Roland Barthes :

Gambar semiologi Roland Barthes

Inilah model bagan teori semiotika yang dipakai oleh Roland Barthes.Analisisnya

dalam penelitian ini adalah dengan cara mencari simbol dan makna simbol di

dalam lirik lagu Camellia I, II, III, dan IV karya Ebiet G. Ade. Teori semiotik

memperhatikan segala faktor yang ikut memainkan peranan dalam komunikasi,

seperti faktor pengirim tanda, penerimaan tanda, dan struktur tanda itu sendiri.

Berdasarkan penjelasan diatas diketahui karya sastra itu merupakan struktur

bermakna. Hal ini mengingat bahwa karya sastra merupakan sistem tanda yang

mempunyai maknayangmempergunakan medium bahasa. Dalam usaha

menangkap, memberi, dan memahami makna yang terkandung didalam karya

sastra, pembacalah yang sangat berperan. Karya sastra tidak akan mempunyai


(28)

18 2.3 Tinjauan Pustaka

Berdasarkan tinjauan pustaka yang telah dilakukan, peneliti belum melihat

adanya penelitian tentang semiotika dalam lirik lagu Camellia I, II, III, dan

IVkarya Ebiet G. Ade. Namun penelitian sastra tentang album Ebiet G. Ade,

bukanlah sebuah hal yang baru. Sudah ada penelitian sebelumnya mengenai

kumpulan album Ebiet G. Ade di Universitas lain. Adapun diantaranya adalah

sebagai berikut:

1. Kurniawan, dalam skripsinya yang berjudul ”Analisis Wacana Lagu

Camellia Karya Ebiet G. Ade, Kajian Tekstual dan Konteks Situasi”

University of Pesantren tinggi Darul’ulum Jombang. Ia menganalisis lagu

Camellia dari dari aspek gramatikal ditemukan pengacuan (referensi) yang

meliputi pengacuan persona, pengacuan demonstratif, dan pengacuan

komparatif, pelesapan (elipsis), penyulihan (substitusi), perangkaian

(konjungsi), sedangkan dari aspek leksikal ditemukan repetisi, sinonomi,

kolokasi, dan hiponimi. Dari konteks situasi yang dalam hal ini terdiri dari

konteks fisik dapat ditafsirkan bahwa kejadian ini terdapat dua partisipan

yaitu penulis dan gadis bernama Camellia. Tempat peristiwa berlangsung

di sebuah desa dan baru saja terjadi (sampai sekarang), dari konteks

epistemis dapat ditafsirkan bahwa penulis lagu menemukan sebuah

kenyataan bahwa mimpi yang selama ini dia alami pada akhirnya dapat

terwujud dengan datangnya Camellia dalam hidupnya sehingga berakhir

bahagia, berdasarkan konteks sosialnyaadalah hubungan antara dua orang


(29)

19

2. Reza Anggoro juga pernah melakukan penelitian tentang

”Ketidaklangsungan Ekspresi Pada Lirik Lagu Ebiet G. Ade, Tinjauan

Stilistika” Fakultas Ilmu Budaya, UNDIP yang membahas tentang ekspresi

masyarakat Indonesia yang penuh dengan kebohongan terhadap sesama,

mementingkan diri sendiri tanpa memikirkan keadaan orang lain.

3. Dalam Skripsi Isabella yang berjudul ”Konstruksi Realitas Lingkungan

Hidup dalam Lagu-Lagu Ebiet G. Ade, Tinjauan Sosiosastra” Universitas

Kristen Petra dimana lirik-lirik lagu Ebiet G. Ade berhubungan dengan

kehidupan nyata di Indonesia.

4. Rahmita Windy dalam skripsinya yang berjudul ”Bahasa Figuratif dalam

Lirik Lagu Album Camellia II Karya Ebiet G. Ade Kajian: Stilistika”

Universitas Muhammadiyah Surakarta menjelaskan dalam

analisisnyaberdasarkan penggunaan bahasa figuratif yang berupa majas

dalam lirik lagu album Camellia II yaitu ditemukan 30 data yang terdiri

dari 5 majas antara lain: Metonimia 3 data, Simile 4 data, Metafora 5 data,

Sinekdoki (pars pro toto dan totum pro parte) 7 data, Personifikasi 11 data.

Hasil penelitian makna stilistika yang terkandung dalam lirik lagu

Camellia II, ditemukan beberapa gagasan yaitu:

a) kekaguman Ebiet terhadap sosok perempuan,

b) empati terhadap orang-orang yang menderita,

c) dimensi religiositas,


(30)

20

5. Sarwo Indah Ika, ”Tuturan Metaforis dalam Lirik Lagu-lagu Ebiet G. Ade”

Universitas Sebelas Maret. Metaforis itu sendiri bekerja sebagai bahasa

kiasan sepertiperbandingan hanya tidak menggunakan kata pembanding

seperti, laksana, bagai, dan sebagainya.

6. Niki Utami, ”Analisis Wacana Lirik Lagu ”Berita Kepada Kawan dan

”Camellia 1” Karya Ebiet G. Ade Ditinjau dari Aspek Internal dan

Eksternal” Universitas Muhammadiyah Surakarta. Analisis lirik lagu Ebiet

G.Ade ini telah diselesaikannya dengan mendeskripsikan kohesi

gramatikal pada lirik lagu, mendeskripsikan kohesi leksikal pada lirik lagu

danmendeskripsikan prinsip penafsiran pada liriklagu.

Pada kesempatan ini, peneliti akan mendeskripsikan simbol dan makna

simbol terdapat dalam lirik laguCamellia I, II, III, dan IV karya Ebiet G. Ade


(31)

21 BAB III

METODE PENELITIAN 3.1Metode Penelitian dan Cara Pengumpulan Data

Penelitian ini, menggunakan metode penelitian kualitatif. Menurut Bodgan

dan Taylor (dalam Maleong, 1998:3) bahwa metode penelitian kualitatif adalah

prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata (bisa lisan

untuk penelitian sosial, budaya, filsafat), catatan-catatan yang berhubungan

dengan makna, nilai serta pengertian. Metode kualitatif adalah data yang

berhubungan dengan nilai, kesan dari objek (Tantawi, 2014:61) yang

menggunakan studi kepustakaan, mengumpulkan referensi buku yang

bersangkutan sebagai teori dan analisis data. Kedua, adalah dengan menggunakan

metode hermeneutik dan heuristik. Hermeneutik adalah pembacaan karya sastra

berdasarkan sistem semiotik tingkat kedua atau berdasarkan konvensi sastranya

”Pembacaan ulang (retroaktif) sesudah membaca heuristik”.

”Irmayanti mengatakan tujuan hermeneutika adalah untuk mencari dan

menemukan makna yang terkandung dalam objek penelitian yang berupa

fenomena kehidupan manusia, melalui pemahaman dan interpretasi. Menurut

Schleiermacher, prinsip kerja hermeneutika adalah menangkap objective geist,

yang terkandung dalam objek penelitian. Objective geist dapat pula

diartikan makna yang terdalam, hakikat nilai yang terkandung dalam objek

penelitian (Kaelan, 2005:80).

Dalam hubungannya dengan analisis data dalam penelitian, cara kerja


(32)

simbol-22

simbol, bahasa, atau pada teks karya sastra serta karya budaya yang lainnya. Bagi

seorang peneliti (penafsir), fenomena objek penelitian harus dilihat sebagai suatu

wacana yang terbuka untuk ditafsirkan sesuai dengan konteksnya. Setiap simbol

atau objek karya sastra tentu mempunyai makna ganda, yaitu makna literal atau

harfiah dan makna sesungguhnya. Makna yang pertamamenghasilkan pemaknaan

literal (harfiah), sedangkan makna keduaberada di balik makna literal, merupakan

makna sesungguhnya, makna yang harus dicari, diterjemahkan dan dipahami oleh

peneliti sedangkan heuristik adalah pembacaan berdasarkan struktur kebahasaanya

atau secara semiotik adalah berdasarkan konvensi pertama yaitu dengan melihat

makna denotasi, konotasi berdasarkan struktural bahasanya dan berdasarkan

konvensi sastranya.

3.2Analisis Data

Analisis data merupakan aplikasi dari logika untuk memahami dan

menginterpretasikan data mengenai subjek permasalahan yang telah dikumpulkan.

Dalam deskripsi sederhana, analisis melibatkan pola yang konsisten dan

meringkas detail- detail yang muncul pada invesitigasi (Wibisono, 2013:57).

Dalam analisis data, peneliti menggunakan metode deskripsi. Metode

deskripsi adalah untuk mendeskripsikan, gambaran atau lukisan secara sistematis

dan objektif, mengenai fakta-fakta, sifat-sifat, ciri-ciri serta hubungan di antara

unsur-unsur yang ada atau suatu fenomena tertentu dalam penelitian. Metode


(33)

23

menjelaskan ciri-ciri esensial, sistem pemikiran filsafat, unsur-unsur sistem

filsafat serta hubungan di antara unsur-unsur sistem tersebut.

Secara umum penelitian deskripsi dibagi atas beberapa jenis, baik dalam

ilmu sosial, budaya maupun filsafat, sebagai berikut:

1. Metode Survei

2. Metode deskriptif berkesinambungan (continuity descriptive).

3. Metode penelitian studi kebudayaan dan kasus.

4. Metode penelitian analisis pekerjaan dan aktivitas.

5. Metode penelitian tindakan (action research).

6. Metode penelitian kepustakaan.

Pada kesempatan ini peneliti menggunakan metode deskriptif

berkesinambungan (continuity descriptive) dan metode penelitian kepustakaan

dengan mencari buku-buku referensi dan data yang berkaitan dengan penelitian

ini. Dengan menggunakan teori semiotik sebagai acuannya berusaha untuk

menganalisis karya sastra sebagai suatu sistem tanda-tanda dan menentukan

konvensi-konvensi apa yang memungkinkan karya sastra yang mempunyai

makna. Karya sastra merupakan suatu sistem yang mempunyai konvensi-konvensi

sendiri. Dengan melihat variasi-variasi di dalam struktur karya sastra atau


(34)

24 BAB IV

SIMBOL DAN MAKNA DALAM LIRIK LAGU CAMELLIA I, II, III, IV KARYA EBIET G. ADE

4.1Simbol dan Makna Simbol dalam Lirik Lagu Camellia I 4.1.1 Lirik Lagu Camellia I

Dia Camellia, puisi dan pelitaku

Kau sejuk seperti titik embun membasah di daun jambu Di pinggir kali yang bening

Sayap-sayapmu kecil lincah berkepak

Seperti burung camar, terbang mencari tiang sampan Tempat berpijak kaki dengan pasti

Mengarungi nasibmu Mengikuti arus air berlari

Dia Camellia, engkaukah gadis itu ?

Yang selalu hadir dalam mimpi-mimpi di setiap tidurku Datang untuk hati yang kering dan sepi

Agar bersemi lagi... mmm Bersemi lagi

Kini datang mengisi hidup Ulurkan mesra tanganmu

Bergetaran rasa jiwaku Menerima karuniaMu

Camellia.. camellia Camellia..

4.1.2 Simbol dan Makna Simbol

1. Dia Camellia

a. Penanda (Signfier) : Camellia

b. Petanda (Signified) : wanita

c. Denotasi : sebuah nama

d. Konotasi : gadis cantik yang selalu datang masuk ke


(35)

25

membawa cahaya.

e. Mitos : wanita adalah parasit yang baik hati.

2. Puisi dan pelitaku

a. Penanda (Signifier) : puisi dan pelita

b. Petanda(Signified) : syair/ lirik dan cahaya, penerang

c. Denotasi : ungkapanperasaan pengarang yang belum

tersampaikan.

d. Konotasi :Camellia adalah sosok yang selalu

dikagumioleh seorang lelaki yang

diciptakan pengarang dalam lirik lagunya.

Lelaki tanpa nama itu mencoba bercerita

dan mendeskripsikanCamellia melalui

ungkapan kata dalamsyair-syairnya yang

belum sempat disampaikanolehnya.

e. Mitos : cinta sudah bersarang dan menjadi racun

dalam pikiran setiap orang.

3. Seperti titik embun

a. Penanda (Signifier) : embun

b. Petanda (Signified) : pagi hari

c. Denotasi : butiran-butiranair kecil di atas daun


(36)

26

e. Mitos : cinta dapat mengubah kehidupan

seseorang.

4. di pinggir kali yang bening

a. Penanda (Signifier) : kali yang bening

b. Petanda (Signified) : aliran air yang jernih

c. Denotasi : sarana yang dapat dijadikan orang-orang di

desa untukmandi.

d. Konotasi : tempat persinggahan.

e. Mitos : cinta yang murni telah singgah di hati

seseorang.

5. Sayap-sayapmu kecil lincah berkepak

a. Penanda (Signifier) : sayapmu

b. Petanda (Signfied) : burung

c. Denotasi : wahana yang digunakan burung untuk

terbang.

d. Konotasi : pergi kemana saja untuk mencapai tujuan

hidup.


(37)

27

6. Seperti burung camar terbang mencari tiang sampan

a. Penanda (Signifier) : burung camar

b. Petanda (Signified) : kegigihan

c. Denotasi : suatu usaha untuk menemukan sesuatu

d. Konotasi : gadis yang penuh dengan kegigihan dan

selaluberusaha untuk dapat

mempertahankan hidup.

e. Mitos : Hidup butuh perjuangan dan pengorbanan.

7. Mengikuti arus air berlari

a. Penanda (Signifier) : arus air

b. Petanda (Signified) : sungai

c. Denotasi : tanda-tanda kehidupan

d. Konotasi : terus melangkah dan tidak berhenti berjalan

mengikuti arah kehidupan.

e. Mitos : Hari ini akan menentukan hari esok.

8. Engkaukah gadis itu ?

a. Penanda (Signifier) : gadis

b. Petanda (Signified) : perawan

c. Denotasi : Camellia adalah sosok gadis yang awalnya

tidak nyata, karena hanya hadir dalam


(38)

28

d. Konotasi : bertanya dalam hati, gadis dalam mimpinya

Camellia atau tidak.

e. Mitos : wanita adalah racun dunia.

9. Hadir dalam mimpi-mimpi

a. Penanda (Signifier) : mimpi

b. Petanda (Signified) : tidur

c. Denotasi : peristiwa yang tidak terjadi dalam

kehidupan nyata.

d. Konotasi : gadis yang selalu dinantikan sepanjang

malam. Di dalam tidurnya ia dapat

menemukan sosok gadis tersebut secara

utuh dan nyata.

e. Mitos : cinta mengobati luka.

10.Hati yang kering dan sepi

a. Penanda (Signifier) : hati, kering, sepi

b. Petanda (Signified) : luka.

c. Denotasi : ruang yang digunakan seseorang untuk

merasakan suatu hal yang sedang terjadi

d. Konotasi : perasaan yang hampir mati; tidak dapat

menikmati dan merasakan apapun yang


(39)

29

dialaminya yang ada hanya ruang

kehampaan.

e. Mitos :cinta adalah kebutuhan utama dalam hidup.

11.Datang mengisi hidup

a. Penanda (Signifier) : hidup

b. Petanda (Signified) : kesulitan dan tantangan

c. Denotasi : mengubah arus kehidupan yang datar

d. Konotasi : kehadiran cinta datang membawa

kehidupan yangsebenarnya, yang belum

pernah dirasakan sebelumnya

e. Mitos : cinta adalah kehidupan yang selalu

didambakan dan dipuja

12. Mesra tanganmu

a. Penanda (Signifier) : tanganmu

b. Petanda (Signified) : kehangatan, kepedulian

c. Denotasi : kelembutan hati dan ketulusan

d. Konotasi : datang untuk memberikan kehangatan,

kelembutan,kemesraan.

e. Mitos : Hadirnya cinta adalah kehidupan yang


(40)

30

13. Bergetaran rasa jiwaku

a. Penanda (Signifier) : jiwa

b. Petanda (Signified) : raga yang bernyawa

c. Denotasi : benda yang bernyawa.

d. Konotasi : bertambahnya gairah hidup.

e. Mitos : cinta tidak memandang apapun terhadap

hidup seseorang.

14.KaruniaMu

a. Penanda (Signifier) : karunia

b. Petanda (signified) : anugerah

c. Denotasi : hadiah dari Tuhan.

d. Konotasi : Camellia adalah anugerah

e. Mitos : Camellia adalah kado terindah dari Tuhan.

4.1.3 Makna Berdasarkan Teks

Pada bait I baris pertama (Dia Camellia), pertama-tama pengarang mulai

memperkenalkan sebuah nama untuk wanita yang dikagumi seorang lelaki tanpa

nama. Pengarang mulai mendeskripsikan gadis bernama Camellia dengan

mengumpakannya sebagai ”puisi dan pelita”. Ia selalu bercerita melalui

puisi-puisi yang dituliskannya. Bagi lelaki tanpa nama itu Camellia adalah sebuah

cahaya yang menerangi hari-harinya. Camellia juga digambarkan seperti sebuah


(41)

31

”kali yang bening”. Kali yang bening diumpakan untuk mendeskripsikan tentang

Camellia, bahwa Camellia adalah tempat benar dan yang indah untuk dijadikan

sandaran hatinya. Sikapnya yang gigih dan tak kenal lelah tergambar pada bait I

baris keempat ”sayap-sayapmu kecil lincah berkepak” selalu bersemangat”seperti

burung camar” yang tidak mengenal lelah mengepakkan sayapnya untuk

mencapai tujuan hidup yang lebih pasti. Mengikuti arah tanda kehidupan ang

lebih jelas kemana arus air akan membawanya.

Camellia juga menjadi seorang pengganggu dalam pikiran lelaki tanpa nama

itu. Ia selalu ”hadir dalam mimpi-mimpi”. Menjadi obat bagi hari-harinya yang

”yang kering dan sepi”. Ia datang untuk mengisi ”hidup” lelaki tanpa nama itu

dengan membawa”kehangatan, kelembutan dan kemesraan. Pada Camellia I ini,

lelaki tanpa nama itu masih memendam kata-kata rayuannya dalam uraian

puisi-puisi yang tidak lepas dari gadis yang bernama Camellia. Lelaki tanpa nama itu


(42)

32

4.2Simbol dan Makna Simbol dalam Lirik Lagu Camellia II 4.2.1 Lirik Lagu Camellia II

Gugusan hari-hari indah bersamamu Camellia Bangkitkan kembali rinduku mengajakku kesana Inginku berlari mengejar seribu bayangmu Camellia Tak pedulikanku terjang biarpun harus kutembus padang ilalang

Tiba-tiba langkahku terhenti Sejuta tangan t’lah menahanku

Inginku maki mereka berkata

”tak perlu kau berlari mengejar impian tak pasti Hari ini juga mimpi, maka biarkan Ia datang dihatimu”

4.2.2 Simbol dan Makna Simbol

1. Gugusan hari-hari indah bersamamu Camellia

a. Penanda (Signifier) : gugusan hari

b. Petanda (Signified) : banyaknya hari dan waktu.

c. Denotasi : kenangan

d. Konotasi : keindahan yang dirasakan oleh

seseorang akan kebersamaan dengan

gadis yang dicintainya.

e. Mitos : cinta lama tak akan tergantikan

dengan cinta yang baru.

2. Berlari mengejar seribu bayangmu

a. Penanda (Signifier) : bayang

b. Petanda (Signified) : seakan-akan tampak dalam angan


(43)

33

c. Denotasi : hadir dalam ingatan

d. Konotasi : disaat seseorang mencintai dengan

kesungguhan perasaannya, orang

yang dicintainya pun pergi

meninggalkannya.

e. Mitos : cinta yang sama akan kembali

seperti saat pertama ia datang.

3. Padang ilalang

a. Penanda (Signifier) : ilalang

b. Petanda (Signified) : tumbuhan seperti rumput

c. Denotasi : tanaman yang tidak akan jadi padi.

d. Konotasi : Seseorang tanpa nama itu akan

terus mencari cintanya yang mulai

hilang. Ia terus berusahamenemukannya,

sekalipun yangtersisa hanya bayangan diri

Camellia. Hatinya tidak akan berpaling

kepada siapapun.

e. Mitos : cinta mungkin datang sesaat, tetapi

perasaan memiliki akanselamanya.

4. Inginku maki mereka berkata


(44)

34

b. Petanda (Signified) : menghina, mencaci.

c. Denotasi : mengeluarkan kata kotor, kata tidak

pantas untuk didengar.

d. Konotasi :Pelampiasan kemarahan,

kejengkelan, rasa ketidaksukaan.

e. Mitos : cinta membutakan segalanya.

5. Berlari mengejar mimpi yang tak pasti

a. Penanda (Signifier) : impian

b. Petanda (Signified) : harapan, keinginan

c. Denotasi : angan-angan atau sesuatu yang

dicita-citakan.

d. Konotasi : orang di sekitarnya berkatalebih

baik meninggalkan orang yang tidak

pasti hidup bersama dengannya,

tidak perlu berharap pada satu

wanita, tapi masih banyak

wanita lain yang lebih baik daridia

”camellia”.


(45)

35 4.2.3Makna Berdasarkan Teks

Pada bait I baris pertama dijelaskan bahwa sudah banyak hari yang mereka

lalui berdua.Hal ini menunjukkan bahwa banyaknya kenangan yang telah dilalui

bersama Camellia, gadis yang dicintainya. Setiap hari selalu ada memori yang

membekas di dalam hati tentangnya, keindahan bersama Camellia. Ia ingin selalu

mengejar ”bayang”. Ada rindu yang terbersit dalam hati dan pikirannya saat

mengingat kenangan dulu sewaktu Camellia ada di sampingnya. Kini yang tersisa

hanya kenangan bersama rindu yang dipendamnya. Camellia pergi meninggalkan

cinta yang telah membekas di hati seseorang yang mengaguminya. Seseorang itu

memaksa pikirannya untuk mengingat kenangan yang dulu ada.

Pada bait II lelaki tanpa nama itu mulai mencari Camellia yang mulai

menjauh dari pandangan lelaki tanpa nama itu. Namun tiba-tiba langkah kakinya

terhenti bahwa orang-rang di sekitarnya menahannya. Perasaan ingin ”memaki”

kepada mereka karena perkataan yang menyakitkan perasaan lelaki itu dengan

mengatakan untuk apa menantikan gadis yang tidak jelas dan hanya

menyia-nyiakan waktu sementara masih banyak gadis yang lebih cantik dan sempurna dari

Camellia yang masih bisa didapatkan olehnya. Mengapa tidak membuka hati pada

gadis lain.

Seseorang yang mencintai Camellia ini, membenci orang-orang

disekitarnya. Hasrat untuk mencaci maki yang sesekali timbul dalam pikiran dan

perasaanya selalu diredamnya. Sekalipun banyak Camellia-camellia lainnya di

luar sana, seseorang itu hanya mau Camellia yang ia kenal dan dikaguminya.


(46)

36

terbayang wajah Camellia. Dalam lirik lagu Camellia II ini, lelaki tanpa nama

tersebut merasakan adanya cinta di dalam hatinya.

4.3 Simbol dan Makna Simbol dalam Lirik Lagu Camellia III 4.3.1 Lirik Lagu Camellia III

Di sini, di batu ini akan kutuliskan lagi Namaku dan namamu

Maafkan bila waktu itu dengan tuliskan nama kita Kuanggap engkau berlebihan

Sekarang setelah kau pergi kurasakan makna tulisanmu meski samar, tapi jelas tegas

engkau hendak tinggalkan kenangan dan kenangan

Di sini kau petikkan kembang Kemudian kau selipkan pada tali gitarku Maafkan bila waktu itu, kucabut dan kubuang

Kau pungut lagi dan kau bersihkan

Engkau berlari sambil menangis Kau dekap erat kembang itu Sekarang aku baru mengerti Ternyata kembangmu, kembang terakhir

Yang terakhir

Oh, camellia katakanlah di satu mimpiku Oh, Camellia maafkanlah s’gala khilaf dan salahku

Di sini, di kamar ini yang ada tinggal gambarmu Kusimpan dekat dengan tidurku dan mimpiku

4.3.2 Simbol dan Makna Simbol

1. Di sini, di batu iniakan ku tuliskan lagi

a. Penanda (Signifier) : batu.

b. Petanda (Signified) : benda keras dan padat.


(47)

37

d. Konotasi : Pada batu yang sama gadis bernama

Camellia pernahmenuliskan di

atasnya nama mereka,setelah

kepergianCamellia lelaki itu ingin

menuliskan sambil mengenang

masa yang dulu pernah mereka

lakukan bersama.

e. Mitos : Pahatan janji yang tertulis di atas

batu tidak akan hilang sama seperti

cinta yang pernah mereka tanam

bersama.

2. Namaku dan namamu

a. Penanda (Signifier) : Nama

b. Petanda (signified) : panggilan seseorang

c. Denotasi : kemesraan yang menandakan

adanya suatu hubungan.

d. Konotasi : Sepasang kekasih yang saling

mencintai.

e. Mitos : Kemesraan dan keromantisan akan


(48)

38

3. Maafkan bila waktu itu dengan tuliskan nama kita

a. Penanda (Signifier) : maaf

b. Petanda (Signified) : penyesalan

c. Denotasi : kata yang digunakan untuk

mengakui sebuah kesalahan.

d. Konotasi : lelaki yang mencintai Camellia kini

menyesali kenangan yang dulu

pernah terjadi bersama Camellia. Ia

menganggapdengan menuliskan

nama mereka di atas batu adalah hal

yang berlebihan.

e. Mitos : Waktu akan selalu bercerita tentang

cinta.

4. Setelah kau pergi

a. Penanda (Signifier) : pergi.

b. Petanda (Signified) : berjalan, bergerak maju.

c. Denotasi : beberapa waktu yang telah berlalu.

d. Konotasi : Camelliapun pergi meninggalkan

lelaki itu.

e. Mitos : Waktu dan cinta akan datang dan


(49)

39

5. Makna tulisanmu

a. Penanda (Signifier) : tulisan.

b. Petanda (Signified) : ukiran kata.

c. Denotasi : arti dari setiap kata yang

tersampaikan.

d. Konotasi : Setiap kenangan menjadi berharga

e. Mitos : Dalam cinta semuanya menjadi

berharga dan mempunyai nilai.

6. Kenangan

a. Penanda (Signifier) : kenangan.

b. Petanda (Signified) : ingatan/bayangan.

c. Denotasi : Membekas dalam ingatan.

d. Konotasi : Camellia telah pergi

meninggalkannya, tetapi kenangan

kenangan saat bersama akan selalu

diingat.

e. Mitos : Cinta yang sama akan selalu

memelukmu sekalipun sudah tidak


(50)

40

7. Petikkan kembang

a. Penanda (Signifier) : Kembang.

b. Petanda (Signified) : bunga.

c. Denotasi : ragam jenis bunga.

d. Konotasi : melambangkan banyaknya cinta

dan perasaan.

e. Mitos : Cinta dapat diukurdengan

banyaknya air dan dalamnya

sebuahlautan dan luasnya

samudera.

8.Kucabut dan kubuang

a. Penanda (Signifier) : cabut, buang.

b. Petanda (Signified) : menarik hingga lepas dan

mencampakkannya.

c. Denotasi : Ketidaksukaan.

d. Konotasi : Bunga yang diselipkan pada tali

gitar dicampakkan oleh lelaki yang

mencintai dan mengagumi

camellia.


(51)

41

9. Kau pungut lagi dan kau bersihkan

a. Penanda (Signifier) : pungut dan bersihkan.

b. Petanda (Signified) : benda yang diambil dari atas tanah

dan dibersihkan darikotoran.

c. Denotasi : berharganya kembang yang

Camellia berikan pada lelaki itu,

tapi lelaki itu mengabaikan

pemberiannya danmembuangnya.

d. Konotasi : Camellia menganggap petikan

kembang yang ia berikan itubukti

perasaanya kepada lelaki itu, hanya

saja lelaki itu menganggap

semuanya itu menjadi berlebihan.

e. Mitos : cinta tidak harus selalu memiliki

10. Berlari sambil menangis

a.Penanda (Signifier) : menangis.

b.Petanda (Signified) : melahirkan perasaan sedih dengan

mencucurkan airmata.

c.Denotasi : merasa menyesal dan kecewa.

d.Konotasi : Camellia menangis merasakan

kecewa dan penyesalannya,


(52)

42

bunga pemberiannya.

e.Mitos : ketulusan cinta dapat rela

memendam perasaanya dengan

menerima cinta yang lain.

11. Khilaf dan salahku

a. Penanda (Signifier) : khilaf, salah.

b. Petanda (Signified) : keliru, salah.

c. Denotasi : menyadari kesalahan dulu sewaktu

Camellia ada.

d. Konotasi : lelaki itu berharap Camellia

memafkan semua kesalahan dan

keegoisan sikapnya,sekarang ia

baru sadar bahwa Camelliasangat

mencintainya.

e. Mitos : penyesalan selalu datangnya

terlambat setelah perpisahanhadir.

12. Disini, di kamar ini, yang ada tinggal gambarmu

a. Penanda (Signifier) : kamar dan gambar.

b. Petanda (Signified) : ruang yang bersekat (tertutup)

dinding,foto.


(53)

43

tidur.

d. Konotasi : lelaki yang mencintai Camellia itu

pergiberbaring menatapke setiap

sudut kamarnya sambil

memandangi foto dan

gambar Camellia yang sudah

menjadikenangan baginya.

e. Mitos : Dengan cinta akan membuat pikiran

setiap orang menjadi gila.

4.3.3 Makna Berdasarkan Teks

Pada bait I baris pertamapengarangmenjelaskan bahwa adanya kenangan

yang membekas pada sebuah ”batu” yang dijadikan sebagai alat oleh pengarang

untuk mengingat dan mengulang kembali cerita mereka saat bersama. Di atas batu

itu sepasang manusia yang sedang jatuh cinta sedang menuliskan ”nama” mereka,

tanda cinta mereka. Namun lelaki tanpa nama itu sepertinya kurang menyukai

sikap Camellia, ia menganggap itu adalah suatu yang berlebihan. Setelah Camellia

pergi meninggalkannya, barulah ia sadar bahwa sikapnya tadi sudah menyakiti

perasaan Camellia. Lelaki tanpa nama itu juga akhirnya menyesal, dan mulai

mengerti maksud dari tulisan yang terukir di atas batu yang dibuat oleh Camellia.

Kini mungkin hanya tinggal kenangan.

Camellia juga pernah memetikkan bunga untuk diberikan kepada lelaki


(54)

44

menyukainya, ia masih menganggap itu adalah hal yang berlebihan. Ia ”cabut dan

buang” bunga itu dari tali gitarnya. Camellia tidak tinggal diam, ia ”pungut dan

bersihkan” bunga itu. Camellia sebenarnya tidak bermaksud untuk bersikap

berlebihan di depan lelaki itu. Ia hanya ingin menunjukkan cintanya yang tulus

dan sederhana, sesederhana ukiran tulisan yang ia pahat di batu dan sesederhana

bunga yang ia petikkan untuknya. Ia juga ingin menunjukkan sikap romantisnya

kepada lelaki yang ia cintai. Bahwa cinta tidak hanya dapat diukur dengan

membelikan bunga yang mahal atau dengan mengumbar kemesraan agar orang

lain tau. Baginya cukup alam yang akan menceritakan bahwa mereka pernah

saling mencintai, bahwa camellia pernah mengukir nama mereka di atas batu

tanda sebuah cinta dan memberikan bunga layaknya pada seseorang kekasih.

Saat itulah Camellia menangis dengan sambil memeluk bunga yang ia

berikan tadi. Ia pergi berlari meninggalkan lelaki itu. Ia merasakan kekecewaan

dan rasa sakit hati yang mendalam karena lelaki itu sudah melukai hatinya. Lelaki

itu tidak mengerti maksud Camellia. Ia hanya tau semuanya itu adalah sikap yang

berlebihan baginya. Lelaki itu juga menyadari bahwa bunga yang diberikan

Camellia adalah bunga untuk yang pertama kali sekaligus untuk yang terakhir

kali.

Lelaki ini juga merasakan kekecewaan pada dirinya sendiri. Ia berharap agar

Camellia datang ke dalam mimpi-mimpi dalam tidurnya. Sama seperti dulu,

pertama kali ia mengenal Camellia hanya lewat mimpi. kemudian ia menamai

gadis dalam mimpinya itu adalah Camellia. Namun sosok Camellia ini menjadi


(55)

45

Camellia I bait II dan bait III ”engkaukah gadis itu, yang selalu hadir dalam

mimpi-mimpi di setiap tidurku” dan ”bergetaran rasa jiwaku, menerima

karuniaMu”). Lelaki ini besyukur bahwa Tuhan sudah mempertemukannya pada

Camellia yang sesungguhnya.

Dalam hatinya, ia selalu meminta maaf dan mengakui segala ”khilaf dan

salahnya”. Sekarang lelaki itu hanya bisa berdiam dalam ”kamar” mengkhayalkan

Camellia gadis yang pernah ia cinta telah pergi meninggalkannya. Lelaki itu

hanya dapat memandangi ”gambar” atau foto Camellia yang ia simpan dekat

dengan tidurnya agar Camellia mau datang lagi singgah ke dalam

mimpi-mimpinya. Pada lirik lagu Camellia III ini, lelaki tanpa nama itu mulai berani

mendekati Camellia dengan duduk berdua memperhatikan Camellia saat

menuliskan nama mereka pada sebuah batu, kemudian melihatnya memetikkan

bunga untuknya dan menyelipkannya pada tali gitar lelaki itu. Sementara dalam

lirik lagu Camellia I dan II, ia hanya bisa memandang dan memperhatikan

Camellia dari jauh (berawal dari mimpi tentang seorang gadis). Seharusnya ini

menjadi sebuah kesempatan yang baik bagi lelaki itu untuk mengenal Camellia

lebih jauh lagi. Hanya sesaat bertemu, cinta itu menjadi kandas di tengah


(56)

46

4.4 Simbol dan Makna Simbol dalam Lirik Lagu Camellia IV 4.4.1 Lirik Lagu Camellia IV

Senja hitam di tengah ladang Di ujung pematang engkau berdiri

Putih diantara ribuan kembang langit di atas rambutmu Merah tembaga engkau memandangku

Bergetar bibirmu memanggilku Basah di pipi airmata, kerinduan, kedamaian

Batu hitam, di atas tanah merah Di sini akan kutumpahkan rindu Kugenggam lalu kutaburkan kembang

Berlutut dan berdoa, surgalah di tanganmu Tuhanlah di sisimu Kematian hanyalah tidur panjang, maka mimpi indahlah engkau

Camellia, camellia

Pagi, engkau berangkat hati mulai membatu

Malam, kupetik gitar dan terdengar senandung ombak di lautan Menambah rindu dan gelisah

Adakah angin gunung, adakah angin padang Mendengar keluhanku, mendengar jeritanku Dan membebaskan nasibku dari belenggu sepi

4.4.2 Simbol dan Makna Simbol

1. Senja hitam di tengah ladang

a. Penanda (Signifier) : senja

b. Petanda (Signified) : waktu setengah gelap sesudah

Matahari terbenam.

c. Denotasi : maghrib

d. Konotasi : di waktu sore menjelang malam,

diantaraterang dan gelap.

e. Mitos : Cinta akan menemukan muaranya


(57)

47

2. Putih diantara ribuan kembang

a. Penanda (Signifier) : putih dan kembang

b. Petanda (Signified) : bercahaya dan banyaknya jenis

bunga

c. Denotasi : datang bersama cahaya dan banyak

bunga.

d. Konotasi : Imajinasi sosok Camellia datang

membawa cahaya danditemani

banyak bunga disekelilingnya.

e. Mitos : kenangan akan membawa seseorang

mengenali danmampu mengukur

seberapa dalam cintanya pada

seseorang.

3. Merah tembaga engkau memandangku

a. Penanda (Signifier) : merah tembaga.

b. Petanda (Signified) : kemerah-merahan.

c. Denotasi :memerhatikan dengan amarah,

menataptajam.

d. Konotasi : mata Camellia begitu serius dan

tajam melihat lelaki yang

dicintainya ada di depannya.


(58)

48

pandangseseorang melihat.

4. Air mata

a. Penanda (Signifier) : air

b. Petanda (Signified) : cairan jernih tidak berwarna, tidak

berasa.

c. Denotasi : kesedihan yang mendalam.

d. Konotasi : Perasaan sedih, pedih telah

meninggalkan seseorang yang

sangat dicintai.

e. Mitos : cinta akan menghadirkan kerelaan

saat cinta itu akan pergi.

5. Batu hitam, di atas tanah merah

a. Penanda (Signifier) : batu hitam dan tanah merah.

b. Petanda (Signified) : nisan, pemakaman.

c. Denotasi : tonggak pendek di atas kuburan

sebagai penanda.

d. Konotasi :Camellia telah pergi untuk

selamanya meninggalkan lelaki

tanpa nama itu.

e. Mitos : cinta yang baru akan datang

menghampiri, saatcinta yang lama


(59)

49

6. Di sini akan kutumpahkan rindu

a. Penanda (Signifier) : rindu.

b. Petanda (Signified) : berharap ingin bertemu.

c. Denotasi : mencurahkan seluruh rasa rindu

yang terpendam karena lama tidak

bertemu.

d. Konotasi : Sudah lama lelaki itu menahan

kerinduannya padaCamellia,

sampai pada akhirnya ia

menumpahkan semua isihati dan

kerinduannya diatas pemakaman

Camellia. Ia memang masih

bertemu dengan Camellia,

tapi bukandengan Camellia yang

masih bernyawa dulu.

e. Mitos : cinta adalah segalanya

7. Kugenggam lalu kutaburkan kembang

a. Penanda (Signifier) :genggam, taburkan kembang.

b. Petanda (Signified) :kepala, mencengkram dan

menaburkan bunga.

c. Denotasi : penyesalan dan kekecewaan dalam


(60)

50

d. Konotasi :Lelaki itu menggenggam,

mengepal, mencengkram tanah

pemakaman Camellia karena

menyesal terhadap dirinya yang

dulu pernah menyakiti

perasaan Camellia.

e. Mitos : kepergian hanya akan

meninggalkan luka.

8. Berlutut dan berdoa, surgalah di tanganmu, Tuhanlah di sisiMu

a. Penanda (Signifier) : lutut, doa, surga, Tuhan.

b. Petanda (Signified) : mengikhlaskan kepergian Camellia

c. Denotasi : Memohon kepada Tuhan agar

Camellia diberikantempat

pembaringan yang nyaman dan

dekat denganNya.

d. Konotasi : Lelaki itu berlutut di pemakaman

sambil berdoa memintaagar sorga

menjadi tempat pembaringan

Camellia yangsenantiasa berada

dekat Tuhan.


(61)

51

segalanya.

9. Kematian hanyalah tidur panjang

Maka mimpi indahlah engkau Camellia

a. Penanda (Signifier) : mati, mimpi.

b. Petanda (Signified) : sudah tidak bernyawa, sesuatu yang

tidak nyata dalam tidur.

c. Denotasi : kematian adalah tidur untuk

selamanya dan tidak

terbangun dan akan berperan dalam

dunia yang tidak nyata (mimpi).

d. Konotasi : dalam kematian Camellia, ia dapat

bermimpi yang indah tentang dunia

dan cintanya.

e. Mitos : mimpi adalah cinta yang tertunda.

10. Pagi, engkau berangkat hati mulai membatu

a. Penanda (Signifier) : hati membatu

b. Petanda (Signified) : mengeras, merasakan sakit tiada

Taranya, seperti mati rasa.

c. Denotasi : perasaan kandas akibat ditinggal,

seperti mati rasa.


(62)

52

pemakaman hati terasa berat, pilu,

kandas dan sakit tiada taranya

melihat orang yang dicintai telah

mati (pergi).

e. Mitos : cinta datang hanya untuk melukai

perasaan.

11. Senandung ombak di lautan, menambah rindu dan gelisah

a. Penanda (Signifier) : ombak, rindu, gelisah.

b. Petanda (Signified) : perasaan tidak tenang, resah, terus

berpikir.

c. Denotasi : ombakpun ikut bernyanyi

merasakan kesedihan lelaki iti dan

menambah kerinduan, kegelisahan

dalam hati mengenang

semua yang telah terjadi.

d. Konotasi : lelaki itu menjadi merasa bersalah

atas sikapnya. Seandainya ia tidak

hal itu mungkin Camellia akan tetap

beramanya bahkan sampai

selamanya.

e. Mitos : cinta akan menghidupkan segala


(63)

53

12.Adakah angin gunung

Adakah angin padang

Mendengar keluhanku, mendengar jeritanku

a. Penanda (Signifier) : angin, keluhan, jeritan.

b. Petanda (Signified) : udara, kepedihan.

c. Denotasi : berharap pada angin sebagai tempat

curahan hati yangdapat mengerti

keadaan.

d. Konotasi : bertanya pada angin,akankah angin

mau mendengarkan kepedihan

tentang cinta yang ia rasakan.

e. Mitos : kematian adalah tempat pertemuan

yang abadi.

13. Membebaskan nasibku dari belenggu sepi

a. Penanda (Signifier) : nasib dan sepi

b. Petanda (Signified) : takdir dan sunyi, lengang, tidak ada

orang.

c. Denotasi : kembali ke masa lalu, hidup tanpa

ada cinta.

d. Konotasi : lelaki yang sangat mencintai

Camellia tersebut


(64)

54

teramat dalam, luka

yang amat berat.Hatinya kembali

kering dan sepi, seperti dahulu

sebelum bertemu dengan Camellia.

e. Mitos : Orang akan mati jika hidup tanpa

cinta.

4.4.3 Makna Berdasarkan Teks

Lelaki tidak bernama itu mulai berhalusinasi wajah Camellia (pada bait I

baris I dan sampai pada baris keempat). Ia seolah-olah melihat Camellia di ujung

pematang dekat ladang sedang berdiri memanggil lelaki itu. Camellia terlihat

begitu cantik di matanya, bersinar bagai bidadari diantara ribuan bunga

disekitarnya. Melihat lelaki itu dengan nanar karena airmata yang terlalu banyak

berjatuhan dengan air mata kepedihan. Sambil memanggil-manggil lelaki itu agar

datang mendekatinya. Lelaki itu mulai mengerti, bahwa Camellia juga

merindukan dirinya. Ada kedamaian saat melihat Camellia.

Pada bait kedua baris pertama, pengarang menggunakan objek ”batu

berwarna hitam, di atas tanah merah”, untuk menjelaskan suatu tempat yang

disebut pemakaman. Di sana lelaki tanpa nama itu meluapkan kerinduannya yang

membara dan tidak terbendung lagi sambil menaburkan bunga-bunga kesukaan

Camellia dulu yang pernah Camellia berikan padanya. Berdoa dan berlutut agar

Tuhan yang berkuasa atas segalanya mendengarkan permohonannya sampai

Tuhan mau berpihak padanya agar Camellia yang sudah tiada disediakan tempat


(65)

55

berbicara pada Camellia, bahwa kematian hanyalah tidur yang panjang. Artinya

Tuhan memberikan kesempatan bermimpi, mengingat , mengenang, bernostalgia

dalam tidur tentang hal indah-indah tentang kehidupan dan cinta yang saling

mereka rasakan dulu.

Pada bait ketiga, saat pagi ia diantarkan ke pemakaman, lelaki itu kembali

lagi merasakan kesepian dan kekeringan menghujam hatinya. Pilu dan rasa sakit

ia rasakan atas kepergian Camellia. Pagipun berganti dengan malam, ia mencoba

menenangkan hatinya yang gusar dan memikirkan Camellia dengan memainkan

gitarnya sambil bernyanyi. Ombak di dekatnyapun turut merasakan kepedihannya,

memilukan hatinya, membuat hatinya semakin merindu dan gusar.lelaki itu tak

kunjung menemukan jawaban dari apapun, bahkan ia bertanya pada angin yang

ada di gunung dan angin di padang pasir untuk mendengarkan keluhan dan

jeritannya yang bisa membebaskannya dari kesepian dan kerinduan yang

bergejolak. Ia telah kembali kehilangan separuh jiwanya, ia merasakan kegilaan


(66)

56 BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1Simpulan

Setelah dilakukan penelitian terhadap keempat lirik lagu, peneliti dapat

menyimpulkan simbol dan makna simbol dalam lirik lagu Camellia I, II, III, dan

IV dengan menggunakan suatu tinjauan semiotika adalah sebagai berikut:

1. Dalam lirik lagu Camellia terdapat simbol dan makna simbol seperti yang

terdapat pada Camellia I: Camellia, puisi, pelita, embun, kali yang bening,

sayapmu, burung camar, arus air, mimpi, hati, kering, sepi, hidup,

tanganmu, dan jiwa. Pada Camellia II: gugusan hari, bayang, ilalang,

maki, dan mimpi. Pada Camellia III: batu, nama, pergi, tulisan, kenangan,

kembang, cabut, buang, pungut, bersihkan, menangis, khilaf, salah, kamar

dan gambar. Pada Camellia IV: senja, putih, kembang, merah tembaga, air,

batu hitam, tanag merah, rindu, genggam, taburkan kembang, lutut, doa,

sorga, Tuhan, mati, mimpi, hati membatu, ombak, gelisah, angina,

keluhan, jeritan, dan sepi.

2. Makna simbol dalam lirik lagu tersebut adalah:

a. Pada lirik lagu Camellia I menceritakan seorang lelaki tanpa nama

yang mengagumi gadis bernama Camellia. Pengarang menjelaskan

bahwa lelaki itu membutuhkan seorang gadis seperti Camellia yang


(67)

57

Camellia. Baginya Camellia adalah sebuah obat untuk mengobati

hari-harinya yang selalu sepi dan sendiri.

b. Pada lirik lagu Camellia II, pengarang masih tetap menghadirkan

lelaki tanpa nama itu dengan peranmulai mencintai dan membuka hati

pada gadis yang bernama Camellia, sosok gadis yang sempurna dalam

mata, hati dan pikirannya.

c. Pada lirik lagu Camellia III, pengarang membuat tokoh lelaki tanpa

nama itu mulai bersikap tegas untuk segera mendekati Camellia.

Sekalipun pengarang menghadirkan masalah-masalah dalam lirik lagu

Camellia III ini, namun tidak mematahkan semangat dan perjuangan

cintanya kepada Camellia. Bahkan di tengah-tengah perasaan

gelisahnya, lelaki itu semakin kuat untuk mencintai Camellia dan

tidak ingin kehilangannya.

d. Pada lirik lagu Camellia IV, pengarang mengakhiri cerita diantara

mereka dengan munculnya kematian Camellia. Akhirnya, lelaki itu

kembali kesepian seperti yang sudah dialaminya sebelum bertemu

dengan Camellia, berhadapan dengan kehidupan yang biasa saja dan

tanpa ada cinta bersama Camellia. Kesedihan dan kekecewaan

berlarut-larut ia rasakan. Ia selalu menginginkan Camellia hadir

kembali dalam kehidupannya. Sekalipun Camellia telah tiada,

perasaan dan cintanya tetap utuh kepada Camellia. Walaupun


(1)

60

Pradopo. 1987. Pengkajian Puisi. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Pradopo. 1995. Beberapa Tori Sastra, Metode Kritik dan Penerapannya.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset.

Sobur, Alex. 2006. Analisis Teks Media Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis Framing. Bandung: Remaja Rosda Karya Offset.

Sukirnanto, Slamet dkk. 1997. Antologi Puisi Indonesia 1997 Volume 1. Bandung: Angkasa.

Tantawi, Isma. 2014. Bahasa Indonesia Akademik. Bandung: Citapustaka Media. Teew , A. 1984. Sastra dan Ilmu Sastra Pengantar Teori Sastra. Jakarta: Dunia

Pustaka Jaya.

Utami, Niki. 2011. ”Analisis Wacana Lirik Lagu ”Berita Kepada Kawan” dan ”Camellia 1” Karya Ebiet G. Ade ditinjau dari Aspek Internal dan Eksternal”. Skripsi (Online). Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Diakses Tanggal 25 April 2015.

Wibisono, Dermawan. 2013. Panduan Penyusunan Skripsi, Tesis dan Disertasi. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Wigati, Sarwo Indah Ika. 2003. ”Tuturan Metaforis dalam Lirik Lagu-lagu Ebiet G. Ade”. Skripsi (Online). Surakarta: Fakultas Sastra dan Seni Rupa. Diakses Tanggal 25 April 2015.

Zoest, Aart Van. 1993. Semiotika Tentang Tanda, Cara Kerjanya dan Apa yang Kita Lakukan Dengannya. Jakarta: Yayasan Sumber Agung.


(2)

61 INTERNET

Diakses Tanggal 21 April 2015.

Diakses Tanggal 21 April 2015.

Diakses Tanggal 21 April 2015.


(3)

viii LAMPIRAN

1. Biografi

Abid Ghoffard Aboe Dja’afar lahir di Wanadadi, Banjarnegara, 45 tahun silam atau Ebiet G Ade. Ia adalah seorang penyanyi dan penulis lagu yang karya-karyanya telah melegenda dan terkenal dengan balada yang syahdu dan syair-syair sarat makna dari lagu-lagu yang dibuatnya.

Setelah lulus SD, Ebiet kecil melanjutkan pendidikan di PGAN (Pendidikan Guru Agama Negeri) Banjarnegara. Namun karena tidak kerasan, dirinya pindah ke Yogyakarta. Di Jogja, Ebiet bersekolah di SMP Muhammadiyah 3 dan SMA Muhammadiyah 1. Ebiet termasuk siswa berprestasi. Namun ia tidak dapat melanjutkan perkuliahan di Universitas Gajah Mada karena tidak ada biaya. Akhirnya Ebiet memilih untuk bergabung dengan sebuah grup vokal.

Nama panggilan ’Ebiet’ tersebut memiliki sejarah tersendiri. Semasa SMA, Ebiet mengikuti kursus bahasa Inggris di sekolahnya. Pada saat itu, gurunya yang orang asing memanggilnya ’Ebid’ kemudian beralih ke ’Abid’. Karena pelafalan bule yang berbeda dengan pelafalan Indonesia (‘A’ dibaca ‘E’). Akhirnya lama kelamaan teman-temannya lebih sering memanggilnya ‘Ebiet’ sedangkan nama ’G Ade’ merupakan akronim dari nama lengkapnya, ’Ghoffar Aboe Dja’afar’.


(4)

ix

Ebiet memasuki dunia seni di Yogyakarta sejak tahun 1971. Saat itu, Ia bersahabat dengan sejumlah seniman Jogja yang terkenal handal bermain kata. Mereka antara lain Emha Ainun Najib (penyair), Eko Tunas (penulis cerpen) dan E.H Kartanegara (penulis). Karir sebagai penyanyi adalah dengan melagukan syair-syair karya Emma Ainun Najib. Namun, ketika masuk ke pintu dapur rekaman, syair-syair tersebut tidak lagi dibawakannya. Hal ini karena Ebiet pernah disindir oleh teman-temannya untuk membuat dan menyanyikan karyanya sendiri.

Ebiet sendiri merupakan seorang pembuat syair puisi yang handal, namun ia tidak bisa berdeklamasi dengan puisi tersebut. Akhirnya ia mencari cara lain untuk membacakan puisinya tanpa harus berdeklamasi, yakni dengan melagukannya. Inilah cikal-bakal Ebiet G.Ade yang kita kenal sekarang. Ebiet lebih suka disebut penyair dibandingkan penyanyi. Pada awalnya, Ebiet hanya tampil di panggung-panggung seputar Jawa Tengah dan DIY saja. Awalnya hal tersebut hanya dilakukannya sebagai hobi semata, namun desakan dari para sahabatnya akhirnya membut Ebiet bersedia memasuki dunia rekaman.Setelah lama tampil, Ebiet sempat berhenti pada tahun 1990. Selama 5 tahun ia tidak pernah terlihat tampil lagi di panggung musik. Pada tahun 1995, barulah ia kembali. Dua album ditelurkannya saat itu, yakni Cinta Sebening Embun – Puisi-Puisi Cinta, dan Kupu-Kupu Kertas.

Pada tahun 1996, Ebiet kembali berkarya dan mengeluarkan album bertajuk Aku Ingin Pulang15 Hits Terpopuler. Selang dua tahun kemudian, sebuah album bertajuk Gamelan

dirilisnya. Album ini berisi 5 lagu lama miliknya yang diaransemen ulang dengan menggunakan alat musik gamelan. Pada tahun 2000, Ebiet lagi-lagi merilis album, bertajuk Balada Sinetron Cinta. Ebiet menikah dengan Yayuk Sugianto pada tahun 1982 dan dikarunia 4 orang anak. Salah satunya adalah Abietyasakti Ksatria Kinasih yang kini menjadi manajernya.


(5)

x Beberapa karya terbaik Ebiet G Ade antara lain :

1. Titip Rindu Buat Ayah 2. Dosa Siapa, Ini Dosa Siapa 3. Cita-Cita Kecil si Anak Desa

4. Nasihat Pengemis Untuk Anak Istri & Doanya Untuk Hari Esok mereka 5. Nyanyian Ombak

6. Berjalan Di Hutan Cemara

7. Hidup I (Pernah Kucoba Untuk Melupakanmu) 8. Hidup II (Obsesi KP. I/203)

9. Hidup III 10.Hidup IV 11.Lolong

12.Kalian Dengarkan Keluhanku 13.Camellia

14.Pranala luar

15.Berita Kepada Kawan

Album Studio :

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21.


(6)

xi Penghargaan

Ebiet G. Ade telah menerima sejumlah penghargaan, antara lain:

1. 18 Golden dan Platinum Record dari Jackson Record dan label lainnya dari album Camellia I hingga Isyu!

2. Biduan Pop Kesayangan PUSPEN ABRI (1979-1984)

3. Pencipta Lagu Kesayangan Angket Musica Indonesia (1980-1985) 4. Penghargaan Diskotek Indonesia

5. 10 Lagu Terbaik ASIRI (1980-1981)

6. Penghargaan Lomba Cipta Lagu Pembangunan (1987) 7. Penyanyi kesayangan Siaran Radio ABRI (1989

8.

9. Penyanyi solo dan balada terbai

10. Lagu Terbaik AMI Sharp Award (2000) 11. Planet Muzik Awards dari 12. Penghargaan Lingkungan Hidup (2005) 13. Duta Lingkungan Hi

14. Penghargaan Peduli Award Forum Indonesia Muda (2006) 15. Sejumlah penghargaan dari berbagai lembaga independen.