Perindustrian & Perdagangan P JAWA TIMUR 6 2002

PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR
PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR
NOMOR 6 TAHUN 2002
TENTANG
RETRIBUSI BIAYA TERA/TERA ULANG DAN KALIBRASI
ALAT-ALAT UKUR, TAKAR TIMBANG DAN PERLENGKAPANNYA
SERTA PENGUJIAN BARANG DALAM KEADAAN TERBUNGKUS
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
GUBERNUR JAWA TIMUR,
Menimbang

: a. bahwa untuk melindungi kepentingan umum dan adanya jaminan dalam
kebenaran pengukuran, serta adanya ketertiban dan kepastian hukum,
perlu dilakukan tera/tera ulang dan kalibrasi alat-alat ukur, takar timbang
dan perlengkapannya serta pengujian barang dalam keadaan terbungkus
;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan huruf a di atas dan dalam rangka
pembaharuan sistem retribusi daerah yang mengarah pada sistem yarig
sederhana, adil, efektif dan efisien yang dapat menggerakkan peran serta
masyarakat dalam pembiayaan pemerintah dan pembanguan daerah,
maka dipandang perlu menetapkan Retribusi Biaya Tera/Tera Ulang dan

Kalibrasi Alat-alat Ukur, Takar Timbang dan Perlengkapannya serta
Pengujian Barang Dalam Keadaan Terbungkus dengan menuangkan
ketentuan-ketentuannya dalam Peraturan Daerah.

Mengingat

:

1. Undang-undang Nomor 2 Tahun 1950 tentang Pembentukan Propinsi
Jawa Timur juncto Undang-undang Nomor 18 Tahun 1950 Peraturan
tentang Mengadakan Perubahan dalam Undang-undang Tahun 1950
Nomor 2 dari hal Pembentukan Propinsi Jawa Timur (Lembaran Negara
Tahun 1950 Nomor 32);
2. Undang-undang Nomor 2 Tahun 1981 tentang Metrologi Legal (Lembaran
Negara Tahun 1981 Nomor 11, Tambahan Lembaran Negara Nomor
3193);

Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006

1


3. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana
(Lembaran Negara Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 3209);
4. Undang-undang Nornor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen
(Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor42);
5. Undang-undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 41, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3685) sebagaimana telah diubah dengan
Undang-undang Nomor 34 Tahun 2000 (Lembaran Negara Tahun 2000
Nomor 240, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4048);
6. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 3839);
7. Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan
antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999
Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara Nornor 3848);
8. Peraturan Pemerintah Momor 2 Tahun 1985 tentang Wajib Dan
Pembebasan Untuk Ditera dan atau Ditera Ulang serta Syarat-syarat bagi
UTTP (Lembaran Negara Tahun 1985 Nomor 4, Tamabahan Lembaran

Negara Nomor 3283);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan
Pemerintah Pusat dan Propinsi sebagai Daerah Otonom (Lembaran
Negara Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Nomor
3952);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 102 Tahun 2000 tentang Standardisasi
Nasional (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 199);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 105 Tahun 2000 tentang Pengelolaan dan
Pertanggungjawaban Keuangan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2000
Nomor 202, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4022);
12. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah
(Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 119, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 4139);
13. Keputusan Presiden Nomor 44 Tahun 1999 tentang Teknik Penyusunan
Peraturan Perundang-undangan dan Bentuk Rancangan Undang-undang,
Rancangan Peraturan Pemerintah dan Rancangan Keputusan Presiden
(Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 70);
14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 4 Tahun 1997 tentang Penyidik
Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah Daerah ;


Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006

2

15. Peraturan Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Timur Nomor 4 Tahun
1986 tentang Penyidik Pegawai Negeri Sipil Di Ligkungan Pemerintah
Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Timur;
16. Peraturan Daerah Propinsi Jawa Timur Nomor 30 Tahun 2001 tentang
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Propinsi Jawa Timur.

Dengan persetujuan,
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR
MEMUTUSKAN :
Menetapkan

: PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR TENTANG RETRIBUSI
BIAYA TERA/TERA ULANG DAN KALIBRASI ALAT-ALAT UKUR, TAKAR,
TIMBANG DAN PERLENGKAPANNYA SERTA PENGUJIAN BARANG
DALAM KEADAAN TERBUNGKUS.
BAB I

KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini, yang dimaksud derigan :
1. Pemerintah Propinsi, adalah Pemerintah Propinsi Jawa Timur;
2. Gubernur, adalah Gubernur Jawa Timur;
3. Dinas Pendapatan, adalah Dinas Pendapatan Propinsi Jawa Timur;
4. Dinas Perindustrian dan Perdagangan, adalah Dinas Perindustrian dan
Perdagangan Propinsi Jawa Timur;
5. Balai Pelayanan Kemetrologian, adalah Balai Pelayanan Kemetrologian
pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan ;
6. Badan, adalah sekurnpulan orang dan/atau modal yang merupakan
kesatuan baik yang melakukan usaha maupun yang tidak melakukan
usaha

yang

meliputi

perseroan


terbatas,

perseroan

komanditer,

perseroan lainnya, Badan Usaha Milik Negara atau Daerah dengan nama
atau dalam bentuk apapun, firma, kongsi, koperasi, dana pensiun,
persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi masa, organisasi sosial
politik atau organisasi yang sejenis, lembaga, bentuk usaha tetap dan
bentuk badan lainnya ;

Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006

3

7. Retribusi Biaya Tera/Tera Ulang dan Kalibrasi Alat-alat Ukur, Takar,
Timbang dan Perlengkapannya serta Pengujian Barang Dalam Keadaan
Terbungkus yang selanjutnya disebut Retribusi, adalah pembayaran atas
pelayanan Tera/Tera Ulang dan Kalibrasi Alat-alat Ukur, Takar, Timbang

dan

Perlengkapannya

serta

Pengujian

Barang

Dalam

Keadaan

Terbungkus sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku
diselenggarakan oleh Pemerintah Propinsi ;
8. Alat Ukur, adalah

alat yang diperuntukkan atau dipakai bagi pengukuran


kualitas dan atau kuantitas ;
9. Alat Takar, adalah alat yang diperuntukkan atau dipakai bagi pengukuran
kuantitas atau penakaran ;
10. Alat Timbang, adalah alat yang diperuntukkan atau dipakai bagi
pengukuran massa atau penimbangan ;
11. Alat Perlengkapan, adalah alat yang diperuntukkan atau dipakai sebagai
pcrlengkapan atau tambahan pada alat-alat ukur, takar atau timbang yang
menentukan hasil pengukuran, penakaran atau penimbangan ;
12. Menera, adalah hal menandai dengan tanda tera sah atau tanda tera
balal yang berlaku atau memberikan keterangan tertulis yang bertanda
tera sah atau tanda tera batal yang berlaku, dilakukan oleh pegawaipegawai yang berhak melakukan pengujian yang dijalankan atas alat-alat
ukur, takar, timbangan dan Perlengkapannya yang belum dipakai;
13. Tera Ulang, adalah hal menandai berkala dengan tanda-tanda tera sah
atau tera batal yang berlaku atau memberikan keterangan-keterangan
tertulis yang bertanda tera sah atau tera batal yang berlaku, dilakukan
oleh

pegawai-pegawai

yang


berhak

melakukannya

berdasarkan

pengujian yang dijalankan atas alat-alat ukur, takar, timbang dan
perlengkapannya yang telah ditera ;
14. Menjutsir, adalah mencocokkan atau melakukan perbaikan ringan dengan
tujuan agar alat yang dicocokkan atau diperbaiki itu memenuhi
persyaratan tera atau tera ulang ;
15. Wajib Retribusi, adalah orang pribadi atau badan yang menurut peraturan
perundang-undangan retribusi diwajibkan untuk melakukan pembayaran
retribusi, termasuk pemungut atau pemotong retribusi tertentu ;
16. Surat Pendaftaran Obyek Retribusi Daerah yang selanjutnya disingkat
SPdORD, adalah Surat yang digunakan oleh wajib Retribusi untuk
melaporkan obyek Retribusi dan Wajib Retribusi sebagai dasar
perhitungan dan pembayaran retribusi yang terutang menurut peraturan
perundang-undangan retribusi Daerah ;


Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006

4

17. Surat Ketetapan Retribusi Daerah yang selanjutnya disingkat dengan
SKRD, adalah Surat Ketetapan Retribusi yang menentukan besarnya
pokok Retribusi;
18. Pembayaran Retribusi Daerah, adalah besarnya kewajiban yang harus
dipenuhi oleh wajib retribusi sesuai dengan tarip retribusi dengan surat
ketetapan Retribusi Daerah dan Surat Tagihan Retribusi Daerah ke Kas
Daerah atau tempat lain yang ditunjuk dengan batas waktu yang telah
ditentukan ;
19. Surat Tagihan Retribusi Daerah yang selanjutnya disingkat STRD, adalah
surat untuk melakukan tagihan retribusi dan atau sanksi administrasi
berupa bunga dan/atau denda.
BAB

II


NAMA, OBJEK DAN SUBJEK RETRIBUSI
Pasal 2
Dengan nama Retribusi Biaya Tera/Tera Ulang dan Kalibrasi Alat-alat Ukur,
Takar Timbang dan Perlengkapannya serta Pengujian Barang Dalam
Keadaan Terbungkus, dipungut retribusi sebagai pembayaran atas Tera/Tera
Ulang dan Kalibrasi Alat-alat Ukur, Takar, Timbang dan Perlengkapannya
serta Pengujian Barang Dalam Keadaan Terbungkus.
Pasal 3
Objek Retribusi adalah Pelayanan Tera/Tera Ulang dan Kalibrasi Alat-alat
Ukur, Takar Timbang dan Perlengkapannya serta Pengujian Barang Dalam
Keadaan Terbungkus.
Pasal 4
Subyek Retribusi adalah orang pribadi atau badan yang memperoleh jasa
pelayanan Tera/Tera Ulang dan Kalibrasi Alat-alat Ukur, Takar Timbang dan
Perlengkapannya serta Pengujian Barang Dalam Keadaan Terbungkus.

Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006

5

BAB

III

PENGGOLONGAN
Pasal 5
Retribusi biaya Tera/Tera Ulang dan Kalibrasi Alat-alat Ukur, Takar Timbang
dan Perlengkapannya serta Pengujian Barang Dalam Keadaan Terbungkus
digolongkan pada retribusi jasa umum.
BAB IV
CARA MENGUKUR TINGKAT PENGGUNAAN JASA
DAN TATA CARA PENYELENGGARAAN
DAN PENGUJIAN
Pasal 6
(1) Tirigkat penggunaan jasa tera/tera ulang, kalibrasi alat-alat ukur, takar
timbang dan perlengkapannya dan pengujian barang dalam keadaan
terbungkus dihitung berdasarkan tingkat kesulitan, karaktefistik, jenis,
kapasitas dan peralatan pengujian yang digunakan ;
(2) Tata cara penyelenggaraan tera/tera ulang, kalibrasi dan pengujian
ditetapkan lebih lanjut oleh Gubernur.
BAB V
PRINSIP DAN SASARAN DALAM MENETAPKAN STRUKTUR DAN
BESARNYA TARIP
Pasal 7
Prinsip dan sasaran dalam penetapan struktur dan besarnya tarif retribusi
didasarkan pada kebijakan Pemerintah Propinsi dengan memperhatikan
biaya operasional, biaya perawatan dan pemeliharaan, kemampuan
masyarakat, aspek keadilan dan kepastian hukum.

Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006

6

BAB VI
STRUKTUR DAN BESARNYA TARIP
Pasal 8
(1) Setiap tera/tera ulang, kalibrasi alat-alat ukur, takar timbang dan
perlengkapannya dan pengujian barang dalam keadaan terbungkus
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 dikenakan retribusi;
(2) Struktur dasar besarnya tarip retribusi tercantum dalam lampiran yang
merupakan bagian yang tak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.
BAB VII
WILAYAH PEMUNGUTAN
Pasal 9
Retribusi dipungut di wilayah kewenangan Pelayanan Balai Kemetrologian.
BAB VIII
SAAT RETRIBUSI TERUTANG
Pasal 10
Saat retribusi terutang adalah pada saat ditetapkannya SKRD atau dokumen
lain yang dipersamakan.
BAB

IX

SURAT PENDAFTARAN
Pasal 11
(1) Wajib Retribusi wajib mengisi SPdORD ;
(2) SPdORD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus diisi dengan jelas,
benar dan lengkap serta ditandatangani oleh Wajib Retribusi atau
kuasanya;

Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006

7

(3) Bentuk, isi serta tata cara pengisian dan penyampaian SPdORD
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan lebih lanjut oleh
Gubernur.
BAB X
PENETAPAN RETRIBUSI
Pasal 12
(1) Berdasarkan SPdORD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (1)
ditetapkan retribusi terutang dengan menerbitkan SKRD atau dokumen
lain yang dipersamakan ;
(2) Bentuk, isi, serta tata cara penerbitan dan penyampaian SKRD atau
dokumen lain yang dipersamakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditetapkan lebih lanjut oleh Gubernur.
BAB XI
TATA CARA PEMUNGUTAN
Pasal 13
(1) Retribusi dipungut dengan menggunakan SKRD atau dokumen lain yang
dipersamakan ;
(2) Pemungutan Retribusi tidak dapat diborongkan.
BAB XII
TATA CARA PEMBAYARAN
Pasal 14
(1) Retribusi yang terutang harus dilunasi sekaligus dimuka ;
(2) Tata cara pembayaran, penyetoran, tempat pembayaran retribusi
ditetapkan lebih lanjut oleh Gubernur.

Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006

8

BAB XIII
PENGURANGAN, KERINGANAN DAN PEMBEBASAN RETRIBUSI
Pasal 15
(1) Gubernur dapat memberikan keringanan retribusi biaya tera/tera ulang
dari kalibrasi alat-alat ukur, takar timbang dan perlengkaparmya serta
pengujian barang dalam keadaan terbungkus ;
(2) Tata cara pemberian keringanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditetapkan lebih lanjut oleh Gubernur.
BAB XIV
PEMBAGIAN HASIL PENERIMAAN
Pasal 16
(1) Hasil Penerimaan retribusi sebagaimana dimaksud daiam Pasal 8
diserahkan kepada Pemerintah Kabupaten/Kota sebesar 30 % (tiga puluh
persen) serta Pemerintah Pusat sebesar 5 % (lima persen);
(2) Pembagian Penerimaan sebagairnana dimaksud pada ayat (1) diatur
lebih lanjut oleh Gubernur.
BAB XV
KADALUWARSA PENAGIHAN
Pasal 17
(1) Penagihan retribusi dinyatakan kadaluwarsa setelah melampaui jangka
waktu 3 (tiga) tahun terhitung sejak saat terhutangnya retribusi, kecuali
apabila Wajib retribusi melakukan tindak pidana di bidang retribusi;
(2) Kadaluwarsa penagihan Retribusi sebagairnana dimaksud pada ayat (1)
tetangguh apabila :
a. diterbitkan surat teguran clan surat paksa atau ;
b. ada

pengakuan

utang

retribusi dari

wajib

retribusi

baik

langsung maupun tidak langsung.

Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006

9

BAB XVI
KETENTUAN PIDANA
Pasal 18
Wajib Retribusi yang tidak melaksanakan kewajibannya sehingga merugikan
keuangan Daerah diancam pidana kurungan paling lama 6 (enam) bulan
atau denda paling banyak 4 (empat) kali jumlah retribusi terutang.
BAB XVII
PENYIDIKAN
Pasal 19
Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu di lingkungan Pemerintah Daerah
diberi wewenang khusus sebagai Penyidik untuk melakukan penyidikan
tindak pidana di bidang retribusi daerah atau retribusi Daerah sebagairnana
dimaksud dalam Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum
Acara Pidana.
Pasal 20
(1) Wewenang

Penyidik

sebagaimana

dimaksud

pada

ayat

(1)

adalah:
a. menerima, mencari, mengumpulkan dan meneliti keterangan atau
laporan

berkenaan dengan tindak pidana di bidang retribusi

Daerah agar keterangan atau laporan tersebut menjadi lengkap dan
jelas;
b. meneliti, mencari dan mengumpulkan keterangan mengenai orang
pribadi atau badan tentang kebenaran perbuatan yang dilakukan
sehubungan dengan tindak pidana retribusi Daerah tersebut;
c. merninta keterangan dan bahan bukti dari orang pribadi atau badan
sehubungan dengan tindak pidana di bidang retribusi Daerah ;
d. memeriksa buku-buku, catatan-catatan dan dokumen-dokumen lain
berkenaan dengan tindak pidana di bidang retribusi Daerah ;
e. melakukan
pembukuan,

penggeledahan

untuk

mendapatkan

bahan

pencatatan dan dokumen-dokumen lain,

bukti
serta

melakukan penyitaan terhadap bahan bukti tersebut;
f. meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas
penyidikan tindak pidana di bidang retribusi Daerah ;

Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006

10

g. menyuruh

berhenti

dan

atau

melarang

seseorang

meninggalkan ruangan atau tempat pada saat pemeriksaan sedang
berlangsung dan memeriksa identitas orang atau dokumen yang
dibawa sebagaimana dimaksud pada huruf e ;
h. memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana retribusi
Daerah ;
i.

memanggil orang untuk didengar keterangannya dan diperiksa
sebagai tersangka atau saksi;

j.

menghentikan penyidikan ;

k. melakukan

tindakan

lain

yang

perlu

untuk

kelancaran

penyidikan tindak pidana di bidang retribusi Daerah menurut hukum
yang dapat dipertanggungjawabkan ;
(2) Penyidik

sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) memberitahukan

dimulainya penyidikan dan menyampaikan hasil penyidikannya kepada
Penuntut Umum, sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undangundang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana.
BAB

XVIII

KETENTUAN PENUTUP
Pasal 21
Hal-hal yang belurn diatur dalam Peraturan Daerah ini, sepanjang mengenai
pelaksanaannya diatur lebih lanjut oleh Gubernur.
Pasal 22
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap

orang

dapat

mengetahuinya,

memerintahkan

pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam
Lembaran Daerah Propinsi Jawa Timur.
Ditetapkan di Surabaya
pada tanggal 30 Mei 2002
GUBERNUR JAWA TIMUR
ttd.
IMAM UTOMO. S

Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006

11

Diundangkan di Surabaya
Pada tanggal 30 Mei 2002
SEKRETARIS DAERAH
PROPINSI JAWA TIMUR
ttd.
Drs. SOENARJO, Msi
LEMBARAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR TAHUN 2002
NOMOR 3 TAHUN 2002 SERI C.

Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006

12

LAMPIRAN PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR
NOMOR

: 5 TAHUN 2002

TANGGAL

: 30 MEI

2002

RETRIBUSI BIAYA TERA/TERA ULANG DAN KALIBRASI ALAT-ALAT UKUR, TAKAR TIMBANG
DAN PERLENGKAPANNYA SERTA PENGUJIAN BARANG DALAM KEADAAN TERBUNGKUS
I. BIAYA PENGUJIAN
A. RETRIBUSI UTTP
Tera

Tera Ulang

Pengujian /
Nomor

Jenis Rretribusi

Satuan

Pengesahan/

Penjustiran

Pembatalan
1
1

2

3

Pengujian /
Pengesahan

Penjustiran

Tarif (Rp)

Tarif (Rp)

Tarif (Rp)

Tarif (Rp)

4

5

6

7

UKURAN PANJANG
a. Sampai dengan 2 m :
1) Meter dengan pegangan

buah

1,000.00

-

500.00

-

2) Meter meja dari bahan logam

buah

2,000.00

-

1,000.00

-

3) Meter saku baja

buah

1,000.00

-

500.00

-

4) Salibukur

buah

4,000.00

-

2,000.00

-

5) Gauge block

buah

5,000.00

-

5,000.00

-

6) Micrometer

buah

6,000.00

-

3,000.00

-

7) Jangka sorong

buah

6,000.00

-

3,000.00

-

Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006

1

1

2
b. Lebih dari 2 m sampai dengan 10m

3

4

5

6

7

5,000.00

2,500.00

1) Tongkatduga

Buah

2,000.00

1,000.00

2) Meter saku baja

buah

5,000.00

2,500.00

3) Ban ukur kundang, Depth tape

buah

5,000.00

2,500.00

4) Alat ukur tinggi orang

buah

30,000.00

15,000.00

5) Komparator

buah

c. Lebih dari 10 m, biaya pada huruf b angka ini
ditambah untuk setiap 10 m atau bagiannya, atas:
1) Ban Ukur, Depth tape

buah

5,000.00

5,000.00

2) Komparator

buah

20,000.00

20,000.00

buah

10,000.00

10,000.00

a. Mekanik

buah

50,000.00

12,500.00

50,000.00

12,500.00

b. Elektronik

buah

100,000.00

25,000.00

100,000.00

25,000.00

a. Sampai dengan 2L

buah

200.00

200.00

b. Lebih dari 2 L sampai 25 L

buah

400.00

400.00

c. Lebih dari 25 L

buah

2,000.00

2,000.00

2. UKURAN

PANJANG

DENGAN

ALAT

HITUNG

(COUNTER METER)
3. ALAT UKUR PERMUKAAN CAIRAN (LEVEL GAUGE)

4. TAKARAN (BASAH / KERING)

Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006

2

1

2

3

4

5

6

7

5 TANGKI UKUR
a. Bentuk Silinder Tegak

100,000.00

100,000.00

1) Sampai dengan 500 kL
Lebih dari 500 kL dihitung sbb :
a. 500 kL pertama

Buah

100,000.00

100,000.00

b. Selebihnya dari 1.000 kL sampai dengan

buah

150.00

150.00

buah

100.00.

100.00.

buah

80.00

80.00

buah

30.00

30.00

buah

20.00

20.00

150,000.00

60,000.00

buah

150,000.00

60,000.00

b. Selebihnya dari 500 KL sampai dengan 1000 buah

200.00

100.00

150.00

75.00

1.000 kL, setiap kL
c. Selebihnya dari 1.000 kL sampai dengan
2.000 kL, setiap kL
d. Selebihnya dari 2.000 kL sampai dengan
10.000 kL, setiap kL
e. Selebihnya dari 10.000 kL sampai dengan
20.000 kL, setiap kL
f. Selebihnya dari 20.000 kL, setiap kL
Bagian-bagian dari kL dihitung satu kL
b. Bentuk Silinder Datar
1) Sampai dengan 500 KL
2) Lebih dari 500 KL dihitung sbb:
a. 500 Kl pertama
kl, setiap kl
c. Selebihnya dari 1.000 KL sampai dengan

buah

2.000 kl, setiap kl
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006

3

1

2
d. Selebihnya dari 2.000 KL sampai dengan

3
Buah

4

5

6

7

100.00

50.00

buah

50.00

25.00

buah

30.00

15.00

buah

200,000.00

80,000.00

buah

200,000.00

80,000.00

250.00

125.00

buah

20,000.00

20,000.00

a. 5 kl pertama

buah

20,000.00

20,000.00

b. Selebihnya dari 5 kl, setiap 5 kl

buah

2,000.00

1,000.00

2.000 kl, setiap kl
e. Selebihnya dari 10.000 KL sampai dengan
20.000 kl, setiap kl
f. Selebihnya dari 20.000 KL, setiap kl
Bagian-bagian dari kl dihitung satu kl
c. Bentuk bola dan speroidal
1) Sampai dengan 500 kl
2) Lebih dari 500 kl dihitung sbb:
a. 500 kl pertama
b. Selebihnya dari 500 KL sampai dengan 1000
kl, setiap kl

buah

6. TANGKI UKUR GERAK
a. Tangki ukut mobil dan tangki ukur Wagon
1) Kapasitas sampai dengan 5kl
2) Lebih dari 5 kl dihitung sbb:

Bagian-bagian dari kl dihitung satu kl

Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006

4

1

2
b. Tangki ukur tongkang, Tangki ukur pindah dan

3

4

5

6

7

Tangki ukur apung dan kapal
Buah

80,000.00

40,000.00

buah

80,000.00

40,000.00

b. Selebihnya dari 50 kl sampai dengan 75 kl, buah

1,200.00

800.00

1,000.00

500.00

700.00

350.00

500.00

250.00

200.00

100.00

buah

50.00

25.00

a. Labu ukur, buret dan pipet

buah

10,000.00

6,000.00

b. Gelas ukur

buah

6,000.00

3,000.00

1) Sampai dengan 50 kl
2) Lebih dari 50 kl dihitung sbb :
a. 50 kl pertama
setiap kl

c. Selebihnya dari 75 ki sampai dengan 100 buah
kl, setiap kl
d. Selebihnya dari 100 kl sampai dengan 250 buah
kl, setiap kl
e. Selebihnya dari 250 kl sampai dengan 500 buah
kl, setiap kl
f. Selebihnya dari 500 kl sampai dengan buah
1.000 kl, setiap kl
g. Selebihnya dari 1.000 kl, setiap kl
Bagian-bagian dari kl dihitung satu kl
7. ALAT UKUR DARI GELAS

Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006

5

1

2

3
Buah

4
10,000.00

b. Lebih dari 50 L sampai dengan 200 L

buah

20,000.00

10,000.00

c. Lebih dari 200 L sampai dengan 500 L

buah

30,000.00

20,000.00

d. Lebih dari 500 L sampai dengan 1.000 L

buah

40,000.00

30,000.00

e. Lebih dari 1.000 L biaya pada huruf d angka ini buah

10,000.00

5,000.00

8 a. Sampai dengan 50 L

5

6

7
5,000.00

ditambah tiap 1.000 L
Bagian-bagian dari 1.000 L dihitung 1.000 L
9 METER TAKSI

buah

10,000.00

5,000.00

10 THERMOMETER

buah

6,000.00

3,000.00

11 DENSIMETER

buah

6,000.00

3,000.00

12 VISKOMETER

buah

6,000.00

3,000.00

13 ALATUKURLUAS

buah

5,000.00

2,500.00

14 ALAT UKUR SUDUT

buah

5,000.00

2,500.00

buah

40,000.00

16,000.00

20,000.00

8,000.00

buah

40,000.00

16,000.00

20,000.00

8,000.00

1,600.00

800.00

800.00

400.00

15 ALAT UKUR CAIRAN MINYAK
a. Meter bahan bakar minyak
a.1 Meter induk
Untuk setiap media uji
1) Sampai dengan 25 m3/h
2) Lebih dari 25 m3/h dihitung sbb :
a. 25 m3/m pertama
b. Selebihnya dari 25 m3/h sampai dengan
100 m3/h, setiap m3/h

Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006

buah

6

1

2
3
c. Selebihnya dari 100 m3/h sampai dengan Buah

4

5

6

7

800.00

400.00

400.00

200.00

buah

400.00

200.00

200.00

100.00

buah

12,000.00

6,000.00

6,000.00

3,000.00

buah

12,000.00

6,000.00

6,000.00

3,000.00

buah

600.00

-

300.00

-

buah

400.00

200.00

200.00

100.00

buah

200.00

100.00

100.00

50.00

buah

20,000.00

10,000.00

10,000.00

5,000.00

buah

20,000.00

10,000.00

10,000.00

5,000.00

buah

20,000.00

10,000.00

10,000.00

5,000.00

500 rn3/h, setiap m3/h
d. Selebihnya dari 500 m3/h, setiap m3/h
Bagian-bagian dari m3/h dihitung satu m3/h
a.2 Meter Kerja
Untuk setiap jenis media uj:
1) Sampai dengan 15 m3/h
2) Lebih dari 15 m3/h dihitung sbb :
a. 15 m3/h pertama
b. Selebihnya dari 15 m3/h sampai dengan
1 00 m3/h, setiap m3/h
c. Selebihnya

dari

100

m3/h

sampai

dengan 500 m3/h, setiap m.3/h
d. Selebihnya dari 500 m3/h, setiap m3/h
Bagian-bagian dari m3/h dihitung satu m3/h
a.3 Pompa Ukur
Untuk setiap badan ukur
16 a. Meter induk
1) Sampai dengan 100 m3/h
2) Lebih dari 100 m3/h dihitung sbb :
a. 100 m3/h pertama
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006

7

1

2
3
b. Selebihnya dari 100 m3/h sampai dengan 500 Buah

4

5

6

7

100.00

50.00

50.00

buah

50.00

20.00

20.00

buah

20.00

10.00

10.00

buah

10.00

5.00

5.00

buah

2,000.00

1,000.00

buah

2,000.00

1,000.00

buah

20.00

20.00

buah

15.00

15.00

buah

10.00

10.00

buah

5.00

5.00

buah

100,000.00

m3/h, setiap m3/h
c. Selebihnya dari 500 m3/h sampai dengan
1.000 m3/h, setiap m3/h
d. Selebihnya dari 1 .000 m3/h sampai dengan
2.000 m3/h, setiap m3/h
e. Selebihnya dari 2.000 m3/h, setiap m3/h
Bagian-bagian dari m3/h dihitung satu m3/h
b. 1) Sampai dengan 50 m3/h
2) Lebih dari 50 m3/h dihitung sbb :
a. 50 m3/h pertama
b. Selebihnya dari 50 m3/h sampai dengan
500 m3/h, setiap m3/h
c. Selebihnya dari 500 m3/h sampai dengan
1. 000 m3/h, setiap m3/h
d. Selebihnya

dari

1.000

m3/h

sampai

dengan 2.000 m3/h, setiap m3/h
e. Selebihnya dari 2.000 m3/h, setiap m3/h
Bagian-bagian dari rn3/h dihitung satu m3/h
c. Meter gas orifice dan sejenisnya (merupakan satu
system / unit a!at ukur)

Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006

50,000.00

100,000.00

50,000.00

8

1

3
diuji Buah

4
20,000.00

5
10,000.00

6
20,000.00

7
10,000.00

e. Pompa Ukur Bahan Bakar Gas (BBG), Elpiji, buah

20,000.00

10,000.00

20,000.00

10,000.00

d. Perlengkapan

2
meter

gas

orifice

(jika

tersendiri), setiap alat pedengkapan
untuk setiap badan ukur
17 METER AIR
a. Meter induk

buah

1) Sampai dengan 15 m3/h

buah

20,000.00

10,000.00

20,000.00

5,000.00

2) Lebih dari 15 m3/h sampai dengan 100 m3/h

buah

40,000.00

20,000.00

20,000.00

10,000.00

50,000.00

25,000.00

25,000.00

10,000.00

3) Lebih dari 100 m3/h
b. Meter kerja

buah

1) Sampai dengan 10 m3/h

buah

500.00

250.00

250.00

100.00

2) Lebih dari 10 m3/h sampai dengan 100 m3/h

buah

4,000.00

2,000.00

2,000.00

10,000.00

10,000.00

5,000.00

5,000.00

2500.00

3) Lebih dari 1 00 m3/h
18 METER CAIRAN MINUM SELAIN AIR
a. Meter induk

buah

1) Sampai dengan 10 m3/h

buah

30,000.00

15,000.00

15,000.00

7,500.00

2) Lebih dari 10 m3/h sampa: dengan 100 m3/h

buah

50,000.00

25,000.00

25,000.00

12,500.00

60,000.00

30,000.00

30,000.00

15,000.00

3) Lebih dari 100 m3/h
b. Meter kerja

buah

1) Sampai dengan 15 m3/h

buah

1,500.00

750.00

750.00

300.00

2) Lebih dari 15 m3/h sampai dengan 100 m3/h

buah

5,000.00

2,500.00

2,500.00

1,250.00

3) Lebih dari 100 m3/h

buah

12,000.00

6,000.00

6,000.00

3,000.00

Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006

9

1

2
19. PEMBATASAN ARUS AIR

3
Buah

20. ALAT KONPENSASI : SUHU (ATC) / TEKANAN /
KOMPENSASI LAINNYA

4

5

6

7

1,000.00

500.00

500.00

250.00

10,000.00

5,000.00

5,000.00

2,500.00

buah

21. METER PROVER
a. Sampai dengan 2.000 L

buah

50,000.00

25,000.00

50,000.00

25,000.00

b. Lebih dari 2.000 L sampai dengan 10.000 L

buah

100,000.00

50,000.00

100,000.00

50,000.00

c.

buah

100,000.00

75,000.00

150,000.00

75,000.00

buah

5,000.00

2,000.00

2,500.00

1,000.00

a. 15 kg/min pertama

buah

5,000.00

2,000.00

2,500.00

1,000.00

b. Selebihnya dari 15 kg/min sampai dengan

buah

40.00

16.00

20.00

8.00

c. Selebihnya dad 100 kg/min sampai dengan 500 buah

20.00

8.00

10.00

4.00

10.00

4.00

5.00

2.00

5.00

2.00

2.50

1.00

Lebih dari 10.000 L

22 METER ARUS MASSA
Meter kerja
Untuk setiap jenis media uji :
1) Sampai dengan 15 kg/m in
2) Lebih dari 15 kg/min dihitung sbb :

100 kg/min, setiap kg/min
kg/min, setiap kg/min
d. Selebihnya dari 500 kg/min sampai dengan buah
1000 kg/rnin, setiap kg/min
e. Selebihnya dari 1.000 kg/min, setiap kg/min buah
Bagian-bagian dan kg/min dihitung satu kg/min

Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006

10

1

2
23 ALAT UKUR PENGISI (FILLING MACHINE)

3

4

5

6

7

Untuk setiap jenis media :
1. Sampai dengan 4 alat pengisi

Buah

12,000.00

4,800.00

6,000.00

2,400.00

2. Seiebinnya dari 4 alat pengisi, setiap aiat pengisi

buah

2,500.00

1,000.00

1,000.00

500.00

a. 1) 3 (tiga) phasa

buah

40,000.00

15,000.00

20,000.00

7,500.00

2) 1 (satu) phasa

buah

12,000.00

5,000.00

5,000.00

500.00

b. 1) 3 (tiga) phasa

buah

3,000.00

3,000.00

1,500.00

600.00

2) 1 (satu) phasa

buah

1,000.00

1,000.00

500.00

200.00

c. 1) 3 (tiga) phasa

buah

5,000.00

5,000.00

2,500.00

1,000.00

2) 1 (satu) phasa

buah

1,500.00

1,500.00

750.00

300.00

24 METER LISTRIK (Meter kwh)

25 Meter energi listrik lainnya, biaya pemeriksaan, peng
-ujian, peneraan atau penera ulangnya dihitung
sesuai dengan jumlah kapasitas menurut tarif pada
angka 24 huruf a, bdan c

buah

26 STOP WATCH

buah

1,000.00

1,000.00

1,000.00

500.00

27 METER PARKIR

buah

6,000.00

6,000.00

3,000.00

1,500.00

1) Sampai dengan 1 kg

buah

300.00

300.00

200.00

100.00

2) Lebih dari 1 kg sampai dengan 5 kg

buah

600.00

600.00

300.00

200.00

28 ANAK TIMBANGAN
a. Ketelitian sedang dan biasa (kelas M2 dan M3)

Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006

11

1

2
3) Lebih dari 5 kg sampai dengan 50 kg

3
Buah

4

5

6

7

1,000.00

1,000.00

7,500.00

5,000.00

b. Ketelitian halus (kelas F2 dan M1)
1) Sampai dengan 1 kg

buah

1,000.00

1,000.00

500.00

300.00

2) Lebih dari 1 kg sampai dengan 5 kg

buah

2,000.00

2,000,00

1,000.00

500.00

3) Lebih dari 5 kg sampai dengan 50 kg

buah

5,000.00

5,000.00

2,500.00

1,000.00

1) Sampai dengan 1 kg

buah

5,000.00

5,000.00

2,500.00

1,000.00

2) Lebih dari 1 kg sampai dengan 5 kg

buah

7,500.00

7,500.00

5,000.00

2,500.00

3) Lebih dari 5 kg sampai dengan 50 kg

buah

10,000.00

10,000.00

7,500.00

5,000.00

a) Sampai dengan 25 kg

buah

1,500.00

1,500.00

1,000.00

500.00

b) Lebih dari 25 kg sampai dengan 150 kg

buah

2,000.00

2,000.00

1,500.00

1,000.00

c) Lebih dari 150 sampai dengan 500 kg

buah

3,000.00

3,000.00

2,000.00

1,000.00

d) Lebih dari 500 kg sampai dengan 1.000 kg

buah

4,000.00

4,000.00

3,000.00

1,500.00

e) Lebih dari 1.000 kg sampai dengan 3.000 kg

buah

10,000.00

10,000.00

7,500.00

3,000.00

a) Sampai dengan 1 kg

buah

10,000.00

5,000.00

5,000.00

2,500.00

b) Lebih dari 1 kg sampai dengan 25 kg

buah

2,000.00

6,000.00

7,500.00

3,000.00

c) Lebih dari 25 kg sampai dengan 100 kg

buah

14,000.00

7,000.00

10,000.00

5,000.00

d) Lebih dari 100 kg sampai dengan 1.000 kg

buah

16,000.00

8,000.00

12,000.00

6,000.00

e) Lebih dari 1.000 kg sampai dengan 3.000 kg

buah

20,000.00

10,000.00

15,000.00

75,000.00

buah

36,000.00

15,000.00

20,000.00

10,000.00

c. Ketelitian khusus (kelas E2 dan F1)

29 a. Sampai dengan 3000 kg
1) Ketelitian sedang dan biasa (kelas III dan Illl)

2) Ketelitian ha!us (kelas II)

3) Ketelitian khusus (kelas I)

Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006

12

1

2

3

4

5

6

7

b. Lebih dari 3000kg
1,000.00

1) Ketelitian sedang dan biasa, setiap ton

Buah

4,000.00

2,000.00

2,000.00

2) Ketelitian khusus dan haius, setiap ton

buah

5,000.00

2,500.00

3,000.00

1) Sampai dengan 100 ton/h

buah

100,000.00

50,000.00

100,000.00

50,000.00

2) Lebih dari 100 ton/h sampai dengan 500 ton/h

buah

200,000.00

100,000.00

200,000.00

100,000.00

3) Lebih dari 500 ton/h

buah

300,000.00

150,000.00

300,000.00

150,000.00

c. Timbangan ban berjalan

d. Timbangan dengan dua sKala (multirange) atau lebih
dan dengan sebuah alat penunjuk yang penunjukkan
nya dapat diprogram untuk penggunaan setiap skala
timbang, biaya, pengujian, peneraan atau
ulangannya dihitung sesuai
timbangan dan

penera

dengan jumlah

kapasitas

lantai

masing-masing serta

menurut tarif pada angka 29 a, b dan c

buah

30 a. Dead Weight Testing Machine
buah

5,000.00

5,000.00

buah

10,000.00

10,000.00

3) Lebih dari 1.000 kg/cm2

buah

15,000.00

15,000.00

b. 1) Alat Ukur Tekanan Darah

buah

5,000.00

2,500.00

2,500.00

1,000.00

buah

5,000.00

2,500.00

2,500.00

1,000.00

buah

7,500.00

3,000.00

5,000.00

2,500.00

1) Sampai dengan 100 kg/cm2
2) Lebih dari 100 kg/cm2 sampai dengan
1.000kg/cm2

2) Manometer Minyak
a) Sampai dengan 1 00 kg/cm2
b) Lebih dari 100 kg/cm2 sampai dengan
1.000kg/cm2
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006

13

1

2

3
Buah

4
20,000.00

5
10,000.00

6
20,000.00

7
10,000.00

buah

5,000.00

2,500.00

5,000.00

2,500.00

buah

10,000.00

5,000.00

10,000.00

5,000.00

buah

15,000.00

7,500.00

15,000.00

7,500.00

buah

4,000.00

5,000.00

2,500.00

1,500.00

a. Untuk biji-bijian tidak mengandung minyak, setiap buah

10,000.00

5,000.00

2,500.00

1,500.00

15,000.00

7,500.00

7,500.00

3,000.00

buah

20,000.00

10,000.00

10,000.00

5,000.00

buah

2,000.00

3) Presure Calibrator
4) Presure Recorder
a) Sampai dengan 100 kg/crn2
b) Lebih dari 100 kg/cm2 sampai dengan 1.000
kg/cm2
c) Lebih dari 1.000kg/cm2
31. PENCAP KARTU (Printer/Recorder) OTOMATIS
32. METER KADAR AIR
komoditi

b. Untuk biji-bijian tidak mengandung minyak, kapas buah
dan tekstil, setiap komoditi
c. Untuk kayu dan komoditi lain, setiap komoditi
33. Selain UTTP tersebut pada angka 1 sampai dengan
32, atau benda/barang bukan UTTP yang atas
permintaan untuk diukur, ditakar, ditimbang, setiap
jam dan bagian dari jam dihitung 1 jam

Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006

2,000.00

14

B. BIAYA PENELITIAN
Nomor
1

Jenis Retribusi
2

Satuan
3

Tarif (Rp)
4

1

Biaya penelitian dalam rangka ijin

Jam

2500

Satuan
3

Tarif (Rp)
4

Buah

100% dari tarif

type dan ijin tanda
pengukuran

atau

Keterangan
5

pabrik atau
penimbangan

lainnya yang jenisnya tercantum pada
pont A

C. BIAYA TAMBAHAN
Nomor
1
1.

Jenis Retribusi
2
UUTP

yang

memiliki

kontruksi

tertentu yaitu:

yang

a. Timbangan milisimal, sentisimal,

dari point A

Keterangan
5

tercantum

desimal, bobot ingsut dan timbangan
pegas

yang

kapasitasnya

sama

dengan atau lebih 25 kg
b. Timbangan cepat, pengisi (curah)

buah

dan timbangan pencampuran untuk

150% dari tarif
yang

semua kapasitas

tercantum

dari point A

c. Timbangan elektronik untuk semua

buah

kapasitas

200% dari tarif
yang

tercantum

dari point A

2.

UUTP yang memerlukan pengujian

buah

yang

tertentu, disamping pengujian yang
biasa

dilkukan

terhadap

100% dari tarif
tercantum

dari point A

UUTP

tersebut
3.

UUTP yang ditanam

buah

4.

UUTP yang mempunyai sifat atau

buah

10%

dari

tarif

yang

tercantum

dari point A

kontruksi khusus

25%

dari

tarif

yang

tercantum

dari point A

5.

50%

dari

yang ditanam tetapi terkumpul dalam

yang

tercantum

suatu

dari point A

UUTP termasuk anak timbangan,
tempat

dengan

buah

jumlah

Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006

tarif

15

sekurang-kurangnya lima alat

6.

UUTP termasuk anak timbangan,

buah

50%

dari

tarif

yang

tercantum

dari point A

yang tidak ditanam tetapi terdapat di
tempat UUTP yang ditanam atau
trdapat

ditempat

UUTP

yang

mempunyai sifat dan atau kontruksi
khusus

II. SERTIFIKASI DAN TABEL
Nomor
1
1.

Jenis Retribusi
2
Biaya

penggantian

sertifikasi/surat

Satuan
3
Lembar

Tarif (Rp)
4

Keterangan
5

5,000.00

keterangan
2.

Biaya penggantian tabel TUT adalah
:
a. Sampai denganb 500 kL

buku

100,000.00

buku

250,000.00

b. Diatas 500 kL

III. PENGUJIAN BDKT
Nomor
1
1.

Jenis Retribusi
2
Biaya Pengujian

Satuan
3
jenis

Tarif (Rp)
4

Keterangan
5

2.000/ h

IV. KALIBRASI
Nomor
1
1.

Jenis Retribusi
2
Biaya Kalibrasi

Satuan
3

Tarif (Rp)
4

buah

300% tarif tera

Keterangan
5

GUBERNUR JAWA TIMUR
ttd.
IMAM UTOMO. S

Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006

16

PENJELASAN
ATAS
PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR
NOMOR 6 TAHUN 2002
TENTANG
RETRIBUSI TERA/TERA ULANG DAN KALIBRASI
ALAT-ALAT UKUR, TAKAR, TIMBANG DAN PERLENGKAPAN
SERTA PENGUJIAN BARANG DALAM KEADAAN TERBUNGKUS
I.

PENJELASAN UMUM
Dengan diberlakukannya Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang
Pemeriritahan Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor Nomor 25 Tahun 2000 tentang
Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi Sebagai Daerah Otonom
disebutkan bahwa kewenangan pengelolaan laboratorium Kemetrologian merupakan
kewenangan Propinsi.
Pengelolaan Kemetrologian berdasarkan Undang-undang Nomor 2 Tahun
1981 tentang Metrologi Legal bahwa penyelenggaraan Tera/Tera Ulang nan Kalibrasi
Alat-alat Ukur, Takar Timbang dan Perlengkapannya serta Pengujian Barang Dalam
Keadaan Terbungkus bertujuan yang mendasar adalah mamberikan perlindungan
kepada masyarakat baik konsumen

maupun

produsen

dalam hal

kebenaran

pengukuran.
Untuk pekerjaan tera/tera ulang atau pekerjaan lainnya dengan pengujian alat-alat ukur,
takar timbang dan perlengkapannya serta pengujian barang dalam keadaan terbungkus
dikenakan biaya tera.
Berdasarkan Undang-undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Perubahan Atas
Undang-undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
juncto Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah
ditegaskan Penerimaan Negara Bukan Pajak yang kewenangannya telah diiimpahkan ke
Pemerintah Propinsi menjadi Pendapatan Asli Daerah.
II.

PENJELASAN PASAL DEMI PASAL
Pasal 1 sampai dengan 8

: Cukupjelas

Pasal 9

: Sub Dinas Metrologi merupakan koordinator dari 7 (tujuh)
Balai Pelayanan Kemetrologian, adapun Balai Pelayanan
Kemetrologian tersebut mempunyai wilayah kewenangan
sebagai berikut:
1. Balai Pelayanan Kemetrologian Surabaya meliputi :
Kota Surabaya, Kota Mojokerto, Kabupaten Gresik,
Kabupaten

Mojokerto,

Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006

Kabupaten

Sidoarjo

dan
1

Kabupaten Jombang ;
2. Balai Pelayanan Kemetrologian Bojonegoro meliputi :
Kabupaten

Bojonegoro,

Kabupaten

Tuban

dan

Kabupaten Lamongan ;
3. Balai Pelayanan Kemetrologian Kediri meliputi : Kota
Kediri, Kota Blitar, Kabupaten Nganjuk, Kabupaten
Tulungagung dan Kabupaten Trenggalek ;
4. Balai Pelayanan Kemetrologian Madiun meliputi : Kota
Madiun, Kabupaten Madiun, Kabupaten Magetan,
Kabupaten Ngawi Kabupaten Ponoroga dan Kabupaten
Pacitan ;
5. Balai Pelayanan Kemetrologian Malang meliputi: Kota
Malang, Kota Pasuruan, Kota Probolinggo, Kabupaten
Malang, Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Probolinggo
dan Kabupaten Lumajang ;
6. Balai Pelayanan Kemetrologian Jember meliputi :
Kabupaten Jember, Kabupaten Bondowoso, Kabupaten
Situbondo dan Kabupaten Banyuwangi ;
7. Balai Pelayanan Kemetrologian Madura meliputi :
Kabupaten

Pamekasan,

Kabupaten

Sumenep,

Kabupaten Sampang dan Kabupaten Bangkalan.
Pasal 10 sampai
dengan 17

: Cukup jelas

Pasal 18

:



Saat kadaluwarsa penagihan retribusi ditetapkan untuk
memberikan kepastian hukum kapan hutang retribusi
tersebut tidak dapat ditagih lagi ;



Dalam hal diterbitkannya surat teguran kadaluwarsa
penagihan dihitung sejak tanggal penyampaian surat
teguran tersebut;



Yang dimaksud dengan pengakuan hutang retribusi
secara

langsung

adalah

wajib

retribusi

dengan

kesadarannya menyatakan masih mempunyai hutang
retribusi

belum

melunasinya

kepada

Pemerintah

Propinsi;


Yang dimaksud dengan pengakuan hutang retribusi
secara tidak langsung adalah wajib retribusi tidak
secara

nyata-nyata

Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006

langsung

menyatakan

bahwa

2

mengetahui

hutang

retribusi

kepada

Pemerintah

Propinsi.
Pasal 19

: Yang dimaksud dengan Pejabat Pegawai Negeri Sipil
adalah Pejabat Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Dinas
Perindustrian dan Perdagangan.

Pasal 20 sampai dengan 24 :Cukup jelas

Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006

3