FORMULASI SEDIAAN KRIM MINYAK DAUN CENGKEH (Syzygium aromaticum) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI Staphylococcus aureus SECARA IN VITRO

SKRIPSI
ANDAN SARI NURBATY

FORMULASI SEDIAAN KRIM MINYAK DAUN
CENGKEH (Syzygium aromaticum) TERHADAP
PERTUMBUHAN BAKTERI Staphylococcus
aureus SECARA IN VITRO

PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2016

i

ii

iii

KATA PENGANTAR


Bismillahirrohmanirrohim
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT atas
segala rahmat, hidayah serta karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penulisan skripsi yang berjudul FORMULASI SEDIAAN KRIM MINYAK
DAUN CENGKEH (Syzygium aromaticum) TERHADAP PERTUMBUHAN
BAKTERI Stapyllococcus aureus SECARA IN VITRO, untuk memenuhi salah
satu persyaratan akademik dalam menyelesaikan Program Studi Farmasi Fakultas
Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.
Dalam proses penyusunan skripsi ini penulis tidak terlepas dari berbagai
hambatan dan kesulitan. Namun berkat bimbingan dan bantuan dari berbagai
pihak, penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Untuk itu penulis ingin
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Allah SWT, Tuhan semesta alam yang memberikan rahmat, nikmat dan
hidayah-Nya kepada kita semua; Rosulullah SAW, yang sudah menuntun
kita menuju jalan yang lurus.
2. Kedua orang tuaku yang sangat saya hormati dan sayangi. Bapak Syehk
Nurbaty dan Ibu Farida Nurbaty yang tak terkira jasanya dalam mendidik
penulis dari kecil hingga dewasa dengan penuh kasih sayang, doa yang
selalu dipanjatkan untuk kesuksesan anak-anaknya dan Para abang

kandungku tercinta. Muhammad Sudin Nurbaty, Muhammad Idrus
Nurbaty, Muhammad Sulaiman Nurbaty, Muhammad Syahdul Nurbaty,
kakak perempuanku tercinta. Rosdiana Nurbaty dan Adikku tercinta Rabil
Hatum Nurbaty serta seluruh anggota Keluarga Nurbaty untuk dukungan
dan semangat yang tidak pernah berhenti diberikan kepada penulis
sehingga penulis dapat menyelesaikan studinya dengan baik.
3. Bapak Yoyok Bekti Prasetyo, M.Kep.Sp.Kom., selaku Dekan Fakultas
Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah

Malang yang telah

memberikan kesempatan belajar di Fakultas tercinta ini.

iv

4. Ibu Naylis Syifa’, S.Farm., M.Sc., Apt., selaku Ketua Program Studi S1
Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang
yang telah memberi motivasi dan kesempatan penulis belajar di Program
Studi Farmasi tercinta ini.
5. Ibu Dian Ermawati, M.Farm., Apt dan Ibu Dra. Uswatun Chasanah,

M.Kes., Apt., selaku dosen pembimbing yang penuh kesabaran berkenan
membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan penulisan
skripsi ini.
6. Ibu Sovia Aprina Basuki, S.Farm., M.Si., Apt dan Ibu Engrid Juni Astuti,
M.Farm., Apt., selaku dosen penguji atas kritik dan saran yang diberikan
kepada penulis untuk menjadikan skripsi ini lebih baik.
7. Ibu Sovia Aprina Basuki, S.Farm., M.Si., Apt., selaku Kepala
Laboratorium Program Studi Farmasi dan Bapak Joko selaku Staff
Laboran Laboratorium Biomedik Fakultas Kedokteran yang telah
memberikan izin kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan
penelitian dengan lancar.
8. Ibu Arina Swastika, Apt., selaku dosen wali saya, terima kasih atas
bimbingannya selama ini serta bantuan dan dukungannya.
9. Untuk semua Dosen Farmasi Universitas Muhammadiyah Malang yang
sudah memberikan waktunya untuk mengajarkan ilmu-ilmu yang
bermanfaat, terutama ibu Sendi Lia Yunita, S.Farm.,Apt., yang telah
membantu jalannya ujian skripsi sehingga kami bisa melaksanakan ujian
skripsi dengan baik.
10. Para Laboran Laboratorium Program Studi Farmasi dan Laboratorium
Biomedik .Mas Ferdi, Mbak Susi, Mbak Bunga, dan Mas Yono, serta para

staf TU atas segala bantuan selama penulis menimba ilmu di Program
Studi Farmasi dan penelitian.
11. Adikku Djali, Dikmen Cosi F & Nur, Ria Maulatta, Gayatri wailissa
(Almh.), Erika, Dede, Yuni, Wati, dan yang lainnya yang tidak bisa penulis
sebutkan satu per satu serta seluruh keponakanku yang sangat penulis
sayangi.

v

vi

RINGKASAN
FORMULASI SEDIAAN KRIM MINYAK DAUN CENGKEH
(Syzygium aromaticum) TERHADAP PERTUMBUHAN
BAKTERI Stapyllococcus aureus SECARA INVITRO
Indonesia memiliki berbagai macam tanaman obat yang salah satunya
adalah cengkeh.Penelitian membuktikan bahwa minyak daun cengkeh memiliki
senyawa eugenol yang telah dibuktikan memiliki efektifitas sebagai
antibakteri.Salah satunya adalah bakteri Staphylococcus aureus.
Berdasarkan hal tersebut, peneliti tertarik untuk membuat formula minyak

daun cengkeh yang dibuat di dalam sediaan krim dengan menggunakan basis
vanishing cream, dimana terdapat 3 konsentrasi yang berbeda yakni 10% (formula
1), 15% (formula 2), dan 20% (formula 3).
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas antibakteri
sediaan krimminyak daun cengkeh dari berbagai konsentrasi yakni 10%, 15%, dan
20% terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus secara invitro serta
untuk mengetahui pada konsentrasi berapakah yakni 10%, 15%, dan 20% ,
sediaan krim minyak daun cengkeh yang optimal dan efektif terhadap
pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus secara invitro.
Berdasarkan hasil penelitian Formulasi Sediaan Krim Antibakteri Minyak
Daun Cengkeh (Syzygium aromaticum) terhadap Pertumbuhan Bakteri
Staphylococcus aureus secara invitro yang memiliki daya hambat terbesar adalah
formula 3 dengan konsentrasi minyak daun cengkeh sebesar 20%. Hasil pengujian
aktivitas antibakteri pada minggu ke-0 hingga minggu ke-4 untuk formula 1
adalah 8 mm, 8,3 mm, 9,67 mm, 15,3 mm, 11,3 mm, untuk formula 2 adalah 10
mm, 10,67 mm, 12,33 mm, 19,67 mm, 13,67 mm, untuk formula 3 adalah 12 mm,
14,33 mm, 15,33 mm, 22,67 mm, 17 mm. Selanjutnya hasil tersebut dianalisis
menggunakan ANAVA one way, dimana menunjukkan bahwa ketiga formula
terdapat perbedaan dimana nilai signifikan 0,00 lebih kecil dibandingkan nilai α
0.05 . Untuk mengetahui perbedaan diantara ketiga formula, maka dilakukan

analisis Tukey HSD, antara formula 2 dan 3 tidak memiliki perbedaan yang
signifikan dalam menghambat bakteri Staphylococcus aureus yang ditunjukkan
dengan hasil analisis Tukey HSD nilai signifikan 0.729 lebih besar dari nilai α
0.05 (Ho diterima dan Ha ditolak), sedangkan formula 1 dan 3 memiliki
perbedaan yang signifikan dalam menghambat bakteri Staphylococcus aureus
yang ditunjukkan dengan hasil Tukey HSD nilai signifikan 0.039 lebih kecil dari
nilai α 0.05 (Ha ditolak dan Ho diterima). Disimpulkan bahwa sediaan krim
minyak daun cengkeh dari berbagai konsentrasi yakni 10%, 15%, dan 20%, yang
digunakan memiliki aktivitas sebagai antibakteri dan krim dengan konsentrasi
minyak daun cengkeh 10% mempunyai karakteristik fisik yang optimal dan daya
hambat yang efektif terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus.

vii

DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL............................................................................................

i


LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................

ii

LEMBAR PENGUJIAN ......................................................................................

iii

KATA PENGANTAR ............................................................................................. iv
RINGKASAN .........................................................................................................vii
ABSTRAK .............................................................................................................viii
DAFTAR ISI ............................................................................................................. x
DAFTAR TABEL .................................................................................................. xiv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xvi
DAFTAR LAMPIRAN .........................................................................................xvii
DAFTAR SINGKATAN .....................................................................................xviii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................... 3

1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................................ 4
1.4 Hipotesis.............................................................................................................. 4
1.5 Manfaat Penelitian .............................................................................................. 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................. 5
2.1 Tanaman Cengkeh ............................................................................................... 5
2.1.1

Taksonomi Tanaman Cengkeh ...................................................................... 5

2.1.2

Morfologi Tanaman Cengkeh ....................................................................... 5

2.1.3

Minyak Cengkeh ........................................................................................... 6

2.1.3.1 Minyak Daun Cengkeh dan Kandungannya ................................................ 6
2.1.3.2 Khasiat Minyak Daun Cengkeh .................................................................... 7
2.1.3.3 Mekanisme eugenol sebagai Antibakteri ...................................................... 9

2.2 Minyak Atsiri .................................................................................................... 10
2.2.1

Pengertian Minyak Atsiri ............................................................................ 10

2.2.2

Susunan Kimia Minyak Atsiri..................................................................... 10

viii

2.2.3

Cara Mendapatkan Minyak atsiri ................................................................ 11

2.3 Definisi Kulit.................................................................................................... 12
2.3.1

Anatomi Kulit ............................................................................................. 12


2.3.2

Fungsi Kulit................................................................................................. 13

2.3.3

Faktor-faktor yang mempengaruhi absorpsi perkutan ................................ 13

2.4 Tinjauan tentang Staphylococcus aureus .......................................................... 15
2.4.1

Klasifikasi Staphylococcus aureus.............................................................. 15

2.4.2

Morfologi dan Identifikasi .......................................................................... 15

2.4.3

Patogenitas dan Patologi ............................................................................. 16


2.4.4

Manifestasi Klinik ....................................................................................... 17

2.5 Uji Potensi Antimikroba .................................................................................. 18
2.5.1

Metode Pengujian Antibakteri .................................................................... 18

2.5.1.1 Metode Difusi ............................................................................................. 18
2.5.1.2 Metode Dilusi .............................................................................................. 19
2.5.2

Kontrol Positif Antibakteri.......................................................................... 19

2.6 Krim ................................................................................................................. 20
2.6.1

Definisi Krim .............................................................................................. 20

2.6.2

Stabilitas Krim ............................................................................................ 20

2.6.3

Bahan Pengemulsi dan Pengawet................................................................ 20

2.6.4

Cara Pembuatan Krim ................................................................................. 21

2.6.5

Vanishing Cream dan Formulasi Basis ....................................................... 21

-

Uraian Bahan Krim dalam Penelitian ......................................................... 22

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL .............................................................. 27
3.1 Kerangka Konseptual ........................................................................................ 27
BAB IV METODE PENELITIAN ...................................................................... 28
4.1 Rancangan Penelitian ........................................................................................ 28
4.1.1 Desain Penelitian ............................................................................................ 28
4.2 Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................................... 29
4.3 Variabel Penelitian ............................................................................................ 29
4.3.1 Variabel Bebas ............................................................................................... 29
4.3.2 Variabel Tergantung....................................................................................... 29
4.4 Definisi Operasional.......................................................................................... 29

ix

4.5 Bahan dan Alat Penelitian ................................................................................. 30
4.5.1 Bahan Penelitian............................................................................................. 30
4.5.2 Bakteri Uji ...................................................................................................... 30
4.5.3 Bahan Formula Sediaan Krim ........................................................................ 30
4.5.4 Alat Penelitian ................................................................................................ 30
4.6 Rancangan Formula .......................................................................................... 30
4.6.1. Rancangan Berbagai Formula ....................................................................... 31
4.7. Cara Pembuatan Krim ...................................................................................... 31
4.8. Evaluasi Sediaan .............................................................................................. 32
4.8.1. Uji Sifat Fisik Sediaan Krim ......................................................................... 32
4.8.2. Evaluasi Aktivitas Antibakteri ...................................................................... 35
4.8.2.1 Pembuatan Media Nutrient Agar ................................................................ 35
4.8.2.2 Peremajaan Biakan ...................................................................................... 35
4.8.2.3. Pembuatan Suspensi Bakteri Staphylococcus aureus ................................ 35
4.8.2.4. Uji Aktivitas Bakteri .................................................................................. 36
4.9. Analisis Data .................................................................................................... 37
BAB V HASIL PENELITIAN ............................................................................. 38
5.1 Hasil Uji Organoleptis Sediaan Krim Antibakteri Minyak Daun Cengkeh ...... 39
5.2 Hasil Uji Viskositas Sediaan Krim Antibakteri Minyak
Daun Cengkeh (Syzygium aromaticum) .......................................................... 40
5.3 Hasil Uji pH Sediaan Krim Antibakteri Minyak
Daun Cengkeh (Syzygium aromaticum) .......................................................... 41
5.4 Hasil Uji Daya Sebar Sediaan Krim Antibakteri Minyak
Daun Cengkeh (Syzygium aromaticum) .......................................................... 42
5.5 Hasil Uji Tipe Emulsi Sediaan Krim Antibakteri Minyak
Daun Cengkeh (Syzygium aromaticum) .......................................................... 43
5.6 Hasil Uji Stabilitas Sediaan Krim Antibakteri Minyak
Daun Cengkeh (Syzygium aromaticum) .......................................................... 43
5.6.1 Hasil Uji Freeze-Thaw Cylicg Test Sediaan Krim Antibakteri Minyak
Daun Cengkeh (Syzygium aromaticum) .......................................................... 44
5.7 Hasil Uji Antibakteri Sediaan Krim Antibakteri Minyak
Daun Cengkeh (Syzygium aromaticum) .......................................................... 45

x

5.7.1 Analisa Data ................................................................................................... 46
BAB VI PEMBAHASAN...................................................................................... 51
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 57
7.1 Kesimpulan ....................................................................................................... 57
7.2 Saran .................................................................................................................. 57
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 58
LAMPIRAN ........................................................................................................... 62

xi

DAFTAR TABEL

Tabel

Halaman

II.1 Nilai MIC dari Ekstrak dan Minyak Cengkeh pada Medium Agar.................... 8
II.2 Uji Aktivitas Antibakteri Minyak Cengkeh
terhadap beberapa Strain Bakteri ...................................................................... 9
IV.1Rancangan Formula F1 10%, F2 15%, dan F3 20% dan replikasinya ............ 31
V.1 Hasil Pengamatan Organoleptis Sediaan Krim Minyak
Daun Cengkeh (Syzygium aromaticum) pada minggu ke-0 ............................. 39
V.2 Hasil Pengamatan Organoleptis Sediaan Krim Minyak
Daun Cengkeh (Syzygium aromaticum) pada minggu ke-1 ............................. 39
V.3 Hasil Pengamatan Organoleptis Sediaan Krim Minyak
Daun Cengkeh (Syzygium aromaticum) pada minggu ke-2 ............................. 39
V.4 Hasil Pengamatan Organoleptis Sediaan Krim Minyak
Daun Cengkeh (Syzygium aromaticum) pada minggu ke-3 ............................. 40
V.5 Hasil Pengamatan Organoleptis Sediaan Krim Antibakteri Minyak
Daun Cengkeh (Syzygium aromaticum) pada minggu ke-4 ............................. 40
V.6 Hasil Uji Viskositas Sediaan Krim Antibakteri Minyak
Daun Cengkeh (Syzygium aromaticum) .......................................................... 40
V.7 Hasil Uji Ph Sediaan Krim Antibakteri Minyak
Daun Cengkeh (Syzygium aromaticum) .......................................................... 41
V.8 Hasil Pengukuran Daya Sebar Sediaan Krim Antibakteri Minyak
Daun Cengkeh (Syzygium aromaticum ........................................................... 42
V.9 Hasil Pengamatan tipe emulsi Sediaan Krim Antibakteri Minyak
Daun Cengkeh (Syzygium aromaticum) .......................................................... 43
V.10 Hasil Pengamatan stabilitas Sediaan Krim Antibakteri Minyak
Daun Cengkeh (Syzygium aromaticum) .......................................................... 43
V.11 Hasil Uji Pengamatan Stabilitas Freeze-Thaw Sediaan Krim Antibakteri
Minyak Daun Cengkeh (Syzygium aromaticum) ............................................ 44
V.12 Hasil Pengukuran pH Freeze-Thaw ............................................................... 45
V.13 Hasil Uji Pengukuran Antibakteri Sediaan Krim Antibakteri Minyak
Daun Cengkeh (Syzygium aromaticum) .......................................................... 46

xii

V.14 Hasil Uji Kolmogrov-Smirnov Data Aktivitas Antibakteri Minyak
Daun Cengkeh (Syzygium aromaticum) ....................................................... 49
V.15 Hasil Uji ANAVA one way Sediaan Krim Antibakteri Minyak
Daun Cengkeh (Syzygium aromaticum) .......................................................... 49

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar

Halaman

2.1 Daun Cengkeh ..................................................................................................... 6
2.2 Struktur Molekul Eugenol ................................................................................. 10
2.3 Struktur Anatomi Kulit ..................................................................................... 13
3.1 Skema Kerangka Konseptual ............................................................................ 27
4.1. Desain Penelitian Sediaan Krim Antibakteri Minyak Daun Cengkeh ............. 28
4.2. Skema Pembuatan Krim Antibakteri Minyak Daun Cengkeh ......................... 32
5.1 Minyak Daun Cengkeh ..................................................................................... 38
5.2 Hasil Pembuatan Krim Antibakteri Minyak Daun Cengkeh ............................ 38
5.3 Histogram Uji Viskositas Sediaan Krim Antibakteri Minyak
Daun Cengkeh .................................................................................................. 41
5.4 Histogram Uji pH Sediaan Krim Antibakteri Minyak
Daun Cengkeh ................................................................................................. 41
5.5 Histogram Uji Daya Sebar Sediaan Krim Antibakteri Minyak
Daun Cengkeh .................................................................................................. 42
5.6 Histogram Uji pH Freeze-Thaw Sediaan Krim Antibakteri Minyak
Daun Cengkeh .................................................................................................. 44
5.7 Histogram Uji Aktivitas Sediaan Krim Antibakteri Minyak
Daun Cengkeh .................................................................................................. 46
5.8 Histogram Aktivitas Antibakteri berbagai Formula Minggu ke-0 .................... 47
5.9 Histogram Aktivitas Antibakteri berbagai Formula Minggu ke-1 .................... 47
5.10 Histogram Aktivitas Antibakteri berbagai Formula Minggu ke-2 .................. 48
5.11 Histogram Aktivitas Antibakteri berbagai Formula Minggu ke-3 .................. 48
5.12 Histogram Aktivitas Antibakteri berbagai Formula Minggu ke-4 .................. 48

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

Halaman

1. Daftar Riwayat Hidup ......................................................................................... 62
2. Surat Pernyataan.................................................................................................. 63
3. Surat Keterangan Penelitian Pada Laboratorium Biomedik FK-UMM .............. 64
4. Surat Keterangan Laporan Hasil Uji Bakteri ...................................................... 65
5. Sertifikat Analisis Minyak Daun Cengkeh ......................................................... 66
6. Hasil Analisis Post Hoc....................................................................................... 67
7. Persiapan Pembuatan dan Pengolahan Sediaan Krim ......................................... 69
8. Evaluasi Aktivitas Antibakteri Sediaan Krim ..................................................... 72
9. Evaluasi Fisik Sediaan Krim ............................................................................... 74
10 Data Pengujian Evaluasi Sediaan Fisik dan Evaluasi Aktivitas Antibakteri ..... 81

xv

DAFTAR SINGKATAN

A/M

: Air dalam Minyak

BHT

: Butylated Hydroxytoluene

DA

: Dermatitis Atopik

DEPKES

: Departemen Kesehatan

F1

: Formula 1

F2

: Formula 2

F3

: Formula 3

FI.Ed. III

: Farmakope Indonesia Edisi III

HPE

: Handbook of Pharmaceutical Excepients

KBM

: Kadar Bunuh Minimum

KHM

: Kadar Hambat Minimum

M/A

: Minyak dalam Air

MIC

: Minimum Inhibit Concentration

O/W

: Oil in Water

PEG

: Polietilenglikol

S. aureus

: Staphylococcus aureus

TEA

: Trietanolamin

WB

: Waterbath

W/O

: Water in Oil

xvi

DAFTAR PUSTAKA

Adliani, N., 2012. Formulasi Lipstik Menggunakan Zat Warna dari Ekstrak Bunga
Kecombrang (Etlingea elatior (Jack) R.M.Sm). Journal of Pharmacetics
and Pharmacology.
Anief, Moh.,1999. Ilmu Meracik Obat. Cetakan ke-7. Gajah Mada University
Press.Yogyakarta.
Anief, M., 2000. Ilmu Meracik Obat Teori Dan Praktek. Cetakan ke-9.
Yogyakarta: Gajah Mada University-Press.
Anief, M., 2007. Farmasetika. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Ansel, H. C., 1985. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi.Edisi ke-4. Terjemahan
Farida Ibrahim. UI Press, Jakarta
Aulton, M. E., 2003. Pharmaceutics The Science of Dosage Form Design, Second
Edition, ELBS Fonded by British Government, 408.
Ayoola, G.A., Lawore, F.M., Adelowotan., T., Aibinu, I.E., Adenipekun, E.,
Coker, H.A.B., Odugbemi, T.O., 2008. Chemical analysis and antimicrobial
activity of the essential oil of Syzygium aromaticum (clove). African Journal
of Microbiology Research, Vol. 2, pp. 162-166.
Anwar, Effionora., 2012. Eksepien dalam Sediaan Farmasi. Jakarta: Dian
Rakyat Press.
Brooks, G.F., J.S. Butel, S.A. Morse.,2007. Jawets, Melnick, & Adelberg’s
Medical Microbiology, 24th edition. McGraw-Hill.USA.
Darsono F.L dan S. D. Artemisia., 2003. Aktivitas antimikroba ekstrak daun
jambu biji dari beberapa kultivar terhadap Staphylococcus aureus ATCC
25923 dengan "Hole-Plate Diffusion Method" Berk. Penel. Jurnal Hayati. 9
(1): 49-51.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia., 1985. Formularium Kosmetika
Indonesia (Cetakan I).Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
Depkes RI., 1979. Farmakope Indonesia III. Departemen Kesehatan RI. Jakarta.
Hal 8.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia., 1995. Farmakope Indonesia. Edisi
ke-4, Departemen Kesehatan RI. Jakarta.
Ditter., 1970. American Pharmacy 7th Ed, Philadelphia Toronto, p. 254.

xvii

Dwidjeseputro, D., 2005. Dasar–Dasar Mikrobologi. Djambatan, Jakarta.
Ghaz, Mr., 2011. Structure and Function of the Skin, http://skinconditions.knoji.com/structure-and-function-of-the-skin, Diakses tanggal 15
November 2015.
Goering, R.v. et al., 2013. MIMS’ Medical Microbiology, 5th edition. Elsevier
Saunders: China.
Guenther E., 1975. Minyak Atsiri, Jilid I, terjemahan oleh S. Ketaren, 1987, UIPress, Jakarta, hal 131-141.
Istasaputri K M., Sutedja E., Suwarsa O., Sudigdoadi S., 2013. MethicilinResistant Staphylococcus aureus pada Penderitas Dermatitis Atopik dan
Sensitivitasnya terhadap Mupirosin dibandingkan dengan Gentamisin. MKB,
Volume 45 No.1.
Jawetz, E., J.L. Melnick., E.A. Adelberg., G.F. Brooks., J.S. Butel., dan L.N.
Ornston., 1995. Mikrobiologi Kedokteran. Edisi ke-20 (Alih bahasa
:Nugroho& R.F.Maulany). Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC, hal.
211,213,215.
Jawets; Melnick; dan Adelberg’s., 2005. Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta:
Salemba Medika.
Jirovetz, L.; Buchbauer, G.; Stoilova, I.; Stoyanova, A.; Krastanov, A.; Schmidt,
E., 2006. Chemical Composition and Antioxidant Properties of Clove Leaf
Essential Oil. Journal of Agricultural and Food Chemistry, Vol. 54(17),
6303-6307.
Joseph, B., Sujatha, S., 2011.Bioactive Compounds and its Autochthonous
Microbial Activities of Extract and Clove Oil (Syzygium aromaticum L.) on
Some Food Borne Pathogen. Asian Journal of Biological Sciences, 4 (1) pp.
35-43.
Kardinan, A., 2007. Tanaman Pengusir dan Pembasmi Nyamuk. Jakarta: Agro
Media Pustaka, pp: 22-23.
Kayser, F.H. et al., 2005. Medical Microbiology. Thieme. New York.
Ketaren, S., 1981. Pengantar Teknologi Minyak Atsiri. Jakarta, Balai Pustaka.
Kong, X., Liu, X., Li, J., Yang, Y., 2014. Advances in Pharmacological Research
of Eugenol. Curr Opin Complement Alternat Med, 1:1, p 8-11.
Lutony TL., Rahmawati Y., 1994. Produksi dan Perdagangan Minyak
Atsiri.Cetakan I, Jakarta: Penebar Swadaya.

xviii

Martin, A., James, S., Arthur C., 1993. Farmasi Fisik II. Jakarta: UI-Press.
Maryani H., 2003. Minyak Cinta: Terapi aroma peningkat gairah seksual.
Jakarta: Agromedia Pustaka, iii, 8.
Mpila, D. A et al., 2012. Uji Aktivitas antibakteri Ekstrak Etanol Daun
Mayana (Coleus atropurpureus (L) Benth) Terhadap Staphylococcus
aureus, escherichia coli, dan Pseudomonas aeruginosa secara In Vitro.,
http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/pharmcaon/article/view/440351,
Diakses tanggal 21 Januari 2016
Munson, J.W., 1991. Analisis Farmasi Metode Modern, Airlangga University
Press, Surabaya: Parwa B.
Murray, P.R., K.S. Rosenthal, M.A. Phaller., 2013. Medical Microbiology, 7th
edition. Elsevier Saunders. China
Naibaho, O. H., Yamlean, P. V. Y., danWiyono, W., 2013. Pengaruh Basis Salep
Terhadap Formulasi Sediaan Esktrak Daun Kemangi (Ocinum sanctum) Pada
Kulit Punggung Kelinci Yang Dibuat Infeksi Stapylococcus aures.
Pharmacon Jurnal Ilmiah Farmasi-UNSTRAT, Vol 2 No. 02, hal 27-33
Nazhifah, Rustini, Darwin , D., 2013. Uji Sensitivitas Isolat Bakteri dari Pasien
Luka Bakar di Bangsal Luka Bakar RSUP DR. M. Djamil Padang. Prosiding
Seminar Nasional Perkembangan Terkini Sains Farmasi dan Klinik III,
ISSN: 2339-2592, hal. 214.
Noviansari R, Sudarmin dan Kusoro Siadi., 2003. Transformasi Metil Eugenol
Menjadi 3-(3,4 Dimetoksi fenil)-1-Propanol dan Uji Aktivitasnya sebagai
Antibakteri. Semarang Jurusan Kimia FMIPA, Universitas Negeri Semarang.
Novick, R. P., & Geisinger, E., 2000. Quorum Sensing in Staphylococci. Annual
Review of Genetic, 42 (1).
Parwanto, M. E., Senjaya, H., Edy, H. J., 2013. Formulasi Salep Antibakteri
Ekstrak Etanol Daun Tembelekan (Lantana camara L.,). Pharmacon, Jurnal
Ilmiah Farmasi-UNSTRAT Vol. 2, No.03.
Plantamor.,
2012.
Cengkeh
(Syzygium
aromaticum),
http://www.plantamor.com/ndex.php?plant=551,
Diakses
tanggal
15
November 2015.
Pubchem.,
2016.
Eugenol,
http://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/eugenol#section=Top, Diakses
tanggal 21 Maret 2016.
Price, S. A, dan Wilson, L.M., 2006. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Prose
Penyakit. Edisi 6. EGC. Jakarta.

xix

Rahmawati, D., Sukmawati, A., Indrayudha, P., 2010. Formulasi Cream
Containing Essential Oil of Curcuma heyneana Physical Characteristic Test
and In Vitro Antifungal Activity Against Candida albicans. Majalah Obat
Tradisional, 15 (2), hal.56-63.
Rieger, M., 2000. Harry’s Cosmeticology. 8th Edition, New York: Chemical
Publishing Co Inc.
Rowe R.C. et al., 2009. Handbook of Pharmaceutical Excepients.6th ED,
Washington DC: American Pharmacists Association.
Ryan, K.J., J.J. Champoux, S. Falkow, J.J. Plonde, W.L. Drew, F.C. Neidhardt,
and C.G. Roy., 1994. Medical Microbiology An Introduction to Infectious
Diseases. 3rd ed. Connecticut: Appleton & Lange, p.254.
Schlegel, H.G., 1993. General Microbiology. Australia: Cambridge University
Press.
Sharma, S., Singh, S., Bond, J., Singh, A., and Rustagi, A., 2014. Evaluation of
Antibacterial Properties of Essential Oils From Clove and Eucalyptus. Asian
Journal of Pharmaceutical and Clinical Research,Vol. 7, pp. 291-294.
Supriatna, A.; Rambitan, U.N.; Sumangat, D.; Nurdjannah, N., 2004.Analisis
Sistem Perencanaan Model Pengembangan Agroindustri Minyak Daun
Cengkeh : Studi kasus di Sulawesi Utara. Buletin TRO,Vol. XV(1), 1-18.
Syamsuni., 2006. Ilmu Resep. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Trubus., 2012. Herbal Indonesia Berkhasiat Bukti Ilmiah & Cara
Racik.Volume 10, Edisi Revisi, Depok: PT. Trubus Swadaya, hal 275-276.
Utami P., dan Puspaningtyas D.E., 2013. The Miracle of Herbs. Jakarta Selatan:
: Agromedia.
Voight R., 1994. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi, Terjemahan Noerono S,
Edisi ke 5, Yogyakarta: Gajah Mada Press.
Volk and Wheeler., 2003. Mikrobiologi Dasar 1. Edisi evisi, Jakarta: Erlangga..
Warsa, U.C., 1994. Staphylococcus dalam Buku Ajar Mikrobiologi
Kedokteran. Edisi Revisi. Jakarta: Penerbit Binarupa Aksara, hal. 103-110.
Zulchi T.P.H., Nurul A.R., 2006. Pengaruh Berbagai Organ Tanaman Dan
Lama Penyulingan Terhadap Kuantitas Dan Kualitas Minyak Atsiri
Cengkeh (Caryophillus aromaticus),
http://digilib.itb.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=read&id=jiptumm-gdlres2002-try-5372-atsiri&q=Minyak, Diakses tanggal 1 maret 2016

xx

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Pemakaian tanaman obat sebagai upaya penanggulangan masalah kesehatan
telah banyak diterapkan masyarakat di tengah-tengah kemajuan teknologi dan
ilmu pengetahuan saat ini. (Naibaho dkk, 2013).
Cengkeh merupakan tanaman rempah – rempah yang banyak terdapat di
Indonesia. Minyak cengkeh adalah hasil olahan dari tanaman cengkeh dengan
komponen utamanya adalah eugenol, sekitar 70-90%. Menurut hasil penelitian
Sukandar et al., 2010, tentang karakterisasi senyawa aktif minyak cengkeh dengan
metode GC-MS menyimpulkan bahwa senyawa atsiri yang diperoleh dari minyak
cengkeh mirip dengan senyawa eugenol dengan kadar 98% serta memiliki
aktivitas antibakteri karena dapat menghambat pertumbuhan bakteri B. subtilis, B.
cereus, E. coli, P. aeruginosa, dan S. aureus, meskipun lebih aktif terhadap B.
subtilis dan B. cereus (Noviansari, 2013).
Menurut hasil penelitian Joseph et al., 2011, tentang komponen senyawa
bioaktif ekstrak dan

minyak

cengkeh terhadap pertumbuhan

beberapa

mikroorganisme perusak makanan, hasil penelitian yang dilakukan menunjukan
minyak cengkeh memiliki efektifitas lebih baik dibandingkan dengan ekstrak
terhadap penghambatan pertumbuhan beberapa mikroorganisme. Nilai MIC
minyak

cengkeh

8%

v/v

untuk

penghambatan

pertumbuhan

bakteri

Staphylococcus aureus.
Staphylococcus aureus merupakan bakteri Gram positif berbentuk bulat
berdiameter 0,7-1,2 μm, tersusun dalam kelompok-kelompok yang tidak teratur
seperti buah anggur, fakultatif anaerob, tidak membentuk spora, dan tidak
bergerak. Bakteri ini tumbuh pada suhu optimum 37 ºC, tetapi membentuk
pigmen paling baik pada suhu kamar (20-25 ºC). Koloni pada perbenihan padat
berwarna abu-abu sampai kuning keemasan, berbentuk bundar, halus, menonjol,
dan berkilau. Lebih dari 90% isolat klinik menghasilkan S. aureus yang

1

2

mempunyai kapsul polisakarida atau selaput tipis yang berperan dalam virulensi
bakteri (Jawetz et al., 1995 ; Novick et al., 2000).
Infeksi oleh S. aureus ditandai dengan kerusakan jaringan yang disertai abses
bernanah. Beberapa penyakit infeksi yang disebabkan oleh S. aureus adalah bisul,
jerawat, impetigo, dan infeksi luka. Infeksi yang lebih berat diantaranya
pneumonia, mastitis, plebitis, meningitis, infeksi saluran kemih, osteomielitis, dan
endokarditis. S. aureus juga merupakan penyebab utama infeksi nosokomial,
keracunan makanan, dan sindroma syok toksik (Ryan et al., 1994; Warsa, 1994).
Berdasarkan aktivitas antibakteri yang dimiliki cengkeh maka perlu
dikembangkan suatu sediaan farmasi untuk meningkatkan penggunaannya. Salah
satu sediaan farmasi yang dapat memudahkan dalam penggunaannya ialah krim.
Krim adalah bentuk sediaan setengah padat mengandung satu atau lebih bahan
obat terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai (Depkes RI, 1995).
Dipilih sediaan krim karena sifat umum sediaan krim ini adalah mampu
melekat pada permukaan tempat pemakaian dalam waktu yang cukup lama
sebelum sediaan dicuci atau dihilangkan. Krim yang digunakan sebagai obat
umumnya digunakan untuk mengatasi penyakit kulit seperti jamur, infeksi,
ataupun sebagai antiradang yang disebabkan oleh berbagai jenis penyakit seperti
penyakit rematik atau encok dan lain-lainnya (Anwar, 2012).
Krim mempunyai dua tipe yaitu air dalam minyak A/M, dan minyak dalam air
M/A. Bila dilihat dari tipe krim menyerupai emulsi, yang membedakan keduanya
adalah konsistensi kedua sediaan. Krim pada umumnya mempunyai konsistensi
yang lebih padat dibandingkan emulsi yang berbentuk sediaan cair (Anwar,
2012).
Untuk penelitian ini, tipe krim yang dipilih adalah tipe minyak dalam air atau
M/A yakni menggunakan basis krim vanishing cream. Vanishing cream
merupakan tipe emulsi minyak dalam air. Pelepasan bahan obat dari basis
dipengaruhi oleh faktor fisika-kimia baik dari basis maupun dari bahan obatnya,
kelarutan, viskositas, ukuran partikel, dan formulasi (Aulton,2003).
Krim dengan basis vanishing cream mengandung air dan asam stearat dalam
persentase yang besar (Anief, 2007). Menurut hasil penelitian Rowe et al., 2009,
asam stearat merupakan salah satu emulsifiying agent yang digunakan dalam

3

pembuatan vanishing cream. Kombinasi antara asam stearat dan trietanolamin
akan membentuk suatu garam yaitu trietanolaminstearat yang bersifat anionik dan
menghasilkan butiran halus sehingga akan menstabilkan tipe emulsi minyak
dalam air atau vanishing cream.
Menurut hasil penelitian Rahmawati dkk., 2010, secara fisik basis vanishing
cream memiliki daya menyebar yang lebih tinggi, daya melekat dan viskositas
yang lebih rendah daripada basis cold cream. Viskositas yang rendah akan
meningkatkan kecepatan difusi dalam pelepasan zat aktifnya. Pelepasan zat aktif
yang besar dapat meningkatkan efektivitas antibakteri yang berdampak pada
penurunan koloni Staphylococcus aureus.
Oleh karena itu, berdasarkan hasil penelitian sebelumnya oleh Joseph et al.,
2011, minyak cengkeh telah efektif pada 8% yang belum diuji pada sediaan
farmasi, sehingga berdasarkan hal-hal tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan
pengujian dengan berbagai konsentrasi minyak daun cengkeh yakni 10%, 15%,
dan 20% dalam formulasi sediaan krim yang efektif terhadap pertumbuhan bakteri
Staphylococcus aureus yang dilakukan secara in vitro.

1.2 Rumusan Masalah
Masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana aktivitas antibakteri sediaan krim

minyak daun cengkeh dari

berbagai konsentrasi yakni 10%, 15%, dan 20% yang digunakan terhadap
pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus secara in vitro?
2. Pada konsentrasi manakah yakni 10%, 15%, dan 20%, sediaan krim minyak
daun cengkeh yang optimal dan efektif terhadap pertumbuhan bakteri
Staphylococcus aureus secara in vitro?

4

1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Mengetahui aktivitas antibakteri sediaan krim minyak daun cengkeh dari
berbagai konsentrasi yakni 10%, 15%, dan 20% yang digunakan terhadap
pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus secara in vitro?
2. Mengetahui pada konsentrasi berapakah yakni 10%, 15%, dan 20% , sediaan
krim minyak daun cengkeh yang optimal dan efektif terhadap pertumbuhan
bakteri Staphylococcus aureus secara in vitro?

1.4 Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah :
1. Sediaan krim minyak daun cengkeh dari berbagai konsentrasi 10%, 15%, dan
20% yang digunakan memiliki efek antibakteri terhadap pertumbuhan
Staphylococcus aureus.

1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat Penelitian ini adalah :
1. Sebagai tambahan ilmu pengetahuan mengenai aktivitas antibakteri sediaan
krim minyak daun cengkeh.
2. Memberi dasar bagi pengembangan pemanfaatan minyak daun cengkeh
sebagai alternatif pengobatan kasus penyakit kulit.

Dokumen yang terkait

Formulasi dan Evaluasi In Vitro Sediaan Floating Beads dari Metronidazol dengan Basis Alginat

3 103 52

Pengamatan Zona Hambat Minyak Atisiri Bawang Putih, Cengkeh Dan Jintan Hitam Terhadap Pertumbuhan Staphylococcus Aureus; Penelitian In Vitro

0 44 77

Daya Hambat Infusum Daun Sirih Terhadap Pertumbuhan Staphylococcus aureus Yang Diisolasi Dari Denture Stomatitis ; Penelitian In Vitro.

1 79 68

PENGARUH PENGGUNAAN EKSTRAK CENGKEH (Syzygium aromaticum (Linn) Merr.) TERHADAP PERTUMBUHAN Colletotricum sp.SECARA IN VITRO

0 4 1

PENGARUH EKSTRAK DAUN BUASBUAS (Premna pubescens Blume.) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI Staphylococcus aureus SECARA IN VITRO.

2 22 23

FORMULASI PASTA GIGI MINYAK CENGKEH (Syzygium aromaticum (L.) Merr. & Perry.) Formulasi Pasta Gigi Minyak Cengkeh (Syzygium Aromaticum (L.) Merr. & Perry.).

1 4 11

Aktivitas Minyak Cengkeh (Syzygium aromaticum (L) Merr & Perry) sebagai Antibakteri dan Antifungal secara In Vitro.

1 1 18

FORMULASI MOUTHWASH MINYAK ATSIRI DAUN KEMANGI (Ocimum Basilicum L) DAN DAUN CENGKEH (Syzygium Aromaticum L) SERTA UJI ANTIBAKTERI TERHADAP STREPTOCOCCUS MUTANS DAN STAPHYLOCOCCUS AUREUS

0 0 18

FORMULASI SEDIAAN GEL ANTISEPTIK TANGAN (HAND SANITIZER) EKSTRAK ETANOL DAUN CENGKEH (Syzygium aromaticum (L.) Merr. & L.M. Perry) SEBAGAI ANTIBAKTERI TERHADAP Staphylococcus aureus - repository perpustakaan

0 0 19

FORMULASI SEDIAAN KRIM ANTIJERAWAT EKSTRAK DAUN SALAM (Syzygium polyanthum) DAN AKTIVITAS ANTIBAKTERINYA TERHADAP Staphylococcus aureus

0 0 16